Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

DIGESSTIF II

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti

Nim : 018.06.0007

Kelas : A

Materi : Parotitis

Dosen : dr. I Gusti Putu Winangun, Sp.PD, Finasim

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2019/2020
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana
sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis)
di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau
pipi bagian bawah dapat ditularkan melalui kontak langsung, droplet, muntahan, dan urine.
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya kelenjar yang
terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan
dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum
konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di
parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah)
dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi
glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam, anoreksia,
sakit kepala dan nyeri otot. Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis
yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan.
Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor.
Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi pada tahap awal (1-2 hari)
penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38,5 – 40 derajat celcius), sakit
kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan
adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut) selanjutnya terjadi pembengkakan
kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar
kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan pembengkakan biasanya berlangsung
sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis, kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di
bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria dewasa
adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
 Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit,  tetapi kadang
gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan
komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur.
Diagnosis melalui anamnesis akan ditemukan gejala khas demam, pembengkakan pada
kelenjar parotis disertai nyeri pada leher, dan terdapat riwayat langsung dengan penderita dengan
gejala yang sama. Pemeriksaan fisik ditemukan pada palpasi adanya pembesaran kelenjar parotis
disertai nyeri tekan. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan :
a.  Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia ringan
yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya leukosit dalam darah
adalah 4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun komplikasi sering
menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang.
b.  Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan
pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu.
Kadar amylase normal dalam darah adalah 0-137 U/L darah.
c.  Pemeriksaan serologis
Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya
infeksi virus, yaitu :
 Hemaglutination inhibition (HI) test
 Neutralization (NT) test
 Complement – Fixation (CF) test

d.  Pemeriksaan Virologi


Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus  dilakukan
dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau darah.
Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi cairan
fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun.

Komplikasi yang dapat terjadi seperti Meningoensepalitis. Penderita mula-mula


menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan
suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada
anak-anak. Ketulian, tuli saraf dapat terjadi unilateral, parotitis adalah penyebab utama tuli saraf
unilateral, kehilangan pendengaran mungkin sementara atau permanen. Orkitis, Peradangan pada
salah satu atau kedua testis. Testis akan membengkak ketika terinfeksi. Ensefalitis atau
Meningitis, peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk,
mengantuk, koma atau kejang. Ooforitis, timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada
sekitar 7% pada penderita wanita pasca pubertas. Kelainan pada mata, Komplikasi ini meliputi
dakrioadenitis, pembengkakan yang nyeri, biasanya bilateral, dari kelenjar lakrimalis; neuritis
optik (papillitis) dengan gejala-gejala bervariasi dari kehilangan penglihatan sampai kekaburan
ringan dengan penyembuhan dalam 10–20 hari; uveokeratitis, biasanya unilateral dengan
fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan dalam 20 hari; 
skleritis, tenonitis, dengan akibat eksoftalmus; trombosis vena sentral.
Tatalaksana Parotitis, parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited
(sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi
spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis
dan suportif. Pengobatan yang diberikan dapat berupa antipiretik, analgesik, ataupun keduanya
tergantung dari gejala yang dialami pasien.

Anda mungkin juga menyukai