Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PUSAT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

Tujuan Instruksional Umum

Setelah akhir kuliah diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Pusat Listrik
Tenaga Gas (PLTG).

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah akhir kuliah diharapkan mahasiswa dapat:


1. menjelaskan proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTG,
2. menjelaskan masalah operasi dan pemeliharan PLTG,
3. menyebutkan dan menjelaskan fungsi peralatan utama pada PLTG,
4. menjelaskan siklus turbin gas.

4.1 Prinsip Kerja


Gambar 4.1 menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara setelah di filter masuk ke
kompresor untuk dinaikkan tekanannya menjadi kira-kira 13 kg/cm2 kemudian udara
tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm 2
dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG),
maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila
digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih
dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan
bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi
sampai kira-kira 1.3000C dengan tekanan 13/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian
dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi
(enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak
generator (dan kompresor udara). Turbin gas terhubung dengan Generator listrik
menggunakan gear box (roda gigi reduksi). Dengan gear box ini putaran turbin yang
lebih tinggi dapat disesuaikan dengan putaran generator yang lebih rendah, dan
akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan yang diinginkan.

IV - 1
Filter

Gear Box

Gambar 4.1 Prinsip kerja unit pembangkit turbin gas.

Karena pembakaran yang terjadi pada turbin gas mencapai suhu sekitar 1.300 0C,
maka sudu-sudu turbin beserta porosnya perlu didinginkan dengan udara. Gambar 4.2a
menggambarkan sudu turbin yang mempunyai lubang untuk mengalirkan udara
pendingin.

Gambar 4.2a Turbin gas buatan Alstom tipe GTX 100 dengan daya keluar
± 100 MW di mana yang tampak depan adalah sisi gas buang.

Selain masalah pendinginan, operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil
pembakaran dengan suhu sekitar 1.3000C memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu
bereaksinya logam kalium, vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar
dengan bagian-bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path). Oleh

IV - 2
karena itu, bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam-logam tersebut
di atas melebihi batas tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas mensyaratkan
bahan bakar dengan kandungan logam kalium, vanadium, dan natrium tidak boleh
melampaui 1 part per mill (ppm). Di Indonesia, BBM yang bisa memenuhi syarat ini
hanya minyak Solar, High Speed Diesel Oil, atau yang sering disebut minyak HSD yang
disediakan oleh PERTAMINA. Sedangkan BBG umumnya dapat memenuhi syarat
tersebut di atas.

4.2 Operasi dan Pemeliharaan


Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa startnya pendek, yaitu
antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat distart tanpa pasokan daya dari luar (black
start), yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan (time
between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000 – 5.000 jam operasi. Makin sering
unit mengalami start-stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya. Walaupun jam
operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika jumlah startnya telah mencapai 300
kali, maka unit PLTG tersebut harus mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan
pemeliharaan. Saat dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian
khusus adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya
mencapai 13000C, seperti : ruang bakar, saluran gas panas (hot gas path), dan sudu-sudu
turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan (retak) sehingga perlu
diperbaiki (dilas) atau diganti.
Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) ini, karena
proses start-stop menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal
ini disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan (sekitar 300C)
sedangkan sewaktu operasi, akibat terkena gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar
1.3000C.
Dengan memperhatikan buku petunjuk pabrik, ada unit PLTG yang boleh
dibebani lebih tinggi 10% dari nilai nominalnya selama 2 jam, yang dalam bahasa
Inggris disebut peak operation. Apabila dilakukan peak operation, maka hal ini harus
diperhitungkan dengan pemendekan selang waktu antara inspeksi, karena peak

IV - 3
operation menambah keausan yang terjadi pada turbin gas sebagai akibat kenaikan suhu
operasi.
Dari segi masalah lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah masalah
kebisingan, jangan sampai melampaui ketentuan yang diijinkan.
Seperti halnya pada PLTU, masalah instalasi bahan bakar, baik apabila digunakan
BBM maupun apabila digunakan BBG, perlu mendapat perhatian khusus dari segi
pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit termal yang
efisiensinya paling rendah, yaitu berkisar antara 15 – 25%.
Dalam perkembangan penggunaan unit PLTG di PLN, akhir-akhir ini digunakan
unit turbin gas aero derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi
menjadi turbin gas penggerak generator. Keuntungan dari pemakaian unit aero
derivative, yaitu didapat unit yang dimensinya lebih kecil dibanding unit Stationer
untuk daya yang sama. Di samping itu, harga unit bisa lebih murah karena intinya
(turbin) sama dengan turbin gas pesawat terbang (misalnya, biaya pengembangan telah
terserap oleh harga jual turbin gas pesawat terbangnya). Tetapi bagaimana kinerjanya
masih perlu pengamatan di lapangan.

4.3 Bagian-bagian Utama Turbin Gas


Turbin gas terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: kompresor, ruang bakar dan
turbin (lihat gambar 4.2a dan 4.2b )

Turbin Gas Ruang Pembakaran


Kompresor
Turbin Gas

Gambar 4.2b Foto turbin gas, ruang pembakaran dan kompresor pada PLTG

IV - 4
1. Kompresor untuk mengkompresi udara luar dari suatu tekanan ketekanan yang lebih
tinggi. Perbandingan kompresi ini berkisar antara 10 : 1 sampai 20 : 1 . Udara
kompresi untuk pembankit energi hanya sekitar 30 % saja, sisanya yang 70 %
digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian turbin yang terkena panas tinggi. Sudu-
sudu kompresor yang berputar mendorong udara mengalir melalui lintasan yang
semakin menyempit, sehingga tekanan udara semakin besar. Sebagian kecil udara
kompresi ini memasuki ruang bakar.
Umumnya tingkat sudu kompresor berjumlah (17 – 18) tingkat dengan aliran searah
dengan poros (axial flow).
Ada 2 tipe compresor, yaitu Centrifugal compresor dan Axial flow compresor. Gas
turbin yang besar (1000 HP atau lebih tinggi) menggunakan multistage axial flow
compresor karena kemampuannya menangani sejumlah besar masa udara dengan
efisiensi tinggi.
2. Ruang bakar (Combustion chamber) digunakan untuk membakar bahan bakar dengan
unsur oksigen dari udara kompresi. Hasil pembakaran berupa gas dengan temperatur
yang tinggi (700 – 1100 0C). Jenis ruang bakar bermacam-macam tergantung pada
turbin gasnya, sedang jumlah ruang bakarnya bervariasi misalnya: 1, 2, 8, atau 10
buah. Posisinya bisa tegak bisa juga mendatar . Melalui saluran gas yang disebut
transition piece, gas dialirkan ke dalam turbin.
3. Turbin gas bekerja untuk mengubah energi panas menjadi energi mekanik (energi
putar pada poros). Turbin gas terdiri dari sudu tetap (nozzle, fixed blade) dan sudu
gerak (bucket, moving blade). Sudu tetap mengubah energi enthalpy (tekanan) gas
menjadi energi kecepatan (kinetis). Sedangkan sudu gerak merubah energi kecepatan
menjadi energi mekanik. Sepasang sudu tetap dan sudu jalan merupakan satu tingkat
turbin. Turbin gas bisa terdiri dari beberapa tingkat yaitu: 1, 2, 3 atau lebih. Pada
umumnya 2 sampai 3 tingkat. Gambar 4.2a sampai dengan 4.2d menggambarkan
produk-produk turbin gas buatan Alstom dan Siemens.
4. Pendinginan sudu-sudu turbin dan poros turbin gas dilakukan dengan udara dari
kompresor. Untuk keperluan ini, ada lubang pendingin dalam sudu-sudu dan dalam
poros turbin (lihat gambar 4.2a dan 4.2c) yang pembuatannya memerlukan teknologi

IV - 5
canggih. Sedangkan pendinginan minyak pelumas dilakukan dengan menggunakan
penukar panas (heat exchanger) konvensional.

Gambar 4.2c Konstruksi ruang bakar turbin gas buatan Alstom di mana
kompresor di sebelah kanan sedangkan turbin di sebelah kiri

Gambar 4.2d Potongan turbin gas model V94.3A buatan Siemens

IV - 6
4.4 Peralatan Bantu
Pada unit-unit pembangkit tenaga listrik dengan turbin gas dilengkapi dengan
beberapa peralatan lainnya yaitu:
a. Roda gigi reduksi ( reduction gear box) dipasang diantara turbin dan generator.
Dengan roda gigi reduksi putaran turbin yang lebih tinggi dapat disesuaikan
dengan putaran generator yang lebih rendah. Perbandingan putaran tersebut
misalnya:
General Electric : 3600 / 3000 rpm
John Brown : 5100 / 3000 rpm
Westinghouse : 4854 / 3000 rpm
b. Generator (alternator) untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran
menjadi energi listrik.
c. Exiter untuk memberikan arus eksitasi pada generator agar membangkitkan
tegangan.
d. Roda gigi bantu (Accessories gear) untuk membantu memutar turbin pertama kali.
e. Ratchet dan turning gear untuk memutar poros turbin gas setelah turbin gas di
stop. Ratchet memutar poros secara periodik yaitu 1/8 putaran poros setiap 3
menit, Turning gear berputar terus menerus 5 putaran per menit sampai poros
menjadi dingin.
f. Pengubah torsi (Torque converter) merupakan kopling hidrolik yang akan
memutus hubungan antara penggerak poros turbin dan turbin gas, apabila putaran
poros turbin telah melebihi putaran penggeraknya.
g. Starting Motor dan Starting Diesel, keduanya merupakan penggerak poros turbin
gas saat pertama kali dijalankan. Apabila telah terjadi penyalaan pada ruang bakar
(20 % putaran kerja) dan turbin sudah menghasilkan tenaga yang bersama-sama
dengan tenaga penggerak, putarannya pun dipercepat. Setelah putaran mencapai
60% dari putaran kerja, maka penggerak distop secara otomatis.
h. Main Atomizing Air Compressor dan Starting Atomizing Air Compressor
digunakan untuk mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar saat pertama
kali start. Selanjutnya apabila turbin gas telah beroperasi normal akan diambil alih
oleh Main Atomizing Air Compressor.

IV - 7
i. Pompa bahan bakar (Main Fuel Pump) akan beroperasi kontinyu selama turbin gas
jalan.
j. Pompa pelumas utama (Main Lube Oil Pump) adalah pompa yang memberikan
pelumasan.
k. Pompa pemasok minyak hidrolik (Hydraulic supply Pump) untuk pengaturan
turbin gas.
Pompa pelumas, pompa hidrolik, pompa bahan bakar, dan Atomizing Air Compressor
biasanya digerakkan melalui roda gigi yang berhubungan dengan poros turbin gas.
Peralatan bantu tersebut di atas ditambah kompresor turbin gas serta kerugian-
kerugian mekanik pada turbin kompresor dan kerugian listrik pada generator dan trafo,
merupakan beban yang harus dipikul turbin gas. Dengan adanya beban-beban tersebut
maka hanya 1/3 dari daya total turbin gas yang disalurkan keluar (ke jaringan listrik
luar). Itulah sebabnya efisiensi turbin gas menjadi kecil (25 - 30% dan hanya cocok
untuk beban puncak. Dengan combined cycle efisiensi dapat dinaikkan menjadi 50%.

4.5 Siklus Turbin Gas


Siklus turbin gas dinyatakan dengan siklus Brayton (siklus ideal turbin gas) yang terdiri
dari:
1. Sistem P – V (Pressure Vs Volume)
Gambar 4.3a adalah siklus ideal turbin gas, siklus Brayton dengan sistem P-V yang
mana:
a. garis 1-2, adalah siklus kompresi udara di dalam kompresor. Tekanan naik bersama
dengan berkurangnya volume. Proses ini disebut isentropic (entropy yaitu
perubahan panas / temperatur konstan).

Gambar 4.3a Sistem P-V

IV - 8
b. Garis 2-3, adalah proses pembakaran dalam ruang bakar. Panas masuk melalui
pembakaran bahan bakar. Proses terjadi pada tekanan konstan, karenanya
disebut Isobar.
c. Garis 3-4, adalah proses ekspansi (pemuaian) gas di dalam turbin, menghasilkan
kerja pada poros turbin. Temperatur turun, dengan jumlah perubahan panas /
temperatur konstan (proses isentropic).
d. Garis 4-1, adalah proses pembuangan gas bekas dari turbin, terbuang ke atmosfir
dengan tekanan konstan (isobar).

3
T
2 4

A Entropy. S B S S

Gambar 4.3b Sistem T-S Gambar 4.3c Penyimpangan pada sistem T-S

2. Sistem T – S (Temperature Vs Entropy)


Gambar 4.3b adalah siklus ideal turbin gas, siklus braiton dengan sistem T-S yang
mana:
a. garis 1-2, adalah siklus kompresi udara di dalam kompresor. Temperatur naik,
dengan entropy konstan (isentropic).
b. Garis 2-3, proses pembakaran dalam ruang bakar, temperatur dan entropy
bertambah pada tekanan konstan (isobar).
c. Garis 3-4, proses pemuaian gas dalam turbin, temperatur turun sedang entropy
konstan (isentropic).
d. Garis 4-1, proses pembuangan gas, temperatur dan entropy turun pada tekanan
konstan (isobar).kanan naik bersama dengan berkurangnya volume. Proses ini
disebut isentropic (entropy yaitu perubahan panas / temperatur konstan).
Keterangan gambar 4.3b:
Bidang A-1-4-B, adalah merupakan kerugian panas yang terbawa gas bekas ke atmosfir.
Efisiensi turbin adalah perbandingan antara luas 1-2-3-4 dan luas A-2-3-B.

IV - 9
Adanya kerugian-kerugian mekanis (kerugian head dari gas dan udara, kerugian di kompresor
dan turbin), kerugian panas (pembakaran tak sempurna, kerugian panas gas bekas), kerugian
listrik (pada generator dan trafo) mengakibatkan nilai siklus menyimpang dari harga idealnya
(gambar 4.3c).

Contoh Soal
1. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk start unit PLTG ?
Jawaban: PLTG tergolong unit yang masa startnya pendek, yaitu antara 15-30 menit, dan
kebanyakan dapat distart tanpa pasokan daya dari luar (black start).
2. Apa sebabnya bahan bakar minyak dari PERTAMINA yang bisa dipakai untuk turbin
gas hanyalah high speed diesel oil (HSD) ?
Jawaban: Karena turbin gas beroperasi dengan suhu disekitar 1300 ºC, maka timbol resiko
korosi suhu tinggi dengan logam vanadium, kalium, dan natrium yang ada dalam
BBM. Hanya HSD yang kandungan logamnya paling kecil dan memenuhi syarat
pabrik (< 1 part per mil).
3. Jelaskan proses konversi energi menjadi energi listrik pada PLTG !
Jawaban: Udara setelah di filter masuk ke kompresor untuk dinaikkan tekananya menjadi
kira-kira 13 kg/cm2 kemudia udara dialirkan ke ruang bakar dicampur dengan bahan
bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan BBM harus
dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu sampai kira-
kira 1.3000C dengan tekanan 13 kg/cm2 , kemudian dialirkan menuju turbin untuk
dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan
kompresor udara). Turbin gas terhubung dengan Generator listrik menggunakan gear
box (roda gigi reduksi). Dengan gear box ini putaran turbin yang lebih tinggi dapat
disesuaikan dengan putaran generator yang lebih rendah, sehingga generator
menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan yang diinginkan.

IV - 10
Rangkuman

Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa startnya pendek, yaitu antara 15-30
menit, dan kebanyakan dapat distart tanpa pasokan daya dari luar (black start).
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan (time between
overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000 – 5.000 jam operasi. Saat dilakukan pemeriksaan,
hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas
hasil pembakaran yang suhunya mencapai 13000C, seperti : ruang bakar, saluran gas panas
(hot gas path), dan sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan
(retak) sehingga perlu diperbaiki (dilas) atau diganti.
Dengan memperhatikan buku petunjuk pabrik, ada unit PLTG yang boleh dibebani lebih
tinggi 10% dari nilai nominalnya selama 2 jam (peak operation).
Dari segi masalah lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah masalah kebisingan, jangan
sampai melampaui ketentuan yang dibolehkan.
Seperti halnya pada PLTU, masalah instalasi bahan bakar, baik apabila digunakan BBM
maupun apabila digunakan BBG, perlu mendapat perhatian khusus dari segi pengamanan
terhadap bahaya kebakaran.
Pada unit-unit pembangkit tenaga listrik dengan turbin gas dijumpai beberapa peralatan bantu
yaitu: Roda gigi reduksi; Exiter; Roda gigi bantu; Ratchet dan turning gear; Pengubah torsi
(Torque converter), Starting Motor dan Starting Diesel; Roda gigi bantu (Accessories gear);
Starting Atomizing Air Compressor; Main Atomizing Air Compressor; Pompa bahan bakar;
Pompa pelumas, dan Pompa hidrolik,
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit termal yang efisiensinya
paling rendah, yaitu berkisar antara 15 – 25%.

Soal Latihan

1. Sebutkan bagian-bagian utama PLTG dan jelaskan fungsinya !


2. Sebutkan 3 macam peralatan bantu pada PLTG dan jelaskan fungsinya !
3. Sebutkan bagian-bagian PLTG yang memerlukan perhatian khusus pada waktu
dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan !
4. Jelaskan siklus ideal P-V pada turbin gas !

IV - 11

Anda mungkin juga menyukai