Yang tak kalah lebih penting, adalah hose harus sesuai dengan jenis fluida dalam sistem.
(Selanjutnya dapat dilihat pada materi : MAETRIAL dan CONSUMABLE GOOD).
1.2. METAL CUOPLER (METAL FITTING)
Setiap hose dalam sistem hidrolik yang bertekanan tinggi, dimasing-masing
ujungnya terpasang fitting metal, untuk memudahkan pemasangan (installing
atau assembling) suatu hose terhadap hose lain atau bagian lainnya dalam
sistem hidrolik.
Gambar: 254
Secara umum sebenarnya banyak macam cara untuk penyambungan ini, tetapi
yang paling popular dalam penyambungan (coupler), dalam sistem hose ada
dua macam yakni:
Gambar: 257
Gambar: 259
5. HINDARI PEMASANGAN HOSE PADA AREA YANG PANAS (HEAT),
Pada bagian sebelumnya kita telah mengenal hose dan pipa, sebagai line atau saluran yang menjadi saluran
jalanya fluida yang mengubungkan dari satu komponen ke komponen lainnya dalam sistem hidrolik. Ini
adalah sangat efektip untuk unit-mesin yang kontruksinya inline – mono type, tetapi untuk unit mesin yang
mempunyai struktur kontruksi terpisah dan bekerja secara individual dalam satu sistem yang terintergerated,
penggunaan hose atau pipa adalah sangan menyulitkan, sebagai contoh unit-mesin EXCAVATOR, dimana
unit-mesin tersebut mempunyai struktur atau rangka, upper dan lower structur. Dan masing-masing struktur
mempunyai fungsi yang berbeda tetapi menggunakan satu sistem power hidrolik yang sama.
Gambar: 264
Jadi Swivel Joint atau Centre Joint adalah suatu sambungan
yang bisa berputar 360°. Joint adalah pengganti dari hose atau
line (saluran) oli sistem hidrolik, yaitu untuk menghindari
terbelitnya hose pada saat upperstructure berputar, dan
menjadikan oli hidrolik dapat mengalir dengan baik ke dan atau
dari travel motor.
Gambar: 265
KONTRUKSI
Joint seperti yang ditunjukan gambar disamping terdiri dari dua bagian
besar yakni: ROTOR atau SPINDLE terpasang ke main frame
uperstructure, dan BARREL atau BODY yang dibautkan ke swing center
di undercarriage. Oli hidrolik mengalir ke kanan dan kiri travel motor via
rotor/ spindle (1) dan oil port di barrel/ body (2). Seal (3) menjaga
kebocoran oli antara rotor/ spindle (1) dan barrel/ body (2) kedalam
saluran yang berdekatan.
Gambar: 266
Gambar: 267
3.10. SEALING MATERIAL
Yang dimaksud sealing material didalamnya termasuk juga O-ring, Seal, U-packing dan V-packing atau
lainnya, yang bersifat penyekat, adalah komponen yang penting dalam sistem mekanika hidrolik, hal ini
karena dengan sifatnya packing akan menutupi kebocoran yang merupakan kerugian pada sistem atau
kerugian material (fluida), yang meleleh keluar.
Contoh:
Dua pipa dengan tipe flange yang disambungkan, tanpa adanya sealing yang
disisipkan diantara dua muka pertemuan, dan dilakukan pengencangan dengan
baut sekuatnya, dilalui oleh oli – maka akan terlihat oli yang meleleh keluar, hal ini
dikarenakan permukaan material flange tidaklah sehalus yang terlihat.
Gambar: 268
3.10.1. O-Ring
Gambar: 269
O-ring tidak hanya digunakan untuk sealing, pada flange joint saja, tapi juga digunakan pada banyak tempat/
joint, seperti dibawah ini:
Gambar: 272
Untuk menghindari resiko kerusakan O-ring, pada sealing joint
yang mempunyai clearance besar atau bagian yang bergerak,
perlu dipasangakan BACK-UP RING.
Back-up ring, akan menahan posisi O-ring pada tempatnya,
sehingga kerusakan O-ring dapat dihindarkan.
Gambar: 273
3.10.2. Seal
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling berhubungan dan bergerak
(reciprocating dan radial moving) terhadap kebocoran cairan, udara, debu, baik kebocoran yang sifatnya
kedalam atau kebocoran keluar (outside) dan juga untuk menjaga tekanan dalam sistem. Seal ini termasuk
dalam kelompok DYNAMIC SEAL.
Dalam (Gambar: 275) disamping, menunjukan pada saat tekanan bekerja pada
packing, bibir (lip) tertekan kearah dinding silinder dan bila tekanan terus bekerja,
maka bibir (lip) packing makin mengembang – packing ini efektif dengan tekanan
tinggi.
Gambar: 275
”V” packing, umumnya dipasang dengan menggunakan beberapa
bentukan packing ”V” yang disisipkan diantara adaptor, Bibir (lip)
dan ’V” packing akan mengembang dan menempel pada permukaan
silinder, sehingga dapat mencegah kebocoran fluida/oli.
Gambar: 276
’U’ packing, yang disebut sealing ring harus terpasang dengan benar, sehingga
tekanan fluida yang bekerja dengan normal dan terhindar dari kebocoran/
leakage. Kesalahan dalam pemasangan ’U’ dapat menimbulkan kebocoran.
Gambar: 277
Untuk cylinder double acting, dimana tekanan bekerja dari dua sisi, menonjol
maka harus dipasangkan 2 (dua) set packing, untuk menghindari
kebocoran dari kedua sisi.
’U’ packing yang yang dipasang dan ditahan oleh retainer untuk Gambar: 278
menghindari terlepasnya packing, pada saat piston bergerak.
Bila pemasangan ’U’ packing terbalik arahnya, maka bagian belakang dari ’U’ packing cenderung menonjol
keluar dari celah retainer dan terjadi kerusakan.
Bila digunakannya ’U’ packing pada sebuah piston, gunakanlah selalu WEAR RING untuk
mencegah keausan piston dan dinding silinder, bila terjadi kerusakan pada ’U” packing.
Gambar: 279
”V” packing
Sebuah ”V” packing terdiri dari beberapa lapisan element V packing, yang saling berimpit dan bertangkupan,
banyaknya element yang digunakan adalah sesuai dengan kenaikan tekanan fluida.
Piston Single Acting Piston Double Acting Cyl. Head Hydraulic Cylinder Hydraulic Control Valve
”V” Packing :
Gambar: 283
Piston Double Acting Cyl. Head Hydraulic Cylinder Hydraulic Control Valve
Piston Single Acting
3.10.2.2. Radial Moving Seal
Yang dimaksud dengan radial moving seal atau sering
disebut sebagai oil seal saja, adalah seal untuk
penyekatan dan menahan kebocoran pada bagian yang
bergerak putar. Penyekatan atau perapatan (sealing)
adalah berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen Oil Seal
seal yang flexible terhadap ukuran shaft. Interferensi
diameter dalam seal dan diameter luar shaft merupakan
dasar prinsip sealing, juga ditambahkan tekanan spring
dibelakang lip seal. Gambar: 284
Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat
dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, cairan akan bocor tetapi bila
terlalu tipis akan timbulnya gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal
tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Gambar berikut
menunjukkan bentuk dasar lip seal atau oil seal.
Gambar: 285
Oil seal radial moving, paling banyak ditemui pada komponen sistem hirolik seperti pada :
Spring-contained SM Terdiri dari single spring dengan lip dan metal ring.
metal case ( AK ) Permukaan case/ housing dibuat sebagai metal ring.
Gambar: 287
o Single lip spring loaded
Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk sealing cairan dengan
viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi, pada daerah yang tidak
berdebu.
Gambar: 288
o Double lip
Masing-masing lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada
kedua sisi atau salah satu sisi saja.
Seal ini digunakan sebagai sealing terhadap cairan dengan lip yang dilengkapi spring
loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.
Gambar: 289
o Dual lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada
kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi
dan sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.
Gambar: 290
3.11. TENTANG OLI
Peralatan hidrolik didesign (dibuat) untuk dapat beroperasi dengan tipe oli yang dapat bekerja lama, tetapi
juga akan menjadi sumber problem, bila terjadi salah pemilihannya. Jenis oli harus merupakan pilihan utama
karena akan menentukan kinerja daripada perlatan hidrolik.
Viscositas oli yang tepat, adalah menjadi kunci daripada kinerja dan panjangnya usia pakai peralatan hidrolik.
Gambar: 295
4. Viskositas (kemampuan mengalir) oli atau fluida tidak tergantung pada
Gambar: 296
temperatur.
5. Tegangan permukaan oli atau fluida tidak boleh terlalu besar (tidak
membentuk buih).
Gambar: 297
6. Melindungi bagain-bagian yang halus dari korosi.
Gambar: 298
Gambar: 299
Oil sebagai fluida dari sistem hidrolik adalah salah satu bagian dari hasil refinasi minyak mineral atau
petroleum oil. Yang dalam perkembangnya fluida untuk sistem hidrolik adalah harus memberikan effiesiensi
yang tinggi, dan harus tidak adanya problem dalam pengoperasiannya. Untuk itu oli hidrolik harus terjamin
dengan sifat-sifat sebagai berikut:
Untuk itu, oli yang harus dipilih adalah oli yang bila diperlukan harus mengandung additive, untuk memastikan
bahwa penggunaannya benar-benar mempunyai karakteristik yang yang diizinkan pabrik pembuat sistem
hidrolik.
Gambar: 301
Udara atau air, adalah sumber utama terjadinya kontaminasi. Hal ini
disebabkan udara terdiri dari campuran (yang lembab) dan partikel (debu-
debu) halus dari athmosphere (udara bebas), seperti debu dijalanan atau
dilapangan pekerjaan.
Kotoran-kotoran tersebut dapat masuk kedalam sistem pada saat dibuka,
untuk diperbaiki atau pada saat dilakukan perawtan/ maintenance. Saat
itu itu, bila wadah-wadah (container) dan corong/ hose dan slang atau juga
kotoran yang menempel pada kain majun digunakan, maka oli dapat
terkontamisi oleh kotoran-kotoran. Gambar: 302
Juga selain dari luar seperti disebutkan diatas, peralatan yang ada
didalam sistem hidrolik sendiri adalah merupakan sumber dari
kotaminasi.
Selama masa break-in (indrejen/ awal mesin digunakan), geram-
geram logam (bearing atau metal, ring piston dll) akibat gesekan
dalam menepatkan kedudukan dalam mesin yang masih baru, yang
merupakan partikel kecil akan mengotori (menjadi kontaminasi) dari
oli.
Gambar: 303
Kemudian setelah beroperasi normal, mesin sendiri akan mengahsilkan unsur kontaminasi dari fragment-
fragment seal atau unsur logam lainnya yang disebabkan gesekan dari bagian-bagian yang bergerak, dan
masuk kedalam oli.
Efek Kontaminasi
Semua kontaminasi akan membuat akibat atau efek yang serius pada efesiensi sistem hidrolik, misalnya:
Udara (air):
Setiap orang pasti sudah sangat familier, terhadap efek atau
akibat darpada adanya udara misalkan pada sepotong besi,
terutama bila udara tersebut yang terkandung didalam air
(water).
Kombinasi dengan oksigen didalam udara, akan
menimbulkan karat (”rust”), yang bisanya disebut ”oksidasi”
(”oxidation”).
Oksidasi akan membentuk asam organik dan lumpur yang
akan yang sangat berbahaya terhadap bagian/ parts yang
terbuat dari metal. Yang selain itu – panas juga memberikan
Gambar: 305 kontribusi dalam terbetuknya oksidasi ini.
Air (water):
Percampuran air dengan oli disebut dengan istilah emulsi atau
elmulsification. Adalah hal yang tidak mungkin dapat dilakukan, untuk
memisahkan atau mengeluarkan semua air (water) dari sistem hidrolik
secara keseluruhan.
Uap air masuk kedalam tangki atau resevoir pada saat terjadii
kondensasi (proses pendinginan/ pengembunan) saat mesin istirahatt
kerja., dan masuk melalui breather. Gambar: 306
Air yang terkandung didalam oli, akan dapat sangat merusakan, terjadinya elmusi menyebakan tibul karat,
dan menaikankada oksidasi yang membentuk acid dan lumpur, yang juga akan menurunkan kemampuan oli
dalam melumasi bagian-bagian yang bergerak.
Bila vicositas terlalu tinggi (fluida lebih kental), maka sistem operasi juga akan terganggu (aktuator bergerak
lambat) dan perlu tenaga extra, untuk mendorong oli didalam sistem.
Dalam JIS (Japanese Industrial Standards) vicosity daripada fluida (oli) dinyatakan sebagai kinematic
viscosity dengan satuan centistoke, yang diukur dalam sebuah Ubbelohde viscometer atau Cannom-Feuske
viscometer, dalam viscometer ini sejumlah fluida (oli) dialirkan dalam pipa gelas (kaca), dan diukur waktu ang
dibutuhkan untuk mengalir, maka kinematic viscosity didapat dari kalkulasi ini.
Dalam Saybolt viscometer dan Reedwood viscometer yang
kadang-kadang juga digunakan, viscosity ditentukan dengan
melakukan pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk 60
cubic-centimeter (cc) fluida (oli) pada temperatur 210º F (20º
C) yang mengalir pada suatu orifice, dan waktu hasil
pengukurannya dinyatakan dalam Saybolt second atau
Redwood second.
Gambar: 310
Kode nomor secara aktual, ditentukan dengan membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh fluida (oli), untuk
melewati instrument (peralatan), dengan tabel yang ditentukan oleh Society of Automotive Engineer (S.A.E.).
Pelumas untuk Peralatan Industri (Hydraulic Oil):
Pelumas hidrolik (Hydraulic Oil) adalah bagian dari sistem pelumas untuk industri, bila untuk pelumasan
engine, klasifkasi mutu (performance level) sesuai dengan klasifikasi yang dirumuskan API maupun Engine
builder.
Untuk pelumasan industri lainnya ketentuan mutu ini tidak terdefenisi secara tegas, baik oleh lembag API atau
oleh SAE. Namun beberapa uji kemampuan untuk peralatan tertentu biasanya menentukan kemampuan
pelumas yang bersangkutan, diantaranya adalah:
Karenanya setiap orang yang belajar hidrolik harus dapat mengerti sistem, maka
penggambaran berikutnya adalah merupakan diagram-diagram atau sirkuit.
Penggambaran diagram/ sirkuit uimumnya untuk mempermudah dalam melakukan
trouble-shooting.
Gambar: 312
Adalah untuk menunjukan penggambaran simbol dimana kondisi fluida hidrolik didalam
sistem, seperti oil cooler atau filter.
Contoh-contoh:
Penggambaran sebuah motor yang dapat merubah kecepatannya dan dan dapat
berputar dua arah adalah sebagai berikut, simbol gambar lingkaran dengan dua-buah
segitiga hitam dan dilengkapi dengan tanda panah melintang 45º (Gambar: 318).
Gambar: 318
Cylinder
Simbol untuk cylinder adalah sangat sederhana, yakni kotak segipanjang yang menggambarkan tube (barrel)
dan dengan sebuah gambar T yang menggambarkan piston dan rod., seperti (Gambar: 319) dibawah.
Untuk gerak cylinder double acting, adalah dengan penambah garis yang diletakan pada kedua ujung sisi
masing-masing
Untuk menunjukan arah aliran, adalah dengan memberi tanda panah sesuai
dengan arah sistem aliran yang akan bekerja pada komponen aktuator (baik untuk
motor atau cylinder) , sebagai berikut (Gambar: 321).
Gambar: 321
Valve-Valve :
1. Pressure Control Valve
Gambar: 325
Pada (Gambar: 326), tekanan yang bekerja di sirkuit mulai meninggi atau sama
dengan tekanan yang terset pada pilot sistem, dan pilot valve mulai terbuka,
untuk mengalirkan oli ke tangki., untuk merelief tekanan yang ada di sirkuit.
Gambar: 326
Relief Valve, Normally-Open Valve:
Relief valve dengan tipe ini, lebih dikenal dengan nama Reducing Valve, dimana
spring akan bekerja menutup line hanya, bila tekanan telah melebihi kekutan pegas
spring.
Gambar: 327
Valve pengatur arah aliran atau direction control valve yang lain adalah,
valve yang berbentuk spool, yang tergabung dalam sebuah control valve,
dimana berfungsi untuk mengatur arah aliran seperti yang dikehendaki.
Penggambaran simbol untuk jenis valve ini, adalah berupa bangunan segi-
empat sama sisi atau amplop, yang terpisah pada masing-masing posisinya.
Gambar: 332
Two-position – Two Connection Two-position – Three Connection Two-position – Four Connection
Gambar: 333
Three-position - Four-Connection
Sistem pengoperasian untuk direction control valve-spool, adalah digambarkan dengan simbol:
Gambar: 334
3. Volume Control Valve
Adalah valve yang mengatur banyak (volume) dari aliran yang digunakan untuk suatu
sistem, sebagai contoh:
Counterbalance Valve, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya (volume) oli yang
kembali dalam menjaga actuator (khususnya) motor, pada saat dan kondisi tertentu
tidak berubah fungsi menjadi pompa.
Gambar: 335
Pada unit excavator traveling, menuruni bukit atau lereng, dimana karena berana berat unit atau mesin itu
sendiri, sehingga terjadi kecepatan gerak-luncur mesin, lebih cepat daripada gerak motor travel, akibatnya
motor yang seharusnya menggerakan mesin (via sprocket undercarriage), berubah fungsi menjadi pompa,
yang mengakibatkan terjadi kavitasi yang akan merusakan komponen dan system hidrolik. Untuk itu dicegah
dengan dipasangnya counterbalance valve.
Pada unit/ mesin Hydraulic Crane, terpasang counterbalance valve di sirkuit hoist
motor:
(a). Dalam operasi menurunkan beban, terjadi back-pressure (tekanan balik), yang
disebabkan adanya terpasang chek valve, seperti terlihat pada Gambar: 336.
Gambar: 336
(b). Tekanan disisi pump delivery (ouput pump) menjadi tinggi (karena tertahan),
yasng kemudian pilot line akan mendorong dan membuka valve, sehingga
menjadikan oli mengalir dari motor, melalui valve ke return line dan kemabli ke
tangki. Sehingga terhindar, terjadinya beban yang meluncur dengan sendirinya.
Gambar: 337
Slow Return Valve (Gambar: 338), adalah Volume Control Valve, dari tipe
lain, yang berupa flow control (pengontrol aliran) yang bisa di-stel dengan
dipasang sebuah check valve didalamnya, yang berfungsi untuk mengatur
banyak oli yang kembali dari sisi lain, sehingga sistem tidak mengalami
beban kejut, yang disebabkan kembalinya gerak actuator.
Gambar: 338 Bekerjanya:
Gambar: 339
a). Saat oli mengalir bebas. b). Aliran oli tertahan.
4. Komponen Lain.
FILTER dengan BYPASS VALVE
Bypass valve ini, melengkapi sistem filter atau penyaringan. Bila filter
element mengalami kebuntuan, sehingga terjadi perbedaan tekanan
disirkuit sebelum dan sesudah element, valve akan terbuka, yang
menjadikan oli tetap mengalir.
Valve ini bekerja, bilamana ada perbedaan tekanan.
Gambar: 340
OIL COOLER
Adalah berfungsi, untuk mentransfer panas yang dikandung oli
(hidrolik) ke media lain (air utau udara), dalam satu komponen atau
kompartment, yang masing-masing media saling terpisah (tidak
berhubungan)
Gambar: 341
Gambar-gambar Simbol yang digunakan dalam sistem hidrolik :
INDIRECT - OPERATED
SIRKUIT DIAGRAM:
Contoh (Gambar: 352), adalah sirkuit diagram secara keseluruhan (complete), untuk sebuah sistem hidrolik,
yang digambarkan dengan simbol-simbol dari pompa, control valve (relief valve, spool valve dan flow control
valve).
Gambar: 352