Anda di halaman 1dari 3

WISATA TAMAN BATANG AGAM

Oleh: Mazaya Fadhila

SEJARAH

Payakumbuh, kota ini berada di provinsi Sumatera Barat. Kota kecil yang tertinggal dari
pesatnya pembangunan ibu kota Jakarta. Di kota inni mengalir sebuah sungai yang mengalir
dari arah barat ke timur membelah kota di pertengahannya. Dinamakan batang agam karena
melewati daerah yang dulunya disebut Luhak Agam (sekang menjadi Kabupaten Agam).

Selama puluhan tahun tidak ada yang special di sungai ini. Arus ainya juga biasa keruh dan
banyak sampah juga karena melewati pasar tradisional. Sedikit banyaknya juga menambah
limbah ke aliran sungai. Aktifitas sekitar sungai hanya berputar pada pengambilan pasir dari
arus sungai oleh penambang secara tradisional menggunakan sampan. Beberapa perumahan
yang terletak dipinggir sungai juga berkontribusi membuang sampah dan limbah rumah tangga
ke dalam sungai. Ada jembatan yang digunakan sebagai jalan menyeberangi sungai ini, salah
satunya jembatan Ratapan Ibu. Jika kita melewati jempatan ini, rasanya ingin tutup hidung. Ya,
karena bau sungai terasa sekali amisnya.

Pemerintah kota selalu mencari cara agar sungai ini bisa dimanfaatkan lebih baik. Beberapa
tahun terakhir sempat diadakan festival arung jeram di sungai ini. Tidak terlalu banyak peminat
juga tidak terlalu banyak penonton. Pemerintah juga melakukan program normalisasi sungai
secara besar-besaran. Lahan di daerah pinggir sungai dibebaskan dari milik pribadi. Sungai yang
tadinya hanya numpang lewat di kota ini disulap menjadi primadona kota ini.

Pada tahun 2019, normalisasi daerah pinggiran sungai telah rampung dan diresmikan oleh
Walikota. Normalilasi ini bertujuan untuk menarik wisatawan dengan berbagai spot-spot
menarik yang disediakan.

WAHANA
Walaupun berada di tengah kota, untuk menuju taman ini anda tetap membutuhkan
transportasi pribadi. Jaraknya 10 menit dari pusat kota, bisa ditempuh dengan jalan kaki,
sepeda, motor, atau mobil. Ya maklum, di kota kami transportasi umumnya jarang sekali.

Apa yang berbeda dari sungai ini sekarang? Arus air yang tadinya bewarna cokelat, banyak
sampah dan tanaman liar disekitarnya kini terlihat lebih rapih dan bersih. Walau belum
sebening air sungai kota luar negeri, tapi ini sudah jauh lebih baik. Bau amis pun sudah tidak
tercium lagi ketika kita melewatinya. Tanaman liar sepanjang pinggiran sungai pun sudah tidak
ada lagi. Pinggiran sungai didindingi beton yang miring hingga 3 meter lebih, dan diatasnya
inilah jalur taman berada.

Nah jalur yang dinormalisasi sebenarnya panjangnya hampir seluruh bagian sungai yang
melewati dalam kota, tapi yang sudah rampung untuk wisata panjangnya 1km. Taman ini
memiliki banyak spot seru untuk dinikmati masyarakat seluruh usia. Mulai dari track jogging
sepanjang jalur, alat-alat gymnastic, area skate board, mushola, toilet, dan yang masih dalam
tahap pembuatan adalah gor olahraga, bahkan bangku-bangku taman dan area piknik keluarga
disediakan dalam bentuk gazebo mini. Dan pastinya taman dengan bunga-bungan dan tanaman
peneduh kota. Nah bagi keluarga yang berkunjung dengan kendaraan juga disediakan area
parkir. Ada juga jembatan yang menghubungkan sisi kiri dan kanan sungai yang dikhususkan
untukl pejalan kaki. Tiketnya? Gratis alias ga bayar! Ya karena ini kan taman kota, jadi ya dari
pajak pemerintah aja bayarnya. Dari rakyat untuuk rakyat!

Selain spot bermainnya, pemandangan yang ditawarkan juga tidak kalah cantiknya. Karena
sungai ini melewati hamparan sawah yang luas, kita juga bisa melihat Gunung Sago berdiri
kokoh dari sana. Langit biru, awan putih, sawah hijau, gunung, dan suara sungai, bisa anda
bayangkan? Kalua beruntung kita bisa melihat aktifitas menambang pasir oleh penduduk
setempat, atau anak-anak yang mandi bebas di sungai dengan benennya. Ah, serunya jadi anak-
anak!

KULINENR

Habis olah raga, laper? Karena masih terbilang baru, tempat-tempat untuk penjual makanannya
belum terisi. Namun, jika anda sedang lapar saat jogging di jalur ini, ada rekomendasi tempat
sarapan yang sangat enak. Tempatnya sangat sederhana, tanpa nama took, dan hanya
terpajang sebuah etalase untuk menyajikan makanannya, dan tertulis Lontong Sayur.
Sederhana! Etalase ini dipajang disamping toko harian yang pemiliknya sama. Menu yang
disediakan dsini ada lontong sayur, lontong pical, dan nasi goring. Favorit saya adalah lontong
sayurnya. Kalau lontongnya ya biasa saja, tapi yang special adalah gulai sayurnya yaitu gulai
nangka atau cubadak orang sini menyebutnya, kuah gulai bewarna oranye, segar dan terasa
gurih. Saat disajikan, kepulan asam menari-nari diatas piring kita. Sepiring lontong cukup
dibayar Rp. 7000 saja. Murah dan kenyang! Terlihat biasa, tapi saya yang tidak doyan lontong
saja, bisa menghabiskan satu porsi dan ingin lagi kliner disana. Sederhana tapi membuat rindu,
seenak itu yang saya rasakan.

Berkunjung ke Kota Payakumbuh? Pantikan anda mampir ke taman kota ini ya! Asli seru banget
dan recommended.

Anda mungkin juga menyukai