Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA & SYARAT

PEKERJAAN JASA KONSULTAN


PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KANTOR POS PEMADAM KEBAKARAN
DI KELURAHAN SUMUR BATU

KOTA BEKASI
JAWA BARAT
DAFTAR ISI

BAB 1. SYARAT UMUM .................................................................................................... 1-1

BAB 2. PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................................... 2-1

BAB 3. PEKERJAAN PONDASI ....................................................................................... 3-1

BAB 4. PEKERJAAN BETON ............................................................................................ 4-1


Spesifikasi Teknik - Syarat Umum
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

SPESIFIKASI TEKNIK

BAB 1. SYARAT UMUM

1.1 KONDISI UMUM

Spesifikasi ini menjelaskan tentang syarat teknis pelaksanaan pekerjaan, yang


berhubungan langsung dengan pencapaian syarat-syarat teknis, untuk pelaksanaan
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam
Kebakaran Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang akan meliputi
secara garis besar pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton bertulang, dan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut di atas.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

(a). Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor, bila memenangkan Lelang
ini, akan meliputi secara umum Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan
Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran Di Kelurahan Sumur
Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat dan semua pekerjaan
penunjang/pelengkapnya.

Termasuk di dalamnya semua pekerjaan pendahuluan dan pekerjaan penunjang


yang kiranya perlu dilakukan demi untuk kelayakan dan keamanan
pelaksanaan konstruksi, yang secara rinci akan ditunjukkan dalam gambar
rencana pekerjaan, dan secara langsung akan termasuk di dalamnya namun
tidak terbatas pada pekerjaan:

1. Pengadaan material pekerjaan konstruksi, termasuk pengangkutannya ke


lokasi pekerjaan.
2. Penyediaan tenaga kerja, termasuk tenaga pengawas pelaksanaan
pekerjaan.
3. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja.
4. Melaksanakan pekerjaan dengan mutu yang unggul sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknik ini, dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan batas waktu yang direncanakan.

1-1
Spesifikasi Teknik - Syarat Umum
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

5. Mengadakan pengamanan dan pengawasan di lokasi selama pekerjaan


berlangsung sampai dengan tahap akhir penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan dan sempurna.
6. Pemeliharaan, dan bila diperlukan pekerjaan perbaikan selama
berlakunya masa pemeliharaan.

(b). Pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain:

1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan pondasi
3. Pekerjaan beton bertulang
4. Pekerjaan penunjang/ pelengkap lainnya.

1.3 STANDAR DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN

Sepanjang tidak ditentukan lain, maka pelaksanaan semua pekerjaan harus mengikuti
spesifikasi teknis dibawah ini. Namun dalam hal spesifikasi ini memuat penjelasan
yang kurang rinci pada bagian-bagian yang spesifik, maka pekerjaan harus
dilaksanakan dengan mengacu pada gambar rencana teknik dengan mengikuti syarat-
syarat teknik yang tercantum dalam peraturan dan standar yang berlaku saat ini,
diantaranya:

SII : Standar Industri Indonesia


SNI : Standar Nasional Indonesia
SNI 2847:2013 : Standar Struktur Beton Indonesia 2013
ASTM : Standar untuk pengujian material yang tidak tercakup dalam
SNI

1-2
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

BAB 2. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan persiapan ini akan meliputi antara lain :

1. Mobilisasi dan demobilisasi material dan peralatan kerja


2. Penyediaan lokasi untuk penyimpanan material
3. Peralatan dan sarana kerja
4. Keamanan dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan
5. Verifikasi gambar rencana kerja dan spesifikasi teknik.
6. Pengujian material yang akan digunakan.

2.1.1 SARANA PEKERJAAN

(a). Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan rencana


mobilisasi kepada Pemberi Tugas untuk disetujui, terutama sehubungan dengan
kegiatan transportasi peralatan dan perlengkapan pekerjaan ke lokasi pekerjaan
dan pengembaliannya (demobilisasi).

(b). Untuk rencana pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyampaikan daftar


peralatan, material dan tenaga kerja/tenaga ahli.

