Anda di halaman 1dari 8

WILLINGNESS TO PAY (WTP) PENGUNJUNG

MUSEUM SIMALUNGUN DI KOTA PEMATANGSIANTAR

Darwin Damanik1
1,
Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Simalungun
Jl. Sisingamangaraja Barat No.1 Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara
E-mail : darwindamanik@usi.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini, bertujuan untuk meneliti tentang kesediaan wisatawan (willingness to pay)
untuk membayar lebih dari harga tiket masuk yang telah ditetapkan dalam upaya pelestarian
warisan budaya di Museum Simalungun dengan menggunakan contingent valuation methods
(CVM) serta faktor apa saja kah yang mempengaruhi kesediaan membayar tersebut. Hasil analisis
menunjukkan bahwa total nilai willingness to pay dari 90 responden adalah Rp 664.000,00 dengan
nilai rata – rata adalah Rp 7.378,00. Dimana variabel pendapatan berpengaruh positif terhadap
willingness to pay (WTP).

Kata kunci : Museum, Willingness to Pay, Kebudayaan, Wisata, Contingent Valuation Methods

ABSTRACT

This research aims to examine the willingness of tourists to pay for pay more than the
price of admission that has been set in an effort to preserve cultural heritage in the Simalungun
Museum by using contingent valuation methods (CVM) as well as what factors influence the
willingness to pay. T the analysis show that the total value of willingness to pay of 90 respondents
is Rp. 664,000.00 with an average value of Rp 7,378.00 willingness to pay (WTP).

Key word : Museum, Willingness to Pay, Culture, Tourism, Contingent Valuation Methods

1. PENDAHULUAN Simalungun dan pemerintah setempat. Pada


27 September 1954 didirikan Yayasan
Di Sumatera Utara, khususnya di kota Museum Simalungun yang berfungsi untuk
Pematangsiantar terdapat sebuah Museum mengelola Museum Simalungun hingga
yang telah berdiri sejak tahun 1939 yaitu sekarang. Museum ini berisi berbagai macam
Museum Simalungun yang memiliki beragam koleksi-koleksi benda artefak yang tidak
koleksi warisan bersejarah masyarakat suku ternilai harganya. Koleksi ini dapat menjadi
Simalungun dari masa lampau. Tujuan bahan pembelajaran kita tentang bagaimana
membangun Museum Simalungun pada masa kehidupan masa lampau masyarakat batak
itu adalah untuk menjaga dan melindungi khususnya batak simalungun. Terletak di
benda-benda cagar budaya yang bernilai Pusat Kota Pematangsiantar, Museum
sejarah agar tidak lenyap ditelan zaman Simalungun memiliki lokasi yang strategis
Museum ini dibangun oleh masyarakat dan memiliki akses yang mudah yang dapat
dilalui oleh berbagai jenis kendaraan mulai

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019 9


dari angkutan umum hingga kendaraan Sudirman No. 20 Kota Pematangsiantar.
pribadi. Waktu penelitian ini berlangsung dari April
Berdasarkan data tabel kunjungan sampai Juli 2019.
wisatawan menurut objek wisata yang Dalam penentuan sampel
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan metode accidental sampling
Kabupaten Simalungun pada tahun 2017, dengan jumlah sampel sebanyak 90
terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke responden.
Museum Simalungun dalam 3 tahun terakhir Metode yang sering digunakan dalam
selalu merupakan yang paling sedikit (minim) menghitung nilai willingness to pay (WTP)
jika dibandingkan dengan objek wisata lain adalah analisis regresi berganda dan
yang ada di daerah Kabupaten Simalungun. contingen valuation method (CVM) dengan
Bahkan jumlahnya di tahun 2016 yang hanya melakukan survey secara langsung terhadap
mencapai 803 wisatawan adalah 0.5% jika responden. Contingent Valuation Method
dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang (CVM) yaitu metode survei secara langsung
mengunjungi Parapat yang berjumlah bertanya kepada pengunjung tentang kerelaan
142.895 wisatawan. Kurangnya kunjungan untuk membayar (willingness to pay) untuk
wisatawan ke museum bisa saja diakibatkan memelihara Museum Simalungun.
oleh sebagian perspektif masyarakat yang Pengolahan dan analisis data dilakukan
menganggap bahwa museum hanyalah suatu secara manual dan menggunakan komputer
tempat untuk menyimpan barang – barang dengan program Miscrosoft Office Excel dan
kuno, usang dan tidak menarik jika Program SPSS (Statistical Program Smart
dibandingkan dengan obyek wisata lain. Solution) 24 for Windows.
Padahal museum merupakan tempat Untuk mengetahui besarnya WTP
untuk menjaga dan melestarikan peninggalan dengan metode Contingent Valuation Method
masa lalu yang usianya bisa sampai ratusan (CVM) sebagai berikut:
tahun dan memiliki nilai yang mana kita bisa = ∑
belajar mengenai sejarah masa lalu dan
bagaimana kehidupan mayarakat lalu yang Dimana:
mungkin saat sekarang ini tidak kita jumpai
lagi. Untuk meningkatkan keinginan TWTP = Total WTP
masyarakat untuk mengunjungi museum, WTPi = Individu sempel ke-i
maka diperlukan evaluasi dan perbaikan- ni = Jumlah sempel ke-I yang bersedia
perbaikan fasilitas yang ada di Museum membayar WTP
Simalungun. N = Jumlah sampel
Dengan adanya perbaikan dan P = Jumlah populasi
penambahan fasilitas yang ditawarkan i = Responden ke-i yang bersedia
Museum Simalungun maka diharapkan membayar (i=1,2,....,n)
kunjungan wisatawan ke Museum
Simalungun akan semakin meningkat. Untuk Selanjutnya untuk mengetahui
merealisasikannya diperlukan anggaran yang besarnya pengaruh variable bebas terhadap
tidak sedikit dan diperlukan kontribusi dari variabel terikat digunakan metode Ordinary
Yayasan Museum Simalungun selaku Least Square (OLS). Analisis data akan
pengelola Museum Simalungun dan juga digunakan untuk menyederhanakan data yang
wisatawan. Sehingga dalam penelitian ini, telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih
penulis tertarik untuk meneliti tentang mudah dibaca dan diinterpretasikan, dengan
kesediaan wisatawan ( willingness to pay ) WTP dipengaruhi oleh Usia, Jenis Kelamin,
untuk membayar lebih dari harga tiket masuk Pendidikan, dan Pendapatan melalui metode
yang telah ditetapkan dalam upaya OLS, maka diperoleh persamaan model
pelestarian warisan budaya di Museum regresi liniernya adalah sebagai berikut:
Simalungun.
Model Fungsi Y = f (AGE,GEN,EDU,INC)
Model Struktural
Y = β0 + β1AGE + β2 GEN + β3 EDU + β4
2. METODOLOGI INC+ εi
Lokasi penelitian ini berada di
Keterangan :
Museum Simalungun di Jalan Jenderal
Y = WTP (Rp)

10 Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019


β0 = Konstanta dari persamaan regresi atau mengeluarkan uang dalam upaya
AGE = Umur (skala ordinal) memperbaiki lingkungan.
GEN = Jenis Kelamin
EDU = Pendidikan (skala ordinal)
INC = Tingkat Pendapatan Contingent Valuation Method (CVM)
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi Metode Contingent Valuation
εi = Standar Erorr Method (CVM) adalah teknik survey untuk
menanyakan kepada seseorang tentang nilai
atau harga yang bersedia mereka berikan
terhadap komoditi yang tidak memiliki harga
3. LANDASAN TEORI pasar (Yakin, 1997).
Valuasi Kontingensi (Contingent
Museum Valuation Method) adalah cara perhitungan
ICOM (International Council of secara langsung, dalam hal ini langsung
Museums) mendefinisikan museum sebagai menanyakan kesediaan untuk membayar
suatu institusi non-profit permanen yang (willingness to pay, WTP) kepada masyarakat
melayani kepentingan masyarakat dan dengan titik berat preferensi individu menilai
kemajuannya, terbuka untuk umum serta benda publik yang penekanannya pada
mengumpulkan, memelihara, meneliti, standar nilai uang (Hanley dan Spash, 1993).
mengkomunikasikan dan memamerkan Dalam penelitian ini pendekatan
benda–benda bukti keberadaan manusia dan yang digunakan adalah pendekatan WTP.
lingkungannya untuk tujuan studi, edukasi Willingness to pay (WTP) atau kesediaan
atau pendidikan dan kesenangan. membayar adalah kesediaan individu untuk
membayar terhadap suatu kondisi lingkungan
Budaya atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan
Budaya berasal dari bahasa jasa alami dalam rangka adanya perubahan
sanksekerta, yaitu buddhayah, yang terhadap kualitas lingkungan.
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi Dalam WTP dihitung seberapa jauh
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang kemampuan setiap individu atau masyarakat
berkaitan dengan budi dan akal manusia. untuk membayar dalam rangka adanya
perubahan lingkungan yang diinginkan. WTP
Willingness To Pay ( WTP ) merupakan nilai yang sesuai untuk
WTP merupakan harga tertinggi menghitung sumber daya alam dan jasa
yang rela dibayarkan masing–masing pembeli lingkungan.
untuk mendapatkan manfaat suatu barang Metode penilaian ekonomi terhadap
atau jasa,dan untuk melihat seberapa besar barang lingkungan telah berkembang sampai
pembeli menghargai barang atau jasa tersebut sekitar 15 jenis metode penilaian
(Mankiw, 2006). (Yakin,1997), diantaranya adalah Contingent
Kesediaan membayar Willingness To Valuation Method (CVM) ini adalah metode
Pay memiliki pengertian lain yaitu kesediaan yang paling populer digunakan, metode The
masyarakat untuk membayar sesuai dengan Dose-Reponse Method (DRM), metode
jumlah yang ditetapkan. Willingness To Pay Hedonic Price Method (HPM), metode
atau kesediaan membayar adalah kerelaan Travel Cost Method (TCM), dan metode The
seseorang untuk membayar suatu kondisi Averting Behaviour Method (ABM).
lingkungan atau penilaian terhadap Tujuan dari CVM adalah untuk
sumberdaya alam dan jasa alami dalam menghitung nilai atau penawaran yang
rangka memperbaiki kualitas lingkungan mendekati barang-barang lingkungan jika
(Hanley dan Spash, 1993). pasar dari barang-barang tersebut benar-benar
Willingness To Pay merupakan ada. Oleh karena itu, pasar hipotesis harus
kerelaan masyarakat untuk menerima beban sebisa mungkin mendekati kondisi pasar yang
pembayaran sesuai dengan beban yang sebenarnya.
ditetapkan. Metode WTP mengukur sejauh Dalam CVM dikenal lima macam
mana kemampuan setiap individu atau cara untuk mengajukan pertanyaan kepada
masyarakat secara agregat untuk membayar responden (Yakin,1997), yaitu:
a. Metode tawar menawar (bidding game),
yaitu suatu metode dimana jumlah yang

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019 11


semakin tinggi dari nilai awal disarankan Breksi menggunakan metode CVM,
pada responden sampai nilai WTP menunjukan bahwa sebanyak sebaran 270
maksimum dari responden didapatkan. responden di dominasi oleh responden yang
b. Metode referendum tertutup bersedia menyisihkan uangnya untuk harga
(dichotomous choice) yaitu metode yang retribusi objek wisata Tebing Breksi sebesar
menggunakan suatu alat pembayaran Rp 9.730,00 yang di bulatkan menjadi Rp
yang disarankan kepada responden baik 10.000,00 agar mudah untuk menentukan
mereka setuju ataupun tidak setuju, harga retribusi masuk . Nilai ini dipengaruhi
dengan jawaban setuju/tidak maupun oleh tingkat pendidikan, pendapatan, biaya
ya/tidak. rekreasi yang dikeluarkan serta kepuasan
c. Metode kartu pembayaran (payment wisatawan akan tempat wisata tersebut.
card), yaitu metode dengan penggunaan Valentina (2014), Melakukan
nilai yang disajikan pada sebuah kartu penelitian Willingness To Pay (WTP)
masyarakat terhadap konservasi situs warisan
yang memungkinkan jenis pengeluaran
hidup Candi Borobudur dengan
responden dalam kelompok pendapatan menggunakan metode CVM. Dan dari
yang ditentukan dengan perbandingan analisis nilai WTP diperoleh sebesar Rp
jenis pekerjaan mereka sehingga 35.000,00 yang mampu dibayarkan untuk
membantu responden dalam kelompok pemeliharaan lebih lanjut, pada nilai ini
pendapatan yang ditentukan dengan diketahui bahwa faktor yang secara signifikan
perbandingan jenis pekerjaan mereka berpengaruh adalah faktor jenis kelamin dan
pendapatan.
sehingga membantu responden untuk
Rahayu (2017) melakukan penelitian
menyesuaikan jawaban mereka. yang berjudul Faktor-faktor yang
d. Metode pertanyaan terbuka (open-ended mempengaruhi willingness to pay
question), yaitu suatu metode dimana pengunjung Telaga Ngebel untuk pelestarian
responden ditanyakan nilai maksimum objek wisata alam di Kota dengan
WTP mereka tanpa ada penyaranan nilai Pendekatan Contingent Valuation Method
awal terlebih dahulu. mendapatkan hasil total willingness to pay
120 responden dalam upaya pelestarian objek
e. Metode ranking contingent, yaitu metode wisata alam adalah sebesar Rp1.135.000,00
terbaru dengan menyodorkan rangking dengan nilai rata-rata willingness to pay 120
dari nilai moneternya, responden disuruh responden adalah sebesar Rp9.458,33. Faktor
mengurutkan dari yang paling disukai –faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
sampai yang tidak disukai dan nilai-nilai besarnya WTP tersebut adalah Penghasilan,
tersebut diterjemahkan melalui analisa biaya rekreasi dan lama pendidikan dari
statistik. responden.

Studi Empiris
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Masruroh (2017), Menggunakan
Awal mula didirikannya sebuah
model CVM dalam Analisis Willingness To
museum untuk menjaga hasil budaya dari
Pay untuk Keraton Ratu Boko. Hasil
bangsa Simalungun tidak lepas dari peran
penelitian yang dilakukan terhadap 105
seorang warga Belanda bernama Dr. A.N. J
responden untuk membayar tiket masuk
Th. Van Der Hoop yang pada tahun 1932
obyek wisata Kraton Ratu Boko didapatkan
menulis disertasi yang berjudul “Megalitich
nilai tambahan untuk upaya pelestarian
Remains in South-Sumatera” yaitu mengenai
lingkungan (WTP) dengan rata-rata sebesar
kehidupan megalitik di Sumatera Selatan. Hal
Rp 8.685 dan tiket masuk sebesar Rp 33.685.
ini menimbulkan perangsang untuk
Hal ini dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat
menyelidiki makna dari pada batu-batu /
pendidikan dan jarak tempuh ke tempat
patung yang ada di Sumatera Selatan. Setelah
wisata Kraton Ratu Boko.
diadakan penyelidikan sementara, maka
Akbar (2018), Nilai total willingness
tanggal 5 September 1935 dalam sidang
to pay (WTP) untuk pengembangan dan
Kerapatan Nabolon di Pematangsiantar yang
peningkatan kualitas objek wisata Tebing

12 Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019


dihadiri oleh 7 Raja – raja Simalungun dan Pematangsiantar sebagai tempat Museum
dipimpin oleh Kontelir Simalungun yaitu G.L dibangun.
Tichelman yang sedang melakukan penelitian Maka pada 10 April 1939 dimulailah
tentang warisan megalitik di Simalungun. pembangunan Museum dengan biaya yang
Kesepakatan yang diperoleh agar Raja- raja dikumpulkan dari semua bantuan sejumlah
mengadakan pencatatan patung- patung dan 1.650 gulden. Peresmian Museum diadakan
yang menyerupainya yang ada di daerah pada tanggal 30 April 1949 sesuai dengan
masing –masing. Contoh warisan megalitik Adat Simalungun yang dihadiri oleh Raja-
saat itu adalah patung batu silapalapa dari raja, Pejabat pemerintahan, perkebunan,
daerah Partuanon Hutabayu Marubun. Patung pejabat adat dari daerah – daerah tetangga.
ini memilki nilai sejarah yang sangat tinggi Nama Museum ini semula disebut
dan berharga. Namun sayangnya, patung ini Rumah Pustaka Simalungun. Namun
tidak berada di Indonesia melainkan sudah kemudian diubah dan disepakati menjadi
berada di Rijks Museum, Amsterdam yang Museum Simalungun.
pada tahun 1938 dibawa oleh Voorhoeve atas Pada 27 September 1954 didirikan
seizin Tuan Hutabayu Marubun Radja Ihoet Yayasan Museum Simalungun yan fungsi
Sinaga. Melihat bahan yang demikian banyak untuk mengelola Museum Simalungun
termasuk milik rakyat yang tidak diperlukan hingga sekarang. Pada tahun 1957 terjadi
dalam kehidupan sehari-hari (benda-benda pemekaran wilayah sehingga
kuno), maka timbullah ilham dari masyarakat Pematangsiantar berdiri sendiri menjadi kota
meminta kepada raja untuk mendirikan Administratif. Maka Museum Simalungun
Museum. Usul ini mendapat perhatian dan tetap masuk dalam cakupan Kabupaten
dibicarakan dalam Kerapatan Nabolon. Simalungun. Biaya perawatan dan
Sesudah Pemerintah Daerah berencana pemeliharaannya diharapkan dari sumbangan
mendirikan museum, maka disiarkanlah pengunjung dan pemerintah Kabupaten
kepada seluruh masyarakat tentang Simalungun dan Pemerintah Kota
pengertian, maksud dan tujuan mendirikan Pematangsiantar.
museum yang disebut “Rumah Pustaka
Siamlungun” untuk menyimpan benda-benda
warisan budaya simalungun yang dapat Karakteristik Responden
diwariskan untuk generasi selanjutnya.
Pada tahun 1937 Pemerintah Responden dalam penelitian ini adalah
mengangkat Voorhoeve untuk menjadi Taal- wisatawan / pengunjung yang datang
ambtenaar untuk menyelidiki dan berkunjung. Penelitian ini mengggunakan
mempelajari kebudayaan Simalungun serta data primer dengan melakukan wawancara
diangkat menjadi Penasehat Simalungun. berdasarkan kuesioner menggunakan metode
Komite Na Ra Marpodah Simalungun yang accidental sampling. Jumlah responden yang
mendukung sepenuhnya pembangunan diambil sebanyak 90 orang.
Museum membuat usul rencana tertulis yaitu Tabel 1. Data Statistik
Museum didirikan di Pematang Raya, karena
Pematang Raya yang letaknya di pertengahan Minimu Maximu Standar
m m Mean Deviasi
daerah Simalungun. Usia 15 56 22.86 9.647
Pada tanggal 14 Januari 1937 Tingkat
9 18 11.49 2.510
diadakan sidang untuk menentukan pendirian Pendidikan
13177
museum, dengan hasil yaitu Museum kurang Pendapatan 8500 5000000
05.56
1397436.59

