Anda di halaman 1dari 13

HAFALAN SENI BUDAYA

Fyi: hafal yang penting jelas padat menggunakan bahasa sendiri


da perlu same persis like tulizan berad):
Fight!

Pengertian Teater (AL)


Teater berasal dari bahasa Yunani theatron "tempat untuk menonton"). pengertian yang
lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian
atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa
pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
Dalam perjalanan selanjutnya, teater lebih merujuk pada pertunjukan seni drama atau
kelompok drama. Drama juga berasal dari bahasa Yunani, yang berarti dialog dalam bentuk puisi
atau prosa dengan keterangan laku. Kemudian, lebih dikenal dengan nama naskah Padan kata
drama dalam bahasa Indonesia adalah sandiwara Sandi berarti “Rahasia,” Wara berarti “Kabar”
– kabar yang dirahasiakan.
Richard Schechner, sutradara dan profesor di Universitas New York (NYU) memperluas
batasan teater sedemikian rupa, sehingga segala macam upacara, termasuk upacara penaikan
bendera, bisa dimasukkan sebagai teater.
Schechner mengikuti batasan para ilmuwan sosial (antropologis Victor Turner) yang
memaknai suatu peristiwa sosial itu juga sebagai teater seperti halnya antropolog Clifford
Geertz mengumpamakan Bali sebagai “Negara teater.” Serupa dengan itu, istilah performance
(pertunjukan) pun bukan hanya dipakai untuk tampilan kesenian, melainkan juga untuk
berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara Peter Brook, sutradara asal Inggris yang menetap di Prancis dan menyutradarai
Mahabharata, menulis buku The Empty Space (“Ruang Kosong”) yang menyebutkan,“Sebuah
ruang kosong dan seorang menyeberang sudah menjadi sebuah teater.” Artinya, Peter Brook
menganggap bahwa laku apa pun yang terjadi di atas panggung, yang mengisi sebuah
“ruang kosong,” adalah teater.

UNSUR PEMERANAN (SITI SUHADALAH)


1. Lakon
Kata lakon artinya melakukan, melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh. Kedudukan lakon
dalam sebuah cerita adalah sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan cerita (struktur
cerita) melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran. Penulisan naskah atau lakon teater,
memiliki kekhasan tersendiri. Pemilihan tema dan panjang pendeknya cerita sangat tergantung pada
babak, serial, episodic naskah dari ketertarikan setiap orang (bersifat personal) dalam memahami: isi
cerita, struktur cerita dan unsur-unsur cerita untuk dijadikan subjek karya teater.

Sumber-sumber cerita atau naskah atau lakon diperoleh melalui: cerita-cerita fiksi, cerita sejarah,
cerita–cerita daerah Nusantara, dan lain lain. Beberapa Sumber cerita Teater remaja dengan sarat nilai
pendidikan terdapat pada dongeng binatang, fable (Si Kancil, Sang Harimau), kisah 1001 malam (Lampu
Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun.), legenda (Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung ), sejarah
(Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo,).

2. Unsur Penokohan dan Perwatakan


Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain:
Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.

 Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama disebut sebagai tokoh
putih. Kedudukan tokoh utama adalah memainkancerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatis
(konflik pertentangan)
 Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam.
Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama
dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya.
 Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu
tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. 
 Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu
tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. 
 Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat
netral. 
 Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat
tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh
tersebut dan penonton.
 Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
 Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia
pewayangan disebut punakawan. Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai
penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, 
3. Unsur Tubuh
Tubuh dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu
dilakukan pengolahan atau pelatihan agar tubuh memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan
daya refleks atau kepekaan tubuh.

4. Unsur Suara
Suara yang dikeluarkan indra mulut dan hidung melalui rongga dan pita suara berfungsi untuk
penyampaian pesan pemeranan melalui pengucapan kata-kata. Unsur suara sebagai sarana dalam
pemeranan seni teater agar berfungsi dengan baik, dan memiliki manfaat ganda dalam menunjang seni
peran perlu dilakukan pengolahan berupa pelatihan terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang terkait
dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik pemeranan.

5. Unsur Penghayatan
Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang digali dan
dilakukan seorang pemeran ketika membawakan pemeranannya di atas pentas. Setiap pemeran dalam
membawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari
naskah yang sama. Latihan untuk memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi
seorang pemeran dapat dilakukan melalui teknik olah rasa.
( ATAS NAMA DWI OKTARIANI HAFALIN Y BEB)

6. Unsur Ruang
Pengertian ruang secara umum adalah tempat, area, wilayah untuk bermain peran dalam
melakukan gerak diam (pose) atau gerak berpindah (movement). Ruang yang diciptakan
pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota
badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, gerak
besar, biasanya pemeran memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung,
kebahagiaan, perpedaan status, dan atau marah dst. Adapun, ruang wajar dan bersahaja biasanya
dilakukan seorang pemeran pada suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, tenang dan
nyaman. Ruang pemeranan yang dibangun seorang pemeran dengan gerak atau respon kecil,
biasanya dilakukan dalam suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan budak.

7. Unsur Kostum
Pengertian kostum dalam seni peran adalah semua perlengkapan yang dikenakan, menempel,
melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran. Kostum meliputi unsur ; rias, busana,
dan asesori sebagai penguat, memperjelas watak tokoh, baik secara fisikal, psikis, moral atau
status sosial. Contohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi, Tentara, Hansip, Satpam, Guru,
Kepala Desa, Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak Sekolah

8. Unsur Property
Property dalam pemeranan adalah semua peralatan yang digunakan pemeran, baik yang
dikenakan maupun yang tidak melekat ditubuh, tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan
(handprop) dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemeran, seperti : tas, topi,
cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok.

9. Unsur Musikal
Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku pemeranan di atas pentas,
meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan
main, irama vocal, suara pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang
pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh (Cepot, Bodor, Semar, dan
Raja.) berupa; gending, musik, suara atau bunyi dan efek audio, baik melalui iringan musik
langsung (live) maupun musik rekaman (playback),contohnya; Musik Kabaret, dan Musik
Operet.

10. Tata Rias adalah cara mendadandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih
meyakinkan atau lebih menonjolkan karakter tokoh teater tersebut.
PEMERANAN TRADISIONAL ( TERKHUSUS BUAT KAMU YANG HMMMM OLIVIA
CANTIKA)

Teater dibagi menjadi dua yaitu teater tradisional dan modern. Dalam hal teater tradisional atau
juga dikenal dengan istilah “teater daerah” merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para
pesertanya berasal dari daerah setempat dengan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang
sejak dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di
lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu

CIRI CIRI E JO: EAK


bahasa yang digunakan ialah bahasa daerah setempat yang tentu lebih akrab di telinga
masyarakat sekitar.

Seringkali terdapat unsur nyanyian serta tari-tarian di dalamnya.

Diiringi oleh alat musik tradisional, biasanya berupa alat tetabuhan yang identik dengan daerah
tersebut.

Dilakonkan dengan banyak improvisasi di dalamnya.

Terjadi banyak interaksi antara pemain dengan penonton.

Pementasan kebanyakan dilakukan di luar ruangan seperti lapangan.

Pementasan panggung cukup sederhana dengan suasana yang santai

PEMERANAN MODERN ( TERKHUSUS NAQ MOTOR M RAYHAN MWEH)

Dalam halnya teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang
tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat.
Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari.
Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter tokoh, serta alur cerita.
Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan maksud agar bangun ceritanya standar,
sehingga meskipun dilakukan pementasan berulang-ulang kali, cerita tetap sama. Peran sutradara
sangatlah penting dalam teater modern, karena merupakan tokoh central yang memiliki hak
tunggal dalam hal menginterpretasikan naskah cerita yang ingin ditampilkan dan
dipersembahkan kepada penonton.
Ciri-ciri teater non tradisional adalah:
panggung tertata rapi dengan jenis peralatan yang lebih kompleks dibandingkan dengan teater
tradisional.
Umumnya pementasan teater modern dilaksanakan di sebuah gedung tertutup.
Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang dipentaskan.
Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan teater tradisional.
Tidak banyak interkasi yang dilakukan antara penonton dengan pemain.
(TEKNIK TERKHUSUS BUAT ZAFIRAH ) fyi; afalin yang urgent bai

Teknik merupakan cara, metode, dan strategi dalam melakukan suatu kegiatan dengan tepat dan
baik. Teknik pemeranan adalah suatu cara dan metode untuk membawakan peran atau tokoh
dengan penuh totalitas. Dalam memerankan tokoh, seseorang perlu mengoptimalkan
keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal, dan tubuhnya dalam membawakan peran dengan
penuh penghayatan.

