Anda di halaman 1dari 47

Judul Asli:

‫ركائزفي تربية األبناء‬


‫عبدالرزاق بن عبدالمحسن البدر‬.‫د‬.‫الشيخ أ‬
Judul Terjemahan:
Sukses Mendidik Anak
Penerjemah:
Ridwan Abu Raihana, Lc
Desain Sampul & Layout:
Muta’alim Abu Hanun, S.Pd
Cetakan Pertama:
Muharram 1438 H / Oktober 2016 M
Diterbitkan:

Yayasan Mahir Indonesia


Jl. Cemara Ujung, Ruko Koja Baru Blok C No. 2/3
Koja, Jakarta 14260 Telp. 021-2606-1202
Donasi BNI-SYARIAH 2015-50000-4
atas nama Yayasan Mahir Indonesia
E-mail : manajemen@mahirindonesia.com
Web: www.mahirindonesia.com
Syaikh Dr. ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr

Sukses
Mendidik
Anak
Penerjemah:
Ridwan Abu Raihana, Lc

www.mahirindonesia.com
SUKSES MENDIDIK ANAK
Syaikh Dr. Abdurrazzaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr
hafizhahullah
‫الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على عبد اهلل ورسولو وخليلو نبينا‬
‫وعلى آلو وصحبو أجمعين‬
Termasuk kewajiban besar dan amanat
agung yang harus diperhatikan oleh seorang
hamba dalam kehidupan ini adalah anak-
anaknya; dari sisi pendidikan, pengajaran,
pemberian nasehat serta bimbingan terhadap
mereka. Karena anak termasuk bagian dari
amanah besar yang Allah perintahkan untuk
dipelihara dan dijaga, sebagaimana Allah ta’ala
berfirman ketika menyebutkan sifat-sifat orang-
orang yang beriman
‫ين ُى ْم ِِل ََمانَاتِ ِه ْم َو َع ْه ِد ِى ْم َراعُو َن‬ ِ
َ ‫َوالَّذ‬
“Dan orang-orang yang memelihara amanah
dan janji mereka.” (QS. Al-Ma’arij : 32)
Dan juga berfirman,

1
‫ول َوتَ ُخونُوا أ ََمانَاتِ ُك ْم َوأَنْ تُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن‬ ِ
َّ ‫آمنُوا ََل تَ ُخونُوا اللَّوَ َو‬
َ ‫الر ُس‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذ‬
َ ‫ين‬
“Wahai orang-orang yang beriman5 ! Janganlah
kalian mengkhianati Allah dan Rasul dan jangan
pula mengkhianati amanah kalian sedang kalian
mengetahui.” (QS. Al-Anfal : 22)
Dan Allah ta’ala, sebagaimana telah
menganugrahkan nikmat yang agung ini kepada
para orang tua, seperti dalam firman-Nya :
ِ ‫شاء ي ه‬ ِ ‫السماو‬ ُ ‫لِلَّ ِو ُمل‬
‫ب‬ُ ‫ب ل َم ْن يَ َشاءُ إِنَاثًا َويَ َه‬ ِ ‫ات َو ْاِل َْر‬
ُ َ َ ُ َ َ‫ض يَ ْخلُ ُق َما ي‬ َ َ َّ ‫ْك‬
‫ور‬
َ ‫الذ ُك‬ َ َ‫لِ َم ْن ي‬
ُّ ُ‫شاء‬
“Milik Allahlah langit dan bumi. Allah
memberikan keturunan kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya anak perempuan dan kepada
siapa saja yang Allah kehendaki anak laki-laki”.
(QS. Asy-Syura : 49)
Allah ta’ala juga telah memberikan amanah
kepada mereka, dan mengharuskan mereka
menunaikan hak dan kewajibannya, serta Allah
juga menjadikan anak-anak sebagai ujian dan

2
cobaan bagi orang tua. Jika mereka
menunaikannya dengan baik seperti yang
diperintahkan Allah, maka mereka akan
mendapatkan ganjaran besar dan pahala yang
banyak di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Dan
jika mereka menyia-nyiakan tanggung jawab
tersebut, berarti dia telah menghadapkan diri
mereka pada siksaan sesuai dengan tingkat
kelalaian mereka. Allah ta’ala berfirman :
‫ْح َج َارةُ َعلَْي َها‬ َ ُ ُ ُ‫س ُك ْم َوأ َْىلِي ُك ْم نَ ًارا َوق‬
ِ ‫ود َىا النَّاس وال‬
َ ‫آمنُوا قُوا أَنْ ُف‬ َ ‫ين‬
ِ
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذ‬
ٌ ‫َم َالئِ َكةٌ ِغ َال‬
‫ظ ِش َدا ٌد‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri
kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu yang di
atasnya terdapat malaikat yang sangat kasar
dan sadis.” (QS. At-Tahrim : 6)
Ayat tersebut merupakan dalil akan
wajibnya menjaga dan mendidik anak-anak serta
memperhatikan kondisi mereka.

3
Berkata Khalifah Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu
dalam menjelaskan ayat tersebut.

‫علموىم وأدبوىم‬
“Ajarkanlah mereka ilmu dan adab.”1
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam
telah menekankan hal ini dan menjelaskan
kewajibannya atas para orang tua :
َّ ‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِو َو‬
‫الر ُج ُل‬ ِِ ِ
ُ ‫ول َع ْن َرعيَّتو ا ِإل َم‬
ٌ ‫ام َر ٍاع َوَم ْس ُؤ‬ ٌ ‫ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم َم ْس ُؤ‬
ٌ‫ت َزْو ِج َها َوَم ْس ُؤولَة‬ ِ ‫اعيةٌ فِي ب ْي‬ِ ِِ ِ ٌ ‫َر ٍاع فِي أ َْىلِ ِو َو ْى َو َم ْس ُؤ‬
َ َ ‫ول َع ْن َرعيَّتو َوال َْم ْرأَةُ َر‬
‫ول َع ْن َر ِعيَّتِو ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم‬
ٌ ‫ال َسيِّ ِدهِ َوَم ْس ُؤ‬ ِ ‫اد ُم ر ٍاع فِي َم‬
ِ ِِ
َ ‫َع ْن َرعيَّت َها َوالْ َخ‬
‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِو‬
ٌ ‫َم ْس ُؤ‬
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap
kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya; Seorang kepala negara
adalah pemimpin dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

1
Jami’ul Bayan fi Ta’wil Ayil Quran, kry. Ath-Thabari,
23/103
4
Seorang laki-laki pemimpin dalam keluarganya
dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya. Dan seorang wanita adalah
pemimpin dalam rumah suaminya dan ia akan
dimintai pertanggung jawabannya. Dan
pembantu adalah penanggung jawab atas harta
majikannya dan ia akan diminta pertanggung
jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin
dan akan dimintai pertangggung jawaban atas
kepemimpinannya.”2
Perkataan beliau shallallahu alaihi wa
sallam : ‫( مسؤول‬ditanya/dimintai pertanggung
jawaban) untuk mengingatkan akan pertanyaan
Allah ta’ala kepada hamba-hamba-Nya tentang
amanah ini, ketika mereka berdiri dihadapan-
Nya pada hari kiamat, bahkan sebagian ahli ilmu
berkata : “Allah akan menanyai seorang bapak
tentang anaknya pada hari kiamat sebelum
bertanya kepada sang anak tentang bapaknya;
2
Shahih Bukhari, no. 5177, dan Shahih Muslim, no. 1829
5
karena sebagaimana bapak memiliki hak atas
anaknya, begitu juga sang anak memiliki hak
atas orang tuanya”.3
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata :
“Ajarkan anakmu adab, karena engkau akan
ditanya tentang anakmu; apa yang engkau telah
ajarkan kepadanya. Dan ia pun akan ditanya
tentang bakti dan ketaatannya kepadamu.”4
Karena itu Allah ta’ala, sebagaimana
telah mewasiatkan kepada para anak untuk
berbakti kepada orang tua mereka dan
mewajibkan berbuat baik kepada mereka
sebagaiman firman-Nya:
ِ ِ ِ ِ ْ‫اإلن‬
‫سانًا‬ َ ِْ ‫ص ْي نَا‬
َ ‫سا َن ب َوال َديْو إ ْح‬ َّ ‫َوَو‬
“Dan Kami telah mewasiyatkan manusia agar
berbuat ihsan kepada kedua orang tuanya.” (QS.
Al-Ahqaf : 15)

3
Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, kry. Ibnul Qayyim,
hal. 229
4
Sunanul Kubra, kry. Al-Baihaqi, no. 5301
6
Allah juga telah mewasiyatkan para orang tua
terhadap anak-anak mereka, agar dididik dan
diberikan pengajaran, sebagaimana Allah telah
berfirman :
‫وصي ُك ُم اللَّوُ فِي أ َْوََل ِد ُك ْم‬
ِ ‫ي‬
ُ
“Allah mewasiyatkan kepada kalian tentang
anak-anak kalian”. (QS. An-Nisa : 11)
Nabi kita telah mengabarkan kita, bahwa orang
tua memiliki pengaruh besar terhadap anak-anak
mereka dalam akidah dan agama mereka,
terlebih lagi pada perilaku dan perangai mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
‫سانِ ِو‬ ِ ِ ِّ َ‫ أَو ي ن‬، ‫ُود يولَ ُد َعلَى ال ِْفطْرةِ فَأَب واهُ ي ه ِّو َدانِ ِو‬
ٍ
َ ‫ أ َْو يُ َم ِّج‬، ‫ص َرانو‬ ُْ َُ ََ َ ُ ‫ُك ُّل َم ْول‬
ِ ِ ‫َكمثَ ِل الْب ِه‬
.‫اء‬
َ ‫يمةَ َى ْل تَ َرى ف َيها َج ْد َع‬ َ ‫ج الْبَ ِه‬
ُ َ‫يمة تُ ْنت‬
َ َ َ
“Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah.
Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikanya
Yahudi, Nashrani, atau Majusi; seperti halnya
seekor hewan ternak melahirkan hewan ternak

7
yang lainnya, apakah engkau mendapati cacat
padanya?”.5
Ini adalah permisalan yang sangat mengena
sekali yang bisa langsung dilihat; Karena
binatang ternak umumnya yang dilihat,
melahirkan hewan yang selamat dari cacat dan
aib, karena itu, tidak ada bagian tubuhnya yang
terpotong, baik tangannya, kupingnya, atau
kakinya. Dan jika itu terjadi, hanyalah
dikarenakan perbuatan pemiliknya atau
penggembalanya disebabkan kelalaiannya atau
perbuatannya secara langsung.
Demikianlah anak. Ia dilahirkan diatas fithrah,
apabila dia belajar dusta atau curang atau
berbuat kerusakan atau penyimpangan atau
lainnya yang berupa kemungkaran-
kemungkaran, maka hal itu berasal dari luar
fitrahnya. Bisa dengan sebab buruknya
pendidikan atau kelalaian dalam pendidikan atau

5
Shahih Bukhari, no. 5188 dan Shahih Muslim, no. 1829
8
pengaruh luar dari teman-teman pergaulan yang
buruk atau selainnya.
Karena penting dan besarnya amanah ini,
maka saya akan sebutkan disini penopang-
penopan dan pondasi-pondasi yang sepatutnya
diperhatikan oleh setiap orang tua agar harapan
mulia dan tujuan terpujinya bisa terealisasikan.
1. Memilih Istri Shalihah
Penopang pertama dalam pendidikan anak
adalah memilih istri shalihah, dan ini dilakukan
sebelum ia dikaruniai anak. Maka wajib bagimu
bersungguh-sungguh memilih istri yang dikenal
keistiqamahan, keshalihan dan ketakwaannya.
Karena ia akan menjadi partnermu dalam
mendidik, mengajar, mengawasi pertumbuhan
anak dengan baik. Walaupun seandainya
seorang istri shalihah tidak bisa mebantu dalam
hal pendidikan anak, maka ia tidak akan
membahayakan anaknya dalam agama dan
akhlaknya.

