Anda di halaman 1dari 26

Pertemuan 14

3.8. HOSE , PIPA dan KONEKTOR


Hose adalah bagian bentuk yang terbaik dalam sistem
plumbing hidrolik, bukan karena hanya dapat melakukan
penyaluran oli saja, hose juga berfungsi sebagai peredam
vibration (getaran) dan suara. Serta dapat menahan lonjakan-
lonjakan tekanan, juga sangat mudah untuk dibengkokan
(ditekuk) dan mudah juga untuk disambung-sambungkan.
Tetapi hose sendiri bukan tanpa kelemahan sebagai komponen
hidrolik, karena hose umumnya terbuat dari bahan yang lebih
lunak (rubber), sehingga hose merupakan bagian titik lemah
dari sistem hidrolik yang bertekanan.
Gambar: 252
1. HOSE :
Kontruksi hose hidrolik, terdiri dari tiga bagian komponen dasar, yakni (Gambar: 253):
1. Inner Tube atau sering disebut Tubing.
2. Reinforcement Layer, sering disebut Wire Layer, dan
3. Outer Cover, yang juga sering disebutkan Rubber
Covering.
Gambar: 253
INNER TUBE atau TUBING, adalah terbuat dari synthetic rubber layer yang tahan terhadap oli (oil-resistant),
dengan permukaaan dalam yang halus, fleksibel dan tahan terhadap panas serta tahan terhadap korosi.
REINFORCEMENT LAYER atau WIRE LAYER, adalah lapisan jalinan penguat yang sangat tergantung
kepada jenis atau tipe dari hose. Lapisan ini kontruksinya bisa terbuat dari fiber alam atau fiber sintetic atau
juga dari jalinan anyamam kawat atau menggunakan kombinasi dari ketiganya. Kekuatan dari lapisan (layer)
ini tergantung pada kebutuhan tekanan yang diizinkan pada sistem.
OUTER COVER atau RUBBER COVERING,adalah bagian dari hose, yang berfungsi untuk melindungi wire
layer, terbuat dari bahan karet (rubber) yang special, yang tahan terhadap abrasive (pengikisan) dan tahan
terhadap paparan cuaca, tahan terhadap oli dan kotoran-kotoran lainnya.

1.1. MEMILIH HOSE


Dalam hal pemilihan hose yang sesuai untuk digunakan dalam sistem hidrolik, harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
™ Jumlah aliran oli yang dibutuhkan, sehingga dapat diketahui seberapa besar hose yang diperlukan.
™ Tekanan dan temperatur dalam sistem, untuk menentukan tipe hose yang akan digunakan.
Yang perlu diingat, bahwa ukuran daripada hose harus sesuai sesuai dengan aliran yang dibutuhkan dalam
sistem.
• Hose dengan ukuran lebih kecil – akan mengambat aliran, yang dapat menyebabkan overhetaing dan
kerugian tekanan.
• Hose dengan ukuran lebih besar – juga akan merupakan kerugian dimana tekanan dalam sistem menjadi
lemah. Ini karena hose yang lebih besar harus bisa sesuai dengan hose yang ukuran lebih kecil pada
tekanan yang sama, dan juga hose yang lebih besar harganya lebih mahal.

Yang tak kalah lebih penting, adalah hose harus sesuai dengan jenis fluida dalam sistem.
(Selanjutnya dapat dilihat pada materi : MAETRIAL dan CONSUMABLE GOOD).
1.2. METAL CUOPLER (METAL FITTING)
Setiap hose dalam sistem hidrolik yang bertekanan tinggi, dimasing-masing
ujungnya terpasang fitting metal, untuk memudahkan pemasangan (installing
atau assembling) suatu hose terhadap hose lain atau bagian lainnya dalam
sistem hidrolik.
Gambar: 254

Secara umum sebenarnya banyak macam cara untuk penyambungan ini, tetapi
yang paling popular dalam penyambungan (coupler), dalam sistem hose ada
dua macam yakni:

• Threaded type fitting (Gambar: 254), dan Gambar: 255


• Flanged type fitting (Gambar: 255).

1.3. PEMASANGAN HOSE


Dalam pemasangan hose, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut (enam dasar aturan untuk
pemasangan hose/ six basic rules) :

1. HINDARI PEMASANGAN HOSE YANG TERLALU TEGANG (TAUT), Pemasangan hose


terlalu tegang
Karena walaupun ujung hose tidak bergerak satu sama lainnya,
pemasangan hose yang terlalu tegang dapat mengakibatkan kelendutan
dan ketegangan yang berlebih, karena tekanan yang mengakibatkan
kerusakan/ pecahnya hose.
Gambar: 256
2. HINDARI PEMASANGAN HOSE YANG SALING MENYIMPUL (LOOP),

Penggunaan hose yang terlalu panjang dari yang semestinya, akan


menimbulkan masalah pada pemasangan, yang mengakibatkan hose bisa
saling menyimpul dan berakibat pada kerusakan hose (saling memukul).

Gambar: 257

3. HINDARI PEMASANGAN HOSE YANG MELINTIR (TWIST),


Twist
Pemasangan hose yang melintir (twist) dapat mengakibatkan kerusakan (Melintir)
pada hose, yakni terlepasnya hose dari fitting-nya pada saat pemasangan
atau pada saat unit-mesin beroperasi. Gunakan clamp atau dengan
membuat kekenduran sedikit pada hose (tidak terlalu tegang).
Gambar: 258

4. HINDARI PEMASANGAN HOSE YANG BERGESEKAN (RUBBING),


Pasangakan clamp atau braket pada hose dan jauhkan dari bagian (part) yang
bergerak atau yang berujung tajam, jika hal ini tidak dapat dilakukan, lindungi
hose dengan hose guard atau wire spring.

Gambar: 259
5. HINDARI PEMASANGAN HOSE PADA AREA YANG PANAS (HEAT),

Jauhkan hose dari area yang permukaannya panas,


seperti engine manifold. Bila penempatan hose tidak
dapat menghindari area ini, lakukan penyekatan,
untuk menghindari hose dari paparan panas secara
langsung. Gambar: 260

6. HINDARI PEMASANGAN HOSE YANG MENEKUK TAJAM (SHARP BEND),


Radius kebengkokan dari hose adalah tergantung pada
kontruksi hose, ukuran dan tekanan dalam sistem.
Pabrikan merekomendasikan batas kebengkokan hose
yang diizinkan pada setiap/ masing-masing hose.
Pada hose tekanan rendah, mungkin kebengkokan yang
lebih masih diizinkan. Dimana mungkin harus
membengkokan hose jangan sampai terlalu tajam.
Gambar: 261
Yang harus diingat adalah: Hanya hose yang dapat dibengkokan (flexible), bukan fitting-nya.

2. PIPA-PIPA (PIPE / TUBE) :


Piliha penggunaan antara pipa atau tube (pipa-tabung), tergantung pada sistem tekanan dan aliran oli.
Keuntungan menggunakan tube (pipa-tabung) adalah sangat mudah dibengkokan, penggunaan yang lebih
variatif, tidak mudah fitting (bopeng-bopeng), tampilannya bagus serta kebocorannya kecil dan dapat
digunakan berulang-ulang.
Sedangkan untuk pipa (atau pipe), berharga lebih murah, dapat menampung volume yang besar dan
bertekanan tinggi. Pipa juga digunakan untuk instalasi yang tinggi dan lurus dan mempunyai tekukan yang
permanent.
Satu hal yang patut diperhatikan, saluran hidrolik (hydarulic line) harus sepadan dengan sistem secara
keseluruhannya. Kehilangan tekanan di saluran (line) harus dihindari atau sekecil mungkin, untuk efesiennya
suatu sirkuit.
2.1. KONTRUKSI PIPA dan TUBE
Pipa unuk hidrolik sebaiknya digunakan dari bahan Seamless Cold-drawn Mild Steel. Pipa yang terbuat dari
Galvanized sebaiknya tidak dipergunakan, karena lapisan seng (zinc) daat menimbulkan sisik (flake atau
scale), yang dapat menimbulkan kerusakan pada pompa atau pada katup-katup (valves).
Tube (atau pipa-tabung), dapat dibuat dari bahan:
TEMBAGA (COOPER), penggunaannya terbatas pada sistem hidrolik bertekanan rendah, dimana getaran
juga dibatasi.
Tembaga cenderung menjadi rapuh saat dikembangkan dan menjadi subjek panas yang tinggi.
ALMUNIUM (ALUMINUM), tube yang terbuat dari bahan ini, penggunaannya juga dibatasi untuk tekanan
rendah, meskipun demikian baik sekali pada pembentukan (pemekaran) dan pembengkokan (bending).
PLASTIK (PLASTIC), tube plastik ini terbuat dari beberapa macam material, seperti nylon adalah bahan yang
sangat cocok. Dan hanya digunakan pada hidrolik yang bertekanan rendah.
BESI (STEEL), tube dengan kontruksi dari cold down steel, adalah menjadi standar yang diterima untuk
sistem hidrolik, dimana tekanan tinggi menjadikan dasar perhitungannya.
Tube steel, dibagi dalam dua tipe: seamless dan electric weld.
2.3. PEMILIHAN PIPA dan TUBE
Ketebalan pipa dihitung dari kekuatan bahan pipa atau tube tersebut,
semakin tebal pipa menunjukan juga semakin kuatnya pipa. Sewaktu
mengganti tube atau pipa, perlu diperhatikan sistem tekanan dan ukuran dari
pipa atau tube tersebut.
Perlu untuk diingat, dalam memilih pipa atau tube adalah hal-hal sebagai
berikut:

Pipa yang kecil, menyebabkan : Gambar: 262


Terlambatnya aliran (flow) dan timbul panas – yang berarti kehilangan tenaga (power).
Pipa yang besar, menyebabkan :
Pemborosan biaya dan tidak efesiennya sistem.
Pastikan dengan benar, dalam memilih pipa dan tube harus sesuai dengan hose yang digunakan dalam
sistem sirkuit pada tekanan sama. Diameter dalam dari pipa atau tube (saluran/ line) adalah merupakan
critical factor yang sangat penting dalam mencocokan ukuran secara keseluruhan.

2.4. PEMASANGAN PIPA dan TUBE


™ Penggantian pipa-pipa dan tube, harus diganti dengan yang sama materialnya dan model
pembuatannya - jangan ditukar atau di subsitusi.
™ Pasanglah couplernya pada komponen yang
akan disambungkan.
™ Perhatikan pipa atau tube dengan seksama, bila
kebengkokan (tekukan) harus dibuat, gunakan
bending tools yang sesuai untuk menghindari
terjadinya, flattened, kinked atau wrinkled bend
(lihat Gambar:263). Kebengkokan harus dibuat
seakurat dan sehalus mungkin, sehingga tidak
terjadi hambatan dalam aliran. Umumnya radius
dari kebengkokan pipa atau tube adalah tiga
sampai lima kali dari diameter pipa atau tube,
yang paling utama adalah tetap mengikuti
petunjuk dari pabrik. Gambar: 263
3.9. SWIVEL JOINT (CENTER JOINT)

Pada bagian sebelumnya kita telah mengenal hose dan pipa, sebagai line atau saluran yang menjadi saluran
jalanya fluida yang mengubungkan dari satu komponen ke komponen lainnya dalam sistem hidrolik. Ini
adalah sangat efektip untuk unit-mesin yang kontruksinya inline – mono type, tetapi untuk unit mesin yang
mempunyai struktur kontruksi terpisah dan bekerja secara individual dalam satu sistem yang terintergerated,
penggunaan hose atau pipa adalah sangan menyulitkan, sebagai contoh unit-mesin EXCAVATOR, dimana
unit-mesin tersebut mempunyai struktur atau rangka, upper dan lower structur. Dan masing-masing struktur
mempunyai fungsi yang berbeda tetapi menggunakan satu sistem power hidrolik yang sama.

Swivel Joint (atau sering disebut juga Center Joint), adalah


komponen hidrolik, sebagai pengganti hose atau line, yang
digunakan pada unit-mesin yang mempunyai rangka
terpisah (contoh: excavator), sehingga pada saat masing-
masing struktur bekerja (upper structur) bergerak putar
(swing) aliran oli untuk lower structur tetap tersalur tanpa
hambatan karena terbelit/ twisting-nya hose.

Gambar: 264
Jadi Swivel Joint atau Centre Joint adalah suatu sambungan
yang bisa berputar 360°. Joint adalah pengganti dari hose atau
line (saluran) oli sistem hidrolik, yaitu untuk menghindari
terbelitnya hose pada saat upperstructure berputar, dan
menjadikan oli hidrolik dapat mengalir dengan baik ke dan atau
dari travel motor.

Gambar: 265

KONTRUKSI
Joint seperti yang ditunjukan gambar disamping terdiri dari dua bagian
besar yakni: ROTOR atau SPINDLE terpasang ke main frame
uperstructure, dan BARREL atau BODY yang dibautkan ke swing center
di undercarriage. Oli hidrolik mengalir ke kanan dan kiri travel motor via
rotor/ spindle (1) dan oil port di barrel/ body (2). Seal (3) menjaga
kebocoran oli antara rotor/ spindle (1) dan barrel/ body (2) kedalam
saluran yang berdekatan.

Gambar: 266

Rotor mempunyai groove (parit-parit) yang masing-masing ditempatkan saling


dan berhubungan dengan port atau lobang masuk (inlet) dan outlet pada Barrel,
tetapi tidak saling berhubungan antara groove satu dengan groove lainnya.

Gambar: 267
3.10. SEALING MATERIAL

Yang dimaksud sealing material didalamnya termasuk juga O-ring, Seal, U-packing dan V-packing atau
lainnya, yang bersifat penyekat, adalah komponen yang penting dalam sistem mekanika hidrolik, hal ini
karena dengan sifatnya packing akan menutupi kebocoran yang merupakan kerugian pada sistem atau
kerugian material (fluida), yang meleleh keluar.

Contoh:
Dua pipa dengan tipe flange yang disambungkan, tanpa adanya sealing yang
disisipkan diantara dua muka pertemuan, dan dilakukan pengencangan dengan
baut sekuatnya, dilalui oleh oli – maka akan terlihat oli yang meleleh keluar, hal ini
dikarenakan permukaan material flange tidaklah sehalus yang terlihat.

Gambar: 268
3.10.1. O-Ring

O-ring, adalah seal yang digolongkan atau dikelompokan pada


STATIC SEAL, atau seal yang diam ditempatnya. Seal ini disebut
demikian karena seal yang berbentuk ring O atau bundar berfungsi
sebagai seal akibat tertekan saat pemasangan.

Gambar: 269

Tertekannya O-ring merapatkan kedua bidang sehingga tidak ada celah


yang menyebabkan kebocoran. Proses sealing juga terjadi akibat
tekanan cairan menekan O-ring semakin merapat. Pada (Gambar: 270),
diperlihatkan internal oil pressure, yang bekerja pada “‘O” ring, tekanan
oli mendorong O-ring kearah sudut, sehingga secara total O-ring mem-
block kebocoran oli. Gambar: 270

O-ring tidak hanya digunakan untuk sealing, pada flange joint saja, tapi juga digunakan pada banyak tempat/
joint, seperti dibawah ini:

Joint Flange Plug


Piston
Gambar: 271 Rotari Joint

Pada berapa joint (sambungan) terkadang, clearance / celah antara


keduanya demikian besar, sehingga bila tekanan yang bekerja didalam olii
tinggi sekali, posisi O-ring menjadi tergeser, bahkan sebagian O-ring akan
terseret menutup celah, dan ini sangat beresiko yang mengakibatkan O-ring
terpotong atau rusak.

Gambar: 272
Untuk menghindari resiko kerusakan O-ring, pada sealing joint
yang mempunyai clearance besar atau bagian yang bergerak,
perlu dipasangakan BACK-UP RING.
Back-up ring, akan menahan posisi O-ring pada tempatnya,
sehingga kerusakan O-ring dapat dihindarkan.
Gambar: 273

3.10.2. Seal
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling berhubungan dan bergerak
(reciprocating dan radial moving) terhadap kebocoran cairan, udara, debu, baik kebocoran yang sifatnya
kedalam atau kebocoran keluar (outside) dan juga untuk menjaga tekanan dalam sistem. Seal ini termasuk
dalam kelompok DYNAMIC SEAL.

3.10.2.1. Reciprocating Moving Seal


Adalah seal yang yang menyekat pada dua bagian yang bergerak bolak-balik (reciprocating) dalam suatu unit
komponen, seperti sebagai berikut:
U-Packing, V-Packing dan Wear Ring dan Back-up Ring.
”U” packing dan ”V” packing, digunakan untuk mencegah kebocoran
fluida hidrolik, yang melalui gap/ celah atau clearance, antara piston dan
barell di silinder sistem hidrolik.
”U” packing mempunyai lip (bibir) atas dan bawah seperti yang ditunjukan
Gambar: 274
dalam (Gambar: 274).

Dalam (Gambar: 275) disamping, menunjukan pada saat tekanan bekerja pada
packing, bibir (lip) tertekan kearah dinding silinder dan bila tekanan terus bekerja,
maka bibir (lip) packing makin mengembang – packing ini efektif dengan tekanan
tinggi.
Gambar: 275
”V” packing, umumnya dipasang dengan menggunakan beberapa
bentukan packing ”V” yang disisipkan diantara adaptor, Bibir (lip)
dan ’V” packing akan mengembang dan menempel pada permukaan
silinder, sehingga dapat mencegah kebocoran fluida/oli.
Gambar: 276
’U’ packing, yang disebut sealing ring harus terpasang dengan benar, sehingga
tekanan fluida yang bekerja dengan normal dan terhindar dari kebocoran/
leakage. Kesalahan dalam pemasangan ’U’ dapat menimbulkan kebocoran.

Gambar: 277
Untuk cylinder double acting, dimana tekanan bekerja dari dua sisi, menonjol
maka harus dipasangkan 2 (dua) set packing, untuk menghindari
kebocoran dari kedua sisi.
’U’ packing yang yang dipasang dan ditahan oleh retainer untuk Gambar: 278
menghindari terlepasnya packing, pada saat piston bergerak.
Bila pemasangan ’U’ packing terbalik arahnya, maka bagian belakang dari ’U’ packing cenderung menonjol
keluar dari celah retainer dan terjadi kerusakan.

Bila digunakannya ’U’ packing pada sebuah piston, gunakanlah selalu WEAR RING untuk
mencegah keausan piston dan dinding silinder, bila terjadi kerusakan pada ’U” packing.

Gambar: 279

Demikian juga bila piston bekerja pada tekanan


yang tinggi (high pressure), sehinggaa tejadi
tekanan yang berlebih pada ’U’ packing, dan
terjadi perubahan bentuk, maka dibelakang U
paking perlu dipasangi ”BACK-UP RING”, untuk Gambar: 280
mencegah terjadinya kerusakan.

”V” packing
Sebuah ”V” packing terdiri dari beberapa lapisan element V packing, yang saling berimpit dan bertangkupan,
banyaknya element yang digunakan adalah sesuai dengan kenaikan tekanan fluida.

Untuk pemasangan ’V’ packing, bisanya juga digunakan adapter (male


& famale adapter) yang diikatkan dari depan dan belakang ’V’ packing,
dan dijepitnkan dengan clamping plate. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari sistem sealing ’V’ packing, antara clamping late dan
adapter, ditambahkan shim yang bisa diatur kebutuhannya, sesuai
Gambar: 281 dengan keperluannya.

Macam-macam (utilisasi) penggunaan ”U” dan ”V” dan packing:


”U” Packing :
Gambar: 282

Piston Single Acting Piston Double Acting Cyl. Head Hydraulic Cylinder Hydraulic Control Valve
”V” Packing :
Gambar: 283

Piston Double Acting Cyl. Head Hydraulic Cylinder Hydraulic Control Valve
Piston Single Acting
3.10.2.2. Radial Moving Seal
Yang dimaksud dengan radial moving seal atau sering
disebut sebagai oil seal saja, adalah seal untuk
penyekatan dan menahan kebocoran pada bagian yang
bergerak putar. Penyekatan atau perapatan (sealing)
adalah berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen Oil Seal
seal yang flexible terhadap ukuran shaft. Interferensi
diameter dalam seal dan diameter luar shaft merupakan
dasar prinsip sealing, juga ditambahkan tekanan spring
dibelakang lip seal. Gambar: 284

Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat
dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, cairan akan bocor tetapi bila
terlalu tipis akan timbulnya gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal
tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Gambar berikut
menunjukkan bentuk dasar lip seal atau oil seal.

