Anda di halaman 1dari 15

MENGELOLA KETERSEDIAAN AIR

Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC


Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik dan
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala
PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air:
- Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air;
- Sumber daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.
- Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di laut;
−Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada,
di atas, ataupun di bawah permukaan tanah;
- Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang
dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan
manusia serta lingkungannya
- Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya
air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
- Mengelola ketersediaan air berhubungan dengan upaya Konservasi Sumber Daya
Air.
- Pengetahuan Dasar yang diperlukan pada upaya konservasi sumber daya air antara
lain adalah Hidrologi.
HIDROLOGI
Hidro artinya air dan Logi artinya ilmu.
Menurut SNI No.1724-1989, Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sistem kejadian air di atas, pada permukaan, dan di dalam tanah.
Secara luas, Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan
air, meliputi asal, keberadaan, distribusi, sifat, kuantitas dan kualitasnya di
permukaan bumi (air, es dan salju), di bawah permukaan bumi (air tanah), dan
di atmosfir (uap air).
Memahami hidrologi dalam hal yang berhubungan dengan asal, keberadaan,
distribusi air, memerlukan pemahaman tentang konsep Daur Hidrlogi.
Daur Hidrologi juga memberi pengertian tentang distribusi dan keberadaan air
yang secara kuantitas bervariasi menurut waktu dan tempat.
Bervariasi secara kuantitas menurut waktu dan tempat merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam upaya konservasi sumber daya air, seperti upaya
mengelola ketersediaan air.
DAUR HIDROLOGI
Daur Hidrologi: gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah,
dan akhirnya mengalir kembali ke laut.
Air laut/sungai/danau menguap
(evaporasi) ke atmosfir
terkondensasi menjadi awan, jatuh
ke bumi sebagai hujan yang
Awan kemudian sebagian mengalir
Angin
sebagai aliran permukaan,
Transpirasi
Hujan sebagian masuk ke dalam tanah
melalui proses infiltrasi yang
Aliran antara kemudian sebagian mengalir
Aliran permukaan sebagai aliran antara, sebagian
Infiltrasi Evaporasi
Muka air lain bergerak menuju air tanah
tanah melalui proses perkolasi yang
kemudian mengalir sebagai aliran
Sungai
Laut air tanah ke laut/sungai/danau dan
Aliran air tanah
kemudian menguap (evaporasi)
kembali ke atmosfir.
Sebagian air hujan juga terintersepsi oleh tumbuhan yang kemudian menguap (evaporasi)
kembali ke atmosfir.
Sebagian air yang terinfiltrasi digunakan tumbuhan untuk proses fotosintetis yang kemudian
air menguap ke atmosfir melalui proses transpirasi.
Awan
DAUR HIDROLOGI
Hujan
Daerah Bervegetasi
Kehilangan
Transpirasi intersepsi Air hujan yang menyentuh pohoh akan akan
hujan tertahan oleh tajuk: sebagian akan tersimpan di
permukaan tajuk, sebagian lainnya akan jatuh ke
permukaan tanah sebagai air lolos dan aliran
Stomata batang
Air hujan yang tertahan oleh tajuk dan kemudian
menguap ke atmosfir disebut kehilangan
Evaporasi Air lolos Evaporasi intersepsi curah hujan
Aliran
Aliran batang Infiltrasi Air hujan yang mencapai permukaan tanah,
sebagian terinfiltrasi, sebagian menguap kembali
ke atmosfir dan sebagian lainnya berubah
Daerah Bervegetasi menjadi aliran permukaan.
Air hujan yang terinfiltrasi ada yang tetap tinggal
dalam lapisan tanah bagian atas, kemudian
sebagian menguap kembali ke atmosfir,
Awan sebagian lainnya menguap kembali ke atmosfir
melalui permukaan tajuk vegetasi dengan proses
Hujan transpirasi.

Daerah Tanpa Vegetasi


Evaporasi
Evaporasi Aliran Air hujan yang menyentuh tanah sebagian akan
Infiltrasi terinfiltasi, sebagian menguap kembali ke atmosfir
dan sebagian menjadi aliran permukaan.

Daerah Tanpa Vegetasi


DAUR HIDROLOGI Curah Hujan
Total
Evaporasi &
transpirasi

Dalam bentuk bagan alir, hujan


sebagai input akan mencapai
Air hilang
tanah dengan beberapa cara, Intersepsi terintersepsi
yaitu air lolos (throughfall), aliran
batang (stemnflow), dan air
hujan langsung. Curah Hujan Air Lolos Aliran Batang
Langsung
Air yang mencapai tanah ini
akan berubah menjadi air larian
(runoff), air evaporasi dan air Curah Hujan Bersih
infiltrasi.
Air evaporasi bersama-sama
dengan air intersepsi dan air Air Larian Permukaan Evaporasi
transpirasi kembali ke atmosfir Tanah Tanah
sebagai air evapotranspirasi.
Air larian dan air infiltrasi yang
Kelembaban Transpirasi
berubah menjadi aliran antara Vegetasi
Tanah
dan aliran air tanah akan
mengalir ke sungai, danau, laut
dan tempat penampungan air Aliran Antara
alamiah lainnya sebagai aliran &
air (discharge), kemudian Aliran Air Tanah
menguap ke atmosfir

Aliran Badan
Air
Awan
HASIL AIR DAN EROSI
Hujan (100 mm)
Daerah Bervegetasi
Transpirasi (5 mm) Intersepsi (20 mm) Air hujan terintersepsi oleh vegetasi sehingga
jumlah air hujan yang menyentuh tanah lebih kecil.
Pengaruh sistem akar vegetasi dan seresah
mengakibatkan, bagian air yang terinfiltrasi lebih
besar, sehingga simpanan air tanah lebih besar.

Evaporasi (5 mm) Air lolos


Berdasarkan keseimbangan air, maka bagian air
Aliran (55 mm) yang menjadi aliran permukaan menjadi lebih
Aliran batang Infiltrasi kecil.
20 mm Pengaruh vegetasi dapat mencegah erosi.
Daerah Bervegetasi

Daerah Tanpa Vegetasi


Awan Air hujan yang menyentuh tanah lebih besar.

Hujan (100 mm) Pengaruh pemampatan oleh air hujan dapat


memperkecil infiltrasi, sehingga simpanan air
tanah lebih kecil.
Berdasarkan keseimbangan air, maka bagian air
Evaporasi (5mm) yang menjadi aliran permukaan menjadi lebih
Infiltrasi Aliran (80 mm) besar.
Tanpa vegetasi mudah terjadi erosi.
15 mm
Daerah Tanpa Vegetasi
AIR PERMUKAAN
Air permukaan adalah air yang
tertampung atau mengalir di
Hujan permukaan bumi, misalnya air pada
alur-alur, sungai, genangan, dan danau.
Evaporasi Air permukaan terjadi akibat intensitas
hujan melampaui laju infiltrasi, atau
Aliran Permukaan kondisi tanah telah jenuh air.
Sebagai air permukaan, air hujan
mengalir sebagai aliran permukaan
(overland flow/surface runoff),
kemudian overland flow mengalir
menuju alur-alur yang kemudian
mengalir sebagai aliran alur (channel
Infiltrasi
flow). Kumpulan channel flow ini
mengalir ke dalam sungai, sehingga
akhirnya mengalir sebagai aliran
sungai.
Aliran Alur

Dalam pembahasan tentang mengelola ketersediaan air, air permukaan yang sering
menjadi perhatian adalah air permukaan yang bersumber dari air sungai .
ALIRAN AIR SUNGAI
Sumber Air Sungai:
A. Air hujan yang jatuh langsung ke sungai.
Aliran ini berlangsung cepat dan berhenti
A A A ketika hujan berhenti.
B B. Aliran permukaan (surface runoff). Aliran
terjadi ketika intensitas hujan melampaui
B intersepsi dan infiltrasi. Aliran ini juga
berlangsung cepat dan berhenti saat waktu
C C konsentrasi telah terlampaui.
C. Aliran antara (subsurface flow) merupakan
bagian air hujan yang terinfiltrasi kemudian
bergabung dengan aliran sungai. Aliran ini
relatif lebih lama berhenti.
D D
D. Aliran air tanah (ground water flow)
merupakan penyumbang aliran sungai
sepanjang tahun.

Upaya mengelola ketersedian air yang bersumber dari air permukaan memerlukan upaya konservasi
terhadap ketersediaan air sungai.
Memperhatikan bahwa kontribusi air tanah dan air antara terhadap air sungai dapat berlangsung lebih
lama, maka upaya memperbesar kemampuan infiltrasi perlu menjadi perhatian. Upaya tersebut antara
lain dapat dilakukan secara vegetasi, membuat teras siring, membuat parit/sumur/lubang resapan.
AIR TANAH
Muka tanah Air tanah adalah air yang menempati rongga-
rongga dalam lapisan tanah.
Unsaturated zone
Lapisan tanah dapat dibagi atas:
Muka air tanah
- daerah jenuh (saturated zone), yaitu daerah
yang berada di bawah permukaan air tanah;
Saturated zone
- daerah tak jenuh (unsaturated zone), yaitu
daerah yang terletak di atas daerah jenuh
sampai ke permukaan tanah.
Lapisan kedap air

Bagian tanah/batuan yang terisi air dan udara disebut rongga (void).Ukuran rongga dijelaskan dengan
porositas, yaitu prosentase antara ruang kosong dengan volume massa.

Formasi geologi dipandang dari lolos tidaknya terhadap air dapat dibagi:
akuifer: formasi geologi tembus air (permeable), yaitu formasi yang strukturnya memungkinkan
adanya gerakan air yang melaluinya dalam kondisi medan (field condition).
aquiclude: formasi geologi yang sama sekali tidak tembus air (impermeable).
Formasi ini masing mengandung air, tetapi tidak memungkinkan adanya gerakan air yang
melaluinya. Contohnya air dalam tanah liat.
aquifuge: formasi kedap air yang tidak mengandung dan mengalirkan air, seperti granit.

Hampir semua air tanah berasal dari hujan sehingga air tanah ini merupakan bagian dari daur hidrologi.
DISTRIBUSI VERTIKAL AIR TANAH
Ditribusi vertikal air tanah dapat
dibagi dalam zona jenuh dan zona
tak jenuh seperti gambar ini. Zona air
Air dangkal
Zona air dangkal mulai dari dangkal
permukaan tanah sampai ke zona
perakaran utama.
Zona
Distrbusi vertikal air tanah
memperlihatkan bahwa sumber air tidak Zona
tanah juga berasal dari air hujan jenuh Air gravitasi
yang terinfiltrasi. Oleh karenyanya antara
upaya memperbesar kapasitas
infiltrasi perlu mendapat perhatian
sebagai upaya mengelola Zona
ketersedian air yang bersumber dari Air kapiler
air tanah. kapiler
Muka air tanah
Upaya tersebut antara lain dapat
dilakukan secara vegetasi, Zona jenuh Air tanah
membuat teras siring, membuat
parit/sumur/lubang resapan. Lapisan kedap air

Ketersediaan air tanah juga ditentukan oleh formasi geologi. Oleh karenanya upaya tersebut di atas
hanya mungkin dilakukan pada daerah yang memiliki formasi geologi akifer.
Awan
EROSI DAN SEDIMENTASI
Hujan
Kehilangan Daerah Bervegetasi
Transpirasi intersepsi
hujan Air hujan tidak langsung menyentuh tanah, sehingga
energi tumbukan butir air hujan lebih kecil. Butir tanah
relatif tidak lepas.
Stomata
Infiltrasi tidak terganggu.
Pengaruh seresah memperkecil erosi butir tanah oleh
aliran permukaan.
Evaporasi Air lolos Evaporasi
Jumlah material erosi yang diangkut ke sungai sebagai
Aliran batang Aliran & erosi material sedimentasi relatif kecil.
Kapasitas alur sungai lebih terjaga dan lebih dapat
menjamin ketersediaan air.
Daerah Bervegetasi Infiltrasi

Daerah Tanpa Vegetasi


Sedimentasi
Air hujan langsung menyentuh tanah sehingga energi
Awan tumbukan air hujan dapat melepaskan butir-butir tanah.
Terjadi pemampatan tanah oleh energi tumbukan air
Hujan hujan sehingga mengakibatkan infiltrasi mengecil.
Lapisan tanah mudah tererosi oleh aliran permukaan.
Butir tanah lepas akibat tumbukan air hujan dan material
erosi oleh aliran diangkut ke sungai sebagai material
Evaporasi sedimentasi, sehingga mengakibatkan jumlah material
Evaporasi sedimentasi relatif lebih besar.
Aliran & Erosi Kapasitas alur sungai menjadi lebih kecil sehingga
ketersediaan air menjadi berkurang.

Infiltrasi
Daerah Tanpa Vegetasi Upaya pencegahan erosi: vegetasi, teras siring, cek-dam
Sedimentasi
POLUSI DAN KUALITAS AIR
Hujan yang turun ke bumi membawa serta gas dan bahan-bahan partikel dari
atsmosfrer.
Saat hujan jatuh menerpa permukaan tanah, air tersebut dapat melepas sedimen dari
tanah dan mengalirkan bersama-sama bahan lain yang terlarut dari permukaan menuju
sungai.
Air yang terinfiltrasi ke dalam tanah mengalami reaksi kimia dengan tanahnya, yang
meninggalkan bahan-bahan tertentu dan melarutkan bahan yang lainnya.
Dengan demikian, limpasan air hujan, air antara, dan air tanah mempunyai karakteristik
kimia sesuai dengan bahan yang dilarutkannya, dialirkannya dan diendapkannya
sepanjang yang dijumpainya sepanjang perjalanannya.
Kebanyakan praktek pembuangan limbah dibuang ke dalam air yang mengalir,
akhirnya dapat mengakibatkan limbah tersebut mengendap atau terus terbawa.
Sejumlah limbah yang dibuang di atas tanah akan terbawa ke dalam air yang mengalir,
seperti pupuk, pestisida, timah dan minyak dari mobil, serta beberapa bahan kimia lain
yang berasal dari limbah industri.
Bahan-bahan ini secara serius dapat mencemari lingkungan air (akuatik) dan air
minum dan mempengaruhi kualitas air.
Prediksi kualitas air serta prediksi perubahannya dapat diketahui dari hasil pengukuran.
GREEN RESERVOIR – GREY RESERVOIR
DAS yang bervegetasi dapat
menginfiltrasi air hujan relatif lebih
besar, sehingga dapat menyimpan air
di dalam tanah.
Peran DAS seperti ini analog seperti
DAS peran reservoir/waduk menyimpan air,
Green sehingga disebut sebagai Green
Reservoir Reservoir
Namun, kemampuan infiltrasi dan
kapsitas akifer dalam menampung air
terbatas dan tetap sifatnya, sehngga
Grey ada air permukaan yang terbuang
percuma mengalir ke laut.
Reservoir
Agar air permukaan tersebut tidak
Debit terbuang percuma, maka mengelola
Sungai ketersediaan air tidak cukup hanya
dengan mengandalkan Green
Reservoir saja, tetapi perlu
dikombinasikan dengan membangun
embung/waduk yang disebut dengan
Grey-Reservoir.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai