Tumor Otak Pada Anak
Tumor Otak Pada Anak
Secara garis besar tumor otak di bagi menjadi 2 bagian besar : Spratentorial
dan Infratentorial. Pada dewasa tumor yang paling sering ialah supra tentorial sekitar
80 – 85 % (Glioma dan meningioma yang terbanyak) sedangkan pada anak 60%
infratentorial (meduloblastoma dan astrositoma jenis yang terbanyak)
2. Lobus parietalis
gangguan sensasi : tidak bisa membedakan dua titik, asterognasia,
kasulitan melokalisir sentuhan
Pada hemisfer dominann
Tidak bisa menghitug, menghitung jari, tidak bisa membaca
Pada hemisfer non-dominan
Penurunan/ gangguan sensory atau motorik (tidak bisa
menggunakan pakaian sendiri)
3. Lobus temporalis
Disfasia resepif (karena gangguan pendengaran)
Gangguan lapang pandang (qudranepsia homonym bagian atas)
4. Lobus oksipetalis
Gangguan penglihatan
5. Korpus kalosum
Sindrom diskoneksi,
Afraksia
Gangguan buta huruf
6. Hipothalamus
Gangguan fungsi endokrin
2. Infra tentorial
1. Medulo oblongata
Gangguan pada saraf crania III – XII
Long tract sign
Gangguan pupil
Gangguan gerakanbola mata
Cegukan/muntah
Tremor
2. Cerebellum
Ataxia
Dismetria
Disdiokinesia
Fenomena
Asinergia
Diskriminasi berat
Kasus yang di bahas kali ini, ialah tumor infratentorial (meduloblastoma dan
ependimoma)
EPENDIMOMA
Definisi
Tumor yang berasal dari lapisan ependim yang menutup dinding ventrikel.
Tujuh puluh persen ependimoma berasal dari dinding verntrikel ke empat, terutama
dari kaudal dan dari dinding salah satu resesus lateralnya
Berdasarkan patologi anatominya, ependimoma di bagi menjadi 2 :
1. Ependimoma miksopapiler
Lesi-lesi yang secara histologis jinak, dan berkembang di filum
terminale korda spinalis. Sel-selnya berbentuk kuboid, kadang-kadang dengan
sitoplasma yang jernih, tersusun di sekeliling inti papiler berisi jaringanikat dan
pembuluh darah. Daerah-daerah miksoid mengandung asam dan
mukopolisakarida netral.
2. Subependimoma
Merupakan nodul-nodul yang sangat padat dan berkembang sangat
lambat, kadang-kadang mengalami kalsifikasi,menempel dan menonjol
kedalam ventrikel. Tumor-tumor ini memiliki rumpun ependim yang
menempel pada jaringan yang sangat longgar dan berfobrin halus
Epidemiologi
Ependimoma ditemukan pada setiap kelompok usia, tetapi jumlah terbesar dari
ependimoma infra tentorial terutama pada dekade pertama kehidupan, sedangkan
pada usia pertengahan sumsum tulang dan tlang belakang ialah lokasi yang paling
sering. Oleh karena itu ependimoma harus menjadi pertimbangan dalam diagnosa
banding dari lesi yang mengisi fossa posterior pada masa kanak-kanak dan dewasa
muda.
Diagnosa
Anamnesa
Pada anamnesis, perlu dicari informasi yang mengarah pada gejala klinik
ependimoma pada daerah ventrikel atau pun daerah sekitar ventrikel, dimana
sebagian besar terjadi penekanan daerah serebellum.
Selain itu, penting pula digali adanya keluhan yang mengarah pada adanya
tumor primer maupun metastase di organ tubuh lainnya, seperti apakah
adanya keluhannya penurunan berat badan, batuk-batuk lama, sesak nafas,
nyeri tulang, dan lain-lain.
Pemeriksaan Neurologis
a. Tes keseimbangan dan koordinasi : seperti tandem walking, heel to shin
movement, Romberg tes dll.
b. Pemeriksaan refleks menggunakan palu refleks
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain(3,5) :
Foto polos kepala: Pemeriksaan ini penting untuk mendiagnosis dan evaluasi
suatu tumor otak. Pemeriksaan ini meliputi anteroposterior, lateral dan basiler.
Dapat dilihat tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, kalsifikasi atau
proses lain dalam kepala.
Computed tomography scan (CT or CAT scan.) - CT scan paling diandalkan
masa kini karena prakis, tidak makan waktu lama dan juga tidak invasif, hanya
mahal.Dapat mendeteksi baik tumor supratentorial maupun infratentorial.
Magnetic resonance imaging (MRI) - MRI dari otak menunjukan detail yang
lebih daripada otak daripada CT scan, dan merupakan suatu pemeriksaan
diagnostic pilihan dari tumor otak.
Terapi
1. Terapi simptomatik
Pada kasus tumor ependimoma yang telah mengalami hidrosefalus
maka kita menangani hidrosefalusnya terlebih dahulu, karena hal ini dapat
menyebabkan tekanan intracranial yang sangat tinggi serta dapat
menyebabkan kerusakan saraf yang permanen, untuk hidrosefalus
Pada pusat-pusat kesehatan yang memiliki sarana bedah saraf, tetapi
operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada
penderita yang gawat dan sambil menunggu operasi penderita biasanya
diberikan: Mannitol (cairan hipertonik), dengan cara pemberian dan dosis: per
infus, 0,5-2 g/kg BB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit
Operasi pintas/“Shunting”
Ada 2 macam:
- Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus
tekanan normal.
- Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke
dalam anggota tubuh lain
- Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke
sisterna magna (Thor-Kjeldsen)
- Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium
kanan.
- Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus
sagitalis superior.
- Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke
Bronkhus.
- Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke
mediastinum.
- Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke
rongga peritoneum.
2. Terapi kausal
Terapi kausal yang dilakukan ialah dengan mengeksisi tumor ventrikel
ini. Namun jarang yang dapat mengangkat total dari tumor ini, hal ini
disebabkan ependimoma telah mengivasi dinding dari ventrikel. Selain
pengangkatan, dapat pula dilakukan radioterapi untuk meningkatkan angka
harapan hidup, karena ependimoma bersifat rediosensitf. Angka harapan
hidup mencapai 50% jika dilakukan terapi operasi diikuti radiotherapi.
Chemotherapi dapat di berikan pada ependimoma yang bersifat ganas.
Obat-obat yang biasa digunakan pada tumor otak ialah:
Vinkristin: suatu vinka alkaloid. Hasil baik juga pada meduloblastoma
dan glioblastoma. Efek samping ialah toksis terhadap saraf perifer.
Methotrexate: intratekal, terutama untuk meduloblastoma, ependimoma
& astrositoma.
Sitosin arabinosid: juga dipakai pada tumor otak tetapi hasilnya masih
belum diketahui