tepat didirikan di Pematang Raya karena WTP 0 25000


7155.
5493.430
56
jalan hanya satu arah ( Siantar- Jenis Perempuan = 67 Laki-laki = 23
Kabanjahe/Dairi). Lokasi Museum lebih tepat Kelamin orang orang
di Pematangsiantar yang merupakan kota Sumber : Data primer diolah, 2019
perniagaan, kota pelajar, tempat perlintasan
Medan, Tapanuli, Tanjungbalai/Asahan, Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
Kabanjahe/Karo, Sidikalang dan daerah bahwa jumlah responden untuk perempuan
perkebunan sekitarnya. Dengan dasar sebanyak 67 orang dan untuk laki-laki
tersebut, akhirnya ditetapkan sebanyak 23 orang. Untuk usia minimum
pengunjung yang datang adalah 15 tahun dan

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019 13


maksimum 56 tahun dengan rata-rata sebesar Pengelola Museum Simalungun menetapkan
23 tahun. Nilai minimum pendidikan sebesar harga tiket masuk sebesar Rp 2.000,00 untuk
9 yang setara dengan SMP dan nilai pelajar SD, Rp 3.000,00 untuk pelajar tingkat
maksimum adala 18 yang setara S2 dengan SMP, Rp 4.000,00 untuk pelajar SMA dan
nilai rata-rata sebesar 11.5 atau mendekati Rp 5.000 untuk pengunjung Umum. Total
SMA. Variabel pendapatan memiliki nilai surplus konsumen adalah total willingness to
minimum sebesarRp 8.500 dan maksimum pay dikurangi harga tiket masuk yang
sebesar Rp 5.000.000 dengan nilai rata-rata dibayarkan oleh 90 pengunjung atau
sebesar Rp 1.317.705,56. Dari table dapat responden.
juga dilihat nilai minimum untuk WTP
adalah Rp 0 dan nilai maksimumnya adalah Berdasarkan hasil penelitian, dari 90
Rp 25.000 dengan rata-rata Rp 7.155,56. reponden, yang terdiri dari 36 orang Pelajar
SMA dan 54 orang wisatawan Umum maka
total surplus konsumen adalah sebesar :
Tabel 2. Hasil Regresi Berganda
Variabel Dependen : WTP = {Rp 664.000,00 – [( Rp 4.000,00 x 36) +
Variabel Unstandardize thitun Sig. Kesimpula
( Rp 5.000,00 x 54)]}
d Coefficients g n
B = Rp 664.000,00 – Rp 414.000,00
Jenis - -1.205 0.23 Tidak
Kelamin 1121.952 2 signifikan = Rp 250.000,00
(X1)
Usia (X2) 83.218 1.409 0.16 Tidak
2 signifikan Pengaruh jenis kelamin terhadap
Pendidikan -426.532 -1.722 0.08 Tidak willingness to pay dalam upaya perawatan
(X3) 9 signifikan dan pemeliharaan Museum Simalungun.
Pendapatan 0.003 7.245 0.00 Signifikan
(X4) 0
Konstanta= Hasil penelitian menunjukkan
6985.002 bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi
F hitung =
31.785 seseorang dalam menentukan apakah ia
F Sig = 0.00 bersedia membayar lebih atau tidak. Dalam
R2 = 0.599 hal ini, Kesediaan membayar lebih
didasarkan pada rasa peduli dan ketertarikan
Sumber : Data primer diolah, 2019 mereka terhadap sejarah dan warisan budaya
Simalungun yang ada di Museum
Menurut hasil analisis regresi Simalungun. Pada hasil penelitian ini,
berganda pada tabel 4.8, maka dapat disusun mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
persamaan regresi yaitu : dilakukan oleh Maruroh (2017) , Akbar
(2018), Hasiani dan Putri Imannur Rahayu
WTP = 6985.002 – 1121.952X1 + 83.218 X2 (2017) yang menggunakan variabel jenis
– 426.532X3 + 0.003 X4+ e kelamin sebagai variabel independen, bahwa
Pengukuran Besarnya Willingness jenis kelamin tidak berpengaruh nyata
To Pay (WTP ) Wisatawan terhadap Museum terhadap nilai WTP pengunjung Museum
Simalungun: Berdasarkan data primer yang Simalungun.
didapatkan dari hasil pengisian kuesioner
Pengaruh usia terhadap willingness
yang dilakukan oleh 90 orang wisatawan
to pay dalam upaya perawatan dan
yang datang berkunjung ke Museum
pemeliharaan Museum Simalungun.
Simalungun, diperoleh hasil seluruh
willingness to pay (WTP) adalah sebesar Rp Dalam hasil penelitian ini
664.000,00. Dimana besarnya rata – rata dari menunjukkan bahwa usia seseorang tidak
willingness to pay 90 responden Museum berpengaruh terhadap willingness to pay.
Simalungun adalah Rp 7.378,00. Karena walaupun responden yang berkunjung
adalah yang berusia < 20 tahun, tetap
Surplus konsumen adalah perbedaan bersedia untuk membayar lebih karena dia
antara jumlah yang dibayarkan oleh merasa dia dapat mempelajari tentang
konsumen untuk barang dan jasa dengan bagaimana sejarah dan kehidupan nenek
kesediaan membayar (willingness to pay).

14 Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019


moyang pada masa dahulu dan mendapatkan pengunjung berusia 21 – 30 tahun sebesar
ilmu. Begitupun dengan responden yang 18,20%. Wisatawan berusia 31 – 40 tahun
berusia 30 tahun ke atas. sebesar 10,11% , Wisatawan berusia 41 – 50
tahun sebanyak 4,5% dan yang berusia >50
Pengaruh Tingkat Pendidikan tahun sebesar 3,3%.
terhadap willingness to pay dalam upaya Faktor yang berpengaruh terhadap
perawatan dan pemeliharaan Museum willingness to pay (WTP) wisatawan
Simalungun. terhadap Museum Simalungun adalah
pendapatan.
Hasil penelitian dapat menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan tidak sepenuhnya Faktor yang tidak berpengaruh
mempengaruhi kesediaan membayar terhadap willingness to pay (WTP) wisatwan
seseorang, dikarenakan dari seluruh terhadap Museum Simalungun adalah Usia,
pengunjung yang datang baik yang Jenis kelamin dan pendidikan terakhir dari
pendidikan SMP maupun hingga yang telah responden.
menempuh pendidikan S2 sama-sama
memiliki pemikiran bahwa mereka bersedia Rekomendasi
membayar lebih untuk pemeliharaan dan
perawatan Museum Simalungun dikarenakan 1. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapat
mereka mendapat pengetahuan tentang nilai rata-rata willingness to pay sebesar Rp
sejarah kehidupan masyarakat Simalungun 7.378,00. Pengurus Yayasan Museum
pada zaman dahulu dan mereka ingin agar Simalungun bisa saja menaikkan harga tiket
museum ini selalu terjaga dan terawatt untuk masuk kurang lebih sampai harga Rp
generasi selanjutnya. 7.378,00 untuk pemeliharaan dan perawatan
benda – benda yang ada di Museum
Pengaruh Pendapatan terhadap Simalungun.
willingness to pay dalam upaya perawatan
2. Perlunya penambahan fasilitas lain yang
dan pemeliharaan Museum Simalungun.
dapat menunjang ketertarikan wisatawan
Hasil penelitian menunjukkan untuk mengunjungi Museum Simalungun.
bahwa pendapatan seseorang mempengaruhi 3. Diharapkan perhatian yang lebih dari
kesediaan membayar. Semakin besar pemerintah khususnya Pemerintah Kota
pendapatan seseorang maka akan semakin Pematangsiantar dalam hal pemelihaaraan
besar nilai willingness to pay yang bersedia ia cagar budaya dengan kembali memberikan
keluarkan. Ketika pendapatan individu naik biaya operasional yang dapat digunakan
sebesar 1 satuan maka akan diikuti dengan untuk pemeliharaan dan perawatan benda –
peningkatan willingness to pay sebesar 0.003. benda yang tersimpan di Museum
Hasil penelitian ini sejalan dengan seluruh Simalungun.
hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan, bahwa variabel pendapatan 4. Disarankan untuk diadakan penelitian yang
berpengaruh positif dan nyata terhadap lebih mendetail lagi dengan menggunakan
besarnya WTP pengunjung Museum metode penelitian lain dan variabel lain.
Simalungun.
DAFTAR PUSTAKA
5. KESIMPULAN Akbar, Muhammad Zulfahmi. 2018.
Willingness To Pay
Berdasarkan hasil penelitian yang Pengembangan dan Perbaikan
dilakukan , diperoleh besarnya rata – rata dari Kualitas Objek Wisata Tebing
willingness to pay wisatawan yang Breksi di Kabupaten Sleman”.
berkunjung ke Museum Simalungun adalah Skripsi. Yogyakarta : Universitas
Rp 7.378,00. Muhammadiyah Yogyakarta
Persentase wisatawan Museum
Simalungun berdasarkan penelitian yang Badan Pusat Statisik (BPS) Pematangsiantar.
dilakukan adalah pelajar dengan usia 2017. Kota Pematangsiantar
responden < 21 Tahun adalah 55,61% .Untuk Dalam Angka 2017.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019 15


Pematangsiantar: BPS Kota Sugiyanto, Catur dan Aula Ahmad H.S.F.
Pematangsiantar. 2016. Ekonomi Sumber Daya
Alam. Yogyakarta : UPP STIM
Badan Pusat Statisik (BPS) Simalungun.
YKPN.
2017. Kabupaten Simalungun
Dalam Angka 2017. Simalungun : Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
BPS Kabupaten Simalungun. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung : Alfabeta.
Djijiono.2002. Valuasi Ekonomi
Menggunakan Metode Travel Cost Suparmoko, 2006. Panduan & Analisis
Taman Wisata Hutan di Taman Valuasi Ekonomi Sumber Daya
Wan Abdul Rachman Provinsi Alam dan Lingkungan (Konsep,
Lampung. Makalah Pengantar Metode Perhitungan , dan
Falsafah Sains, 1-20. Institut Aplikasi). Edisi Pertama.
Pertanian Bogor. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Yakin A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan
Dasar : Edisi Keenam. Jakarta : Lingkungan. Jakarta : Akademika
Penerbit Erlangga. Pressindo.
Lovekaristy, Valentina Godis. 2014. Analisis
Willingness To Pay Pengunjung
Domestik Warisan Hidup Candi
Borobudur dalam Upaya
Pemeliharaan”. Skripsi.
Semarang : Universitas
Diponegoro.
Masruroh, Nalil. 2017. “Analisis Willingness
to Pay Pengunjung Kraton Ratu
Boko Dalam Upaya Pelestarian
Lingkungan”. Skripsi.
Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Purba, Jomen, Syahmawin P. Purba,
Rikanson Purba. 2010.
Memboyong Museum Simalungun
Ke Raya (Sebuah Pemikiran).
Pematangsiantar : Gopas.
Riahayu, Putri Imannur. 2017. “ Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Willingness To Pay Pengunjung
Telaga Ngebel untuk Pelestarian
Objek Wisata Alam di Kota
Ponorogo Pendekatan Contingent
Valuation Method”. Skripsi.
Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Sari, Kumala Latifah. 2017. “ Faktor-faktor
yang mempengaruhi Willingness
To Pay Pengunjung Wisata Umbul
Ponggok Menggunaka Contingent
Valuation Method (CVM)”.
Skripsi. Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

16 Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan November 2019

Anda mungkin juga menyukai