Anda di halaman 1dari 33

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T

A. DATA STRUKTUR ATAS

Panjang bentang jembatan L= 12.00 m


Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 7.00 m
Lebar trotoar B2 = 1.00 m
Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 = 9.00 m
Jarak antara Girder s= 1.75 m
Dimensi Girder : Lebar girder b= 0.60 m
Tinggi girder h= 1.30 m
Dimensi Diafragma : Lebar diafragma bd = 0.25 m
Tinggi diafragma hd = 0.40 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.24 m
Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.07 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tinggi bidang samping ha = 2.50 m
Jumlah balok diafragma sepanjang L, nd = 4 bh
Jarak antara balok diafragma, sd = L/nd = 3m

B. BAHAN STRUKTUR

Mutu beton :
Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 25.00 MPa
Modulus elastik, Ec = 4700 * Ö fc' = 23500 MPa
Angka poisson _x0001_ u = 0.20
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 9792 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α= 1.0.E-05 °C

Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 40.5
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 405 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 25
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 250 Mpa

Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3
C. ANALISIS BEBAN

1. BERAT SENDIRI (MS)


Faktor beban ultimit : KMS = 1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb. :

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Berat satu balok diafragma, Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = 1.75 kN
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd = 4 bh
Beban diafragma pada Girder, Qd = nd * Wd / L = 0.6 kN/m

Beban berat sendiri pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1.75 0.24 25.00 10.50
2 Girder 0.60 1.06 25.00 15.90
3 Diafragma Qd = 0.58
QMS = 26.98

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2 * QMS * L = 161.900 kN
MMS = 1/8 * QMS * L =
2
485.700 kNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Faktor beban ultimit : KMA = 1.3


Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu
memikul beban tambahan seperti :

1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,


2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L 12.00 m

Beban mati tambahan pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 1.75 0.07 22.00 2.70
2 Air hujan 1.75 0.05 9.80 0.86
Beban mati tambahan : QMA = 3.55

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2 * QMA * L = 21.315 kN
MMA = 1/8 * QMA * L =
2
63.945 kNm

4. BEBAN LALU-LINTAS

4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)

Faktor beban ultimit : KTD = 2.0


Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg
dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 9.0 kPa untuk L ≤ 30
q = 9.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30
Untuk panjang bentang, L= 12.00 m q= 9.00 kPa
KEL mempunyai intensitas, p= 44.00 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.40 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m
DLA = 0.30 untuk L ≥ 90 m

Jarak antara girder s= 1.75 m


Untuk panjang bentang, L = 12.00 m, maka DLA = 0.40

Beban lajur pada Girder, QTD = q * s = 15.75 kN/m


PTD = (1 + DLA) * p * s = 107.80 kN

Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 148.40 kN
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =
2
606.90 kNm

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor beban ultimit : KTT = 2.0


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.40
Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = 140.00 kN
a= 5.00 m
b= 5.00 m

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban truk "T" :
VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT = 201.25 kN
MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 507.50 kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 201.25 kN
Momen maksimum akibat beban, D MTD = 507.50 kNm

4. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 2.0


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt ≥ 180 m

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Jumlah Girder, ngirder = 4 bh
Gaya rem, HTB = 250 kN
Jarak antara Girder, s= 1.75 m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m : TTB =HTB / ngirder = 62.5 kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban
dinamis.
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s = 15.75 kN/m
PTD = p * s = 77.00 kN
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 13.30 kN
< 50.00 kN
Diambil gaya rem, TTB = 50.00 kN

Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ta + h/2 = 2.52 m


Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 126.00 kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L = 10.50 kN
MTB = 1/2 * M = 63.00 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)

Faktor beban ultimit : KEW = 1.2


Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m2 dengan, Cw = 1.2
Kecepatan angin rencana, Vw = 35 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 1.008 kN/m

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2 * QEW * L = 6.048 kN
MEW = 1/8 * QEW * L =2
18.144 kNm
7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
DT = 20 °C
Koefisien muai panjang untuk beton, α= 1.0.E-05 °C
Panjang bentang Girder, L= 12.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement, d =α * DT * L= 0.0024 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k * d = 36.00 kN

Tinggi Girder, h = 1.20 m h= 1.30 m


Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.60 e = h/2 = 0.65 m
Momen akibat pengaruh temperatur, M = FET*e = 23.400 kNm
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
VET = M/L = 1.950 kN
MET = M = 23.400 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)

Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.

Koefisien beban gempa horisontal :


Kh = C * S

Kh = Koefisien beban gempa horisontal,


C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.

Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :


T = 2 * p * Ö [ Wt / ( g * KP ) ]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi, g= 9.81 m/det2
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 26.98 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 3.55 kN/m
Panjang bentang, L= 12.00 m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 366.43 kN
Ukuran Girder, b= 0.60 m h= 1.30 m
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 0.109850 m4
Modulus elastik beton, Ec = 23453 Mpa
Ec = 23452953 kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 71564 kN/m
Waktu getar, T = 2*p* Ö [ Wt / (g * KP)] = 0.1435 detik

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).


Lokasi wilayah gempa Wilayah = 3
Koefisien geser dasar, C= 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0 * F
dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka : n= 1
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225
Faktor tipe struktur, S = 1.0 * F = 1.225
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0.221
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0.110 > 0.10
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0.110

Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 40.399 kN


Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 3.367 kN/m
Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2 * QEQ * L = 20.199 kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L =
2
60.598 kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE

No. Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 Komb-3


Beban
1 Berat sendiri (MS) 1.30 Ö Ö Ö
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 Ö Ö Ö
3 Beban lajur "D" (TD) 2.00 Ö Ö Ö
4 Gaya rem (TB) 2.00 Ö Ö
5 Beban angin (EW) 1.20 Ö
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 Ö
7 Beban gempa (EQ) 1.00 Ö

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 485.70 631.41 631.41 631.41
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 63.95 127.89 127.89 127.89
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 606.90 1213.80 1213.80 1213.80
4 Gaya rem (TB) 2.00 63.00 126.00 126.00
5 Beban angin (EW) 1.20 18.14 21.77
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 23.40 28.08
7 Beban gempa (EQ) 1.00 60.60 60.60
2120.87 2127.18 2033.70

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 161.90 210.47 210.47 210.47
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 21.32 42.63 42.63 42.63
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 201.25 402.50 402.50 402.50
4 Gaya rem (TB) 2.00 10.50 21.00 21.00
5 Beban angin (EW) 1.20 6.05 7.26
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 1.95 2.34
7 Beban gempa (EQ) 1.00 20.20 20.20
683.86 678.94 675.80
Momen ultimate rencana girder Mu = 2127.18 kNm
Gaya geser ultimate rencana girder Vu = 683.86 kN

10. PEMBESIAN GIRDER


10.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder, Mu = 2127.18 kNm
Mutu beton : fc' = 25 Mpa
Mutu baja tulangan : fy = 405 Mpa
Tebal slab beton, ts = 240 mm
Lebar badan Girder, b= 600 mm
Tinggi Girder, h= 1300 mm
Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : L/4 = 3000 mm
s= 1750 mm
12 * ts = 2880 mm
Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 1500 mm beff = 1750 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm d' = 150 mm
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa Es = 2.0.E+05 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0.85

rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fy) = 0.026626129


Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 6.548611885
Faktor reduksi kekuatan lentur, f= 0.80
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1150 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/f = 2658.975 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / (beff * d ) = 1.14889549
6 2

Rn < Rmax OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö (1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ))] = 0.0029
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.0035
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * beff * d = 5872.30 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 32 mm
As1 = p/4 * D2 = 804.248 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 7.30
Digunakan tulangan, 10 D 32
As = As1 * n = 8042.48 mm2
Tebal selimut beton, td = 30 mm
Diameter sengkang yang digunakan, ds = 13 mm
Jumlah tulangan tiap baris, nt = 8 mm
Jarak bersih antara tulangan,
36.86 mm
X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) =
OK > 35 mm
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan
tarik, sehingga : As' = 30% * As = 2412.743158 mm2
Digunakan tulangan, 3 D 32
10.2. KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMATE

Tebal slab beton, ts = 240 mm


Lebar efektif sayap, beff = 1750 mm
Lebar badan Girder, b= 600 mm
Tinggi Girder, h= 1300 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1150 mm
Luas tulangan, As = 8042.48 mm2
Kuat tekan beton, fc' = 25 Mpa
Kuat leleh baja, fy = 405 MPa
Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka : Cc > Ts
Gaya internal tekan beton pada sayap,
Cc = 0.85 * fc' * beff * ts = 8925000 N
Gaya internal tarik baja tulangan, Ts = As * fy = 3257203 N
Cc > Ts Garis netral di dalam sayap

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) = 87.59 mm


Jarak garis netral, c = a / b1 = 103.05 mm
Regangan pada baja tulangan tarik, e s = 0.003 * (d - c) / c = 0.0305
< 0.03 OK
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 -6 = 3603.137 kNm
Kapasitas momen ultimit, f * Mn = 2882.51 kNm
> Mu 2127.18 kNm
OK

10.3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 683.86 kN


Mutu beton : Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Mutu baja tulangan: Kuat leleh baja, fy = 250 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.75
Lebar badan Girder, b= 600 mm
Tinggi efektif Girder, d= 1150 mm
Kuat geser nominal beton, Vc = (Ö fc') / 6 * b * d * 10-3 = 575.000 kN
f * Vc = 431.250 kN
Perlu tulangan geser

f * Vs = Vu - f * Vc = 252.608 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 336.810 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 * Ö fc' * [ b * d ] * 10-3 = 2300.000 kN
Vs < Vsmax
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, OK
Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 13
Luas tulangan geser sengkang, Av = p/4 * D2 * n = 265.465 mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av * fy * d / Vs = 226.600 mm
Digunakan sengkang, 2 D 13 - 200
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
r sh = 0.001
Luas tulangan susut, Ash = rh * b * d = 690 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
Jumlah tulangan susut yang diperlukan, n = Ash / ( p /4 * D2 ) = 5.20
Digunakan tulangan,
4 D 13

10.4. LENDUTAN BALOK

Mutu beton : Kuat tekan beton, fc' = 23 MPa


Mutu baja tulangan: Kuat leleh baja, fy = 405 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700 * Ö fc' = 22540 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.0.E+05 MPa
Tinggi balok, h= 1.30 m
Lebar balok, b= 0.60 m
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.15 m
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 1.15 m
Luas tulangan balok, As = 0.008042 m2
Inersia brutto penampang balok, Ig = 1/12 * b * h3 = 0.10985 m4
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * Ö fc' * 103 = 3357.082066 kPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8.9
n * As = 0.071 m2
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 0.119 m
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 0.07620 m4
yt = h/2 = 0.65 m
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 567.347 Nmm
Momen akibat beban mati dan beban hidup (M D+L)
No. Jenis Beban Momen
(kNm)
1 Berat sendiri (MS) 485.70
2 Beban mati tambahan (MA) 63.95
3 Beban lalulintas (TD/TT) 606.90
4 Gaya rem (TB) 63.00
MD+L = 1219.55

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan


Ie = ( Mcr / MD+L )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L )3 ] * Icr = 0.0796 m4
Panjang bentang balok, L= 12.00 m

10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)


Beban akibat berat sendiri, QMS = 26.98 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
dMS = 5/384*QMS*L4 / ( Ec*Ie) = 0.00406 m

10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Beban akibat berat sendiri, QMA = 3.55 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
dMA = 5/384*QMA*L4 / ( Ec*Ie) = 0.00053 m

10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)


Beban lajur "D" : Beban terpusat, PTD = 107.80 kN
Beban merata, QTD = 15.75 kN/m
Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :
dTD = 1/48* PTD*L3 / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L4 / ( Ec*Ie) = 0.00453 m

10.4.3. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB)


Momen akibat gaya rem, MTB = 63.00 kNm
Lendutan akibat gaya rem (TB) :
dTB = 0.0642 * MTB * L2 / ( Ec*Ie) = 0.00032

10.4.4. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)


Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, QEW = 1.008 kN/m
Lendutan akibat beban angin (EW) :
dEW = 5/384*QEW*L4 / ( Ec*Ie) = 0.0002 m

10.4.5. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Momen akibat temperatur movement, MET = 23.40 kNm
Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) :
dET = 0.0642 * MET * L2 / ( Ec*Ie) = 0.00012 m
10.4.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)
Beban gempa vertikal, QEQ = 3.367 kN/m
Lendutan akibat beban gempa (EQ) :
dEQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) = 0.0005 m

Lendutan maksimum dmaks = L/240 = 0.05 m


No. Jenis Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3
(kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 0.0041 0.0041 0.0041
2 Beban mati tambahan (MA) 0.0005 0.0005 0.0005
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 0.0045 0.0045 0.0045
4 Gaya rem (TB) 0.0003 0.0003
5 Beban angin (EW) 0.0002
6 Pengaruh Temperatur (ET) 0.0001
7 Beban gempa (EQ) 0.0005
0.0096 0.0096 0.0096
< L/240 < L/240 < L/240
OK OK OK

Pembesian T-Girder
11. BALOK DIAFRAGMA
11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA

Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut :

Ukuran balok diafragma,


Lebar, bd = 0.30 m
Tinggi, hd = 0.50 m
Panjang bentang balok diafragma,
s= 2.00 m
Tebal lantai
ts = 0.24 m

Berat sendiri (MS) :


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2.00 0.24 25.00 12.00
2 Balok diafragma 0.30 0.26 25.00 1.95
QMS = 13.95
Gaya geser dan momen akibat berat sendiri :
VMS = 1/2 * QMS * s = 13.950 kN
MMS = 1/12 * QMS * s =
2
4.650 kNm
Beban mati tambahan (MA) :
No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2.00 0.07 22.00 3.08
2 Air hujan 2.00 0.05 9.80 0.98
QMS = 4.06
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan :
VMA = 1/2 * QMA * s = 4.1 kN
MMA = 1/12 * QMA * s =
2
1.4 kNm

Beban truk "T" (TT) :


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.40
Beban truk "T" : PTT = (1 + DLA) * T = 140.00 kN
Gaya geser dan momen akibat beban "T",
VTT = 1/2 * PTT = 70.00 kN
MTT = 1/8 * PTT * s = 35.00 kNm
Kombinasi beban ultimit :
No. Jenis beban Faktor V M Vu Mu
Beban (kN) (kNm) (kN) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 13.95 4.65 18.135 6.05
2 Beb.mati tamb (MA) 2.00 4.06 1.35 8.120 2.71
3 Beban truk "T" (TT) 2.00 70.00 35.00 140.000 70.00
166.26 78.75

11.2. MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA


Momen ultimit rencana balok diafragma, Mu = 78.752 kNm
Gaya geser ultimit rencana balok diafragma, Vu = 166.255 kN

12. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA

12.1. TULANGAN LENTUR


Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 78.895 kNm Mu = 78.75 kNm
Mutu beton : Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Mutu baja tulangan: Kuat leleh baja, fy = 405 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700 * Ö fc' = 23500 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.0.E+05 MPa
Lebar balok, b = bd = 300 mm
Tinggi balok, h = hd = 500 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0.85

rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fy) = 0.0266


Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 6.55
Faktor reduksi kekuatan lentur, f= 0.80
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 450 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/f = 98.44 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1.62
Rn < Rmax OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö (1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ))] = 0.0042
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.0035
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 562.47 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 25 mm
As1 = p/4 * D =
2
490.87 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 1.15
Digunakan tulangan, 2 D 25
As = As1 * n = 981.75 mm2
12.2. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 166.26 kN


Mutu beton : Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Mutu baja tulangan: Kuat leleh baja, fy = 250 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.75
Lebar badan Girder, b= 300 mm
Tinggi efektif Girder, d= 450 mm
Kuat geser nominal beton, Vc = (Ö fc') / 6 * b * d * 10-3 = 112.50 kN
f * Vc = 84.375 kN
Perlu tulangan geser

f * Vs = Vu - f * Vc = 81.880 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = 109.173 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 * Ö fc' * [ b * d ] * 10-3 = 450.000 kN
Vs < Vsmax
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, OK
Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 12
Luas tulangan geser sengkang, Av = p/4 * D2 * n = 226.195 mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av * fy * d / Vs = 233.087 mm
Digunakan sengkang, 2 D 12 - 200

Pembesian balok diafragma


data slab lantai

Panjang bentang jembatan L= 12.00


Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 7.00
Lebar trotoar B2 = 1.00
Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 = 9.00
Jarak antara Girder s= 1.75
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.24
Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.07
Tinggi genangan air hujan th = 0.05

bahan struktur

Mutu beton :
Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 25.00
Modulus elastik, Ec = 4700 * Ö fc' = 23500.00
Angka poisson _x0001_ u = 0.20
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 9791.67
Koefisien muai panjang untuk beton α= 0.00001

Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 40.5
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 405 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa

Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3

analisin beban slab

berat sendiri (MS)

faktor beban ultimit Kms 1.30


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1.00 0.24 25.00 6.00
Qms 6.00
beban mati tambahan

No JENIS TEBAL lebar Bj BEBAN


1 Lapisan Aspal 0.07 1 22.00 1.54
2 Air hujan 0.05 1 9.80 0.49
QMA 2.03

Beban truck "T"

Faktor beban ultimit : KTT = 2.00


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.3
Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = 130 kN

beban angin "EW"


Faktor beban ultimit : KEW = 1.2
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m2 dengan, Cw = 1.2
Kecepatan angin rencana, Vw = 35 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 1.008 kN/m

5. PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Faktor beban ultimit
untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibatpengaruh temperatur, diambil perbedaan yang besarnya setengah dari selisih antara maksimum da
temperatur maksimum rata-rata Tmax= 40 °C
temperatur minimum rata-rata Tmin = 15 °C
perbedaan temperatur pada slab T = (Tmax- Tmin )/ 2 ΔT = 12.5 °C
koefisien muai panjang untuk beton Ec 23500.00 a= 1.10E-05 °C
modolus elastis beton, Ec = 200000 kPa

6. MOMEN PADA SLABLANTAI JEMBATAN


Formasi pembaebanan slab untuk mendapatakan momen maksimum pada bentang menerus dilakukan seperti pada gambar.
momen maksimum pasa slab dihitung berdasarkan metode one way slab dengan beban sebagai berikut :
QMS = 6 KN/m
QMA = 2.03 KN/m
PTT = 130 kN
PEW = 1.008 kN
T= 12.5 °C

k= koefisien momen s= 1.75 m


untuk beban merata Q = M = k*Q*s2
untuk beban terpusat P = M = k*P*s2
untuk beban temperatur,ΔT = M =k*a*DT*Ec*s3

momen akibat berat sendiri (MS) :


momen tumpuan , MMS = 0,0833*QMS*s2 = 1.531 kN/m
momen lapangan MMS = 0,0417*QMS*s2 = 0.766 kN/m

momen akibat beban mati tambahan (MA):


momen tumpuan MMA = 0,1041*QMA*s2 = 0.647 kN/m
momen lapangan, MMS = 0,0540*QMA*s2 = 0.336 kN/m

momen akibat beban truck (TT):


momen tumpuan , MMT = 0,1562*PTT*s = 35.5355 kNm
momen lapangan , MMT = 0,1407*PTT*s = 32.009 kNm

momen akibat beban angin (EW):


momen tumpuan, MEW = 0,1562*PEW*s = 0.276 kNm
momen lapangan, MEW = 0,1407*PEW*s = 0.248 kNm

momen akibat temperatur (ET):


momen tumpuan , MET = 5,62E-07*a*ΔT*Ec*s3 0.0000828 kNm
momen lapangan , 2,81E-06*a*ΔT*Ec*s3 0.0004141 kNm

6.1 momen slab


no. jenis beban faktor daya l keadaan M tumpuan M lapangan
beban layan ultimit (kNm) (kNm)
1 berat sendiri KMS 1 1.30 1.531 0.766
2 beban mati tambahan KMA 1 2.00 0.647 0.336
3 beban truck "T" KTT 1 2.00 35.536 32.009
4 beban angain KEW 1 1.20 0.276 0.248
5 pengaruh temperatur KET 1 1.20 ### ###

6.2 KOMBINASI-1
no. jenis beban faktor M tumpuan M lapangan M tumpuan M lapangan
beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 berat sendiri 1.3 1.531 0.766 1.990 0.996
2 beban mati tambahan 2 0.647 0.336 1.294 0.671
3 beban truck "T" 2 35.536 32.009 71.071 64.019
4 beban angain 1 0.276 0.248 0.276 0.248
5 pengaruh temperatur 1 0.000 0.000 0.000 0.000
total momen ultimit slab ,Mu 74.631 65.935

6.2 KOMBINASI-2
no. jenis beban faktor M tumpuan M lapangan M tumpuan M lapangan
beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 berat sendiri 1.3 1.531 0.766 1.990 0.996
2 beban mati tambahan 2 0.647 0.336 1.294 0.671
3 beban truck "T" 1 35.536 32.009 35.536 32.009
4 beban angain 1.2 0.276 0.248 0.331 0.298
5 pengaruh temperatur 1.2 0.000 0.000 0.000 0.000
39.150 33.975

7. PEMBESIAN SLAB
7.1 TULANGAN LENTUR NEGATIF
momen rencana tumpuan: Mu = 74.631 kNm
mutu beton: kuat tekan beton, fc' = 25.00 Mpa
mutu baja; tegangan leleh baja, fy = 405 Mpa
tebal slab beton, h= 240 mm
jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 30 mm
modulus elastisitas baja, Es Es = 2.35E+04
faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85

ρb = β1*0,85*fc'/fy*600/(600+fy) = 0.027
Rmax = 0,75*pb*fy*(1-1/2*0,75*pb*fy/(0,85*fc') = 6.549

faktor reduksi kekuatan lentur, φ= 0.8


momen rencana ultimit, Mu = 74.631 kNm
tebal efektif slab beton, d = h - d' = 210 mm
ditinjau slab beton selebar 1 m, b= 1000 mm
momen nominal rencana, Mn = Mu/φ = 93.289 kNm
faktor tahanan momen, Rn =Mn*10^6/(b*d^2)= 2.115

Rn < Rmax = OKE

Rasio tulangan yang diperlukan : ρ = 0,85*fc'/fy*(1-√*(1-2*Rn/(0,85*fc')) = 0.00551


Rasio tulangan minimum : ρ min=1,5/fy = 0.004
Rasio tulangan yang digunakan ρ= 0.00551
Luas tulangan yang diperlukan : As = ρ*b*d = 1157.68 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, D= 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S = π/4 * D^2 * b/As = 173.676 mm

Digunakan tulangan, D 16 173.676

As = π/4 * D^2 * b/S = 1157.10 mm²

Tulangan bagi /susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok, As' = 50% * As = 578.548 mm²
diameter tulangan yang digunakan, D= 16 mm
Jarak tulangan yangdiperlukan, S = π/4 * D^2 * b/As' = 347.352 mm

Digunakan tulangan, D 16 150

As' = π/4 * D^2 * b/S = 578.548 mm²

7.2 TULANGAN LENTUR POSITIF

momen rencana tumpuan: Mu = 65.935 kNm


mutu beton: kuat tekan beton, fc' = 25.00 Mpa
mutu baja; tegangan leleh baja, fy = 405 Mpa
tebal slab beton, h= 240 mm
jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 30 mm
modulus elastisitas baja, Es Es = 23500.00
faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85

ρb = β1*0,85*fc'/fy*600/(600+fy) = 0.027
Rmax = 0,75*pb*fy*(1-1/2*0,75*pb*fy/(0,85*fc') = 6.549

faktor reduksi kekuatan lentur, φ= 0.8


momen rencana ultimit, Mu = 65.935 kNm
tebal efektif slab beton, d = h - d' = 210 mm
ditinjau slab beton selebar 1 m, b= 1,000 mm
momen nominal rencana, Mn = Mu/φ = 82.418 kNm
faktor tahanan momen, Rn = Mn*10^6/(b*d^2)= 1.869

Rn < Rmax = OK
Rasio tulangan yang diperlukan : ρ = 0,85*fc'/fy*(1-√*(1-2*Rn/(0,85*fc')) = 0.005
Rasio tulangan minimum : ρ min=1,5/fy = 0.0037
Rasio tulangan yang digunakan ρ= 0.005
Luas tulangan yang diperlukan : As = ρ*b*d = 777.78 mm²
Diameter tulangan yang digunakan, D= 12 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S = π/4 * D^2 * b/As = 145.337 mm

Digunakan tulangan, D 12 120

As = π/4 * D^2 * b/S = 942.00 mm²

Tulangan bagi /susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok, As' = 50% * As = 471.000 mm²
diameter tulangan yang digunakan, D= 12 mm
Jarak tulangan yangdiperlukan, S = π/4 * D^2 * b/As' = 240.122 mm

Digunakan tulangan, D 12 240.122

As' = π/4 * D^2 * b/S = 470.76 mm²

8. KONTROL LENDUTAN SLAB


Mutu beton, Kuat tekan beton, fc' = 25.00 Mpa
Mutu baj, Tegangan leleh baja fy = 405 Mpa
Modulus elastis beton Ec = 4700 * √fc' = 23500.00 Mpa
Modulus elastis baja, Es = 2.35E+04
Tebal slab h = 240 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 30 mm
Tebal efektif slab, d = h - d' = 210 mm
Luas tulangan slab, As = 1157.684 mm²

Panjang bentang slab, Lx = 1.75 m = 1750 mm


Ditinjau slab selebar b = 1m = 1000 mm
Beban terpusat, P = PTT = 130 kN
Beban merata Q = QMS + QMA = 8.030 kN/m
Lendutan total yang terjadi (δtot) harus < Lx/240 = 7.292 mm
Inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12 * b * h^3 = 1.15.E+09 mm³
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0,7 * √fc' = 3.500 Mpa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es/Ec = 1.000
n * As = 1157.684 mm²
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As/b = 1.158 mm
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb:
Icr = 1/3 * b * c^3 + n * As *(d-c)^2 = 5.05.E+07 mm⁴
yt = h / 2 = 120 mm
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 3.36.E+07 Nmm

Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) : Ma = 1/8 * Q * Lx^2 +1/4 * P * Lx = 59.949 kNm
Ma = 5.99.E+07 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
Ie = (Mcr/Ma)^3 * Ig + [ 1 -(Mcr/Ma)^3 ] * Icr = 2.44.E+08 mm⁴
Q= 8.030 N/mm
P= 130 N
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
δe = 5/384 * Q * Lx^4 / (Ec*Ie) + 1/48 * P * Lx^3 / (Ec*Ie) = 0.173247 mm

Rasio tulangan slab lantai jembatan : ρ = As / (b*d) = 0.006


Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai : ζ= 10
I = ζ / (1 + 50 * ρ ) = 7.839
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut : δg = I * 5/384 * Q * Lx^4 / (Ec * Ie) = 1.338 mm
Lendutan total pada plat lantai jembatan : Lx/240 = 7.292 mm
δtot = δe + δg = 1.512 mm
faktor beban ultimit KEW
r, diambil perbedaan yang besarnya setengah dari selisih antara maksimum dam temperatur minimum rata pada lantai jembatan.temperatur
I. RENCANAKAN TIANG SANDARAN
1. BEBAN TIANG RALLING
Jarak antar tiang ralling L= 2.000 m
Beban horizontal pada ralling H1= 0.75 kNm
Gaya horizontal pada tiang ralling HTP=H1*L 1.50 kNm
Lengan terhadap sisi bawah tiang ralling y= 0.90 m
Momen pada tiang ralling MTP=HTP*y 1.35 kNm
Faktor beban ultimit KTP= 2.00
Momen ultimit rencana Mu=KTP*MTP 2.70 kNm
Gaya geser ultimit rencanan Vu=KTP*HTP 3.00 kNm

2. PEMBESIAN TIANG RALLING


2.1 TULANGAN LENTUR
Mutu Beton Kuat tekan beton f'c= 23 mpa
Mutu Baja Tegangan leleh baja fy= 365 mpa
Tebal tiang ralling h= 100 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d'= 20 mm
Modulus elastisitas Baja, Es Es= 2.0.E+05
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 0.85
ᵨb=β1*0,85*f'c/fy*600/(600+fy)= 0.028
Rmax=0,75*ᵨb*fy*(1-1/2*0,75*ᵨb*fy/(0,85*f'c))= 6.213
Faktor reduksi kekuatan lentur φ= 0.800
Faktor reduksi kekuatan geser φ= 0.600
Momen rencana ultimit Mu= 2.70 kNm
Tebal efektif tiang ralling d=h-d' 80 mm
Lebar tiang ralling b= 100 mm
Momen nominal rencana Mn=Mu/φ 3.375
Faktor tahanan momen Rn=Mn*10^6/(b*d2) 5.273
Rn<Rmax ( oke
Rasio tulangan yang diperlukan:
ᵨ=0,85*f'c/fy*(1-√*(1-2*Rn/(0,85*f'c))= 0.000511
Rasio tulangan minimum ᵨ min=1,4/fy= 0.00384
Rasio tulangan yang digunakan ᵨ= 0.004
Luas tulangan yang diperlukan As=ᵨ*b*d= 30.685 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D 10 mm
As1 =ᴨ/4 * D2 = 78.5 mm
Jumlah tulangan yang diperlukan n = As / As1 = 0.391
Digunakan tulangan, 1 D 10 mm
As=As1*n 78.500

2.2 TULANGAN GESER


Gaya geser ultimit rencana Vu= 3.00 kNm
Gaya geser ultimit rencana Vu= 3000 N
Vc=(√ f'c)/6*b*d= 6394.4 N
1/2*φ*Vc= 1918.3 N
Untuk kestabilan struktur dipasang tulangan minimum ( spasi minimum)
S mak = 0,5*d= 40 mm
atau S mak 400 mm
Digunakan spasi 600 mm dengan luas tulangan minimum:
Av min=1/3*√f'c*b*d/fy= 53.287
Digunakan sengkang berpenampang: 2D 8
Luas tulangan geser sengkang Av=ᴨ/4*D2*n= 100.531 mm2
Vs= 3197.221
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan: S= Av*fy*d/Vs= 918 mm
Digunakan sengkang 2D 8 100

Av min 11.05542
3.4 PERHITUNGAN SLAB TROTOAR Jarak antar tiang ralling 1.5
1. BERAT SENDIRI TROTOAR Berat beton bertulang
Pipa gip Ø 3 inci
Tebal 24 cm
Berat Sendiri trotoar untuk panjang L 2.000 m
b h L Berat Lengan
No Shape
(m) (m) (m) (kN) (m)
1 0.180 0.250 0.500 2.000 2.211 0.090
2 0.130 0.250 0.500 2.000 1.597 0.220
3 1.000 0.250 0.500 2.000 4.610 0.250
4 0.200 0.400 0.500 2.000 1.714 0.530
5 0.150 0.400 0.500 2.000 2.948 0.430
6 0.100 0.400 0.500 2.000 0.737 1.033
7 0.250 0.250 0.500 2.000 0.101 0.500
8 0.150 0.250 0.500 2.000 0.069 0.600
9 0.150 0.550 0.500 2.000 4.054 0.580
10 SGP 3" dengan berat/m 0.630 4.000 2.520 0.580
Total 20.562
PMS 10.281 MMS
2. BEBAN HIDUP PADA PEDESTRIAN
Beban hidup pada pedestrian per meter lebar tegak lurus bidang gambar
H1 0.75 kN/m
P 20 Kn
q 5 kPa
H2 1.5 kN/m

3. MOMEN ULTIMIT RENCANA SLAB TROTOAR


Faktor beban ultimit untuk berat sendiri pedestrian KMS 1.30
Faktor beban ultimit untuk beban hidup pedestrian KTP 2.00
Momen akibat berat sendiri pedestrian: MMS 3.538
Momen akibat beban hidup pedestrian: MTP 4.613
Momen ultimit rencana slab trotoar: Mu= KMS x MMS + KTP x MTP 13.824

4. PEMBESIAN SLAB TROTOAR


Mutu beton f'c 23
Mutu baja fy 365
Tebal slab beton h 200
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' 119
Modulus Elastisitas baja Es 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 0.85
ρb 0.048
Rmax 8.724
Faktor reduksi kekuatan lentur Ø 0.800
Faktor reduksi kekuatan geser Ø 0.750
Momen rencana Ultimit Mu 13.824
Tebal efektif slab beton d=h-d' 156
Ditinjau slab beton selebar 1 m b 1000
Momen nominal rencana Mn=Mu/Ø 17.281
Faktor tahanan momen Rn= Mn x 10^6 / ( b x d2) 0.710
Rn < R max ( OK )
Rasio tulangan yang diperlukan ρ 0.002
Rasio tulangan minimum ρmin 0.005
Rasio tulangan yang digunakan ρ 0.005
Luas tulangan yang diperlukan As= ρ x b x d 709.09091
Diameter tulangan yang digunakan D 12
Jarak tulangan yang diperlukan s= π/4 x d2 x b/As 159.415
Digunakan tulangan D 12 - 150 mm 150
As= π/4 x d2 x b/ s 753.6
Tulangan longitudinal diambil 30% tulangan pokok As'= 30 % x As 226.08
Diameter tulangan yang digunakan D 12
Jarak tulangan yang diperlukan s= π/4 x d2 x b/As 187.09167
Digunakan tulangan D10
As'= π/4 x d2 x b/ s 1326.650
L 2.000 m
wc 24.57 kN/m3 Gaya Lengan
No Jenis Beban
(kN) (m)
1 Beban horizontal pada ralling (H1) 0.75 1.100
2 Beban horizontal pada kreb (H2) 1.500 0.375
Momen 3 Beban vertikal terpusat 20.00 0.150
(kNm) 4 Beban vetikal merata 1.50 0.150
0.199 Momen akibat beban hidup pada pedestrian: MTP
0.351
2.310
0.416
1.268
0.761
0.051
0.040
0.180
1.500
7.076
3.538

kNm
kNm
kNm

Mpa
Mpa
mm
mm

kNm
mm
mm
kNm
S

mm2
mm
mm
mm
mm2
mm2
mm
mm

mm
Momen
(kNm)
0.825
0.563
3.000
0.225
4.613

Anda mungkin juga menyukai