9
Oleh karena ini, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam telah menganjurkan untuk memilih istri
shalihah. Beliau bersabda :
ِ ‫تُنْ َكح الْمرأَةُ ِلَرب ٍع لِمالِ َها ولِحسبِ َها وجمالِ َها ولِ ِدينِ َها فَاظْ َفر بِ َذ‬
‫ات الدِّي ِن‬ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ ُ
.‫اك‬ ْ َ‫تَ ِرب‬
َ ‫ت يَ َد‬
“Wanita dinikahi karena empat hal : hartanya,
keturunanya, kecantikannya, dan agamanya;
maka pilihlah yang memiliki agama, maka
engkau akan beruntung.”6
2. Doa
Termasuk penopang terpenting adalah
mendoakan kebaikan untuk anak-anak. Dan ini
dilakukan sebelum mempunyai anak atau
setelahnya. Orang tua berdoa agar dikaruniai
keturunan yang shalih. Dan juga berdoa setelah
dikaruniai anak, agar mereka diberikan hidayah,
keshalihan dan keistiqamahan serta keteguhan
di atas agama, dengan begitu ia telah
meneladani para Nabi shalallahu alaihi wa
6
Shahih Bukhari, no. 5090, dan Shahih Muslim, no. 1436
10
sallam, sebagaimana yang Allah ta’ala kabarkan
tentang kekasih-Nya Nabi Ibrahim alaihis salam,
dimana beliau berdoa :
‫ين‬ ِ ِ َّ ‫ب َىب لِي ِمن‬
َ ‫الصالح‬ َ ْ ِّ ‫َر‬
“Wahai Rabbku karuniakanlah kepadaku anak-
anak yang shalih”. (QS. Ash-Shaffat : 100)
Dan beliau juga berdoa :
‫الص َالةِ َوِم ْن ذُ ِّريَّتِي‬
َّ ‫يم‬ ِ ِ ‫ب‬
َ ‫اج َعلْني ُمق‬
ْ ِّ ‫َر‬
“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang
senantiasa menegakkan shalat dan begitu juga
keturunanku”. (QS. Ibrahim : 40)
Begitu juga dengan Nabi Zakariya alaihis salam,
‫يع‬
ُ ‫ك َسم‬ َ َ ْ‫ب لِي ِم ْن لَ ُدن‬
ِ َ َّ‫ك ذُ ِّريَّ ًة طَيِّب ًة إِن‬
ْ ‫ب َى‬ َ َ‫ك َد َعا َزَك ِريَّا َربَّوُ ق‬
ِّ ‫ال َر‬ َ ِ‫ُىنَال‬
‫ُّع ِاء‬
َ ‫الد‬
“Disana pula Nabi Zakariya berdoa kepada
Rabbnya. Ia berkata, ‘Wahai Rabbku
anugrahkanlah kepadaku dari sisimu keturunan
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
mendengar doa.” (QS. Ali Imran : 38)
11
Dan diantara doa hamba-hamba Ar-
Rahman yang dipuji Allah Rabbul Alamin adalah
perkataan mereka :
ِ ِ ِ ‫ربَّنَا َىب لَنَا ِمن أَ ْزو‬
‫ين إِ َم ًاما‬ ْ ‫اجنَا َوذُ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َو‬
َ ‫اج َعلْنَا لل ُْمتَّق‬ َ ْ ْ َ
“Wahai Rabb kami! anugrahkanlah kepada kami
dari istri-istri kami dan keturunan kami penyejuk
pandangan dan jadikanlah kami teladan bagi
orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqan :
44)
Dan diantara kenikmatan Allah dan
kemurahan-Nya Allah ta’ala menjadikan doa
orang tua untuk anak dikabulkan dan tidak
tertolak sebagaimana telah shahih dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda :
ُ‫سافِ ِر َو َد ْع َوة‬ ِِ ِ َّ ‫ات َلَ َش‬ ٍ ‫ث َد َعو‬
َ ‫ك في ِه َّن َد ْع َوةُ ال َْوالد َو َد ْع َوةُ ال ُْم‬ ٌ َ‫ات ُم ْستَ َجاب‬ َ ُ َ‫ثَال‬
ِ ُ‫الْمظْل‬
‫وم‬ َ

12
“Tiga doa yang diijabahkan tidak diragukan lagi :
doa orang tua, doa musafir, dan doa orang yang
dizhalimi”.7
Dan diantara hal yang patut
diperingatkan pula pada kesempatan ini, wajib
bagi orang tua untuk hati-hati dari mendoakan
keburukan kepada anak-anak mereka, lebih-
lebih ketika kondisi marah. Janganlah ia terburu-
terburu mendoakan kejelekan untuk mereka
yang apabila itu dikabulkan, ia akan menyesal
setengah mati. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam telah mewanti-wanti kita dari perkara
tersebut. Beliau bersabda :
‫َل تدعوا على أنفسكم وَل تدعوا على أوَلدكم وَل تدعوا على أموالكم َل‬
‫توافقوا من اهلل ساعة يسأل فيها عطاء فيستجيب لكم‬

7
Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam “As-Sunan” dan
lafazh ini milknya, dan Tirmidzi dalam Al-Jami’, no. 1905,
dari hadits Abu Hurairah dan dishahihkan oleh Albani
dalam Ash-Shahihah, no.596
13
“Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk
diri kalian dan jangan pula untuk anak-anak
kalian, begitu pula jangan mendoakan
keburukan pada harta-harta kalian. Tidaklah
kalian menepati dari Allah suatu waktu yang
diminta kepada-nya suatu permintaan, lalu Dia
mengabulkannya.”8
Allah ta’ala berfirman :
‫وَل‬
ً ‫سا ُن َع ُج‬ ِْ ‫اءهُ بِالْ َخ ْي ِر َوَكا َن‬
َ ْ‫اإلن‬ َّ ِ‫سا ُن ب‬
َ ‫الش ِّر ُد َع‬ ِْ ‫ع‬
َ ْ‫اإلن‬ ُ ‫َويَ ْد‬
“Dan manusia berdoa dengan keburukan seperti
ia berdoa dengan kebaikan. Dan adalah manusia
sangat tergesa-gesa”.(QS. Al-Isra : 11)
Qatadah rahimahullah : “Ia berdoa
keburukan pada hartanya, lalu ia melaknat harta
dan anaknya.Seandainya Allah mengabulkannya,
maka Dia akan membinasakannya”.9

8
Dikeluarkan oleh Muslim dalam shahihnya, no. 3009
9
Jami’ul Bayan fi Ta’wil Ayil Quran, kry. Ath-Thabari,
14/513
14
Al-’Allamah Abdurrahman as-Sa’di
rahimahullah berkata, “Ini karena kebodohan
manusia dan ketergesa-gesaannya dimana ia
berdoa untuk kebinasaan dirinya, anak-anaknya
dan hartanya ketika marah. Cepat sekali ia
berdoa dengan doa tersebut seperti ia berdoa
dengan doa kebaikan”.10
3. Memberi Nama yang Baik
Diantara perkara yang sangat membantu
dalam pendidikan yang baik buat anak adalah
orang tua memilihkan untuk anak-anak mereka
nama yang baik yang mengikat mereka dengan
ketaatan kepada Allah ta’ala seperti Abdullah,
Abdurrahman, Muhammad, dan Shalih. Dan
semisal nama-nama yang baik adalah yang
mengingatkan anak dengan keterikatannya
dengan keshalihan dan ibadah dan dengan
perkara yang membuatnya dipuji. Pada
umumnya hal tersebut sangat berpengaruh pada

10
Taisirul Karimil Mannan, hal. 454
15
anak, sebagaimana dikatakan : “Bagi setiap
orang memiliki bagian dari namanya”.
Dan telah shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa
sallam :
َّ ‫َس َمائِ ُك ْم إِلَى اللَّ ِو َع ْب ُد اللَّ ِو َو َع ْب ُد‬
‫الر ْح َم ِن‬ ْ‫بأ‬ َ ‫إِ َّن أ‬
َّ ‫َح‬
“Nama kalian yang paling dicintai Allah adalah
Abdullah dan Abdurrahman”.11
Dan sepatutnya, orang tua menjelaskan kepada
anaknya makna namanya, dan kenapa nama
tersebut disukai Allah. Misalnya, apabila
namanya Abdullah, engkau katakan kepadanya,
“Engkau adalah hamba milik Allah yang telah
menciptakanmu dan mengadakanmu dari yang
tiada dan memberikanmu kenikmatan yang
sangat banyak yang mengharuskanmu menjadi
hamba yang bersyukur dan mentaati-Nya”, dan
yang semisal perkataan ini.

11
Dikeluarkan oleh Muslim dalam shahihnya, no. 2132
16
4. Adil
Termasuk dari penopang terbesar dalam
pendidikan anak adalah berbuat adil terhadap
anak-anak, dan menjauhi kecenderungan dan
kezhaliman; karena orang tua apabila tidak
berbuat adil terhadap anak-anaknya, akan
memicu munculnya permusuhan diantara
mereka dan sikap saling iri dan benci. Adapun
jika ia berupaya sebisa mungkin berbuat adil
terhadap mereka, maka itu akan menjadi sebab
terbesar yang membuat mereka sayang, cinta
dan berbakti kepada orang tuanya.
Dalam shahih Bukhari disebutkan dari
Nu’man Bin Basyir radiyallahu anhum bahwa
bapaknya memberikan kepadanya sebidang
tanah dan ibundanya meminta bapaknya agar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
mempersaksikan pemberian tersebut. Maka
ketika ia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi

17
wa sallam, beliau berkata kepadanya, “Apakah
semua anakmu engkau berikan seperti ini?”.
Bapaknya menjawab, “Tidak”. Maka Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
‫فَاتَّ ُقوا اللَّوَ َوا ْع ِدلُوا بَ ْي َن أ َْوَلَ ِد ُك ْم‬
“Bertakwalah kepada Allah dan berbuat adillah
kepada anak-anakmu!”.12
Dalam satu riwayat, “Aku tidak menyaksikan
atas kecurangan”.13
Dan dalam riwayat Imam Muslim, bahwa Nabi
shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“Apakah engkau suka apabila mereka semua
sama berbaktinya kepadamu?”. Beliau
menjawab, “Tentu”. Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, “Kalau begitu jangan
lakukan hal itu”.14

12
Shahihul Bukhari, no. 2587
13
Shahih Bukhari, no. 2650, dan Shahih Muslim, no. 1623
14
Shahih Muslim, no. 1623
18
Ini merupakan peringatan keras dari
kecondongan dan kezhaliman terhadap anak-
anak, dan penjelasan faktor yang menyebabkan
kedurhakaan, tidak berbaktinya anak, dan sikap
saling bermusuhan dan membenci diantara
sesama saudara.
5. Kelembutan dan Kasih Sayang
Dan diantara penopang dalam pendidikan
anak adalah bersikap lemah lembut terhadap
mereka, dan memperlakukan mereka dengan
kasih sayang, ihsan, berhati-hati dan menjauhi
dari sikap kasar, keras dan cuek; sebab,
ٍ ِ ‫ْق َلَ ي ُكو ُن فِى َشى ٍء إَِلَّ َزانَو وَلَ ي ْن ز‬
ُ‫ع م ْن َش ْىء إَِلَّ َشانَو‬
َُُ َُ ْ َ َ ‫الرف‬ ِّ ‫إِ َّن‬
“Tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu
melainkan ia akan menghiasinya, dan tidaklah ia
dicabut dari sesuatu melainkan ia akan
memperburuknya”.15

15
Dikeluarkan oleh Muslim dalam shahihnya, no. 2594
19
Kelemahlembutan dan kasihsayang ini wajib
dimulai sejak mereka berusia dini dan terus
dilakukan secara berkesinambungan; Karena itu
merupakan sebab kedekatan, kecintaan anak
dengan orang tuanya. Dengan adanya kedekatan
dan kecintaan ini, pengarahan nasehat kepada
kebaikan akan lebih mudah dilakukan dan
diterima.
Dalil-dalilnya sangat banyak dari Sunnah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
menjelaskan penopang pendidikan ini. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi
shallallahu alaihi wa sallam mencium Hasan Bin
Ali radhiyallahu anhuma sedangkan Aqra’ Bin
Habis radhiyallahu anhu ada di sisi beliau dan
berkata, “Aku memiliki sepuluh anak, tidaklah
aku menciumi seorang pun dari mereka”.
Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun
memandangnya sambil berkata,
.‫َم ْن َلَ يَ ْر َح ُم َلَ يُ ْر َح ُم‬

20
“Barang siapa yang tidak mengasihi ia tidak
akan dikasihi”.16
Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha
berkata, Telah datang seorang arab badui
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dan berkata, “Kalian menciumi anak-anak laki?
Kami tidak mencium mereka”. Maka Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َ‫الر ْح َمة‬
َّ ‫ك‬َ ِ‫ع اللَّوُ ِم ْن قَ لْب‬
َ ‫َك أَ ْن نَ َز‬ ُ ِ‫أ ََو أ َْمل‬
َ ‫كل‬
“Apakah yang bisa miliki untukmu, setelah Allah
telah mencabut dari hatimu rasa kasih
sayang?”.17
6. Nasehat dan Pengarahan
Dan termasuk penopang terbesar dalam
pendidikan anak adalah terus menerus dalam
memberikan nasehat dan pengarahan, apalagi
dalam perkara-perkara penting, dan akhlaq yang

16
Dikeluarkan oleh Bukhari dalam shahihnya, no. 5997,
dan Muslim dalam Shahihnya, no. 2594
17
Dikeluarkan oleh Bukhari dalam shahihnya, no. 5998
21
mulia. Dimulai dengan mengajarkan aqidah,
yang wajib-wajib dalam Islam dan rukun-
rukunnya, dan semua perintah syariat. Demikian
juga melarang dan memperingatkannya; dimulai
dari dosa-dosa besar dan seluruh yang dilarang
syariat. Dan ini adalah perkara-perkara wajib
yang seharusnya mendapat bagian besar dari
nasehat dan pengarahan. Dan setelah itu
dilanjutkan pada selainnya dari perkara-perkara
yang dapat memperbaiki keadaan anak-anak di
dunia berupa makanan dan pakaian dan yang
selainnya.
Dan diantara wasiyat yang sangat mengena,
bermanfaat lagi lurus, apa yang telah Allah
sebutkan dalam kitab-Nya dari Lukman al-Hakim
ketika ia memberikan wejangan kepada anaknya
dalam surat Lukman, dimana ia memulai dengan
tauhid dan yang kedua tentang berbakti kepada
kedua orang tua. Dan setelahnya beliau
mengingatkannya dengan kekuasaan Allah atas

22
makhluk-Nya. Dan didalamnya juga terdapat
isyarat pentingnya senantiasa merasa diawasi
Allah dalam setiap perbuatann. Kemudian beliau
memotivasi anaknya untuk menegakkan shalat
yang itu merupakan sebesar-besar amalan
anggota badan. Dan beliau menutup wasiyatnya
dengan mengingatkan sejumlah akhlak yang
mulia dan perkara-perkara yang agung.
Allah ta’ala berfirman : “Dan Ingatlah ketika
Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia
memberi menasehatinya, ‘Hai anakku, janganlah
engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya
menyekutukan Allah adalah kezhaliman yang
besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia
agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah di atas kelemahan dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu. Dan hanya kepada-
Kulah tempat kembali. Dan jika keduanya

23
memaksamu menyekutukan Aku dengan sesuatu
yang engkau tidak memiliki ilmunya, maka
janganlah kalian mentaati keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan
ikutilah jalan orang yang berserah diri kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-Kulah engkau
dikembalikan, lalu aku kabarkan apa yang telah
engkau amalkan. (Luqman berkata) : ‘Hai
anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi,
dan berada di dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasnya).
Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan Maha
mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan
perintahkanlah kepada kebaikan dan cegalah
dari kemungkaran dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah). Dan janganlah kamu palingkan
wajahmu dari manusia (karena keangkuhan) dan

24
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang membanggakan diri. Dan
sederhanakanlah dalam berjalan dan
lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ia suar keledai”. (QS. Lukman : 13-
19)
Para Nabi dan orang-orang yang shalih pun
telah menempuh jalan ini sebagaimana yang
telah lalu dari wasiat yang sebelumnya. Dan
Allah telah menyebutkannya dari Nabi-Nya
Ibrahim dan Ya’qub alaihimas salam.
ِ ِ ‫صى بِها إِب ر ِاى‬
‫ِّين فَ َال‬
َ ‫اصطََفى لَ ُك ُم الد‬ ْ َ‫وب يَا بَنِ َّي إِ َّن اللَّو‬ ُ ‫يم بَنيو َويَ ْع ُق‬
ُ َ ْ َ َّ ‫َوَو‬
‫ت إِ ْذ‬ َ ‫اء إِ ْذ َح‬ ِ
ُ ‫وب ال َْم ْو‬
َ ‫ض َر يَ ْع ُق‬ َ ‫تَ ُموتُ َّن إََِّل َوأَنْتُ ْم ُم ْسل ُمو َن (*) أ َْم ُك ْنتُ ْم ُش َه َد‬
ِ َ ِ‫ك وإِل ََو آبائ‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ‫ق‬
َ ‫ك إِبْ َراى‬
‫يم‬ َ َ َ ‫ال لبَنيو َما تَ ْعبُ ُدو َن م ْن بَ ْعدي قَالُوا نَ ْعبُ ُد إِل ََه‬
‫اح ًدا َونَ ْح ُن لَوُ ُم ْسلِ ُمو َن‬ ِ ‫اعيل وإِسحا َق إِلَها و‬ ِ
َ ً َ ْ َ َ ‫َوإِ ْس َم‬
Dan Nabi Ibrahim mewasiatkan ucapan tersebut
kepada anak-anaknya, demikian pul Ya’qub,
‘Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah

25
memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah
kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.”
Apakah kalian hadir ketika Ya’qub kedatangan
tanda-tanda kematian, ketika Ia berkata kepada
anak-anaknya, “Apakah yang kalian sembah
setelahku?”. Mereka menjawab, “Kami
menyembah Tuhanmu dan Tuhannya bapak-
bapakmu, Ibrahim, Isma’il dan Ishaq Tuhan yang
satu dan kepada-Nyalah kami berserah diri”.
(QS. Al-Baqarah : 132-133)
Dan Allah Rabbul Alamin telah memuji
Nabi-Nya Isma’il karena ia memerintahkan
keluarganya untuk shalat dan zakat. Allah ta’ala
berfirman :
ِ‫الزَكاة‬
َّ ‫الص َالةِ َو‬
َّ ِ‫َوَكا َن يَأ ُْم ُر أَ ْىلَوُ ب‬
“Ia (Nabi Isma’il) memerintahkan keluarganya
untuk shalat dan zakat”. (QS. Maryam : 55)
Allah memerintahkan Nabi-Nya
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk
menjaga shalat yang wajib dan agar ia
26
memerintahkan pula keluarganya untuk
menjaganya dan melaksanakannya sebagaiman
firman Allah ta’ala:
‫اصطَبِ ْر َعلَيْ َها‬ ِ َّ ِ‫ك ب‬َ َ‫َوأْ ُم ْر أَ ْىل‬
ْ ‫الص َالة َو‬
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat
dan bersabar atasnya”. (QS. Thaha : 132)
Dan termasuk pula dalam mengarahkan anak
dan menasehatinya : orang tua menjauhkan
anaknya dari setiap potensi yang dapat merusak
akhlak dan agamanya; seperti : mendengar
musik, chanel-chanel telivisi yang berbahaya,
dan alat-alat yang diharamkan. Begitu juga orang
tua berhati-hati untuk jalan-jalan bersama anak-
anaknya ke tempat-tempat hiburan yang
diharamkan.
7. Teman yang Baik
Mengawasi anak dalam pergaulan dan
pertemanan termasuk dari sebesar-besar
penopang yang wajib diperhatikan dalam

27
pendidikan; karena teman adalah magnet, yang
pasti mempengaruhi temannya.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah
memberikan permisalan dalam menjelaskan
pengaruh sahabat pada temannya dalam
kebaikan dan keburukan. Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
ِ ‫ْكي ِر فَح ِامل ال ِْمس‬ ِ ِ ِ ِ َّ ‫الصالِ ِح و‬
ِ ‫ك ونَافِ ِخ ال‬ ِ ِ‫ْجل‬
‫ك‬ ْ ُ َ َ ‫الس ْوء َك َحام ِل الْم ْس‬ َ َّ ‫يس‬ َ ‫َمثَ ُل ال‬
ِ ‫خ ال‬
ُ ِ‫يحا طَيِّبَةً َونَاف‬ ِ ِ ِ ‫ك وإِ َّما أَ ْن تَبت‬ ِ
‫ْكي ِر‬ ً ‫اع م ْنوُ َوإِ َّما أَ ْن تَج َد م ْنوُ ِر‬
َ َْ َ َ َ‫إِ َّما أَ ْن يُ ْحذي‬
.‫يحا َخبِيثَ ًة‬ ِ َ َ‫إِ َّما أَ ْن يُ ْح ِر َق ثِيَاب‬
ً ‫ك َوإِ َّما أَ ْن تَج َد ِر‬
“Permisalan teman yang shalih dan teman yang
buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai
besi. Penjual minyak wangi, kalau ia tidak
memberimu bagian darinya, engkau akan
membeli darinya atau akan mendapatkan
darinya bau wangi. Sedangkan pandai besi kalau

28
bajumu tidak terkena percikan api, engkau akan
mendapatkan darinya bau yang tidak sedap.” 18

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam


bersabda,
‫المرء على دين خليلو فلينظر أحدكم من يخالل‬
“Seorang itu tergantung agama sahabatnya,
maka hendaknya salah seorang dari kalian
memperhatikan siapa sahabatnya.”19
Maka wajib atas orang tua untuk
mengontrol anak-anaknya dalam hal dengan
siapa yang bersahabat dan berteman dengannya
di sekolah dan lainnya, dan berusaha mencari
tahu tentang hal tersebut.
Varian pertemanan zaman sekarang ini
makin canggih yang itu tidak didapati pada

18
Dikeluarkan oleh Bukhari dalam shahihnya, no. 5534,
dan Muslim dalam Shahihnya, no. 2628
19
Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya, no. 4833,
dan lihat Silsilah Shahihah (927)
29
zaman dahulu. Akan tetapi pengaruh tidaklah
kecil terhadap temannya dibandingkan
pertemanan model zaman dahulu.
Ketahuilah, dia adalah parabola, jaringan
internet, media sosial lewat handpone dan
sejenisnya yang dibawa oleh anak-anak di
tangan-tangan mereka kemana saja mereka
berada; di rumah atau ketika keluar rumah. Alat-
alat ini, jika tidak berada dalam kontrol dan
pengawasan orang orang tua, maka bahayanya
sangat besar terhadap akal, agama akhlak dan
perilaku. Betapa banyak pemuda dan pemudi
yang tersesat dan menyimpang dengan
sebabnya yang membawa mereka kepada
kemungkaran dan musibah besar yang tidak
diketahui kecuali oleh Allah.
8. Keteladanan yang Baik
Diantara penopang besar dalam pendidikan
anak : orang tua harus menjadi contoh yang baik
bagi anak-anaknya. Jika ia memerintahkan

30
kepada kebaikan, maka dialah orang yang
bersegera melakasanakannya, dan jika ia
melarang dari kejelekan; maka dialah orang yang
paling menjauhinya. Karena itu, jangan sampai
lisannya berada di suatu lembah dan
kelakuannya di lembah lainnya. Yang hal itu
memunculkan pada diri anak-anak kontradiksi,
perbedaan dan kegoncangan besar yang
menjadikan mereka tidak memperdulikan
nasehat dan pendidikan dari orang tuanya. Dan
hendaknya ia selalu menghadirkan firman Allah
ta’ala tentang celaan-Nya terhadap Bani Israil :
‫اب أَفَ َال تَ ْع ِقلُو َن‬ ِ
َ َ‫س ُك ْم َوأَنْ تُ ْم تَ تْ لُو َن الْكت‬َ ‫س ْو َن أَنْ ُف‬
ِ ِ ‫أَتَأ ُْمرو َن الن‬
َ ْ‫َّاس بالْب ِّر َوتَن‬
َ ُ
“Apakah kalian memerintahkan manusia kepada
kebaikan dan kalian melupakan diri kalian
sedangkan kalian membaca Al-Kitab?! Tidakkah
kalian memahami?!”. (QS. Al-Baqarah : 44)
Dan perkataan Nabi Syuaib alaihis salam kepada
kaumnya :
ُ‫َوَما أُ ِري ُد أَ ْن أُ َخالَِف ُك ْم إِلَى َما أَنْ َها ُك ْم َعنْو‬
31
“Tidaklah aku ingin menyelisihi kalian dalam
perkara yang aku larang kalian darinya”. (QS.
Hud : 88)
Dan firman Allah ta’ala :
‫آمنُوا لِ َم تَ ُقولُو َن َما ََل تَ ْف َعلُو َن (*) َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد اللَّ ِو أَ ْن تَ ُقولُوا‬ ِ
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذ‬
َ ‫ين‬
)*( ‫َما ََل تَ ْف َعلُو َن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah
kalian mengatakan apa yang kalian tidak
lakukan?! Sangat besar kemarahan Allah, kalian
berkata apa yang kalian tidak amalkan”. (QS.
Ash-Shaf : 2-3)
Dan para ulama telah menyebutkan bahwa
perbuatan lebih mengena untuk diikuti dari pada
perkataan.
Inilah beberapa point yang sederhana
dari penopang-penopang yang akan membantu
dalam mendidik anak, dalam mengajarkan
mereka adab dan sopan santun. Dan
hendaknnya seorang muslim mengetahui bahwa
dengan memperhatikan penopang-penopang ini
32
dan mempraktekkannya, maka diaklah orang
yang pertama kali memetik buah pendidikan ini
dalam kehidupannya di dunia dan setelah
meninggal dunia.
Adapun dalam kehidupan dunia, maka
anaknya akan menjadi anak shalih yang berbakti
kepadanya, memelihara hak-haknya dan
menjauhi durhaka kepadanya, karena Islam yang
ia mendidiknya di tasnya memerintahkan dan
menganjurkan hal tersebut.
Adapun setelah meninggal dunia, maka anaknya
akan bersungguh-sungguh mendoakan kebaikan
baginya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
‫ص َدقَ ٍة َجا ِريَ ٍة أ َْو ِعل ٍْم‬ ِ ٍ ِ
َ ‫سا ُن انْ َقطَ َع َع ْنوُ َع َملُوُ إَِلَّ م ْن ثَالَثَة إَِلَّ م ْن‬ َ ‫إِ َذا َم‬
َ ْ‫ات ا ِإلن‬
ُ‫صالِ ٍح يَ ْدعُو لَو‬ ٍ ِ
َ ‫يُنْتَ َف ُع بِو أ َْو َولَد‬
“Apabila anak adam meninggal dunia maka
terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara
: sedekah jariayah, ilmu yang bermafaat, dan

33
anak shalih yang mendoakan kebaikan
untuknya”.20
Demikianlah. Dan yang wajib
diperhatikan bahwa masalah ini, yaitu masalah
pendidikan anak adalah masalah besar dan
agung, wajib bagi setiap orang tua untuk
memberikan perhatian serius, karena
kebanyakan kerusakan anak sebabnya adalah
kelalaian orang tua dan ketidakpeduliannya.
Al’Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata : “Barang siapa yang melalaikan
pendidikan anaknya apa yang bermanfaat
baginya dan membiarkannya begitu saja, maka
ia telah berbuat buruk dengan seburuk-
buruknya. Dan kebanyakan kerusakan anak
datang dari orang tuanya dan kelalaian mereka
dalam mendidikannya dan meninggalkan

20
Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, no. 1631
34
pendidikan mereka perkara-perkara agama yang
wajib dan yang sunnah”.21
Dan disini ada masalah yang penting yang
sepatutnya dihadirkan oleh orang tua; yaitu
perhatiannya terhadap faktor-faktor ini dan
penopang-penopang yang besar dalam
pendidikan anak-anaknya, harus pula diiringi
dengan menyerahkan urusan kepada Allah
dengan bertawakkal kepada-Nya semata dalam
perbaikan anak-anaknya dan menjaga mereka
dengan apa yang Allah menjaga hamba-hamb-
Nya yang shalih.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
berkata, “Aku tidak mengira ada seseorang yang
bertakwa kepada Allah pada nak-anaknya dan
menempuhnya jalan syariat dalam memberi
pengarahan kepada mereka melainkan Allah

21
Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, kry. Ibnul Qayyim,
hal. 229
35
subhanahu wa ta’ala akan memberikan petunjuk
kepada anak-anaknya”.22
Aku meminta kepada Allah agar
menolong kita semua dalam pendidikan anak-
anak kita dan mengarahkan mereka kepada jalan
yang benar, dan agar Allah memperbaiki mereka
dan melindungi mereka dari berbagai fitnah yang
nampak dan yang tersembunyi, dan menjadikan
mereka yang memberikan dan mendapatkan
petunjuk, bukan orang-orang yang dimurkai dan
bukan pula orang-orang yang sesat.
Sesungguhnya Dia Maha mendengar dan Maha
mengabulkan.
Wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa
‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

22
Fatawa Nur ‘alad Darb, 2/24
36
*Diterjemahkan dari Kitab Rakaaiz Fii Tarbiyatil
Abna, Syaikh Dr. ‘Abdurrazzaq Bin ‘Abdul Muhsin
Al-Badr hafizhahullah.
*Selesai diterjemahkan tanggal 5 Muharram
1438 H/ 6 Oktober 2016 M, ba’da maghrib,
dalam rangka menyambut kehadiran sang buah
hati, anak ke 5,
“Abdullah Ridwan”
yang lahir hari Senin, tanggal 02 Muharram
1438H atau Ahad, 02 Oktober 2016 M, dari
pernikahan kami,

Ridwan Abu Raihana


dan
Henny Ummu Raihana.
Teriring doa
“Semoga menjadi anak yang shalih”.

37
Profil
YAYASAN MAHIR INDONESIA
www.mahirindonesia.com

Yayasan Mahir Indonesia (MAHIR) adalah sebuah


lembaga pendidikan dan dakwah yang berlokasi
di wilayah Jakarta Utara. Kegiatan pendidikan
yang sudah berjalan saat ini adalah MBQ (Mahad
Bil Quran), MBA (Mahad Bil Arabiyah), MBS
(Mahir Bil Syariah), serta menyelenggarakan
program Tahfizhul Quran yang diikuti oleh para
santri yang berasal dari berbagai wilayah di
Nusantara. Alhamdulillah pada tahun pelajaran
2016-2017, telah hadir SMP Tahfizh Mahir Bil-
Quran pendidikan tahfizh setingkat SMP berbasis
hafalan Quran (SMP Tahfizh). Program jangka
panjang, MAHIR juga akan mendirikan kegiatan
pendidikan setingkat SMA berbasis ulumusy
Syar’iyah dan SMK berbasis IT. Lulusan dari
pendidikan ini diharapkan dapat melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi Islam di
dalam maupun luar negeri.

38
Di bidang muamalah, MAHIR menyelenggarakan
kegiatan ekonomi berbasis syariah dengan
dukungan pakar ekonomi syariah berkelas dunia,
di antaranya Dr. Erwandi Tarmizi, MA. Salah
lembaga ekonomi yang didirikan adalah BMT
(Baitul Mal wa Tamwil) MAHIR, serta Koperasi
Syariah Mahir (KSM).

Di bidang sosial, MAHIR memiliki misi untuk ikut


mendukung program pemerintah dalam rangka
upaya memberdayakan masyarakat,
mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi
pengangguran, dengan mendirikan lembaga-
lembaga pelatihan kewirausahaan pada berbagai
bidang kompetensi, dimana para lulusannya
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja
baru atau minimal siap ditempatkan di berbagai
bidang pekerjaan.

Semoga Allah senantiasa memberikan


keikhlasan, kekuatan, dan kemudahan dalam
menjalani semua ikhtiar ini.

39
Manajemen Mahir Indonesia VISI dan MISI

Visi Yayasan Mahir Indonesia (MAHIR) menjadi


Yayasan Islam mandiri yang memberikan
manfaat luas bagi masyarakat khususnya bidang
pendidikan dan muamalah.

Misi Yayasan Mahir Indonesia (MAHIR)


menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
muamalah yang memberikan manfaat langsung
masyarakat. Kegiatan tersebut antara lain :

1. Mendirikan dan mengembangkan lembaga


pendidikan berbasis hafalan (MBQ, MBA,
dan MBS)
2. Mendirikan dan mengembangkan lembaga
pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah
terapan yang diselenggarakan berupa
seminar, kursus, inhouse training, dan
lainnya.
3. Mendirikan dan mengembangkan lembaga
ekonomi syariah berbentuk BMT (Baitul Mal
Wat Tamwil)
40
4. Mendirikan lembaga ekonomi syariah
berupa Koperasi Syariah Mahir yang
menyediakan barang-barang konsumsi
(consumer goods) khususnya untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
5. Memberikan konsultasi syariah baik secara
langsung maupun via online kepada kaum
muslimin dan masyarakat lainnya.
6. Mendirikan dan mengembangkan
pendidikan dan pelatihan bidang
kewirausahaan dalam rangka mendukung
program pemerintah dalam menciptakan
lapangan kerja baru, mengurangi angka
pengangguran, dan mengurangi angka
kemiskinan masyarakat.
7. Membangun kemitraan dan kerjasama
strategis dengan berbagai lembaga/instansi
baik swasta maupun pemerintah dalam
rangka upaya pemberdayaan masyarakat.

41
Visi SMP Tahfizh Mahir Bil-Quran
“MEMUJUDKAN GENERASI QURANI
YANG MANDIRI”
Misi SMP Tahfizh Mahir Bil-Quran
1. Mendidik santri menjadi hafizh al-Quran
30 juz yang disertai dengan dasar-dasar
pengetahuan umum agar mampu
menghadapi persaingan global.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan
kurikulum yang berfokus pada Tahfizhul
Quran yang diintergrasikan dengan
jenjang pendidikan setingkat SMP/Paket-
B.
3. Membina santri agar menjadi muslim
yang shalih dengan aqidah yang benar,
pemahaman yang lurus, berakhlakul
karimah, cerdas, serta fisik yang sehat
dan kuat.

42
4. Membekali siswa dengan keterampilan
wirausaha/enterpreneurship agar
mampu hidup mandiri.
5. Membangun kemitraan strategis dengan
berbagai lembaga/instansi.

www.smptahfizhmahir.sch.id

43

Anda mungkin juga menyukai