Oleh :
Ulfi Atussaadah
Kelas. VIII A
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Hiduplah dengan petualangan yang ceritanya dapat dikenang, bukan dipemerkan seperti
barang. Kemudian suatu hari, ketika kita tidak mengaharapkannya, petualangan besar akan
menemukan kita.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala rasa dan
kebahagiaan yang tidak terkira. Kara tulis ini penulis persembahakan kepada:
1. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
2. Kakak dan teman-teman yang selalu menularkan semangat kebaikan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang maha kuasa atas makhluk
– makhluknya, yang telah memberikan kesehatan kepada kita semua, sehingga karya tulis
yang berjudul “PESONA ALAM BANDUNG” dapat tersusun dengan baik.
Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Rosulullah Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pejuang-pejuang yang senantiasa
berada di jalan-Nya .
Dalam proses penulisan karya tulis ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mas’Ud, S.Ag, S.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberi izin atas
terlaksanakannya kegiatan study tour.
2. Abdul Majid, S.Pd.I selaku wali kelas VIII A telah memberi dukungan kepada penulis.
3. Sofi Endah Lestari, S.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dan
memberi pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
4. Bapak dan ibu guru yang telah mencurahkan ilmu kepada penulis sehingga penulis
memperoleh ilmu yang sangat berguna.
5. Teman-teman kelas VIII A atas kerja sama dan waktu yang telah kita lalu bersama,
serta memberikan keceriaan di sela waktu yang terlewatkan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
bagi seluruh pembaca karya ini, masukan, kritik, dan saran sangat kami harapkan demi
peningkatan kualitas penelitian selanjutnya. Semoga para pembaca dapat memperoleh
manfaat dari karya yang sederhana ini dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
pengetahuan mengenai objek wisata Gunung Tangkuban Perahu dan Orchid Forest Cikole
yang menjadi daya tarik Kota Bandung.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ii
MOTTO........................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN.........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................9
3.1. Simpulan.........................................................................................................16
3.2. Saran...............................................................................................................16
LAMPIRAN.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
6
Pada era digital ini penyebaran informasi tidak memiliki kendala yang berarti lagi.
Informasi mengenai ilmu pengetahuan atau suatu hal dengan mudah kita dapat. Namun
kebergantungan pada digitalisasi membuat kita hanya terpaku pada satu titik saja. Padahal
di sekitar kita masih banyak hal yang perlu dieksplor. Karena ilmu pengetahuan tidak
hanya datang dari teknologi, namun juga dari alam. Keindangan alam mengajarkan kita
rasa bersyukur terhadap Sang Pencipta. Dan terkadang karena kurangnya kesadaran
terhadap alam sekitar, kita sering lupa bahwa manusia hidup untuk satu sama lain.
Binatang hidup untuk satu sama lain. Tumbuhan hidup untuk satu sama lain. Oleh karena
itu tidak ada ruginya jika kita menjaga keindahan alam ini dengan menyimpan dalam
ingatan terdalam dan dijaga dengan baik.
Dengan demikian, dalam karya ilmiah ini penulis ingin sedikit menjelaskan tentang
destinasi wisata yang ada di Bandung yaitu Gunung Tangkuban Perahu dan Orchid Forest
Cikole. Kedua destinasi wisata tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang terkadang
luput dari perhatian para wisatawan.
7
5.5. Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan karya ilmiah ini, dipaparkan rancangan penelitian dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB 1 : “Pendahuluan”; berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan pelaporan,
manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
BAB 2 : “Pembahasan” berisi tentang pembahasan terkait kronologis perjalanan dan
deskripsi objek wisata di Bandung
BAB 3 : “Penutup” terdiri atas simpulan dan saran.
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung
Tangkuban Parahu terbentuk sekitar 90.000 tahun lalu di Kaldera Sunda. Gunung ini,
menurut T. Bachtiar dan Dewi Syafriani dalam buku Bandung Purba, lebih muda dari
Gunung Burangrang. Gunung Burangrang yang terletak di sisi barat Gunung Tangkuban
Parahu terbentuk sekitar 210.000 hingga 105.000 tahun lalu. Menurut T. Bachtiar, Gunung
Tangkuban Parahu lahirnya setelah terbentuknya Sesar Lembang. Ketika Gunung
Tangkuban Parahu meletus, sebagian material alirannya yang mengalir ke selatan tertahan
di kaki patahan.
Sepanjang sejarahnya, aktivitas yang terjadi di gunung Tangkuban Parahu telah
membentuk 13 kawah. Tiga kawah diantaranya populer dijadikan destinasi wisata, yakni
Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas. Sementara perincian 13 kawah lengkapnya
sebagai berikut: Kawah Upas terdiri dari Kawah Upas (termuda), Kawah Upas (muda), dan
Kawah Upas (tua). Kawah Ratu juga terdiri dari Kawah Ratu (1920), Kawah Ratu (muda),
dan Kawah Ratu (tua). Kemudian ada kawah baru, Kawah Pangguyanganbadak, Kawah
Badak, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, dan Kawah Domas.
Gunung Tangkuban Parahu sempat meletus beberapa kali. Orang yang sempat
mencatat letusan pertamanya adalah botanis sekaligus geologis bernama Franz Wilhelm
Junghuhn. Berdasarkan catatan yang dibuat Junghuhn tahun 1853, catatan pertama tentang
letusan Gunung Tangkuban Parahu adalah tahun 1829. Tak ada data tentang letusan
sebelumnya. Setelah itu letusan beristirahat selama 17 tahun, letusan berikutnya terjadi
pada tahun 1846. Setelah itu gunung tercatat aktif berturut-turut tahun 1867 dan 1887.
Letusan besar berikutnya terjadi tahun 1896 setelah gunung mengalami masa istirahat 50
tahun. Aktivitas atau letusan kemudian terjadi tahun 1910, 1929, 1935, 1946, 1947, 1950,
1952, 1957, 1961, 1965, 1967, 1969, 1971, 1983, 1992, 1994, 2004 dan 2019. Menurut T.
Bachtiar, masa istirahat antar letusan Gunung Tangkuban Parahu berlangsung antara 30 -
70 tahun.
Pada tahun 2005, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Daerah sudah
membuat peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Tangkuban Parahu. Daerah-daerah yang
rawan bencana dibagi dalam tiga kategori. Masing-masing Kawasan Rawan Bencana I, II,
dan III. Ada yang berada dalam radius 1 km, 5 km dari letusan, dan yang berpotensi
terkena terjangan lahar dan hujan abu atau lontaran batu pijar. Dalam buku Bandung Purba
disebutkan, lembah yang berpotensi dilanda lahar meliputi Ciasem, Cimuji, Cikole,
Cibogo, Cikapundung, Cihideung, Cibeureum dan Cimahi.
Berikut merupakan daftar letusan dari tahun ke tahun:
1829: Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
1846: Terjadi erupsi dan peningkatan kegiatan.
1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak.
10
1900: Erupsi uap dari Kawah Ratu.
1910: Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari
Kawah Ratu.
1926: Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang ecoma.
1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan barat daya dari
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.
1952: erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik).
1957: erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru.
1961, 1965, 1967: erupsi freatik.
1969, 1971: erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu.
1983: erupsi freatik.
1992: awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah Ratu.
1994: peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik
kecil.
2004: peningkatan kegempaan.
Asal usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang
dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat
anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat
sebuah telaga dan sebuah perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang
marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah
yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus
oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda
tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya
gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di
kawasan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada
tahun 2006, yang menyebabkan 3 orang luka ringan.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan
bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang
kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran
tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan
sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api
purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa
Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung
Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda
Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah
dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
11
3.2.2. Orchid Forest Cikole
Cikole adalah desa di kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,
Indonesia. Jarak dari Desa Cikole ke Lembang adalah 5,1 km. Luas wilayah 8,06 km²,
sebesar 8,43% dari Lembang. Jumlah kepadatan penduduk di Cokele adalah 879 jiwa/km².
Mayoritas penduduknya adalah petani. Banyak sekali hasil bumi yang dihasilkan dari desa
ini, terutama sayuran dan tomat yang paling dominan.
Orchid Forest Cikole berlokasi di Jalan Tangkuban Perahu KM.8, Cikole, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Lokasinya berdekatan dengan Tempat
Outbound di Bandung terkenal yaitu Terminal Wisata Grafika Cikole, Bandung Treetop
Adventure Park dan Cikole Jayagiri Resort, lalu tidak jauh juga dengan kawasan Wisata
Hutan Pinus Cikole PAL 16 dan tentu saja dengan kawasan Pemandian Air Panas Ciater
dll. Jika diakses dari arah kota Bandung, Orchid Forest berjarak hanya sekitar 20 KM bagi
anda yang sedang menginap di sejumlah Hotel Dekat Bandara Husein Sastranegara, lalu
berjarak sekitar 21 KM dari tempat penginapan Hotel Dekat Stasiun Bandung dan 25 KM
jika anda berangkat dari Penginapan Dekat Terminal Leuwi Panjang.
Orchid Forest sendiri berdiri di atas areal seluas 12 hektar, dan berada di ketinggian
sekitar 1.500 di atas permukaan air laut,dan sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh
Hutan Pinus yang usianya sudah cukup tua, dengan ketinggian yang menjulang tinggi,
persis dengan kawasan hutan pinus di Jayagiri. Orchid Forest ini menjadi pusat Pembibitan
Angrek di Bandung serta penangkaran tanaman yang disukai kaum ibu yaitu Bunga
Anggrek. hebatnya lagi, Orchid Forest lembang menjadi salah satu tempat wisata edukasi
unggulan bertaraf internasional, terutama dalam hal Budidaya Angrek, dan saat ini ke
depan akan diproyeksikan menjadi sebuah kawasan Hutan Anggrek Terbesar di Indonesia,
bahkan juga Asia dan Dunia.
Saat ini tercatat Orchid Forest memiliki tidak kurang dari 157 koleksi jenis tanaman
anggrek yang berasal dari seluruh dunia. Selain anggrek indonesia, ada jenis tanaman
anggrek dari negera lain seperti Amerika Serikat, Peru dan Venezuela. Dan dari beberapa
jenis tanaman anggrek yang ada di Orchid Forest, terdapat juga beberapa tanaman anggrek
unggulan dan sudah langka seperti, Anggrek Hitam ( Coelogy Pandurata ), Anggrek
Kantong Semar ( Paphopedilum Glaucophyllum ) serta jenis anggrek golongan
Paraphalaenopsis Laycocky.
Orchid Forest Cikole merupakan salah satu tempat wisata di Bandung Barat yang
menerapkan konsep Ekowisata. Kawasan wisata ini didesign dan difungsikan selain
sebagai sebuah objek wisata, pengunjung juga akan diajak bagaimana caranya perduli
dengan kelestarian flora, dan yang lebih penting adalah bagaimana memadukan sebuah
kawasan tempat wisata baru namun tidak merusak bahkan menggabungkannya ke dalam
sebuah lokasi. Di Bandung sendiri ada banyak sekali tempat wisata yang menawarkan
konsep wisata Geowisata maupun Ecowisata, seperti dinataranya adalah,
12
Alam Sentosa Ekowisata & Budaya, Eco Bambu Cipaku, Dusun Bambu, Ekowisata di
Kampung Areng Lembang, Ekowisata di Kampung Batu Malakasari, Kampung Cikidang
dll.
Secara umum fasilitas wisata yang ada di Orchid Forest Cikole Bandung ini terbagi ke
dalam 3 kelompok besar yaitu Outbound, Olah Raga dan Leisure. Sebagain besar kawasan
wisata Orchid Forest Cikole ini masih dalam tahap pembangunan, dan sebagian sudah diuji
coba mulai bulan agustus 2017 yang lalu. Secara bertahap, fasilitas – fasilitas pendukung
aktifitas wisata akan terus dibangun di kawasan wisata Orchid Forest, salah satunya adalah
fasilitas wisata yang bertarap internasional dan dikalim belum ada di indonesia, yaitu Snow
Bay Terpanjang dan yang lainya. Berikut adalah daftar fasilitas wisata yang sudah dan
akan terus dibangun di kawasan Wisata Orchid Forest Cikole (Lembang) Bandung.
13
dikunjungi. Bahkan tidak sedikit peserta Outbound adventure Offroad yang melintasi jalur
Sukawana, Parongpong, Gunung Putri dan Cikole yang berhenti untuk ngopi di sini.
4. FOOD COURT
Di sini juga telah disiapkan beragam tempat yang menjual aneka menu kuliner baik dari
dalam dan mancanegara dengan harga yang terjangkau.
5. TEA HOUSE CORNER
Inilah fasilitas wisata yang juga sangat menarik sebagai tempat menikmati aneka minuman
teh khas bandung.
6. TAMAN BACA ANAK
Inilah fasilitas yang akan mengukuhkan bahwa Orchid Forest Lembang adalah salah satu
Tempat Wisata Anak di Bandung juga.
7. TAMAN KELINCI
Inilah fasilitas wisata di mana kita bisa berinteraksi langsung dengan binatang yang lucu
ini, sama seperti di Taman Kelinci Ciwidey.
8. PUSAT JUALAN ANGGREK
Di sini kita juga bisa membeli beraneka ragam jenis tanaman anggrek yang sesuai dengan
selera dan kebutuhan kita.
9. ORCHID CLINIK / GREEN HOUSE
Inilah sebuah kawasan fasilitas wisata yang sangat menarik minat banyak pengunjung
untuk mengetahui fungsinya.
10. AIR SOFT GUN ACTIVITY
Di sini telah tersedia area dan sewa peralatan untuk bermain perang-perangan.
11. PANAHAN
Jika anda yang pernah mencoba bermain Archery War Battle Games, pasti anda akan
tertarik bermain panahan di sini.
12. CAMPING GROUND
Orchid Forest Lembang juga menyediakan fasilitas wisata sebagai salah satu Tempat
Camping di Bandung terbaik.
13. PICNIC AREA
Berkumpul bersama anggota keluarga di dalam sebuah kawasan maka tentunya sangat
menyenangkan, dan di Orchid Forest juga tersedia area picnic keluarga.
14. PENANGKARAN RUSA
Tidak hanya di Kampung Cai Ranca Upas dan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi , di
sini juga ada penangkaran rusa.
15. SPOT PHOTOGRAPHY
Orchid Forest adalah lokasi yang banyak menawarkan spot menarik.
16. DOWN HILL TRACK
17. HIGHROPE
14
17. PAPAN TURUN TEBING
18. SKY BRIDGE
Inilah jembatan gantung di Orchid Forest yang tergantung di antara pohon pinus sepanjang
50 meter yang bisa anda naiki dengan bayar tiket sky gridge orchid forest Rp 15.000/orang.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan isi laporan karya ilmiah di atas dapat diketahui bahwa ilmu pengetahuan
dan infromasi bisa kita peroleh dari mana saja salah satunya dari alam sekitar kita. Dengan
berkunjung ke tempat wisata, pikiran kita menjadi semakin terbuka dengan perkembangan
IPTEK, ideologi dunia, serta kehedabatan alam. Dengan danya situs Gunung Tangkuban
Perahu sebagai destinasi wisata menjadikan segala cerita yang menyelimuti gunung
tersebut memilki eksistensi tersendiri bagi bangsa Indonesia. Selain itu kita juga dapat
mengetahui pembentukan kawah, proses vulkanisme dan geologis lainnya yang akhirnya
melahirkan keindahan. Selain itu destinasi wisata Orchid Forest atau dalam bahasa
Indonesia adalah hutan forest juga memilki edukasi yang bisa diperoleh dari proses
bonding dengan alam. Study Tour ini dapat dikatakan sangat tepat untuk siswa dari SD-
SMA, selain untuk menghilangkan rasa penat belajar dengan mendekatkan diri dengan
alam, siswa jugga dapat belajar mengenai asal-usul sebuah tempat yang tentunya
menambah wawasan siswa.
3.2. Saran
Adapun dalam karya ilmiah ini penulis memilki beberapa saran untuk berbagai pihak
diantaranya untuk sekolah. Saran untuk sekolah, sebaiknya dapat memberikan keringan
biaya bagi siswa yang kurang mampu atau kesulitan biaya untuk mengikuti Study Tour.
Sehingga tidak ada siswa yang tertinggal informasi pendidikan lantaran tidak bisa
mengikuti Study Tour. Kemudian saran untuk
16
LAMPIRAN
17
Di destinasi wisata Orchid Forest Cikole
18
DAFTAR PUSTAKA
19