Gambar: 285

Oil seal radial moving, paling banyak ditemui pada komponen sistem hirolik seperti pada :

Main Pump (pompa utama), yang terpasang pada input shaft,


biasanya terpasang oil seal dari tipe single lip dengan spring
loaded, yang berfungsi untuk menyekat dan mencegah kebocoran
dari oli hidrolik, yang bertekanan tinggi didalam pompa.
Pada pompa dengan tipe tandem atau triple pump, selain
tepasang single lip spring loaded oil seal pada input shaft, juga
terpasang oil seal dengan tipe double lip spring loaded, pada
conection shaft antara pompa pertama dan kedua, juga antara
pompa kedua dan pompa ketiga.
Gambar: 286

Struktur dan klasifikasi OIL SEAL:


Menurut JIS B2402-1972, oil seal dikalsifikasikan dalam 9 (sembilan) tipe, adalah sebagai beikut.

TIPE SIMBOL DESCRIPTION CONTOH GAMBAR


Terdiri dari single spring dengan lip dan metal ring.
Spring-contained S
Permukaan case/ housing ditutupi dengan lapisan
rubber case ( AJ )
karet.

Spring-contained SM Terdiri dari single spring dengan lip dan metal ring.
metal case ( AK ) Permukaan case/ housing dibuat sebagai metal ring.

Terdiri dari single spring dengan lip dan metal ring.


Spring contained
SA Permukaan case/ housing dibuat dalam satu
assembly
assembly, dari metal ring.
Terdiri dari single lip dengan metal ring tanpa spring.
Spring-less rubber G
Permukaan case/ housing ditutupi dengan lapisan
case ( BJ )
karet.
Spring-less metal GM Terdiri dari single lip dengan metal ring tanpa spring.
case ( BK ) Permukaan case/ housing dibuat sebagai metal ring.
Terdiri dari single lip dengan metal ring tanpa spring.
Spring-less
GA Permukaan case/ housing dibuat secara kesatuan
assembly
(assembly).
Spring-contained Terdiri dari single spring dengan lip, metal ring dan
D
rubber case with seal dust tanpa spring. Permukaan case/ housing
( PJ )
dust lip ditutupi dengan lapisan karet.
Spring-contained Terdiri dari single spring dengan lip, metal ring dan
Dm
metal case with dus seal dust tanpa spring. Permukaan case/ housing
( PK )
lip dibuat dari metal ring.
Terdiri dari single spring dengan lip, metal ring dan
Spring-contained
seal dust tanpa spring. Permukaan case/ housing
assembly with dus DA
dibuat secara kesatuan (assembly), dengan ditutupi
lip metal ring.

Jenis Radial Lip Seal :


o Single lip
Lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti grease pada
shaft kecepatan lambat.

Gambar: 287
o Single lip spring loaded

Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk sealing cairan dengan
viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi, pada daerah yang tidak
berdebu.

Gambar: 288
o Double lip
Masing-masing lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada
kedua sisi atau salah satu sisi saja.
Seal ini digunakan sebagai sealing terhadap cairan dengan lip yang dilengkapi spring
loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.
Gambar: 289
o Dual lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada
kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi
dan sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.

Gambar: 290
3.11. TENTANG OLI
Peralatan hidrolik didesign (dibuat) untuk dapat beroperasi dengan tipe oli yang dapat bekerja lama, tetapi
juga akan menjadi sumber problem, bila terjadi salah pemilihannya. Jenis oli harus merupakan pilihan utama
karena akan menentukan kinerja daripada perlatan hidrolik.
Viscositas oli yang tepat, adalah menjadi kunci daripada kinerja dan panjangnya usia pakai peralatan hidrolik.

3.11.1. Syarat OLI HIDROLIK


Fluida dalam sistem hidrolik adalah menjadi media yang mentransfer tenaga
dari pompa ke peralatan yang menghasilkan kerja seperti silinder atau
motor-motor, yang juga selain hal tersebut fluida dalam sistem ini juga harus
dapat sebagai pelumas (lubricant) untuk bagian-bagian yang bergerak dan
sangat presisi, fluida ini juga harus dapat berfungsi sebagai pendingin.
Jadi dalam fluida dalam sistem hidrolik, adalah bagian yang sangat penting. Gambar: 291

Dalam kenyataannya problem yang timbul dalam sistem hidrolik,


menurut data dan statistik yang dikumpulkan 70% diantaranya adalah
karena masalah yang disebabkan oleh fluida atau oli baik yang terjadi
karena kontaminasi atau pemakaian fluida yang tidak tepat.
Penggunaan fluida hirolik, masing-masing mempunyai persyaratan dan
mengarah kepada apa yang diartikan fluida (oli) hidrolik yang khusus
atau special.
Gambar: 292
Dalam aktifitasnya, oli hidrolik mengalami berbagai pembebanan antara
lain, karena terkena tekanan (pressure), kecepatan (velocity) dan panas
(temperatur) yang bervariasi dalam batas yang luas. Untuk mengatasi hal
tersebut, ada beberapa persyaratan, untuk menjadi oli hidrolik (sesuai
rekomendasi pabrik pembuat sistem hidrolik), tetapi setidaknya adalah
sbagai berikut :
Gambar: 293
1. Fluida (oli) hidrolik, harus mempunyai sifat sebagai pelumas yang
baik, untuk mencegah keausan terhadap bagian-bagian yang
bergerak dan mempunyai presisi tinggi.
2. Mempunyai ketahan yang tinggi, terhadap putusnya film (lapisan)
minyak. Gambar: 294

3. Tetap stabil dan tidak kehilangan sifat kimianya pada semua


kemungkinan (karena terjadinya perubahan tekanan dan temperatur).

Gambar: 295
4. Viskositas (kemampuan mengalir) oli atau fluida tidak tergantung pada
Gambar: 296
temperatur.

5. Tegangan permukaan oli atau fluida tidak boleh terlalu besar (tidak
membentuk buih).
Gambar: 297
6. Melindungi bagain-bagian yang halus dari korosi.

7. Mampu mencegah terbentuknya lumpur atau


endapan, karena tercampurnya atau
kontaminasi dengan udara, air atau kotoran
lainnya.

Gambar: 298
Gambar: 299

Oil sebagai fluida dari sistem hidrolik adalah salah satu bagian dari hasil refinasi minyak mineral atau
petroleum oil. Yang dalam perkembangnya fluida untuk sistem hidrolik adalah harus memberikan effiesiensi
yang tinggi, dan harus tidak adanya problem dalam pengoperasiannya. Untuk itu oli hidrolik harus terjamin
dengan sifat-sifat sebagai berikut:

1. Penggunaan yang baik.


2. Pengerjaan yang bebas gangguan.
3. Efesiensi yang menguntungkan dan
4. Masa/ umur pemakaian yang panjang.
Gambar: 300

Untuk itu, oli yang harus dipilih adalah oli yang bila diperlukan harus mengandung additive, untuk memastikan
bahwa penggunaannya benar-benar mempunyai karakteristik yang yang diizinkan pabrik pembuat sistem
hidrolik.

V.9.2. Kontaminasi OLI

Udara (air), partikel-partikel logam atua non-logam, serat-serat


fiber atau semua material lain dapat menjadi penyebab
kotornya oli hidrolik atau oli hidrolik menjadi terkontaminasi.
Semua material tersebut dapat tercampur ke oli sistem hidrolik
baik masuk dari bagian dalam ataupun dari sisi-bagian luar
sistem hidrolik.

