Anda di halaman 1dari 2

Unit Proses Activated Sludge (Lumpur aktif)

Activated Sludge (Lumpur aktif) merupakan proses pengolahan secara biologis aerobik
dengan mempertahankan jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor dan dalam keadaan
tercampur sempurna. Suplai oksigen adalah mutlak dari peralatan mekanis, yaitu aerator dan
blower, karena selain berfungsi untuk suplai oksigen juga dibutuhkan pengadukan yang
sempurna.
Prinsip dasar sistem lumpur aktif yaitu terdiri atas dua unit proses utama, yaitu bioreaktor
(tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa
dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga
berfungsi sebagai sarana pengadukan suspensi tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah cair
kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi (tangki dimana biomassa dipisahkan dari air yang telah
diolah). Sebagian biomassa yang terendapkan dikembalikan ke bioreaktor, dan air yang telah
terolah dibuang ke lingkungan (Badjoeri et al., 2002). Agar konsentrasi biomassa di dalam
reaktor konstan (MLSS = 3 - 5 gfl), sebagian biomassa dikeluarkan dari sistem tersebut sebagai
excess sludge. Dalam sistem tersebut, mikroorganisme dalam biomassa (bakteri dan protozoa)
mengkonversi bahan organik terlarut sebagian menjadi produk akhir (air, karbon dioksida), dan
sebagian lagi menjadi sel (biomassa). Oleh karena itu, agar proses perombakan bahan organik
berlangsung secara optimum.
Faktor – factor yang dapat mempengaruhi proses lumpur aktif adalah :
1) polutan dalam limbah cair harus kontak dengan mikroorganisme,
2) suplai oksigen cukup,
3) kecukupan nutnien,
4) kecukupan waktu tinggal (waktu kontak),
5) kecukupan biomasa (jumlah dan jenis).

Kelebihan Activated Sludge dalam Pengolahan Limbah Cair :


1. Daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar
2. Efisiensi proses lebih tinggi
3. Cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan organik yang
susah terdegradasi
4. Lumpur aktif adalah bentuk terbaik didokumentasikan dan paling banyak digunakan
pengolahan limbah sekunder
5. Sistem lumpur aktif dapat diterapkan untuk hampir semua jenis limbah cair industri
pangan, baik untuk oksidasi karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun eliminasi fosfor
secara biologis.
6. Proses itu sendiri memiliki fleksibilitas dan modifikasi banyak dapat disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan spesifik (misalnya untuk menghilangkan nitrogen).

Kekurangan Activated Sludge dalam Pengolahan Limbah Cair :


1. Areal instalasi luas, sehingga membutuhkan dana investasi cukup besar, akibatnya
pemanfaatan teknologi lumpur aktif menjadi tidak efisien di Indonesia.
2. Proses operasional yang rumit mengingat proses lumpur aktif memerlukan pengawasan
yang cukup ketat seperti kondisi suhu dan bulking control proses endapan.
3. Membutuhkan operator terlatih yang dapat memonitor sistem dan bereaksi terhadap
perubahan segera.
4. Membutuhkan energi yang besar
5. Membutuhkan operator yang terampil dan disiplin dalam mengatur jumlah massa
mikroba dalam reactor
6. Membutuhkan penanganan lumpur lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai