Maret 1943
Kritik Sastra
Dalam puisi ”Aku” sisi perjuangan ditekankan pada perjuangan yang pribadi atau
individu. Hal ini ditunjukkan dalam pemilihan diksi puisi tersebut yang tergambar dalam larik
Biar peluru menembus kulitku (bait 4 larik ke-1) dan Aku tetap meradang menerjang (bait 5 larik
ke-2). Selain itu semangat perjuangan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai
tujuan hidup seorang individu yang dalam hal ini adalah Chairil Anwar sendiri.
Sedangkan dalam puisi ”Aku” gaya bahasa yang diberikan oleh Chairil Anwar juga
hiperbola seperti yang tergambar dalam larik. Hal ini jelas hiperbola tersebut merupakan
penonjolan pribadi Chairil Anwar, ia mencoba untuk nyata berada di dalam dunianya.
Sementara itu, dalam puisi “Aku” Chairil Anwar memberikan pencitraan gerak dan
perasaan. Citraan gerak merupakan gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak.
Dapat juga gambaran gerak pada umumnya. Citraan gerak dalam puisi ini tergambar dalam larik
Luka dan bisa kubawa berlari (bait 5 larik ke-1). Sementara citraan perasaan tergambar dalam
larik Hingga hilang pedih peri (bait 5 larik ke-3).
Chairil Anwar memberikan pesan secara tersurat yang terdiri dari:
● Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan
menghadang.
● Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan
kelebihannya saja.
● Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan
semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya.
LAPORAN UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA
6. Menjelaskan pendidikan karakter yang dapat diambil dari teks kritik puisi
Pada puisi tersebut memiliki nilai pendidikan karakter, yaitu :
● Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan
menghadang.
● Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan
kelebihannya saja.
● Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan
semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya.
● Ketelitian.