Teknologi Biosorpsi Oleh Mikroorganisme Solusi Alt

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI BIOSORPSI OLEH MIKROORGANISME, SOLUSI

ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN


LOGAM BERAT

(BIOSORPTION TECHNOLOGY BY MICROORGANISMS, AN ALTERNATIVE


SOLUTION FOR DECREASE HEAVY METAL POLLUTION)

Emmy Ratnawati, Rahyani Ermawati dan Siti Naimah

Balai Besar Kimia dan Kemasan, Departemen Perindustrian RI


Jl. Balai Kimia No1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur

Email: emmyratna.hs@gmail.com

ABSTRAK

Biosorpsi merupakan teknologi pengolahan limbah terbaru yang dapat menyisihkan/menghilangkan logam
berat yang bersifat racun, oleh karena itu biosorpsi dapat dipertimbangkan sebagai suatu teknologi alternatif
yang ramah lingkungan untuk mengolah limbah cair industri yang secara ekonomi layak digunakan. Proses
biosorpsi dapat terjadi karena adanya material biologis yang disebut biosorben dan adanya larutan yang
mengandung logam berat dengan afinitas yang tinggi sehingga mudah terikat dengan biosorben. Hal lain
yang membuat biosorpsi menjadi pilihan menarik adalah tersedianya berbagai bahan biosorben yag melimpah
seperti fungi, bakteri, yeast, algae dan biopolimer seperti alginat dan kitosan yang merupakan produk samping
industri perikanan. Variabel yang perlu diperhatikan dalam mendesain dan mengoperasikan proses biosorpsi
dengan mikroorganisme adalah seleksi dan pemilihan biomassa yang sesuai serta perlakuan awalnya
(pemilihan strain yang sesuai, metode penanganan mikroorganisme dan kondisi fisik biomassa), waktu tinggal
dan waktu kontak proses (immobilisasi sel, pH), konsentrasi biomassa, proses pemisahan dan recovery
biomassa serta pembuangan biomassa yang telah digunakan dengan pengeringan dan insinerasi. Teknologi
biosorpsi yang melibatkan mikroorganisme dalam mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat ini
masih memerlukan banyak pengembangan melalui penelitian penelitian dan kajian yang berkesinambungan
sehingga dapat diperoleh hasil terbaik untuk mengatasi pencemaran logam berat.

Kata kunci : Pencemaran, Biosorben, Biosorpsi, Logam Berat, Ramah lingkungan

ABSTRACT

Biosorption is a new waste water treatment technology to remove toxic heavy metal which can be used as an
other environmental friendly and economic technology alternative. The biosorption process occured because
of availability for biological materials or biosorbent and heavy metal with high affinity to bind biosorbent.
Another reason that biosorption choose as an attractive technology is because of the abundant availlability of
biosorbent materials such as fungi, bacteria, yeast and bio polimer such as chitosan, alginate from fisheries
side products. Variables that should be consider in designingand operating biosorption process with
microorganism are in the right selection of biomass in initial treatment (strain selection, microorganism method
treatment, biomass physical condition), retention time and process contact time (cell immobilization, pH),
biomass concentration, separation process, biomass recovery, disposal of the used biomass with drying and
burning in incinerator. The biosorption technology using microorganism in solving the heavy metals
environment problem still need improvement through sustainable research and development to get the best
result to solve heavy metal pollution.

Key words : Pollution, Biosorbent, Biosorption, Heavy metals, Environment friendly.

PENDAHULUAN

Semakin berkembangnya kegiatan mengakibatkan dampak negatif berupa


industri, selain membawa dampak positif juga pencemaran akibat limbah yang dikeluarkan.

Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.1 April 2010 : 34-40 34


Isu pencemaran logam berat meningkat sejalan Metode kimia fisika yang sekarang
dengan pengembangan berbagai penelitian banyak digunakan mempunyai beberapa
yang mulai diarahkan pada berbagai aplikasi kelemahan, diantaranya biaya instalasi dan
teknologi untuk menangani polusi lingkungan operasional yang tinggi, banyak membutuhkan
yang disebabkan oleh logam berat. Polutan bahan kimia dan terbentuknya lumpur (sludge)
logam berat yang ada dalam limbah industri yang banyak sehingga bermasalah karena
termasuk merkuri, tembaga, timbal, krom, memerlukan pengolahan lanjutan dan biaya
seng, kadmium, uranium, selenium, tinggi dalam pembuangannya. Meskipun cara
copper,nikel banyak terdapat pada beberapa pengendapan sebagai hidroksida atau
industri seperti industri pelapisan logam, cat endapan CaCO3 dapat memisahkan logam
dan pewarnaan, baterai basah atau accu, berat, namun cara ini kurang efisien karena
fotografi, dan printing/percetakan, kegiatan tidak semua logam dapat terendapkan secara
pertambangan, pembuangan sludge, fly ash sempurna seperti Pb, Cd dan Hg (Haris dan
dari insenerator, proses radio aktif, pulp dan Remalow, 1991) sehingga konsentrasi yang
kertas, penyamakan kulit, pupuk petrokimia tertinggal dalam air buangan masih melebihi
dan pestisida .Limbah logam berat tersebut dari standar baku mutu yang diperbolehkan .
menurut PP No.45 Tahun 1999 tentang Oleh karena itu perlu dikembangkan
Pengolahan Limbah B3, sebagian termasuk suatu cara pengolahan air limbah dengan
dalam kategori limbah yang berbahaya dan suatu teknologi alternatif yang ramah
beracun (B3) dengan demikian limbah cair ini lingkungan, biaya rendah dan mempunyai
harus dikelola sesuai dengan tata cara efisiensi yang tinggi untuk mengolah limbah,
pengolahan limbah B3 antara lain dengan pemanfaatan kemampuan
Logam berat dalam limbah biasanya beberapa mikroorganisme sebagai penyerap
berada dalam berbagai macam kondisi seperti logam berat. Salah satu teknologi alternatif
tidak terlarut, terlarut, tereduksi, teroksidasi dan untuk mengolah limbah dengan logam berat
kompleks. Kecemasan yang berlebihan adalah dengan biosorpsi. Hal lain yang
terhadap keberadaan logam berat di membuat biosorpsi menjadi pilihan menarik
lingkungan dikarenakan oleh tingkat adalah tersedianya berbagai bahan biosorben
keracunannya yang sangat tinggi dalam seperti fungi, bakteri, yeast, algae dan
seluruh aspek kehidupan makhluk hidup. biopolimer seperti alginat dan kitosan yang
Sebagai contoh beberapa ion logam berat merupakan produk samping industri perikanan.
seperti timbal, kadmium dan krom pada Untuk skala industri, biaya
kenyataannya sangat berbahaya bagi pengadaan biomassa mikroorganisme ini
kesehatan manusia dan kelangsungan secara ekonomi kurang menguntungkan, oleh
kehidupan lingkungan alam. Walaupun pada karena itu limbah biomassa dari limbah
konsentrasi yang rendah, efek ion logam berat industri, seperti industri fermentasi dapat
dapat berpengaruh langsung hingga dimanfaatkan.
terakumulasi pada rantai makanan.
Selanjutnya timbal menunjukkan efek beracun TEORI
pada sistim syaraf, hematologik dan dapat
mempengaruhi kerja ginjal (Suhendrayatna, Biosorpsi
2001).
Berdasarkan pengetahuan kita Pengolahan secara biologi untuk
terhadap resiko dan pengaruh polusi logam mengurangi logam berat pada limbah tercemar
berat terhadap lingkungan, maka pencemaran diketahui sebagai teknologi alternatif yang
logam berat ke lingkungan harus diminimalkan berpotensi untuk dikembangkan dibandingkan
dan sistim pengolahan limbahnya harus dengan proses kimia. Karena perlindungan
diperbaiki. Pengolahan limbah yang terhadap lingkungan saat ini telah menjadi
mengandung logam berat yang sudah masalah yang sangat penting, biosorpsi
dilakukan selama ini adalah secara kimia fisika menjadi teknik yang menjanjikan dalam
untuk menghilangkan logam berat antara lain menghilangkan logam berat (D Zhou dkk,
dengan cara oksidasi dan reduksi, koagulasi 2004). Biosorpsi merupakan teknologi
dan sedimentasi, filtrasi, ion exchange,reverse pengolahan limbah terbaru yang dapat
osmosis, pengolahan elektrokimia dan menyisihkan/menghilangkan logam-logam
penguapan (Baik et.al., 2002). beracun dalam limbah cair, oleh karena itu
biosorpsi dapat dipertimbangkan sebagai suatu

Teknologi Biosorpsi Oleh Mikroorganisme .Emmy Ratnawati dkk 35


teknologi alternatif untuk pengolahan limbah Beberapa sumber bahan biomassa
cair industri (Martins, et.al.,2006). yang dapat digunakan sebagai biosorben untuk
Proses biosorpsi dapat terjadi karena proses biosorpsi adalah :
adanya material biologis yang disebut − Mikroorganisme yang ada dalam jumlah
biosorben dan adanya larutan yang yang banyak di alam dan pertumbuhannya
mengandung logam berat dengan afinitas yang cepat seperti bakteri, jamur, ragi, kapang
tinggi sehingga mudah terikat dengan − Limbah industri fermentasi.
biosorben (Sinly dan Johan, 2007). Pengikatan − Biopolimer seperti alginat, kitosan (produk
logam berat yang berada dalam suatu larutan samping hasil perikanan).
yaitu dengan cara pertukaran ion dimana ion- − Serat alam yang mengandung selulosa
ion pada dinding sel mikroorganisme (Cellulosic nature)
digantikan oleh ion-ion logam berat (Martias
et.al., 2006). Kompleksitas ion logam berat Biosorben yang berasal dari biomassa
yang bermuatan positif berinteraksi dengan harus kuat,bersifat porous dan mempunyai
pusat aktif yang bermuatan negatif pada kemampuan penyerapan yang tinggi. Granulasi
permukaan dinding sel atau dalam polimer dari bahan biomassa kering dengan harga
ekstra seluler, seperti protein dan polisakarida yang ekonomis adalah langkah yang penting
sebagai sumber gugus fungsi berperan penting dalam rangka aplikasinya pada proses
dalam mengikat ion logam berat. biosorpsi
Proses penyerapan ini berlangsung
cepat dan terjadi pada sel hidup maupun sel HASIL DAN PEMBAHASAN
yang telah mati (Volesky, 2007). Penyerapan
logam berat oleh mikroorganisme dapat Mekanisme Biosorpsi
dilakukan melalui dua cara, yaitu proses
penyerapan yang terjadi secara absorbsi Sebagian besar mekanisme
(bioakumulasi) dan proses penyerapan yang penyisihan/ removal logam berat oleh
terjadi secara adsorbsi (biosorpsi) (Vieira, mikroorganisme adalah proses pertukaran ion
et.al., 2000). yang mirip pertukaran ion pada resin.
Proses penyerapan yang terjadi secara Mekanisme ini dapat dibagi atas 3 (tiga) cara,
absorbsi (bioakumulasi) disebut juga yakni: berdasarkan metabolisme sel (proses
mekanisme resistensi. Mekanisme resistensi yang tergantung pada metabolisme dan proses
dapat dilakukan melalui pengekskresian/ yang tidak tergantung pada metabolisme sel);
perembesan senyawa pengkelat (chelator) ke berdasarkan posisi logam berat yang
luar sel, pengikatan ion logam oleh molekul disisihkan/diremoval (akumulasi ekstraselular/
intraseluler seperti metalotionen, atau presipitasi, akumulasi intraseluler dan
akumulasi ion logam pada organ tertentu penyerapan oleh permukaan sel); dan
seperti vakuola dan mitokondria (Kapoor and berdasarkan cara pengambilan logam berat
Viraraghavan, 1995). (Sinly dan Johan, 2007).
Sumber Biomassa Sebagai Biosorben dan Cara pengambilan logam berat dapat dibagi 2
Sifatnya yaitu :

Pengkajian tentang kemampuan Penangkapan Pasif (Passive Uptake)


pengikatan logam berat oleh beberapa jenis
biomassa sudah dimulai sejak tahun 1985. Passive uptake dikenal dengan istilah
Beberapa jenis biomassa memang sangat biosorpsi. Proses ini terjadi ketika ion logam
efektif dalam mengakumulasi logam berat. berat terikat pada dinding sel dengan dua cara
Ketersediaan bahan untuk biomassa adalah yang berbeda, pertama pertukaran ion dimana
faktor yang harus dipertimbangkan untuk ion monovalent dan divalent seperti Na, Mg
menseleksi biomassa sehingga tujuan dan Ca pada dinding sel digantikan oleh ion ion
penggunaannya menjadi jelas. Untuk logam berat, dan kedua adalah pembentukan
memenuhi nilai keekonomian dan ramah komplek ion-ion logam berat dengan gugus
lingkungan, biomassa harus berasal dari fungsional seperti carbonyl, amino, thiol,
sumber alami atau bahkan dari limbah. hydroxy, phosphate, dan hydroxy – carboxyl
yang berada pada dinding sel. Proses
biosorpsi ini bersifat bolak-balik dan cepat.

Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.1 April 2010 : 34-40 36


Proses bolak-balik ikatan logam berat di Tabel 1. Studi komparatif biosorpsi ion logam berat
permukaan sel ini dapat terjadi pada sel mati oleh berbagai jenis mikroorganisme
dan sel hidup dari suatu biomassa. Proses (Nakajima, 1991).
biosorpsi dapat lebih efektif dengan kehadiran
Initial
pH tertentu dan kehadiran ion-ion lainnya Mikro-
Metode
Logam
Conc.
%
dimana logam berat dapat terendapkan organisme Berat Removal
(ppm)
sebagai garam yang tidak terlarut. Misalnya pH Rhizomucor passive
Cu 100 96
optimum biosorpsi ion Pb , Ni dan Cu oleh miehi(F) uptake
Zooglea ramigera adalah berkisar 4,0 hingga Mucur passive
Cu 100 86
4,5; sedangkan untuk Fe adalah pH 2,0. mucedo(F) uptake
Rhizopus passive
Cu 100 82
stolonifer(F) uptake
Penangkapan Aktif (Active Uptake)
Aspergillus passive
Cu 100 58
oryzae (F) uptake
Penangkapan aktif dapat terjadi pada Penecillum passive
berbagai sel hidup. Mekanisme ini secara chrysogenum uptake Cu 100 18
simultan ini terjadi sejalan dengan konsumsi (F)
ion logam untuk pertumbuhan mikroorganisme Ecklonia passive
Cu 0,29 95
atau akumulasi intraseluler ion logam tersebut. radiata(F) uptake
Logam berat dapat juga diendapkan pada Phellinus passive
Cu 0,29 43
proses metabolisme dan ekskresi pada tingkat badius (F) uptake
kedua. Proses ini tergantung pada energi yang Pinus radiata passive
Cu 0,29 24
(F) uptake
terkandung dan sensitifitasnya terhadap
Saccharomyce active
parameter parameter yang berbeda seperti pH, s cerevisie (Y) uptake
Cu 0,29 17
suhu, kekuatan ionik, dan cahaya. Disamping Chlorella passive
itu proses ini dapat dihambat oleh suhu yang Pb 100,2 83
vulgaris (A) uptake
rendah, tidak tersedianya sumber energi dan Ecklonia passive
Pb 0,82 100
penghambat penghambat metabolisme sel. radiata (A) uptake
Disisi lain, biosorpsi logam berat dengan sel Phellinus passive
Pb 0,82 50
hidup ini terbatas dikarenakan oleh akumulasi badius (F) uptake
ion yang menyebabkan racun terhadap Pinus radiata passive
Pb 0,82 21
(F) uptake
mikroorganisme.
Saharomyces active
Kedua mekanisme diatas dapat cerevisie (Y) uptake
Pb 0,82 34
berjalan secara serentak. Pada beberapa Chlorella active
penelitian menunjukkan ikatan kadmium pada vulgaris (A) uptake
As 9 17
dinding sel Ankistrodermus dan Chlorella Citrobacter sp passive
vulgaris mencapai kira kira 80 % dari total Cd 40
(B) uptake
akumulasinya di sel, sedangkan arsenik yang Ecklonia passive
Cd 0,48 90
berikatan dengan dinding sel chlorella vulgaris radiata (A) uptake
rata rata 26 %. Menurut Nakajima (1991), Phellinus passive
Cd 0,48 33
selektif uptake ion logam antara sel hidup dan badius (F) uptake
sel mati dari chlorella regularis menunjukkan Pinus radiata passive
Cd 0,48 29
(F) uptake
bahwa jumlah logam berat yang diadsorpsi
Saccharomyce active
oleh sel mati kira kira dua kali lebih besar s cerevisie (Y) uptake
Cd 0,48 10
dibandingkan dengan yang diabsorpsioleh sel
hidup. Protein dan polisakarida memegang Keterangan:
peranan penting dalam proses biosorpsi ion F : Fungi; A: Algae; Y: Yeast; B: Bakteri
logam berat dimana terjadinya ikatan kovalen
termasuk juga dengan gugus amino dan gugus
karbonil. Hasil studi komparatif biosorpsi ion kitin/kitosan pada dinding sel (Brady and
logam berat oleh berbagai jenis Duncan, 1994). Untuk lebih jelasnya
mikroorganisme (Nakajima, l991), dapat dilihat mekanisme biosorpsi pada sel mikroorganisme
pada Tabel 1 dapat dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan hasil penelitian telah Pada permukaan dinding sel terjadi
diketahui bahwa yang berperan penting di interaksi ionik antara kation logam dengan
dalam proses biosorpsi adalah gugus karboksil, gugus fungsi makromolekul. Kekuatan interaksi
hidroksil dan kelompok amino pada protein dan tergantung pada jari-jari ion, muatan ion logam,

Teknologi Biosorpsi Oleh Mikroorganisme .Emmy Ratnawati dkk 37


dari toksisitas. Logam berat yang diinduksi ke
dalam sel akan memicu terbentuknya radikal
bebas. Radikal bebas tersebut akan terikat
kuat dengan protein dan DNA, merusak
integritas membran sel, menghambat kerja
enzim, dan dapat menyebabkan keluarnya
sitoplasma yang akan merubah morfologi sel
(Avery, 2001).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Biosorpsi Logam Berat

Faktor Fenotip
Gambar 1. Mekanisme Biosorpsi pada Sel Mikro-
organisme Faktor fenotip yang mempunyai
(Sumber:http://www.miyazaccu- peranan penting dalam penyerapan logam
med.ac.jp/MMCCHEM/ResourseRecyc berat adalah struktur dan komponen dinding
le.html, 20 Agustus 2007) sel. Struktur dan komponen dinding sel sangat
menentukan kemampuan biosorpsi logam
berat karena dinding sel merupakan struktur
derajat ionisasi anion, pH dan persaingan dari pertama yang berinteraksi dengan ion logam
muatan positif tertent u dengan polimer. (Zimmermann and Wolf, 2002). Pengikatan ion
Interaksi ini terjadi pada gugus fungsi yang logam terjadi karena adanya gugus-gugus
bermuatan parsial negatif seperti gugus fungsional bermuatan yang bertindak sebagai
karboksil (Zimmermann and Wolf, 2002) reseptor logam melalui ikatan ionik dan ikatan
Selanjutnya interaksi polar terjadi kovalen (Kapoor and Viraraghavan, 1995).
apabila polisakarida penyusun dinding sel
biomassa seperti kitin dan kitosan dapat Faktor Biomassa
membentuk kompleks dengan ion logam
transisi melalui interaksi dipol-dipol antara Biomassa yang berbeda memberikan
kation dengan gugus polar seperti -OH, -NH2 afinitas yang bervariasi dalam menyerap
dan C=O.Suatu kation dengan daya logam. Beberapa biomassa memperlihatkan
mempolarisasi yang tinggi disenangi oleh ligan serapan yang cukup besar terhadap suatu
sebagai pusat muatan positif berkerapatan logam berat, sementara biomassa yang lain
tinggi, sehingga menghasilkan interaksi yang tidak dapat memperlihatkan ikatan yang
kuat. Pembentukan kompleks tergantung pada spesifik dengan logam (Gupta, et.al, 2000). Hal
kemampuan berinteraksi beberapa gugus ini terjadi karena perbedaan komposisi dinding
dalam makro molekul yang berfungsi sebagai sel tiap-tiap biomassa sehingga gugus
ligan untuk membentuk khelat (Zimmermann fungsional yang terdapat di dalamnya juga
and Wolf, 2002). berbeda. Pada prinsipnya biomassa
Protein mengandung banyak gugus mengandung beberapa macam gugus fungsi
ionik dan gugus polar lainnya, maka interaksi yang berinteraksi dengan logam melalui
dengan kation-kation logam menjadi sangat interaksi ionik, interaksi polar dan gabungan
kuat dan tidak spesifik. Beberapa protein keduanya (Gupta, et.al, 2000).
permukaan sel atau protein yang merembes
dari membran atau sitoplasma sel-sel mati Faktor Medium
dapat mengikat kation dengan cara ini. Gugus -
SH yang terdapat dalam metallothionin Komposisi medium dapat mempe-
membentuk komplek lebih kuat dan spesifik ngaruhi biosorpsi logam berat, dapat
dengan beberapa logam toksik (Zimmermann menyebabkan presipitasi logam sehingga
and Wolf, 2002). menurunkan konsentrasi logam dalam larutan,
Dari proses interaksi mikroba dengan Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
logam berkonsentrasi tinggi dapat pada kemampuan biosorpsi tersebut adalah pH
menyebabkan efek toksik. Pada konsentrasi dari medium karena sangat mempengaruhi
yang tinggi, logam akan diinduksi ke dalam sel ketersediaan logam berat dalam medium dan
sebagai mekanisme resistensi atau perwujudan kereaktifan gugus fungsional yang berperan

Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.1 April 2010 : 34-40 38


dalam pengikatan ion logam berat (Cho and gracilis mempunyai toleransi yang tinggi
Kim, 2004). terhadap pengambilan ion logam berat.Waktu
Selanjutnya medium yang tinggal dan waktu kontak juga sangat
mengandung lebih dari satu jenis logam akan berpengaruh terhadap desain proses
mempengaruhi biosorpsi karena sifat fisika- biosorpsim termasuk kedalamnya immobilisasi
kimia suatu logam juga akan mempengaruhi sel, pH dan konsentrasi biomassa.
ketersediaan logam lain yang terlarut di dalam Penggunaan sel hidup mempunyai sejumlah
medium (Beveridges, et.al, 1997). kelebihan, sementara itu biomassa lebih praktis
dikemas dalam bentuk bubuk (powder). Hasil
Konsep Dasar Aplikasi Proses Biosorpsi penelitian Augusto da cocta menyimpulkan
bahwa Chlorella homospaera yang
diimobilisasikan pada alginate menghasilkan
Aplikasi proses biosorpsi untuk
pengolahan limbah dengan menggunakan sistem yang baik untuk mereduksi
mikroorganisme guna mengatasi kadmium,seng,dan emas dari suatu perairan
yang tercemar. Dengan inisial konsentrasi
permasalahan cemaran logam berat adalah
sangat simpel. Mikroorganisme yang telah logam beratnya berkisar 20/-27 ppm,Cd dan Zn
dipilih dimasukkan, ditumbuhkan kemudian dapat direduksi sebesar 99% dalam jangka
dikontakkan dengan air yang tercemar logam waktu 60 menit dan 90% tereduksi setelah 30
menit. Wilkinson dkk (26) melaporkan sel
berat dalam waktu tertentu agar biomassa
immobilisasi dari chlorella emersonni dapat
berinteraksi dengan ion logam berat,
mengakumulasikan merkuri lebih tinggi
selanjutnya biomassa ini dipisahkan dari
dibandingkan dengan sel tanpa immobilisasi.
cairan. Biomassa yang terikat dengan logam
Proses pemisahan dan rekoveri merupakan
berat diregenerasi untuk digunakan kembali
atau dibuang ke lingkungan. proses pemisahan biomassa setelah proses
biosorpsi. Proses filtrasi dan sentrifusi yang
dilakukan di laboratorium tidak praktis bila
Beberapa variabel yang perlu diperhatikan
diterapkan di industri, sehingga penerapan
dalam mendesain dan mengoperasikan proses
imobilisasi mikroorganisme yang dikemas pada
biosorpsi dengan mikroorganisme (Suhen-
suatu kolom dipandang praktis untuk
drayatna, 2001), sebagai berikut :
digunakan. Pembuangan limbah dari proses
a. Seleksi dan pemilihan biomassa yang
biosorpsi juga merupakan aspek penting
sesuai serta perlakuan awalnya (pemilihan
mengingat limbah tersebut mengandung
strain yang sesuai, metode penanganan
konsentrat logam berat yang berbahaya. Bila
mikroorganisme dan kondisi fisik biomassa)
proses biosorpsi digunakan sebagai teknologi
b. Waktu tinggal dan waktu kontak proses
alternatif untuk mengolah limbah cair, regenasi
(immobilisasi sel, pH).
biosorben sangat penting dilakukan untuk
c. Konsentrasi biomassa
menekan biaya dan membuka kemungkinan
d. Proses pemisahan dan rekoveri biomassa
untuk melakukan rekoveri logam berat. Apabila
(proses pemisahan biomassa dari air
sludge biosorbent akan dibuang harus
tercemar setelah pengolahan)
dikeringkan dahulu dan dibakar di insinerator
e. Pembuangan biomassa yang telah
sehingga tidak mencemari lingkungan.
digunakan (biomassa yang berikatan
dengan logam berat dapat di reduksi
dengan menggunakan sistem pengeringan) KESIMPULAN

Biosorpsi merupakan teknologi


Seleksi dan pemilihan biomassa yang
pengolahan limbah terbaru yang dapat
sesuai dan penanganan awal merupakan unsur
yang penting dalam aplikasi proses biosorpsi. menyisihkan/ menghilangkan logam berat
Proses ini meliputi pemilihan strain yang beracun, oleh karena itu biosorpsi dapat
dipertimbangkan sebagai suatu teknologi
sesuai, metode kulturisasi dan kondisi fisik
biomassa. Yang paling penting dalam alternatif yang ramah lingkungan untuk
pengolahan limbah cair industri yang secara
pemilihan biomassa ini adalah toleransi
mikroorganisme terhadap ion logam berat itu ekonomi layak digunakan .
sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan Variabel yang perlu diperhatikan dalam
bahwa jenis mikroalga seperti Dunalliela mendesain dan mengoperasikan proses
tertiolecta, Scenedemusacutus, Chlorella biosorpsi dengan mikroorganisme adalah
vulgaris, Nostoc sp, Phormidium sp, Euglena seleksi dan pemilihan biomassa yang sesuai

Teknologi Biosorpsi Oleh Mikroorganisme .Emmy Ratnawati dkk 39


serta perlakuan awalnya (pemilihan strain yang by waste beer yeast. Journal of
sesuai, metode penanganan mikroorganisme Hazardous Materials, Vol.137, No.3,
dan kondisi fisik biomassa), waktu tinggal dan p. 1569-1576.
waktu kontak proses (immobilisasi sel, [9] Kapoor, A., and Viraraghavan, T. 1995.
pH),konsentrasi biomassa, proses pemisahan Heavy metal biosorption sites in
dan rekoveri biomassa dan pembuangan Aspergillus niger . Bioresource
biomassa yang telah digunakan dengan Technology, Vol. 61. No.3, p. 221-
pengeringan dan insinerasi. 227
Teknologi biosorpsi yang melibatkan [10] Martins, B.L., Cruz C.V., Luna, A.S., and
mikroorganisme dalam mengatasi pencemaran Henriques, C.A. 2006. A Sorption
2+
lingkungan oleh logam berat ini masih and desorption of Pb ions by dead
memerlukan banyak pengembangan melalui Sargassum sp. Biomass.
penelitian penelitian dan kajian yang Biochemical Engineering Journal,
berkesinambungan sehingga dapat diperoleh Vol. 27, No. 3, p. 310-314.
hasil terbaik untuk mengatasi masalah [11] Metcalf and Eddy. 1991. Wastewater
tersebut. Engineering. Treatment, Disposal,
and Reuse. Third Edition. McGraw-
DAFTAR PUSTAKA Hill, Inc., New York.
[12] Nakajima,T.Horikoshi, dan T.
[1] Ahalya, N., Ramachandra, T.V.,and Sakaguchi,1991. Application
Kanamadi, R.D. 2003. Biosorption of Microbiology,Biotechnlology.
Heavy Metals, Res J. Chem. European Journal, 12, 76 – 83.
Environment No.7(4): 71-79. [13] Parvathi, K., Nagendran, R., and
[2] Avery, S.V. 2001. Metal toxicity in yeast Narehkumar, R. 2007. Lead
and the role of oxidative stress. Adv. biosorption onto waste beer yeast
Appl. Microbiol. 49: 111-142 by-product, a means to
[3] Baik, W.Y.; Bae, J.H.; Cho, K.M. decontaminate effluent generated
Hartmeier, W. 2002. Biosorption of from battery manufacturing industry.
heavy metals using whole mold Electronic Journal of Biotechnology,
mycelia and parts thereof , Vol.10, No.1.
Bioresource Technology, Vol. 81, [14] Sinly, E.P., dan Johan, A.P. 2007.
No. 3, p. 167-170. Bioremoval, Metode Alternatif untuk
[4] Beveridges, T.J., Hughes, M.N., Lee, H., Menanggulangi Pencemaran Logam
Leung, K.T., Poole, R.K. Savvaidis, Berat, Artikel, Universitas Lampung.
I., Silver, S., and Trevors, J.T. 1997. [15] Suhendrayatna. 2001. Bioremoval
Metal-microbe interactions: Logam Berat dengan Menggunakan
Cotemporary approaches. Academic Microorganime: Suatu Kajian
Press Limited, London : 177-232. Kepustakaan (Heavy Metal Bio-
[5] Brady, D., and Duncan, J.R. 1994. removal by Microorganisms: A
Binding of heavy metals by the cell Literature Study). Institute for
walls of Saccharomyces cerevisiae. Science and Technology Studies
Enzyme Microb. Technol. 16: 633- (ISTECS) - Chapter Japan,
638. disampaikan pada Seminar on-Air
[6] Gokulapalan, C., Das, Lulu and Nair, Bioteknologi untuk Indonesia Abad
M.C. 1994. Advanced in Mushroom 21.
Biotechnology, ed 1, Scientific [16] Vieira, R.H., and Volesky, B. 2000.
Publisher, Jodhpur, India. Biosorption: a solution to pollution?
[7] Gupta, R., Ahuja, P., Khan, S., Saxena, Review Article, Interntl. Microbiol 3:
R.K., and Mohapatra, H. 2000. p. 17-2
Microbial biosorbents: Meeting [17] Zimmermann, M., and Wolf, K. 2002.
Challenges of Heavy Metals Biosorption of Metals. The mycota,
Pollution in Aqueous Solutions. Industrial Application. Vol.10: 355-
Current Science. 78(8): 967-973. 364.
[8] Han, R., Hongkui, L., Yanhu, L., Zhang,
J., Xiao, H., and Shi, J. 2006.
Biosorption of Copper and Lead ions

Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 32 No.1 April 2010 : 34-40 40

Anda mungkin juga menyukai