Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

ROSI SETIYAWATI

121900665

AUDIT LANJUTAN

1. Dalam suatu penugasan audit, auditor diharuskan berkomunikasi dengan auditor

sebelumnya. Jelaskan komunikasi auditor dengan auditor sebelumnya. Jelaskan apa

informasi yang diperoleh dari komunikasi tersebut. Dalam contoh kasus Lakeside

Company, informasi apa saja yang diperoleh dari auditor sebelumnya?

Komunikasi auditor baru dengan auditor sebelumnya menurut saya penting untuk

diperhatikan dan dilakukan karena mungkin auditor pendahulu dapat memberikan informasi

yang bermanfaat kepada auditor pengganti atau yang baru dalam mempertimbangkan dan

penerimaan atau penolakan dalam audit perusahaan. Auditor baru harus memperoleh bukti

kompeten dan cukup untuk memberikan basis memadai guna menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang menjadi obyek perikatan auditnya, termasuk penilaian konsistensi

penerapan prinsip akuntansi. Bukti audit tersebut dapat digunakan untuk menganalisis

dampak saldo awal atas laporan keuangan tahun berjalan dan konsistensi prinsip akuntansi.

Bukti audit tersebut dapat mencakup laporan keuangan audit yang dilaporkan oleh auditor

pendahulu dalam laporannya.

Kemudian dalam kasus Likeside ada beberapa informasi yang diperoleh dari auditor

pendahulu, diantaranya: terdapat diskusi evaluasi auditor pendahulu tentang integritas dari

klien. Pada kasus Likeside, auditor pendahulu cukup merasa nyaman bekerja dengan Rogers

dan karyawan lainnya; tampak memiliki integritas meski senang mengomel tentang hal-hal

tertentu. Selain itu adanya ketidakpastian dengan manajmen berkaitan dengan akuntansi, dan
prosedur audit. Dalam kasus Likeside, klien itu tidak senang dengan kualifikasi going

concern dan klien ini kurang memahami yang berkaitan dengan tujuan audit, pengetahuan

auditor terdahulu tentang adanya auditor baru atau perubahan auditor.Pada kasus Likeside

ditemukan infromasi adanya perubahan auditor itu disebabkan karena kontrol internal yang

buruk di Lakeside dan keengganan Rogers untuk mengeluarkan uang untuk memperbaiki hal

yang sama. Auditor pendahulu dalam kasus Likeside tampaknya sangat jujur dan sangat

terbuka dalam memberikan informasi kepada auditor baru, ini ditandai dengan

diperbolehkannya auditor baru untuk melihat dokumen-dokumen dari hasil audit tahun-tahun

sebelumnya. Dari hasil review yang dilakukan oleh Andrew dan heyman pada auditor

sebelumnya, mereka memperoleh beberapa dokumen di antaranya yaitu struktur organisasi

lakeside company, simbol flowchart yang digunakan, revenue rcognition dan cash receipts

cycle – distributordship.

2. Jelaskanapa yang dimaksud dengan legal liability dari auditor? Mengapa masalah ini

menjadi penting bagi auditor pada saat akan menerima suatu penugasan baru audit?

Dalam contoh kasus Lakeside Company, jelaskan potensi kewajiban hukum bagi auditor

bila menerima Lakeside Company sebagai kliennya.

Legal liability adalah kewajiban hokum bagi seorang auditor. tanggungjawab auditor atas

kualitas jasanya yang harus dapat dipertanggungjawabkan dengan mengedepankan

kepentingan public yang bersifat objectif dan independent. Legal liability bagi seorag auditor

merupakan tanggungjawab atas setiap aspek tugasnya, sehingga jika memang terjadi

kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor maka auditor dapat dimintai

pertanggungjawaban secara hokum sebagai bentuk kewajiban hokum auditor. yang termasuk

tanggungjawab pekerjaannya adalah auditing, perpajakan, jasa bantuan manajemen dan jasa

akuntansi serta pembukuan. Pada kasus Likeside sebelum melakukan penerimaan perjanjian

audit, KAP Abernethy harus mengetahui terlebih dulu apa itu perusahaan Likeside dan

mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai Lakeside, tujuannya supaya KAP


Abernethy dan Chapman mengetahui bagaimana kondisi Lakeside pada saat ini dan

sebelumnya, karena dalam suatu penugasan audit jika KAP Abernethy sudah menerima

perjanjian audit dan ada kesepakatan berarti secara keseluruhan perusahaan Lakeside menjadi

tanggung jawabnya di Auditor, auditor baru tersebut bertanggung jawab dalam memberikan

informasi yang sebenarnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor, investor

atau para pengguna lain, dan auditor bertanggung jawab penuh.

Berikut adalah analisis potensi tanggungjawab hukum KAP Arbenethy dan Chapman:

yang pertama, apakah calon klien adalah milik pribadi atau milik umum? Rogers memiliki

30%, dengan tujuh pemegang saham lainnya masing-masing memiliki antara 6% dan 22%

saham. Kedua, mengevaluasi kemungkinan tanggung jawab kepada klien yang mungkin

ditanggung Abernethy dan Chapman, jika kontrak kerja diterima. Rogers telah menyatakan

minatnya dalam ekspansi sehingga masuk akal jika pemodal atau investor lain dapat didekati.

Rogers telah mengindikasikan kemungkinan pindah ke peralatan komputasi sebagai lini

produk baru sehingga mungkin ada pemasok tambahan. Yang ketiga, buat daftar pihak ketiga

yang saat ini memiliki hubungan keuangan dengan klien potensial dan diharapkan untuk

melihat laporan keuangan. Keempat,diskusikan kemungkinan bahwa pihak ketiga lain akan

dibawa ke posisi di mana mereka diharapkan untuk melihat laporan keuangan klien potensial.

Dan yang terakhir, mengevaluasi kemungkinan pertanggungjawaban kepada pihak ketiga,

baik saat ini maupun yang potensial, yang mungkin ditanggung Abernethy dan Chapman jika

perikatan diterima. Hukum kasus terbaru menunjukkan bahwa pihak ketiga yang disebutkan

atau diidentifikasi mungkin berhasil jika kelalaian terbukti. Karena merupakan persyaratan

bank yang menyediakan pembiayaan untuk audit, auditor mengetahui bahwa laporan

keuangan yang diaudit akan digunakan oleh pihak ketiga. Karenanya, ada kewajiban kontrak

yang jelas kepada klien dan kewajiban dalam tort kepada pihak ketiga tertentu

3. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian internal atau system internal control

dan jelaskan tujuannya? Jelaskan mengapa pemahaman sistem pengendalian internal


ini menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu audit. Sistem pengendalian

internal sering digambarkan dalam suatu flowchart .Jelaskan kegunaaan flowchart

dalam suatu audit dan bagaimana menginterpretasikannya.

Menurut saya, sistem pengendalian internal atau system internal control adalah

perencanaan yang meliputi struktur organisasi,semua metode dan segala alat-alat yang

dikoordinasikan untuk digunakan di dalam perusahaan. Tujuannya sistem pengendalian

tersebut adalah untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,memeriksa ketelitian dan

kebenaran data akuntansi perusahaan dikarenakan manajemen perusahaan bertanggung jawab

kepada hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara

wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum (GAAP). Selain itu sistem pengendalian bertujuan untuk memenuhi tanggung jawab

pelaporan keuangan. Tujuan lainnya yaitu untuk mendorong efisiensi dan efektifitas operasi

dalam perusahaan karena pada dasarnya salah satu yang terpenting dalam pengendalian

internal yaitu dapat memperoleh informasi keuangan dan non keuangan yang akurat tentang

operasi perusahaan yang digunakan untuk keperluan pengambilan keputusan. Tujuan yang

terakhir yaitu untuk membantu dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian

internal ini terbagi menjadi dua yaitu 1). Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive

Controls), yang dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga

kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Misalnya: suatu perusahaan

dibuat pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Dan 2).Pengendalian

Intern Administratif (Feedback Controls), yang dibuat untuk mendorong dilakukannya

efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya

pengendalian akuntansi), misalnya: pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang

ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Maka dari itu pemahaman sistem pengendalian internal ini menjadi bagian yang sangat

penting dalam suatu audit karena dapat mencegah terjadinya suatu kekeliruan pengoperasian
sistem (mistake in judgement). Selain itu SPI berperan penting dalam mencegah terjadinya

Pelanggaran sistem (breakdowns), contohnya adanya kesalahan kecerobohan, interpretasi,

kecerobohan, perubahan personalia. SPI dianggap penting karena kerjasama negatif

sekelompok orang yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan suatu

pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain.

Pemahaman sistem ini akan sangat penting ketika auditor melakukan evaluasi untuk

menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukannya. Ketika auditor memiliki pemahaman

yang baik mengenai SPI maka akan membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan

mengenai resiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan. Untuk melakukan

penilaian pengendalian risiko auditor harus memastikan apakah manjemen entitas itu sudah

memiliki integritas yang jelas atau belum. Setelah memahami pengendalian internal, auditor

dapat membuat penilaian pendahuluan atas resiko pengendalian terlebih dahulu sebagai

bagian dari penilaian resiko salah saji yang material secara keseluruhan. Penilaian ini

merupakan ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal akan mencegah salah saji

yang material atau mendeteksi dan mengoreksi jika salah saji itu sudah terjadi.

Sistem pengendalian internal sering digambarkan dalam suatu flowchart. Pada kasus

Likeside, KAP Abernethy and Chapman dalam kunjungannya ke KAP King and Company,

memperoleh file permanen yang berisikan flow chart dari siklus distribusi penerimaan kas

Lakeside Company. Dalam flow chart tersebut diketahui bahwa siklus penerimaan kas

Lakeside Company melibatkan empat bagian, yaitu Treasure’s Office, Assistant to President,

Sales Division, dan Controller Office (Exhibit 4.4). Jadi, dalam siklus distribusi penerimaan

kas, masing-masing bagian melakukan arsip file permanen, sehingga setiap bagian

mempunyai dokumentasi. Masing-masing divisi melakukan pencocokan data dan

dokumentasi untuk menghindari adanya kesalahan. Dan dalam siklus distribusi penerimaan

kas ini yang menerima cek, yang menyimpan, yang mencatat, yang menjual, dan yang

mencatat piutang merupakan bagian yang berbeda-beda untuk menghindari kemungkinan


terjadinya praktik kecurangan. Selain itu Controller Office pun juga mencocokkan jumlah kas

yang diterima dan diskon yang sebenarnya diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa Lakeside

Company sudah memperhatikan sistem pengendalian internal, khususnya dalam penerimaan

kas.

4. Jelaskan perbedaan pengujian control dan pengujian substantive. Uraikan tujuan akhir

dari pengujian control dan pengaruhnya kepada pengujian substantive. Jelaskan juga

apa yang dimaksud dengan nature, timing, and scope dari pengujian substantive.

Pengujian kontrol merupakan pengujian yang dilaksanakan sesuai rancangan dan

pelaksanakan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern. Sedangkan

pengujian subtantif merupakan suatu pengujian yang berisi prosedur-prosedur audit yang

didesain untuk menguji kesalahan dalam nilai yang tersaji dalam laporan keuangan

perusahaan klien yang dapat mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam

laporan keuangan. Perbedaan kedua pengujian tersebut adalah jika pengujian control (deviasi

pengujian pengendalian) hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang

mempengaruhi nilai uang dalam laporan keuangan, sedangkan pengujian substantive atas

transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Contoh dari

pengujian kontrol yaitu meminta keterangan dari karyawan kunci kaitannya dengan keadaan

dalam perusahaan, memeriksa akun penjualan, memeriksa saldo akun kas di bank, piutang

usaha serta kas di bank dalam siklus penjualan. Contoh dari pengujian substantive rincian

saldo atas transaksi adalah memverifikasi pencatatan dan pengikhtisaran akun

penjualan,piutang usaha serta kas di bank dalam siklus setelah ada kata “Diaudit oleh STOT

(Substantive test of transactions) ”, dan pemeriksaan fisik persediaan. Jika dalam pengujian

pengendalian hanya mengidentifikasi adanya suatu kemungkinan terjadinya salah saji

material yang mempengaruhi nilai nilai yang terkandung dalam laporan keuangan. Tetapi

pada pada pengujian subtantif khususnya dalam pengujian subtantif transaksi atau rinci saldo

bukan hanya mengidentifikasi saja tetapi suatu pengujian yang mencari apakah di suatu
perusahaan klien terdapat suatu salah saji material dalam laporan keuangannya. Ada 2

prosedur SPI:1). Prosedur pemahaman dan 2).Test of control. Detection risk digunakan

sebagai dasar untuk pengujian substantif(subtantive test), semakin rendah DR maka

pengujian substantif harus tinggi. Tinggi rendahnya Direction risk berpengaruh pada

perancangan pengujian substantif, dan berkaitan dengan: Staff yg ditugaskan, prosedur yang

digunakan, sampel yg diperiksa, waktu pelaksanaan.

Pengertian nature dalam pemahaman kontrol yaitu berkaitan dengan apakah system

internal control perusahaan dikatakan kuat atau lemah. Ketika system internal control

perusahaan kuat maka akan terjadi keefektifan dalam sistem perusahaan. Pengertian timing

yang berkaitan dengan waktu yaitu apakah dilakukan sebelum tanggal neraca, pada saat

tanggal neraca atau setelah tanggal neraca. Misalnya ketika auditor menilai bahwa

pengendalian internal perusahaan kuat, maka auditor dapat melakukan konfirmasi dapat

dilakukan sebelum tanggal neraca minsalnya pada tanggal 31 Agustus. Sedangkan pengertian

scope adalah besaran sampel prosedur yaitu berkaitan dengan sampel yang digunakan dalam

prosedur audit. jika system internal control perusahaan dikatakan kuat maka sampel yang

digunakan lebih kecil. Apabila system internal controlnya jelek sekali maka semua sampel

diperiksa. Apabila system internal controlnya tidak sempurna maka tidak diuji. Besar

kecilnya biaya audit tergantung pada bagus atau jeleknya system internal control. Ketika

system internal controlnya buruk maka perlu banyak bukti yang dikumpulkan sehingga biaya

audit yang diperlukan besar. sebaliknya, ketika system internal controlnya bagus maka

sampel dan bukti yang dikumpulkan kecil sehingga biaya auditnya rendah.

5. Pada waktu pengujian substantive suatu saldo, auditor mempunyai tujuan untuk

menguji asersi saldo tersebut dalam laporan keuangan. Coba jelaskan apa yang

dimaksud asersi. Berikan contoh dengan akun tertentu, dan jelaskan asersi yang

dimaksud. Jelaskan juga dengan contoh bagaimana auditor melaksanakan prosedur

audit untuk membuktikan asersi tersebut.


Asersi merupakan pernyataan implisit yang dibuat oleh manajemen yang menunjukkan

beberapa maksud tertentu seperti exsistensi/keterjadian atau keberadaan dimana Auditor

menguji keterjadian transaksi-transaksi yang ada dalam akun-akun laporan keuangan benar-

benar terjadi (bukan fiktif). Yang dimaksud dengan asersi pada saat pengujian substantif

adalah asesrsi yang memiliki lima kandungan secara implisit ataupun eksplisit dalam akun

dan saldo di laporan keuangan, yang merupakan ujung tombak dari dilakukannya suatu audit

dengan mengumpulkan seluruh bukti melalui prosedur audit yang dilakukan. Sehingga pdapat

dinyatakan jika laporan keuangan telah disajikan secara benar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Ketika auditor melakukan audit, uaditor berkonsentrasi

kepada lima asersi manajemen yang pertama asesrisi tentang keberadaan atau keterjadian

(exsistence or occurance) dimana asersi ini berhubungan dengan apakah suatu aktiva atau

uang entitas telah dicatat pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah benar

benar terjadi selama periode tertentu. Sehingga prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk

membuktikan asersi keterjadian yaitu aditor akan memeriksa semua bukti transaksi

berdasarkan sampel yg telah dipilih, seperti kredit,cek,giro, kuitansi,faktur pembelian,faktur

penjualan,nota debet.

Dari bukti yang telah dikumpulkan tersebut auditor akan mengambil sampel

pemeriksaan agar audit laporan keuangan dapat berjalan dengan efisien dan dapa diselesaikan

tepat waktu. Yang kedua yaitu asersi tentang kelengkapan (completeness) dimana asersi ini

berhubungan dengan apakah Auditor menguji bahwa jumlah saldo-saldo yang telah tersaji

dalam laporan keuangan dalam laporan neraca atau laporan laba/rugi sudah secara

keselurahan (Complete) tercatat sesuai transaksi yang terjadi dari tanggal 1 januari hingga 31

desember (satu periode). pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor di asersi kelngkapan ini

bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada catatan transaksi yang terlewatkan dalam

laporan keuangan yang kemungkinan belum dicatat oleh pihak manajemen perusahaan.

Asersi ketiga yaitu tentang hak dan kewajiban (rights and obligations) pemeriksaan mengenai
asersi ini dilakukan Auditor untuk membuktikan bahwa klien perusahaan mempunyai hak

atas aktiva yang dilaporakan dalam neraca dengan melihat bukti kepemilikan aktiva, seperti

apakah kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan klien benar benar milik perusahaan yang

dibuktikan dengan kepemilikan STNK, apakah aset tetap (tanah dan bangunan) yang dimiliki

oleh perusahaan klien benar benar milik dari perusahaan dengan bukti kepemilikan surat jual-

beli tanah, dan sertifikat tanah dengan bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan, serta lain

sebaginya. Asersi yang keempat yaitu tentang penilaian atau alokasi (valuation and

allocation) asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban,

pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dengan benar dalam laporan keuangan pada jumlah

yang semestinya. Misalnya, manajemen suatu perusahaan membuat asersi bahwa aset tetap

dicatat berdasarkan harga pemerolehan kemudian dikurangi dengan penyusutan aset tetap

berdasarkan golongannya dan presentase aset tetap. Pemerolehan aset tetap secara sistematis

dialokasikan ke dalam periode-periode. Asersi yang kelima tentang penyajian dan

pengungkapan (presentation and disclosure) yang berkaitan dengan apakah komponen-

komponen tertentu dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan, dan

diungkapkan secara benar dan jelas seperti yang semestinya. Misalnya manajemen

perusahaan membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang

jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

6. Pada waktu pengujian saldo persediaan, auditor melakukan pengamatan terhadap

perhitungan phisik yang dilakukan oleh Klien. Uraian apa yang perlu dipersiapkan

oleh auditor pada waktu akan melakukan pengematan perhitungan phisik.

Auditor perlu melihat memo yang dibuat oleh perusahaan klien agar memahami proses

penghitungan fisik yang digunakan. Auditor perlu tiba dilokasi sebelum dilaksanakan

perhitungan. Auditor perlu mendiskusikan prosedur penghitungan dengan karyawan klien

(Lakeside) yang telah hadir, tujuannya adalah memastikan bahwa karyawan yang bekerja

dalam perhitungan telah paham dan mengerti atas tugas masing-masing. Maka dari itu auditor
perlu memperhatikan dan penguasaan serta kemampuan para karyawan yang terlibat dalam

tim perhitungan, karena dalam perhitungan fisik akan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku dan hal ini dapat diketahui oleh auditor ketika

melakukan observasi untuk dilakukan penyesuaian sehingga kesalahan tersebut tidak terbawa

dan tersajikan dalam Laporan Keuangan Audited. Kemudian auditor memiliki beberapa tugas

dalam pengamatan diantaranya: memeriksa apakah inventory tag sudah tersusun secara urut.

(dalam kasus likeside menggunakan tag system), mengamati dan mengevaluasi pelaksanaan

prosedur, menguji, yang dihitung hanya persediaan yang memiliki inventory tag, auditor

perlu mengamati persediaan yang terlewatkan, kemudian setelah semua item persediaan

terhitung, auditor mecatat no tag terakhir yang digunakan, audior ngamati dengan

menghitung persediaan yang ada, auditor juga menugaskan karyawan untuk mmengumpulka

tag persediaan. Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan oleh auditor telah selesai dan

kemudian didokumentasikan di kertas kerja auditor.

Anda mungkin juga menyukai