Dalam puisi ”Aku” sisi perjuangan ditekankan pada perjuangan yang pribadi atau
individu. Hal ini ditunjukkan dalam pemilihan diksi puisi tersebut yang tergambar dalam
larik Biar peluru menembus kulitku (bait 4 larik ke-1) dan Aku tetap meradang
menerjang (bait 5 larik ke-2).Pemilihan diksi tersebut menggambarkan seolah penyair
berjuang sendiri,walaupun ada peluru menembus kakinya maka ia tidak akan berhenti
berjuang.Jadi,semangat perjuangan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan
mencapai tujuan hidup seorang individu yang dalam hal ini adalah Chairil Anwar sendiri.
Selanjutnya,pada puisi “Aku” karya Chairil Anwar tidak hanya indah tetapi bermakna
dalam walaupun ia menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Pesan yang ia sampaikan
tentu akan berpengaruh pada pikiran pembaca.Ia menyampaikan kritik dan gagasan
melalui karya sastra. Terdapat pada bait Biar peluru menembus kulitku; Aku tetap
meradang menerjang; Luka dan bisa kubawa berlari; Berlari; Hingga hilang pedih perih.
Memberikan sebuah pesan untuk terus dan tetap berjuang melawan penjajah walaupun
harus dibayar nyawa. Khususnya, bagi generasi yang hidup di era kemerdekaan. Sebab,
pada generasi ini, tidak mengalami secara nyata apa yang telah terjadi di era awal
kemerdekaan Indonesia.
Lalu,dalam puisi ini terdapat pula wujud kesetiaan dan keteguhan hati atas pilihan
kebenaran yang diyakini penulis. Hal ini terdapat pada bait kalau sampai waktuku; ku tak
mau seorang kan merayu. Lanjut terdapat keberanian dalam berjuang meski pun banyak
resiko yang akan dihadapi. Termasuk resiko untuk kehilangan nyawa atau terluka karena
senjata musuh. Chairil Anwar menuliskannya sebagai bentuk penghormatan pada para
pejuang yang membela bangsa ini hingga titik darah penghabisan.