Indikator:
1. Menentukan tokoh dan perannya
2. Menyimpulkan sifat tokoh berdasarkan dialog
tokoh disertai alasannya
Karangan yang ditulis untuk dipentaskan
disebut juga sandiwara, tonil atau lakon,
pertunjukan.
Kata drama berasal dari Yunani gerak,
action (Inggris).
Sandiwara dari bahasa Jawa sandhi=
rahasiah dan wara = pengajaran, arti
bebasnya adalah cerita yang ditulis dengan
maksud untuk dimainkan atau dipentaskan,
isinya tentang kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas panggung
(pentas) dengan media dialog/percakapan,
gerak/blocking, dekor/tanpa dekor,
musik/tanpa musik.
Henry Guntur Tarigan (1984), menyatakan bahwa drama
merupakan karangan berbentuk prosa atau puisi yang
direncanakan bagi pertunjukan teater; suatu lakon.
Selain itu, ada pula naskah yang ditulis sebagai bahan bacaan,
bukan untuk produksi panggung. Drama jenis ini dikenal
dengan sebutan textplay atau naskah atau repertoir atau
closet drama.
Drama tertua lahir di Yunani (525 – 456 s.m.) yaitu The
Suppliant karya Aeschylus, namun yang terkenal Antigon dan
Dedipus Tyranus karya Sophocless (445 – 406 s.m.).
Jenis-jenis drama berdasarkan penyajiannya:
•Opera cerita dengan dialog yang dinyanyikan diiringi musik
(yang pendek =operet)
•Pantomin dengan isyarat, gerak-gerik (kadang diikuti musik)
•Tablo tidak bergerak, hanya menunjukan gaya dan diam
(disertai pengantar kata)
•Dagelan/lawak cerita penuh unsur kelucuan
•Minikata Hampir tidak menggunakan kata, gerak-gerik saja
dengan improvisasi
•Sendratari drama dan tari tanpa dialog
•Romantik cerita orang biasa dengan suka-dukanya
•Klasik cerita dewa-dewi