Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS BANJIR KANAL BARAT SEMARANG

A. Sejarah Banjir Kanal Barat

Sejarah terbentuknya kota Semarang cukup lama dan penuh kelok karena kota Semarang
terbilang kota tua dan berkelok-kelok bagaikan aliran air sungai Semarang. Pada masa
lampau ketinggian air sungai Semarang adalah berkah sehingga kapal-kapal yang masuk
dari laut bisa berlayar aman jauh kehulu. Seiring dengan pertambahan warga kota dan
perluasan areal pemukiman, air berlebih justru sebaliknya menjadi menakutkan karena
dapat menimbulkan banjir. Soal banjir di Kota Semarang lalu menjadi acuan dalam
penataan kota (kembali) dan pembangunan kanal-kanal baru: kanal barat dan kanal timur.

Persoalan banjir sudah lebih dahulu dialami oleh Kota Batavia. Pada era VOC sungai
Tjiliwong disodet dengan membangunan kanal melalui jalan Gajah Mada yang sekarang
dan kemudian disodet lagi dengan membangun kanal melalui jalan Gunung Sahari yang
sekarang. Ternyata itu tidak cukup lalu di era Pemerintah Hindia Belanda dibangun
Banjir Kanal Barat dan di era RI dibangun Banjir Kanal Timur. Setelah kanalisasi di Kota
Semarang, disusul kemudian kanalisasi di Kota Soerabajadan Kota Padang. Empat kota
ini memiliki riwayat banjir yang mirip dan tipologi pembangunan kanal yang kurang
lebih sama.

Pada peta-peta sebelumnya belum ada terindikasi kanal, tetapi dalam Peta Kota Semarang
1875 teridentifikasi sebuah kanal di sebelah barat kota dengan menyodet sungai
Semarang di desa Lemah Gempal. Kanal ini tampaknya dibangun untuk dua tujuan :
untuk mengairi pencetakan sawah baru dan untuk mengurangi ketinggian air di tengah
kota bila musim hujan. Kanal ini tampaknya skala kecil. Pada Peta Kota Semarang 1880
kanal kecil itu telah diperbarui dengan melebarkan sungai dan menambah kedalaman
kanal. Kanal ini kemudian disebut Banjir Kanal. Banjir Kanal (bandjir kanaal) ini mulai
beroperasi pada tanggal 23 Januari 1879.

Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) direncanakan rampung pembangunan bending karet
oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana pada akhir tahun 2018 dan akan
digunakan sebagia destinasi wisata air mulai tahun 2019. Pembangunan bending karet
Sungai BKB terletak kurang lebih 100 meter dari hilir sungai atau tepatnya sebelum
jembatan ringroad utara depan Gereja Katholik Hati Kudus Tanah Mas, Jalan Kokrosono
(TribunJateng, 2018)

B. Kegiatan(Aktivitas) Di BanjirKanal Barat

Sadarakan potensi yang ada pada Sungai Banjir Kanal Barat membuat penduduk
setempat memanfaatkan kondisi tersebut. Didukung denganakan dijadikannya destinasi
wisata di kota Semarang, mau tidak mau akan mempengaruhi gaya hidup dan
perekonomian penduduk sekitar sungai banjir kanal barat. Banyak perubahan yang terjadi
di sekitar banjir kanal barat, adanya pertokoan, salon, restaurant dan café yang berdiri di
sepanjang jalan sungai banjir kanal.Di bagian barat sungai banjir kanal dibangun spot
untuk jogging dan berjualan. Untuk pagi hari akan terlihat aktifitas masyarakat yang
menggunakan spot jogging, sedangkan untuk malam hari akan terlihat aktifitas pedagang
kaki lima disepanjang jalan bagian barat banjir kanal. Dapat disimpulkan banjir kanal
kini tak sepi dari kegiatan.

C. Sarana Pendukung

Sebagai destinasi wisata, maka sarana pendukung seperti spot jogging, akses jalan yang
baik, spot untuk bersantai, pejalan kaki, area pentas tempat sampah juga disediakan oleh
pengelola. Hal ini untuk menarik wisatawan untuk berkunjung di sungai banjir kanal.

D. SaranaPenunjang

Sadar akan potensi sungai banjir kanal barat sebagai destinasi wisata kota Semarang, tak
luput menarik perhatian dari pengusaha wisata. Banyak kita jumpai sepanjang jalan
banjir kanal barat seperti restaurant, café, salon, pertokoan. Hal ini tentuny
amempengaruhi perekonomian atau pendapatan penduduk local atau setempat.

E. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bagaimana kondisi sungai banjir kanal
barat yang terdahulu sangat berbeda dengan adanya pembangunan sungai banjir kanal
barat sebagai destinasy wisata. Sungai banjir kanal barat dengan aktifitas yang tiada
hentinya yang berarti masyarakat sadar akan potensi wisata. Namun masih didapati
beberapa penduduk lokal yang memiliki kebiasaan buruk seperti membuang sampah
disungai, menggunakan pagar sungai sebagai penjemur pakaian. Hal ini sangat
mengkhawatirkan dengan image sungai banjir kanal yang dahulu kumuh tidak ada
perubahan. Pengelolaan sungai banjir kanal harus diawasi dengan baik dan pengaturan
yang baik, agar sungai banjir kanal barat menjadi destinasi yang menarik.

Anda mungkin juga menyukai