Anda di halaman 1dari 10

Oleh

T. S. Susetianingsih, S. Pd., M.Pd.


KD 1.1 Mengidentifikasi penokohan, dialog, dan
latar dalam pementasan drama

Indikator:
1. Menentukan tokoh dan perannya
2. Menyimpulkan sifat tokoh berdasarkan dialog
tokoh disertai alasannya
Karangan yang ditulis untuk dipentaskan
disebut juga sandiwara, tonil atau lakon,
pertunjukan.
Kata drama berasal dari Yunani  gerak,
action (Inggris).
Sandiwara dari bahasa Jawa  sandhi=
rahasiah dan wara = pengajaran, arti
bebasnya adalah cerita yang ditulis dengan
maksud untuk dimainkan atau dipentaskan,
isinya tentang kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas panggung
(pentas) dengan media dialog/percakapan,
gerak/blocking, dekor/tanpa dekor,
musik/tanpa musik.
Henry Guntur Tarigan (1984), menyatakan bahwa drama
merupakan karangan berbentuk prosa atau puisi yang
direncanakan bagi pertunjukan teater; suatu lakon.

Hasanuddin WS (1996) menyatakan bahwa drama merupakan


karya dalam dua dimensi, yaitu sebagai genre sastra dan
sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Selain itu, ada pula naskah yang ditulis sebagai bahan bacaan,
bukan untuk produksi panggung. Drama jenis ini dikenal
dengan sebutan textplay atau naskah atau repertoir atau
closet drama.
 
Drama tertua lahir di Yunani (525 – 456 s.m.) yaitu The
Suppliant karya Aeschylus, namun yang terkenal Antigon dan
Dedipus Tyranus karya Sophocless (445 – 406 s.m.).
Jenis-jenis drama berdasarkan penyajiannya:
•Opera  cerita dengan dialog yang dinyanyikan diiringi musik
(yang pendek =operet)
•Pantomin  dengan isyarat, gerak-gerik (kadang diikuti musik)
•Tablo  tidak bergerak, hanya menunjukan gaya dan diam
(disertai pengantar kata)
•Dagelan/lawak cerita penuh unsur kelucuan
•Minikata  Hampir tidak menggunakan kata, gerak-gerik saja
dengan improvisasi
•Sendratari  drama dan tari tanpa dialog
•Romantik  cerita orang biasa dengan suka-dukanya
•Klasik  cerita dewa-dewi

Jenis drama berdasarkan isinya


•Absur  tidak mengikuti pola konvensional
•Alegori  ajaran hidup
•Tragedi  drama duka cita
•Tragedikomedi  duka ria
•Lirik  mengekpresikan tema cerita
•Liturgy  upacara keagamaan
•Puisi  dialognya didudun dalam bentuk puisi
•Sejarah  berasal dari sejarah berupa peristiwa
Jenis drama berdasarkan waktu:

•Drama trasional (drama asli), ciri-cirinya


•Cerita yang disajikan biasanya sudah dikenal
masyarakat
•Pementasan selalu diiringi tarian, nyanyian, dan lawak
•Nilai dramatik dilakukan spontan tak terduga
•Hubungan penonton-pemain sangat akrab
•Pegelaran dilakukan di mana saja
•Bersifat turun temurun dan tidak ada naskah ceritanya.
•Drama moderen, ciri-cirinya:
•Ada naskah ceritanya
•Dialog dihapalkan para pemain
•Watak para tokoh dipelajari oleh pemain
•Hubungan penonton dan pemain kurang akrab
•Dipentaskan di tempat tertentu
Tokoh/penokohan/perwatakan, ciri-ciri karakteristik
seorang tokoh dalam cerita. Perwatakan ialah penampilan
keseluruhan ciri atau tipe jiwa seorang tokoh. Dalam
drama penokohan dapat dilihat lewat dialog (pembicaraan
antar tokoh), tingkah laku, percakapan bathin (monolog
interior), pemilihan pemeran, tata busana dan tata rias.

Tokoh Utama dibagi atas:


 Protogonis, tokoh yang melanjutkan cerita/berperan baik
 Antagonis, tokoh yang menentang protogonis

Tokoh Pembantu atau Tritagonis dibagi atas:


1. Tritagonis protogonis
2. Tritagonis antagonis
Bentuk fisisk
Penokohan Status sosial
Karakter
Cara memperkenalkan watak tokoh:

Langsung  Pelukisan bentuk lahir (wajahnya,


cara bertikah, cara berpakaian)

Pelukisan jalan pikiran dan perasaannya,


pelukisan dari segi batiniah

Dramatik Pelukisan reaksi tokoh yang lain,


bagaimana reaksi tokoh lain terhadap tokoh
tersebut

Pelukisan keadaan setting sekeliling tokoh


(apakah rajin, malas, jorok dll)
Bacalah naskah drama dalam modul Anda,
kemudian kerjakan soal-soal di bawah ini!

1. Tentukanlah mana tokoh utama dan mana


tokoh pembantu dalam naskan drama
tersebut!
2. Analisislah sifat-sifat tokoh tersebut
berdasarkan dialog tokoh, sertakan alasan
yang mendukung jawaban Anda!
Harymawan, Rma. 1993. Dramaturgi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sujiman, Sayuti. 2002. Berkenalan Dengan


Prosa Fiksi. Jogyakarta: UGM.

Tarigan, Hendri Guntur. 1997. Unsur-unsur


Intrinsik Sastra. Bandung: Anggkasa.

Anda mungkin juga menyukai