Anda di halaman 1dari 4

Lembar Tugas Mahasiswa

Nama : Rachvika Cindy Gayatri Mata Kuliah : Oseanografi

NPM : 1706975564 Dosen Pengampu : Nurul Sri Rahatiningtyas S.Si., M.Si.

Laut Barents

Kata ‘Barents’ dari Laut Barents berasal dari nama seorang navigator Belanda yang melakukan
pelayaran dari Eropa ke Asia melalui arah jalur timur laut, yaitu Williem Barents. Beliau juga menjadi
sosok yang penting dalam mengumpulkan data meteorologi, dan sebagai salah satu penjelajah Arktik
awal. Sebelumnya Laut Barents dinamakan Laut Murmean atau dalam istilah Rusia disebut
Murmanskoye Morye, dan setelahnya mengalami pergantian nama menjadi Laut Barents pada tahun
1853. Laut Barents mempunyai area yang membentang dari Novaya Zemlya di timur hingga batas
benua Atlantik Utara di perbatasan dengan Laut Greenland di barat; dan dari Kepulauan Svalbard dan
Daratan Franz Josef di utara, ke pantai utara Norwegia dan Rusia di selatan (Gambar 1). Dengan
kondisi letak dan luas persebarannya tersebut diketahui bahwa Laut Barents memiliki paparan yang
cukup luas.

Laut Barents dapat terbentuk karena adanya dua kolisi (saling menumbuk satu sama lain)
benua besar yang kemudian mengalami proses rifting benua. Peristiwa tumbukan pertama, orogeni
Caledonian (peristiwa pembentukan gunung) mencapai puncaknya sekitar 400 juta tahun lalu yang
mewakili penutupan Samudra Iapetus. Tumbukan ini mengakibatkan lempeng Laurentian (Greenland,
Amerika Utara) dan lempeng Baltik (Skandinavia, Rusia barat) terkonsolidasi ke dalam benua
Laurasian. Tepi timur Laut Barents terbentuk oleh tumbukan antara benua Laurasian dan Siberia Barat,
yang berpuncak sekitar 240 juta tahun dalam umur geologi Trias Akhir hingga Permian Awal. Rantai
pegunungan Ural dan perpanjangan utaranya, Novaya Zemlya, menandai zona suture dalam
penutupan ini. Orogeni Uralian adalah elemen terakhir dalam penggabungan sebagian besar daratan
dunia menjadi super benua yaitu Pangaea pada zaman Permian-Trias (Scotese, 1987). Pada
Paleozoikum Akhir dan Mesozoikum Akhir, Laut Barents didominasi oleh pergerakan tektonik secara
ekstensional, hal ini diawali dengan runtuhnya sabuk orogenik Caledonian dan Uralian yang baru
terbentuk, dan kemudian diikuti dengan pemecahan progresif dari Pangaea. Peristiwa ini menciptakan
major rift basin yang melintasi Paparan Barents, dan serangkaian platform diikuti ketinggian struktural
yang mengintervensi. Selama zaman Paleozoikum Akhir hingga Mesozoikum Awal dan pasca
cekungan orogenik runtuh, sampai sekarang pengendapan sedimentasi laut merupakan faktor yang
dominan (Heafford, 1988). Pecahan Pangaea untuk membentuk benua baru dan cekungan laut dimulai
pada Kapur Awal dengan penyebaran cekungan Kanada dan Makarov di Samudra Arktik. Sejarah
geologi Laut Barents selanjutnya didominasi oleh pengangkatan Kenozoikum Akhir, terutama yang
disebabkan oleh glasiasi Kuarter yang mengakibatkan erosi dan pengendapan sedimen yang
signifikan. Alur pembentukan Laut Barents ini menandakan bahwa Laut Barents memiliki area yang
kompleks secara tektonik.

Laut Barents mempunyai fitur geologi berupa cekungan dan persebaran wilayahnya melewati
area yang memiliki palung di dasar laut. Cekungan Barents adalah cekungan sedimen yang mendasari
bagian timur Laut Barents, tepatnya lokasi ini berada di lepas landas kontinen Rusia antara
Semenanjung Kola dan Novaya Zemlya. Cekungan Barents menghasilkan minyak dan gas bumi.
Lapangan gas alam terbesar di Cekungan Barents ialah lapangan Shtokman (Shtokmanovskoye atau
Stokmanovskaya) dan lapangan Ludlovskoye (Ludlovskaya). Lapangan Shtokman di barat laut
Cekungan Barents selatan ditemukan pada tahun 1988 dan memiliki cadangan gas sekitar 2.500 miliar
meter kubik (Dore, 1994). Ciri geomorfologi utama barat Laut Barents adalah Palung Bjørnøyrenna
yang panjangnya 750 km dan lebar 150–200 km (Gambar 2). Dua palung berarah tenggara-utara-barat
di lepas pantai Norwegia, Ingøydjupet dan Djuprenna, mencapai kedalaman air sekitar 400 m. Cross-
shelf trough yang dipisahkan oleh tepian yang lebih dangkal juga menjadi ciri batimetri utara Laut
Barents (Palung Franz Victoria dan Palung St. Anna) dan landas kontinen Svalbard (Vorren, 2011).

Beberapa peristiwa pernah terjadi di Laut Barents, diantaranya pada tanggal 31 Desember
1942 terjadi peristiwa Perang Dunia II antara kapal perang Angkatan Laut Jerman dan kapal Inggris
yang mengawal konvoi JW51B ke Kola Inlet di Uni Soviet (Pope, 1958). Perang ini berlangsung di
utara Laut Barents (Norwegia) sehingga dikenal sebagai Battle of the Barents Sea. Selain itu, pernah
dilakukan pengujian senjata nuklir dan dekat dengan Pulau Novaya Zemlya. Sebagian besar
kontaminasi radioaktif di seluruh dunia saat ini disebabkan oleh perpindahan dari ledakan nuklir di
atmosfer yang terjadi sebelum pelarangan uji coba pada tahun 1963. Peristiwa pada tahun 1989 dari
kapal selam bertenaga nuklir yang tenggelam di dekat Pulau Bear. Lebih jauh, terungkapnya
pelepasan radioaktivitas yang substansial dari fasilitas nuklir di sepanjang sungai Siberia Ob
menambah perhatian terhadap pencemaran lingkungan, khususnya di Laut Kara dan Barents
(Bergman and Alexander, 1998). Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian sumber daya ikan seperti di
Laut Barents belum terpengaruh oleh radioaktivitas antropogenik. Baik selama uji coba bom nuklir di
tahun lima puluhan dan enam puluhan, maupun selama beberapa tahun terakhir karena pelepasan
yang tidak disengaja (Føyn & Ingrid, 1991).

Gambar 1. Lokasi Laut Barents dan sekitarnya (Patton, 2015)


Gambar 2. (a) Kipas mulut palung sepanjang barat Laut Barents (b) Penampang seismik Palung
Bjørnøyrenna yang menunjukkan endapan sedimen (Patton, 2015)

Daftar Pustaka

Bergman, Ronny and Alexander Baklanov. 1998. Radioactive Sources of Main Radiological
Concern in the Kola-Barents Region. Swedish Council for Planning and Coordination of
Research.

C.Michael Hogan and Steve Baum. 2010. Barents Sea. Eds. P. Saundry & C. Cleveland.
Encyclopedia of Earth. Washington DC: National Council for Science and the Environment.

Dore, A.G. 1994. Barents Sea Geology, Petroleum Resources and Commercial Potential. North
America: Arctic Institute of North America.

Føyn, Lars and Ingrid Svaaren. 1991. The Barents Sea, its fisheries and the past and present status
of radioactive contamination, and its impact on fisheries. Norway: Institute of Marine Research.

Heafford, A.P. 1988. Carboniferous through Triassic stratigraphy of the Barents Shelf. In: Harland,
W.B., and Dowdswell, E.K., eds. Geological evolution of the Barents Shelf region. London:
Graham and Trotman. 89-108.
Lindquist, Sandra J. South and North Barents Triassic-Jurassic Total Petroleum System of the
Russion Offshore Arctic. United States Geological Survey: USGS Open File Report 99-50N.
Patton, Henry et al. 2015. Geophysical Constraints on the Dynamic and Retreat of the Barents Sea
Ice Sheet as a Paleobenchmark for Models of Marine Ice Sheet Deglaciation. Reviews of
Geophysics Vol. 53 – Issue 4.

Pope, Dudley. 1958. 73 North: The Battle of the Barents Sea. London: Wyman and Sons.

Scotese, C.R., Coordinator. 1987. Phanerozoic plate tectonic reconstructions. Paleoceanographic


mapping project, Institute of Geophysics, University of Texas Technical Report 90. Map
portfolio.

Vorren, Tore O et al. 2011. Quaternary Glaciations – Extent and Chronology – A Closer Look Vol. 5,
Chapter 27: Glacial History of the Barents Sea Region. Elsevier: Developments in Quaternary
Sciences.

Anda mungkin juga menyukai