Anda di halaman 1dari 18

TATAPMUKA-08

MESIN REFRIGERASI

1.Pengantar.
Teknik pendingin atau refrigeration adalah suatu teknik untuk membuat serta
mempertahankan temperatur udara di dalam suatu ruangan dengan suatu
kelembaban tertentu di bawah temperatur udara sekitarnya. Industri
refrigeration dan air conditioning sangat luas dan bervariasi. Sampai beberapa
tahun setelah perang dunia kedua, instalasi refrigeneration digunakan hanya
untuk keperluan industri terutama memproduksi es. Akan tetapi sekarang ini
refrigeration merupakan hal yang sangat luas penggunaannya. Dalam industri,
sistem ini dimaksudkan untuk mempertinggi efisiensi serta untuk memperoleh
hasil yang lebih baik dan lebih awet. Air conditioning atau penyegaran udara
termasuk dalam sistem ini yang digunakan oleh manusia agar manusia dapat
tinggal lebih nyaman serta untuk memperoleh efisiensi kerja yang lebih baik di
tempat-tempat kerja.
Dalam prakteknya penggunaan sistem ini dapat dibagi ke dalam empat grup
sebagai berikut :
1.1. Untuk bahan makanan
a. Pengawetan susu
b. Pembuatan ice cream
c. Penyimpanan daging/ikan
d. Penyimpanan sayur segar.

1.2. Pada Industri kimia

a. Pemisahan gas-gas dari udara dengan cara pengembunan karena titik


embun gas-gas tersebut berbeda.

b. Pengembunan gas pada pabrik ammonia, uap ammonia diembunkan


dahulu pada suhu –450C setelah cair baru disimpan.

c. Penurunan kadar air (uap air) pada udara dalam industri oksigenium.

d. Pemisahan lilil dari minyak pelumas dengan mendinginkannya sampai


26 oC sehingga lilin(wax) membeku.

1
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

e. Penyerapan panas reaksi pada proses kimia yang eksotermis dimana


panas yang timbul dapat mengganggu jalannya proses yang sedang
berlangsung.

1.3. Penggunaan khusus pada bidang engineering.

a. Pada sambungan menyusut – 98 0C

b. Colt treatment untuk menambah kekerasan baja dan sifat tahan aus –
87 0C selama 30 menit.

c. Untuk menambah kekuatan dan kestabilan magnit –840C selama 8


jam.

d. Pembekuan air raksa untuk pembuatan cetakan benda yang rumit


bentuknya dan presisi ukurannya.

e. Penyimpanan alat-alat ukur dari logam.

1.4. Penyegaran udara

Terutama digunakan untuk mendapatkan kesegaran udara yang nyaman dengan


kelembaban udara yang sesuai dengan badan manusia, antara lain :

a. Ruang kerja, untuk mendapatkan kondisi serta efisiensi kerja yang


lebih baik.

b. Rumah sakit, untuk mempercepat penyembuhan penyakit pasien


dengan mengatur kondisi udara yang sesuai dengan kondisi pasien.

c. Rumah tinggal, Pusat perbelanjaan, Bioskop, Kendaraan dalam rangka


memperoleh kenyamanan.

d. Tekstil, penyegaran udara dalam hal ini diperlukan agar tidak mudah
putus pada saat pemintalan.

e. Percetakan, kondisi udara sangat berpengaruh pada hasil cetakan


karena sifat higroskopis kertas. Kertas harus dapat menguapkan tinta
dengan kecepatan yang sama dengan menempelnya tinta cetakan.

f. Fotografi, penyimpanan film pada suhu rendah mencegah timbulnya


jamur dengan cara mengurangi kelembaban udara sehingga jamur
tidak mudah tumbuh.

2
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

2. Termodinamika Mesin Refrigerasi.

Prinsip kerja mesin refrigerasi yg banyak digunakan adalah“VAPOR


COMPRESSION CYCLE” dimana refrigerant pada system ini ditekan oleh
kompressor kemudian dikabutkan melalui katup ekspansi kemudian
diuapkan dan kembali ditekan oleh compressor.

2.1. Vapor Compression Refrigeration Cycle.

Gbr.8-1 : Diagram of vapor


compression refrigeration system.

Siklus teoritis kompressi uap (vapor)


satu tingkat yang ideal dilukiskan

p pada gbr. 8-2 dibawah ini adalah


merupakan diagram tekanan-
1 4’ 4
enthalpi. Dalam proses tersebut
2 3’ 3 dianggap tidak terjadi vapor
(a) h superheating, liquid sub cooling dan
pressure loss serta kehilangan
panas.

3
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Gbr.8-2 : Diagram tekanan – enthapi


siklus refrigerasi kompressi uap.

Keterangan : 1–2; Proses ekspanasi


2–3; Proses penguapan
3–4; Proses kompressi kering
4’ – 1; Proses kondensasi
3’ – 4’ ; Proses kompressi basah.
Urutan prosesnya adalah sbb :

Kedua proses penguapan (2 – 3’ ) dan (2 – 3) dan proses kondensasi (4’ – 1)


berlangsung pada tekanan konstan (adiabatis) dan temperatur konstan
(isotermis). Pada proses kompressi basah (wet conpression) terjadi
pemompaan campuran uap dan cairan gas. Proses seperti ini sangat
merugikan karena :

a. Cairan dapat merusak katup kompressor dan silinder head. Hal


seperti ini terjadi dikarenakan tidak tersedianya cukup waktu dalam
proses pendinginan refrigerant sehingga pada titik 4’ masih ada
cairan yang tersisa.
b. Cairan dapat menyapu minyak pelumas dari dinding silinder sehingga
akan mempercepat kehausan. Kesulitan tersebut dapat diatasi
dengan Dry Compression (3 – 4).

2.2. Cara Kerja Siklus Kompressi Uap.

Pada gambar 8.2 diatas dapat dilihat bahwa kompressor mengisap uap
Refrigeran dari evaporator kemudian dikompressikan sehingga temperatur
dan tekanannya naik. Maksud menaikkan temperatur dan tekanan
refrigeran adalah agar titik embunnya naik sehingga dengan temperatur
udara atau air biasa uap refrigeran dengan mudah dapat dicairkan kembali.
Refrigeran yang berada dalam fase uap tadi dialirkan ke kondensor. Disini
Refrigeran didinginkan dengan media pendingin (air, udara) dan keluar
dalam bentuk cairan dengan tekanan sedikit lebih rendah dari tekanan
pada saat masuk, hal ini disebabkan adanya gesekan pada pipa-pipa

4
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

kondensor, karena itu proses dapat dikatakan adiabatis. Kemudian


refrigeran memasuki expansion valve, sehingga volumenya membesar
karena adanya perubahan penampang saluran akibat nya tekanan menjadi
turun sehingga titik embun refrigeran juga turun. Dengan bantuan panas
dari sekeliling evaporator maka refrigerant dapat menguap kembali.
Refrigeran yang keluar dari evaporator harus berupa uap yang kemudian
dihisap oleh kompressor. Apabila refrigerant berada dalam kondisi cair pada
saat memasuki kompressor maka akan dapat merusak katup isap
kompressor dan ring pistonnya. Demikian proses berulang kembali.

2.3. Analisis Matematis Siklus.


Setiap reciprocating Compressor yang digunakan sebagai mesin pendingin
selalu mempunyai kerugian volumetris karena tidak mungkin dibuat
kompressor dengan piston tanpa clearance, termasuk karena adanya katup-
katup.

Ada dua macam efisiensi


volumetris, yaitu :
a. Clearance Volumetric
Effisiency, ηcv
b. Total Volumetric Effisiency,
ηtv
Clearance volumetric efisiency
tergantung pada reekspansi gas
yang tersekap dalam clearance
volume.

Selama ekspansi dari pd ke ps


yaitu dari titik-3 ke titik-4 gas
belum dapat masuk
compressor. Gerakan piston yang efektip dimulai dari titik-4 hingga titik-
1(PD ) karena adanya hambatan oleh katup isap dan tekanan sisa gas
akibat adanya tahanan yang dilakukan katup buang.

5
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

1-2 : kompressi
2-3 : pembuangan
3-4 ; ekspansi
4-1 ; langkah isap efektif.

Gbr.8-3 ; Diagram p – V suatu kompressor torak.

Keterangan : PD : Piston Displacement


CV : Clearance Volume
pd ; Discharge pressure
ps ; Suction pressure

Selama ekspansi dari pd ke ps gas dari suction line belum dapat masuk
kompressor. Gerakan piston yang efektif hanya langkah 2–1 (PD).
Clearance Volumetric Efficiency didefinisikan sebagai perbandingan volume
gas yang diisap setiap langkah dengan langkah piston, jadi :

V 1−V 4
ηcv =¿ dimana : V 1−V 4=( V 1 −V 3 )−( V 4−V 3 )
V 1−V 3

Ekspansi dari pd ke ps adalah politrop, maka ;

1/ n
V 2=¿ V 3 pd
( )
ps
dimana n = indeks politrop.

( V 1−V 3 ) −( V 4 −V 3 ) ( V 4 −V 3 )
Sehingga : ηcv =¿ ¿ 1−
V 1−V 3 V 1 −V 3

pd 1n
ηcv =¿
1−
V3 ( )
ps
−V 3

V 1−V 3

V3 V3 pd 1/ n
Apabila clearance, C =
V 1−V 3
= 1−
V 1−V 3 [( ) ]
ps
−1

1/ n
pd
C = 1+¿ C 1+ ps [ ( )]
Sehingga clearance volumetric efisiensi,

6
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

1/ n
pd
ηcv =¿ 1+¿ C – C( ps )
Total volumetric effisiency lebih tepat jika ditentukan dengan percobaan.
Secara pendekatan dapat dihitung dengan modifikasi rumus tersebut di
atas. Bila penurunan tekanan melalui suction valve dan suhu pada akhir
langkah isap diketahui dan dengan mengabaikan kebocoran, maka
besarnya total volumetric effisiensi adalah :

1 /n
ηtv =¿ 1+ C – C pd
[ ps ( ) ]( pcps ) .( TcTs )
Pada rumus diatas :

pc/ps = Perbandingan tekanan pada silinder dan evaporator suction.

pc/ps = Perbandingan tekanan pada silinder dan evaporator suction.


Ts/Tc = Perbandingan temperatur evaoprator dan silinder suction.
C = Persentase clearance.
Pada pesawat pendingin, enthalpi memegang peranan penting, sedangkan
tekanan sangat menentukan suhunya yang dengan mudah dapat diukur,
karena itu dalam perhitungan banyak digunakan diagram p – h.

1 4

2 3

Gbr. 8.4 : Diagram p – h pesawat pendingin

Dalam hal tekanan konstan berlaku hubungan :


dQ = dh, dimana h = U + p.V
sehingga dh = dU + p dV + V dp.

7
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Karena proses kondensasi berjalan pada tekanan konstan maka V.dp = 0


dengan demikian maka dh = dU + p dV. Sehingga kita peroleh dQ = dU +
p.dV sedangkan p.dV adalah kerja kompressor, jadi rumus ini dapat
dituliskan sebagai dQ = dU + dW di mana W = Q2 – Q1 dan Q1 = h3
– h2 dan Q2 = h4 – h1. Jadi , W = ( h4 – h1 ) – ( h3 – h2 )
h1 = h2 karena proses kondensasi, maka W = h4 – h3
Kualitas refrigerant pada akhir ekspansi adalah :
h1−h f 2
x =
h fg 2
Dalam hal ini :
hf2 = enthalpi pada saturated liquid.
hfg2 = hg – hf2 (enthalpi pada evaporator).
hg = enthalpi pada saturated vapor.

Refrigerant effect adalah jumlah panas/kalor yang diserap oleh refrigerant


selama mengalir dalam evaporator, dalam bentuk enthalpi ditulis :

RE = h3 – h2 (lihat gambar 8.4).

Sebagai satuan kapasitas refrigerasi digunakan ton refrigerasi (TR) di mana


1 TR = 200 Btu/menit = 12.000 Btu/jam. 1 TR = 3,5 kW = 210 kJ/min,
1 TR = 50 kcal/min.

Sedangkan jumlah refrigerant yang disirkulasikan adalah :

200 200
MR = ℜ = h3−h2 lb/Ton.min.

200
atau → MR = lb/Ton.min.
h3−h 1

Langkah piston theoritis (displacement) didapatkan dengan mengalikan


jumlah refrigerant yang disirkulasikan dengan specific volume gas
refrigerant pada saat masuknya ke dalam kompressor, jadi :

VL = M . g ft3/Ton.min

8
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

200
VL =
h3−h 1
. g ft3/Ton.min

Di sini : g = volume spesifik gas refrigeran saat masuk kompressor (titik 3).
Daya yang diperlukan untuk tiap Ton Refrigerasi (TR) adalah besarnya
tenaga (HP) yang dibutuhkan untuk mengkompressikan gas refrigerant
yang dianggap berlangsung secara isentropik walaupun kompressor
didinginkan. Hal ini dikarenakan penyimpangan yang terjadi sangat kecil.

Dengan demikian maka panas equivalent kerja kompressor adalah sbb:


200 (h4 −h3 )
Qk = Btu/Ton.min.
(h ¿ ¿3−h1 )¿

Sehingga daya yang dibutuhkan per Ton Refrigerasi menjadi :


200 (h4 −h3 ) 778 (h 4−h3 )
Pth = = 4,717
(h ¿ ¿3−h1 )¿ 33.000 (h ¿ ¿3−h1 )¿

Dalam rumus di atas : 1 Btu = 778 ft.lb.


1 hp = 33.000 ft.lb/min.
Daya yang diperlukan dapat juga dihitung jika proses kompressi
berlangsung secara politropic sebagai berikut :

200 n
Wk = ( )
(h ¿ ¿3−h1 )¿ n−1
( p4 V 4− p3 V 3 ) ft.lb/Ton.min.

Jadi
200 n 144
Ppol = ( )
(h ¿ ¿3−h1 )¿ n−1
( p4 V 4− p3 V 3 ) 33.000 ( ) ( p .V )
3 3

( n−1 ) /n
p4
Ppol =
0,873 .n . p3 .V 3
[( ) ]
p3 hp/Ton
( n−1)(h3−h1)

Disini : n = angka politrop gas refrigerant.


Jika proses berlangsung secara isentropic, maka persamaan di atas berlaku
dengan menggantikan n =  = Cp/Cv sebagai indeks isentropic. Jika
kompressor didinginkan maka panas yang diterima oleh media pendingin

n
adalah : Q c =¿ ( p V − p V )−( h4 −h3 ) btu/lb
( n−1 ) J 4 4 3 3

9
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Dimana : J = tara kalor mekanis = 778 ft.lb/Btu.


Coefisien of Performance system pendingin sebagaimana diuraikan
T1
terdahulu adalah : COP = T 2 −T 1

Dalam bentuk enthalpi untuk vapor compression cycle dengan proses


( h3−h 1)
isentropic, maka : COP =
(h ¿ ¿ 4−h1 )¿

Hubungan antara COP dengan daya teoritis per TR adalah :


4,717
Pth = COP

Panas yang dilepaskan pada kondensor yaitu seluruh jenis panas masuk
kondensor seperti panas latent, panas superheat atau panas cairan. Secara
teoritis panas tersebut akan sama dengan jumlah panas yang diserap oleh
evaporator dan kerja kompressi, jadi :

(h 4−h1 )
Qc = 200 Btu/Ton.min.
(h ¿ ¿3−h1 )¿

Volume langkah piston sebenarnya per TR per menit didapatkan dengan


membagi langkah piston teoritis dengan total volumetric efficiency, jadi :

1
VLa = VL ft3/Ton.min.
ηtv

200 . ρ g 1
=
h3 −h1 ηtv

200 . ρg
= ft3/Ton.min.
ηtv ( h3−h1)

Contoh Soal.
1. Lemari penyimpanan makanan kapasitas 12 Ton pada suhu

evaporator 20 0F dan kondenser 86 0


F menggunakan Refrigeran
NH3 mengalami subcooled 9 0F dan superheated 10 0F. Kompressor

adalah single acting dua silinder bekerja pada 900 rpm, dengan
stroke = 1½ x diameter piston dan tekanan 50 psia.

10
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Hitunglah :

a. Reffrigerant Effect.
b. Laju sirkulasi Refrigerant tiap menit.

c. Panjang langkah piston theoritis.


d. Daya teoritis kompressor.

e. COP.
f. Panas yang dilepas pada kondensor.

g. Ukuran kompressor (Bore x Stroke) teoritis.


Penyelesaian :

a. Refrigerant Effect: RE = h3 – h2

Harga h3 dan h2 diambil dari Tabel Ammonia.

h3 = enthalpi pada 30 0F dan 50 psia = 623,4 BTU/lb.

h2 = enthalpi pada 77 0F = 128,5 BTU/lb

Jadi : RE = 623,4 – 128,5 (BTU/lb) = 494,9 BTU/lb.

b. Laju aliran Refrigerant.

200 200
MR = TR = x 12 = 4,86 lb/min.
ℜ 494,9

p
Sub Cooled

1 86 F 4

77 F

20 F
3
Superheat
2

h
128,5 623,4

Gbr. 8-5 : Sub cooled dan superheat pada diagram p – h.

11
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

c. Langkah Piston theoritis


VL = M x Vg = 4,86 x 6,0905 = 29,6 cu.ft/min.
Vg diambil dari tabel NH3 pada suhu (20 – 9) ºF.

d. Daya theoritis tiap TR

h4 −h3 701,9−623,4
Pth = 4,717
h3 −h1
= 4,717
623,4−128,5
= 0,75 hp/TR

Dengan cara lain :


n−1
p4
Pth =
0,873 .n . p3 .V 3
[( ) ]
p3
n

hp/TR
( n−1)(h3 −h1)
1,3−1
169,2
Pth =
0,873 .1,3( 4 8,21)(6,1)
48,21[( ) ] 1,3

(1,3−1)(623,4−128,5)
Pth = 0,75 hp/TR
Jadi daya total, Pth = 0,75 hp/TR x 12 TR = 9 hp.

4,717 4,717
e. Coefisien of performance : COP=¿
Pth
= 0,75
= 6,28

f. Panas yang dilepas pada kondensor :


h4 −h1
Qc = 200 ( h3 −h1)TR

= 200 ( 701,9−128,5
623,4−128,5 )
x 12 = 2.784 Btu/min.

g. Ukuran kompressor ;
Volume langkah torak tiap silinder :
= 29,6 : 2 = 14,8 cu.ft/min.

12
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

π 2 1
Isi silinder = d x S x rpm x
4 1728
Dalam rumus diatas :
d = diameter piston = 2,89 inch.
S = Stroke = 1½ x d inch
Sehingga ,
1
14,8 ft3/min = 0,785 x d2 x 1,5 d x 900 x
1728
Jadi, diameter piston : d = 2,89 inch.
Dan langkah piston : S = 1½ x 2,89
= 4,34 inch.
2. Jika compressor tersebut dalam soal no.1 mempunyai clearance 2%,

tentukanlah :

a. ηc v (Clearance volumetric efficiency).


b. Langkah Piston (Piston Displacement).
c. Bore x stroke.
Penyelesaian,
a. Clearance Volumetric Effisiecy :
1
169,2
ηc v = 1 + 0,02 – 0,02 ( 48,21 ) 1,31

= 0,986
b. Volume Langkah Piston (Displacement) untuk 2 silinder.

Dp = 29,6/0,986

= 30,6 ft3/min.

d. Displacement per silinder :

VL = 30,6/2 = 15,3 ft3/min.

π 2 1
= d x (1½ d) x 900 x
4 1728

= 15,3 ft3/min

Sehingga diameter piston : d = 2,92 inch.

13
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Stroke : S = 1½ x 2,92
= 4,38 inch.

3. Jika kompressor pada soal No.2 diatas, mempunyai suction pressure


drop 4 psi dan discharge pressure drop 2 psi, tentukanlah :

a. Volume langkah piston.


b. Daya Kompressor
c. COP
d. Panas yang dibuang pada Kompressor.
e. Bore x Stroke Kompressor.
Penyelesaian,
a. Dengan harga mula-mula ps = 48,21 psi dan penurunan (drop)
tekanan sebesar 4 psi, maka :

44 ,21
ηc v
Clearance Volumetric Effisiency : = 0,968 48,21 = 0,888
Sehingga volume langkah piston menjadi :

29,6
VL = 0,888 = 33,3 ft3/min.
1
171,2 1,31
Cara lain :
ηc v
= 1 + 0,02 – 0,02
( )
44 ,21 = 0,964
dimana : pd = 169,2 + 2 psi = 171,2 (psi)
ps = 48,21 – 4 psi = 44,21 (psi)
Dengan menggunakan tabel di dapat Vg pada tekanan suction
silinder, maka volume langkah piston :

(200) (6 ,65 ) (12)


b. Volume langkah Piston : VL = 494 ,8 (0, 964 ) = 33,5 ft3/min.

709−623 ,4
c. Daya Kompressor : Pth = 4,717 623−128 ,5 = 0,82 hp/TR
Total daya : Pth = 12 x 0,82 = 9,84 hp

14
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

4,717
d. Coefisien of Performance : COP = 0,82 = 5,76

e. Panas yang dilepas ke Cond :

709−128, 5
Qc = 200 623−128, 5 = 235 Btu/TR.min.

atau, Qc = 235 Btu/TR.min x 12 TR = 2820 Btu/min.

f. Telah dihitung di atas bahwa V L = 33,5 ft3/min untuk 2 silinder,


sehingga untuk satu silinder : VL = 33,5/2 = 16,75 ft3/min.

π 2 1
Jadi : d . (1,5 d) . 900 . = 16,75 ft3/min
4 1758
Sehingga diameter piston : d = 3,01 inch, dan
Langkah piston : S = 1,5 x 3,01 = 4,51 inch.
4. Kompressor dalam soal nomor 3 dengan pendinginan air. Proses
kompressi dianggap Politropik dengan n = 1,2 dan efisiensi mekanis
sebesar 80%, tentukanlah :
a. Daya teoritis.
b. Daya aktual.
c. Panas yang diserap air pendingin.
d. Panas yang dilepas Kondensor.
Penyelesaian,
Daya Kompressor teoritis:
n−1
p4
Pth =¿
0,873 .n . p3 .V 3
[( ) ]
p3
n

hp/TR
( n−1)(h3 −h1)

1,2−1
171,2
Pth =¿
0,873(1,2)(44,21)(6,65)
44,21 [( ) ] 1,2

(1,2−1)(623,2−128,5)
Pth =¿ 0,79 hp/TR
Jadi total daya teoritis Kompressor ialah :
Pth = 0,79 hp/TR x 12 TR = 9,48 hp

15
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Daya aktual yang dibutuhkan


P th 9,48
Pa = = = 11,86 hp
ηth 0,80
Panas yang diserap air pendingin :
n−1
p4
Qr=
n
p .V
( n−1 ) J 3 3 [( ) ]
p2
n
−1 −(h 4−h3)

1,2−1
1,2 171,2
Qr =
( 1,2−1 ) 778
(44,21)(6,65)
44,21[( ) 1,2
]
−1 −(676−623,2)

= 30,3 Btu/lb
Jadi panas yang dibuang ke air pendingin ialah :
Q = Qr x MR disini MR = 4,86 lb/min .
= 30,3 Btu/lb x 4,86 lb/min = 147 Btu/min.
Panas yang dilepas ke Kondensor
h4 −h1
Qc = 200 Btu/TR
h3−h1
676−128,5
Qc = 200
623,3−128,5
=¿ 2212 Btu/TR

Total panas yang dikeluarkan ke condensor adalah :

Q tc = 12 TR x 2212 Btu/TR.min = 26.544 Btu/min.

Contoh soal dalam S.I.


Suatu vapor compression cycle menghasilkan 50 kW Refrigerasi dgn R-22,

bekerja pada suhu pengembunan 35 oC dan suhu penguapan –10 oC.

Hitunglah Refregerant Effect, jumlah refrigerant yang disirkulasikan tiap

detik, daya yang dibutuhkan kompressor, COP, laju aliran refrigerant yang
diukur pada suction kompressor, daya per kW refrigerasi, dan suhu buang

pada kompressor.

Penyelesaian :

16
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambarkan diagram

tekanan dan enthalpi serta menentukan dari tabel (R-22) atau diagram

tekanan enthalpi R-22 pada titik-titik penting : h1 =401,6 kJ/kg

h2 =43 5 , 2 kJ/kg

h3 = h4 = 243,6 kJ/kg.

Gbr.8-6 : Diagram p – h yang menunjukkan suhu evap & cond.


Menentukan h2 :

Melalui garis entropi konstan geser titik-1 hingga mencapai tekanan jenuh
yang sesuai dengan 350 C. Tekanan pengembunan ini adalah 1354 kPa dan
nilai h2 = 435,2 kJ/kg. Sedangkan h3 dan h4 sama dengan enthalpi cairan
jenuh pada 350 C = 243,6 kJ/kg

a. Refrigerant Effect (RE)


RE = h1 – h4 = ( 401,6 – 243,1 ) kJ/kg = 158,5 kJ/kg.
b. Jumlah refrigerant yang disirkulasikan tiap detik (laju aliran
refrigerant).
TR 50 kW
MR = = = 0,315 kg/s.
ℜ 158,5 kJ
c. Daya yang dibutuhkan oleh Kompressor adalah kerja kompressi/kg
dikalikan dengan laju aliran refrigerant.
Jadi : Pk = ( h2 –
h 1 ) MR
=
( 435,2 – 401,6 )
kJ/kg x (0,315)
kg/s

P (kPa = 10,6
kJ/s = 10,6 kW.
3 350 C 2

4 -100 C 1
243,6 401,6 435,2 h (kJ/kg)

17
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020
TATAPMUKA-08

d. Coefisien of performance (COP) adalah laju pendinginan dibagi dengan


daya kompressor.

TR 50 kW
COP =
P
= 10,6 kW
= 4,72

e. Dari tabel R-22 di dapat nilai volume spesifik refrigerant


pada titik 1, yaitu pada saat refrigerant akan memasuki kompressor.
Vg = 0,0654 m3/kg.
Jadi laju aliran volume = MR x Vg
= 0,315 kg/s x 0,0654 m3/kg
= 0,0206 m3/s = 20,6 liter/s.
f. Daya kompressor per kW refrigerasi adalah kebalikan dari COP.
P 10,6 kW
Pref = = = 0,212 kW/kW
TR 50 kW

g. Suhu buang kompressor adalah suhu uap superheated pada titik-2


(35 0C ; 1353,0 kPa) dari diagram p – h untuk R-22 didapatkan 57
0
C.

Catatan :
Semua sifat-sifat dalam soal di atas dapat diambil dari tabel R-22 kecuali h2
dan T2 yang berada dalam daerah super heated, dapat diambil dari diagram
tekanan enthalpi R-22. Sifat-sifat refrigerant pada titik 2 ditentukan dengan
melakukan interpolasi pada tabel R-22 pada tekanan dan enthalpi yang
cocok.

TUGAS :
Soal tersebut diatas dibuat ulang dengan menggunakan R 134a dan R 32
kemudian bandingkan hasilnya.

18
By Ir J P Damanik, M.Si – FT UNKRIS 2020

Anda mungkin juga menyukai