Teknik pemeranan terdiri dari beberapa unsur latihan berikut.


a. Olah Tubuh
Olah tubuh merupakan bagian ekpresi seni fisik yang berupa latihan atau pengolahan tubuh agar
memiliki stamina yang kuat, kelentukan (keluwesan) tubuh, dan daya refleks atau fleksibilitas
tubuh. Olah tubuh terdiri dari latihan berikut.

 Stamina/Kekuatan Tubuh

Latihan kekuatan tubuh bertujuan agar fisik kuat dan pernapasan sehat. Contoh latihannya
dengan berlari beberapa keliling sesuai dengan luas lapangan atau sesuai dengan luas ruangan
(kalau di dalam gedung). Adapun latihan pernapasan,dengan menghirup dan membuang udara
pernapasan melalui hidung dengan dada, diafragma dan perut kembung kempis. Setelah itu,
latihan dilanjutkan dengan kativitas peregangan bagian otot tubuh.

 Streching/Peregangan

Peregangan merupakan latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan memiliki daya gerak
refleks. Latihannya dengan menggerakan atas bawah, kanan, kiri, putaran, ke luar ke
dalamanggota tubuh mulai dari mata, mulut, muka, leher, bahu, dada, pinggul, lengan,
pergelangan tangan, jari tangan, paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, dan tumit. Setelah
melakukan peregangan latihan dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh.

 Keseimbangan Tubuh

Latihan keseimbangan tubuh tujuannya maltih kemampuan otak dalam menguasai tubuhnya.
Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada kekuatan kaki. Contoh latihannya dengan berdiri
dua kaki , satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang. Setelah
melakukan latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara.
b. Olah Suara
Olah suara merupakan latihan pengucapan suara dengan jelas serta nyaring melalui teknik
pernapasan dan pengucapan. Dengan oleh suara diharapkan juga pemain memiliki artikulasi
yang jelas, intonasi suara, dinamika suara, dan kekuatan suara yang sesuai.

 Artikulasi

Artikulasi adalah kejelasan dalam pengucapan kata-kata agar dipahami oleh pendengarnya.
Latihannya dengan melakukan pengucapan kata-kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo
yang berbeda-bedea untuk membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang
dengan pernapasan yang diatur.

 Intonasi

Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan kata-kata sehingga dihasilkan
pengucapan yang tidak monoton. Contoh latihannya dengan mengucapkan sebuah kalimat atau
dialog pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan pada salah satu kata yang dianggap
penting.

 Dinamika

Dinamika suara adalah cepat lambatnya pengucapan suara dari sebuah kalimat. Contoh
latihannya dengan mengucapkan kalimat atau dialog pendek dengan tempo yang berbeda (cepat-
sedang-lambat).

 Power/Kekuatan 

Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau
kalimat. Contoh latihannya dengan mengucapkan kalimat atau dialog pendek dengan cara
diulang serta melakukan pengucapan dengan suara lembut dan suara keras tetapi tidak berteriak.
(KHUSU BADO IKBALE CJR)

c. Olah Rasa/Sukma
Olah rasa adalah suatu proses latihan untuk mengasah kepekaan pancaindra dan perasaan.
Contoh latihannya dengan menggali potensi dalam agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai
dengan kebutuhan emosi peran. Tujuan lain latihan olah rasa adalah membangun kejujuran
rohani serta pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Dengan pembebasan
tersebut diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas
pemeranan. MAteri latihan olah rasa antara lain sebagai berikut.
1)   Teknik Konsentrasi
Konsentrasi merupakan latihana ajaran tentang penguasaan/pengendalian diri atau pemusatan
pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita
perlukan.

Latihan konsentrasi antara lain sebagai berikut.

 Latihan mengosongkan pikiran.


 Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya lilin yang menyala, bunga, kursi, warna,
bunyi, suara, kucing, dan harimau.
 Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.

