Anda di halaman 1dari 9

Analisis Wilayah & Geospasial

RUANG
STRUKTUR & POLA
@Provinsi DKI Jakarta

Syukur Abdillah NPM. 1831020205


PENGERTIAN
Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

▪ Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan


sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional
▪ Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya
PADA WILAYAH DKI JAKARTA
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012
Dasar Hukum

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang


(Pasal 17 ayat 1) : (Pasal 64 ayat 1) :
Rencana struktur ruang terdiri atas
Rencana pola ruang diwujudkan berdasarkan
a) Sistem pusat kegiatan;
distribusi peruntukan ruang, terdiri dari:
b) Sistem dan jaringan transportasi;
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung; dan
c) Sistem prasarana sumber daya air; dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
d) Sistem dan jaringan utilitas perkotaan.
PEMBAHASAN
Kedudukan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menyebabkan ruang wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berfungsi sebagai ruang ibukota negara

Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan bagian kawasan strategis nasional, maka
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan secara
terpadu

Perda memuat Peraturan Zonasi yang mengatur struktur ruang dan pola ruang sistem pusat kegiatan, sistem
dan jaringan transportasi, sistem prasarana sumber daya air, sistem dan jaringan utilitas perkotaan, kawasan
lindung dan kawasan budidaya

Struktur Ruang yang dimaksud dibuat dalam rangka Sedangkan yang dimaksud oleh Pola Ruang adalah
mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk lingkup pemanfaatan dari Struktur Ruang yang
mengakomodir pengembangan kawasan secara
terpadu pada wilayah DKI Jakarta sebagai kawasan dibentuk agar pelaksanaan pembangunan dapat
strategis nasional yang ada dalam lingkup berkembang sesuai dengan rencana dan
JABODETABEKPUNJUR perkembangan pengembangan kawasan
Pembagian 5 (lima) Kawasan
1. Kawasan Sektor Informal, meliputi pengembangan dan pemeliharaan kawasan pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil
menengah serta penyediaan ruang bagi sektor informal dalam pengembangan pusat perniagaan dan perkantoran.

2. Kawasan permukiman meliputi pengembangan berdasarkan karakteristik kawasan, disesuaikan dengan pengembangan
Kawasan TOD serta pemanfaatan ruang di kawasan strategis campuran pemukiman dapat berbentuk pita
dansuperblockdengan proporsi 30-65 persen terkait resapan air.

3. Kawasan strategis kepentingan ekonomi (meliputi kegiatan perdagangan, jasa dan campuran dengan intensitas tinggi untuk
skala pelayanan nasional dan internasional. Fungsinya mengendalikan, membatasi dan mengurangi pembangunan berpola
pita seperti ruko sepanjang jalan kecuali di kawasan ekonomi berintensitas tinggi atau berlantai banyak).

4. Kawasan strategis kepentingan lingkungan (terdiri atas kawasan di sepanjang Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat, dan
Sungai Ciliwung).

5. Kawasan strategis kepentingan sosial budaya (meliputi revitalisasi kawasan kota tua sebagai pusat kegiatan pariwisata sejarah
dan budaya, serta fokus kawasan di kota tua, Taman Ismail Marzuki dan Menteng).
PETA STRUKTUR
RUANG
Rencana Struktur Ruang Provinsi yang meliputi
sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan
prasarana dan utilitas, rencana pola ruang
yang meliputi kawasan lindung dan kawasan
budidaya, kawasan-Kawasan strategis provinsi,
Rencana Tata Ruang Kota/Kabupaten
Adminsitrasi, arahan pemanfaatan ruang
wilayah provinsi yang berisi indikasi program
utama, arahan pengendalian pemanfaatan
ruang yang berisi indikasi arahan peraturan
zonasi sistem provinsi, arahan perizinan,
arahan insentif dan disinsentif, serta arahan
pengenaan sanksi
PETA POLA RUANG
Mengingat dinamika dan tantangan yang
dimiliki oleh DKI Jakarta, serta asas
penataan ruang, maka RTRW DKI Jakarta
2030 disusun dengan prinsip sebagai
berikut:
a) Pengelolaan pertumbuhan (Growth
Management), bukan pembangunan’
biasa.
b) Basis perencanaan fungsional adalah
Megalopolitan “Jabodetabekpunjur”.
c) Pergeseran dari “stakeholders” ke
“shareholders”.
KESIMPULAN
Jika melihat rencana Struktur Ruang pada peta lampiran Perda Nomor 1 Tahun 2012 kondisi perencanaan sudah
selaras dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta Bogor Depok
Tangerang Bekasi Puncak dan Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Pola Ruang yang dilaksanakan dengan asas penataan ruang seperti prinsip yang telah disampaikan mengikuti
dinamika yang ada. Namun pada prakteknya seringkali dijumpai kendala-kendala dalam keselarasan/ataupun
kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan di wilayah.
TERIMA KASIH

abdillahsyukur99@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai