Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN TEKNIS / AKHIR

TAHUN ANGGARAN 2009

Judul KAK (PROPOSAL) :

BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNG


OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH

Judul Kegitan :
Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di
Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah. “,

Oleh :

Emmy Dharyati, M.Si, Ir.Agus Djoko Utomo,Msi, Drs. Susilo Adjie, Drs. Asyari
Danu Wijaya, Spi, Gatot Subroto, Busrol, Dwi Ismeywati, S.Si
Elva Dwi Harmilia, S.Si, Dr. Rasyid Ridho, Dr. Dinar Putranto, Dr. Sukimin

BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM


PUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2009
LAPORAN TAHUNAN / AKHIR
TAHUN ANGGARAN 2009
Judul KAK (PROPOSAL) :

BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK


KEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH

Judul Kegitan :
Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di
Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah. “,

Oleh :

Emmy Dharyati, M.Si, Ir.Agus Djoko Utomo,M.Si, Drs Susilo Adjie, Drs. Asyari
Danu Wijaya, Spi, Gatot Subroto, Busrol, Dwi Ismeywati, S.Si , Elva Dwi Harmilia,S.Si.
Dr. Rasyid Ridho, Dr. Dinar Putranto, Dr. Sukimin .

BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM


PUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPTEK T.A. 2009

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proposal : BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI

WADUK GEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA


TENGAH

1. Judul Penelitian : Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik,


epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari
KJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.

2. Tim Peneliti 1 Ir. Agus Djoko Utomo M.Si Koordinator

2 Emmy Dharyati, SE, MSi Penanggung Jawab Kegiatan

3 Drs. Susilo Adjie Anggota


4 Drs. Asyari Anggota
5 Danu Wijaya, S.Pi. Anggota
6 Gatot Subroto Anggota
7 Busrol Anggota
8 Dwi Ismeywati, S.Si Anggota
9 Elva Dwi Harmilia, S.Si Anggota
10 Dr. Rasyid Ridho Anggota
11 Dr. Dinar Putranto Anggota
12 Dr. Sukimin Anggota

3. Jangka Waktu Penelitian : 1 (satu) Tahun


4. Total Anggaran : Rp. 379.600.000.-

Palembang, Desember 2009


Mengetahui,
Kepala Seksi Program dan Kerjasama Penanggung Jawab
Kegiatan,
Balai Riset Perikanan Perairan Umum

Eko Prianto,S.Pi, MSi Emmy Dharyati, SE, M.Si


NIP. 19750121 200502 1 002 NIP. 19540224198103 2 002

Menyetujui,
Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum

Dr. Ali Suman


NIP. 19620402 198903 1 006

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, i


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK


KEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH

Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo
dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.

ABSTRAK
Waduk merupakan tipe perairan umum yang dibuat untuk keperluan irigasi, PLTA, PAM, Perikanan,
Pariwisata. Dalam masa mendatang perairan waduk akan terus berkembang dengan seiring keperluan
pertanian. Waduk Kedungombo (4.800 ha) dan Gajah Mungkur (8.800 ha) merupakan waduk serbaguna
yang dapat dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum, pariwisata,
perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Walaupun perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairan
waduk, namun harus ramah lingkungan. Untuk itu perlu adanya riset tentang lingkungan, potensi dan daya
dukung guna memberikan masukan agar pemanfaatan tersebut tetap tidak mengganggu lingkungan dan
memperhatikan aspek sumberdaya yang berkesinambungan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan mendiskripsikan lingkungan, potensi sumberdaya perikanan dan pemanfaatan perikanan
KJA di waduk Gajah Mungkur serta Waduk Kedung Ombo.
Hasil penelitian dapat menyatakan terdapat 21 jenis ikan di waduk Gajah Mungkur 19 jenis dan di
Waduk Kedung Ombo 15 jenis dan jenis ikan yang ada rata rata termasuk dalam kelompok herbivora,
karnivora dan omnivora. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan Waduk
Kedung Ombo dengan nilai Index- TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45 untuk waduk Kedung
Omboh, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph) bearti yang termasuk golongan perairan dengan
tingkat kesuburan tinggi. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di Waduk
Gajah Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan perhitungan formula
Smith lapisan fotik mencapai 8,67m (terdalam) dengan ciri airnya jernih sehingga banyak terjadi proses
sintesa dan lapisan afotik sedalam 4,73 m. Waduk Kedung Ombo pada stasiun KJA Aquafarm kecerahan 122
cm, lapisan Fotik terdalam 10,47 cm dan afotik 22,45 m, sedangkan kedalaman air 32,92 m. Pada kedua
waduk terdapat afotik dengan nilai 0 hal ini terjadi umumnya pada stasiun yang airnya dangkal.
Daya dukung pada Waduk Gajah mungkur berjumlah 1054 buah KJA dan Waduk Kedung Omboh
berjumlah 1506 buah KJA berarti (Waduk Gajah Mungkur telah mencapai titik Optimum) sedangkan Waduk
kedung Ombo (sudah tingkat lebih optimum dan tidak mungkin ditambah lagi KJA). Beban pakan yang lolos
keperairan di Waduk Gajah Mungkur dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5 ton/tahun) sedangkan
Waduk Kedung Ombo beban pakan yang lolos keperairan mencapai dari total P (33,3 ton/tahun) dan total N
(22,2 ton/tahun).

Kata kunci : Jenis ikan, kesuburan (trophic level), daya dukung waduk dan stratifikasi
tropogenic layer.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, ii


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan dengan baik
Laboran Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2009 yang berjudul ”Pendugaan Stratifikasi
Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban
pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.“ Riset tahun
pertama (2009) adalah bagian dari Proposal (KAK) yang berjudul BIO-EKOLOGI DAN
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNG OMBO DAN GAJAH
MUNGKUR DI JAWA TENGAH
Tujuan Penelitian Pendugaan stratifikasi tropogenis layer (fotik, afotik, epilimnion
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diwaduk Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur Jawa Tengah adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan potensi
sumberdaya perikanan, stratifikasi perairan berdasarkan tropogenic layer, carrying capasity
beban pakan dari KJA dan analisis dampak lingkungan di wilayah waduk. Sasaran pada
penelitian adalah diharapkan dapat mendiskripsi stratifikasi tropogenic layer dan
rasionalisasi perkembangan dari kedua waduk ini untuk masa yang akan datang.
Dengan berakhirnya penelitian tahun anggaran 2009, kami mengucapkan terima
kasih Kepada Bapak Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa Laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu masukan dan
saran sangat diperlukan guna penyempurnaan laporan ini.

Palembang, Desember 2009

Tim Penulis

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, iii


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GRAFIK v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang 1
2. Permasalahan 3
3. Tujuan dan Sasaran 3
4. Manfaat Riset dan Perkiraan Keluaran 3
5. Tinjauan Pustaka 4

BAB II. MATERI DAN METODE PENELITIAN


1. Metode Penelitian 12
2. Analisa Data 14
3. Lokasi dan Waktu Penelitian 17
4. Bahan dan Alat 17

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 18

-Status Trophic Level 19


- Stratifikasi Tropogenic Layer 24
-Fauna Ikan; J enis ikan, Biologi ikan, Jumlah jenis Tertangkap 26
-Plankton dan Bentos 32
-KJA 36
-Daya Dukung (Carrying Capasity) 46

BAB IV. KESIMPULAN 50

DAFTAR PUSTAKA 51

LAMPIRAN 54

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, iv


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1 Total Alkalinitas Waduk Gajah Mungkur Wonogiri 18

2 Suhu Air Waduk Gedung Ombo di beberapa tempat 19

3 Total Netrogen Waduk Wonogiri Februari dan Mei 2009 20

4 Total Phospor Waduk Kedung Ombo 21

5 Klorofil-a di Waduk Kedung Ombo Februari dan Mei 2009 22

6 Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Bulan Februari dan Mei 22


2009

7 Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Mei 2009 23


Stasiun Ngasinan

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, v


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Parameter dan metode analisis sampel air 16

2 Parameter pendukung Lainnya 17

3 Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkur 24


dan Kedung Ombo

4Je Jenis jenis Ikan yang Tertangkap Di Waduk Gajah Mungkur 26


dan Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah.

5 Pola Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan di waduk Gajah 28


Mungkur dan Kedung Ombo

6 Pola Kebiasaan Makan Ikan di Waduk Gajah Mungkur dan 29


Waduk Kedung Ombo

7 Tingkat Kematangan Gonad Ikan di Waduk Gajah Mungkur 30


Kedung Ombo

8 Kelimpahan Individu Plankton Waduk Gajahmungkur 32


berdasarkan per kedalaman

9 Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR)


Kelimpa 33
Plankton Waduk Gajahmungkur per stasiun

10 Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e) 34


Plankton Waduk Gajahmungkur

11 Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR) 34


Plankton Waduk Kedungombo per stasiun

12 Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman Plankton 35


Waduk Kedungombo

13 Jumlah keramba, jenis ikan dan kepemilikan keramba jaring 36


apung (KJA) di Kedua waduk di Jawa tengah.

14 Data Keramba Jaring Apung di Waduk Gajah Mungkur 37


Kabupaten Wonogiri Tahun 2009.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, vi


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

15 Data Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo 38


Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen Jawa Tengah 2009.

16 Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam 40


keramba jaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk
Wonogiri Jawa Tengah

17 Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam 41


keramba jaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di
Waduk Wonogiri Jawa Tengah.

18 Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalam 42


keramba jaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk
Kedung Ombo Jawa Tengah.

19 Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalam 43


keramba jaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di
Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah

20 Pertumbuhan berat ikan nila merah dalam keramba jaring apung 44


(KJA) di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Jawa Tengah.

21 Pertumbuhan berat ikan nila merah dan ikan mas dalam 44


Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo
(WKO) Jawa Tengah.

22 Hasil panen dan total pakan yang diberikan setiap tahun serta 45
konversi pakan selama pemeliharaan di kedua waduk di Jawa
Tengah.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, vii


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu 6

2 Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya 7


yang Masuk

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, viii


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran : 1 PETA LOKASI PENELITIN WADUK GAJAH MUNGKUR 54
DAN PETA DAS WADUK GAJAH MUNGKUR JAWA
TENGAH DAN PETA DAS WADUK WONOGIRI

2 PETA LOKASI PENELITIN WADUK KEDUNG OMBO. 55


JAWA TENGAH

3 DATA BIOLOGI IKAN 56


Jenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009
Dan Jenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009

4 DATA BIOLOGI IKAN 57


Jenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009

5 DATA BIOLOGI IKAN 58


Jenis Ikan Waduk Kedung Ombo 13/02/2009

6 DATA BIOLOGI IKAN 59


Jenis Ikan di Jurang Gandul Waduk Kedung Ombo 27/7/2009

7 DATA BIOLOGI IKAN 60


Jenis Ikan di Wuryantoro Waduk Kedung Ombo 30/7/2009

8 KUALITAS AIR 61
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009
(KJA Aquafarm dan Inlet S Wiroko)

9 KUALITAS AIR 62
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009
(Outlet dan Tengah)

10 KUALITAS AIR 63
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009
(KJA Aquafarm dan Outlet)

11 KUALITAS AIR 64
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009
(Tengah dan Outlet S Wiroko)

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, ix


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 12 KUALITAS AIR 65


WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN AGUSTUS 2009
(KJA Aquafarm dan Outlet)

13 KUALITAS AIR 66
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009
(Tengah dan Outlet S Wiroko)

14 KUALITAS AIR 67
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009
(Tengah 2 dan Inlet S Keduang)

15 KUALITAS AIR 68
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009
(KJA Aquafarm dan Outlet)

16 KUALITAS AIR 69
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009
(Tengah dan Outlet S Wiroko)

17 KUALITAS AIR 70
WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009
(Tengah II)

18 KUALITAS AIR 71
WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
(Ngasinan dan Tengah)
19 KUALITAS AIR 72
WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
(Outlet Boyolayar dan Inlet Serang)

20 KUALITAS AIR 73
WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
(KJA Aquafarm dan Inlet Samudro)

21 KUALITAS AIR 74
WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBAR 2009
(Ngasinan dan Tengah)

22 KUALITAS AIR 75
WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBAR 2009
(Outlet Boyolayer dan KJA Aqua Farm)

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, x


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, xi


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
LAPTEK T.A. 2009

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Waduk merupakan tipe perairan umum yang dibuat untuk keperluan irigasi,
PLTA, PAM, Perikanan, Pariwisata. Dalam masa mendatang perairan waduk akan terus
berkembang dengan seiring keperluan pertanian. Waduk Kedungombo (4.800 ha) dan
Gajah Mungkur (8.800 ha) merupakan waduk serbaguna yang dapat dimanfaatkan
sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum, pariwisata,
perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Waduk Kedung ombo yang berada di Kab.
Grobogan Jawa Tengah secara resmi mulai dioperasikan tahun 1991. Daerah genangan
air menyebar ke tiga wilayah administrasi Kabupaten yaitu Kab. Grobogan, Boyolali
dan Sragen. Waduk Kedung Ombo terletak di pegunungan Kendeng sebelah selatan
Grobogan, daerah huluannya yaitu digunung Merbabu. Sumber mata air yang penting
Waduk Kedung Ombo (WKO) yaitu sungai Jerabung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana
(JRATUNSELUNA). Setelah Kedung Ombo digenangi air menjadi waduk maka banyak
masyarakat yang perprofesi sebagai nelayan dan petani karamba jaring apung. Seperti di
Dukuh Bulu (Boyo Lali) ada 120 petak KJA dan Dukuh Ngasinan (Sragen) ada 518
petak KJA, pemilik KJA di Sragen adalah masyarakat setempat sedangkan di Boyo Lali
umumnya investor dari luar. Jumlah nelayan di Kab. Boyo Lali ada 664 KK, Sragen ada
860 KK dan Grobogan ada 108 KK ( Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, 2006;
Depertemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumberdaya Air, 2006).
Waduk Gajah Mungkur terletak di Kab. Wono Giri Jawa Tengah, berada di Kaki
gunung Seribu. Sumber Mata air yang Penting yaitu Kali Keduang, Bengawan Solo,
Kali Tirtomoyo, Kali Mlati. Pengelolaan usaha perikanan waduk Gajah mungkur telah
terencana dengan baik, pada tahun 1981 hingga 2003 telah dilaksanakan penebaran benih
1.911.000 ekor benih ikan Tawes/ Nila oleh peperintah setempat, juga oleh swadaya
masayarakat sebanyak 593.000 ekor jenia ikan Tawes, Nila dan Jambal sius. Pada tahun
2002 Pusat Riset Perikanan Tangkap telah menebar ikan Patin sebanyak 30.000 ekor
untuk kepentingan penelitian.Berdasarkan penelitian Utomo et al,2005, ikan Jambal sius

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 1
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

(Patin) telah berkembang dan hasil tangkapan menempati urutan pertama. Kelompok
nelayan telah terbentuk dengan baik, ada 18 kelompok nelayan dengan 584 orang
anggota. Kegiatan penangkapan pada umumnya menggunakan Jaring (gill net), pada
tahun 2003 produksi perikanan tangkap mencapai 946,290 ton. Usaha budidaya ikan
dalam karamba jarting apung (KJA) telah berkembang dengan baik. Jenis ikan yang
dipelihara yaitu Nila dan Jambal Sius. Pada tahun 2003 tercatat ada 451 petak KJA
(Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003). Beberapa hasil penelitian telah
banyak meberikan informasi penting antara lain yaitu Purnomo (2000) melaporkan
bahwa di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri terdapat 15 jenis ikan. Selanjutnya pada
tahun 2005 menurut Utomo et al 2005 menyatakan diwaduk wonogiri terdapat 20 jenis
ikan. Jenis ikan introduksi banyak ditemukan di Waduk Gajah Mungkur (Wonogiri)
antara lain Nila (Oreochromis niloticus), Jambal Sius (Pangasius hypophthalmus),
Tawes (Barbodes gonionotus), Ikan Nila dan Tawes dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di Waduk Gajah Mungkur disebabkan karena ikan tersebut dapat
memanfaatkan relung ekologi banyaknya tumbuhan air (Purnomo 2000). Disisi lain
Jambal Sius dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena di waduk Gajah
Mungkur banyak tersedia pakan alami yang sesuai yaitu plankton dan detritus (Purnomo
et al 2003), ditambahkan pula bahwa menurut Utomo et al 2005, bahwa Jambal Sius
dapat berkembang dengan baik karena Waduk Gajah Mungkur banyak terdapat nursery
ground (daerah pemijahan).

Walaupun perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairan Waduk, namun


harus ramah lingkungan. Telah banyak riset yang dilakukan di kudua waduk tersebut,
namun untuk melengkapi informasi guna memberikan masukan pengelolaan masih
banyak pula riset yang harus dilakukan terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik,
afotik, epilimnion, hypolimnion), kajian stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA
dan sebagainya.

Tahapan pada tahun ini 2009 melaksanakan penelitian pendugaan lapisan fotik,
afotik, epilimnion dan hypolimnion dan pendugaan Carrying Capacity beban pakan ikan
dari KJA yang dapat diterima di waduk.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 2
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

1.2.Permasalahan

Informasi guna memberikan masukan pengelolaan pada Waduk Wonogiri dan


waduk Kedung Ombo belum banyak sehingga masih banyak riset yang harus dilakukan
terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion), kajian
stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA dan sebagainya.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian


Penelitian Pendugaan stratifikasi tropogenis layer (fotik, afotik, epilimnion
hypolimnion) dan Carrying capacity beban pakan dari KJA diwaduk Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur, Jawa Tengah. Bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan
potensi sumberdaya perikanan, stratifikasi perairan berdasarkan tropogenic layer,
carrying capasity beban pakan dari KJA dan analisis dampak lingkungan di wilayah
waduk.
Sasaran pada penelitian ini adalah diharapkan dapat mendiskripsi stratifikasi
tropogenic layer dan rasionalisasi perkembangan.

1.4. Manfaat Riset dan Perkiraan Keluaran


Manfaat Penelitian
Tersedianya informasi tentang diskripsi ekologi, potensi sumberdaya perikanan
dan daya dukung KJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur untuk masukan
bagi Dinas perikanan dan Pemda setempat.
Keluaran yang diharapakan :
Keluaran yang harapkan dari riset ini adalah data dan informasi tentang lapisan
eufotik, afotik, epilimnion dan hypolimnion dan Data informasi tentang carrying
capacity beban pakan ikan dari KJA yang diperlukan dalam pengelolaan perairan waduk.
Laporan ilmiah tentang stratifikasi tropogenic layer perairan waduk dan Laporan
ilmiah tentang carrying capacity beban pakan dari KJA

Dampak Kegiatan:
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan
perikanan tangkap di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, sehingga dapat lestari.
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 3
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Perairan Waduk.
Waduk merupakan badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air
sungai oleh manusia, yang mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologinya berbeda
dengan sungai. Dengan terbentuknya sungai menjadi waduk maka kualitas air waduk
lebih stabil dan produksi perikanannya lebih tinggi (Ilyas et al., 1989). Pembuatan waduk
biasanya digunakan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian,
pariwisata dan perikanan (Nurdin, 2003).
Terbentuknya waduk yaitu karena pembedungan sungai, beberapa wilayah akan
ditengelamkan. Sehingga dasar waduk banyak materi materi yang terendam seperti
kebun, rumah, danlain sebgainya. Disamping itu waduk bentuknya tidak beraturan,
banyak teluk, dan lain sebgainya. Waduk merupakan perairan yang relatip tergenang,
aliran air tidak deras, ada daerah inlet (air masuk), ada daerah outlet (air keluar), ada
daerah yang dalam dan ada daerah yang dangkal. Walupun aliran air tidak deras namun
sering terjadi gelombang yang disebabkan oleh angin yang kencang. Pengaturan air
menggunakan puntu air di oulet, bila diperlukan untuk pengairan pertanian maka pintu
air di buka, dan bila untuk menyimpan air maka pintu air ditutup. Sehingga waduk
mempunyai fluktuasi air yang besar, kandungan lumpur biasanya banyak terdapat di
dekat pintu air
Berdasarkan terbentuknya waduk maka waduk ada tiga macam yaitu waduk
Lapangan, waduk irigasi dan waduk serba guna. Waduk lapangan terbentuk karena
pembendungan sungai episodic (berisi air hanya saat hujan), luasan kurang dari 10 ha,
kedalaman maksimal 5 m, masa berisi air krang dari 9 bulan, funsi irigasi lokal. Waduk
irigasi terbentuk karena pembendungan sungai intermiten (berisi air saat musim
penghujan), luasan 10–500 ha, kedalaman maksimal 25 m, masa simpan air 9- 12 bulan,
fungsi irigasi. Waduk serba guna terbentuk karena pembendungan sungai permanen,
luasan lebih besar 500 ha, kedalam maksimal 100 m, masa berisi air 12 bulan;
mempunyai funsgi sebagai irigasi, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum,
pengendali banjir (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 4
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Waduk mempunyai ciri fisik sebagai berikut; banyak teluk, daerah tangkap hujan luas,
garis pantai panjang, pengeluaran air dari bawah, fluktuasi air besar (5-25 m), masa
simpan air sebentar karena sering diperlukan untuk irigasi, daerah litoral luas, tidak terjal
seperti danau (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006.).
Bendungan waduk Kedung Ombo terletak di Sungai Serang Kabupaten
Grobokan Jawa Tengah. Bendungan ini merupakan bagian dari sub system
pengembangan wilayah sungai Serang-Lusi-Juana dalam proyek pengermbangan
wilayah sungai Jratun-Seluna. DAS Seluna di hulu bendungan Kedung Ombo mencakup
daerah seluas 614 Km2, yang merupakan daerah perbukitan. Sungai Serang berawal dari
lereng Gunung Merbabu yang mengalir kea rah timur laut (Anonimous, 1989).
Waduk Serbaguna gajah Mungkur Wonogiri terletak dibagian hulu sungai Bengawan
Solo atau sekitar 2 km sebelah selatan kota Wonogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi
Jawa Tengah. Pelaksanaan konstruksinya selesai pada tahun 1980 dan mulai digenangi
air pada awal tahun 1981 serta dilanjuti dengan tahap operasional (difungsikan) pada
tahun 1982, (Anonimus, 1990).

Ekologi Perairan Waduk.


Tepian pantai (litoral) waduk yang cukup luas merupakan habitat biota air
termasuk ikan dan banyak sumber makanan dari daratan. Perairan yang dalam
memungkinkan adanya stratifikasi perairan berdasarkan suhu dan cahaya. Daerah
tangkap hujan luas menyebabkan banyak nutrien yang masuk terbawa air masuk waduk.
Garis pantai yang panjang juga menyebabkan banyak nutrien yang masuk dari daratan.
Banyak teluk merupakan daerah yang tenang, terlindung dan stabil .
Waduk merupakan perairan yang tergenang dan relatip dalam maka berdasarkan
suhu air di permukaan panas dan makin dalam secara bertahap suhu makin
dingin. Namun pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan suhu yang menyolok.
Berdasarkan lapisan suhu secara vertikal maka ada lapisan Epilimnion, termoklin dan
hypolimnion (lihat Gambar 1). Lapisan Epilimnion yaitu lapisan yang berada
permukaan, suhu panas. Lapisan termoklin yaitu lapisan dibawah epilimnion terjadi

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 5
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

penurunan suhu yang tajam. Lapisan hypolimnion yaitu lapsan dibawah termoklin yang
suhunya lebih dingin (Mitsch and Jorgensen 2004).

Gambar 1. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu


Sumber : Odum, 1996

Perairan waduk yang dalam berdasarkan cahaya matahari yang masuk maka
lapisan Fotik dan Afotik (lihat Gambar 2). Lapisan fotik berada di permukaan, banyak
cahaya matahari yang masuk, tumbuhan maupun phyto-plankton dapat melakukan proses
fotosintesa, kondungan oksigen relatip tinggi. Sedangkan lapisan afotik merupakan
lapisan yang berdada di dasar perairan, tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak ada
aktivitas fotosintesa. Lapisan afotik banyak terdapat gas CO2, H2S, NH3, NH4 sebagai
hasil proses dekomposisi bahan organik yang mengendap di dasar perairan. Batas
diantara lapisan fotik dan afotik disebut titik kompensasi, yaitu oksigen hasil fotosintesa
impas untuk kebutuhan respirasi organisme yang ada di lapisan tersebut.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 6
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.

Pada saat musim penghujan apabila beberapa hari terjadi hujan terus menerus
maka suhu permukaan menjadi dingin, berat jenis air menjadi besar, maka akan terjadi
perputaran air secara vertikal, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan bawah naik ke
atas. Peristiwa ini disebut ”UP-WELLING” (Odum, 1996). Teraduknya air
menyebabkan nutrient bisa merata, sehingga perairan menjadi subur. Namun sering juga
terjadi gas beracun sperti CO2, NH3, NH4, H2S di dasar perairan juga ikut teraduk ke atas
sehingga akan menyebabkan kematian ikan, terutama ikan yang dipelihara di Keramba
Jaring Apung. Kejadian ini telah menimpa beberapa kali di Waduk Jatiluhur dan Cirata,
peristiwa tersebut oleh masyarakat setempat dinamakan ”UMBALAN”.
Selanjutnya dikatakan oleh Krismono, 2003 bahwa terjadinya Upwelling di
waduk mempunyai indikasi sebagai berikut transpiransi air mengecil, kelimpahan
Microcytis sp, menurunnya kadar oksigen, menurunnya kedalaman air di inlet.
Penurunan kadar oksigen dan teraduknya gas beracun dari dasar perairan akan
menyebabkan kematian masal bagi ikan.
Menurut Effendi, 2000, menyatakan bahwa perairan oligotrophic mempunyai
kadar Fospor total kurang dari 10 (µg/ l), Nitrogen total kurang dari 200 (µg/
l),Klorofil-a kurang dari 4 (µg/ l). Perairan Mesotrophic mempunyai kadar Fospor total
10-20 (µg/l), Nitrogen total 200-500 (µg/ l ), Klorofil a 4-10 (µg/l ). Sedangkan perairan

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 7
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

eutrophic mempunyai kadar Fospor total lebih besar 20 ( µg/ l ), Nitrogen total lebih
besar 500 ( µg/ l ), Klorofil-a lebih besar 10 ( µg/ l ).
Perairan Danau yang dalam biasanya Oligotrophic (miskin unsur hara),
sedangkan Waduk pada umumnya mesotrophic (unsur hara sedang) (Odum 1996;
Mitsch and Jorgensen 1934). Perairan Oligotrophic mempunyai lapisan hypholimnion
yang besar dibanding epilimnion, densitas plankton kecil, perairan jernih, tumbuhan
litoral kurang. Sedangkan perairan Eutrophic sperti rawa kaya nutrien, densitas
plankton tinggi, kecerahan kurang, banyak tumbuhan litoral. Kandungan nutrien di
waduk tinggi disebabkan karena sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk banyak,
daerah tangkap hujan luas, sering mendapatkan masukan nutrient dari pemelihara ikan di
Waduk. Perairan waduk dapat mengalami eutrofikasi (pengayaan unsur hara) bila ada
masukan kadar fosfor dan nitrogen. Eutrofikasi dapat menyebabkan blooming algae,
tumbuhan air berkembang pesat. Keadaan tersebut akan mengganggu fungsi waduk
sebagai sumber air minum dan wisata.

Pencemaran di Waduk
Menurut Ekho dalam Febrian et al 2004: tingkat pencemaran air waduk cirata
sudah berada atas tingkat baku mutu air. Dari hasil kajian, ternyata penyebabnya selain
polutan yang dibawa dari Sungai Citarum juga berasal dari pakan ikan yang mengandung
zat kimia yang mengendap di dasar waduk menyebabkan peralatan waduk mengalami
korosi. Di Waduk Cirata, menurut Eman, saat ini ada sekitar 39.000 petak jaring apung.
Padahal, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 jumlah
jaring apung dibatasi hanya 12.000 petak saja dan harus seizin instansi terkait. Bahkan di
Waduk Saguling jaring apung penduduk, jumlahnya tidak banyak karena mutu air
Saguling sudah tidak memungkinkan ikan jenis tertentu, kandungan belerang yang
berasal dari aktivitas Gunung Patuha dan Tangkuban Perahu yang dialirkan oleh Sungai
Citarum, mengendap di dasar waduk, bahkan ketika memasuki areal Saguling bau
belerang sangat kuat tercium.
Selanjutnya Surachman dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa kematian
sekitar 300 ton ikan mas di Waduk Cirata pada pertengahan bulan Juli 2004 bukan
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 8
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

hanya disebabkan oleh koi herpes virus saja. Namun akibat dari naiknya limbah yang
mengendap di dasar Waduk waktu hujan pertama yang deras turun setelah kemarau yang
panjang. Nelayan jaring apung Waduk Cirata di Desa Margalaksana mengakui tingkat
pencemaran air di waduk menyebabkan ikan mati, pakan ikan yang biasa ia berikan
merupakan penyebab polusi. Pakan ikan per harinya sebanyak 2 kuintal untuk empat
petak jaring apung.
Menurut Febrian, et al 2004 menyatakan bahwa sepuluh tahun lalu air di waduk
Jati Luhur masih berwarna biru bening. Sekarang, yang ada adalah warna kuning keruh.
Keruhnya waduk terjadi sejak bermunculannya keramba jaring-jaring terapung milik
para petambak. Saat ini di waduk seluas 83 kilometer persegi itu tersebar 3.083 unit
keramba milik 209 petambak. Dari ribuan keramba itu setiap tahun dikeruk 16.869 ton
ikan. Dan setiap hari, pemilik tambak menebar sekitar 10 ton pakan ikan. Dengan
tebaran sebanyak itu, bagaimana mungkin air waduk bisa bening? Tak hanya membuat
air jadi keruh, berton-ton pakan ikan juga menyebabkan air waduk berbau amis. Padahal,
danau buatan ini adalah sumber pengairan bagi sekitar 240 ribu hektare areal persawahan
di wilayah Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Karawang, Subang, dan sebagian
Indramayu. "Sebelum ada keramba, air waduk tak seperti sekarang ini.
Menurut Tahlan (Corporate Secretary PT Indonesia Power) 2004 yang
menangani Waduk Saguling dalam Febrian et al 2004 mengatakan timbunan limbah
pakan ikan itu hanyalah bagian kecil dari penyebab tercemarnya air waduk.,yang paling
parah adalah limbah buangan rumah tangga dan industri yang mengotori daerah aliran
Sungai Citarum. Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari
sekitar 1.500 industri di Cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek,
Dayeuhkolot, Ujung Berung, Cimahi, dan Padalarang. Sungai Citarum harus
menampung 280 ton limbah kimia anorganik setiap hari.
Menurut Lilik dalam Febrian et al 2004 menyatakan hasil penelitian yang
dilakukan PT Indonesia Power bersama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (PPSDAL) Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2004 kualitas air
Waduk Saguling sudah di atas ambang batas normal. Kandungan merkuri (Hg),
misalnya, meroket hingga menembus angka 0,236. Padahal,menurut standar baku mutu
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 9
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

angka aman adalah 0,002. Logam merkuri itu, berasal dari pakan ikan dan industri
plastik. Sedangkan logam berat lainnya berasal dari pabrik tekstil untuk proses
pewarnaan kain Sekarang air Waduk Saguling tidak layak lagi dimanfaatkan untuk
konsumsi, pertanian dan perikanan.
Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata, Surachman dalam Febrian et al 2004
menyatakan sampel ikan mas dan nila yang diambil dari jaring apung petambak di
waduk seluas 6.200 hektare itu, ditemukan empat kandungan logam berat. "Keempatnya
adalah timbel (Pb) 0,6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, krom (Cr) 0,1
ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 partikel per berat badan (ppb), pada
pertengahan Juli 2004 kematian ikan di Waduk Cirata, yang mencapai 300 ton, adalah
akibat koi herpes virus dan pekatnya limbah. Air Waduk Saguling dan Cirata kini tak
lagi layak konsumsi karena baku mutu air normal untuk minum sudah terlewati.
Menurut Kartamihardja 1997 menyatakan bahwa Waduk Saguling, Cirata, dan
Jatiluhur terdapat ribuan unit jaring terapung yang membudidayakan ikan air tawar
seperti ikan mas dan ikan nila. Jaring terapung di Waduk Cirata dinilai sudah melampaui
kapasitas tampung waduk. Dewasa ini, jumlah jaring terapung di perairan itu sekitar
30.000 unit padahal daya dukungnya hanya untuk 3.000 unit. Kandungan H2S (asam
sulfida) air buangan Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Asam sulfida merupakan uraian sisa
protein, sisa pakan yang tidak termakan dan terbuang. Pengaruh lainnya bisa dilihat dari
beberapa jenis ikan lokal, sekarang jenis-jenis ikan seperti jambal, beliga, baung, dan
sebagainya.
Surachman 2002 dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa keberadaan
Waduk Cirata sebagai sumber listrik tenaga air berkekuatan 1.000 megawatt (MW) kini
dalam kondisi yang memprihatinkan karena sedikitnya 30.000 petak jaring apung milik
masyarakat membentang di waduk ini yang berakibat pengendapan limbah secara luar
biasa, pengendapan limbah pakan ikan telah cukup mengganggu turbin pembangkit
listrik di waduk itu, beberapa jenis pakan ikan dari senyawa kimia telah memberi
kontribusi terjadinya korosi pada peralatan turbin, sedangkan kerusakan lainnya
disebabkan oleh endapan sisa pakan yang mencapai ribuan ton di dasar waduk. Kotoran
sisa pakan ikan akan mengapung menuju turbin apabila terjadi arus balik di sekitar
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 10
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

waduk. Arus balik itu terjadi apabila terjadi hujan. Selain pakan ikan, limbah yang
masuk ke Waduk Cirata melalui aliran Sungai Citarum cukup banyak, terutama dari
buangan industri tekstil di sekitar Kabupaten Bandung. Limbah pakan dan tekstil itu
telah menurunkan kualitas air waduk.
Krismono, 1992 menyatakan bahwa keramba jaring apung dengan ukuran 7 x7
x3 m3 pakan yang keluar ke perairan 20 – 30 %, sedangkan ukuran 1 x1 x 1 m3 pakan
yang keluar 30–5- %. Waduk Jatiluhur, Saguling, Cirata masing masing mengeluarkan
pakan yang lepas ke perairan 5,9 ton/tahun, 8,7 ton/tahun, 4,7 ton /tahun, dalam pakan
tersebut mengandung 4,86 % N dan 0,26 P. Selanjutnya dikatakan oleh Ryding and
Rast 1989 dalam Krismoni et al 2008 bahwa tiap satu ton ikan akan melepaskan
nutrient ke perairan 85 – 90 kg P dan 12- 13 kg N. Sehingga waduk Saguling, Cirata dan
Jatiluhur disamping mendapatkan beban dari pakan yang lolos dari sangkar juga beban
nutrien yang dikeluarkan oleh ikan. Beban nutrien dari ikan dalam sangkar pada masing
masing Waduk Cirata, Saguling dan Jati Luhur yaitu N= 1428,8 ton/tahun dan P =
10120,95 ton/tahun, N = 261,8 ton/tahun dan P= 1854,36 ton/tahun; N = 1268,8
ton/tahun dan P = 179,13 ton/tahun.
Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri adalah bagian areal usaha
perikanan masyarakat dan dalam pengawasan Dinas Kehewanan, Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Wonogiri. Dalam bidang Pengelolaan Kelestarian Sumberdaya
Hayati, Dinas Perikanan telah menebar benih ikan di waduk Gajah Mungkur sejumlah
3.272.000 ekor benih ikan Tawes, Nila, Karper melalui APBD Kabupaten maupun
APBD Propinsi Jawa Tengah, (Pemda Wonogiri, 2006). Bidang Penangkapan Dinas
Perikanan Kabupaten Wonogiri telah membentuk 28 kelompok nelayan penangkap
ikan dengan jumlah 825 orang di waduk Gajah Mungkur Wonogiri dengan Produksi
ikan hasil tangkapan tahun 2006 sebesar 826,699 ton, (Pemda Wonogiri, 2006). Pada
tahun 2007 hasil tangkapan ikan di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai
837,434 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2007). Pada tahun 2008 hasil tangkapan ikan di
perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai 916,030 ton ikan, (Pemda
Wonogiri, 2008).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 11
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

RUANG LINGKUP KEGIATAN


Penelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus meliputi beberapa disiplin
ilmu yaitu biologi, ekologi, kualitas air, dinamika populasi dan penangkapan. Instansi
yang terlibat dalam peneltian ini ialah Balai Riset Perikanan Perairan Umum
Palembang, Pusat Riset Perikanan Tangkap Jakarta, UNSRI Palembang, Dinas Perikanan
Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun pertama (2009) penelitian bersifat survei lapangan
tentang stratifikasi tropogenic layer, dan studi kasus daya dukung beban pakan dari KJA
.

BAB. II. MATERI DAN METODOLOGI PENELITIAN

2.1. METODOLOGI PENELITIAN

Pada tahun pertama (2009) dilakukan penelitian dengan judul Kegiatan


“Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion) dan
Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur,
Jawa Tengah.“, Penelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus yang dilakukan di
Waduk Gajah Mungkur dan Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah pada bulan Februari
sampai dengan Desember 2009. Pelaksanaan pengamatan di lapangan (sampling dan
observasi) sebanyak empat kali yang mewakili musim kemarau dan penghujan yaitu
pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November.
Lokasi penelitian dilakukan diseluruh areal waduk Gajah Mungkur dan Waduk
Kedung Ombo masing masing terdapat Stasiun penelitian di tentukan berdasarkan out
let, inlet, bagian tengah waduk dan areal Karamba Jaring Apung. Waduk Gajah Mungkur
terdapat 4 stasiun yaitu KJA Aquafarm, Inlet sungai Wiroko, Outlet, Tengah dan
tambahan Tengah. Pada Waduk Kedung Ombo terdapat 6 stasiun yaitu KJA Ngasinan,
Tengah, Outlet Boyolayer, KJA Aquafarm, Samudro dan Inlet Serang.
Pemeriksaan kualitas air dilakukan secara insitu dan eksitu di laboratorium dan
dianalisa berdasarkan metode APHA 1986, parameter yang diukur pada (Tabel 1).
Sebagai data dukung lainnya pada kedua waduk diperlukan pemeriksaan pada bidang
perikanan seperti jenis ikan, biologi dan jumlah jenis ikan hasil tangkap dengan
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 12
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

melakukan observasi pada daerah penangkapan dan sentra pendaratan ikan di Sendang
dan Wuryantoro (Waduk Gajah Mungkur) dan pendaratan ikan Ngasinan dan Jurang
Gandul (Waduk Kedung Ombo), selain itu perlu mengetahui jenis plankton, benthos
dan habitat untuk kesuburan perairan, (Tabel 2).

Pengumpulan Data

Dengan cara Insitu:

Pengambilan sampel air dengan alat (water sampler) dengan kedalaman 1m,
3m, 5 m dan dasar yang langsung dikerjakan ditempat seperti suhu dengan menggunakan
Thermometer, Kecerahan menggunakan (piring schidis), DHL (SCT meter), pH
(universal indicator), Karbondioksida (metode Winkler, titrimetri dengan NaOH sebagai
titrant), Oksigen terlarut (O2) dengan (metode Winkler, titrimetri dengan larutan
thiosulfat sebagai titrant), alkalinitas (metode Winkler, titrimetri dengan larutam H 2SO4
sebagai titrant) dan BOD dengan (metode Winklerdengan larutan thiosulfat sebagai
titrant). Hasil pemeriksaan sampel air dan analisa langsung dilokasi penelitian dapat
dikumpulkan dan dicatat tempat dan tanggal. Pengambilan sampel ikan untuk
mengetahui jenis ikan dengan mengukur panjang dan berat ikan secara insitu dari hasil
tangkapan sendiri dan nelayan.

Dengan cara Eksitu:

Pengambilan sampel air dengan alat water sampler dengan kedalaman 1m, 3m,
5 m dan dasar untuk diperikasa dan dianalisa dilaboratorium Balai Riset Perikanan
Perairan Umum serta laboratorium lainnya, terlebih dulu sampel dimasukan dalam
botol sampel dan dilabel berdasarkan lokasi pengambilan. Sampel air tersebut digunakan
untuk mendapatkan data PO4, PO4, TSS, TDS dan Chlorophyle-a. Pengambilan plankton
dengan alat yang sama diatas untuk mengetahui jenis plankton dan zooplankton
diawetkan dengan lugol dimasukan dalam botol sample pankton dan diberi label dicatat
tempat pengambilannya kemudian disimpan cool box untuk diidentifikasi di
laboratorium. Ikan yang belum diketahui jenisnya diawetkan dengan formalin yang
dicairkan 5-10% dimasukan dalam kantong plastic dan diberi label dicatat tempat
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 13
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

penangkapannya dan tanggal kemudian disimpan cool box untuk diidentifikasi di labor
dengan panduan buku Kottelat, at all, 1993 dan Weber and De Beaufort, 1916.
Pengambilan bentos dengan alat eksmandrage kemudian disaring dengan ayakan dan
diawetkan dengan formalin yang telah dicairkan 5-10% dimasukan dalam botol sample
benthos diberi label dicatat tempat pengambilan tanggal kemudian disimpan dalam cool
box dan didentifikasi dilaboratorium.

Analisis Data

A. Pendugaan carrying capacity beban pakan ikan dari KJA .

1. Status trophic level.


Untuk mengetahui status kesuburan perairan waduk (Oligotroph, mesotroph dan
Eutotroph) menggunakan model index- TRIX (Vollenweider et al 1988 dalam Sukimin
2008). Index tersebut diperoleh dari parameter DO, total-N, total-P dan chlorophyle-a,
dengan persamaan sebagai berikut:

 k i n  ( LogM  LogL) 
TRIX     
 n  ( LogU  LogL ) 

Keterangan:
n = Jumlah variabel.
M = Angka variabel
U = Batas atas
L = Batas bawah

2. Daya dukung (carrying capacity) .


Untuk mengetahui daya dukung KJA berdasarkan pendekatan parameter total-
P dari pakan ikan yang lolos di perairan yaitu ( Beveridge 1996 ):
Luas permukaan waduk : : A (m2)

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 14
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Kedalaman rata rata : Z (m)


Volume air waduk : V (m2)
Rata rata total volume yang keluar dari waduk per tahun : Q0 (m3/dt)
Laju pembilasan : p = Q0/ V
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3.

Rata rata konsentrasi P pada hasil penelitian


1. Δ [P] = [P]f – [P]i

2.. Rfish = fraksi total-P dari sediment.

Rfish x1xR

Dimana: 1
R 
 1  0 . 747  0 . 507

X = konstante (0,5)

3. L fish = Beban P dari KJA

P* Z * 
Lfish 
(1 Rfish)
4. TAL (Total Acceptable Loading )= L fish x A.

5. Daya Dukung KJA = TAL/Total Loading

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 15
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

B. Pendugaan strartifikasi Tropogenic Layer.


Pada umumnya pada kedalaman pembacaan S. disk sinar mata hari yang masuk
tinggal 10 %, sedangkan fytoplankton masih dapat berasimilasi sampai level 1 %, maka
pendugaan kedalaman lapisan fotik berdasarkan Smith sebagai berikut:

P s  0 , 495
Sn 
0 ,117
Keterangan:
Sn = Kedalaman lapisan fotik (cm)
Ps = Kedalaman pembacaan Schi Disk (cm).

Pendugaan lapisan epilimnion, termoklin dan hypolimnion dengan cara


mengukur suhu permukaan sampai ke dasar perairan sehingga akan diketahui lapisan
yang suhunya panas dan seragam biasanya ada di permukaan (epilimnion), sedangan
bila terjadi penurunan suhu yang mendadak merupakan lapisan termoklin, sedangkan
lebih ke dalam suhunya relatip lebih dingin dan seragam merupakan lapisan
hypolimnion. Sebagai data dukung lainnya maka diamati pula beberapa parameter
kualitas air seperti : Suhu, Kecerahan, Conductivity (DHL), pH, CO2, alkalinitas, BOD,
TSS, TDS berdasarkan metode APHA 1986 (lihat Tabel 1)

Tabel 1. Parameter dan metode analisis sampel air

Parameter Satuan Metode dan peralatan


0
1. Suhu C Insitu. Termometer

2. Kecerahan cm Insitu. Piring sechi

3. DHL µS/ cm Insitu. SCT meter

3. pH pH unit Insitu. pH universal indicator

4. Karbondioksida mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri


dengan NaOH sebagai titrant

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 16
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

5. Oksigen terlarut mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri


dengan larutan thiosulfat sebagai
titrant.

6. Alkalinitas mg/L Insitu, metode Winkler, titrimetri


dengan larutam H2SO4 sebagai titrant

7. BOD mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetri


dengan larutan thiosulfat sebagai titrant

8. PO4 mg/L Metode Vanadate molibdate,


Spectrophotometric

9. NO3 mg/L Metode Nessler, Spectrophoto metric.

10. TSS mg/L Metode Gravimetri.

11. TDS ppm Gravimetri /TDS-meter

12. Chlorophyle-a

Sumber (Source): APHA 1986

Tabel 2. Parameter pendukung Lainnya

Parameter Uraian Kegiatan Panduan/Metode


Fauna Ikan : Jenis ikan Identifikasi
Biologi (usus ikan) Frequensi kejadian
Hasil Tangkap Jumlah Jenis Ikan
Benthos : Pengambilan sampel Eksmandrage
Plankton : Pengambilan sampel J, KJ, Plankton net
(Individu / cc)

2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian :


Lokasi : Kegiatan dilaksanakan di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur
Wonogiri , Jawa Tengah
Waktu : Bulan Januari sampai Desember 2009 sedangkan bulan Pengamatan dan
survey di bulan Februari, Mei, Juli dan Nopember 2009.
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 17
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

2.3. Bahan dan Alat :


Alat : Water sampler, thermometer, eksmadrage, cool box, GPS, timbangan, alat
tangkap, Perahu dll.
Bahan : Peta, data skunder, cool box, sample ikan, bahan kimia, kantong plastic,
Pelampung , camera dll.

BAB. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas air.
Berdasarkan pemeriksaan fisika kimia perairan di waduk Gajah Mungkur dan
Kedung Ombo didapatkan bahwa kandungan total alkalinitasnya tergolong tinggi
(Grafik 1). Hal ini disebabkan karena kedua waduk ini dikelilingi oleh daerah perbukitan
kapur sehingga menyebabkan nilai pH juga tinggi.

Februari Mei Agustus

Kedalaman: -Permukaan
-1 meter
- 3 meter
- Dasar
Grafik 1. Total Alkalinitas Waduk Wonogiri 2009

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 18
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Status Trophic Level.


Berdasarkan dari data parameter DO saturasi , total-N, total-P dan chlorophyle-a,
yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan TRIX- INDEX maka dididapatkan nilai
Trix- Index secara umum di waduk Gajah Mungkur dan Waduk Kedung Ombo masing-
masing adalah 5,2 dan 5,45 (perairan yang eutroph). Menurut Vollenweider et al 1988
dalam EEA 2001) menyatakan bahwa perairan oligotroph, mesotroph dan eutroph
masing - masing mempunyai Trix-Index 0-2, 2-4 dan 4- 6. Penumpukan bahan organik
didasar perairan sangat membahayakan bagi perikanan. Bila terjadi hujan yang terus
menerus maka lapisan permukaan air akan turun dan lapisan bagian bawah akan naik
(Up-Welling), sehingga sisa - sisa pembusukan dari bahan organik tersebut akan naik ke
atas dan dapat menyebabkan kematian ikan dipermukaan terutama ikan dalam keramba
karena terkurung dan tidak dapat menyelamatkan diri (Krismono 2003). Peristiwa ini
terjadi karena adanya perbedaan suhu permukaan perairan dengan dasar, dimana suhu di
permukaan lebih rendah dibandingkan suhu dasar perairan. Dari gambar terlihat bahwa
di stasiun KJA Ngasinan dapat memungkinkan terjadinya Up-Welling karena suhu air di
permukaan lebih rendah dibandingkan suhu air di dasar perairan.

SUHU (oC)

28 29 30 31 32
KJA AQUAFARM

INLET S.SERANG

1
KEDALAMAN (m)

2
INLET SAMUDRO

TENGAH

Kedalaman:
-Permukaan 4

- 1 meter
KJA NGASINAN

OUTLET BOYOLAYAR

- 3 meter 5
- Dasar
6

Grafik 2. Suhu Air Waduk Kedung Ombo di beberapa kedalaman

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 19
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Pada Grafik 3, terlihat pada stasiun Inlet Samudro bulan Februari konsentrasi
total nitrogen cenderung meningkat, berbeda di stasiun lain dimana konsentrasi
nitrogennya semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman. Sedangkan pada bulan
Mei konsentrasi total nitrogen tertinggi yaitu di stasiun KJA Aquafarm pada kedalaman
tiga meter. Tingginya kandungan total nitrogen di stasiun KJA Aquafarm ini disebabkan
karen a adanya pakan ikan yang lolos di perairan sebagai sumber N, selain karena masih
adanya cahaya matahari yng memungkinkan terjadinya proses fotosintesis yang
menghasilkan oksigen. Oksigen terlarut di perairan dapat meningkatkan kadar nitrogen
melalui reaksi kimia yang menyertainya.

Kedalaman:
-Permukaan
- 1 meter
- 3 meter
- Dasar

Grafik 3. Total Netrogen Waduk Wonogiri Februari dan Mei 2009

Pada Grafik 4, Total Phospor tertinggi di waduk Kedung Ombo yaitu di stasiun

Inlet Samudro. Hal ini disebabkan karena stasiun ini merupakan daerah pertanian dan

perkebunan. Selain itu sumber phospor juga berasal daerah sekitar bukit berkapur yang

berada disekeliling waduk dan limbah rumah tangga masyarakat setempat.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 20
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Kedalaman:
-Permukaan
- 1 meter
- 3 meter
- Dasar

Bulan Februari Bulan Mei

Grafik 4. Total Phospor Waduk Kedung Ombo

Pada Grafik 5, terlihat grafik pada bulan Februari dan Mei pada lengkungan

KJA Aquafarm terlihat sangat tinggi clorophilnya sebaliknya pada KJA masyarakat/

petani ikan terlihat lengkungannya grafik berbalik dengan KJA Aquafarm. Hal ini dapat

terjadi karena banyak lolosnya unsur hara dari pakan ikan sehingga tumbuh clorofil

lebih tinggi pada karamba milik PT Aquafarm dibanding dengan karamba yang

diusahakan oleh nelayan atau masyarakat sendiri, yang memberi pakan ikan terbatas

sesuai ukurannya yang dikehendaki. Jumlah pakan selama tahun 2009 selama

pemeliharaan ikan di Waduk Gajah Mungkur pada KJA Aquafarm 7.392 ton/tahun

sedangkan di waduk Kedung Ombo 3.696 ton/tahun.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 21
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Kedalaman:
-Permukaan
- 1 meter
- 3 meter
- Dasar

Grafik 5. Klorofil-a di Waduk Kedung Ombo Februari dan Mei 2009

Kedalaman:
-Permukaan
- 1 meter
- 3 meter
- Dasar

Grafik 6. Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Bulan Februari dan Mei 2009

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 22
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

28 28.5 29 29.5 30 30.5


Suhu Air (oC)

0 1 2 3 4 5 6
Kedalam an (m )

Kedalaman : - Permukaan, 3 meter, 5 meter

Grafik 7. Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Mei 2009


Stasiun Ngasinan

Pada gambar Grafik 6 dan 7, suhu air pada bulan Mei 2009 di stasiun Ngasinan

terjadi pada permukaan suhu air 29,2 0 C, pada kedalaman 3 meter suhu berkisar 30 0 C
0
dan pada kedalaman 5 meter suhu juga mencapai 30 C (Grafik 7). Data ini diambil

setelah terjadi hujan dilokasi penelitian sehari sebelumnya dimana banyak ikan yang

mati. Saat terjadi hujan bisa terjadi berat jenis air hujan lebih berat dari air waduk

sehingga dapat masuk kedasar waduk, sebaliknya endapan penumpukan bahan organic

bercampur kotoran yang terdapat didasar waduk naik keatas yang dikenal dengan up-

welling yang biasa mematikan ikan. Suhu air permukaan lebih rendah (dingin)

dibandingkan dengan suhu air didasar perairan waduk, kondisi ini biasa terjadi pada

perairan waduk yang dalam dan terjadi di waduk Kedung Ombo setiap dua kali dalam

satu tahun.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 23
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Stratifikasi Tropogenic Layer

Perairan waduk Gajah Mungkur mempunyai kedalaman antara 3,5-18 m


sedangkan waduk Kedung Ombo mempunyai kedalaman berkisar dari 5,8-36 meter.
Untuk merngetahui lapisan fotik dan afotik berikut kesuburan waduk dimana terjadinya
potosintesa dalam perairan sehingga dapat menjadikan kesuburan bagi perairan waduk,
dapat dihitung pendugaan kedalaman lapisan fotik menggunakan persamaan Smith dan
hasil pada (Tabel 3). Dapat diketahui bahan organik terutama dari sisa budidaya ikan
akan mengendap didasar waduk, sehingga walaupun kualitas air permukaan baik namun
kualitas air didasar waduk pada umumnya jelek, apalagi lapisan bawah tidak terkena
sinar matahari sehingga tidak akan terjadi proses fotosintesa.

Tabel 3. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo
1. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkur
Stasiun Kecerahan Kedalaman Fotik A Fotik
(Schi disk) Air Waduk (m) (m)
(cm) (m)
Sendang KJA 101 13,4 8,67 4,73
Aquafarm
Inlet Wiroko 87 7,3 7,48 0
Outlet (PLTA) 82 8 7,05 1
Tengah 53 13,6 4,57 9,03
2. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Kedung Ombo
Kecerahan Kedalaman Fotik A Fotik
Stasiun (Schi disk) Air Waduk (m) (m)
(cm) (m)
Inlet Serang 75 5,8 6,45 0

Tengah 80 18,6 6,88 11,72


Outlet 87 31,5 7,48 24,02
Boyolayar
KJA Aquafarm 122 32,92 10,47 22,45
Inlet Samudro 120 8,5 10,30 0
Ngasinan 90 25, 3 7,73 17,57

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 24
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lapisan Fotik merupakan lapisan dimana cahaya matahari masih tembus


sehingga proses fotosintesis masih terjadi. Karena itu pada lapisan ini masih banyak
oksigen terlarut yang dapat dimanfaatkan oleh biota yang terdapat di dalamnya. Lapisan
afotik merupakan lapisan dengan kadar oksigen rendah yang masih tembus cahaya
matahari tetapi dalam jumlah sedikit hingga tidak ada. Oleh karena itu pada lapisan ini
proses fotosintesis tidak terjadi dan banyak terdapat bahan-bahan beracun didasar
perairannya.
Pada Tabel 3, Pada bulan Februari terlihat di waduk Gajah Mungkur di stasiun
Sendang berdasarkan kecerahan dengan alat schi disk sinar matahari dapat masuk
kedalam air mencapai 101 cm akan tetapi berdasarkan perhitungan formula Smith
lapisan fotik mencapai 8,67 m dengan ciri airnya jernih sehingga banyak terjadi proses
sintesa terhadap biota yang ada didalam waduk. Sedangkan lapisan afotik sedalam 4,73
meter artinya sinar matahari tidak dapat tembus jauh kedalam lagi sehingga tidak terjadi
proses fotosintesa. Pada waduk Kedung Ombo di bulan Mei pada stasiun KJA Aquafarm
bila di lihat dari kecerahan 122 cm, fotiknya 10,47 m sedangkan kedalaman air pada
stasiun tersebut 32,92 m dan afotiknya 22,45 m, hal ini biasa terjadi pada waduk yang
dalam dimana airnya jernih dan sinar matahari dapat menembus kedalam air lebih jauh
lagi. Sebaliknya Diwaduk Gajah Mungkur pada stasiun Inlet Wiroko kecerahan 87 cm
kedalaman air 7,3 m dan nilai fotik 7,48 m dengan afotiknya adalah 0 (nol) artinya sinar
matahari tembus kedasar air hal ini dapat terjadi pada waduk yang airnya jernih dan
dangkal. Di Waduk Kedung Ombo pada stasiun Inlet Serang kecerahan 75 cm
kedalaman air 5,8 m dan fotik 6,45 m dengan afotiknya adalah 0 (nol) artinya sinar
matahari dapat tembus kedasar air dikarenakan pada stasiun ini kedalaman air yang
dangkal.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 25
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

FAUNA IKAN

Jenis ikan, Biologi dan Jumlah Jenis Ikan Tertangkap


Hasil Penelitian

Selama pengamatan di lapangan diperoleh 22 jenis ikan yang terdiri dari 20 jenis
ikan di waduk Gajah Mungkur dan 15 jenis ikan di waduk Kedung Ombo (Tabel.4).
Menurut Purnomo (2000) bahwa di waduk Gajah Mungkur Wonogiri terdapat 15 jenis
ikan. Utomo et al, 2006 melaporkan bahwa jenis ikan asli yang masih sering ditemukan
di waduk Gajah Mungkur yaitu sogo (Mystus nemurus), lukas (Dangila cuvieri), nilem
(Osteochilus hasselti) dan beberapa jenis ikan asli yang kadang-kadang masih
didapatkan yaitu betutu (Oxyeleotris marmorata), gabus (Channa striata), karper lumut
(Osteochilus schlegeli), keprek merah (Barbodes sp). Jumlah jenis ikan yang
tertangkap di waduk Kedung Ombo sebanyak 9 jenis yaitu nila, tawes, mujair, mas,
gabus, lalawak, genggehek, wader dan lele (Anonim, 1992).

Tabel 4. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap Di Waduk Gajah Mungkur dan Waduk
Kedung Ombo Jawa Tengah.
Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah Familia Gajah Kedung
Mungkur Ombo
1 Bader Barbodes gonionatus Cyprinidae * *
2 Betutu Oxyeleotris Eleotrididae ** -
marmorata
3 Jambal siam Pangasius Pangasiidae * -
hypophthalmus
4 Karper lumut Osteochilus schlegeli Cyprinidae * *
5 Keprek abang Barbodes balleroides Cyprinidae * *
6 Kutuk Channa striata Channidae * *
7 Lukas Labiobarbus Cyprinidae * *
leptocheilus
8 Nila Oreochromis nilotica Cichlidae ** *
9 Nilem Osteochilus hasselti Cyprinidae * -
10 Palung Hampala Cyprinidae * -
macrolepidota

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 26
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

11 Sogo Mystus nemurus Bagridae * *


12 Tawes Barbodes gonionotus Cyprinidae ** *
13 Wader Rasbora argyrotaenia Cyprinidae ** *
14 Wader Rasbora lateristriata Cyprinidae ** -
15 Sili/cucut Macrognatus Mastacembelidae * *
aculeatus
16 Red devil Amphilopus sp Cichlidae - **
17 Golsom Aequidens sp Cichlidae - *
18 Gurameh Osphronemus goramy Osphronemidae * *
19 Lele Clarias batrachus Cichlidae ** **
20 Mujair Oreochromis Cichlidae ** **
mosambicus
21 Sepat siam Trichogasterpectoralis Belontiidae ** **
Keterangan: * (sedikit)
** (banyak)
- (tidak dijumpai)

Pola kebiasaan makan ikan bisa dilihat pada Tabel 5. Beberapa jenis ikan yang
termasuk kelompok herbivora yaitu pemakan mikro organisme, detritus, mikro alga,
lumut dan potongan tumbuhan antara lain ikan bader, ikan karper lumut, ikan keprek
abang, lukas, nila, nilem, tawes. Usus ikan yang termasuk kelompok herbivora panjang
ususnya jauh lebih panjang dari pada ukuran tubuhnya. Menurut Kottelat et al, 1993
bahwa cara menentukan jenis makanan yang dimakan oleh ikan selain dari kebiasaan
makannya dapat juga diketahui dengan melakukan pengamatan panjang usus dan
hubungannya dengan panjang tubuh ikan. Beberapa jenis ikan antara lain ikan betutu,
kutuk, palung, sogo, sili, red devil dan golsom yang termasuk kelompok karnivora yaitu
pakan alaminya berupa potongan ikan, potongan udang dan serangga air. Sedangkan ikan
jambal siam, wader termasuk kelompok omnivora dengan pakan alaminya mikro algae,
detritus, potongan ikan. Pakan ikan di beberapa waduk di Indonesia pada umumnya tidak
jauh berbeda (Tjahjo, 1991).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 27
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 5. Pola Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan di waduk Gajah Mungkur dan
Kedung Ombo
No Jenis ikan Jenis makanan
1 Bader (Barbodes gonionotus) Detritus, mikro alga, potongan tumbuhan
2 Betutu (Oxyeleotris marmorata) Ikan, udang, serangga air, detritus
3 Jambal siam (Pangasius hypophthalmus) Ikan, serasah, detritus
4 Karper lumut(Osteochilus schlegeli) Mikro alga, potongan tumbuhan, mikro
organisme
5 Keprek abang (Mystacoleucus marginatus) Plankton, perifiton, detritus
6 Kutuk (Channa striata) Potongan ikan
7 Lukas (Labiobarbus leptocheilus) Plankton, perifiton
8 Nila (Oreochromis nilotica) Tumbuhan air, mikro alga, plankton
9 Nilem (Osteochilus hasselti) Mikro alga, mikro organisme, serangga
air
10 Palung (Hampala macrolepidota) Ikan, udang, insekta air, larva insekta
11 Sogo (Mystus nemurus) Ikan, udang, larva insekta
12 Tawes (Barbodes gonionotus) Detritus, mikro alga, lumut, plankton
13 Wader (Rasbora argirotaenia) Mikro alga, lumut, detritus
14 Wader (Rasbora lateristriata) Detritus, mikro alga
15 Sili (Macrognatus aculeatus) Ikan, detritus
16 Red devil (Amphilopus sp) Ikan, udang
17 Golsom (Aequidens sp) Ikan
18 Gurameh (Osphronemus goramy)
19 Lele (Clarias batrachus)
20 Mujair (Oreochromis mo sambicus)
21 Sepat siam (Trichogaster pectoralis)

Berdasarkan macam makanan yang dimakan oleh ikan maka dapat dibedakan
adanya ikan-ikan herbivora, karnivora, ikan pemakan segala (omnivora) (Tabel. 6).
Pengetahuan tentang makanan suatu jenis ikan sangat berguna untuk pengembangan
jenis ikan terutama ikan-ikan ekonomis penting agar dapat diambil langkah-langkah
selanjutnya untuk mendukung pembudidayaannya.
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 28
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 6. Pola Kebiasaan Makan Ikan di Waduk Gajah Mungkur dan Waduk Kedung
Ombo
Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah Gajah Kedung
Mungkur Ombo
1 Bader Barbodes gonionatus Herbivora Herbivora
2 Betutu Oxyeleotris marmorata Karnivora Karnivora
3 Jambal siam Pangasius Omnivora Omnivora
hypophthalmus
4 Karper lumut Osteochilus schlegeli Herbivora Herbivora
5 Keprek abang Barbodes balleroides Herbivora Herbivora
6 Kutuk Channa striata Karnivora Karnivora
7 Lukas Labiobarbus leptocheilus Herbivora Herbivora
8 Nila Oreochromis nilotica Herbivora Herbivora
9 Nilem Osteochilus hasselti Herbivora Herbivora
10 Palung Hampala macrolepidota Karnivora Karnivora
11 Sogo Mystus nemurus Karnivora Karnivora
12 Tawes Barbodes gonionotus Herbivora Herbivora
13 Wader Rasbora argyrotaenia Omnivora Omnivora
14 Wader Rasbora lateristriata Omnivora Omnivora
15 Wader bang Puntius strigatus Karnivora Karnivora
16 Sili/cucut Macrognatus aculeatus - Karnivora
17 Red devil Amphilopus sp - Karnivora
18 Golsom Aequidens sp Herbivora -
19 Gurameh Osphronemus goramy Karnivora -
20 Mujair Oreochromis Omnivora Omnivora
mosambicus
21 Sepat siam Trichogasterpectoralis Herbivora Herbivora

Tingkat Kematangan Gonad ikan diperoleh dari ikan jambal siam (Pangasius
hypophthalmus) di waduk Gajah Mungkur yaitu berkisar antara tingkat II-III, sedangkan
di waduk Kedung Ombo belum didapat ikan yang ada TKG .(Tabel 7).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 29
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 7. Tingkat Kematangan Gonad Ikan di Waduk Gajah Mungkur dan Waduk
Kedung Ombo
No Jenis Panjang Berat (gram) TKG Keterangan
(cm)
1 Jambal siam 58 1800 II Betina
2 Jambal siam 50 1500 II Betina
3 Jambal siam 51 1550 - Jantan
4 Jambal siam 57 1650 - Jantan
5 Jambal siam 53 1600 - Jantan
6 Jambal siam 56 1700 - Jantan
7 Jambal siam 45 1200 II Betina
8 Jambal siam 40,8 1100 - Jantan
9 Jambal siam 62,1 3450 II / III Betina
10 Jambal siam 52,4 2655 - Jantan
11 Jambal siam 58,2 3150 II Betina

Plankton
Cara kerja

Sampel plankton diambil dengan menggunakan water sampler dan disaring


dengan plankton net. Sampel diambil pada kedalaman 1 m, 3 m dan 5 m tergantung
kedalaman tiap stasiun. Sampel yang tersaring diawetkan dengan lugol dan dianalisa di
laboratorium dengan menggunakan Sedgewick rafter. Analisa data plankton meliputi
perhitungan kelimpahan relatif (KR), keanekaragaman (H’) dan keseragaman (e).
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan menggunakan beberapa
pendekatan yaitu antara lain :
1. Kelimpahan Relatif (KR)
Kelimpahan relatif (KR) adalah perbandingan antara kelimpahan individu tiap jenis
dengan keseluruhan individu yang tertangkap dalam suatu komunitas (Odum, 1971).
ni
KR = 100 %
N
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 30
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

KR = Kelimpahan relatif
Ni = jumlah individu dari jenis ke-i
N = jumlah individu total

2. Indeks Keanekaragaman (H’)


Indeks keanekaragaman adalah indeks yang menunjukkan tingkat keanekaragaman
jenis organisme yang ada dalam suatu komunitas (Odum, 1971).
s
H’ =   pi ln pi
n 1

H’ = Indeks keanekaragaman
S = jumlah makrozoobentos
ni
pi =
N
ni = jumlah individu dari jenis ke-i
N = jumlah total individu

3. Indeks keseragaman (e)


Indeks kemerataan jenis adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemerataan
individu tiap spesies didalam suatu komunitas (Odum, 1971).
H'
e =
ln S
e = indeks kemerataan jenis
H’ = Indeks keanekaragaman
S = jumlah jenis makrozoobentos

Makrozoobentos
Makrozoobentos diambil dengan menggunakan Ekman grab pada tiap stasiun.
Sampel kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin. Sampel yang telah
diawetkan selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk disortir dari sedimen dan
serasah dan selanjutnya di identifikasi.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 31
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Hasil Penelitian

Plankton
Waduk Gajahmungkur

Tabel 8. Kelimpahan Individu Plankton Waduk Gajah Mungkur berdasarkan per kedalaman
Kelimpahan Individu (ind/L)
Stasiun
Jenis Inlet Tengah KJA Aquafarm Outlet
No
3
1m 3m 1m 3m 1m 3m 1m
m
FITOPLANKTON
1 Amphora sp - - - - 42 - - -
2 Anabaena sp - - 42 - 125 114 - -
3 Ankistrodesmus sp - - 42 - - - - -
4 Chroococcus sp 1.083 8.523 3.417 6 958 5.682 625 -
5 Closterium sp - 227 42 - 167 - 167 -
6 Coconeis sp - - - - 42 - - -
7 Cosmarium sp 125 - 125 - - 568 - -
8 Cyclops sp - 455 - - - - - -
9 Cymbella sp - 114 - - - - - -
10 Merismopedia sp - 455 1.625 16 1.167 2.159 333 -
11 Microcystis sp 1.000 2.386 - 84 750 227 125 -
12 Mougeotia sp 42 - - - 167 - - -
13 Navicula sp 250 455 958 3 125 1.136 - -
14 Nitzschia sp 250 - - - 833 125 -
15 Pediastrum sp 208 1.932 42 72 167 568 292 -
16 Peridinium sp - - 256 - - - -
17 Phacus sp - 341 - - - - - -
18 Pinularia sp - - - - 114 - -
19 Staurastrum sp 500 3.523 917 178 1.333 2.727 833 -
20 Synedra sp 66.458 50.909 43.958 1.641 85.208 72.727 26.250 -
21 Trachelomonas sp - 227 - - - - - -
22 Ulotrix sp - 1.023 - 3 - 227 42 -
ZOOPLANKTON
1 Ceratium sp - - - 6 - - - -
2 Cyclops sp - - - 44 - 144 42 -
3 Difflugia sp 83 - - -
4 Keratella sp - 114 - - - - - -
5 Phacus sp - - - - 375 - - -
6 Trachelomonas sp 42 - - 6 125 114 125 -
7 Trichocerca sp - - - - 42 - - -
Jumlah Total 69.958 70.684 51.168 2.315 91.709 86.507 28.959 0

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 32
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 9. Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR) Plankton Waduk
Gajah Mungkur per stasiun

Stasiun
Inlet Tengah KJA Aquafarm Outlet
No Jenis
KI KI KI KI
KR(%) KR(%) KR(%) KR(%)
(ind/L) (ind/L) (ind/L) (ind/L)
FITOPLANKTON
1 Amphora sp - - - - 42 0,02 - -
2 Anabaena sp - - 42 0,08 239 0,13 - -
3 Ankistrodesmus sp - - 42 0,08 - - - -
4 Chroococcus sp 9.606 6,83 3.423 6,40 12.322 6,70 625 2,16
5 Closterium sp 227 0,16 42 0,08 167 0,09 167 0,58
6 Coconeis sp - - - - 42 0,02 - -
7 Cosmarium sp 125 0,09 125 0,23 568 0,31 - -
8 Cyclops sp 455 0,32 - - - - - -
9 Cymbella sp 114 0,08 - - - - - -
10 Merismopedia sp 455 0,32 1.641 3,07 3.326 1,81 333 1,15
11 Microcystis sp 3.386 2,41 84 0,16 977 0,53 125 0,43
12 Mougeotia sp 42 0,03 - - 167 0,09 - -
13 Navicula sp 705 0,50 961 1,80 1.261 0,69 - -
14 Nitzschia sp 250 0,18 - - 833 0,45 125 0,43
15 Pediastrum sp 2.140 1,52 114 0,21 735 0,40 292 1,01
16 Peridinium sp - - 256 0,48 - - - -
17 Phacus sp 341 0,24 - - - - - -
18 Pinularia sp - - - 114 0,06 - -
19 Staurastrum sp 4.023 2,86 1.095 2,05 4.060 2,21 833 2,88
20 Synedra sp 117.367 83,45 45.599 85,26 157.935 85,88 26.250 90,65
21 Trachelomonas sp 227 0,16 - - - - -
22 Ulotrix sp 1.023 0,73 3 0,01 227 0,12 42 0,15
ZOOPLANKTON - - - -
1 Ceratium sp - - 6 0,01 - - - -
2 Cyclops sp - - 44 0,08 144 0,08 42 0,15
3 Difflugia sp - - 83 0,05 - -
4 Keratella sp 114 0,08 - - - - - -
5 Phacus sp - - - - 375 0,20 - -
6 Trachelomonas sp 42 0,03 6 0,01 239 0,13 125 0,43
7 Trichocerca sp - - - - 42 0,02 - -
Jumlah Total 140.642 100 53.483 100 183.898 100 28.959 100

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 33
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 10. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e) Plankton Waduk Gajah
Mungkur
Stasiun H' e
Permukaan 0,29 0,12
Inlet 0,76 0,26
3 meter 1,10 0,42
Permukaan 0,61 0,26
Tengah 0,66 0,24
3 meter 1,09 0,44
Permukaan 0,25 0,09
KJA Aquafarm 0,59 0,19
3 meter 0,51 0,20
Outlet Permukaan 0,49 0,49 0,20 0,20

Tabel 11. Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR) Plankton Waduk
Kedung Ombo per stasiun
No Jenis Inlet Inlet Tengah KJA KJA Outlet
Serang Samodro Aquafarm Ngasinan Boyolayar
KI KI KI KI (ind/L) KI KI
(ind/L) (ind/L) (ind/L) (ind/L) (ind/L)
FITOPLANKTON
1 Ankistrodesmus sp - - - 42 - -
2 Ceratium sp - - 682 - - -
3 Chroococcus sp 10.214 - 6.029 4.352 3.265 6.428
4 Closterium sp 568 - 341 - 341 228
5 Coconeis sp 227 - - - 83 -
6 Coscinodiscus sp 117 83 - - - -
7 Cosmarium sp 3.767 83 4.773 2.773 3.038 1.738
8 Cyclotella sp 3 - - - 114 -
9 Cymbella sp 3 42 - - - 228
10 Fragillaria sp - - - - 114 125
11 Merismopedia sp 795 - 471 572 683 239
12 Microcystis sp 17.572 42 3.607 3.685 3.269 7.333
13 Navicula sp 117 125 457 651 879 1.560
14 Nitzschia sp 1.932 - - - - 352
15 Oscillatoria sp - - - - - -
16 Pediastrum sp 1.966 667 2.458 1.469 9.193 2.284
17 Peridinium sp - - 4.347 - 7.841 -
18 Scenedesmus sp 133 - - - - -
19 Staurastrum sp 10.976 250 19.042 9.042 13.787 11.758
20 Surirella sp - 42 - - - -
21 Synedra sp 267.656 50.833 190.618 267.455 250.511 315.777
22 Trachelomonas sp - - - - 114 -
23 Ulotrix sp 1.746 - 571 - 909 1.242
ZOOPLANKTON - - -
1 Brachionus sp - 125 - - - -
2 Ceratium sp 5.034 1.208 233 1.364 12.273 341
3 Cyclops sp 801 167 385 - 1.985 1.035

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 34
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

4 Difflugia sp - - - - - -
5 Keratella sp - - - - - -
6 Monostyla sp 16 - - 341 - -
7 Nauplius sp - - - 114 227 125
8 Notholca sp - - - - 83 -
9 Peridinium sp 3.052 625 3.523 5.000 5.508 6.625
10 Phacus sp 568 - - 1.060 114 568
11 Trachelomonas sp 1.269 208 688 424 1.364 538
12 Trichocerca sp 117 - - - -
Jumlah Total 328.649 54.500 238.225 298.344 315.695 358.524

Tabel 12. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e) Plankton Waduk Kedung
Ombo

Stasiun H' e
Permukaan 0,91 0,31
Inlet S. Serang 0,88 0,26
3 meter 0,88 0,29
Inlet Samodro Permukaan 0,38 0,38 0,14 0,14
Permukaan 1,09 0,44
Tengah 3 meter 0,56 0,90 0,22 0,32
5 meter 1,13 0,44
Permukaan 0,51 0,17
KJA Aquafarm 0,60 0,19
3 meter 0,63 0,23
Permukaan 1,01 0,38
Kja Ngasinan 3 meter 0,88 0,98 0,33 0,31
5 meter 0,91 0,33
Permukaan 0,48 0,18
Outlet Boyolayar 3 meter 0,42 0,62 0,16 0,21
5 meter 1,18 0,45

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 35
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Karamba Jaring Apung

Jumlah Keramba Di Waduk

Dari pengamatan langsung di lapangan maupun wawancara dengan dengan


petani keramba di kedua Waduk diketahui bahwa jumlah seluruh keramba jaring apung
(KJA) yang terdapat di Waduk Gajah Mungkur (WGM) adalah sebanyak 1054 keramba,
sedangkan di Waduk Kedung Ombo berjumlah 1506 keramba (Tabel 13). Penyebaran
lokasi keramba di Waduk Gajah Mungkur (WGM) hanya terdapat pada bagian tengah
waduk yaitu di Desa Cakaran / Sendang Kec.Wonogiri dan Desa Ndawe / Gumiwang di
Kec. Wuriantoro (Tabel 14) keduanya di Kabupaten Wonogiri. Sedangkan di Waduk
Kedung Ombo (WKO) pemasangan keramba lebih menyebar di berbagai lokasi yaitu di
Desa Bulu Kec. Kemusu Kabupaten Boyolali dan Desa Ngasinan, Jurang Gandul dan
Desa Boyo Layar di Kec. Sumber Lawang Kabupaten Sragen (Tabel 15).
Pemilik keramba di Waduk Gajah Mungkur yaitu PT. Aquafarm dan
masyarakat setempat yang berada di dua Kecamatan yaitu Kec.Wonogiri dan
Kec.Wuriantoro Kabupaten Wonogiri PT Aquafarm dengan pemodal asing dari Negara
Swiss. Sedangkan di Waduk Kedung Ombo, selain masyarakat setempat dan PT
Aquafarm, ada juga pelilik keramba yang berasal dari luar daerah yaitu dari Waduk
Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat.

Tabel 13. Jumlah keramba, jenis ikan dan kepemilikan keramba jaring apung
(KJA) di Kedua waduk di Jawa tengah.

Pemilik dan jumlah keramba


Nama waduk/jenis ikan
Masyarakat PT Aquafarm Jumlah Keramba
(buah) (buah) (buah)
Waduk Gajah Mungkur
(WGM)
- Ikan nila 574 480 1054
Waduk Kedung Ombo
(WKO)
- Ikan nila 1066 240
- Ikan mas 200 - 1506

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 36
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 14. Data Keramba Jaring Apung di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten
Wonogiri Tahun 2009.

No. Pemilik (nama) Jumlah KJA Ukuran KJA Jenis ikan Status pemilik / lokasi
(unit) (m)
1. Suloso 6 6x6 nila merah Petani/Cakaran, Sendang
Kec.Wonogiri
2. Angga 53 6x6 = 29 nila merah sama
7x7 = 20
5x5 = 4
3. Widagdo 50 6x6 nila merah Sama
4. Sutrisno 30 6x6 = 14 nila merah Sama
5x5 = 14
5. Yatino 15 4x4 nila merah Sama
6. Agus 1. 18 6x6 nila merah Sama
7. Yandi 13 6 x6 nila merah Sama
8. Wondo 39 5 x5 nila = 30 Sama
jambal = 9
9. Edy 1 6 6x6 nila merah Sama
10. Ari 24 6x6 nila merah Sama
11. Gianto 8 6x6 nila merah Sama
12. Bumo 60 5,5x,5,5 =48 nila merah Petani/pengusaha
6 x 6 = 12 Cakaran, Sendang
13. Bowo 14 6 x 6 = 12 nila merah Petani/Cakaran
4x4=2
14. Sukamno 10 5x5 nila merah Sama
15. Fendi 6 6x6 nila merah Sama
16. Suim 6 6x6 nila merah Sama
17. Iswanto 10 6x6 nila merah Sama
18. Agus 2. 6 6x6 nila merah Sama
19. Bagong 18 6x6 = 12 nila merah Sama
5x5 = 6
20. Agus Kusmar 8 4x4 nila merah Sama
21. Putra/Iwan 18 5x5 nila merah Sama
22. Suradi 4 6x6 nila merah Petani/Cakaran Jauh
23. Wawan 10 6x6 nila merah Sama
24. Bendo 10 6x6 nila merah Sama
25. Heri 12 6x6 nila merah Sama
26. Chandra 12 7x7 nila merah Pengusaha keturunan
Ndawe/Gumiwang/Jatisari
Kec Wuriantoro
27. Nardi 8 6x6 nila merah Petani / sama
28. Pono 6 6x6 nila merah Sama
29. Mulyoko 14 6x6 nila merah Sama
30. Edy 2 8 6x6 nila merah Sama
31. Eko 8 6x6 nila merah Sama
32. Siswanto 14 6x6 nila merah Sama
33. Suprapto 24 6x6 nila merah Sama
34. Ari 12 5x5 nila merah Sama
35. Suwarno 14 6x6 nila merah Sama
36. PT. Aquafarm 480 6x6 nila merah Swasta, pemodal Asing dari
Swiss / sama
Jumlah ∑ = 1.054

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 37
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 15. Data Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo Kabupaten
Boyolali dan Kabupaten Sragen Jawa Tengah 2009.

No. Nama pemilik Jumlah Ukuran KJA Jenis ikan Status pemilik / Lokasi
KJA (m)
(unit)
1. Sarwoto 35 7x7 nila merah= 26 Petani / Ngasinan
mas = 9 Kec. Sumber Lawang
Kab.Sragen
2. Paryoto 38 6 x 12 = 2 nila merah= 30 Sama
7x7=6 mas = 8
3. Sunarto 10 7x7 nila merah= 4 Sama
mas = 6
4. Taryono 17 7x7 nila merah= 14 Sama
mas = 3
5. Hartun 16 7x7 nila merah Sama
6. Nanang 21 7x7 nila merah Sama
7. Teha 28 8x8 nila merah Sama
8. Teha cs 32 8x8 nila merah Sama
9. Teha cs 16 8x8 nila merah Sama
10. Teha cs 24 8x8 nila merah Sama
11. Teha cs 20 8x8 nila merah Sama
12. Teha cs 28 8x8 nila merah Sama
13. Teha cs 38 8x8 nila merah Sama
14. Teha cs 25 8x8 nila merah Sama
15. Teha cs 44 8x8 nila merah Sama
16. Suyono 180 7x7 nila merah=156 PT.Mitra Usaha /
mas = 24 Jurang Gandul, Sumber
Lawang Sragen
17. Bambang 1. 14 7x7 nila merah Petani / sama
18. Bambang cs 26 7x7 nila merah Sama
19. Bambang cs 28 7x7 nila merah Sama
20. Bambang cs 12 7x7 nila merah Sama
21. Cholis 10 7x7 nila merah Sama
22. Anto 58 7x7 nila merah= 54 Sama
mas = 4
23. Sulardi 25 7x7 nila merah Sama
24. Bambang 2. 32 6x6 nila merah Sama
25. Bambang 2 cs 14 6x6 nila merah Sama
26. Warsono 12 6x6 nila merah Sama
27. Sumadi 44 7x7 nila merah= 26 Sama
mas = 18
28. Tarso 28 7x7 nila merah= 26 Sama
mas = 2

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 38
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

29. Nyoto Winarno 8 6x6 nila merah= 2 Petani /Desa Bulu Kec.
mas = 6 Kemusu Kab. Boyolali
30. Nugroho.W 6 7x7=2 nila merah=2 Sama
6x6=4 mas = 4
31. Budi Suswanto 10 7x7 nila merah= 4 Sama
mas = 6
32. Doni Rohimin 18 7 x7=12 nila merah= 6 Sama
6x6= 6 mas = 12
33. Yani 12 7x7 = 6 nila merah= 6 Sama
6x6= 6 mas = 6
34. Kardio 10 6x6 nila merah Sama
35. Mulyono 12 6x6 nila merah Sama
36. Farid 24 6x6 nila merah= 4 Sama
mas = 20
37. Parmo 4 6x6 nila merah Sama
38. Salim 6 6x6 nila merah Sama
39. Yatmi 5 6x6 nila merah Sama
40. Sulistiadi 8 6x6 nila merah Sama
41. Jono 4 6x6 nila merah Sama
42. Mr X (orang 8 6x6 nila merah= 4 Peg Dinas Perikanan/
Dinas periknn) mas = 4 sama
43. Erna 3 6x6 nila merah Sama
44. Darwis 80 7x7 nila merah= 30 Pengusahadari Jatiluhur /
mas = 50 sama
45. Rismanto 20 7x7 nila merah Petani / sama
46. Widodo 10 6x6 nila merah Sama
47. Tri 20 6x6 nila merah Sama
48. Suparjo 15 6x6 nila merah Sama
49. Gunanto 22 7x7 nila merah Sama
50. Mucklis 24 7x7 nila merah Sama
51. Mucklis cs 30 6x6 nila merah Sama
52. Mucklis cs 32 6x6 nila merah Sama
53. PT.Aquafarm 240 6x6 nila merah Swasta, pemodal Asing
dari Swiss /Boyo Layar
Kec.Sumber Lawang.
Kab Sragen
Jumlah Total 1.506

Di Waduk Gajah Mungkur ikan yang dipelihara dalam keramba secara


keseluruhan adalah ikan nila merah (Oreochromis niloticus) dengan pemberian pakan
pellet terapung. Lama pemeliharaan ikan yang dipelihara oleh petani lokal bervariasi
antara 3 – 4 bulan. Sedangkan lama pemeliharaan oleh milik PT Aquafarm antara 7 – 8

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 39
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

bulan sesuai permintaan ukuran ikan yang dikehendaki oleh PT tersebut. Jumlah dan
sistem pemberian pakan pada petani keramba lokal adalah berdasarkan persentase berat
tubuh dan diberikan 2 sampai 4 kali per hari, sedangkan pada milik PT Aquafarm pakan
diberikan sebanyak mungkin dan sesering mungkin, jadi cenderung tidak efisien.
Di Waduk Kedung Ombo ada dua jenis ikan yang dipelihara dalam keramba yaitu
nila merah (Oreochromis niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio) dengan pemberian
pakan pellet terapung. Lama pemeliharaan ikan yang dipelihara oleh petani lokal juga
bervariasi antara 3 – 4 bulan. Sedangkan lama pemeliharaan oleh milik PT Aquafarm
juga antara 7 – 8 bulan sesuai permintaan ukuran ikan yang dikehendaki oleh PT
tersebut.

Tabel 16. Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam keramba
jaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk Wonogiri Jawa Tengah.

Parameter Hasil Keterangan


Jumlah sangkar 574 buah keramba Beberapa unit atas nama :
Angga = 53 keramba
Widagdo = 50 keramba
Sutrisno = 30 keramba
Suloso = 6 keramba
Yatino = 15 keramba
Ukuran sangkar 4x4m:5x5m Bervariasi tergantung
6x6m:7x7m kemauan si pemilik
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 10 gr, 20 gr,
( 5 – 9 cm)
Ukuran ikan setelah panen 3 – 5 ekor/kg (200- 350 gr) Untuk konsumen lokal
Lama pemeliharaan 3 – 4 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 10- Dari berbagai merk
12%
Jumlah pakan / hari 2 – 4% berat tubuh Mungkin tidak persis
Padat tebar awal/keramba 1500, 3000 ekor/keramba
Hasil panen/keramba 1500 - 2000 kg/keramba
Pemberian pakan/hari 2 – 4 kali/hari Pagi, siang dan sore

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 40
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Sistem pemeliharaan ikan dalam keramba di Waduk Gajah Mungkur pada (Tabel
13 dan 14) dan di Waduk Kedung Ombo pada (Tabel 15 dan 16) memperlihatkan bahwa
terdapat perbedaan dan kesamaan cara dan system pemeliharan di kedua waduk tersebut.
Adanya perbedaan dari cara dan system pemeliharaan itu disebabkan tujuan
pemeliharaan dari kedua pembudidaya itu. Pada petani keramba lokal ikan yang
dipelihara adalah untuk konsumen masyarakat sekitar, sedangkan pada pemeliharaan PT
Aquafarm adalah untuk dijadikan filled yang akan di export keluar negeri seperti ke
Hongkong, Jepang dan Taiwan bahkan sampai ke Eropah.

Tabel 17. Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam keramba
jaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di Waduk Wonogiri
Jawa Tengah.

Parameter Hasil Keterangan


Jumlah sangkar 480 buah keramba Milik Aquafarm (Swiss)
Ukuran sangkar 6x6m Hanya 1 ukuran
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 12 gr, 20 gr, Ukuran ikan yang ditebar
( 6 – 10 cm)

Ukuran ikan setelah panen 800 gr – 1 kg/ekor Pembuatan filled untuk


Export
Lama pemeliharaan 7 – 8 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 30 -32 % Dari berbagai merk

Jumlah pakan / hari 5 – 10 % berat tubuh Sampling setiap 2


minggu
Padat tebar awal/keramba 6000- 8000 ekor/keramba
Hasil panen/keramba 3000 - 4000 kg/keramba 35 – 40 % dari padat
tebar
Pemberian pakan/hari 8 – 12 kali/ hari Sekenyangnya

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 41
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 18. Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalam keramba
jaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah.

Parameter Hasil Keterangan


Jumlah sangkar 1266 buah keramba Beberapa unit atas nama:
Sarwoto = 35 keramba
Paryoto = 38 keramba
N.Winarno = 8 keramba
Sunarto = 10 keramba
N.Widiatmoko = 6 krba

Ukuran sangkar 6x6m:7x7m: Bervariasi tergantung


6 x 12 m kemauan si pemilik

Jenis ikan yang ditebar Nila merah dan ikan mas

Ukuran ikan yang ditebar Nila 3 – 9 cm (12– 15gr) /ekor


Mas 3 - 10 cm / ekor

Ukuran ikan setelah panen 2 – 4 ekor/kg (500- 250 gr) Untuk konsumen local

Lama pemeliharaan 3 – 4,5 bulan

Jenis pakan pelet apung, protein 10-12% Dari berbagai merk

Jumlah pakan / hari 2 – 4% berat tubuh Mungkin tidak persis

Padat tebar awal/keramba 3000, 5000 ekor/keramba Setelah agak besar


dikurangi menjadi 3000
ekor saja
Hasil panen/keramba 1500 - 2000 kg/keramba

Pemberian pakan/hari 2 – 8 kali/hari Pagi, siang dan sore

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 42
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Tabel 19. Jumlah, Cara dan System Pemeliharaan Ikan Nila Merah Dalam Keramba
Jaring Apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di Waduk Kedung Ombo
Jawa Tengah
Parameter Hasil Keterangan
Jumlah sangkar 240 buah keramba Milik Aquafarm (Swiss)
Ukuran sangkar 6x6m Hanya 1 ukuran
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 12 gr, 15 gr,
( 6 – 8 cm)

Ukuran ikan setelah panen 800 gr – 1 kg/ekor Pembuatan filled untuk


Export

Lama pemeliharaan 7 – 8 bulan

Jenis pakan pelet apung, protein 30 -32 % Dari berbagai merk


NGA 3 mm
NGA 5 mm

Jumlah pakan / hari 5 – 10 % berat tubuh Sampling setiap 2 minggu

Padat tebar awal/keramba 6000- 7000 ekor/keramba


Hasil panen/keramba 3000 - 3500 kg/keramba 35 – 40 % dari padat tebar
Pemberian pakan/hari 8 – 12 kali/ hari Sekenyangnya

Pertumbuhan Ikan Dalam Keramba

Untuk melihat daya dukung perairan di kedua waduk, dapat ditentukan dengan
memperhatikan pertumbuhan ikan dan pengaruh pakan yang diberikan dari seluruh ikan
yang dipelihara dalam keramba di kedua waduk tersebut. Pertumbuhan ikan yang
dipelihara dalam keramba di kedua waduk terdapat pada Tabel 20 dan Tabel 21.
Pada keramba milik masyarakat ikan yang ditebar berukuran rata sekitar 20 gram, untuk
kedua waduk, sedangkan ukuran ikan setelah panen adalah antara 250 gram sampai 350
gram per ekor (4 atau 3 ekor) setiap kg ikan. Pada keramba milik PT Aquafarm
penebaran ikan rata-rata berukuran antara 200 – 400 gram per ekor ikan, sedangkan

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 43
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

ukuran ikan setelah panen harus di atas 1 kg. Hal ini adalah karena ikan hasil panen ini
akan di jadikan bentuk filled untuk komoditi ekspor.

Tabel 20. Pertumbuhan berat ikan nila merah dalam keramba jaring apung (KJA)
di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Jawa Tengah.

Jenis Pemilik KJA Pertumbuhan Berat (gram)


Ikan Feb Maret April Mai Juni Juli
Nila KJA masyarakat 20 62 118 198 258 356
(petani) panen
KJA Swasta/
(PT.Aquafarm)
1. 200 350 540 800 976 1085
2. 240 420 680 860 957 1194
3. 450 580 700 922 1085 panen
4. 450 580 700 931 1072 panen
Rata-rata
Pertumbuhan ikan 335 82,5 655 878,25 1022,5 1139,5
PT Aquafarm
Keterangan : Pemberian pakan
KJA petani : 2 – 4 kali sehari
KJA Aquafarm : 8 – 12 kali sehari

Tabel 21. Pertumbuhan berat ikan nila merah dan ikan mas dalam Keramba Jaring
Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo (WKO) Jawa Tengah.

Pertumbuhan Berat (gram)


Jenis Pemilik KJA
ikan Awal Juni Tengah Juni Awal Juli Tengah Juli

Nila KJA masyarakat 80 149 193 224

Mas KJA masyarakat 120 220 263 283

Keterangan : Pemberian pakan 2 – 4 kali sehari

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 44
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Jumlah Dan Konversi Pakan

Konversi pakan (Feed Conversio Rate/FCR), merupakan jumlah pakan yang


diberikan selama pemeliharaan dibagi dengan berat akhir ikan yang dipelihara dikurangi
berat awal rata-rata ikan tersebut. Semakin tinggi konversi pakan semakin tidak efisien
pakan yang diberikan. Berdasarkan total jumlah pakan selama pemeliharaan, hasil panen
dan berat rata-rata ikan saat penebaran awal diketahui konversi pakan (FCR/feed
conversion rate) rata-rata dari masing-masing ikan yang dipelihara dikedua waduk
(Tabel 22).
Pada Tabel 22 terlihat bahwa konversi pakan berada antara 1,85 sampai 2,40.
Dari hasil pemeliharan ikan nila di berbagai waduk diketahui bahwa rata-rata konversi
pakan ikan nila mencapai angka 2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai
konversi pakan di kedua waduk ini yang berada dibawah angka 2 adalah angka yang
cukup rendah, sedangkan di atas angka 2 adalah tinggi dengan arti kata pemberian pakan
tidak efisien.

Tabel 22. Hasil panen dan total pakan yang diberikan setiap tahun serta konversi
pakan selama pemeliharaan di kedua waduk di Jawa tengah.

Waduk/ikan/pemilik Hasil panen Jumlah pakan Konversi pakan selama


(Ton/tahun) (Ton/tahun) Pemeliharaan

WGM
Nila masyarakat 774 1.664,6 2,15
Nila PT.Aquafarm 3.080 7.392 2,40
Jumlah total 3.854 9.056,6 Rata-rata 2,28
WKO
Nila masyarakat 3.515 6.502,6 1,85
Nila PT.Aquafarm 1.540 3.696 2,40
Mas masyarakat 790 1.540 1,95
Jumlah l 5.845 11.738,6 Rata rata 2,07
Keterangan : WGM = Waduk gajah Mungkur
WKO = Waduk Kedung Ombo

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 45
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Pemberian pakan yang terlalu banyak dan tidak habis termakan, akan terbuang
dan menumpuk didasar perairan dan akan menyebabkan pembusukan yang menyebabkan
jeleknya kualitas perairan. Selain itu sisanya akan menjadi sedimentasi yang akan
mempengaruhi daya dukung terhadap kehidupan ikan. Pada keramba (KJA) petani
pertumbuhan ikan relatif lambat disebabkan pemberian pakan yang sangat efisien dan
kadang bahkan kurang, sedangkan pada pemeliharaan ikan oleh PT aquafarm
pertumbuhan relatif cepat karena pemberian pakan sangat banyak dan cenderung tak
terbatas, namun dari segi efiensi pemberian pakan ini tidak efisien.

Daya Dukung (Carrying Capasity)


Beban Pakan di perairan Waduk Gajah Mungkur.
Jumlah KJA di perairan waduk Wono Giri adalah 1054 petak. Ukuran Keramba
Jaring Apung berkisar antara 6 m x 6 m dan 7m x 7m, bahan terbuat dari waring dengan
kerangka pipa besi. Berdasar hasil surve menunjukan bahwa tiap petak selama pemeliharaan
ikan dalam satu tahun memerlukan pakan sebanyak 8.59 ton dan hasil panen sebanyak 3, 65 ton
ikan. Jumlah pakan ikan yang diberikan untuk memenuhi 1054 petak yaitu 1054 x 8.59 ton
pakan = 9.056 ton/tahun , hasil panen ikan seluruh waduk yaitu 1054 x 3.65 ton ikan = 3.854
ton ikan/tahun. Perbandingan jumlah pakan dan ikan (konversi pakan) adalah 1: 2,35
Pakan ikan di waduk tersebut tidak semuanya termakan oleh ikan sebagian ada yang
lolos di perairan. Dengan asumsi konversi pakan ikan Nila adalah 1 : 1,5 maka pakan yang lolos
dari seluruh petak KJA adalah= (2,35 - 1,5)/2,35 x 9.056 = 3.275 ton pakan/tahun. Sisa pakan
tersebut akan mengendap di dasar perairan da lama kelamaan akan menyebabkan pendangkalan
di bawah KJA,
Berdasdarkan analisa proksimat pakan ikan diperoleh kandungan total P dalam pakan
adalah 3 % dan total N ada 2 %. Maka total P yang lolos di perairan adalah 3 % x 3.275 ton =
98,25 ton/tahun dan total N yang lolos ke perairan adalah 2 % x 3.275 = 65.5 ton/tahun. Unsur
P dan N tersebut lama kelamaan akan terakumulasi di perairan dan akan menyebabkan
pengkayaan unsur hara (eutrofikasi ) yang selanjutnya akan menyebabkan blooming algae.
Pencemaran dari budidaya ikan tidak hanya berasal dari pakan yang lolos tetapi juga dari
kotoran ikan yang ada di perairan.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 46
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Daya Dukung KJA DI WADUK GAJAH MUNGKUR.


Data data fisik waduk yang berkaitan dengan pendugaan daya dukung KJA telah
diperoleh dari data sekunder Balai PLTA di Pekan Baru sebagai berikut :
Luas permukaan waduk (normal) , (A ) : 8.800 ha (88 km2)
Kedalaman rata rata , (Z) : 6 (m)
Volume air waduk , (V) : 508 juta (m3)
Volume air keluar per tahun , (Q0 ) : 1424 juta m3/tahun
Laju pembilasan , ( p = Q0/ V ) : 2.8
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3
Kandungan total P dalam pakan ikan :3%
Total P pada tubuh ikan : 0,7 %
Konversi pakan (jumlah ikan : pakan ) : 2.35 :1
Parameter kimia yang digunakan untuk untuk minilai daya dukung adalah total
P karena unsur tersebut merukan limiting faktor di perairan. Berdasarkan analisa di
laboretorium kandungan total P di perairan rata rata 10 mg/m3 dan kandungan total P di
makanan adalah 3 %. Maka berdasarkan persamaan Beveridge 1996 didapatkan daya
dukung pengembangan Budidaya ikan di Waduk Gajah Mungkur ada 4013 Ton/tahun.
Daya dukung untuk pengembangan KJA di waduk Gajah Munkur sebesar 9.908
ton/tahun tersebut tidak tinggi mengingat luasan waduk cukup luas yaitu 8.800 ha saat
air tinggi, Bila rata rata tiap petak berisi 3,65 ton ikan /tahun , maka daya dukung
jumkah KJA yaitu 4013: 3, 65 = 1099 petak KJA,
Sedangkan kenyataan dilapangan jumlah hasil panen ikan budidaya KJA di
waduk Gajah Mungkur mencapai 3.854 ton /tahun terdiri dari 1054 petak. Hal tersebut
menunjukan bahwa usaha budidaya ikan dalam KJA di Waduk Gajah Mungkur telah
mencapai titik optimum yang tidak mungkin lagi dapat ditambah lagi . KJA Dengan
asumsi ukuran KJA 6 x 6 m, maka luas permukaan waduk Gajah Mungkur yang tertutup
keramba jaring apaung adalah 6 x 6 x 1054= 37.944 m2 (atau 3.8 ha).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 47
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Beban Pakan di perairan Waduk Kedung Ombo


Jumlah KJA di perairan waduk Kedung Ombo adalah 1506 petak. Ukuran
Keramba Jaring Apung berkisar antara 6 m x 6 m dan 7m x 7m, bahan terbuat dari
waring dengan kerangka pipa besi. Berdasar hasil surve menunjukan bahwa tiap petak
selama pemeliharaan ikan dalam satu tahun memerlukan pakan sebanyak 7.8 ton dan
hasil panen sebanyak 3, 9 ton ikan. Jumlah pakan ikan yang diberikan untuk memenuhi
1054 petak yaitu 1054 x 8.59 ton pakan = 4.110 ton/tahun , hasil panen ikan seluruh
waduk yaitu 1054 x 3.9 ton ikan = 5.845 ton ikan/tahun. Perbandingan jumlah pakan
dan ikan (konversi pakan) adalah 1: 2,07(Tabel )
Pakan ikan di waduk tersebut tidak semuanya termakan oleh ikan sebagian ada
yang lolos di perairan. Dengan asumsi konversi pakan ikan Nila adalah 1 : 1,5 maka
pakan yang lolos dari seluruh petak KJA adalah= (2,07 - 1,5)/2,07 x 4.110 = 1.131 ton
pakan/tahun. Sisa pakan tersebut akan mengendap di dasar perairan da lama kelamaan
akan menyebabkan pendangkalan di bawah KJA,
Berdasdarkan analisa proksimat pakan ikan diperoleh kandungan total P dalam pakan
adalah 3 % dan total N ada 2 %. Maka total P yang lolos di perairan adalah 3 % x
1.110 ton = 33.3 ton/tahun dan total N yang lolos ke perairan adalah 2 % x 1.110 = 22.2
ton/tahun. Unsur P dan N tersebut lama kelamaan akan terakumulasi di perairan dan
akan menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi ) yang selanjutnya akan
menyebabkan blooming algae. Pencemaran dari budidaya ikan tidak hanya berasal dari
pakan yang lolos tetapi dari kotoran ikan yang ada diperairan.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 48
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Daya Dukung KJA DI WADUK Kedung Ombo


Data data fisik waduk yang berkaitan dengan pendugaan daya dukung KJA telah
diperoleh dari data sekunder Balai PLTA di Pekan Baru sebagai berikut :
Luas permukaan waduk (normal) , (A ) : 4.800 ha (48 km2)
Kedalaman rata rata , (Z) : 15 (m)
Volume air waduk , (V) : 410 juta (m3)
Volume air keluar per tahun , (Q0 ) : 517 juta m3/tahun
Laju pembilasan , ( p = Q0/ V ) : 1.26
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3
Kandungan total P dalam pakan ikan : 3%
Total P pada tubuh ikan : 0,7 %
Konversi pakan (jumlah ikan : pakan ) : 1: 2,03
Parameter kimia yang digunakan untuk untuk minilai daya dukung adalah total
P karena unsur tersebut merukan limiting faktor di perairan. Berdasarkan analisa di
laboretorium kandungan total P di perairan rata rata 10 mg/m3 dan kandungan total P di
makanan adalah 3 %. Maka berdasarkan persamaan Beveridge 1996 didapatkan daya
dukung pengembangan Budidaya ikan di Waduk Kedung Ombo ada 4002 Ton/tahun.
Daya dukung untuk pengembangan KJA di waduk Kedung Ombo sebesar 4002
ton/tahun tersebut tidak tinggi mengingat luasan waduk cukup luas yaitu 4.800 ha saat
air tinggi, Bila rata rata tiap petak berisi 3, 9 ikan /tahun , maka daya dukung jumkah
KJA yaitu 4002: 3, 9 = 15.607 petak KJA,
Sedangkan kenyataan dilapangan jumlah hasil panen ikan budidaya KJA di
waduk Gajah Mungkur mencapai 5.845 ton /tahun terdiri dari 1.506 petak. Hal
tersebut menunjukan bahwa usaha budidaya ikan dalam KJA di Waduk Gajah Mungkur
telah mencapai titik optimum yang tidak mungkin lagi dapat ditambah lagi . KJA
Dengan asumsi ukuran KJA 6 x 6 m, maka luas permukaan waduk Gajah Mungkur yang
tertutup keramba jaring apaung adalah 6 x 6 x 1.506= 54.216 m2 (atau 5,4 ha).

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 49
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

KESIMPULAN
Berdasarakan hasil Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik,
epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung
Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tertangkap 21 jenis ikan dikedua waduk dengan jumlah di waduk Gajah Mungkur
tertangkap 19 jenis ikan dan di Waduk Kedung 15 jenis ikan dan jenis ikan yang ada rata
rata termasuk dalam kelompok herbivora, Karnivora dan omnivora.

2. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan Waduk Kedung
Omboh dengan nilai Index- TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45 untuk waduk
Kedung Omboh, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph) bearti yang termasuk
golongan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.

3. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di Waduk Gajah
Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan perhitungan
formula Smith lapisan fotik mencapai 8,67 m (terdalam) dengan ciri airnya jernih sehingga
banyak terjadi proses sintesa dan lapisan afotik sedalam 4,73 m. Waduk Kedung Ombo
pada stasiun KJA Aquafarm kecerahan 122 cm lapisan Fotik terdalam 10,47 m, kedalaman
air 32,92 m dan afotik 22,45 m hal ini biasa terjadi karena pada air yang dalam dan jernih
tentu sinar matahari dapat menembus lebih dalam. Pada kedua waduk terdapat afotik dengan
nilai 0 hal ini terjadi umumnya pada stasiun yang airnya dangkal.

4. Daya dukung pada Waduk Gajah Mungkur berjumlah 1054 buah KJA, pada Waduk
Kedung Omboh berjumlah 1506 buah KJA kenyataannya adalah pada Waduk Gajah
Mungkur telah mencapai titik Optimum sedangkan Waduk Kedung Ombo sudah tingkat
lebih optimum dan tidak mungkin ditambah lagi KJA.

5. Beban pakan yang lolos keperairan dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5
ton/tahun) pada Waduk Gajah Mungkur sedangkan di Waduk Kedung Ombo total P (33,3
ton/tahun) dan total N (22,2 ton/tahun). Banyakknya unsur hara yang lolos keperairan
waduk cenderung menyebabkan memperkaya unsur hara yang pada ahirnya akan terjadi
blooming algae.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 50
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1989. Studi erosi/sedimentasi Waduk Kedung Ombo dan perencanaan check
dam (Penahan Erosi) di DAS Serang. Volume I.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengairan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 1992. Final Report. Study/Penelitian Perikanan di waduk Kedung Ombo.


Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta dan Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar, Bogor bekerja sama dengan Proyek Induk Pengembangan
Wilayah Sungai Jratunseluna. Dirjen Pengairan Dept. PU. Hal. 43.

APHA, 1986. Standard methods for the examinations of water and wastewater. APHA
inc, Washington DC.

Beveridge, M.C.M 1996. Cage Culture, Second Edition. Fishing News Books, Ltd
Fornham Survey, England. 346 p

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006. Studi Penatagunaan


Kawasan Kedung Ombo. PT Terta Buana Manggala Jaya dan Persero PT Virema
Karya. Semarang.

Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003. Pengelolaan Usaha Perikanan di
Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri.

Dinas Peternakan dan perikanan Sragen, 2006. Profil Waduk Kedung Ombo Sentra
Perikanan Kab. Sragen.

Effendie, M.I. 1992. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia. Bogor. 112 hal.
Endi, SK 1997 . apakabar@clark.net. Tue Apr 15 1997.

European Environmental Agency. 2001. Eutrophication in Europe’s coastal waters.


Topic report. 7/2001.115 p.

Febrian R; R. Srihartini dan N. Sutisna 2004. Bila Waduk Jadi Kubangan sampah.
Majalah Mingguan TEMPO 31/XXXIII 27 September 2004. Jakarta.

Ilyas, S; Atmadja.H; E.S. Kartamihardja dan K. Purnomo. 1989. Petunjuk teknis


pengelolaan perairan waduk bagi pembangunan perikanan. Dirjen perikanan.
Jakarta. 19 halaman.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 51
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Krismono 1992. Hubungan antara tingkat trophic dengan populasi FCC mini disuatu
badan air. Buletin Penelitian Perikanan darat Bogor. 1 (3).

Krismono, ASN dan Krismono 2003. Indikator umbalan dilihat dari segi aspek kualitas
air di Waduk Ir. Djuanda, Jatiluhur Jawa Barat. JPPI 9(4)

Kottelat, M., J.A Whitten, N. Kartikasari & S. Wiryoatmojo. 1993. Freshwater Fishes of
Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition and EMDI Project Indonesia,
Jakarta. 221 p.

Mitsch, W.J and S.E Jorgensen 2004. Ecological Engeneering and Ecosystem
Restoration. John Wiley & Sons, Inc.Canada.

Nurdin, S. 2003. Manajemen sumberdaya perairan. Pengantar Perikanan dan Ilmu


Kelautan.. Faperika Press. Pekanbaru.Riau.

Odum, E.P 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition Saunders College


Publishing. Rinehart and Winston.

Purnomo, K, 2000. Kompetisi dan Pembagian Sumberdaya Pakan Komunitas Ikan di


Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Riset Perikanan
Tangkap Jakarta 6(3-4): 16-23.

Purnomo, K., ES. Kartamihardja. , S. Koeshendradjana 2003. Pertumbuhan, Mortalitas,


dan kebiasaan makan ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) introduksi di
Waduk Gajah Mungkur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumberdaya
dan Penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan
Perikanan. Jakarta 9 (3): 13- 21.

Purnomo 2003, K., E.S Kartamihardja., S. Koeshendrajana 2003. Pertumbuhan,


Mortalitas dan Kebiasaan makanan ikan Patin (Pangasius hypophthalmus)
Introduksi di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Edisi
Sumberdaya dan penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap
Jakarta. 9(3): 13-19

Schmittou, H.R 1991. Budidaya Keramba. Suatu Metode Produksi Ikan di Indonesia.
Puslitbang Perikanan dan Auburn University. Jakarta.

Sukimin, S. 2008. The application of phosphourus loading model estimating the


carriying capacity for cage culture and productivity of Saguling Reservoir, West
Java, Indonesia. SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Tjahjo, D.W.H.1991. Kebiasaan Pakan Komunitas Ikan di waduk Jatiluhur. Bulletin


Penelitian Perikanan Darat. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. Hal.1-8.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 52
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Utomo, AD; S. Adjie; N.Muflikah dan A. Wibowo, 2005. Distribusi jenis ikan dan
kualitas perairan di Bengawan solo. JPPI 12 ( 2 ). Pusat Riset Perikanan Tangkap
Jakarta

Utomo, A.D., S. Adjie., N. Muflikhah & A. Wibowo. 2006. Distribusi Ikan dan Kualitas
Perairan di bengawan Solo. JPPI. Vol. 2 No. 2. Hal. 89-103.

Weber, M and De Beaufort, 1916. The fishes of the Indo-Australian Archipelago. E.J
Brill Ltd. Leiden. 2: 404 pp

Wetzel, R.G 1975. Limnology. W.B Saunders Co. Philadelphia, Pennylvania.

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 53
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran 1. PETA LOKASI PENELITIN WADUK GAJAH MUNGKUR DAN


PETA DAS WADUK GAJAH MUNGKUR JAWA TENGAH
Lokasi Penelitian di Waduk Gajah Mungkur

Luas Permukaan Waduk Gajah mungkur 8.800 ha


Kedalaman rata rata 20 m

DAS WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 54
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran 2. PETA LOKASI PENELITIN WADUK KEDUNG OMBO.


JAWA TENGAH

Lokasi Penelitian di Waduk Kedung Ombo

Inlet Serang Outlet


Bayolayar
5 (DAM)
4
6 3

2
1
KJA
2
11 Aquafarm

Inlet Samudro 1
1
St Tengah
K e te ra n g a n 1 1
H u ta n

H u ta n J a ti
1 2
K o m p le k s P L T A

M akam KJA Ngasinan


P e r m u k im a n
K e te ra n g a n
S a w a h I r ig a s i T e k n is H u ta n

H u ta n J a ti
S e m a k B e lu k a r
K o m p le k s P L T A
S ungai M ak am

P e r m u k im a n
T e g a la n / T a n a h K o s o n g
S a w a h I r ig a s i T e k n is
T u b u h A ir S e m a k B e lu k a r

S un g ai
Tubuh B endung
T e g a la n / T a n a h K o s o n g

T u b u h A ir

T u bu h B en d un g

Luas Permukaan Waduk Kedung Ombo 4.800 ha


Kedalaman rata rata 35 m

Stasiun Penelitian :
KJA Ngasinan
KJA Aquafarm
Tengah
Outlet Bayolayer (DAM)
Inlet Samudro
Inlet Serang

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 55
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 3
DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : KJA Aquafarm, Waduk Kedung Ombo
26/07/2009

Tabel : Jenis Ikan di Stasiun KJA Aquafarm, Waduk Kedung Ombo 26/072009

No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)


1 Red devil (Amphilopus sp) 19,8 240
2 21,2 280,5
3 15,5 90

Lokasi : Ngasinam, Waduk Kedung Ombo


26/07/2009

Tabel : Jenis Ikan di Stasiun Ngasinan , Waduk Kedung Ombo 26/072009

No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)


1 Golsom (Aequidens sp) 19,1 20

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 56
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 4
DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Jurang gandul, Waduk Kedung Ombo
27/07/2009

Tabel : Jenis Ikan di Jurang Gandul Waduk Kedung Ombo 26/072009


No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)
1 Kutuk (Channa striata) 34 400
2 23,3 140
3 29,3 260
1 Cucut (Macrognatus aculeatus) 20,3 110
1 Red devil ( Amphilopus sp) 12 60
2 11 50
3 16,5 140
1 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 18,8 110
2 19,3 120
3 22,8 200
4 20,2 110
5 12,5 50
6 17 70,5
7 22 160
8 17,3 50,5
9 15,5 70
10 18,5 160
1 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 160
2 18,6 90
3 21 107,5
4 17,5 100
5 21,8 140
1 Mas 19,2 140
1 Nila (Oreochromis nilotica) 17,8 100,5
2 16 70
3 17,2 60,5
1 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 160
2 18,6 90
1 Red devil (Amphilopus sp) 18,3 120
2 15,7 60
3 15,2 60,5
4 13 50
5 12,5 40
6 10,6 20,5
7 9 20
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 57
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 5
DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo
13/02/2009

Tabel : Jenis Ikan di Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo 13/02/2009

No Panjang Berat
Jenis
(cm) (gr)
1 Palung (Hampala macrolepidota) 23,8 23,8
2 20,6 20,6
3 20,3 20,3
1 Sili (Macrognatus aculeatus) 25 25
1 24,7 24,7
2 24,6 24,6
3 Keprek abang (Barbodes balleroides) 15,8 15,8
1 12 12
2 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 19 19
3 21,5 21,5
4 15,9 15,9
5 21,8 21,8
6 23,5 23,5
7 20,7 20,7
8 19,2 19,2
9 18 18
10 18,8 18,8
1 16,4 16,4
2 Palung (Hampala macrolepidota) 27,5 27,5
3 15,3 15,3
4 18,5 18,5
5 14,3 14,3
1 Mas 19 19
1 Nila (Oreochromis nilotica) 23,8 23,8
2 20,6 20,6
3 20,3 20,3
1 Tawes (Barbodes gonionotus) 25 25
2 24,7 24,7
1 Red devil ( Amphilopus sp) 24,6 120
2 15,7 60
3 15,2 60,5
4 13 50
5 12,5 40

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 58
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

6 10,6 20,5

Lampiran : 6
DATA BIOLOGI IKAN

Lokasi : Jurang gandul, Waduk Kedung Ombo


27/07/2009

No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)


1 Gabus (Channa striata) 34 400
2 23,3 140
3 29,3 260
1 Cucut (Macrognatus aculeatus) 20,3 110
1 Red devil ( Amphilopus sp) 12 60
2 11 50
3 16,5 140
1 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 18,8 110
2 19,3 120
3 22,8 200
4 20,2 110
5 12,5 50
6 17 70,5
7 22 160
8 17,3 50,5
9 15,5 70
10 18,5 160
1 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 160
2 18,6 90
3 21 107,5
4 17,5 100
5 21,8 140
1 Mas 19,2 140
1 Nila (Oreochromis nilotica) 17,8 100,5
2 Nilem (Osteochilus hasselti) 16 70
3 17,2 60,5
1 Red devil ( Amphilopus sp) 18,3 120
2 15,7 60
3 15,2 60,5
4 13 50
5 12,5 40
6 10,6 20,5
7 9 20
8 11,5 30,5
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 59
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

9 10,6 20,5
10 16,8 100,5
Lampiran : 7

DATA BIOLOGI IKAN


Lokasi : Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo
30/07/2009

No Panjang Berat
(cm) (gr)
Jenis
1 Palung (Hampala macrolepidota) 23,8 200
2 20,6 100
3 20,3 110
1 Sili (Macrognatus aculeatus) 25 80
1 24,7 100
2 24,6 110
3 Keprek abang (Barbodes balleroides) 15,8 60
1 12 30
2 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 19 110
3 21,5 120
4 15,9 80
5 21,8 140
6 23,5 200
7 20,7 140
8 19,2 100
9 18 100
10 18,8 110
1 16,4 80
2 Palung (Hampala macrolepidota) 27,5 330
3 15,3 60
4 18,5 90
5 14,3 50
1 Lukas (Labiobarbus leptocheilus) 19 90,5
1 19,7 100
2 19 90,5
3 18,9 80,5
1 18,3 80
2 21 110
3 Jambal siam (Pangasius hypophthalmus) 53 1320

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 60
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 8

DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009

KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 20 DASAR
KJA Aquafarm 21/02/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 30 29.5 28 28
o
S : 07 51'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.05 7.02 6.64 6.2
o
E : 110 54'96,4" O2 saturasi (%) 93.25 92.86 84.8 79.56
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4 8.8
BOD (mg/L) -0.68 -0.58 -1.01
Klorofil-a (µg/L) 35.7 83.3 35.7
T-Alkalinitas (mg/L) 72 77 67
DHL (µS) 230 230 230
TDS (ppm) 120 120 120
TN (ppm) 3.21 0.75 11.45
o-PO4 (µg/L) 0.20 0.15 0.48
TP (µg/L) 0.61 1.09 0.73
TSS (mg/L) 1 3 5.9
Kecerahan (cm) 101
Kedalaman (m) 1.50

Inlet S.Wiroko 21/02/2009 pH 8 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 31 29 28 28
o
S : 07 53'98,2" O2 terlarut (mg/L) 6.65 6.45 6.75 6.3
o
E : 110 54'33.9" O2 saturasi (%) 89.50 83.87 86.21 80.08
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4 8.8
BOD (mg/L)
Klorofil-a (µg/L) 23.8 35.7 11.9
T-Alkalinitas (mg/L) 8 68 78
DHL (µS) 200 240 220
TDS (ppm) 120 130 120
TN (ppm) 3.21 6.49 4.85
o-PO4 (µg/L) 0.04 0.04 0.26
TP (µg/L) 0.49 0.73 0.49
TSS (mg/L) 47 1.5 7
Kecerahan (cm) 87
Kedalaman (m) 7.30

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 61
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 9

DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009

Outlet 20/02/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 31 28 28 28
S:
o
07 52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.85 7.87 7.81 7.6
E:
o
110 54'33.9" O2 saturasi (%) 105.65 100.51 99.74 97.06
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4
BOD (mg/L) 0.10 0.08 0.07
Klorofil-a (µg/L) 23.8 0 17.85
T-Alkalinitas
(mg/L) 82 86 65
DHL (µS) 230 220 190
TDS (ppm) 120 110 100
TN (ppm) 13.05 11.41 13.87
o-PO4 (µg/L) 0.09 0.04 0.48
TP (µg/L) 0.26 0.37 1.93
Kecerahan (cm) 82
Kedalaman (m) 8

Tengah 20/02/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 30 29 28
S:
o
07 52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.90 7.72 7.23
E:
o
110 54'33.9" O2 saturasi (%) 104.50 100.39 92.34
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4
BOD (mg/L) -0.17 0.15 -0.35
Klorofil-a (µg/L) 83.3 11.9 11.9
T-Alkalinitas
(mg/L) 89 83 84
DHL (µS) 240 230 230
TDS (ppm) 120 130 120
TN (ppm) 8.13 11.41 13.05
o-PO4 (µg/L) 0.20 0.15 0.09
TP (µg/L) 0.61 0.49 0.26
TSS (mg/L) 4 68.5 18
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 62
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Kecerahan (cm) 53
Kedalaman (m) 13.60

Lampiran : 10
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009
KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 DASAR
KJA Aquafarm 27/5/2009 pH 7.5 7.5 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 30 30 30 29.5
o
S : 07 52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 6.63 6.14 5.74 0.0
o
E : 110 54'33.9" O2 saturasi (%) 87.65 81.24 75.89 0.00
CO2 (mg/L) 0 0.88 1.76 13.2
BOD (mg/L) 0.40 0.24 0.24
Klorofil-a (µg/L) 15.47 3.57 5.95
T-Alkalinitas (mg/L) 67 79 53
DHL (µS) 230 250 250
TDS (ppm) 120 130 120
Turbidity (NTU) 1.56 2.71 1.94
TN (ppm) 4.25 6.99 4.25
N-NO3 (µg/L) 0.80 0.67 0.85
o-PO4 (µg/L) 2.23 3.07 2.23
TP (µg/L) 0.54 2.63 1.58
TSS (mg/L) 9 0 0
o
Suhu udara ( C) 31
Kecerahan (cm) 137.5
Kedalaman (m) 14.23

Outlet 27/5/2009 pH 7.5 7.5


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 32 29.5 29.5
o
S: 07 50'38.1" O2 terlarut (mg/L) 7.11 6.95 6.38
o
E: 110 55'32.5" O2 saturasi (%) 97.41 91.92 84.44
CO2 (mg/L) 0 0 0
BOD (mg/L) 1.37 0.16
Klorofil-a (µg/L) 10.71 14.28
T-Alkalinitas (mg/L) 66 58
DHL (µS) 230 220
TDS (ppm) 120 110
Turbidity (NTU) 5.98 14.59
TN (ppm) 5.62 4.93
N-NO3 (µg/L) 0.58 0.26
o-PO4 (µg/L) 3.90 3.90
TP (µg/L) 3.67 3.67
TSS (mg/L) 33 37
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 63
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

o
Suhu udara ( C) 31
Kecerahan (cm) 38.5
Kedalaman (m) 5.03
Lampiran : 10
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009


Tengah 28/5/2009 pH 8 7.5 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 30.6 30 29 29
o
S : 07 52'10.9" O2 terlarut (mg/L) 7.60 6.06 5.66 4.28
o
E : 110 54'28.9" O2 saturasi (%) 102.23 80.17 73.56 55.69
CO2 (mg/L) 0 0 1.76 5.28
BOD (mg/L) 1.13 0.32 1.78
Klorofil-a (µg/L) 9.52 22.61 16.66
T-Alkalinitas (mg/L) 78 88 61
DHL (µS) 250 240 240
TDS (ppm) 130 120 120
Turbidity (NTU) 7.24 2.14 2.97
TN (ppm) 2.88 6.3 4.25
N-NO3 (µg/L) 0.35 0.49 0.49
o-PO4 (µg/L) 2.23 3.07 3.90
TP (µg/L) 0.54 1.58 0.54
TSS (mg/L) 11 2 4
o
Suhu udara ( C) 31
Kecerahan (cm) 129.5
Kedalaman (m) 17.16

Inlet S.Wiroko 28/5/2009 pH 8 7.5 7.5


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 30.5 29 29 29
o
S: 07 53'98.2" O2 terlarut (mg/L) 7.19 5.98 5.01 4.53
o
E:110 54'96.4" O2 saturasi (%) 96.80 77.76 65.15 58.85
CO2 (mg/L) 0 0 2.64 3.52
BOD (mg/L) 0.57 0.16 -0.16
Klorofil-a (µg/L) 11.9 8.33 13.09
T-Alkalinitas (mg/L) 54 81 52
DHL (µS) 250 220 220
TDS (ppm) 120 120 120
Turbidity (NTU) 44.8 24.5 20.2
TN (ppm) 2.88 2.19 4.25
N-NO3 (µg/L) 0.67 0.58 0.40
o-PO4 (µg/L) 4.73 4.73 3.07
TP (µg/L) 1.58 3.67 5.75
TSS (mg/L) 18 11 51

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 64
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

o
Suhu udara ( C) 31.5
Kecerahan (cm) 62.5
Kedalaman (m) 7.50

Lampiran : 11
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN AGUSTUS 2009
KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 DASAR
KJA Aquafarm 01/08/2009 pH 8 7.5 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 28.7 27 27
o
S : 07 52'185" O2 terlarut (mg/L) 6.71 4.04 3.88 3.7
o
E : 110 54'25.5" O2 saturasi (%) 87.22 50.70 48.67 46.64
CO2 (mg/L) 0 1.76 3.52 3.52
Klorofil-a (µg/L) 11.9 5.95 35.7
T-Alkalinitas (mg/L) 84 69 70
DHL (µS) 280 270 270
TDS (ppm) 140 140 130
Turbidity (NTU) 5.98 8.56 8.98
TN (ppm) 0.48 0.65 0.48
N-NO3 (µg/L) 0.27 0.28 0.26
o-PO4 (µg/L) 0.55 0.73 8.00
TP (µg/L) 0.86 1.29 0.86
TSS (mg/L) 8 10 12
o
Suhu udara ( C) 30.5
Kecerahan (cm) 75
Kedalaman (m) 15

Outlet 01/08/2009 pH 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 27.4 26.5
o
S: 07 50'452" O2 terlarut (mg/L) 6.71 6.14
o
E: 110 55'620" O2 saturasi (%) 85.66 77.06
CO2 (mg/L) 0 0
BOD (mg/L)
Klorofil-a (µg/L) 15.47 35.7
T-Alkalinitas (mg/L) 55 61
DHL (µS) 270 260
TDS (ppm) 130
Turbidity (NTU) 7.48 47.6
TN (ppm) 0.83 1.18
N-NO3 (µg/L) 0.27 0.26
o-PO4 (µg/L) 1.45 3.82
TP (µg/L) 0.43 5.47

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 65
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

TSS (mg/L) 9 9.9


o
Suhu udara ( C) 30.5
Kecerahan (cm) 75
Kedalaman (m) 3.50

Lampiran : 12
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009


Tengah 29/07/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 27.8 27 27 27
o
S : 07 52'183" O2 terlarut (mg/L) 6.22 6.14 5.41 5.30
o
E : 110 54'481" O2 saturasi (%) 79.47 77.06 67.93
CO2 (mg/L) 0 0 0 0
BOD (mg/L) 0.94 0.70 -0.03
Klorofil-a (µg/L) 17.85 5.95 5.95
T-Alkalinitas (mg/L) 45 47 70
DHL (µS) 270 260 270
TDS (ppm) 140 140 130
Turbidity (NTU) 8.14 8.55 7.87
TN (ppm) 1.35 0.48 0.83
N-NO3 (µg/L) 0.29 0.26 0.25
o-PO4 (µg/L) 1.09 0.73 0.73
TP (µg/L) 1.58 2.01 1.29
TSS (mg/L) 8 14 11
o
Suhu udara ( C) 30
Kecerahan (cm) 50
Kedalaman (m) 10

Inlet S.Wiroko 29/07/2009 pH 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 27.5 26
o
S: 07 53'886" O2 terlarut (mg/L) 5.90 4.53
o
E:110 54'996" O2 saturasi (%) 75.43 55.80
CO2 (mg/L) 0 0
BOD (mg/L) 0.86 -0.67
Klorofil-a (µg/L) 14.28 22.61
T-Alkalinitas (mg/L) 38 67
DHL (µS) 270 260
TDS (ppm) 140 130
Turbidity (NTU) 9.78 9.3
TN (ppm) 0.65 2.23
N-NO3 (µg/L) 0.25 0.25
o-PO4 (µg/L) 0.73 1.09

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 66
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

TP (µg/L) 1.58 1
TSS (mg/L) 3 9
o
Suhu udara ( C) 30
Kecerahan (cm) 64
Kedalaman (m) 4.80

Lampiran : 13
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009


Tengah II 29/07/2009 pH 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 28 26
o
S : 07 54'986" O2 terlarut (mg/L) 6.63 6.14
o
E : 110 53'267" O2 saturasi (%) 84.63 75.73
CO2 (mg/L) 0 0
BOD (mg/L) 2.31 0.54
Klorofil-a (µg/L) 23.8 33.32
T-Alkalinitas (mg/L) 65 65
DHL (µS) 270 240
TDS (ppm) 130 120
Turbidity (NTU) 6.39 8.82
TN (ppm) 0.48 0.48
N-NO3 (µg/L) 0.24 0.22
o-PO4 (µg/L) 6.55 5.09
TP (µg/L) 1 0.72
TSS (mg/L) 8 2
o
Suhu udara ( C) 29
Kecerahan (cm) 76
Kedalaman (m) 4.35

Inlet S.Keduang 01/08/2009 pH 8.5 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 31.4 27
o
S: 07 50'993" O2 terlarut (mg/L) 7.11 5.66
o
E:110 56'071" O2 saturasi (%) 95.71 70.97
CO2 (mg/L) 0 1.76
Klorofil-a (µg/L) 29.75 5.95
T-Alkalinitas (mg/L) 72 56
DHL (µS) 250 290
TDS (ppm) 140 150
Turbidity (NTU) 10.19 68.9
TN (ppm) 0.65 2.23
N-NO3 (µg/L) 0.26 0.33
o-PO4 (µg/L) 1.27 2.55
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 67
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

TP (µg/L) 0.86 2.88


TSS (mg/L) 26 76
o
Suhu udara ( C) 30.5
Kecerahan (cm) 70
Kedalaman (m) 4

Lampiran : 15
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009


KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 DASAR
KJA Aquafarm 11/11/2009 pH 8 7.5 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 32 31 30 30
o
S : 07 52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 8.48 3.04 1.92
o
E : 110 54'33.9" O2 saturasi (%) 116.16 40.91 25.4
CO2 (mg/L) 0 5.28 6.16
BOD (mg/L) 5.76 0.16 -0.80
Klorofil-a (µg/L) 8.33 10.71
T-Alkalinitas (mg/L) 36 35 35
DHL (µS) 270 260 270
TDS (ppm) 140 140 140
TN (ppm) 5.91 2.47 3.84
TP (µg/L) 3.22 4.67 0.85
o-PO4 (µg/L) 1.45 1.45 2
Kecerahan (cm) 54
Kedalaman (m) 8.50

Outlet 09/11/2009 pH 9 9
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 31
o
S: 07 50'38.1" O2 terlarut (mg/L) 9.60 8.16
o
E: 110 55'32.5" O2 saturasi (%) 133.70 109.825
CO2 (mg/L) 0 0
BOD (mg/L) 6.56
T-Alkalinitas (mg/L) 31
DHL (µS) 280
TDS (ppm) 140
Kecerahan (cm) 45
Kedalaman (m) 1.30

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 68
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 16
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009


Tengah 09/11/2009 pH 8 7.5 7.5 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 34 30 30 29
o
S : 07 52'10.9" O2 terlarut (mg/L) 8.48 4.48 4.48 4.16
o
E : 110 54'28.9" O2 saturasi (%) 120.11 59.26 59.26 54.10
CO2 (mg/L) 0 5.28 3.52 5.28
BOD (mg/L) 4.16 2.24 3.04
Klorofil-a (µg/L) 11.9 8.33
T-Alkalinitas (mg/L) 36 33 30
DHL (µS) 270 260 280
TDS (ppm) 140 140 140
TN (ppm) 3.84 2.12 11.6
o-PO4 (µg/L) 2.55 3.09 1.45
TP (µg/L) 1.95 1.95 2.85
Kecerahan (cm) 52
Kedalaman (m) 8.20

Inlet S.Wiroko 09/11/2009 pH 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 30
o
S: 07 53'98.2" O2 terlarut (mg/L) 8.96 8.16
o
E:110 54'96.4" O2 saturasi (%) 124.79 107.94
CO2 (mg/L) 0 0
BOD (mg/L) 5.44
Klorofil-a (µg/L) 4.76
T-Alkalinitas (mg/L) 31
DHL (µS) 270
TDS (ppm) 140
TN (ppm) 4.71 5.91
o-PO4 (µg/L) 1.45 1.09
TP (µg/L) 2.85 2.31
Kecerahan (cm) 48.5
Kedalaman (m) 1.50

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 69
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 17
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009


Tengah II 10/11/2009 pH 8 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 30
o
S : 07 54'98.6" O2 terlarut (mg/L) 8.48 6.88
o
E : 110 53'26.9" O2 saturasi (%) 118.11 91.01
CO2 (mg/L) 14.08 2.64
BOD (mg/L) 4.16 5.6
Klorofil-a (µg/L) 4.76 16.66
T-Alkalinitas (mg/L) 31
DHL (µS) 280
TDS (ppm) 140
TN (ppm) 6.95 5.91
o-PO4 (µg/L) 1.09 1.82
TP (µg/L) 3.76 3.76
Kecerahan (cm) 44
Kedalaman (m) 3.10

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 70
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Lampiran : 18
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 DASAR
KJA Ngasinan 26/07/2009 pH 7.5 8 7.5
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 29 27.5 27 27
o
S : 07 18'216" O2 terlarut (mg/L) 3.64 4.04 3.15 0.00
o
E : 110 49'940" O2 saturasi (%) 47.29 50.70 39.54 0.00
CO2 (mg/L) 1.76 1.76 2.64 11.4
BOD (mg/L) 2.20 1.88 0.21
Klorofil-a (µg/L) 9.52 3.57 3.57
T-Alkalinitas (mg/L) 35 36 34
DHL (µS) 350 350 340
TDS (ppm) 170 180 170
Turbidity (NTU) 0.65 0.59 0.9
TN (ppm) 0.65 3.46 4.69
N-NO3 (µg/L) 0.18 0.30 0.27
o-PO4 (µg/L) 2.00 4.73 5.82
TP (µg/L) 0.29 1 0.43
TSS (mg/L) 2 4 5
o
Suhu udara ( C) 30.5
Kecerahan (cm) 215
Kedalaman (m) 28.00

Tengah 26/07/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 29 28 27.5 26.5
o
S: 07 16'186" O2 terlarut (mg/L) 4.2 6.14 4.53 0.00
o
E:110 49'342" O2 saturasi (%) 53.67 75.73 55.80 0.00
CO2 (mg/L) 0.88 0.88 1.76 6.16
BOD (mg/L) 0.20 1.01
Klorofil-a (µg/L) 5.95 21.42 14.28
T-Alkalinitas (mg/L) 44 52 59
DHL (µS) 320 320 320
TDS (ppm) 160 170 160
Turbidity (NTU) 2.24 1.22 1.45
TN (ppm) 0.45 0.65 3.46
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 71
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

N-NO3 (µg/L) 0.26 0.27 0.21


o-PO4 (µg/L) 0.91 2.00 4.73
TP (µg/L) 1.29 0.86 0.29
TSS (mg/L) 1 3 1
o
Suhu udara ( C) 31.5
Kecerahan (cm) 154
Kedalaman (m) 24
Lampiran : 18
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009

Outlet Boyolayar 27/07/2009 pH 8 8 7.5


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 27 27 27 26
o
S: 07 15'611" O2 terlarut (mg/L) 6.22 6.14 3.56 0.00
o
E: 110 50'090" O2 saturasi (%) 78.07 77.06 44.61 0.00
CO2 (mg/L) 0 0 2.64 7.04
BOD (mg/L) 0.46 1.18 0.68
Klorofil-a (µg/L) 5.95 3.57 4.76
T-Alkalinitas (mg/L) 76 72 46
DHL (µS) 320 330 340
TDS (ppm) 170 170 170
Turbidity (NTU) 2.21 1.4 1.84
TN (ppm) 1 2.06 0.65
N-NO3 (µg/L) 0.32 0.24 0.28
o-PO4 (µg/L) 5.91 0.73 0.73
TP (µg/L) 0.43 1 0.57
TSS (mg/L) 1 2 2
o
Suhu udara ( C) 29.8
Kecerahan (cm) 135
Kedalaman (m) 32.30

Inlet S.Serang 27/07/2009 pH 8.5 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 29 28 28
o
S : 07 17'256" O2 terlarut (mg/L) 8.08 6.63 5.90
o
E : 110 46'449" O2 saturasi (%) 105.08 84.63 75.34
CO2 (mg/L) 0 0 0
Klorofil-a (µg/L) 15.47 5.95 2.38
T-Alkalinitas (mg/L) 69 45 69
DHL (µS) 330 330 330
TDS (ppm) 170 170 170
Turbidity (NTU) 2.73 2.01 3.55
TN (ppm) 1.18 0.65 2.06
N-NO3 (µg/L) 0.25 0.22 0.10

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 72
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

o-PO4 (µg/L) 2.00 2.91 2.00


TP (µg/L) 1.44 0.86 0.29
TSS (mg/L) 3 16 4
o
Suhu udara ( C) 30.5
Kecerahan (cm) 106
Kedalaman (m) 6.17

Lampiran : 19
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009


KJA Aquafarm 26/07/2009 pH 8 7.5 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 29 28 28 27.5
o
S : 07 16'781" O2 terlarut (mg/L) 3.88 3.56 4.20 0
o
E : 110 49'592" O2 saturasi (%) 50.44 45.41 53.67 0
CO2 (mg/L) 2 1 0.88 4.40
BOD (mg/L) 1.48 -0.12 -1.24
Klorofil-a (µg/L) 3.57 14.28 9.52
T-Alkalinitas (mg/L) 38 47 42
DHL (µS) 340 330 330
TDS (ppm) 170 170 170
Turbidity (NTU) 1.17 1.1 2.24
TN (ppm) 4.34 4.69 5.74
N-NO3 (µg/L) 0.24 0.30 0.26
o-PO4 (µg/L) 4.36 4.73 1.27
TP (µg/L) 0.72 1.29 1`
TSS (mg/L) 3 4 4
o
Suhu udara ( C) 34
Kecerahan (cm) 144
Kedalaman (m) 36

Inlet Samudro 26/07/2009 pH 8 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 28.5 27 27
o
S : 07 20'015" O2 terlarut (mg/L) 5.25 4.28 3.56 1.37
o
E : 110 50'22,8" O2 saturasi (%) 68.30 53.74 44.61 17.24
CO2 (mg/L) 0 1.76 4.40 5.28
BOD (mg/L) 5.25
Klorofil-a (µg/L) 13.09 15.47 24.99
T-Alkalinitas (mg/L) 43 36 44
DHL (µS) 370 360 370
TDS (ppm) 190 180 190
Turbidity (NTU) 1.8 4.5 2.82
TN (ppm) 3.81 4.16 2.41
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 73
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

N-NO3 (µg/L) 0.24 0.25 0.30


o-PO4 (µg/L) 2.73 4.73 1.09
TP (µg/L) 2.44 3.17 2.01
TSS (mg/L) 4 6 5
o
Suhu udara ( C) 30
Kecerahan (cm) 136
Kedalaman (m) 15

Lampiran : 20
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBER 2009

KEDALAMAN (m)
STASIUN TANGGAL PARAMETER 0 3 5 DASAR
KJA Ngasinan 13/11/2009 pH 8 8 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 30 30 30
o
S : 07 18'13.1" O2 terlarut (mg/L) 6.08 5.92 4.80
o
E : 110 49'56.5" O2 saturasi (%) 84.68 78.31 63.49 21.16
CO2 (mg/L) 3.52 2.64 3.52 14.08
Klorofil-a (µg/L) 2.38 2.38 4.76
T-Alkalinitas (mg/L) 39 36 39
DHL (µS) 360 350 370
TDS (ppm) 190 180 180
TN (ppm) 5.22 3.5 5.91
o-PO4 (µg/L) 2.91 3.82 0.73
TP (µg/L) 2.85 1.95 0.85
Kecerahan (cm) 117
Kedalaman (m) 13.50

Tengah 13/11/2009 pH 8
o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33
o
S: 07 16'09.9" O2 terlarut (mg/L) 8.32
o
E:110 49'19.9" O2 saturasi (%) 115.88
CO2 (mg/L) 0
Klorofil-a (µg/L) 8.33 11.9 15.47
T-Alkalinitas (mg/L)
DHL (µS) 340
TDS (ppm) 170
TN (ppm) 2.47 5.57 4.19
o-PO4 (µg/L) 2.91 0.73 1.09

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 74
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

TP (µg/L) 1.95 1.04 3.76


Kecerahan (cm) 88
Kedalaman (m) 10.4

Lampiran : 21
DATA KUALITAS AIR

KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBER 2009

Outlet Boyolayar 13/11/2009 pH 8 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 31 30
o
S: 07 15'35.4" O2 terlarut (mg/L) 8.48 8.32 7.84
o
E: 110 50'07.5" O2 saturasi (%) 118.10 119.98 103.70 0.00
CO2 (mg/L) 0 0 0 17.60
Klorofil-a (µg/L) 7.14 15.47 2.38
T-Alkalinitas (mg/L) 35 28 29
DHL (µS) 330 330 320
TDS (ppm) 170 170 170
TN (ppm) 1.26 3.84 3.84
o-PO4 (µg/L) 1.45 2.55 1.45
TP (µg/L) 2.85 1.95 2.85
Kecerahan (cm) 93
Kedalaman (m) 17.10

KJA Aquafarm 13/11/2009 pH 7.5 8 8


o
Posisi (GPS) Suhu air ( C) 33 30 30
o
S : 07 17'14.3" O2 terlarut (mg/L) 7.04 6.72 5.60
o
E : 110 46'28.0" O2 saturasi (%) 98.05 88.89 74.07
CO2 (mg/L) 0 1.76 2.64
Klorofil-a (µg/L) 14.28 5.95 2.38
T-Alkalinitas (mg/L) 28 32.6 40
DHL (µS) 350 360 360
TDS (ppm) 180 180 180
TN (ppm) 2.47 2.47 3.5
o-PO4 (µg/L) 2.55 2.55 1.09
TP (µg/L) 2.85 1.95 3.58
Kecerahan (cm) 101

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 75
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .
LAPTEK T.A. 2009

Kedalaman (m) 19.40

Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,


hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo 76
dan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah .

Anda mungkin juga menyukai