Anda di halaman 1dari 5

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP MATA KULIAH AKHLAK TASAWUF

Nama : Budi Sutiana


Kelas : PAI 2B
Semester : 2 (dua)
Prodi : Pendidikan Agama Islam
JAWABAN SOAL UTS

1. Pengertian Akhlak
Pengertian menurut bahasa (lughoh)
َْْ ‫اخ‬
Akhlaq ( ‫لْْق‬ َ ْ ) = Al-Sajiyah (‫ )ال َّس ِج َي ْة‬artinya: perangai, ath-thabi’ah (‫ِي ْة‬ َّ
َ ‫)الط َبع‬
artinya: tabiat, watak dasar, kelakuan, al-‘adat ( ‫ ) العَ ادَ ْة‬artinya: kebiasaan, kelaziman,
almaru’ah ( ‫ ) ال َم َرو َء ْة‬artinya: peradaban yg baik dan al-din ( ْ‫ )الدِّيْ ن‬artinya: agama.
Sedangkan menurut istilah (termonologi),

a. Menurut Al-Qurtuby akhlaq adalah :


َ ‫يص ر ِم ْ َن‬
‫الخ ْل َق ْ ِةفِ ْي ْ ِه‬ ِ ‫س ه ِم ْ َناأل َد‬
ِ ‫ب ي َسمَّى َخ ْل ًقا أِل ََّن ه‬ َ ‫ذب ْ ِه اإل ْ ِن َسا ن َن ْف‬
ِ ‫هو يأ َخ‬
َ ‫ َما‬:‫الخلق‬

Artinya : Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopananya


disebut akhlaq, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.

b. Menurut Muhamad bin ‘Ilaan Ash Shadieqy, akhlaq adalah :


ْ ‫الج ِم ْيلَ ٌة بسهول ْة‬ َْ ‫دو ْر‬
َ ‫ال‬ْ ِ ‫األْف َع‬ ِ ‫س َي ْق َت ِد‬
ِ ْ ‫رب َهاْ َعلَىْ ص‬ ِ ‫ ملكة ِبال َّن ْف‬:‫الخلق‬
ْ

Artinya : Akhlaq adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yg dapat


menimbulkan perbuatan baik, dgn cara yg mudah (tanpa dorongan dari orang
lain).

c. Menurut Ibnu Maskawaih :


ْ ‫ي ْة‬ ْ ‫الِها ِم ْن َغي ِْْرفِكْ ر َو َل‬
َ ‫رؤ‬ َِ ‫ َحا ل للِ َّن ْف ِْس َداعِ َي ٌةل َهاْ ِالَىْ ا ْ َف َع‬:‫الخلق‬
ْ
Artinya : Akhlaq adalah : Keadaan jiwa yg selalu mendorong manusia untuk
berbuat tanpa memikirkan terlebih dahulu.

d. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy :


‫ِري ة َح َس َن ٌة َو َس ِّي َئ ٌة َو َج ِم ْيلَ ٌة َو َق ِبي َْح ٌٌْْة‬
َ ‫اإل ْخ ِت َيا‬ َ ‫ص ِد رْ َع ْن َهاْالَ ْ َف َعا ل إل َدا‬
ِ ‫ِري ْة‬ ِْ ‫ْئ ة َراسِ َخ ْة فِي ال َّن ْف‬
َ ‫ست‬ ْ
َ ‫ َهي‬:‫الخلق‬

Artinya : Akhlaq adalah bentuk kejiwaan yg tertanam dalam diri manusia, yg


menimbulkan perbuatan baik atau buruk,terpuji atau tercela dgn cara yg disengaja.

e. Menurut Imam Al-Ghazali :


‫خةعْ عنها تص در األفع ال بس هولة ويس ر من غ ير‬ ْ ‫هيئةفيْالنفسْ راس‬ ْ ‫راسخةعبار ْةع ْن‬
ْ ‫ عب ارة عن هيئ ة في النفس‬:‫ف الخلق‬
‫ورويةفإنكان ْتالهيئة بحيث اصدر عنها األفعال‬ ْ ْ
ْ‫حاجةالىْفكر‬ ْ
ْ‫بسهولةويسرْ م ْنغير‬ ْ
‫األفعال‬ ْ‫حاجة الى فكر وروية فإنكانتنهاْتصدر‬
‫الجميل ة المحم ودة عقال وش رعا س ميت تل ك الهيئ ة خلق ا حس نا وان ك ان الص ادر‬
‫الهيئةخلقاْحسناْوا ْنكا ْنالص ادرْ عنهاْاألفعا ْل القبيح ْة‬
ْ ‫الوشرعاْسمي ْتتل ْك‬ ْ
ْ ‫لجميلةالمحمود ْةعق‬ ْ ‫الهيئة‬
‫بحيثاصدرْ عنهاْاألفعااْل‬ ْ ْ‫عنها‬
.‫الهيئة التيْ هيْ المصادر خلقاْسيئا‬ْ ْ
‫سميت‬

Artinya: Akhlaq adalah Suatu sifat yg tertanam dalam jiwa manusia yg dapat
melahirkan suatu perbuatan yg gampang dilakukan tanpa melalui pemikiran terlebih
dulu. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yg terpuji menurut ketentuan
akal dan norma agama dinamakan akhlaq yg baik, tetapi manakala ia melahirkan
tindakan tercela maka dinamakan akhlaq yg buruk.

Menurut Pendapat Saya,

Akhlak merupakan sebuah perilaku seorang manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia
yang melahirkan tindakan atau perbuatan yang terpuji atau tercela.

2. Tujuan Ilmu Akhlak dan Berakhlak


Tujuan Ilmu Akhlaq
Supaya dapat terbiasa melakukan perbuatan yg baik, mulya, indah, terpuji serta
menghindarkan diri dari perbuatan tercela, hina, dan buruk.
Tujuan Berakhlaq
Supaya hubungan kita dgn Alloh SWT dan dgn sesama makhluk selalu terpelihara dgn
baik dan harmonis.
Manfaat Ilmu Akhlaq :

1. Dapat mengetahui batas antara yg baik dan buruk;


2. Dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya.
3. Pengertian Al-Irsyad, At-Taufiq, dan Al-Hidayah Hasil Berakhlaq :

1. Memperoleh Al-Irsyad (‫ ;)اإلرشاد‬dapat membedakan amal yg baik dan yg buruk


2. Memperoleh Al-Taufiq (‫ ;)التوفق‬perbuatanya sesuai dg tuntunan Rosululloh dan akal
sehat
3. Memperoleh Hidayah ( ‫ ;)الهداية‬gemar melakukan perbuatan baik dan terpuji serta
menghindari perbuatan yg tercela/buruk.
4. Pengertian I’anah dan I’nayah I’anah adalah bahasa arab, yang artinya menolong,
menolong orang buta menyeberang jalan, menolong anak menyiapkan peralatan sekolah, dan
lain-lain.
Kata ‘inayah ini semakna dengan kata ‘aun yang berarti ‘pertolongan dan bantuan’. Sebagai
makhluk yang selalu menghadapi problem kehidupan, semua manusia membutuhkan
‘inayah Allah SWT. Akan tetapi, kerap kali kita merasa ‘tidak butuh’ kepada ‘inayah Allah
SWT, karena merasa bahwa problem yang dihadapi, dapat diselesaikan sendiri. Demikian
halnya, apabila problem tersebut dapat diselesaikan melalui bantuan orang lain. Dalam
kondisi seperti ini, kita tidak terlalu merasakan ‘kebutuhan’ pada ‘inayah Allah SWT.
5. Contoh Akhlak Mahmudah dan Mazmumah
Akhlak Mahmudah
a. al amanah artinya jujur, dapat dipercaya.
b. al aliefah artinya disenangi.
c. al’afwu artinya pema’af
d. anie satun artinya manis muka
e. al khairu artinya kebaikan = baik
Akhlak Mazmumah
a. anaaniah artinya egoistis
b. al baghyu artinya: lacur
c. al bukhlu artinya : kikir
d. al buhtaan artinya : berdusta.
e. al khamru artinya peminum khamar.

6. Etika, Moral, dan Kesusilaan


Etika Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” artinya kesusilaan
atau adat.
Etika berasal dari bahasa latin “ethica” artinya norma norma, nilai nilai, kaidah kaidah, ukuran
ukuran bagi tingkah laku yang baik.
Moral
Moral berasal dari bahasa latin “mores” jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan
atau susila.
Kesusilaan
Menurut KBBI kesusilaan ialah perihal susila yang berkaitan dengan adab dan sopan santun,
norma yang baik, kelakuan yang baik, tata krama yang luhur.
HUBUNGAN AKHLAK, ETIKA, MORAL & SUSILA
1. Dilihat dari segi fungsinya ahlak, moral, etika dan susila sama sama untuk mnentukan
hukum/ menilai dari suatu perbuatan yang dilakuka manusia untuk ditentukan / menilai
baik buruknya suatu tindakan.
2. Dari segi tujuan, Kesemua hal tersebut ditujukan untuk terciptanya kondisi masyarakat
yang baik, teratur, aman, damai dan tentram sehingga sejahtera lahir dan batin;
3. Di lihat dari segi perbedaannya, ahlak yang digunakan untuk menilai baik atau buruk itu
bersumber dari alquran dan al hadis sedangkan etika penilaian baik buruk nya
berdasarkan akal pikiran dan pada moral serta susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku
umum di masyarakat;
7. Pengertian Nilai dan Norma
Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihanya.
Nilai adalah patokan normative yang memengaruhi manusia dalam menentukan
pilihannya diantara cara-cara alternatif. Klasifikasi Nilai
a. Nilai terminal dan Nilai Instrumental.
Nilai terminal adalah nilai akhir seperti contoh hidup nyaman, hidup bergairah, rasa damai,
bahagia dsb.
Nilai Instrumental adalah nilai antara seperti contoh bercita-cita keras, berwawasan luas,
ceria, jujur dsb.
b. Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik.
Sesuatu dikatakan memiliki nilai intrinsik manakala hal tersebut dinilai untuk kebaikannya
sendiri, bukan untuk kebaikan yang lain. Sedangkan sesuatu memiliki nilai ekstrinsik
manakala hal tersebut menjadi perantara untuk mencapai hal lain. Misalnya memiliki
pengetahuan, dan menjadi nilai intrinsik karena dinilai mempunyai kebaikan bagi dirinya,
sedangkan usaha dengan rajin menuntut ilmu kelengkapan sarana dan prasarana,
kelengkapan sumber belajar dan disiplin dalam belajar merupakan nilai ekstrinsik, yakni
nilai yang menjadi perantara memiliki ilmu pengetahuan.0
c. Nilai Personal dan Nilai Sosial.
Nilai personal terjadi dan terkait secara pribadi atas dasar dorongan yang lahir secara
psikologis dalam diri seseorang, sedangkan nilai yang bersifat social lahir karena adanya
kontak secara psikologis maupun social dengan (orang lain).
d. Nilai Subyektif dan Nilai Obyektif.
Nilai subyektif itu pilihan terhadap sesuatu barang,orang atau benda yang bernilai. Disini
sikap sentimental, emosi, suka atau tidak suka memainkan peranan penting dalam
menimbang untuk memutuskan. Seperti makan, minum, bermain, mendengarkan musik
dsb. Ini menunjukan perasaan senang terhadap yang disukai, sedangkan yang lain ada yang
menyenangi olah raga, makan direstoran, minum cuca cola dsb. Sedangkan nilai obyektif
itu seperti melihat lukisan yang indah hal ini mencerminkan bahwa dalam lukisan itu
memang ada daya tarik sesuai dengan fakta indahnya lukisan tersebut.

8. ALIRAN (FAHAM) TENTANG BAIK/BURUK.


a. Aliran Sosialisme (Adat istiadat) menurut aliran ini bahwa baik atau buruk itu ditentukan
berdasarkan adat istiadat yang berlaku yang dipegang teguh oleh msyarakat;
b. Aliran Hedonisme, bahwa baik/ buruk itu ialah yang mendatangkan kelezatan, kenikmatan
dan kepuasan nafsu biologis (bahagia). Maka sesuatu perbuatan jika tidak mendatangkan
kenikmatan itu adalah buruk;
c. Aliran Intuisisme (Humanisme) bahwa baik atau buruk itu bagaimana menurut kata hatinya
(Concience) sebab setiap manusia sudah dari lahirnya diberi fitrah yang dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk;
d. Aliran Utilitarianisme bahwa baik itu adalah sesuatu yang berguna/ bermanfaat jika ukuran
itu berlaku bagi perorangan disebut individual dan jika berlaku bagi masyarakat disebut
sosial. Tapi pendapat yang ekstrim dari sudut pandang materialistik berpendapat bahwa
segala yang berguna dapat diperoleh dengan segala macam cara dengan kata lain
menghalalkan segala cara.
e. Aliran Vitalisme bahwa baik itu ialah mempunyai kekuatan. Menaklukan orang lemah dan
bodoh dianggap sesuatu yang baik maka berlakulah hukum rimba siapa yang kuat itu yang
dapat dan itu yang baik;
f. Aliran Evolusi semua yang ada di alam ini mengalami evolusi yaitu berkembang menuju
kesempurnaannya dan itulah yang disebut baik. Dengan kata lain yang belum sempurna itu
belum dikatakan baik.
g. Aliran Religiousisme bahwa baik itu yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan yang
buruk itu perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan artinya dalam paham ini
keyakinan teologis/ keimanan kepada Tuhan.
9. Macam-Macam Nafsu
Nafsu, organ rohani yg besar pengaruhnya untuk untuk mengeluarkan intruksi kpd anggota
jasmani untuk berbuat atau bertindak. Nafsu ini ada delapan macam yaitu :
a) NAFSUL AMMAARAH adalah jiwa yg belum mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk, ia belum memperoleh tuntunan, semua yg bertentangan dengan
keiginannya itu dianggap musuhnya, ia tidak mau menerima nasehat dari yg lain, tetapi
segala sesuatu yg sesuai dgn kemauannya, ia senang dan itu karibnya.
b) NAFSUL LAWWAAMAH adalah jiwa yg telah mempunyai rasa insaf dan menyesal
sesudah melakukan suatu perbuatan dosa, tapi masih belum dapat menahan nafsu
jahatnya, masih dekat-dekat dengan kemaksiatan, dan setelah berbuat timbul rasa insaf
dan penyesalan kemudian agar diampuni atas dosanya.
c) NAFSUL MUSAWWALAH adalah jiwa yg telah dapat membedakan mana yg baik dan
yg buruk, tapi ia melakukan keburukan masih senang dengan cara sembunyi-sembunyi,
karena malu dilihat dan diketahui orang.
d) NAFSUL MUTHMAINNAH adalah jiwa yg telah mendapat tuntunan dan pemeliharaan
yg baik, ia mendatangkan ketenangan jiwa, melahirkan sikap dan perbuatan yg baik,
mencegah perbuatan yg buruk dan jahat dsb.
e) NAFSUL MULHAMAH adalah jiwa yg memperoleh ilham dari Alloh SWT, dikaruniai
ilmu pengetahuan, dihiasi oleh akhlak karimah, ia sabar, syukur, tabah dan ulet.
f) NAFSUL RAADLIAH adalah jiwa yg ridha kpd Alloh SWT, ia sejahtra hidupnya,
mensyukuri nikmat, bersifat qona’ah.
g) NAFSUL MARDLIYAH adalah jiwa yg diridlai Alloh SWT, ia diberi anugrahNya:
berupa selalu berzdikir, ikhlas, mempunyai karomah, memperoleh kemuliaan.
h) NAFSUL KAAMILAH adalah jiwa yg telah h, fanaa fil laah,sempurna, ia cakap untuk
memperoleh irsyaad (dapat membedakan amal baik dan buruk), ia digelari mursyid, ia
telah tajalli asma wash shifaat, baqaa bil laah, fanaa fi laah, ‘ilmuhu ladunni min ’indil
laah.
10. Fitrah atau Tabi’at
Manusia dilahirkan dalam keadaan fithrah artinya suci bersih dari dosa. Dalam diri manusia
terdapat empat macam thabi’at, yaitu 1). Thabi’at Bahimiyah, 2). Thabi’at Sabu’iyah, 3).
Thabi’at Syaithaaniyah, 4). Thabi’at Rubuubiyah.
Ad 1). Thabi’at Bahimiyah adalah thabi’at binatang jinak yang prilakunya pandai mendekati
manusia untuk memenuhi keinginannya, memenuhi hawa nafsunya sendiri. Nafsu
sahwat sebagai tujuan utamanya, tidak ada pikiran dan perasaan, tidak mengenal
norma dan kesusilaan, tidak mengenal karib atau temanya yang penting senang diri
sendiri.

Ad 2). Thabi’at Sabu’iyah adalah thabi’at binatang buas yang prilakunya ingin berkuasa
sendiri, senang sendiri, enak sendiri, orang lain tidak diperkenankan mendapatkan
kesenangan dan apabila orang lain mendapatkan kesenangan ia berusaha untuk
menghilangkannya. Thabi’at ini menimbulkan hasad, dengki, dendam, iri dan
cemburu dan suka memakan hak orang lain.

Ad 3). Thabi’at Syaithaaniyah adalah thabi’at syaithaan yang senantiasa memperdaya orang
lain, ia pengaruhi agar terjerumus ke lembah kehinaan serta berusaha membawa ke
jalan laknat dan dosa / maksiyat.

Ad 4). Thabi’at Rubuubiyah adalah thabi’at yang penuh dengan sifat-sifat ketuhanan, selalu
bekerja dengan ikhlas, kasih sayang, santun, tha’at selalu berhiaskan dengan akhlak
karimah, selalu mencari keridhaan Alloh SWT.

Anda mungkin juga menyukai