Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk
campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall (adalah efek
yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian
tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
1
1.3 Tujuan
Kata pengantar, Daftar isi, Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan juga sistematika penulisan yang terdapat pada makalah ini.Bab II terdiri
dari isi yang membahas mengenai Koloid. Bab III merupakan bab penutup dimana
terdapat kesimpulan dan saran dari apa yang dibahas pada makalah ini, daftar
pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan
suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat
heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid
merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media
yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)
hingga satu mikrometer (µm).
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan
juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang
lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran
ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup.
Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut"
tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak
memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan
tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika
3
diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel
lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang
keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan
penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan.
Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana
yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang
didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi
bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.
Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium
dispersinya adalah air.
1. Cara Kondensasi
a. Dilakukan dengan cara menggabungkan atau mengumpulkan molekul atau ion
dari larutan sejati menjadi partikel koloid
b. Dapat dilakukan melalui : Reaksi Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi
Penggaraman
2. Cara Dispersi
a. Proses mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid.
b. Dilakukan melalui : Cara mekanik (penggerusan), cara peptisasi (penambahan
ion sejenis dalam endapan), cara busur bredig (cara listrik)
4
Cara Kondensasi
contoh :
Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) ------> 3 S(s) + 2 H2O(l)
Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ------> Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2 ------> S(g) As2S3(s) + 6 H2O(l)
Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat
membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) ------> AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
3. Cara Dispersi
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara fisika:
5
4. Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan
dengan cara penggerusan atau penggilingan.
6. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
3. Adsorbsi
6
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion
H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
4. Koagulasi
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.
Koloid Liofil:
Koloid Liofob:
7
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid
atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan
fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7
sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan
keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau
molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan
bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau
lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar
seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga
molekul makro) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800
s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7 .
Sistem disperesi adalah pencampuran secara nyata antara dua zat atau lebih di
mana zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan fase terdispersi dan zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi.
8
a. Tampak homogen, tetapu heterogen dengan mikroskosp ultra
b. Tidak jernih
c. Dua Fase
d. Dapat disaring dengan kertas saring ultra
e. Stabil
f. diameter : 10-7 – 10-5 cm
a. Heterogen
b. Tidak Jernih
c. Dua Fase
d. Dapat disaring dengan kertas saring biasa
e. Tidak Stabil
f. Diamater : > 10-5 cm
Koloid
Contoh
1. Gas Cair Buih / Busa Buih sabun, buih sampho, buih detergen, krim
kocok,ombak, dll
2. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa, lava, biscuit
3. Cair Gas Aerosol Cair Kabut, awan, pengeras rambut(hair sparay), dan
obat semprot
4. Cair Cair Emulsi cari Susu, santan, es krim, minyak ikan, dan mayones,
9
5. Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara, selai, jeli, nasi, agar-agar,
6. Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara, dan asap buangan knalpot
7. Padat Cair Sol (gel) Sol emas, sol belerang, cat, tinta, kanji, lotion,
8. Padat Padat Sol padat Paduan logam (alloy), kaca berwarna, gelas
warna,intan, tanah, permata, perunggu, dan kuningan
1. Efek Tyndal
2. Gerak Brown
Gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid dalam medium
pendispersi
3. Elektroforesis
10
adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik.
partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada
permukaan
Manfaat Elektroforesis
4. Adsorpsi
b. Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut
adsorpen.
adsorpen.
11
a. Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas
yang beracun
b. Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar
6. Koagulasi
Penambahan elektrolit
7. Koloid Pelindung
system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang
stabil
12
8. Dialisis
a. proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan
menggunakan selaput Semipermeabel.
b. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh
ion dan air, Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
c. Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal
ginjal, proses dialysis Berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan
10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel
tersebut.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh
karena itu kritik dan saran baik itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan siswa/i yang
bersifat konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm
http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/
15