Anda di halaman 1dari 7

Laboratorium Kimia Analisis Kualitatif

Semester 1 2020/2021

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGGOLONGAN ANION

Pembimbing : Jeanne Dewi Damayanti, S. T., M. Sc


Kelompok :1
Tgl. Praktikum : 17 November 2020

Nama : A. Isyana Sabillah Yuda


NIM : 33120013
Kelas : 1A D3 Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2020
Penggolongan Anion

I. Tujuan
1. Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal sifat-sifat
penggolongan anion.
2. Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat menentukan jenis anion
yang terkandung didalam sampel.
3. Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam mengambil
dan mencampurkan pereaksi, serta dapat menentukan golongan anion dari sampel yang
dianalisis.

II. Perincian Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Pemeriksaan pendahuluan dengan menggunakan asam kuat.
3. Pengamatan anion secara sistematis
4. Mengidentifikasi anion melalui reaksi spesifik.
5. Mengamati terjadinya perubahan warna dan endapan.

III. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi.
b. Rak tabung reaksi.
c. Pipet tetes.
d. Gelas kimia.
e. Labu semprot.
2. Bahan
a. AgNO3 0,1 M
b. Ba(NO3)2. 0,1 M
c. HNO3 1M
d. Aquades.
e. Sampel 1.
f. Sampel 2.
g. Sampel 3.
h. Sampel 4.
i. Sampel 5.
j. Sampel 6.

IV. Dasar Teori

Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Misalnya adalah
unsur atau senyawa yang terkandung atau terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel
(A.L.Underwood:1993).

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif.


Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode
analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna,spektrum absorpsi, spektrum
emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang
rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk
mengembangkan suatu metode analisis kualitatif dengan menggunakan alat-alat yang
sederhana yang dimiliki hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati
langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan
informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. (Svehla, 1990).

Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom non logam memperoleh satu atau
lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang positif)
dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan elektron sehingga mereka akan memiliki
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron
valensi karena konfigurasi ns 2 np 5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan
mendapatkan satu elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga, Kelompok 16
unsur membentuk ion dengan muatan -2, dan Kelompok 15 non logam membentuk ion dengan
muatan -3. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation (Svehla, 1985).

Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-
ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat
digolongkan sebagai berikut :
2−¿¿ 2−¿ ¿ 3−¿¿ 2−¿¿ 3−¿ ¿ 3−¿¿ 3−¿¿
1. Golongan sulfat: SO 4 , SO3 , PO 4 , Cr 2 O 4 , BO3 , AsO 4 , AsO 3 . Anion-
2+¿¿
anion ini mengendap dengan Ba dalam suasana basa.

, I, S2−¿¿ Anion golongan ini mengendap dengan Ag


−¿¿ −¿¿ +¿¿
2. Golongan halida : Cl , Br dalam
larutan asam ( HNO3).

3. Golongan nitrat : NO 3−¿ ¿, NO 2−¿ ¿ ,C 2 H 3 O 2−¿ ¿. Semua garam dari golongan ini larut. NO 3−¿ ¿
−¿¿
, . NO 2−¿ ¿ , CH 3 OO .

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion
tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya (Chang, 1996).

Analisa kualitatif menggunakan dua macam penguji reaksi yaitu, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah dalam larutan.
Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni
tanpa melarutkan contoh. Melakukan praktikum semacam pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala,
uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G.
Svehla : 1985).
Pemeriksaan anion secara sistematis.

Pendekatan yang sistematis untuk mengenal anion yaitu dengan memisahkannya


dalam golongan-golongan. Langkah-langkah pemisahan yang sistematis, yaitu :

Go Reaksi Dengan Anion


l
AGNO 3 (0,1 M) Ba( NO3 )2 0,1 M
(Endapan yang terjadi) (Endapan yang terjadi) −¿ ¿
−¿ danCNS ¿
−¿ ,I

Cl−¿, Br
¿
1. Endapan putih-kuning Tak ada endapan ¿

tidak larut dalam (


HNO3 ¿ 1 M
−¿ ¿
2−¿,mungkinCH 3 COO ¿
2. Terjadi endapan yang Tak ada endapan 2−¿, NO 2 ¿
S
larut dalam HNO3 1 M
2−¿ ¿

SO2−¿
3. Endapan putih larut Endapan putih larut ,CO 3 ¿
3
dalam HNO3 1 M dalam HNO3 1 M
2−¿¿

PO 2−¿
4. Endapan bewarna larut Endapan putih atau ,CrO 4 ¿
4
dalam HNO3 1 M bewarna larut dalam
HNO3 1 M
MnO−¿ ¿
5. Tak ada endapan Tak ada endapan 4

SO2−¿ ¿
6. Tak ada endapan Endapan putih tak larut 4
dalam HNO3 1 M

V. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membersihkan alat dengan aquades hingga bersih.
3. Masing masing tabung reaksi diberikan label nama, sesuai dengan sampel yang digunakan.
4. Memasukkan sampel kedalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes (1 ml) menggunakan pipet
tetes.
5. Menambahkan pereaksi spesifik pada setiap tabung reaksi sesuai yang dicantumkan dijob
sheet. Kemudian aduk atau kocok masing masing tabung reaksi secara perlahan.
6. Mengamati setiap perubahan yang terjadi pada masing masing tabung reaksi.
7. Catat perubahan yang terjadi.
8. Bandingkan hasil pengamatan dengan teori yang ada.

VI. Data Pengamatan

Reaksi Dengan
Sampel AgNO3 (0,1 M) Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ 0,1 M Golongan
Endapan HNO3 1 M Endapan HNO3 1 M
1 Tidak ada Larut Ada endapan Tidak larut 6
putih
2 Ada endapan Tidak larut Tidak ada Larut 1
putih-kuning
3 Tidak ada Larut Tidak ada Larut 5
4 Ada endapan Larut Tidak ada Larut 2
5 Tidak ada Larut Ada endapan Tidak larut 6
putih
6 Ada endapan Larut Tidak ada Larut 1
putih-kuning

VII. Pembahasan
Pada percobaan ini, kami diberikan sampel 1-6 yang tidak diketahui nama larutan dan
golongannya. Maka dari ke 6 sampel tersebut nantinya akan ditentukan termasuk golongan
berapa. Untuk menentukan golongan pada setiap sampel digunakan dua macam pereaksi, yaitu
AgNO3 (0,1 M) dan Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ (0,1 M). Dalam penggolongan anion didasarkan pada
kemampuan anion dalam membentuk suatu endapan. Maka dari itu dilakukan pengamatan
terhadap reaksi yang terjadi, apakah terbentuk endapan atau tidak.

Pada pengamatan sampel 1 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan tidak mengalami
perubahan dan tidak membentuk endapan. Pada reaksi dengan Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ larutan
membentuk endapan putih dan sampel tidak larut saat dicampurkan dengan larutan HNO3.
Maka dari itu sampel 1 termasuk golongan 6.

Pada pengamatan sampel 2 yang direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan


putih-kuning dan tidak larut saat dicampurkan dengan larutan HNO3. Pada reaksi dengan
Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ larutan tidak mengalami perubahan dan tidak membentuk endapan. Maka dari
itu sampel 2 termasuk golongan 1.

Pada pengamatan sampel 3 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan tidak mengalami
perubahan dan tidak membentuk endapan. Pada reaksi Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ larutan juga tidak
mengalami perubahan. Maka dari itu sampel 3 termasuk golongan 5.

Pada pengamatan sampel 4 yang direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan


bewarna dan sampel larut saat dicampur dengan larutan HNO3. Pada reaksi dengan
Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ larutan tidak mengalami perubahan apapun. Maka dari itu sampel 4 termasuk
golongan 2. Pengamatan in tidak sesuai dengan hasil sampel yang sebenarnya sehingga
seharusnya sampel ini termasuk golongan 1.

Kemudian sampel 5 saat penambahan larutan AgNO3 tidak mengalami perubahan dan
tidak meghasilkan endapan sedangkan pada penambahan Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ menghasilkan
endapan bewarna putih dan tidak larut saat dicampurakan dengan larutan HNO3. Maka sampel
5 termasuk golongan 6. Pengamatan in tidak sesuai dengan hasil sampel yang sebenarnya
sehingga seharusnya sampel ini termasuk golongan 3.
Dan pada sampel 6 saat penambahan larutan AgNO3 terdapat endapan putih-kuning
dan larut saat dicampurkan dengan larutan HNO3 sedangkan pada penambahan
Ba( NO¿¿ 3)2 ¿ sampel tidak mengalami perubahan apapun. Maka dari itu sampel 6 termasuk
golongan 1.

VIII. Kesimpulan
Sampel 1 merupakan anion yang berasal dari golongan 6.
Sampel 2 merupakan anion yang berasal dari golongan 1.
Sampel 3 termasuk anion yang berasal dari golongan 5.
Sampel 4 termasuk anion yang berasal dari golongan 2.
Sampel 5 merupakan anion yang berasal dari golongan 6. Dan
Sampel 6 merupakan anion yang termasuk golongan 1

IX. Daftar Pustaka

Jobsheet pembuatan praktikum pemisahan golongan kation dan anion. Jurusan teknik kimia.
Politeknik negeri ujung pandang.

https://chemiscode.blogspot.com/2020/01/laporan-praktikum-kimia-analisa_26.html.

https://docplayer.info/60513000-Laporan-praktikum-analisis-kualitatif-anion.html.

https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-kation.

Anda mungkin juga menyukai