Anda di halaman 1dari 5

TUGAS I: CONTOH TEORI GEOLOGI BERDASARKAN SALAH SATU JENIS

SUMBER PENGETAHUAN
MATA KULIAH FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
Dosen Pengampu: Dr. Hita Pandita S.T., M.T.,

Disusun Oleh
TRI WAHYU WIDODO
4200232001

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI S2
2024
TEORI PERGESERAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)
DALAM PRESPEKTIF EMPIRISME DAN RASIONALISME

1. Penemuan Pangea

Ahli Meteorologi Jerman, Alfred Wegener, pertama kali mempresentasikan


konsep Pangea (yang berarti "semua daratan") bersama dengan teori komprehensif
pertama tentang pergeseran benua, gagasan bahwa benua-benua di bumi secara perlahan
bergerak relatif satu sama lain, pada sebuah konferensi tahun 1912 dan kemudian dalam
bukunya The Origins of Continents and Oceans (1915). Seperti segelintir ilmuwan lain
yang datang sebelum dia, seperti naturalis Jerman abad ke-19 Alexander von Humboldt,
Wegener menjadi terkesan dengan kesamaan garis pantai Amerika Selatan bagian timur
dan Afrika bagian barat dan bertanya-tanya "apakah tanah-tanah itu pernah
digabungkan bersama", ucapnya

Wegener menunjukkan bahwa garis besar, geomorfologi (batuan dan bentuk


lahan), dan sabuk iklim di Amerika Selatan bagian timur mirip dengan yang ada di
pantai barat daya Afrika. Dia juga berpendapat bahwa fosil-fosil tanaman dan hewan
muncul di kedua benua ini — dan bahwa ketika mereka masih hidup, Organisme ini
tidak mungkin melintasi lebar Atlantik Selatan yang saat ini memisahkan kedua benua.
Jadi, logika menyatakan bahwa Amerika Selatan dan Afrika pernah menjadi bagian dari
daratan yang sama. Wegener menyimpulkan bahwa Amerika Selatan dan Afrika (juga
yang lain) telah terhubung satu sama lain, mungkin melalui jembatan darat, sekitar 250
juta tahun yang lalu. Dia juga percaya bahwa Pangea telah hampir sepanjang sejarah
Bumi. Wegener menggunakan karya Suess untuk mendukung hipotesis pergeseran
benua sendiri dan menganggap Gondwanaland sebagai bagian selatan Pangea.

2. Pembentukan Pangeae

Pembentukan ini berawal dari pembentukan Superbenua Columbia sekitar 1.8


hingga 1.5 miliar tahun yang lalu. Columbia terpecah sekitar 1.5 miliar tahun yang lalu
hingga Superbenua berikutnya ialah Rodinia yang terbentuk sekitar 1.1 miliar tahun
yang bertahan hingga 750 juta tahun yang lalu. Rodinia terpecah sekitar 750 juta tahun
yang lalu sehingga terbentuk 3 benua baru, yakni Proto-Laurasia, Proto-Gondwana, dan
Kraton Kongo. Masing-masing benua hasil pecahan Rodinia berpisah dan tidak bersatu,
seperti Proto-Laurasia dan Proto-Gondwana yang dipisahkan oleh Samudra Proto-
Tethys. Tidak lama setelah perpecahan Rodinia, Proto-Laurasia mulai retak dan
terpecah menjadi Siberia, Laurentia, dan Baltica. Perpecahan Rodinia sekitar 750 juta
tahun yang lalu, menciptakan 2 Samudra baru, yakni Samudra Lapetus dan Samudra
Paleoasian. Sekitar 633 juta tahun yang lalu, semua daratan dunia mulai bersatu dan
membentuk Superbenua Pannotia. Pannotia hanya bertahan hingga 540 juta tahun yang
lalu mendekati Kambrium. Pada awal dimulainya periode Kambrium , benua-benua
mulai mengalami perpecahan dan menabrak satu sama lain. Dimulai dari lepasnya
Mikro-benua Avalonia dari Gondwanaland yang kemudian mulai bergerak menuju
Laurentia yang saat itu sedang berada di Garis Khatulistiwa . Laurentia sendiri saat itu
berbatasan dengan 3 Samudra, yakni Samudra Panthalassic di Utara dan Barat, Samudra
Lapetus di Selatan, dan Samudra Khanty di Timur. Sekitar 480 juta tahun yang lalu,
Laurentia, Baltica, dan Avalonia mulai bersatu dan membentuk Superbenua Euramerica
atau Laurasia yang melenyapkan Samudra Lapetus. Saat semua peristiwa ini terjadi,
Gondwanaland perlahan bergerak menuju kutub selatan. Ini merupakan Langkah
pertama dalam pembentukan Pangea.

Langkah kedua dalam pembentukannya adalah tabrakan antara Gondwana


dengan Euramerica. Saat periode Silurian, sekitar 440 juta tahun yang lalu, Laurentia
dan Baltica bertabrakan dan membentuk Euramerica. Selain itu, Samudra Khanty juga
menyusut hingga menjadi Pulau Busur yang lalu menjadi bagian Siberia saat benua
tersebut bertabrakan dengan Euramerica (Sebelah Baltica Timur). Pada akhir Silurian,
China Utara dan China Selatan berpisah dari Gondwana dan mulai bergerak menuju
belahan bumi utara melintasi Samudra Proto-Tethys dan meluasnya Samudra Paleo-
Tethys. Pada Zaman Devonian, Gondwana bergerak menuju Euramerica hingga
menyebabkan menyusutnya Samudra Rheic. Pada awal Periode Karbon, saat itu Afrika
bagian barat laut mulai bertabrakan dengan Euramerica bagian tenggara yang
menciptakan Pegunungan Appalachia, Pegunungan Meseta, dan Pegunungan
Mauritanide. Pada saat itu, posisi Gondwana berada di dekat Kutub selatan, akibatnya
terbentuk gletser di Antartika, India, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Australia.
China Utara bertabrakan dengan Siberia dan menutup keseluruhan Samudra Proto-
Tethys. adalah langkah terakhir dalam pembentukan Pangea.

Gambar1: Superbenua pangea yang baru saja terbentuk setelah tabrakan


antara Laurasia dan Gondwana (Sumber: //p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia)

3. Perpecahan Pangea

Berikut merupakan Fase perpecahan benua Pangea, yaitu: Fase pertama: Pangea
sebelum mengalami perpecahan. Fase kedua: Amerika selatan bergerak ke arah barat,
Afrika ke utara secara perlahan, Antartika bergerak ke selatan dan juga Eurasia tetap di
timur serta Anak benua india bergerak ke arah utara dan Amerika utara bergerak ke arah
barat laut. Iberia menabrak Eurasia di bagian barat Eropa. Fase ketiga: Madagaskar
melepaskan diri dari anak benua dan anak benua india terus bergerak ke arah utara.
Amerika selatan bergerak masih ke arah selatan sedang Antarktika sudah berada di
kutub selatan. Amerika utara terus bergerak ke arah barat laut, dan juga Afrika terus
bergerak ke arah utara. Iberia sudah menyatu dengan Eurasia dan juga Arab mulai
memisahkan diri dari Afrika serta menabrak Eurasia. Daratan dunia saat ini.

Perpecahan Pangea dimulai sekitar 200 juta tahun yang lalu ketika beberapa
komponen pembentuk Pangea (Laurasia dan Gondwana) mulai bergerak dan saling
menjauhi dimulai dengan pergerakan Laurasia menuju Belahan bumi utara dan
Gondwana ke Belahan bumi selatan. Diantara kedua benua raksasa tersebut, Gondwana
usianya lebih singkat karena mulai terpecah sekitar 200 - 160 jua tahun yang lalu.
Laurasia mulai terpecah sekitar 200 hingga 100 tahun yang lalu.

4. Arah pergerakan benua-benua bagian Pangea

Lebih lanjutnya, Pangea mulai pecah sekitar 200 juta tahun yang lalu sebagai
akibat dari pergerakan lempeng tektonik bumi dan konveksi mantel yang disebabkan
oleh lepasnya panas dari interior Bumi, mendorong pergerakkan lempeng-lempeng
tektonik. Sama seperti Pangea dibentuk dengan didorong bersama karena pergerakan
lempeng bumi menjauh di zona keretakan, keretakan material baru menyebabkannya
terpisah. Para ilmuwan meyakini bahwa keretakan baru dimulai karena kelemahan pada
kerak bumi. Di daerah yang lemah itu, magma mulai mendorong dan menciptakan zona
keretakan vulkanik. Akhirnya, zona keretakan tumbuh begitu besar sehingga
membentuk Cekungan dan Pangea mulai berpisah.

Di daerah-daerah di mana Pangaea mulai terpecah, lautan baru terbentuk ketika


Pantalassa bergegas ke daerah-daerah yang baru dibuka. Lautan baru pertama adalah
Atlantik tengah dan selatan. Sekitar 180 juta tahun yang lalu Samudera Atlantik tengah
terbentuk antara Amerika Utara dan Afrika barat laut. Sekitar 140 juta tahun yang lalu
Atlantik tengah terbentuk ketika apa yang sekarang Amerika Selatan terpisah dari pantai
barat Afrika selatan. Samudra Hindia adalah yang berikutnya terbentuk ketika India
terpisah dari Afrika, Antartika dan Australia dan sekitar 80 juta tahun yang lalu
Amerika Utara dan Eropa terpisah, Australia dan Antarktika terpisah dan India dan
Madagaskar terpisah.

Gambar 2: Fase Perpecahan Pangea (Sumber: //p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia)


5. Bukti keberadaan Pangea

Seperti yang diperhatikan Alfred Wegener pada awal abad ke-20, benua-benua
di bumi tampaknya cocok bersama seperti sebuah teka-teki jigsaw di banyak wilayah di
seluruh dunia. Ini adalah bukti signifikan bagi keberadaan Pangea jutaan tahun yang
lalu. Tempat paling menonjol di mana ini terlihat adalah pantai barat laut Afrika dan
pantai timur Amerika Selatan. Di lokasi itu, kedua benua tampak seperti pernah
terhubung, yang mereka, pada kenyataannya, selama Pangea.

Bukti lain untuk Pangea termasuk distribusi fosil, pola khas dalam strata batuan
di bagian dunia yang saat ini tidak tehubung dan distribusi batu bara dunia. Dalam hal
distribusi fosil, para arkeolog telah menemukan sisa-sisa fosil yang cocok jika spesies
purba di benua dipisahkan oleh ribuan mil lautan ini. Sebagai contoh, fosil reptil yang
cocok telah ditemukan di Afrika dan Amerika Selatan yang menunjukkan bahwa spesies
ini pada satu waktu hidup sangat dekat dengan satu sama lain karena tidak mungkin
bagi mereka untuk menyebrangi Samudra Atlantik.

Pola dalam strata batuan adalah indikator lain dalam keberadaan Pangea. Ahli
geologi telah menemukan pola yang sama pada batuan di benua yang sekarang terpisah
ribuan mil. Dengan memiliki pola yang cocok itu menunjukkan bahwa dua benua dan
bebatuan mereka pada satu waktu satu benua.

Akhirnya, distribusi batu bara dunia adalah bukti untuk keberadaan Pangea. Batu
bara biasanya terbentuk di iklim hangat dan basah. Namun, ahli geologi telah
menemukan batu bara di bawah lapisan es yang sangat dingin dan kering di bawah
Antartika. Jika Antartika adalah bagian dari Pangaea, kemungkinan besar ia berada di
lokasi lain di Bumi dan iklim ketika batu bara terbentuk sangat berbeda dari sekarang.

Referensi

1. ^ Lovett, Richard A. (September 5, 2008). "Supercontinent Pangaea Pushed,


Not Sucked, Into Place". National Geographic News.

2. ^ a b c "Pangea Supercontinent - Pangaea Supercontinent". geology.com.


Diakses tanggal 2020-10-29.

3. ^ "Spotting a Supercontinent: How Pangea Was Discovered". Encyclopedia


Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-20.

4. ^ Kroner, Uwe; Stephan, Tobias; Romer, Rolf L.; Roscher, Marco (2020-07-09).
"Paleozoic plate kinematics during the Pannotia–Pangaea supercontinent cycle".
Geological Society, London, Special Publications (dalam bahasa Inggris). 503.
doi:10.1144/SP503-2020-15. ISSN 0305-8719.

5. ^ https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Pangea “Teori pergeseran benua”.


Diakses tanggal 2024-04-16.

Anda mungkin juga menyukai