2) Pengindraan
Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang
berhubungan dengan pancaindra yaitu penglihatan/visual (mata), penciuman (hidung),
pendengaran (telinga), rasa/pengecapan (lidah), dan sentuhan/rabaan (tubuh). Seluruh
kemampuan pancaindra dalam hubungan oleh rasa senantiasa ditujukan untuk membangun
kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan.
3)  Kepekaan Sukma/Rasa
Rasa/sukma adalah kekuatan dalam diri aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton
melalui media-media yaitu mimik, gesture (gerak-gerik tubuh), emosi suara (dialog), serta laku
dramatik dan karakter/perwatakan. Dorongan perasaan tersebut di antaranya melalui latihan
kepekaan emosi seperti rasa sedih, rasa takut, rasa marah, rasa gembira, dan rasa benci.
4) Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal. Imajinasi dapat berupa hasil
kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaaan (metaforik) terhadap
binatang , tumbuhan, unsur alam, atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu
menghadirkan khayalan positif. LAtihan imajinasi misalnya dengan melakukan kegiatan
keseharian, seolah-olah menirukan.\

4. Ruang

Pengertian ruang dalam seni teater adalah tempat bermain peran (acting) dengan lingkup
peralatan dan  perlengkapan dekorasi yang dihadirkan di atas pentas. Tugas pemeran adalah
mengisi dan menghidupkan ruang menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga mendukung peran
yang dibawakan. Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi seorang pemeran
adalah kemampuan merespons kepekaan blocking ,moving, business, dan leveling terhadap
ruang dan lawan main.

1. Blocking, adalah kedudukan tubuh atau posisi pemeran di atas panggung.


2. Moving, adalah pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas
pentas.
3. Bisuness atau bisnis, adalah kreativitas pemeran dalam mengatasi rasa bosan atau
kejenuhan dengan mengisi waktu luang yang ada. Contoh-contoh business dalam
bermain peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan dengan daya
dukung handrop yang memungkinkan, seperti memainkan topi, memainkan tongkat,
memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, kaus kaki,
dan lain-laain.
4. Leveling, dalam konteks seni peran adalah pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang
pentas.
PROSEDUR PEMERANAN (ANANDA LOVE)

1. memilih dan menentukan naskah,

2. membaca naskah ( reading ), 

3. pembagian peran/tokoh (casting),

4. menganalisis peran/tokoh,

5. menghafal naskah,

6. mengamati watak tokoh,

7. mengeksplorasi pemeranan

8.  menyeleksi watak tokoh,

9. menyusun watak tokoh,

10. menggabungkan watak

11. membentuk ( gladi kotor dan gladi bersih )

12. pemeranan sebagai hasil latihan kelompok,

13. menampilkan pemeranan kelompok dengan lisan dan tulisan,

14. memaknai pembelajaran pemeranan.  

Pembahasan:

Penafsiran atau Penghayatan Naskah


Naskah drama ditafsirkan tentang isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan ceritanya.          ,

Pemilihan Peran atau Tokoh


Pemilihan peran disebut juga casting. Dalam proses ini para pemain drama ditunjuk menjadi
salah satu tokoh dalam naskah drama. Pemain yang telah ditunjuk harus memahami watak, sifat,
tingkah laku, dan gerakan tokoh yang akan dimainkan. Seorang pemain harus terus-menerus
berlatih memerankan tokoh. Pemain tersebut juga harus mengekspresikan dialog sesuai dengan
watak tokoh dan situasi dialog. Ekspresi dalam dialog bisa berupa ekspresi marah, sedih,
gembira, kecewa, takut, bingung, atau merayu.
Latihan

Para pemain drama harus benar-benar berlatih memerankan tokoh. Pemain harus
mengekspresikan dialog yang telah dipelajari.

Memerankan Drama
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan naskah drama,

1. Tiap-tiap kata harus diucapkan dengan jelas.


2. Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
3. Tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata dalam kalimat (tekanan nada).
4. Tekanan cepat lambatnya pengucapan suatu kata dalam kalimat (tekanan tempo).
5. Pengucapan pengembangan, dapat dicapai melalui empat cara, yaitu: menaikkan volume
suara, menaikkan tinggi nada, menaikkan kecepatan tempo suara, dan mengurangi
volume tinggi nada serta kecepatan tempo suara?
6. Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) dan ekspresi wajah (mimik) yang sesuai
dengan karakter atau watak tokoh yang diperankan. Melalui mimik dan gerak tubuh
pemain yang juga harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami tokoh yang
diperankan.
7. Watak tokoh dalam drama terlihat dalam percakapan antartokoh. Dalam percakapan itu
tergambar sifat dan tingkah laku setiap tokoh.

Anda mungkin juga menyukai