Gambar: 301
Udara atau air, adalah sumber utama terjadinya kontaminasi. Hal ini
disebabkan udara terdiri dari campuran (yang lembab) dan partikel (debu-
debu) halus dari athmosphere (udara bebas), seperti debu dijalanan atau
dilapangan pekerjaan.
Kotoran-kotoran tersebut dapat masuk kedalam sistem pada saat dibuka,
untuk diperbaiki atau pada saat dilakukan perawtan/ maintenance. Saat
itu itu, bila wadah-wadah (container) dan corong/ hose dan slang atau juga
kotoran yang menempel pada kain majun digunakan, maka oli dapat
terkontamisi oleh kotoran-kotoran. Gambar: 302
Juga selain dari luar seperti disebutkan diatas, peralatan yang ada
didalam sistem hidrolik sendiri adalah merupakan sumber dari
kotaminasi.
Selama masa break-in (indrejen/ awal mesin digunakan), geram-
geram logam (bearing atau metal, ring piston dll) akibat gesekan
dalam menepatkan kedudukan dalam mesin yang masih baru, yang
merupakan partikel kecil akan mengotori (menjadi kontaminasi) dari
oli.
Gambar: 303
Kemudian setelah beroperasi normal, mesin sendiri akan mengahsilkan unsur kontaminasi dari fragment-
fragment seal atau unsur logam lainnya yang disebabkan gesekan dari bagian-bagian yang bergerak, dan
masuk kedalam oli.

Dan dalam oli sendiri selain hal-hal disebut diatas, sumber


kontaminasi lainnya adalah seperti aliran dalam sistem yang
menimbulkan lumpur (sludge) dan acid yang disebabkan reaksi
kimia terhadap air, panas, udara dan tekanan.
Lumpur atau sludge secara normalnya tidak menimbulkan
abrasive (keausan) tetapi menjadi sumber penggumpalan dan
akan melumuri (melapisi) bagian-bagian yang bergerak,
menyumbat lobang-lobang kecil (orifice) dan akan menampung
Gambar: 304 partikel abrasive lainnya didalam oli.

Efek Kontaminasi
Semua kontaminasi akan membuat akibat atau efek yang serius pada efesiensi sistem hidrolik, misalnya:

Udara (air):
Setiap orang pasti sudah sangat familier, terhadap efek atau
akibat darpada adanya udara misalkan pada sepotong besi,
terutama bila udara tersebut yang terkandung didalam air
(water).
Kombinasi dengan oksigen didalam udara, akan
menimbulkan karat (”rust”), yang bisanya disebut ”oksidasi”
(”oxidation”).
Oksidasi akan membentuk asam organik dan lumpur yang
akan yang sangat berbahaya terhadap bagian/ parts yang
terbuat dari metal. Yang selain itu – panas juga memberikan
Gambar: 305 kontribusi dalam terbetuknya oksidasi ini.
Air (water):
Percampuran air dengan oli disebut dengan istilah emulsi atau
elmulsification. Adalah hal yang tidak mungkin dapat dilakukan, untuk
memisahkan atau mengeluarkan semua air (water) dari sistem hidrolik
secara keseluruhan.
Uap air masuk kedalam tangki atau resevoir pada saat terjadii
kondensasi (proses pendinginan/ pengembunan) saat mesin istirahatt
kerja., dan masuk melalui breather. Gambar: 306
Air yang terkandung didalam oli, akan dapat sangat merusakan, terjadinya elmusi menyebakan tibul karat,
dan menaikankada oksidasi yang membentuk acid dan lumpur, yang juga akan menurunkan kemampuan oli
dalam melumasi bagian-bagian yang bergerak.

Geram-geram metal atau Partikel lainnya:


Partikel logam atau non-logam yang ikut bersirkulasi didalam oil menjadi
penyebab kerusakan yang pada umumnya tidak nampak secara tegas.
Partikel yang besar, dapat menyebabkan tersangkut pada bagian-bagian
ujung atau bibir dari part yang bergerak dan juga akan membentuk lumpur
atau keausan pada bagian valve-valve.
Sedangkan partikel yang lebih kecil, umumnya terjebak antara bagian-bagian
yang sangat presisi, yang dapat menyebabkan kemacetan pada komponen-
komponen.
Gambar: 307

Jadi adalah yang patut diingat, bahwa kontaminasi (pengotoran) oli


adalah pada setiap partikelnya menjadi BIBIT atau sumber keausan
(abrasive) yang akan mengahasilkan kontaminasi lebih lanjut.
Yang akan mempercepat proses pengurangan umum komponen hidrolik,
yang mengakibatkan kerusakan permanent pada mesin.
Inilah salah satu alasan, mengapa sistem penyaringan (filtering) harus
efesien, karena hal ini sangat penting untuk menghidari kontaminasi
pada oli dalam sistem hidrolik.
Gambar: 308
V.9.3. Viskositas OLI.
Viscositas atau viscosty adalah ukuran kemampuan mengalir fluida (oli) dalam mengatasi suatu hambatan,
atau kadang-kadang sebagian orang menyebutkan ”kekentalan”, yang berubah sesuai dengan kenaikan
temperatur.
Viscositas dilambangkan dengan SAE (Society of Automotive
Engineer) dengan pengkodeaan nomor: 5W, 10W, 30, 40 dan
seterusnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa fluida hidrolik pada
umumnya dihasilkan dari ranfinasi minyak mineral atau petroleum oil
yang cenderung akan menjadi lebih encer pada saat temperatur naik
dan akan menjadi lebih kental bila temperatur turun (rendah).
Bila vicositas terlalu rendah (fluida lebih encer), ada kemungkinan
kebocoran melalui seal dan dari sambungan-sambungan. Gambar: 309

Bila vicositas terlalu tinggi (fluida lebih kental), maka sistem operasi juga akan terganggu (aktuator bergerak
lambat) dan perlu tenaga extra, untuk mendorong oli didalam sistem.

Dalam JIS (Japanese Industrial Standards) vicosity daripada fluida (oli) dinyatakan sebagai kinematic
viscosity dengan satuan centistoke, yang diukur dalam sebuah Ubbelohde viscometer atau Cannom-Feuske
viscometer, dalam viscometer ini sejumlah fluida (oli) dialirkan dalam pipa gelas (kaca), dan diukur waktu ang
dibutuhkan untuk mengalir, maka kinematic viscosity didapat dari kalkulasi ini.
Dalam Saybolt viscometer dan Reedwood viscometer yang
kadang-kadang juga digunakan, viscosity ditentukan dengan
melakukan pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk 60
cubic-centimeter (cc) fluida (oli) pada temperatur 210º F (20º
C) yang mengalir pada suatu orifice, dan waktu hasil
pengukurannya dinyatakan dalam Saybolt second atau
Redwood second.

Gambar: 310
Kode nomor secara aktual, ditentukan dengan membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh fluida (oli), untuk
melewati instrument (peralatan), dengan tabel yang ditentukan oleh Society of Automotive Engineer (S.A.E.).
Pelumas untuk Peralatan Industri (Hydraulic Oil):
Pelumas hidrolik (Hydraulic Oil) adalah bagian dari sistem pelumas untuk industri, bila untuk pelumasan
engine, klasifkasi mutu (performance level) sesuai dengan klasifikasi yang dirumuskan API maupun Engine
builder.
Untuk pelumasan industri lainnya ketentuan mutu ini tidak terdefenisi secara tegas, baik oleh lembag API atau
oleh SAE. Namun beberapa uji kemampuan untuk peralatan tertentu biasanya menentukan kemampuan
pelumas yang bersangkutan, diantaranya adalah:

Pelumas Hidrolik Pelumas roda gigi Industri

• Vickers I 286 S • FZG Gear Rig Test


• MIL – H – 244459 • IP 250 Timken Tesr
• DIN 51524 HL • IP 239 Four Ball Test
• DENISON HF-0, HF-1, HF-2

VISCOSITY (Kekentalan) Pelumas Industri


International Organization for Standardization (ISO) mengklasifikasikan kekentalan pelumas khusus industri.
Kegunaan sistem ISO ini untuk menyeragamkan tingkat kekentalan dalam “ kinematic viscosity pada 40ºC ”,
agar memudahkan dalam memilih kekentalan pelumas industri yang cocok dalam penggunaannya.
Yang selanjutnya ISO viscosity grade dapat dibaca pada tabel dibawah.
Sistem ISO VG ini tidak berlaku untuk pelumas engine (Engine Oil) dan pelumas roda gigi (Gear Oil).
Industrial Oils ISO Viscosity Grade Designation (International Organization for Standardization)

Alll viscosity at 40º C, Use ASTM D-341 Charts


for convert viscosities determined at other temperature
Viscosity System Kinematic Viscosity Limit, cSt Approximate
Mid-Point Equivalent SUS
Grade ISO Standard
Viscosity cSt Minimum Maksimum Units
3448 STM D-2422
ISO VG 2 2.2 1.98 2.42 32
ISO VG 3 3.2 2.88 5.52 36
ISO VG 5 4.6 4.14 5.06 40
ISO VG 7 6.8 6.12 7.48 50
ISO VG 10 10 9.0 11.0 60
ISO VG 15 15 13.5 16.5 75
ISO VG 22 22 19.8 24.2 105
ISO VG 32 32 28.8 35.2 150
ISO VG 46 46 41.4 50.6 215
ISO VG 68 68 61.2 74.8 315
ISO VG 100 100 90.0 100.0 465
ISO VG 150 150 135.0 165.0 700
ISO VG 220 220 198.0 352.0 1000
ISO VG 320 320 288.0 352.0 1500
ISO VG 460 460 414.0 506.0 2150
ISO VG 680 680 612.0 748.0 3150
ISO VG 1000 1000 900.0 1100.0 4650
ISO VG 1500 1500 1350.0 1650.0 7000

Viscosity Index (VI) :


Adalah cara yang sederhana untuk mengukur perubahan kekentalan fluida dalam merespon terhadap
perubahan temperatur.
Bila fluida menjadi lebih kental pada temperatur rendah dan menjadi encer pada temperatur tinggi, maka
fluida tersebut mempunyai viscosity indeks rendah atau low VI , tapi bila viscosity-nya relative tetap (tidak
berubah) pada temperatur yang bervariasi, maka fluida tersebut dikatakan mempunyai viscosity indeks
tinggi atau high VI.
SIMBOL GAMBAR & SIRKUIT

Dalam melaksanakan pekerjaan sistem hidrolik sebuah mesin/ peralatan,


adalah tidak dapat dilepaskan dengan apa yang disebut simbol gambar
dan rangkaian atau sirkuit.
Simbol adalah merupakan penggambaran yang sangat mudah dan
sederhana yang menggambarkan komponen-komponen dalam sistem
hidrolik. Simbol-simbol ini mudah untuk digambarkam, dibaca dan sudah
menjadi standar enginering penggambaran.
Contoh : Untuk menyatakan suatu komponen motor, yang mempunyai
fungsi merubah tenaga kinetis menjadi tenaga mekanis bila digambar
secara potrait atau secara grafis, adalah sangat menyulitkan baik dalam
penggambaran ataupun dalam dalam meletakannya diisuatu rangkaian
sirkuit, karena mungkin banyak ports (saluran) atau banyaknya bagian-
bagian komponen didalamnya. Maka dengan penggambaran komponen
dalam suatu simbol gambar tertentu, dimana dalam simbol tersebut sudah
mencakup maksud dan tujuan serta pengertian kerja komponen dimaksud.
Gambar: 311

Karenanya setiap orang yang belajar hidrolik harus dapat mengerti sistem, maka
penggambaran berikutnya adalah merupakan diagram-diagram atau sirkuit.
Penggambaran diagram/ sirkuit uimumnya untuk mempermudah dalam melakukan
trouble-shooting.

Dalam ilustrasi gambar disamping (dalam dua penggambaran) (Gambar: 312),


salah satunya adalah pengambaran sistem secara diagram-sirkuit dan gambar
berikutnya adalah penggambaran sistem secara aktual komponen.

Gambar: 312

Konsep Dasar Penggambaran Simbol Komponen Hidrolik :


Karakteristik Penggambaran Simbol
Penggambaran simbol yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan, seperti dalam ISO
1219-1 (Fluid Power System and Components – Graphical Symbols and Circuit Diagrams – Part 1 : Graphical
Symbols).
Penggambaran simbol dari komponen-komponen pada sistem hidrolik adalah dengan 4 (empat) macam
dasar model penggambaran yakni:

• Lingkaran, atau Setengah Lingkaran.


• Kotak segi-empat sama-sisi.
• Kotak dengan bersudut atau diamond (bentuk berlian).
• Kotak segi-empat panjang (Rectangle).
Jadi simbol atau penggambaran komponen, adalah dengan menggunakan salah satu dari empat contoh
diatas, dengan ditambah tanda-tanda yang berupa:
¾ Garis ( ; ; ).
¾ Tanda Panah atau, arah Kepala panah ( ; ; ) dan
¾ Garis Lengkung ( ; ).

Lingkaran atau Setengah Lingkaran:


Lingkaran adalah menunjukan penggambaran sebuah gerak putar yang dalam hal ini,
adalah untuk penggambaran simbol pompa atau motor. Dengan ditambah dibagian
dalamnya dengan tanda-tanda garis atau tanda panah.
Kotak segi-empat sama-sisi:
Kotak segi-empat sama sisi, sering disebut juga sebagai amplop, yang dilengkapai dengan
tanda-tanda adalah digunakan untuk penggambaran satu posisi atau dimana fluida hidrolik
melawati sebuah valve. Dua amplop yang digambarkan bersamaan adalah untuk
menggambarakan dua posisi valve, demikian seterusnya.
Kotak dengan bersudut atau diamond (bentuk intan-berlian):

Adalah untuk menunjukan penggambaran simbol dimana kondisi fluida hidrolik didalam
sistem, seperti oil cooler atau filter.

Kotak segi-empat panjang (Rectangle):


Adalah menunjukan pada komponen silinder hidrolik.

Contoh-contoh:

PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN SISTEM HIDROLIK

Pompa Hidrolik (Hydraulic Pump):


Adalah dengan simbol dasar merupakan bulatan, dengan
segitiga hitam, yang diposikan menghadap keatas. Garis
tekanan (fuida keluar) digambarkan dari bagian ujung segitiga,
sedangkan garis suction digambarkan dari arah berlawanan.
Gambar: 313
Gambar: 314, disamping kanan adalah menunjukan penggambaran
simbol pompa fix displacement pump yakni pompa yang mempunyai
hasil aliran tetap dan

Gambar: 315, disamping kiri adalah menunjukan gambar


simbol pompa dengan variabel displacement (pompa yang
mempunyai hasil aliran yang bisa berubah-ubah)
Dengan awal penggambaran simbol pompa fix dengan
penambahan garis (tanda panah) miring 45º.

Gambar: 314 Gambar: 315


Penggambaran Simbol Actuator:
Motor :
Simbol motor juga digambarkan dengan lingkaran dengan
segitiga hitam, tetapi titik ujung segitiga berada dibagian
dalam – ini adalah menunjukan motor adalah menerima
tenaga tekanan.

Penggambaran simbol motor dengan dua segitiga hitam


menunjukan, motor tersebut bekerja bolak-balik (bisa
menghasilkan putaran Clock Wise atau Counter Clock Wise). Gambar: 317
Gambar: 316

Penggambaran sebuah motor yang dapat merubah kecepatannya dan dan dapat
berputar dua arah adalah sebagai berikut, simbol gambar lingkaran dengan dua-buah
segitiga hitam dan dilengkapi dengan tanda panah melintang 45º (Gambar: 318).

Gambar: 318

Cylinder
Simbol untuk cylinder adalah sangat sederhana, yakni kotak segipanjang yang menggambarkan tube (barrel)
dan dengan sebuah gambar T yang menggambarkan piston dan rod., seperti (Gambar: 319) dibawah.
Untuk gerak cylinder double acting, adalah dengan penambah garis yang diletakan pada kedua ujung sisi
masing-masing

Dan untuk cylinder dengan kerja single acting,


digambarkan seperti (Gambar: 320) samping :

Gambar: 319 Gambar: 320

Untuk menunjukan arah aliran, adalah dengan memberi tanda panah sesuai
dengan arah sistem aliran yang akan bekerja pada komponen aktuator (baik untuk
motor atau cylinder) , sebagai berikut (Gambar: 321).

Gambar: 321
Valve-Valve :
1. Pressure Control Valve

Penggambaran dasar untuk simbol pressure


control valve adalah, sebuah kotak segi-
empat sama sisi dengan sambungan port dan
tanda panah dibagian dalam, untuk
menunjukan arah aliran (Gambar: 323).
Gambar: 322 Gambar: 323
Secara umum tipe valve ini, dioperasikan dengan tekanan berimbang yang melawan spring, dan juga spring
tersebut pada bagian lainnya dilawan dengan tekanan pilot.
Sebuah relief valve pada umumnya, adalah apa yang disebut normaly-closed, yakni keadaan dimana pada
kondisi normal valve tersebut dalam keadan tertutup, sampai tekanannya meninggi mendekati atau melebihi
setting yang ditetapkan dan akan terbuka.

Relief Valve, Normally Closed Valve:


Gambar: 324, adalah menunjukan sebuah simbol relief valve, dengan operasi normaly-
closed yang dihubungkan diantara saluran bertekanan (pressure line) dan tangki.
Bila tekanan di sistem menajdi lebih tinggi daripada kekuatan spring, aliran dari pressure
port mengalir ke tangki.
Gambar: 324
Dengan contoh gambar (ilustrasi) sistem operasi seperti dibawah

Pada (Gambar: 325) disamping, menunjukan relief valve dengan normaly-closed,


valve nasih tetap tertutup, karena tekanan yang bekerja belum melewati tekanan
yang tersetting.

Gambar: 325
Pada (Gambar: 326), tekanan yang bekerja di sirkuit mulai meninggi atau sama
dengan tekanan yang terset pada pilot sistem, dan pilot valve mulai terbuka,
untuk mengalirkan oli ke tangki., untuk merelief tekanan yang ada di sirkuit.

Gambar: 326
Relief Valve, Normally-Open Valve:
Relief valve dengan tipe ini, lebih dikenal dengan nama Reducing Valve, dimana
spring akan bekerja menutup line hanya, bila tekanan telah melebihi kekutan pegas
spring.
Gambar: 327

Contoh kerja Normally-Open atau Reducing Valve:


a) Oil dari pompa mengalir ke main cirkuit (sirkuit utama) dan A.
b) Bila tekanan di outlet pressure valve, naik menjadi lebih tinggi daripada
set pressure, maka oli dari pompa tertahan (block) dan tekanan di sirkuit
A, tetap terjaga oleh nilai yang terset.
c) Bila tekana di sirkuit A turun, maka valve kembali ke kondisi seperti di (a).
Karenannya sirkuit di A, tetap terjaga tekanannya, sebab keadaan (a) dan
(b) tetap terjaga.
Gambar: 328
2. Direction Control Valve
Check Valve :
Valve ini akan terbuka untuk mengalirkan aliran pada satu arah aliran saja, dan
menutup pada arah aliran yang berlawanan, dengan penggambaran simbol seperti
pada Gambar: 329.

Spool Valve : Gambar: 329

Valve pengatur arah aliran atau direction control valve yang lain adalah,
valve yang berbentuk spool, yang tergabung dalam sebuah control valve,
dimana berfungsi untuk mengatur arah aliran seperti yang dikehendaki.
Penggambaran simbol untuk jenis valve ini, adalah berupa bangunan segi-
empat sama sisi atau amplop, yang terpisah pada masing-masing posisinya.

Gambar: 330 Gambar: 331

Secara umum direction control valve, dengan four-way valve


digambarkan dengan simbol dua amplop atau mempunyai tiga
amplop, dimana simbol amplop bagian tengah adalah posisi valve
dalam kedaan netral.

Macam-macam posisi valve dan koneksinya:

Gambar: 332
Two-position – Two Connection Two-position – Three Connection Two-position – Four Connection

Gambar: 333
Three-position - Four-Connection
Sistem pengoperasian untuk direction control valve-spool, adalah digambarkan dengan simbol:

1. Manual 2. Mechanical 3. Pilot Pressure 4. Solenoid

Gambar: 334
3. Volume Control Valve
Adalah valve yang mengatur banyak (volume) dari aliran yang digunakan untuk suatu
sistem, sebagai contoh:

Counterbalance Valve, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya (volume) oli yang
kembali dalam menjaga actuator (khususnya) motor, pada saat dan kondisi tertentu
tidak berubah fungsi menjadi pompa.
Gambar: 335

Pada unit excavator traveling, menuruni bukit atau lereng, dimana karena berana berat unit atau mesin itu
sendiri, sehingga terjadi kecepatan gerak-luncur mesin, lebih cepat daripada gerak motor travel, akibatnya
motor yang seharusnya menggerakan mesin (via sprocket undercarriage), berubah fungsi menjadi pompa,
yang mengakibatkan terjadi kavitasi yang akan merusakan komponen dan system hidrolik. Untuk itu dicegah
dengan dipasangnya counterbalance valve.

Pada unit/ mesin Hydraulic Crane, terpasang counterbalance valve di sirkuit hoist
motor:

(a). Dalam operasi menurunkan beban, terjadi back-pressure (tekanan balik), yang
disebabkan adanya terpasang chek valve, seperti terlihat pada Gambar: 336.

Gambar: 336

(b). Tekanan disisi pump delivery (ouput pump) menjadi tinggi (karena tertahan),
yasng kemudian pilot line akan mendorong dan membuka valve, sehingga
menjadikan oli mengalir dari motor, melalui valve ke return line dan kemabli ke
tangki. Sehingga terhindar, terjadinya beban yang meluncur dengan sendirinya.

Gambar: 337

Slow Return Valve (Gambar: 338), adalah Volume Control Valve, dari tipe
lain, yang berupa flow control (pengontrol aliran) yang bisa di-stel dengan
dipasang sebuah check valve didalamnya, yang berfungsi untuk mengatur
banyak oli yang kembali dari sisi lain, sehingga sistem tidak mengalami
beban kejut, yang disebabkan kembalinya gerak actuator.
Gambar: 338 Bekerjanya:

Gambar: 339
a). Saat oli mengalir bebas. b). Aliran oli tertahan.
4. Komponen Lain.
FILTER dengan BYPASS VALVE

Bypass valve ini, melengkapi sistem filter atau penyaringan. Bila filter
element mengalami kebuntuan, sehingga terjadi perbedaan tekanan
disirkuit sebelum dan sesudah element, valve akan terbuka, yang
menjadikan oli tetap mengalir.
Valve ini bekerja, bilamana ada perbedaan tekanan.

Gambar: 340

OIL COOLER
Adalah berfungsi, untuk mentransfer panas yang dikandung oli
(hidrolik) ke media lain (air utau udara), dalam satu komponen atau
kompartment, yang masing-masing media saling terpisah (tidak
berhubungan)

Gambar: 341
Gambar-gambar Simbol yang digunakan dalam sistem hidrolik :

NAMA KOMPONEN Simbol NAMA KOMPONEN Simbol

LINE DAN FUNGSI-NYA AKTUATOR (ACTUATOR)


Saluran Kerja Utama Silinder Hidrolik Kerja Tunggal
(Line Working) (Hydraulic Cylinder Single Acting)
Saluran Kerja Pilot Silinder Hidrolik Kerja Ganda
(Line Pilot) (Hydraulic Cylinder Double Acting)
Saluran Buang
VALVE – VALVE (KATUP-KATUP)
(Line Drain)
Saluran yang saling terhubung
Katup satu arah (One way check valve)
(Line Joining)
Saluran yang saling melewati Katup BUKSA – TUTUP secara manual
(Line passing) (ON-OFF, manual shut-off).

Arah Aliran Katup Pelepas / PembatasTekanan


(Direction of Flow) (Pressure Reliev Valve)

Saluran untuk ke reservoir (tanki)


Katup Pengurang Tekanan
(Line to resevoir) : Diatas level fluida
(Pressure Reducing Valve)
Dibawah level fluida
Sumbat atau sumbatan untuk FLOW CONTROL ADJUSTABLE
penyambungan. (Plug connection) (Slow Return Valve)
DUA POSISI (TWO POSITION) -
Saluran dengan hambatan Tetap
DUA HUBUNGAN (TWO
(Restriction Fixed)
CONNECTIONS)
DUA POSISI (TWO POSITION) -
Saluran dengan dengan Sumbatan
TIGA HUBUNGAN (THREE
(Sumbatan untuk dapat disambung)
CONNECTIONS)
DUA POSISI (TWO POSITION) -
POMPA HIDROLIK (HYDRAULIC PUMP EMPAT HUBUNGAN (FOUR
CONNECTIONS)
TIGA POSISI (THREE POSITION) -
Pompa Hidrolik Kapasitas Tetap.
EMPAT HUBUNGAN (FOUR
(Hydraulic Pump Fix Displacement)
CONNECTIONS)
Pompa Hidrolik Kapasitas TidakTetap.
(Hydraulic Pump Variable
Displacement)
AKTUATOR (ACTUATOR

Motor Hidrolik Kapasitas Tetap


(Hydraulic Motor Fix Displacement)
Motor Hidrolik Kapasitas Tidak Tetap
(Hydraulic Motor Variable
Displacement)
NAMA KOMPONEN Simbol NAMA KOMPONEN Simbol

METODE KERJA LAIN – LAIN

SPRING ASSEMBLY UNIT (MENCAKUP)

MANUAL RESEVOIR, BERVETILASI

PUSH-PULL LEVER RESERVOIR, BERTEKANAN

PEDAL atau TREADLE PRESSURE GAUGE

MECHANICAL ELECTRIC MOTOR

DETENT ACCUMULATOR, SPRING LOADED

SOLENOID, GULUNGAN TUNGGAL ACCUMULATOR, GAS CHARGED

TEKANAN PILOT (PILOT PRESSURE) OIL COOLER

DIRECT – OPERATED FILTER, STRAINER

INDIRECT - OPERATED

SIRKUIT DIAGRAM:
Contoh (Gambar: 352), adalah sirkuit diagram secara keseluruhan (complete), untuk sebuah sistem hidrolik,
yang digambarkan dengan simbol-simbol dari pompa, control valve (relief valve, spool valve dan flow control
valve).

CONTOH-CONTOH SIRKUIT DIAGRAM SISTEM HIDROLIK MESIN


(Di cetak dalam Kertas Ukuran, minimum A3).
Hose bertekanan
Hose bertekanan tinggi,
tinggi, dihubungkan
dihubungkan ke ke
sebuah cylinder.
sebuah cylinder. Dimana,
Dimana, cylinder
cylinder dapat
dapat
bergerakbebas.
bergerak bebas.

Control Valve ini, mempunyai empat


section, dengan empat connection, yang
dioperasikan secara lever (manual)
dengan dilengkapi dengan return spring
(load spring).

Oil filter ini dilengkapi Oil pressure gauage,


dengan sebuah by-pass dihubungkan ke sirkuit di
valve. Selama filter tidak port yang bisa dilepas/
mengalami kebuntuan pasang, untuk mengukur
atau tersumbat, valve besarnya tekanan kerja.
akan tetap tertutup. Oli
akan selalu mengalir
melalui filter kedalam
sistem.

Ini adalah pressure regulating


valve atau pressure relief valve.
Valve ini dalam keadaan tertutup
dan oli tidak mengalir balik ke
tangki, melalui valve ini.

Gambar: 352

Anda mungkin juga menyukai