Anda di halaman 1dari 1

Konflik antara JBC dan pemerintah Bangladesh

Pada 1927, penduduk orang Jumma mendirikan Partai Rakyat Bersatu JBC (PCJSS). Partai in dibentuk
sebagai reaksi atas diabaikannya hak hak pribumi dalam konstitusi baru Bangladesh (1971). Diikuti
dengan pembentukan sayap bersenjata PCJSS : Shanti Bahini (SB) pada 1973.

Shanti Bahini melakukan serangan pertama terhadap pasukan pemerintah pada 1977.

Presiden baru bangladesh Ziaur Rahman menambah jumlah pasukan di JBC dan aktif mendukung migrasi
kaum etnis Benggala ke wilayah orang Jumma, melalui program yang disebut transfer penduduk.

Selama 20 tahun berikutnya, kontak senjata antara tentara Bangladesh dan SB sering terjadi. Pada April
1986, SB menyerang markas tentara pemerintah dan permukiman-permukiman etnis Benggala di JBC.
Tentara dan milisi Ansars (etnis Benggala) membalas dengan membumihanguskan permukiman
penduduk asli dari utara sampai ke timur.

Pada Maret 1989, pemerintah Bangladesh mengesahkan empat undang-undang untuk menyelesaikan
konflik, salah satunya memberikan otonomi terbatas bagi tiga kabupaten yaitu Rangmati, Khagrachari,
dan Bandarban, serta memberikan amnesti kepada semua milisi JBC.

Pada 1994, pemerintah mengumumkan beberapa langkah untuk merepatriasi pengungsi JBC di India
serta memperpanjang jangka waktu berlakunya amnesti sampai 39 Juni 1994. Para pengungsi dijanjikan
uang, makanan, pinjaman lunak, pekerjaan, larangan bagi tentara untuk masuk ke lingkungan tempat
ibadah, serta pengembalian lahan lahan pertanian ke penduduk asli. Tetapi janji tersebut, belum
direalisasikan.

Anda mungkin juga menyukai