Anda di halaman 1dari 63

ANGGARAN

DASAR
(AD)
ANGGARAN DASAR
PERSATUAN ORGANISASI MAHASISWA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PERIODE 2020/2021

BAB I

NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN DAN ALAT KELENGKAPAN

Pasal 1

Nama

Lembaga Organisasi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan


Kalimantan Timur selanjutnya disebut Persatuan Organisasi Mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, disingkat POM
Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pasal 2

Waktu, Tempat dan Kedudukan

POM Poltekkes Kemenkes Kaltim didirikan pada tanggal 07 Februari 2015 di


kampus Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang
berpusat di Jalan Wolter Monginsidi No.38 Samarinda Kalimantan Timur.
Pasal 3

Alat Kelengkapan

1. Alat kelengkapan POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Lembaga


Kemahasiswaan yang ada di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.

2. Lembaga Kemahasiswaan yang dimaksud dalam konstitusi ini adalah


Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan
Mahasiswa Prodi/Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa.
BAB II

ASAS ,PEDOMAN, PRINSIP, SIFAT, VISI DAN MISI

Pasal 4

Asas

POM Poltekkes Kemenkes Kaltim berasaskan Pancasila dan Tri Dharma


Perguruan Tinggi.

Pasal 5

Pedoman

POM Poltekkes Kemenkes Kaltim mengacu pada Pola pengembangan


kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI “Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016”

Pasal 6

Prinsip

Prinsip POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah dari, oleh, dan untuk mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
Pasal 7

Sifat

POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah organisasi kemahasiswaan yang bersifat


aktif dan dinamis.

Pasal 8

Visi dan Misi

Visi :

Mendorong terciptanya lulusan tenaga kesehatan yang profesional dan berakhlak


mulia untuk mendukung kemajuan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur agar tercipta masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan.

Misi :

1. Berperan aktif dalam usaha – usaha pengembangan pendidikan dan


pemberdayaan Civitas Akademika Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Menjadi fungsi kontrol dan pendukung lembaga pendidikan Politeknik


Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dengan saran dan ide
yang bersifat konstruktif.

3. Mengaktualisasikan Tri Darma Perguruan tinggi dan tujuh budaya


akademik terhadap masyarakat dengan aksi yang nyata.
BAB III

KEORGANISASIAN

Pasal 9

1. Struktur keorganisasian diatur melalui AD/ART POM Poltekkes Kemenkes


Kaltim, dengan struktur sebagai berikut;

a. Penasihat;

b. Pembina;

c. Pengurus organisasi;

d. Anggota.

2. Keterangan tentang struktur dijelaskan dalam ART.


BAB IV

KEKUASAAN TERTINGGI

Pasal 10

Kekuasaan tertinggi POM Poltekkes Kemenkes Kaltim berada pada


Musyawarah Besar (Permusyawaratan diatur dalam ART POM Poltekkes
Kemenkes Kaltim).
BAB V

KEUANGAN

Pasal 11

Sumber Keuangan POM Poltekkes Kemenkes Kaltim berasal dari :

1. Dana Isian Pengguna Anggaran (DIPA).

2. Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (IPK2) yang jumlahnya telah


disepakati berdasarkan kegiatan yang telah dirancang oleh kelengkapan POM
Poltekkes Kemenkes Kaltim.

3. Kegiatan dan Usaha.


BAB VI

PEDOMAN UMUM

Pasal 12

1. Pedoman umum POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah AD/ART dan


GBHOM POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

2. Perubahan pedoman umum hanya dilakukan melalui Musyawarah Besar


atau musyawarah besar luar biasa.

3. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan perbedaan penafsiran termasuk


penambahan dan pengurangan BAB, Pasal dan Ayat dalam AD/ART POM
Poltekkes Kemenkes Kaltim yang dirundingkan melalui musyawarah prodi
atau jurusan akan diputuskan melalui Musyawarah Besar atau musyawarah
besar luar biasa.
BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 13

Hal-hal yang belum tercantum dalam tubuh Anggaran Dasar POM Poltekkes
Kemenkes Kaltim akan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
ANGGARAN
RUMAH
TANGGA
(ART)

ANGGARAN RUMAH TANGGA


PERSATUAN ORGANISASI MAHASISWA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PERIODE 2020/2021
BAB I

PENGERTIAN UMUM

Pasal 1

Pengertian Umum POM

Persatuan Organisasi Mahasiswa (POM) merupakan wadah penyaluran aspirasi


dan pengembangan diri mahasiswa, dengan tujuan untuk mewujudkan karakter
mahasiswa yang tangguh,peduli,jujur dan cerdas serta mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan Tujuh Budaya Akademik.
BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 2

Keanggotaan

Anggota POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah seluruh mahasiswa yang


terdaftar sebagai peserta didik dan aktif dalam kegiatan perkuliahan.

Pasal 3

Jenis Anggota

1. Anggota pasif adalah seluruh mahasiswa yang tidak menjadi pengurus


POM dan tidak dilantik oleh Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Anggota aktif adalah mahasiswa yang telah diangkat menjadi pengurus


POM dan telah dilantik oleh Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 4

Persyaratan Anggota

1. Anggota pasif :

a. Telah terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

b. Aktif mengikuti perkuliahan.


c. Telah membayar IPK2 setiap tahun dan melampirkan bukti
pembayaran.

d. Telah mengikuti PKKMB, LPKM, LDKM dan Orientasi


keagamaan yang telah selesai maupun yang sedang berjalan di
lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.

e. Apabila tidak mengikuti salah satu kegiatan tersebut maka wajib


mengikuti di tahun berikutnya dengan menandatangani surat
pernyataan.

f. Syarat dan ketentuan berlaku bagi agama yang tidak


melaksanakan orientasi keagamaan di lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Anggota aktif

a. Telah terdaftar sebagai mahasiswa aktif dan telah dilantik oleh


Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.

b. Aktif mengikuti kegiatan perkuliahan.

c. Telah mengikuti PKKMB, LPKM, LDKM dan Orientasi


keagamaan yang telah selesai maupun yang sedang berjalan di
lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.

d. Apabila tidak mengikuti salah satu kegiatan tersebut maka wajib


mengikuti di tahun berikutnya dengan menandatangani surat
pernyataan.
e. Syarat dan ketentuan berlaku bagi agama yang tidak
melaksanakan orientasi keagamaan di lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

f. Bersedia berkomitmen dan berkontribusi aktif selama menjadi


pengurus POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

g. Menyetujui dan mematuhi AD/ART POM Poltekkes Kemenkes


Kaltim.

h. Telah membayar IPK2 setiap tahun dan melampirkan bukti


pembayaran.
BAB III

RAPAT KEPENGURUSAN

Pasal 5

Pengertian

Rapat POM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah rapat yang dihadiri oleh
pengurus DPM, BEM, HMJ/HMP dan UKM untuk melaksanakan, mengawasi
dan mengevaluasi program kerja.

Pasal 6

Ketentuan

1. Waktu pelaksanaan rapat POM Poltekkes Kemenkes Kaltim


diselenggarakan selambat-lambatnya 1 bulan setelah penetapan pengurus
alat kelengkapan POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

2. Rapat evaluasi pengurus diselenggarakan minimal 6 bulan sekali yang


dihadiri oleh seluruh pengurus alat kelengkapan POM Poltekkes Kemenkes
Kaltim serta dapat dihadiri oleh Penasihat dan atau Jajarannya yang
dipimpin oleh ketua DPM.

3. Rapat setiap organisasi dilakukan secara rutin sesuai jadwal yang telah
disepakati.
BAB IV

PEMBENTUKAN KEPANITIAAN

Pasal 7

Kepanitiaan

1. Kepanitiaan besar adalah panitia yang dibentuk oleh BEM namun


melibatkan seluruh anggota POM Poltekkes Kemenkes Kaltim seperti :
BEM, HMP/HMJ dan UKM sebagai panitia serta DPM sebagai Steering
Committe (SC) dari acara tersebut.
2. Kepanitiaan kecil adalah kepanitiaan yang dibentuk oleh HMP/HMJ atau
UKM panitia yang dibentuk untuk menjalankan program kerja HMP/HMJ
dan UKM serta DPM sebagai SC dari acara tersebut yang sesuai
rekomendasi pada kegiatan yang diselenggarakan oleh UKM dan pada
acara prodi menggunakan SC yang berasal dari prodinya masing-masing.

Pasal 8

Ketentuan

1. Setiap kepanitiaan wajib melaksanakan rapat keanggotaan dalam


kepanitiaan yang terdiri dari rapat besar dan rapat internal, yang
jumlahnya dikembalikan kepada pihak panitia inti dan koordinator terkait.
2. Anggota dapat ditoleransi ketidakhadirannya dalam rapat dengan
keterangan:
a. Jadwal akademik (perkuliahan, magang, praktik klinik lapangan, dinas,
perlombaan dan ujian).
b. Jadwal non akademik (perlombaan dan perjalanan dinas) dengan syarat
melampirkan surat tugas institusi.
c. Sakit (anggota yang bersangkutan sakit, keluarga inti sakit).
d. Ada acara, adapun acara yang ditoleransi adalah : acara pernikahan
keluarga inti dan acara pemakaman keluarga inti.
e. Meninggal dunia.

Apabila panitia tidak hadir dengan alasan selain diatas atau tanpa
keterangan maka, panitia dianggap alpa. Bagi panitia yang kehadirannya
30% atau lebih dari total rapat besar tanpa keterangan maka, akan
dikenakan sanksi yakni sertifikat kepanitiaan tidak diberikan oleh DPM.

3. Apabila saat rapat terdapat panitia yang terlambat tanpa alasan yang jelas
maka, sanksi diserahkan kepada panitia inti terkait.

4. Panitia inti, koordinator dan anggota yang telah dinyatakan sebagai panitia
tidak diperkenankan untuk mengundurkan diri dalam kepanitiaan tersebut.
Apabila tetap bersikeras untuk mengundurkan diri pada saat persiapan
pelaksanaan kegiatan ataupun pada saat hari pelaksanaan maka, pihak
terkait akan dikenakan sanksi yakni, skorsing 3 bentuk kepanitiaan
ormawa selanjutnya (dengan laporan yang diterima oleh panitia inti
kepada PI, DPM dan pemilik program kerja).

5. Setiap kepanitiaan wajib melaksanakan rapat pembubaran panitia


maksimal 1 bulan setelah hari pelaksanaan kegiatan adapun agenda pada
saat rapat pembubaran panitia adalah : penyerahan lpj kepada DPM dan
pembagian sertifikat kepanitiaan.

6. Kecuali terdapat suatu kendala dan lain hal maka, pihak panitia wajib
melaporkan kepada Ketua DPM dan pemilik program kerja.
Pasal 9a
Kepengurusan
Tentang Pembentukkan Kepanitian Inti

1. Pembentukan panitia inti kepanitian besar adalah maksimal 3 bulan


sebelum acara dilaksanakan.
2. Adapun langkah untuk membentuk panitia inti adalah dengan melakukan
musyawarah antara DPM, BEM, HMP/HMJ dan dihadiri oleh anggota
masing-masing, dimana ketentuan untuk pembentukan panitia inti
dilaksanakan dalam bentuk voting. Dengan syarat :
a. Masing-masing organisasi BEM, HMP/HMJ telah mengirimkan 1
calon untuk dijadikan ketua Panitia pada acara tersebut.
b. Setiap ormawa membawa anggota quorum maksimal sebanyak 25
anggota.
c. Voting dengan suara terbanyak I maka berhak menjadi Ketua
Panitia.
d. Voting dengan suara terbanyak II, III, IV menjadi panitia inti.
e. Pemilihan hasil voting dilakukan kembali apabila terdapat hasil
voting dengan jumlah yang sama.
f. Keputusan hasil voting tidak dapat diganggu gugat setelah voting
panitia inti dilakukan.
3. Seluruh oprec kepanitian besar dilaksanakan secara objektif dan
transparan.
4. Setiap program kerja kementerian dibawah naungan BEM diberikan hak
penuh kepada menteri untuk mengatur serta menempatkan anggotanya
secara adil dan merata disetiap divisi.
5. Setiap anggota dari kementerian yang menjalankan program kerja dibawah
naungan BEM mempunyai hak untuk mendampingi divisi dimana anggota
tersebut ditempatkan.
Pasal 9b
Koordinator

1. Setiap BEM, HMP/HMJ wajib menyetorkan 2 nama sebagai calon dari


koordinator bidang untuk kepanitiaan besar selambat-lambatnya 3 hari
setelah kepanitiaan inti terbentuk.
2. Koordinator masing-masing bidang ditentukan murni musyawarah Panitia
Inti bersama SC yang telah direkomendasikan dan menteri pemilik
program kerja selambat-lambatnya 2 minggu setelah pemilihan panitia
inti dilakukan.
3. Koordinator bidang adalah mahasiswa yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinir para anggotanya dan membantu jalannya acara terkait
divisi yang diberikan tanggungjawab sebagai koordinator.
4. Syarat-syarat koordinator :
a. Merupakan anggota dari BEM, HMP/HMJ yang telah disetorkan
namanya sebagai perwakilan.
b. Memiliki kecakapan di bidangnya.
c. Bersedia untuk menjadi koordinator bidang terkait.
d. Maksimal 2 kali menjadi koordinator pada program kerja BEM.

Pasal 9c
Keanggotaan

1. Anggota acara kepanitiaan besar dipilih melalui sistem open recrutmen


dengan proses wawancara yang dilakukan oleh panitia inti, koordinator
terkait beserta SC kecuali anggota pemilik program kerja.
2. Open recrutmen dilaksanakan maksimal 3x24 jam dengan wawancara,
dimana panitia inti maupun koordinator memberikan bentuk pertanyaan
yang bersangkutan dan tidak melenceng dari divisi tersebut.
3. Syarat-syarat keanggotaan :
a. Anggota panitia adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kaltim
dengan mengutamakan bagi mahasiswa yang telah mengikuti
PKKMB, LPKM, dan LDKM namun diperbolehkan merecrut
mahasiswa yang tidak lengkap sebagai pilihan terakhir dengan
menandatangani surat pernyataan lewat DPM yang berisi ketentuan :
sertifikat kepanitaan bagi mahasiswa tersebut baru bisa diberikan
setelah yang bersangkutan melaksanakan jenis ospek yang sebelumnya
tidak dilaksanakan. Namun, apabila tidak melaksanakan maka,
sertifikat kepanitiaan tidak akan diberikan.
b. Jumlah keanggotaan dalam setiap divisi adalah menyesuaikan
kebutuhan dari divisi yang bersangkutan.
c. Anggota merupakan orang yang bertanggung jawab dan memiliki
kecakapan di dalam divisi terkait.
d. Anggota dipilih secara adil dan merata tiap-tiap prodi.
e. Apabila nama-nama keanggotaan yang telah terpilih merasa tidak
sanggup menjalankan amanahnya sebagai anggota dikarnakan berbagai
hal harap melakukan konfirmasi kepada panitia inti, koordinator divisi
terkait dan SC yang telah direkomendasikan maksimal 2x24 jam
setelah pengumuman hasil Open Recrutmen, diluar dari 2x24 jam
anggota tidak dapat mengundurkan diri.
4. Open recrutmen maksimal dilakukan 2 minggu setelah pembentukkan
koordinator divisi.
5. Hasil pengumuman open recrutmen maksimal diumumkan 1 minggu
setelah oprec dilaksanakan.
BAB V

KOMPONEN ADMINISTRASI KEUANGAN KEGIATAN


MAHASISWA

Pasal 10

Pengertian

Komponen administrasi keuangan mahasiswa merupakan sumber keuangan POM


Poltekkes Kemenkes Kaltim yang bersumber dari: DIPA, IPK2 serta kegiatan dan
usaha.

BAB VA

DANA ISIAN PENGGUNA ANGGARAN (DIPA)

Pasal 11

Pengertian

DIPA Adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan


dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

Pasal 12

Sumber DIPA

1. Rupiah Murni
2. SPP Mahasiswa /UKT
Pasal 13
Penggunaan dan Pengelolaan DIPA
1. DIPA digunakan berdasarkan Tridharma perguruan tinggi
a. Pendidikan dan Pengajaran
b. Penelitian dan Pengembangan
c. Pengabdian kepada Masyarakat
2. DIPA dikelola sepenuhnya oleh pihak direktorat

BAB V B
IURAN PENGEMBANGAN KEGIATAN
KEMAHASISWAAN (IPK2)
Pasal 14
Pengertian Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (IPK2)
Iuran yang dirancang, ditetapkan berdasarkan kegiatan yang telah disusun dan
disepakati oleh POM Poltekkes Kemenkes Kaltim dalam rapat Perancangan serta
Penetapan dana IPK2 dan bersifat transparan. Iuran ini wajib dibayar oleh seluruh
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pasal 15
Sumber Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (IPK2)
Iuran yang didapatkan dari mahasiswa yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
disusun oleh POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pasal 16
Pengelolaan Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (IPK2)
IPK2 dihimpun oleh BEM dan dikelola oleh kementerian keuangan yang
kemudian disalurkan kepada POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Pasal 17
Alur pencairan dana Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (IPK2)

2 .Kegiatan POM

Rancangan IPK2 POM mendapat gaji 3


POM menetapkan dihimpun untuk bulan pertama dipotong
rancangan IPK2 dikumpulkan selama 1 10% kegiatan
bulan keagamaan

POM menyerahkan
rekapan proposal
berlangsung seterusnya
kegiatan 3 bulan terakhir
selama satu periode
untuk mendapatkan gaji
selanjutnya
Pasal 18
Pelaporan pengelolaan Iuran Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan
(IPK2)
BEM selaku pengelola dana IPK2 melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan
dana IPK2 dalam rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh DPM setiap 6 bulan

BAB V C
KEGIATAN DAN USAHA
Pasal 19
Pengertian
Upaya yang dilakukan melalui semua kegiatan dan usaha masing-masing POM
Poltekkes Kemenkes Kaltim yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan program
kerja POM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 20
Sumber Dana

Dana diperoleh dari kas atau hasil keuntungan program kerja masing-masing
POM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 21
Pelaporan Pengelolaan Dana Kegiatan dan Usaha
POM selaku pengelola dana kegiatan dan usaha melaporkan pertanggungjawaban
pengelolaan dana kegiatan dan usaha dalam rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh
DPM setiap 6 bulan.
BAB VI
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

Pasal 22
Lambang Organisasi
Badan diganti dengan Dewan

Pasal 23

Arti Lambang

1. Warna hitam pada sisi lingkaran : Kedisiplinan dalam organisasi


2. Lingkaran mengartikan tekad dan kebulatan organisasi dalam suatu wadah
DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
3. Neraca mengandung arti netral atau penyeimbang antar organisasi.
4. Gambar anak-anak berpegang tangan mengandung arti ikatan yang murni
dan suci antara DPM, BEM, HMP/HMJ dan UKM.
5. Warna putih dengan tulisan “Dewan Perwakilan Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kaltim” : Kesucian cita-cita organisasi menuju generasi yang
madani dan bermartabat serta religius.
6. Bentuk segi lima : Berkepribadian Pancasila
7. Tulisan “Politeknik Kesehatan” dengan ukiran Dayak : Menunjukkan ciri
khas Kalimantan.
8. Asal lingkaran merah pada tulisan “Politeknik Kesehatan” : semangat
dalam berkreasi dan pengabdian yang di landasi/dijiwai Pancasila.
9. Lilitan rotan : Ikatan yang kuat antara jurusan dalam satu institusi
“Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur”
10. Warna dasar kuning : keluhuran jiwa dan cinta kasih.
11. Ukiran Berwarna merah berbentuk manusia bersemangat dengan mahkota
diatasnya : kesehatan akan membuat seseorang mampu mencapai derajat
yang lebih tingi diatasnya.
12. Buku dengan tiga warna ; kuning, biru tua, dan hijau : TRI DHARMA
PERGURUAN TINGGI
13. Gambar buku terbuka : ilmu pengetahuan
14. Lambang Bhakti Husada : lambang kementerian kesehatan RI

Pasal 24

Pengertian

Dewan Perwakilan Mahasiswa atau yang selanjutnya disingkat DPM adalah suatu
dewan perwakilan yang bersifat netral serta mempresentasikan seluruh Mahasiswa
di tingkat Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 25

Pengertian Kepengurusan

Pengurus DPM adalah perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi


yang memenuhi syarat serta lolos seleksi kepengurusan dan telah dilantik oleh
Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
Pasal 26

Hak Pengurus

1. Setiap pengurus DPM memiliki hak untuk berbicara.


2. Setiap pengurus DPM mempunyai hak memilih dan dipilih pada saat
pemilu terwakilkan.

Pasal 27

Kewajiban Pengurus

Setiap pengurus DPM wajib menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai perwakilan mahasiswa.

Pasal 28

Masa Kepengurusan

Masa jabatan pengurus DPM adalah satu periode setelah itu dapat dipilih kembali
pada periode berikutnya. Jika pengurus DPM berhenti atau diberhentikan, dapat
digantikan kembali oleh pengurus baru sesuai program studi berdasarkan
musyawarah internal pengurus DPM.

Pasal 29

Sanksi Kepengurusan

Seluruh pengurus DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan


Timur yang telah terbukti melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang telah di tetapkan dapat di kenakan sanksi-sanksi sebagai berikut :
1. Diperingatkan secara lisan, tertulis, dan apabila masih terbukti melanggar
akan di bahas dalam Forum Internal DPM.
2. Pembekuan hak kepengurusan berdasarkan Forum Internal DPM.
3. Di nonaktifkan dari organisasi.

Pasal 30

Susunan Kepengurusan

Susunan kepengurusan DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan


Kalimantan Timur terdiri dari :

1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Pengurus :
a) Komisi A (Anggaran)
b) Komisi B (Kerja)
c) Komisi C (Pengembangan Organisasi)

Pasal 31

Tugas dan Wewenang

1. DPM bertugas sebagai tempat menampung dan mengelola aspirasi dari


mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur.
2. Merancang GBHOM dan AD/ART yang akan ditetapkan bersama delegasi
dalam musyawarah besar.
3. DPM berkewajiban menjunjung tinggi AD/ART dan GBHOM.
4. Melakukan pengawasan dan meminta pertanggungjawaban terhadap BEM,
HMJ/HMP, serta UKM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur dalam kepengurusan dan kepanitiaan
A. Mengadakan rapat evaluasi kepengurusan dalam interval waktu
tertentu
B. Berpartisipasi dalam kepanitiaan sebagai steering committee
5. DPM memiliki wewenang untuk membuat ketetapan dan peraturan yang
diperlukan untuk dapat melaksanakan asas, landasan dan tujuan
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur.
6. Apabila BEM, HMJ/HMP dan UKM tidak melaksanakan tugas atau
menyimpang dari AD/ART dan GBHOM maka DPM berwenang
mengeluarkan memorandum I dengan batas waktu 7 x 24 jam. Apabila
sampai batas waktu tidak memperbaiki kesalahan maka di keluarkan
memorandum II dalam batas waktu 30 x 24 jam. Apabila sampai batas
waktu tidak dapat memperbaikinya maka DPM berhak untuk
menyelenggarakan Sidang Istimewa.
7. DPM berwenang memberikan mandat untuk melaksanakan sidang pleno
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur.
8. DPM bertugasmembentuk Komisi Pemilu Raya (KPR) untuk menyiapkan
dan melaksanakan rangkaian kegiatan pemilu, Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden BEM.
9. DPM bertugas memberi mandat kepada BEM untuk menyelenggarakan
Musyawarah Besar serta melaksanakan pemilihan ketua DPM melalui
pemilu terwakilkan.
10. DPM bertugas melaksanakan rapat kerja / koordinasi DPM dan BEM
secara periodik sesuai aturan yang telah di sepakati.
11. DPM bertugas mengkaji laporan untuk pertanggungjawaban BEM,
HMJ/HMP, dan UKM sekaligus memberikan umpan balik.
12. DPM bertugas membentuk HMJ/HMP dan UKM baru yang perlu
dibentuk.
13. DPM berhak mengeluarkan sertifikat aktif yaitu sertifikat yang diajukan
oleh BEM dan HMJ/HMP yang kemudian dikeluarkan setelah satu periode
kepengurusan.

Pasal 31A

Steering Committee

Steering Committee yang selanjutnya akan disingkat menjadi SC merupakan


bagian dari kepanitiaan suatu kegiatan yang bertugas mengawasi dan
mengarahkan serta ikut berperan aktif dalam kegiatan kepanitiaan tersebut.

Pasal 31B

Hak dan Kewajiban

Hak:

1. Mendapatkan surat rekomendasi SC disetiap program kerja yang akan


dilaksanakan oleh BEM , HMP/HMJ dan UKM selama satu periode yang
diberikan kepada ketua DPM diawal kepengurusan

2. Mendapatkan penjelasan secara menyeluruh mengenai konsep kegiatan dan


keputusan yang diambil dalam kegiatan tersebut

3. Meminta pertanggungjawaban dalam bentuk LPJ dari panitia pelaksana

4. Ikut serta dalam membuat kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan
kegiatan
Kewajiban:

1. Ikut serta memberi alternatif solusi jika terjadi masalah dalam penyelenggaraan
kegiatan kepanitiaan.

2. Mengarahkan jalannya kegiatan baik tindakan atau keputusan yang diambil


agar tidak bertentangan dengan AD/ART, GBHOM dan peraturan tertulis lainnya
yang telah disepakati dalam kegiatan kepanitiaan tersebut.

3. Memantau dan melakukan evaluasi khusus yang ditunjukkan pada perbaikan


kinerja kegiatan dan panitia pelaksana.

4. Ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan kepanitiaan organisasi


mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

5. Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan bersama dengan


panitia pelaksana kegiatan.

Pasal 31C

Syarat dan Ketentuan

Jumlah SC dalam setiap kegiatan kepanitiaan disesuaikan dari rekomendasi POM


selaku penyelenggara kegiatan dengan mengirimkan surat permintaan SC secara
tertulis kepada ketua DPM.

Pasal 31D

Sanksi Steering Committee

Seluruh anggota SC Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan


Timur yang telah terbukti melanggar AD/ART dan GBHOM serta peraturan
tertulis lainnya yang telah disepakati dalam kegiatan dapat dikenakan sanksi-
sanksi sebagai berikut:
1. Diperingatkan secara lisan, tertulis dan apabila masih terbukti melanggar akan
dibahas dalam forum internal DPM atas saran panitia pelaksana.

2. Pembekuan sertifikat kepanitiaan pada kegiatan yang diselenggarakan


berdasarkan forum internal DPM dan atas saran panitia pelaksana.

Pasal 32

SP (Surat Peringatan)

Seluruh anggota POM Poltekkes kemenkes kaltim yang telah terbukti melanggar
AD/ART dan GBHOM yang sudah di tetapkan serta tidak aktif dalam kepanitian
suatu acara maka DPM berhak memberikan sanksi-sanksi sebagai berikut :

1. Diperingatkan secara lisan dalam waktu 5x24 jam


2. apabila masih terbukti melanggar akan diberikan surat tertulis dalam
waktu 7 x 24 jam (SP 1)
3. Pembekuan hak keanggotaan berdasarkan Forum Internal DPM dalam
waktu 30 x 24 jam (SP 2)
4. Di nonaktifkan dari organisasi (SP 3)

Pasal 33
Komisi Pemilu Raya
Pengertian
Komisi pemilu raya yang selanjutnya disingkat menjadi KPR merupakan
bagian dari kepanitiaan suatu kegiatan yang bertugas melaksanakan,
mengawasi, dan mengarahkan proses pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden BEM
Pasal 33A
Hak dan Kewajiban
Hak :
1. Membentuk peraturan dalam proses pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden BEM
2. Mengawasi berjalannya proses pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden BEM
3. Bekerja sama dengan panitia Musyawarah besar dalam proses
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM
Kewajiban :
1. Membentuk susunan keanggotaan komisi pemilu raya
2. Menjalankan proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM
sesuai dengan
AD/ART, GBHOM, dan Peraturan tertulis lainya yang telah
disepakati oleh komisi
pemilu raya

Pasal 33B
Syarat dan Ketentuan
1. Dibentuk minimal 3 bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Raya
2. Keanggotaan murni berasal dari anggota DPM

Pasal 34
Ketua
1. Ketua DPM di pilih dalam sidang pleno oleh seluruh Delegasi yang
memiliki hak suara.
2. Ketua DPM tidak berhak untuk mengeluarkan keputusan dan mengatas
namakan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur, kecuali hasil keputusan sidang yang dihadiri oleh
delegasi masing-masing prodi atau jurusan dan UKM.
3. Apabila Ketua DPM tidak melaksanakan tugasnya atau melakukan sesuatu
melebihi haknya dapat diminta pertanggungjawaban oleh semua POM
yang di usulkan mengenai DPM kepada pengurus DPM Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dan diputuskan oleh
sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota DPM Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur di sidang Internal DPM.

Pasal 35

Pelindung

Pelindung DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


adalah Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 36

Penasihat

Penasihat DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


adalah Wakil Direktur III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.

Pasal 37

Pembina

Pembina DPM Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


adalah Kepala Urusan Kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur.
BAB VII

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Pasal 38

Lambang Organisasi

Pasal 39
Arti Lambang
1. Warna hitam pada sisi lingkaran : kedisplinan dalam organisasi.
2. Lingkaran mengartikan tekad dan kebulatan organisasi dalam suatu wadah
BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim.
3. Warna putih dengan tulisan ”Badan Eksekutif Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kaltim” : kesucian cita-cita organisasi menuju generasi yang
madani dan bermartabat serta religius.
4. Bentuk segi lima : berkepribadian Pancasila.
5. Tulisan ”Politeknik Kesehatan” dengan ukiran Dayak : menunjukkan ciri
khas Kalimantan.
6. Asas lingkaran merah pada tulisan ”Politeknik Kesehatan” : semangat
dalam berkreasi dan pengabdian yang dilandasi/dijiwai Pancasila.
7. Lilitan rotan : ikatan yang kuat antara setiap jurusan dalam satu institusi
”Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim”.
8. Warna dasar kuning : keluhuran jiwa dan cinta kasih.
9. Ukiran berwarna merah berbentuk manusia bersemangat dengan mahkota
diatasnya : kesehatan akan membuat seseorang mampu mencapai derajat
yang lebih tinggi diatasnya.
10. Buku dengan tiga warna ; kuning, biru tua dan hijau : Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
11. Gambar buku terbuka : ilmu pengetahuan.
12. Lambang Bhakti Husada : Lambang Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Pasal 40
Keanggotaan
Anggota BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah seluruh mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 41
Hak Anggota
Setiap anggota berhak :

1. Mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan usulan, baik secara


lisan maupun tulisan.
2. Dipilih dalam jabatan organisasi kemahasiswaan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
3. Berhak mengikuti program kerja yang diselenggarakan oleh BEM
Poltekkes Kemenkes Kaltim.
4. Mendapatkan advokasi (pembelaan) apabila anggota telah mengikuti
sesuai dengan AD/ART.
Pasal 42
Kewajiban Anggota

1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik BEM Poltekkes


Kemenkes Kaltim dan Lembaga Pendidikan Poltekkes Kemenkes Kaltim
dan menaati serta melaksanakan AD/ART dan GBHOM.
2. Setiap anggota berkewajiban menolak dan menghindari paham-paham
yang bertentangan dengan visi dan misi POM Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Setiap anggota wajib membayar IPK2 dan jika tidak membayar akan
dikenakan sanksi yang berlaku
4. Apabila tidak membayar IPK2 tepat waktu diwajibkan melampirkan surat
pernyataan
5. Wajib berkomitmen dan berperan aktif dalam seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh POM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 43

Kepengurusan

1. Pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah anggota yang


memenuhi syarat , serta lolos pada seleksi kepengurusan dan telah dilantik
oleh Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur dan wakil Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur
2. Masa bakti kepengurusan adalah satu periode kepengurusan dan dapat
dipilih kembali maksimal dua periode, jika pengurus BEM berhenti atau
diberhentikan dapat digantikan kembali oleh pengurus baru berdasarkan
musyawarah dan berkoordinasi dengan pembina dan penasihat BEM
Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Syarat-syarat untuk menjadi pengurus BEM adalah sebagai berikut;
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada masing-masing jurusan atau
prodi.
b. Telah mengikuti PKKMB, LPKM, LDKM dan Orientasi
keagamaan sesuai dengan pedoman Pola Pengembangan
Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes Republik Indonesia.
c. Telah lulus administrasi, open recruitment, dan magang selama 1
bulan.

Pasal 44
Hak Pengurus BEM
Setiap pengurus BEM berhak :

1. Meminta dan menindaklanjuti laporan kegiatan dari kepanitiaan kegiatan


yang telah menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan, selambat-
lambatnya dalam waktu 1 bulan setelah kegiatan terlaksana
2. Apabila kepanitiaan kegiatan tidak melampirkan laporan
pertanggungjawaban dalam waktu 1 bulan diwajibkan melampirkan surat
pernyataan kepada komisi A DPM dan surat pernyataan hanya berlaku
selama 2 minggu
3. Memberikan masukan / usulan kepada DPM, HMJ/HMP, serta UKM di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
4. Membuat SOP internal BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim
5. Mendapatkan sertifikat kepengurusan setelah aktif menyelesaikan satu
periode kepengurusan

Pasal 45
Kewajiban Pengurus

1. Melaksanakan hasil-hasil musyawarah besar


2. Melakukan koordinasi dengan UKM yang telah terdaftar di Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
3. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada DPM Poltekkes
Kemenkes Kaltim
Pasal 46
Sanksi Pengurus

Seluruh pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim yang terbukti melanggar


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah ditetapkan dapat
dikenakan sanksi-sanksi sebagai berikut:

1. Diperingatkan secara lisan oleh BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim, tertulis


oleh DPM Poltekkes Kemenkes Kaltim, dan apabila masih terbukti
melanggar akan dibahas dalam sidang istimewa
2. Pembekuan hak kepengurusan berdasarkan sidang istimewa
3. Dinonaktifkan dari organisasi

Pasal 47
Susunan Kepengurusan

1. Presiden BEM
2. Wakil 1 Presiden BEM dan Wakil 2 Presiden BEM
3. Sekretaris 1 dan Sekretaris 2
4. Bendahara 1 dan Bendahara 2
5. Menteri-Menteri
6. Ketua Biro
7. Anggota Biro

Pasal 48
Presiden BEM
1. Presiden BEM adalah anggota POM Poltekkes Kemenkes Kaltim yang terpilih
melalui seleksi oleh Komisi Pemilu Raya (KPR) dan dilantik oleh Direktur
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Apabila Presiden BEM tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan alasan


yang dapat dipertanggungjawabkan dalam satu periode jabatan maka tugasnya
akan dilimpahkan kepada Wakil 1 Presiden BEM atau Wakil 2 Presiden BEM
3. Apabila Presiden BEM telah melanggar AD/ART dan GBHOM serta tidak
mengindahkan peringatan, teguran, dan sebagainya dari DPM dan pembina
atas nama penasihat, maka penasihat dapat membekukan atau memberhentikan
Presiden BEM. Presiden BEM digantikan oleh Wakil 1 Presiden BEM atau
Wakil 2 Presiden BEM , kemudian Wakil 1 Presiden BEM atau Wakil 2
Presiden BEM yang menggantikan presiden BEM diputuskan pada
musyawarah besar luar biasa.

Pasal 48A

Wakil Presiden BEM

Wakil Presiden BEM adalah anggota POM Poltekkes Kemenkes Kaltim yang
terpilih melalui seleksi oleh Komisi Pemilu Raya (KPR) dan dilantik oleh
Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Tugas Dan Kewajiban Wakil Presiden BEM

1. Menjunjung tinggi dan menaati GBHOM dan AD/ART POM Poltekkes


Kemenkes Kaltim
2. Bertanggungjawab kepada Presiden BEM
3. Menggantikan peran serta tugas Presiden BEM bila Presiden BEM tidak
dapat menyelesaikan tugasnya dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebelum akhir jabatannya
4. Aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Presiden BEM mengenai
pencapaian dan permasalahan yang terjadi dalam kabinetnya

Hak Dan Wewenang Wakil Presiden

1. Memberikan teguran langsung maupun tidak langsung secara lisan kepada


pengurus BEM yang melakukan pelanggaran atau bertindak tidak
sewajarnya dan melaporkan kejadian tersebut pada Presiden BEM
2. Membantu Presiden BEM mengkoreksi perihal kesekretariatan BEM
Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Memeriksa dokumen pengajuan kegiatan program kerja yang dibuat oleh
kepanitiaan untuk diperiksa oleh Kementerian Keuangan BEM bersama
Komisi A DPM sebelumditeruskan kepada Presiden BEM

Pasal 49
Tugas Dan Kewajiban Presiden BEM

1. Menjunjung tinggi dan menaati GBHOM dan AD/ARTPOMPoltekkes


Kemenkes Kaltim
2. Mengajukan Program kerja selambat-lambatnya 30 hari setelah disahkan
3. Mempertanggung jawabkan seluruh program kerja dan kegiatan BEM
pada rapat evaluasi POM Poltekkes Kemenkes Kaltim
4. Memperjuangkan dan menyampaikan aspirasi mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
5. Melaksanakan koordinasi dengan Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Wakil Direktur 3, Kepala
Urusan Kemahasiswaan dan POM

Pasal 50
Hak Dan Wewenang Presiden BEM
Presiden BEM berhak :

1. Memilih Wakil 2 Presiden BEM beserta kabinetnya di dalam sidang


terbuka
2. Membentuk struktur kepengurusan dan mengajukan surat keputusan
kepengurusan BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim untuk selanjutnya
dilantik oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Mengeluarkan pernyataan yang mengatas namakan mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
4. Mengirim delegasi dan melaksanakan kegiatan yang bersifat daerah dan
nasional dengan kesepakatan DPM, Kepala Urusan Kemahasiswaan dan
Wakil Direktur III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur
5. Mengambil keputusan serta menentukan kebijakan yang sesuai dengan
GBHOM dan AD/ART POM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 51
Pelindung
Pelindung BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Pasal 52
Penasihat
Penasihat BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Wakil Direktur III Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 53
Pembina dan Wewenang
Pembina BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Kepala Urusan
Kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur yang berwenang :
1. Memberi saran dan pertimbangan terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan
oleh BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim
2. Memberikan teguran kepada pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim baik
secara lisan maupun tertulis.
3. Meminta penjelasan kepada pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim
tentang kebijakan yang dilaksanakan.
BAB VIII

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN/PRODI

Pasal 54

Pengertian

1. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Himpunan Mahasiswa Prodi adalah lembaga


kepengurusan himpunan mahasiswa dari setiap jurusan atau prodi di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

2. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Himpunan Mahasiswa Prodi terdiri dari;

A. HMJ Teknologi Laboratorium Medik

B. HMP D-III Kebidanan Balikpapan

C. HMP D-III Kebidanan Samarinda

D. HMP Sarjana Terapan Kebidanan

E. HMP DIII Keperawatan

F. HMP Sarjana Terapan Keperawatan

G. HMJ Gizi

H. HMJ Promosi Kesehatan

Pasal 55

Keanggotaan

Anggota HMJ/HMP adalah seluruh mahasiswa yang telah terdaftar dan


aktif mengikuti perkuliahan pada masing-masing jurusan atau prodi di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
Pasal 56

Jenis Anggota

1. Anggota pasif adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar pada masing-


masing jurusan atau prodi di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur
2. Anggota aktif adalah anggota pasif yang telah diangkat menjadi pengurus
dan telah dilantik oleh Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur.

Pasal 57

Hak Anggota

1. Hak mengajukan pendapat, bertanya, dan menyampaikan usulan baik


secara lisan maupun tulisan

2. Hak dipilih dalam jabatan organisasi kemahasiswaan Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur sesuai dengan syarat yang
telah ditetapkan

3. Hak untuk mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang


diselenggarakan oleh HMJ/HMP maupun BEM Poltekkes Kemenkes
Kaltim

4. Setiap anggota berhak mendapat advokasi (pembelaan) apabila anggota


sudah memenuhi ketentuan organisasi , GBHOM dan AD/ART POM
Poltekkes Kemenkes Kaltim
Pasal 58

Kewajiban anggota

1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMJ/HMP memahami,


menaati serta melaksanakan AD/ART dan GBHOM Poltekkes Kemenkes
Kaltim dan peraturan lainnya yang berlaku di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

2. Setiap anggota berkewajiban menolak dan menghindari hal-hal yang


bertentangan dengan visi dan misi HMJ/HMP.

3. Setiap anggota berpartisipasi mengikuti program kerja HMJ/HMP

Pasal 59

Status Keanggotaan

Anggota HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim dapat kehilangan


keanggotaannya apabila :

1. Permintaan pengunduran diri/berhenti dan atau diberhentikan secara


tertulis dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur

2. Telah menyelesaikan studi di Politeknik Kesehatan Kementerian


Kesehatan Kalimantan Timur

3. Meninggal dunia

Pasal 60

Sanksi anggota

Seluruh anggota HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim yang terbukti melanggar


anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang telah ditetapkan dapat dikenakan
sanksi-sanksi sebagai berikut:
1. Anggota pasif akan diberikan peringatan secara lisan dan atau tertulis oleh
pengurus HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim.

2. Anggota aktif akan diperingatkan secara lisan oleh pengurus HMJ/HMP


Poltekkes Kemenkes Kaltim dan akan diberikan Surat Peringatan (SP) oleh
DPM Poltekkes Kemenkes Kaltim dan apabila masih terbukti melanggar akan
dibahas dalam sidang istimewa, serta pembekuan hak kepengurusan
berdasarkan sidang istimewa.

Pasal 61

Pengurus

1. Syarat-syarat untuk menjadi pengurus HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim


adalah sebagai berikut;

a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada masing-masing jurusan atau prodi.

b. Telah mengikuti PKKMB, LPKM, LDKM dan Orientasi keagamaan sesuai


dengan Pedoman Pola Pengembangan Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes
Republik Indonesia

c. Telah lulus seleksi administrasi dan telah lulus open recruitment.

2. Masa bakti kepengurusan adalah satu periode keanggotaan dan dapat dipilih
kembali maksimal dua periode. Apabila terjadi hal-hal berkaitan dengan akademik
dan harus melanjutkan kepengurusan, maka kepengurusan lama dapat dilanjutkan
masa jabatan di bawah tanggungjawab koordinator kemahasiswaan masing-
masing prodi/jurusan.

3. Susunan kepengurusan organisasi HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim


adalah sebagai berikut:
A. Ketua HMJ/HMP

B. Wakil ketua HMJ/HMP

C. Sekretaris

D. Bendahara

E. Koordinator Bidang

F. Anggota

Pasal 62

Hak dan Kewajiban Pengurus

Hak pengurus:

1. Memiliki hak suara dan berbicara dalam musyawarah kecil yang


dilaksanakan disetiap HMJ/HMP
2. Mengajukan dan mengeluarkan sertifikat kepengurusan yang disah kan
oleh DPM berdasarkan keaktifan pengurus HMJ/HMP

Kewajiban Pengurus:

1. Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) setiap program kerja yang


telah terjalankan
2. Membayar iuran kas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
masing-masing HMJ/HMP
3. Memperoleh bantuan, maupun bimbingan dalam kegiatan HMJ/HMP
4. Setiap anggota HMJ/HMP wajib menghadiri rapat keanggotaan, jika tanpa
keterangan maka akan diberi sanksi sesuai kesepakatan pengurus inti

Pasal 63

Tugas dan wewenang Pengurus

1. Menjujung tinggi AD/ART dan GBHOM yang berlaku di POM Poltekkes


Kemenkes Kaltim dalam mejalankan tugas

2. Menjalankan program kerja yang telah di sepakati oleh pengurus masing-


masing HMJ/HMP yang disetujui oleh BEM dan DPM di Poltekkes
Kemenkes Kaltim

3. Menampung,menyampaikan,dan memperjuangkan aspirasi masing-masing


mahasiswa jurusan/prodi di Poltekkes Kemenkes Kaltim

4. Mengubah struktur kepengurusan HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 64

Bendera dan lambang

Bendera dan lambang HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim disepakati dan


ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku

Pasal 65

Ketua HMJ/HMP

1. Masing-masing ketua HMJ/HMP di Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah


perwakilan mahasiswa dari masing-masing jurusan/prodi tersebut yang
ditetapkan melalui Pemilu Raya atau musyawarah masing-masing
jurusan/prodi.

2. Persyaratan untuk menjadi ketua dan tata cara pemilihan ketua HMJ/HMP
diatur lebih lanjut oleh kebijakan dari jurusan/prodi masing-masing;

3. Apabila setiap ketua HMJ/HMP di Poltekkes Kemenkes Kaltim


berhenti,diberhentikan atau tidak dapat menjalankan kewajiban dalam
masa periode jabatannya, maka ia digantikan oleh Wakil Ketua masing-
masing HMJ/HMP di Poltekkes Kemenkes Kaltim sampai satu periode
kepengurusan
4. Setiap Ketua HMJ/HMP berkewajiban menyelenggarakan musyawarah
jurusan/prodi masing-masing minimal satu kali dalam satu periode untuk
membahas tentang alat kelengkapan POM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 66
Pelindung
Pelindung HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Direktur
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Pasal 67

Penasihat

Penasihat HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Wakil Direktur III


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Pasal 68

Pembina

Pembina HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah koordinator II (Bidang


Kemahasiswaan) Jurusan/Prodi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur

Pasal 69

Penanggung jawab

Penanggungjawab HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah Ketua dari


masing-masing Jurusan/Prodi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur
Pasal 70

Hak Otonomi

Program kerja dan aturan tambahan HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim


merupakan hak otonomi HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim menurut aturan
masing-masing HMJ/HMP Poltekkes Kemenkes Kaltim yang mengacu pada
aturan Anggaran Dasar dan GBHOM POM Poltekkes Kemenkes Kaltim serta
Anggaran Rumah Tangga HMJ/HMP yang telah dibahas dan disepakati bersama
dalam Musyawarah Besar.

BAB IX
UNIT KEGIATAN MAHASISWA

Pasal 71

Nama, Bentuk Dan Kedudukan

1. Organisasi ini bernama Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang disingkat UKM Poltekkes
Kemenkes Kaltim
2. UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah suatu wadah untuk menyalurkan
minat dan bakat serta pengembangan aspek kerohanian mahasiswa
dilingkungan Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Seluruh peraturan dan kebijakan diatur oleh UKM bersangkutan yang
berlaku untuk seluruh mahasiswa yang mengikuti UKM tersebut di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Kaltim
Pasal 72

Asas

UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim dalam setiap kegiatannya berasaskan


nilai Pancasila dan nilai yang telah disepakati oleh UKM sesuai dengan
aturan AD/ART dan GBHOM POM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pasal 72A

Tujuan

1. Mengembangkan minat dan bakat dikalangan mahasiswa Politeknik


Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

2. Meningkatkan apresiasi dalam bidang akademik dan non akademik yang


telah disepakati oleh UKM terkait

3. Menumbuhkan semangat kekeluargaan dalam proses pengembangan setiap


unit kegiatan

Pasal 72B

Usaha-Usaha

Untuk mencapai tujuan tersebut UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim dapat


mengimplementasikannya dengan berorientasi pada bidang kerohanian,
ilmiah, seni dan olahraga.
Pasal 73
Status Keanggotaan

1. Anggota UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim yaitu mahasiswa


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
yang masih aktif dan telah melalui perekrutan yang sah sesuai
dengan ketentuan masing-masing UKM.
2. Seluruh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kaltim adalah anggota
dan wajib berpartisipasi aktif dalam UKM keagamaan, kecuali bagi
mahasiswa yang agamanya belum memiliki UKM sendiri.
3. Anggota UKM dapat kehilangan status keanggotaannya apabila
permintaan pengunduran diri/berhenti dilakukan secara tertulis
oleh anggota tersebut dengan berkoordinasi melalui Kementerian
Minat dan Bakat BEM serta di setujui oleh Komisi C DPM.

Pasal 74
Hak dan Kewajiban Anggota

Hak

1. Memberikan pendapat secara lisan maupun tertulis


2. Menjadi pengurus.
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim
4. Menggunakan fasilitas UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim
5. Melakukan musyawarah untuk membuat kebijakan

Kewajiban

1. Seluruh anggota wajib melaksanakan semua peraturan dan keputusan


yang berlaku di masing – masing UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim
2. Anggota wajib ikut serta dan menyukseskan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh masing – masing UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim
3. Seluruh anggota bertanggungjawab terhadap keutuhan UKM Poltekkes
Kemenkes Kaltim
4. Anggota wajib melaporkan kegiatan UKM pada pengurus UKM terkait
dan DPM dan berkoordinasi dengan BEM Poltekkes Kemenkes Kaltim
5. Anggota wajib mengikuti rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh DPM
Poltekkes Kemenkes Kaltim dan apabila tidak mengikuti ketentuan
yang telah ditetapkan akan diberikan sanksi yang berlaku
6. Anggota wajib mengikuti rapat evaluasi per 3 bulan yang dilaksanakan
oleh BEM dan dilaporkan kepada DPM Poltekkes Kemenkes Kaltim
7. Setiap anggota wajib memelihara dan menjaga sarana dan prasarana
UKM

Pasal 75

Sanksi Anggota

Seluruh anggota UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim yang terbukti melanggar


kewajiban yang telah disepakati dalam AD/ART dan kebijakan yang ditetapkan
oleh anggota UKM tersebut dapat dikenakan sanksi berupa peringatan secara lisan
oleh internal UKM dan diketahui oleh BEM dan DPM Poltekkes Kemenkes
Kaltim.

Pasal 76

Kepengurusan

1. Pengurus UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim

A. Ketua

B. Wakil Ketua

C. Sekretaris

D. Bendahara
E. Managemen-managemen yang dibutuhkan

2. Masa bakti pengurus UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim selama satu


periode dan selanjutnya dapat dipilih kembali melalui musyawarah internal
dari masing – masing UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Pasal 77

Tugas dan Kewajiban Pengurus

Pengurus UKM wajib berkoordinasi dengan BEM serta wajib


mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan kepada DPM Poltekkes Kemenkes
Kaltim.

Pasal 77A

Sanksi Pengurus

Seluruh pengurus UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah terbukti


melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah
ditetapkan dapat dikenakan sanksi-sanksi sebagai berikut:

1. Diperingatkan secara lisan oleh internal UKM, tertulis oleh DPM Poltekkes
Kemenkes Kaltim dan apabila masih terbukti melanggar akan dibahas dalam
sidang istimewa.

2. Pembekuan hak kepengurusan berdasarkan sidang istimewa.

3. Dinonaktifkan dari organisasi.


Pasal 77B

Sanksi UKM

1. Apabila dalam waktu 3 bulan UKM tidak berjalan maka akan mendapat
peringatan secara lisan, tertulis dan/atau apabila masih terbukti tidak berjalan akan
dibahas dalam forum internal DPM dalam waktu 7 x 24 jam.

2. Jika UKM tetap tidak berjalan maka akan dilakukan pembekuan sementara SK
dari keaktifan UKM tersebut berdasarkan forum internal DPM dalam waktu 7 x
24 jam.

3. Jika UKM masih tetap tidak berjalan maka akan dinonaktifkan.

Pasal 78

Rapat

Rapat UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim terdiri dari:

1. Rapat anggota, yaitu rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota
UKM
2. Rapat pengurus, yaitu rapat yang dihadiri oleh pembina dan pengurus UKM

Pasal 79

Syarat Berdirinya UKM

1. Peserta UKM minimal terdiri dari 10 mahasiswa


2. Peserta telah mengisi dan mengumpulkan formulir kepada UKM yang
telah menjadi pilihannya
3. Setiap UKM wajib memiliki serta melampirkan program kerja dan jadwal
kegiatan
4. Memiliki dan melampirkan struktur kepengurusan UKM Poltekkes
Kemenkes Kaltim
5. Pembina UKM merupakan dosen/staf Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur
6. Memiliki pelatih dan pembina minimal 1 orang yang berkompeten di
bidangnya.
7. Memiliki lambang pada masing-masing UKM yang telah terbentuk.
8. Melaporkan pembentukan UKM kepada DPM dan BEM kementerian
MINBAK selambat-lambatnya 3 hari setelah pembentukan struktur UKM.

Pasal 80
UKM Poltekkes Kemenkes Kaltim

Adapun UKM di Poltekkes Kemenkes Kaltim terdiri dari:


1. UKM Tari
2. UKM Paduan Suara
3. UKM Volly Samarinda
4. UKM Bulu Tangkis Samarinda
5. UKM Futsal Samarinda
6. UKM English Club
7. UKM Catur
8. UKM IRMA
9. UKM KBMK Samarinda
10. UKM KBMK Balikpapan
11. UKM Pramuka Balikpapan
12. UKM Pramuka Samarinda
13. UKM LDK Balikpapan
14. UKM KSR Samarinda
15. UKM KSR Balikpapan
16. UKM Jurnalistik Balikpapan
17. UKM Wound Care
18. UKM Futsal Balikpapan
19. UKM Volly Balikpapan
20. UKM Bulu Tangkis Balikpapan

Pasal 81
Syarat dan ketentuan Pembina

1. Pembina UKM merupakan dosen/staf Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
2. Pembina UKM merupakan orang yang berkompeten dibidangnya
3. Pembina UKM dipilih oleh kepengurusan UKM dan disahkan oleh
Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur, Wakil Direktur III Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur dan Kaur Kemahasiswaan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
4. Pembina UKM sebagai pembimbing untuk memberikan saran dan
nasehat
5. Pembina UKM tidak memiliki kewenangan untuk memberikan
sanksi

BAB X

MUSYAWARAH KECIL

Pasal 82

Pengertian Umum

1. Musyawarah Kecil adalah Musyawarah yang dihadiri oleh seluruh


mahasiswa dari prodi/jurusan di Poltekkes Kemenkes Kaltim
2. Tujuan musyawarah kecil adalah musyawarah pembahasan internal
mengenai persiapan untuk Musyawarah Besar

3. Musyawarah Kecil masing-masing prodi/jurusan dapat melibatkan dosen


dari prodi/jurusan yang bersangkutan

4. Musyawarah Kecil terdiri dari sidang pleno meliputi sidang komisi, jika
diperlukan dibentuk tim perumus.

5. Dalam pelaksanaanya wajib dihadiri dan diketahui oleh DPM

6. Musyawarah Kecil dianggap sah bila memenuhi jumlah 50%+1 dari


seluruh mahasiswa prodi/jurusan tersebut.
BAB XI

MUSYAWARAH BESAR

Pasal 83

Pengertian Umum

1. Musyawarah besar adalah musyawarah yang wajib dihadiri oleh


perwakilan DPM, BEM, HMJ/HMP, UKM, delegasi mahasiswa dan
Demisioner serta dapat dihadiri oleh pembina dari masing-masing
Organisasi.

2. Musyawarah besar diadakan sekali dalam satu periode kepengurusan.

3. Musyawarah besar terdiri dari sidang pleno dan sidang komisi jika diperlukan.

Pasal 84

Wewenang

1. Menetapkan AD/ART dan GBHOM Poltekkes Kemenkes Kaltim.

2. Menetapkan rekomendasi yang diajukan dari sidang hasil komisi.

3. Memfasilitasi pemilihan Ketua DPM Poltekkes Kemenkes Kaltim melalui


pemilu terwakilkan

4. Memfasilitasi proses pelantikanseluruh alat kelengkapan POM Poltekkes


Kemenkes Kaltim
Pasal 85

Peserta

Peserta Musyawarah besar terdiri dari :

1. Peserta penuh adalah peserta yang mempunyai hak bicara dan


hak suara, terdiri dari:
a. Perwakilan DPM
b. Perwakilan BEM
c. Perwakilan HMJ/HMP
d. Perwakilan UKM
e. Perwakilan masing-masing Prodi atau Jurusan
2. Peserta peninjau adalah peserta yang hanya mempunyai hak
bicara, terdiri dari:
a. Demisioner
b. Panitia pelaksana

Pasal 86

Aturan Pelaksana

1. Penyelenggaraan musyawarah besar dilaksanakan oleh panitia


pelaksana
2. Keputusan musyawarah besar dianggap sah bila disetujui 50% + 1 dari
jumlah peserta musyawarah besar
3. Setiap mahasiswa peserta musyawarah besar wajib menggunakan
almamater, seragam, dan tanda peserta sesuai jurusan masing-masing.
BAB XII

MUSYAWARAH BESAR LUAR BIASA

Pasal 87

Pengertian

Musyawarah besar Luar Biasa adalah suatu kegiatan musyawarah yang bertujuan
untuk membahas perubahan AD/ART atau GBHOM atau Rekomendasi C yang
bersifat insidental atau mendadak dikarenakan urgensi yang sangat mendesak
diluar agenda rutin yang diajukan berdsarkan dari hasil sidang komisi
Musyawarah Besar.

Pasal 88

Syarat dan Ketentuan

1. Musyawarah besar luar biasa dihadiri oleh perwakilan alat kelengkapan


POM Poltekkes Kemenkes Kaltim masing-masing berjumlah 2 orang
beserta Pembina masing-masing jika terdapat perubahan pada pedoman
umum akan dilaksanakan musyawarah besar luar biasa berdasarkan hasil
kesepakatan dari musyawarah besar.

2. Keputusan musyawarah besar luar biasa dianggap sah bila disetujui 50% +
1 dari jumlah peserta musyawarah besar luar biasa.

3. Materi Musyawarah besar luar biasa dipersiapkan berdasarkan hasil rapat


komisi Musyawarah besar.

4. Setiap mahasiswa peserta musyawarah besar luar biasa wajib menggunakan


almamater, seragam dan tanda peserta sesuai jurusan masing-masing.
Pasal 89

Hasil

Hasil dari Musyawarah besar luar biasa adalah keputusan yang telah
disepakati oleh seluruh perwakilan alat kelengkapan POM Poltekkes
Kemenkes Kaltim dan disetujui oleh Pembina.

Pasal 90

Tujuan

Musyawarah besar luar biasa mempunyai hak dan kewajiban untuk


menetapkan perubahan pedoman umum yang berupa AD/ART dan
GBHOM POM Poltekkes Kemenkes Kaltim dan Rekomendasi C yang
diajukan dari hasil sidang komisi.

Anda mungkin juga menyukai