Anda di halaman 1dari 34

Mekanisme Tumpu pada

Sambungan
Sub Bab : Slip Kritical
Latar Belakang
• Mekanisme slip kritis dan bedanya dengan
mekanisme tumpu pada baut mutu tinggi.
Padahal sambungan baut mutu tinggi dengan
mekanisme slip kritis adalah sangat penting bagi
struktur jembatan yang rawan fatiq.
• Untuk gedung memang tidak pernah dikenal
penggunaannya, karena ribet, mahal danperlu
pengawasan ketat. Padahal dampaknya tidak
signifikan. Jadi jika digunakanmekanisme slip
kritis untuk gedung maka itu adalah sesuatu yang
memboroskan
• Slip-kritis bersama, dari rekayasa struktural ,
adalah jenis koneksi baja berlari struktural yang
bergantung pada gesekan antara dua elemen
Koneksi bukan baut geser atau baut bantalan
untuk bergabung dengan dua elemen struktur.
• Geser (dan tegangan ) beban dapat ditransfer
antara dua elemen struktur dengan baik
sambungan bantalan tipe atau sambungan slip-
kritis.
sistem sambungan baja
• Pemahaman tentang sambungan pada suatu
perancangan struktur baja adalah sangat penting,
dan merupakan bagian yang kritis, yang perlu
mendapat perhatian seksama. Kompleksitas
suatu struktur baja ditentukan oleh sistem
sambungan yang digunakan. Jadi untuk proyek
struktur baja yang besar, yang memang secara
geometri cukup kompleks, maka jenis sambungan
yang digunakan adalah standar(yang telah teruji),
sekuat profil. Sepintas boros, tetapi itulah cara
mengeliminasi besarnya resiko yang
kemungkinan timbul.
Ada dua sistem sambungan yang
saat ini telah menjadi andalan, dan
telah terbuktisukses, yaitu [1]
sistem sambungan dengan
teknologi las, dan [2] sistem
sambungandengan baut mutu
tinggi.
• Teknologi las dapat dianggap suatu sistem
sambungan yang cukup perfect karenadapat
menyambung baja menjadi dua bagian yang
homogen, tetapi sistem tersebutmemerlukan
lokasi kerja yang tertentu, yang umumnya dapat
dipenuhi di bengkelkerja dengan pekerja las yang
khusus. Sehingga keterbatasan sambungan las
untukproyek-proyek konstruksi adalahtergantung
dari seberapa besar komponen utuhstruktur yang
dapat diangkutdari bengkel kerja tersebut ke site
project.
sambungan baut mutu tinggi
• Pada umumnya untuk sistem rangka
sepertiGambar 1 di atas, maka jika digunaan
dua sistem sepert itu yang kritis akan terj
• Oleh karena itu mari kita membahas tentang
baut mutu tinggi, yang terdiri darikomponen-
komponen sebagai berikut.adipada sistem
sambungan bautnya.
• Untuk konstruksi baja maka standar mutu
baut mutu tinggi banyak memakai ASTMA325
atau ASTM A490, yang mana kode standarnya
biasa tercantum pada kepalabaut (hex head).
Gambar 3. Kode mutu pada baut mutu tinggi.
• Kecuali baut mutu tinggi di atas, ada juga baut
biasa / baut mesin / baut hitam.Adapun
standar mutu baut biasa adalah standar ASTM
A307. Jenis baut seperti initidak
diperbolehkan untuk bangunan struktur
utama.
• Dengan mengetahui alat sambung baut maka
perlu juga mengetahui kekuatan bauttersebut,
khususnya terhadap arah gaya yang bekerja
padanya. Secara prinsip bautlebih kuat
menerima gaya tarik aksial dibanding gaya
geser. Itu dapat dilihat daritabel AISC berikut:
• Meskipun kuat tarik lebih besar 1.5 kali
dibanding kuat geser, tetapikarena
detailsambungan dan kemudahanan
pemasangannnya menyebabkan baut
diorientasikantarik tidak mudah diusahakan.
Sebagai gambaran dapat dilihat dari
suatusambungan balok-kolom sbb:
Gambar 4 Beberapa detail sambungan beam-column (Geschwindner 2008)
• Perhatikan Gambar 4, dari empat variasi
sambungan dengan baut untuk balok-kolom,
maka alat sambung baut yang dapat
diorientasikan hanya menerima gayatarik hanya
detail (h), yaitu end-plate. Penggunaan alat
sambung baut untuk detail
• yang lainmengandalkan geser terjadi pada baut,
yang tentunya tidak akanseoptimal jika tarik.
Meskipun demikian itudipilih karena kemudahan
dalampembuatan detail dan pemasangan
sambungan tersebut
1.3sistem sambungan geser
• Cara penempatan baut pada suatu detail
sambungan adalah suatu hal yang penting.Hal
ini menyangkut kemudahan detail sambungan
di konstruksi dan optimalisasipenggunaan alat
sambung baut tersebut. Karena alat sambung
baut mutu tinggirelatif mahal dibanding las,
dan karena sistem yang mudah dikonstruksi
adalahsistem sambungan geser, yaitu detail
sambungan yang menyebabkan
bautmenerima gaya geser.
Gambar 5. Typical sistem sambungan geser
• Pada gambar 5 terlihat siku yang disambung
dengan pelat-pelat dikanan-kirinya
dandisatukan dengan alat sambung baut mutu
tinggi. Siku tersebut jelas tidak akandibebani
tegak lurus batangnya (momen) tetapi searah
sumbu aksial siku, dengandemikian baut-baut
tersebut semunya menerima gaya geser.
• Pada gambar 5 terlihat siku yang disambung
dengan pelat-pelat dikanan-kirinya
dandisatukan dengan alat sambung baut mutu
tinggi. Siku tersebut jelas tidak akandibebani
tegak lurus batangnya (momen) tetapi searah
sumbu aksial siku, dengandemikian baut-baut
tersebut semunya menerima gaya geser.
mekanisme kerja sambungan geser
• Jika sistem sambungan seperti pada gambar 5
digunakan baut mutu tinggimakamekanisme kerjanya
tergantung dari bagaimana baut mutu tinggi
tersebutdikencangkan. Berbeda dengan baut biasa, jika
digunakan baut mutu tinggimakadapat diberikan pre-
tensioning.
• Baut mutu tinggi yang diberi pre-tensioning dapat
menghasilkan [a]mekanisme slipkritis, dan
[b]mekanisme tumpu.Keduanya tentu tidak terjadi
secara bersama- sama, tergantung dari gaya
sambungan yang bekerja. Meskipun memakai baut
mututinggi, tetapitidak diberi pre-tensioning maka
sambungan hanya dapatmenghasilkan mekanisme
tumpu saja
• Apa itu mekanisme slip-kritis dan apa
mekanisme tumpu maka ada
baiknyadijelaskan dalam bentuk gambar.
Gambar 6.
Mekanisme slip-kritis
pada sistem sambungan geser (Dewobroto2009).
• Untuk bisa memahami mekanisme di atas maka perlu dipahami
bahwalubang bautpada pelat adalah lebih besar dari pada diameter
baut tersebut. Ini adalah ketentuanAISC sebagaikompromi untuk
toleransi pelaksanaan. Jadi pada gambar diatas,
• shank
• baut dapat terpisah (gap) dari lubang baut di pelat. Jadi pelat atas
danpelat bawah dapat tersambung karena adanyagaya
• clamping
• dari pretensioning.Gaya clamping menghasilkantahanan
friksipadabidang kontak efektif permukaan pelat yang disambung.
Dalam hal ini tentu sajakondisi permukaan pelat
sangatmenentukan. Itulah mengapa pada Gambar 1, pada
sambungan warnanya berbedadengan yang lain (belum boleh di
cat).
• Jika gaya aksi-reaksi pada sambungan diperbesar
dan melebihi tahanan friksi padabidang kontak
efektif maka shank baut (badan baut)
akhirnyabergerakmenuju pelatsambungan.Proses
pergeseran dalam sistem sambungan tersebut
disebut
• SLIP
• .Padasaat SLIP mulai terjadi maka mekanisme
kerja slip-kritis berakhir(dianggaphilang
kekuatannya) dandiganti oleh mekanisme
tumpuyang gambarannya adalahsebagai berikut.
Gambar 8. Berbagai kemungkinan
kegagalan akibat mekanisme tumpu
• Dari penjabaran secara kronologi di atas maka
tentunya dapat dipahamibahwakedua
mekanisme tersebut tidak dapat terjadi secara
bersama-sama. Untukmendapatkan gambaran
secara keseluruhan bagaimana suatu
sambungan geserdengan baut mutu tinggi
yang diberi pre-tensioned bekerja, dapat
dilihat kurvaperilaku sambungan dari Kulak
sbb.
Gambar 9. Perilaku gaya-deformasi
sambungan geser yang dibebani
• Perhatikan gambar di atas khususnya pada
Major slip yang mana terlihat tandaterputus-
putus. Kondisi gaya sebesar nol sampai
sebelum kurva terputus-putusdapat dikatakan
bahwa sambungan memanfaatkan mekanisme
slip kritis,selanjutnya setelah terjadi major slip
sambungan berubah
memanfaatkanmekanisme tumpu.
• Jadi dapat juga dikatakan bahwa untuk kapasitas
gaya rencana yang sama makaperencanaan
dengan mengandalkanmekanisme slip-kritis
memerlukan jumlah bautyang lebih
banyakdibanding mekanisme tumpu biasa. Lebih
mahal gitu lho. Itulahmengapa mekanisme tumpu
lebih populer untuk konstruksi gedung yang
memangsecara nature tidak terlalu signifikan
pengaruhnya, apalagi kalau hanya
digunakansebagai strategi memperkaku gedung.
Pretensioning pada baut mutu tinggi
• Jadikata kunciterjadinya mekanisme slip-kritis
adalahmemberikan gaya pretensioning pada
baut mutu tinggiyang digunakan pada
sambungan tersebut.Kecuali itu,kondisi
permukaan komponen sambungjuga sangat
menentukan.
• Salah satu cara manual dalam memberikan
pretensioning baut mutu tinggi
dapatdilakukan dengan metode Turn-of-Nut
(AISC 2005). Petunjuknya sendiri
relatif sederhana, tetapi prakteknya anda bisa
lihat sendiri anak-anak UPH 2005
(sekarangsudah alumni) ketika membantuku
sewaktu menyelesaikan disertasi tempo
hari. Tidak gampang !
Gambar 10. Pretensioning baut mutu tinggi
dengan cara Turn-of-Nut (Dewobroto2009)
• Ternyata memberikan pretensioining baut
mutu tinggi tidak semudahmenuliskannya,
pada kenyataannya proses tersebut ternyata
telah dapatmenimbulkan bisnis tersendiri
dalam mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai