Buletin MASTER PIE Volume 14 Juni 2020
Buletin MASTER PIE Volume 14 Juni 2020
Daftar Isi
Adaptasi Kebiasaan Baru di Masa Pandemi Covid-19,
VOLUME Apa Saja Kriterianya? Hal 2
14
Sistem Pelaporan Online Data Covid-19
Kabupaten/Kota Se-Indonesia Hal 5
Video Conference Sosialisasi Pemetaan Risiko
JUNI Penyakit Infeksi Emerging Tanggal 11 Juni 2020 Hal 6
2020 Sudah Siap Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru?
Jangan Lupa Siapkan Starter Kit nya Hal 8
Pengantar Redaksi
SIAPKAH MENYAMBUT
ADAPTASI KEBIASAAN BARU?
Halaman 2 Buletin Master PIE --- Volume 14/Juni 2020
1200 35,0
30,0
1000
25,0
800
20,0
600
15,0
400
10,0
200 5,0
0 0,0
02/03/2020
04/03/2020
06/03/2020
08/03/2020
10/03/2020
12/03/2020
14/03/2020
16/03/2020
18/03/2020
20/03/2020
22/03/2020
24/03/2020
26/03/2020
28/03/2020
30/03/2020
01/04/2020
03/04/2020
05/04/2020
07/04/2020
09/04/2020
11/04/2020
13/04/2020
15/04/2020
17/04/2020
19/04/2020
21/04/2020
23/04/2020
25/04/2020
27/04/2020
29/04/2020
01/05/2020
03/05/2020
05/05/2020
07/05/2020
09/05/2020
11/05/2020
13/05/2020
15/05/2020
17/05/2020
19/05/2020
21/05/2020
23/05/2020
25/05/2020
27/05/2020
29/05/2020
31/05/2020
02/06/2020
04/06/2020
06/06/2020
08/06/2020
10/06/2020
12/06/2020
Konfirmasi Sembuh Kematian Recovery Rate CFR
nakan jika data tidak cukup untuk menilai Rt dengan kuat, 5. PPI tersedia di seluruh Fasilitas Kesehatan (1:250
untuk menilai
Untuk apakah epidemi
mengantisipasi dapat dikendalikan.
terjadinya tempatkembali
risiko peningkatan kasus tidur) dandidi tingkat–Kabupaten/Kota.
negara negara yang sudah
6. Seluruh Fasilitas Kesehatan menyediakan skrining
mengalami penurunan jumlah kasus, WHO mendesak semua negara yang melaksanakan
Kriteria Epidemiologi COVID-19.
pelonggaran pembatasan untuk memastikan
1. Adanya penurunan kasus sebesar 50% selama 3 7. Rumah bahwa kebijakan tersebut
Sakit Rujukan diterapkan
memiliki setelah
ruang isolasi untuk
minggu dari
melakukan puncak kasus
penilaian - penilaian risiko berbasis bukti,pasien
dengan COVID-19.
menggunakan 3 (tiga) kriteria yaitu:
2. Positivity rate sebesar 5% selama 2 minggu terakhir
1. Epidemiologi - Apakah epidemi COVID-19 dapat dikendalikan?
Positivity rate didapatkan jika surveilans dilakukan INDIKATOR SURVEILANS KESEHATAN
2. secara
Sistem Kesehatan
komprehensif dan–kemampuan
Apakah sistem kesehatan
pemeriksaan yang ada dapat mengatasi kemungkinan
MASYARAKAT
laboratorium 1/1000 populasi/minggu.
terjadinya lonjakan kasus setelahRendahnya
mengadaptasiSurveilans kesehatan
kebijakan masyarakat
“adaptasi dapat mengidentifikasi
kebiasaan baru” ?
positivity rate mengindikasinya rendahnya penularan kasus dan pelacakan kontak erat, serta memiliki
3. Surveilans Kesehatan Masyarakat – Apakah sistem surveilans kesehatan dapat mendeteksi,
di masyarakat. laboratorium yang memadai, strategi pengujian yang
melakukan pelacakan kasus dan contact tracing (manajemen
3. Dilakukan surveilans sentinel Influenza-Like-Illness jelas sesuai kasus) dan mengidentifikasi
dengan standar.
(ILI).
adanya peningkatan kasus? Kriteria Surveilans Kesehatan Masyarakat:
4. 80% kasus berasal dari kontak erat (cluster) A. Sistem Surveilans
5. Penurunan kasus kematian akibat COVID-19 selama 1. Kasus baru dapat diidentifikasi, dilaporkan dan data
3 minggu terakhir. dimasukkan dalam sistem informasi serta dilakukan
6. Penurunan jumlah kasus konfirmasi yang dirawat analisis epidemiologi dalam waktu 24 jam.
dan masuk ICU selama 2 minggu terakhir. 2. Pelaporan langsung kasus konfirmasi COVID-19
7. Penurunan kematian karena pneumonia berdasarkan dan diamanatkan dalam penyakit nasional dengan
kelompok umur persyaratan.
3. Pengawasan terhadap kelompok rentan dan
INDIKATOR SISTEM KESEHATAN lingkungan perumahan tertutup.
Sistem Kesehatan dapat mengatasi pasien rawat inap dan 4. Surveilans kematian akibat COVID-19 di Rumah
tetap mempertahankan pelayanan kesehatan esensial Sakit dan masyarakat
lainnya. 5. Melaporkan jumlah total pemeriksaan
laboratorium untuk COVID-19 setiap hari
Kriteria Sistem Kesehatan: B. Investigasi Kasus
1. Seluruh pasien COVID-19 (PDP ataupun kasus 1. Memastikan Tim Tanggap Cepat (TGC)
konfirmasi) dapat dilayani sesuai standar. berfungsi di semua tingkat administrasi.
2. Seluruh pasien non-COVID-19 yang memerlukan 2. Sembilan puluh persen (90%) kasus yang
perawatan dan layanan kesehatan dapat dilayani dicurigai diisolasi dan dikonfirmasi dalam
sesuai standar. waktu 48 jam setelah onset gejala.
3. Tidak ada peningkatan angka kematian pasien non- C. Pelacakan Kasus
COVID-19 di Rumah Sakit. 1. Delapan puluh persen (80%) dari kontak kasus
4. Sistem Kesehatan mampu mengatasi 20% peningkatan baru dilakukan pelacakan dan dikarantina dalam
kasus COVID-19. waktu 72 jam sejak kasus dikonfirmasi.
Halaman 4 Buletin Master PIE --- Volume 14/Juni 2020
2. Delapan puluh persen (80%) dari kontak kasus Orang dalam rangka Percepatan Penanganan
baru dipantau selama 14 hari. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
3. Tersedia sistem informasi dan manajemen data 6. Komunikasi risiko kepada masyarakat untuk menye-
untuk mengelola data kasus kontak dan data suaikan diri pada masa adaptasi kebiasaan baru.
terkait lainnya. • Mematuhi protokol kesehatan yang ada
Penerapan kebijakan pelonggaran pembatasan • Gunakan masker
menuju adaptasi kebiasaan baru bergantung pada • Menjaga jarak minimal 1 meter (physical distancing)
jawaban ketiga indikator di atas dan tingkat risiko yang • Rajin mencuci tangan pake sabun dengan air
ditetapkan (tinggi menengah dan rendah). mengalir atau menggunakan cairan antiseptik
Selain penilaian risiko berdasarkan ketiga indikator berbahan dasar alkohol (hand sanitizer)
tersebut, juga ada persyaratan yang ditetapkan oleh Jadi, sudah siapkah kita melakukan adaptasi ke-
WHO terkait pelonggaran pembatasan yaitu : biasaan baru ?????
1. Transmisi kasus dapat dikendalikan
2. Kapasitas sistem kesehatan yang dapat melakukan Referensi :
deteksi, pemeriksaan laboratorium, isolasi kasus, - WHO, Public health criteria to adjust public health
penanganan kasus dan pelacakan kasus. and social measures in the context of COVID-19
3. Meminimalkan risiko penularan pada tempat/ Annex to Considerations in adjusting public health
populasi tertentu seperti panti jompo and social measures in the context of COVID-19,
4. Menerapkan tindakan pencegahan dan pengendalian 12 May 2020 (https://apps.who.int/iris/bitstream/
COVID-19 di tempat kerja, sekolah, tempat bisnis. handle/10665/332073/WHO-2019-nCoV-
- Protokol Kesehatan terkait adaptasi kebiasaan Adjusting_PH_measures-Criteria-2020.1-eng.
baru melalui Surat Edaran Menteri Kesehatan pdf?sequence=1&isAllowed=y , akses 9 Juni 2020)
Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 tentang - WHO, Coronavirus disease (COVID-19) Situation
Pencegahan Penularan Virus Corona di Tempat Report–145 (https://www.who.int/docs/default-
Kerja Sektor Usaha dan Perdagangan dalam source/coronaviruse/situation-reports/20200613-
Mendukung Keberlangsungan Usaha, Protokol covid-19-sitrep-145.pdf?sfvrsn=bb7c1dc9_2, akses
Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 14 Juni 2020).
5. Manajemen risiko untuk para pelaku perjalanan, - https://www.webmd.com/lung/news/20200414/who-
- Surat Menteri Kesehatan No. PM.03.01/Men- issues-criteria-to-life-covid-19-lockdowns
kes/338/2020 tentang Penanganan Kepulangan - https://www.npr.org/sections/
Warga Negara Indonesia (WNI) dan Kedatangan goatsandsoda/2020/04/15/834021103/who-sets-6-
Warga Negara Asing (WNA) dari Luar Negeri di conditions-for-ending-a-coronavirus-lockdown
Bandara Soekarno Hatta dan Bandar Udara Juanda. - https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
- Surat Edaran Gugus Tugas No. 5 Tahun 2020 - Bahan paparan webinar FKM UI 10, New Normal ;
tentang Perubahan atas Surat Edaran No. 4 Tahun Siapkah Kita?, Mondastri K. Sudaryo, 10 Juni 2020
2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan
Buletin Master PIE --- Volume 14/Juni 2020 Halaman 5
v Perkembangan kasus konfirmasi dan perbandingan- kota juga sekaligus berperan sebagai pengguna data
nya berdasarkan faktor risiko (kontak/perjalanan/ itu sendiri.
tanpa Riwa-yat) dalam waktu mingguan dan harian Berdasarkan data yang masuk ke sistem pelaporan
v Perbandingan kasus konfirmasi riwayat kontak, harian online, sejak pelaporan ini disosialisasikan pada
riwayat perjalanan, tanpa riwayat kontak/perjalanan pertengahan April 2020 hingga tanggal 14 Juni 2020
serta kasus probable (makin banyak probable, pukul 14.00 WIB, tercatat ada 153 kabupaten/kota
surveilans makin jelek) dari 21 provinsi dengan kelengkapan rata-rata dalam
v Perbandingan kasus konfirmasi dengan riwayat 30 hari terakhir adalah 7,3%. Kelengkapan tertinggi
kontak dengan PDP dengan riwayat kontak dan (tanpa melihat cut-off time jam 12.00 WIB atau selama
Kontak Erat 24 jam) dicapai pada tanggal 4 Juni 2020, sebanyak 75
v Perbandingan kasus konfirmasi dengan riwayat per- laporan dari 75 kabupaten kota (15 provinsi). Dalam
jalanan dengan PDP perjalanan, ODP, dan pelaku pencapaian sebuah surveilans pada kondisi KLB
perjalanan. saat ini, jumlah kelengkapan harian di bawah 10%
v Perbandingan positivity rate antara kasus konfirmasi merupakan pencapaian terburuk, sehingga sampai
dengan jumlah kasus yang diperiksa spesimennya. saat ini secara sistem pelaporan online ini belum dapat
v Angka kesembuhan dan angka kematian yang di- dijadikan rujukan yang terbaik sebagai asupan kebijakan
kombinasikan dengan agregat data konfirmasi, sem- penanggulangan COVID-19. Namun bagi wilayah yang
buh, dan kematian. sudah rutin merekam datanya, sistem ini sangat baik
v Penyajian lainnya dapat dikembangkan kemudian untuk dijadikan acuan, apalagi penyajian hasil analisis
sesuai kebutuhan. data sudah ditampilkan hingga level kabupaten/kota
Keuntungan dan keunggulan menggunakan aplikasi ini selaku pemilik dan pelapor data.
diantaranya: Bila seluruh data per kabupaten/kota sudah terekam
- Dapat diakses melalui handphone (mobile friendly) dan tercatat dengan lengkap dan valid, tentu akan mudah
baik pengisian form laporan maupun output hasil menggambarkan kondisi sebenarnya dari COVID-19 di
pelaporan. Indonesia, per Provinsi, dan per Kabupaten/kota.
- Terdapat absensi kelengkapan harian, sehingga dapat Kelengkapan, ketepatan dan keterbukaan data
memonitor dan mengingatkan kabupaten/kota mana terkait penanganan COVID-19 memiliki manfaat bagi
yang belum mengirimkan laporan. masyarakat. Salah satunya, meningkatkan kewaspadaan
- Terdapat notifikasi email setelah laporan berhasil masyarakat dalam menghadapi wabah yang disebabkan
dikirim, dan laporan dapat diedit langsung melalui virus corona tersebut, serta dapat meningkatkan
email tanpa perlu login ke aplikasi. ketahanan dan keamanan negara. Selain itu sharing
- Laporan diinput berdasarkan rekapitulasi laporan informasi tersebut menjadi rujukan petugas terutama
harian dinas kabupaten kota, di lain pihak dinkes pemangku kebijakan untuk mengambil langkah-langkah
provinsi dan pusat berperan sebagai verifikator dan strategis dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
pemanfaat data. Sebagai pelapor, Dinkes kabupaten ini di wilayah.
S
Oleh: Ibrahim, SKM, MPH
eperti kita ketahui pada awal tahun 2020, Emergency of International Concern (PHEIC) atau
COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
Dunia/ World Health Organization (WHO) pada tanggal resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada
31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus manusia ini sebagai pandemi dunia. Dalam IHR
kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di (2005) tercantum bahwa setiap negara anggota harus
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus ini terus mempunyai kemampuan utama dalam deteksi dini,
berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi respon cepat dan akurat terhadap munculnya penyakit
importasi di luar Cina. Pada tanggal 30 Januari 2020, atau kejadian yang berpotensi menimbulkan KKMMD.
WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Hasil evaluasi IHR JEE di Indonesia pada
Buletin Master PIE --- Volume 14/Juni 2020 Halaman 7
November 2017 menunjukkan bahwa kita perlu drg. Vensya Sitohang, M.Epid. Dalam pembukaan nya
memperkuat kapasitas dalam melakukan penilaian Ibu Direktur memberikan beberapa arahan bahwa
risiko (risk assessment) terhadap risiko ancaman penilaian risiko menjadi sangat penting terlebih setelah
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kesiapsiagaan munculnya pandemi COVID-19, untuk menilai kesiapan
terhadap kemungkinan munculnya ancaman penyakit dalam menghadapi pandemi panyakit lainnya dan
infeksi merging lainnya tersebut perlu ditingkatkan dapat mendeteksi secara dini apabila muncul potensi
terus menerus melalui kajian-kajian penilaian risiko. PIE dan dapat meminimalisir dampaknya. Direktur
Penguatan ini harus dilakukan secara menyeluruh Surkarkes juga menghimbau kepada semua peserta
tidak hanya di tingkat nasional tapi juga diteruskan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinkes Kabupaten/
sampai daerah agar memiliki kesamaan kapasitas dalam Kota untuk selalu meningkatkan kapasitas pemeriksaan
penilaian risiko. laboratorium dan contact tracing. Positive rate harus
Sebagai bentuk komitmen seluruh jajaran kesehatan diturunkan sebagai indikator pelaksanaan surveilans.
mulai dari pusat sampai daerah dalam menyikapi suatu Dalam pertemuan ini hadir sebagai pemateri yaitu
kejadian penyakit infeksi emerging, diperlukan kapasitas Kasie Intervensi Subdit Penyakit Infeksi Emerging dr.
dalam melakukan penilaian risiko penyakit infeksi Irawati, M.Kes dengan paparan tentang Kebijakan dan
emerging itu sendiri. Menilai kesiapan semua unsur Strategi Nasional Infem. Paparan dilanjutkan dengan
dalam menghadapi suatu kejadian penyakit infeksi materi dari dr.Solah Imari, M.Sc tentang Pemetaan
emerging harus dipunyai oleh suatu daerah. Masing Risiko Penyakit Infeksi Emerging, paparan dari dr.
– masing daerah harus mampu menilai kapasitas yang Endang Widuri selaku perwakilan dari WHO Indonesia
dipunyainya. Sehingga dapat mendeteksi secara dini yang memaparkan materi tentang prinsip dan konsep
bila ada potensi kejadian penyakit infeksi emerging dan penilaian risiko cepat untuk kejadian akut kesehatan
dapat meminimalisisr potensi pandemi. Penilaian Risiko masyarakat. Acara kemudian dilanjut dengan pengisian
penyakit infeksi emerging ini dijadikan sebagai salah tools pemetaan risiko penyakit infeksi emerging untuk
satu indikator rencana strategis Kementerian Kesehatan penyakit MERS, Difteri dan Polio. Pengisian tools
Tahun 2020-2024. Saat ini, Kementerian Kesehatan telah pemetaan risiko penyakit infeksi emerging ini dipandu
mengembangkan tools yang bisa digunakan sebagai alat oleh Ibrahim, SKM, MPH dan dr. Muchtar Nasir,
bantu dalam pemetaan risiko penyakit infeksi emerging M.Epid yang merupakan staf dari subdit penyakit infeksi
tertentu. Tools ini menggambarkan sinergi yang kuat emerging.
antar lintas sektor dalam melakukan kewaspadaan dini Dalam pertemuan ini diharapkan Dinas Kesehatan
penyakit infeksi emerging. Kabupaten/Kota yang menjadi target indikator penyakit
infeksi emerging pada tahun 2021 nantinya
akan mengumpulkan secara rutin hasil
pemetaan risiko nya. Poin terpenting dari
pertemuan ini diharapkan agar Kabupaten/
Kota mampu melakukan pemetaan risiko
penyakit infeksi emerging secara objektif
dan terukur dan penyelenggaraan upaya
penanggulangan kejadian infeksi emerging
yang difokuskan pada parameter risiko utama.
ISSN :9772579361004
ISSN:9772579361004
Diterbitkan oleh :
Sub Direktorat Penyakit Infeksi Emerging
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
SUDAH SIAP
MENGHADAPI
Kementerian Kesehatan RI
Pembina :
Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengarah :
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit JANGAN LUPA SIAPKAN STARTER KIT NYA
Penanggungjawab : SUDAH SIAP MENGHADAPI ADAPTASI KEBIASAAN BARU?
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
Dewan Direksi :
JANGAN LUPA SIAPKAN STARTER KITNYA
dr. Endang Budi Hastuti
dr. Chita Septiawati, MKM
dr. Irawati, M.Kes
dr. A. Muchtar Nasir, M.Epid
dr. Listiana Aziza, Sp.KP
Luci Rahmadani Putri, SKM., MPH
Ibrahim, SKM., MPH
Kursianto, SKM., M.Si
Sri Lestari, SKM, M.Epid
Mariana Eka Rosida, SKM
Suharto, SKM
Rina Surianti, SKM
Andini Wisdhanorita, SKM, M.Epid
Adistikah Aqmarina, SKM
Maulidiah Ihsan, SKM
Perimisdila Syafri, SKM
Leni Mendra, STT
Pamugo Dwi Rahayu, S.Kom
Rendi Manuhutu, SKM
Dwi Anisa Fajria, SKM
Alamat Redaksi :
Kementerian Kesehatan RI
Jalan HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta
Email :
subdit.pie@yahoo.com
Twitter :
@masterpie29
Website :
http://infeksiemerging.kemkes.go.id