2.1.2 LOKASI PEKERJAAN

(a). Yang dimaksud lokasi pekerjaan adalah lokasi yang akan dikerjakan atau
dilaksanakan oleh Kontraktor, hingga selesainya pekerjaan. Lokasi untuk daerah
kerja disediakan oleh Pemberi Tugas.

(b). Pada daerah kerja yang telah disediakan, Kontraktor harus merencanakan
program kerja yang efisien sedemikian rupa sehingga pada dasarnya akan
membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Rencana Kontraktor tersebut harus
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

2-1
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

2.1.3 DIREKSI KIT

(a). Kontraktor diwajibkan membuat ruang sementara untuk direksi kit yang cukup
memadai di tempat pekerjaan, lengkap dengan kunci dan perabotan yang
diperlukan sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan (termasuk
penempatannya).

(b). Direksi Kit tersebut harus dibuat dengan memenuhi syarat-syarat teknis dan
keamanan yang disetujui Direksi Pekerjaan, serta dilengkapi dengan peralatan
meja, kursi serta alat tulis sederhana, yang diperlukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas dari semua pihak yang terkait.

(c). Direksi Kit ini akan dipakai sekaligus oleh Manajer Lapangan yang diberi kuasa
oleh Kontraktor untuk menerima instruksi dan lain-lain dari Direksi Pekerjaan.

(d). Kontraktor harus memelihara jalan masuk selama pekerjaan berlangsung. Biaya
perbaikan dan pemeliharaan jalan dibebankan kepada Kontraktor.

2.1.4 PERALATAN DAN SARANA KERJA

(a). Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja yang baik dan siap pakai yang
diperlukan sesuai dengan macam dan volume pekerjaan.

(b). Semua peralatan dan kelengkapan lain yang digunakan harus dalam keadaan baik.
Suku cadang, bahan bakar dan perlengkapan yang diperlukan harus selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga tidak menyebabkan keterlambatan
pekerjaan.

(c). Jika dipandang perlu, selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus bisa
meningkatkan kapasitas/kuantitas serta kualitas peralatan yang digunakan,
termasuk tenaga kerjanya, bilamana ternyata terdapat kemajuan pekerjaan yang
terlambat, kerusakan peralatan, atau bila kemajuan pekerjaan ternyata tidak
seperti yang diharapkan sebagaimana tertera dalam rencana jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan (time schedule).

(d). Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pemberi Tugas atau Direksi Pekerjaan tidak
menyediakan/meminjamkan peralatan kerja.

(e). Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyediakan


alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku.

2-2
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

(f). Kontraktor harus mengadakan peralatan komunikasi sendiri guna memperlancar


hubungan antara kantor Kontraktor dengan lokasi pekerjaan.

(g). Selama pelaksanaan pekerjaan, apabila Kontraktor akan memindahkan atau


mengangkut peralatan keluar dari lokasi pekerjaan, maka harus terlebih dulu
mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan.

2.1.5 KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Kontraktor harus dapat menanggulangi keamanan dan ketertiban dalam


lingkungan pekerjaan. Bila terjadi kehilangan barang, perkakas atau bahan-bahan,
maka hal itu menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.1.6 GAMBAR RENCANA KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIK

Bila dalam gambar-gambar rencana kerja terdapat kekurangan atau kurang


jelas, maka spesifikasi teknik dapat digunakan untuk memperjelas permasalahan. Bila
masih terdapat keraguan terhadap spesifikasi teknik, maka Kontraktor dapat
menanyakan dan mendiskusikannya dengan Direksi Pekerjaan atau Konsultan
Perencana.

2.1.7 PELAKSANAAN PENGUJIAN MATERIAL

Kontraktor wajib pula melakukan pengujian-pengujian material yang akan


digunakan untuk pekerjaan ini, terutama material untuk rancang campuran beton,
sebelum dimulainya pekerjaan, untuk membuktikan tercapainya persyaratan mutu
yang sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi Teknik ini.

2-3
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

BAB 3. PEKERJAAN PONDASI

3.1 UMUM

3.1.1 DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN

A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum dan Tambahan.

B. Gambar kerja.

C. Laporan penyelidikan tanah, sebagai bagian dokumen pelaksanaan.

3.1.2 LINGKUP PEKERJAAN

A. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan, dan


melaksanakan semua operasi yang berhubungan dengan pondasi, dengan
ketelitian yang tinggi dan mengikuti persyaratan Kontrak.

B. Jenis pondasi mencakup sebagai berikut:

1. Beton penampang lingkaran


2. Jenis pondasi lainnya sebagai option lain, dan harus dinyatakan dalam
proposal tender.

3.1.3 PENGENDALIAN MUTU

A. Pekerjaan pondasi tiang pancang beton mensyaratkan tingkat ketelitian, ketepatan,


dan kecakapan yang tinggi. Kontraktor harus mempunyai pengertian yang
mendalam mengenai semua aspek pekerjaan, dan pengalaman serta ketrampilan
pekerja/supervisor.

B. Kontraktor wajib memahami dan mengikuti semua persyaratan yang dinyatakan


dalam Spesifikasi Teknis, untuk menjaga standard kualitas yang ditentukan..

3.1.4 PENYERAHAN DOKUMEN

3-1
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

A. Umum: Serahkan yang berikut ini sesuai dengan persyaratan Kontrak dan
Ketentuan Umum.

B. Rencana dan prosedur pengendalian mutu, lengkap dengan form standard,


diserahkan sebelum pelaksanaan pekerjaan, termasuk untuk test beban.

C. As-built drawing pekerjaan tiang harus diserahkan kepada Pengawas setelah


pekerjaan pondasi.

D. Laporan test beban, dan hal lain yang berkaitan.

3.1.5 KONDISI LAPANGAN

A. Untuk keperluan tender, kontraktor harus memeriksa keadaan site dan tanah
bawah permukaan untuk memperkirakan biaya dan waktu yang diperlukan untuk
pekerjaan.

B. Data atas keadaan bawah permukaan yang diberikan, tidak dimaksudkan sebagai
mewakili atau menjamin kontinuitas keadaan yang demikian. Bagaimanapun
Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas interpretasi dan kesimpulan
yang diambil berdasarkan data tersebut oleh Kontraktor. Data disediakan untuk
kemudahan Kontraktor.

C. Kontraktor harus memeriksa kembali posisi bangunan dan patok. Yakinkan


bahwa bangunan berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan batas site
sebelum pekerjaan pondasi dimulai.

3.1.6 PROTEKSI PEKERJAAN.

A. Lindungi struktur, utilitas bawah tanah, dan konstruksi lainnya dari kerusakan
yang disebabkan operasi pemancangan.

B. Atur urutan pekerjaan dan pekerjaan lainnya (penggalian, shoring system, dll)
untuk menghindari kelongsoran.

C. Segala klaim terhadap suara dan gangguan terhadap kegiatan kantor/hotel/rumah


sakit yang timbul akibat kegiatan pemancangan harus diatasi oleh Kontraktor.

3-2
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

3.1.7 LOADING TEST (UJI BEBAN)

A. Uji beban dinamik yang dilakukan yaitu uji PDA (Pile Driving Analyzer) dan PIT
(Pile Integrity Test).

B. Jumlah pengujian sebagai berikut:

dimensi PDA PIT


Ø400 mm 4 tiang 2 tiang

C. Jika suatu test PDA gagal, maka tambahan 2 test beban lagi harus dilakukan dan
tidak boleh gagal, semuanya atas beban biaya Kontraktor. Kontraktor harus
menyediakan tambahan tiang dalam kelompok tiang yang gagal, tanpa tambahan
pembayaran.

D. Selama test beban, tidak boleh ada pengeboran/pemancangan tiang yang


dikerjakan. Tiang yang akan ditest, harus dipilih oleh Pengawas/Perencana secara
random berdasarkan data pemancangan.

E. Kontraktor harus mencatat semua kejadian selama test beban, dan ini semua harus
disetujui oleh Pengawas.

F. Sekalipun test beban dilakukan hanya atas tiang-tiang tertentu, Kontraktor harus
bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua tiang memenuhi syarat dalam
batas toleransinya. Penerimaan beberapa tiang tidak melepas tanggung jawab
Kontraktor atas semua pekerjaan pondasi dan atas akibat penurunan pada struktur
atas bangunan.

3.1.8 PROSEDUR PENGUJIAN BEBAN

A. Metode test beban harus mencakup:

3-3
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

1. Prosedur PDA test atas tiang tunggal harus sesuai dengan ASTM D-4945-89
“Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Piles”.

2. Metode test ini digunakan untuk mendapatkan data regangan (strain) atau
gaya (force) dan percepatan (acceleration), kecepatan (velocity) atau
perpindahan (displacement). Data akan digunakan untuk memperkirakan daya
dukung dan keutuhan (integrity) tiang, baik performance tiang, tegangan
tiang, dan sifat dinamis tiang seperti koefisien damping tanah dan quake
value.

B. Peralatan untuk test terdiri dari:

1. Alat untuk mengerjakan gaya impact (impact force) berupa hammer pancang
konvensional atau alat yang sejenis. Peralatan diletakkan sedemikian rupa
sehingga impact dapat dikerjakan pada as di kepala tiang dan konsentris
dengan tiang.

2. Strain transducer dan accelerometer, yang mampu secara independen


mengukur strain (regangan) dan acceleration (percepatan) versus waktu pada
setiap lokasi tertentu sepanjang as tiang selama terjadinya impact. Minimum
dua dari setiap peralatan ini harus secara mantap ditambatkan pada sisi tiang
yang berlawanan, sehingga tidak slip. Natural frequency-nya harus melebihi
7500 Hz. Transducer harus diletakkan pada posisi aksial yang sama, dan harus
ditambatkan sedikitnya pada satu dan satu setengah lebar/diameter tiang dari
kepala tiang. Transducer harus dikalibrasi sampai ketelitian 2 % sepanjang
range pengukurannya.

3. Alat untuk mencatat, mereduksi, dan menampilkan data, yang memungkinkan


penentuan force (gaya) dan velocity (kecepatan) versus waktu. Dan dapat pula
menentukan percepatan (acceleration) dan perpindahan (displacement) kepala
tiang dan energi yang ditransfer ke tiang. Peralatan harus mempunyai
kemampuan membuat kalibrasi internal yang memeriksa regangan (strain),
percepatan (acceleration), dan skala waktu. Tidak boleh ada kesalahan yang
melebihi 2 % dari signal maksimum yang diharapkan.
3-4
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

C. Prosedur :

Prosedur berikut ini harus diikuti :

1. Tambatkan transducer pada tiang, lakukan pemeriksaan kalibrasi internal, dan


ambil pengukuran dinamis atas impact selama interval yang dimonitor
bersama dengan observasi rutin atas penetration resistance.

2. Tandai tiang dengan jelas pada interval yang memadai. Tambatkan transducer
secara mantap pada tiang. Set up peralatan untuk mencatat, mereduksi, dan
menampilkan data.

3. Lakukan pengukuran. Catat jumlah tumbukan per menit yang diberikan oleh
hammer, dan tinggi jatuh. Catat dan tampilkan satu seri pengukuran gaya
(force) dan kecepatan (velocity).

4. Untuk konfirmasi kualitas data, secara periodik bandingkan gaya dengan


perkalian antara kecepatan (velocity) dan impedansi tiang, untuk kesepakatan
proporsional dan untuk konsistensi.

5. Analisa pengukuran terdiri dari:

 Gaya (force) dan kecepatan (velocity) dari pembacaan peralatan.


 Catatan gaya impact (impact force) dan gaya (force) maksimum dan
minimum.
 Maksimum percepatan (acceleration).
 Perpindahan (displacement) dari data pemancangan tiang, dan kurva
rebound set, dan dari transducer.
 Energi maksimum yang ditransfer.

Data yang dicatat dapat dianalisa dengan komputer. Hasil analisa berupa:

3-5
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

 Evaluasi resistensi tanah statis dan distribusinya pada tiang pada saat test.
 Penilaian integritas (keutuhan) tiang.
 Performance sistem pemancangan.
 Tegangan pemancangan dinamis maksimum.

D. Laporan:

Laporan harus mencakup hal sebagai berikut:

1. Umum: identifikasi proyek, lokasi proyek, lokasi site pengujian, pemilik,


kontraktor tiang, boring log terdekat, koordinat dan datum horisontal.

2. Peralatan pemasangan tiang: type hammer, berat ram, tinggi jatuh aktual dan
rate-nya, energi hammer, bantalan tiang, driving cap.

3. Data test tiang

4. Data pemancangan.

5. Data peralatan, termasuk gambar peralatan.

6. Rekaman test dinamis.

7. Hasil analisa dan evaluasi.

8. Catatan atas kejadian khusus.

3-6
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

BAB 4. PEKERJAAN BETON

4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga kerja untuk
produksi serta pelaksanaan pekerjaan beton bertulang yang dicor di tempat (cast in
place), termasuk uji kekuatan dan perawatannya, yang akan meliputi antara lain:

- Material pembentuk beton


- Pengadaan beton
- Baja tulangan
- Pekerjaan beton bertulang
- Perawatan beton
- Uji kelecakan dan kekuatan beton.

4.2 PENGADAAN, MUTU DAN KINERJA BETON

(a). Semua pekerjaan beton yang termasuk dalam lingkup spesifikasi ini harus
berupa “ready mixed concrete”, kecuali bila ditetapkan lain secara khusus
dalam spesifikasi. Semua pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI
2847:2013.

(b). Kontraktor harus mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi


adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab penuh atas
kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air harus sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.

(c). Sebelum produksi beton, Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan


(trial mixes) untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton
dengan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa
proporsi campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum.

(d). Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan sedemikian agar beton
yang dihasilkan memberikan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan
(workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam cetakan dan ke

4-1
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan


terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.

(e). Mutu beton harus memenuhi kriteria di bawah ini, kecuali bila ditentukan lain
secara khusus dalam spesifikasi:

1. Struktur beton:

Kuat tekan fc’ = 25 MPa, artinya mempunyai kuat


tekan karakteristik sebesar 25 MPa pada benda uji
silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut di atas
adalah lebih kurang setara dengan mutu beton K-300,
yaitu kuat tekan karakteristik sebesar 300 kg/cm2 pada
benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton
28 hari.

Kuat tekan karakteristik adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan
adanya deviasi secara statistik pada sejumlah benda uji beton silinder, sesuai
dengan SNI 2847:2013.

4.3 BAHAN-BAHAN

(a). Semen Portland

1. Semen yang dipakai adalah jenis Semen Portland Tipe V atau yang juga
dikenal sebagai Sulphate Resisting Portland Cement, yang harus dalam
kondisi segar dengan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda prahidrasi
(proses pembatuan), dan yang memenuhi semua ketentuan dan kriteria
standar SII 0013-81 dan Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia
1986, atau ASTM-C150.

3. Semen harus disimpan di dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik,
di atas lantai tumpuan setinggi  30 cm, dengan tumpukan kantong
semen tidak boleh melebihi sepuluh lapis.

4. Penyimpanan harus selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta harus


dipakai sesuai urutan pengirimannya.

(b). Pasir (agregat halus)

4-2
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

1. Agregat halus atau pasir untuk beton, dapat berupa pasir alam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan dari SII 0052-80 “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau
ASTM-C33, dan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Agregat halus harus terdiri dari butir yang keras dan tajam. Butir-butir
agregat harus bersifat kekal, artinya tidak menjadi lapuk atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.

3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5% maka agregat harus dicuci dulu sebelum dipakai dalam
pengadukan, dengan metode pencucian yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

4. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan mempunyai penyebaran gradasi butiran yang baik sesuai dengan
standar yang berlaku.

5. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, agregat halus yang tidak dapat


memenuhi persyaratan yang ditentukan tersebut di atas, boleh
dipergunakan bila dan hanya bila telah dibuktikan berdasarkan pengujian
khusus atau pemakaian yang nyata dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan dan kinerja yang memenuhi syarat spesifikasi ini.

6. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.

(c). Kerikil atau batu pecah (agregat kasar)

1. Agregat kasar untuk beton harus berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecah batu, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
“Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.

Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat


dengan besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat
pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton, maka agregat
kasar harus memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini.

4-3
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

2. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak


melebihi:

- 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas batang
tulangan, atau
- 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan/bekisting, atau
- 1/3 dari tebal pelat.

3. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan mempunyai penyebaran gradasi butiran yang baik sesuai dengan
standar yang berlaku di SNI 2847:2013.

4. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila
jumlah butir pipih tersebut tidak melampaui 20% berat agregat
seluruhnya.

5. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm.

Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat harus dicuci dulu


sebelum digunakan dalam adukan beton, dengan metode pencucian yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

6. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton
seperti zat-zat reaktif alkali.

7. Bila diminta oleh Direksi Pekerjaan, kekerasan dari butir-butir agregat


kasar harus diperiksa dengan mesin penguji keausan Los Angeles,
dengan mana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih besar dari 40%.

8. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, agregat kasar yang tidak dapat


memenuhi persyaratan yang ditentukan tersebut di atas, boleh
dipergunakan bila dan hanya bila telah dibuktikan berdasarkan pengujian
khusus atau pemakaian yang nyata dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan dan kinerja yang memenuhi syarat spesifikasi ini.

(d). Gradasi butiran agregat halus dan kasar

Kecuali untuk beton yang dipakai pada lantai kerja, maka susunan butiran
agregat halus dan kasar untuk semua beton struktural harus diperiksa dengan

4-4
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

melakukan analisa ayakan, sesuai standar yang berlaku. Untuk itu ditetapkan
susunan ayakan dengan lubang-lubang persegi, dengan ukuran lubang dalam
mm berturut-turut 31,5 - 16,0 - 8,0 - 4,0 - 2,0 - 1,0 - 0,5 - 0,25 (ayakan ISO).

(e). Air

1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung


minyak, asam, alkali, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
bisa merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air yang lulus pengujian di laboratorium sebagai air tawar yang
dapat diminum.

2. Apabila terdapat keraguan mengenai air dianjurkan untuk mengirimkan


contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk
diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang bisa
merusak beton dan/atau baja tulangan.

3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebutkan diatas tidak dapat


dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan mengenai air, harus
diadakan percobaan perbandingan antara tekanan kekuatan mortar semen
dan pasir dengan memakai air itu dan dengan memakai air minum. Air
tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortar dengan
menggunakan air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit mencapai
90% dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air minum.

4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton harus diusahakan
secermat-cermatnya dan setepat-tepatnya, dengan sudah
memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat kadar air
yang berbeda yang dikandung agregat di lapangan.

(f). Baja tulangan

1. Baja tulangan untuk beton struktural pada umumnya menggunakan baja


tulangan ulir atau deform (BJTD) dengan tegangan leleh 400 MPa,
kecuali untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil 10 mm bisa
digunakan baja tulangan polos (BJTP) dengan tegangan leleh 240 MPa.

2. Semua baja tulangan beton struktural yang dipakai dalam pekerjaan ini
harus memenuhi salah satu dari syarat dan ketentuan berikut ini:

a. Mutu dan cara uji baja tulangan beton SII 0136-84.

4-5
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

b. Specification for deformed and plain billet-steel bars for concrete


reinforcement ASTM-A615.

c. Specification for rail-steel deformed and plain bars for concrete


reinforcement ASTM-A616. Disamping itu terhadap baja tulangan
harus dilakukan uji lengkung (bend test) dan hasil ujinya harus
memenuhi persyaratan uji lengkung untuk batang tulangan baja
poros (axle-steel) ASTM-A617, mutu 400.

d. Specification for axle-steel deformed and plain bars for concrete


reinforcement ASTM-A617.

e. Standard specification for low-alloy steel deformed bars for concrete


reinforcement ASTM-A706.

Pemakaian baja tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

3. Pemilihan perusahaan ataupun merek dari baja tulangan harus dari


perusahaan/merek yang sudah dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya.
Pemilihan ini harus mendapat persetujuan Direksi.

4. Baja tulangan deform yang mempunyai tegangan leleh melampaui 400


MPa boleh dipakai asalkan tegangan lelehnya memberikan regangan
awal leleh sebesar 0,35 % dan baja tulangan tersebut memenuhi salah
satu syarat dan ketentuan dalam spesifikasi di atas serta mendapat
persetujuan Direksi.

5. Baja tulangan harus disuplai dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukkan bermacam-macam sumber baja
tersebut untuk pekerjaan struktural.

6. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian tarik baja tulangan pada


laboratorium yang disetujui Direksi, berjumlah minimum 3 (tiga) batang
untuk setiap jenis percobaan, untuk besi yang diameternya diatas 13 mm
dengan panjang  100 cm untuk masing-masing batang.

Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengiriman contoh
benda uji ke laboratorium harus dilakukan bersama-sama wakil Direksi.

4-6
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

7. Pemasangan baja tulangan harus dilakukan sesuai dengan gambar dan


mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara baja tulangan yang satu
dengan lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh,
tidak boleh menggeser selama pengecoran dan pemadatan beton, serta
bebas dari kotoran berminyak, tanah dan lain sebagainya.

Hanya bila ditunjukkan dalam gambar dengan suatu tanda khusus, baja
tulangan boleh dilas dengan seijin Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini harus
disertakan standar SII atau ASTM mengenai baja tulangan, untuk
keperluan laporan tentang sifat bahan guna memenuhi prosedur
pengelasan yang ditetapkan dalam “Structural welding code for
reinforcing steel” (AWS-D1.4) dari American Welding Society.

8. Penggunaan jaringan baja tulangan yang sudah jadi seperti steel wire-
mesh dan sejenisnya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan. Bila disetujui oleh Direksi, maka jaringan baja tulangan
tersebut harus memenuhi ketentuan dan syarat dalam SII 0784-83
“Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton” atau “Specification for
welded steel wire fabricated for concrete reinforcement” ASTM-A185.

9. Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat karena kualitasnya tidak


sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan,
setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi, paling lambat dalam
waktu 2 x 24 jam.

(g). Bahan campuran tambahan (additives/admixtures)

1. Hanya bila disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan
campuran tambahan atau additives/admixtures boleh dipakai. Bahan
tambahan merupakan cairan atau bubuk yang bisa ditambahkan ke dalam
adukan beton selama proses pencampuran/pengadukan, untuk
memperbaiki sifat fisik dan/atau kimiawi adukan beton (fresh concrete)
maupun beton yang sudah mengeras (hardened concrete).

2. Secara umum, tujuan penggunaan bahan tambahan yang bisa dibenarkan


dalam pekerjaan ini adalah bila memenuhi salah satu tujuan di bawah ini:
a. Perbaikan sifat adukan beton.
b. Meningkatkan mutu beton.
c. Meningkatkan workability tanpa menambahkan kadar air.
d. Mengurangi kadar air untuk meningkatkan mutu beton namun tidak
mengurangi workability beton.

4-7
Spesifikasi Teknik – Pekerjaan Beton
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Kantor Pos Pemadam Kebakaran
Di Kelurahan Sumur Batu, Kota Bekasi, Jawa Barat

e. Memperlambat setting awal untuk mengantisipasi transportasi yang


jauh.
f. Mengurangi slump loss (kecepatan penurunan nilai slump).
g. Meningkatkan pumpability (kemudahan pemompaan).
h. Mengurangi panas hidrasi yang timbul, terutama pada proses
pengecoran beton massa.
i. Membuat ekspansi volume untuk keperluan grouting.
j. Meningkatkan ketahanan anti korosi pada beton, terutama pada
lingkungan yang agresif seperti di bawah tanah atau di dekat laut.
k. Membuat beton kedap air.

Untuk itu bila dirasakan perlu menggunakan bahan tambahan tersebut,


Kontraktor harus mengajukan proposal tertulis kepada Direksi Pekerjaan
sehubungan dengan rencana menggunakan bahan tambahan, menjelaskan
jenis/tipe/merek yang diusulkan, tujuan penggunaan, cara bekerja bahan
tersebut maupun analisa kimiawinya, serta bukti penggunaannya selama
5 tahun terakhir di Indonesia.

3. Penggunaan bahan campuran tambahan, apapun jenis dan mereknya,


harus selalu sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik pembuatnya.

4-8

Anda mungkin juga menyukai