Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PUISI “AKU” KARYA CHAIRIL ANWAR

DITINJAU DARI SEGI MORAL

Karya Ilmiah

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Nama : Fitri Jihan Dzakiyyah Astin

Kelas : XI IPS 4

SMA Negeri 60 Jakarta

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Chairil Anwar merupakan salah satu penyair yang terkenal akan hasil

karya puisinya, ia juga dijuluki sebagai “si binatang jalang” (dari karyanya

yang berjudul aku). Hampir semua puisi – puisi yang ia tulis merujuk pada

kematian. Namun saat pertama kali mengirimkan puisi – puisinya

dimajalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena

dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat

perjuangan. Puisi – puisi Chairil Anwar yang terkenal antara lain Aku,

Diponegoro, Karawang – Bekasi. Chairil Anwar mampu membuat sang

pembaca ikut merasakan puisi tersebut. Disetiap bait puisi tersebut

terdapat makna yang mendalam.

“Aku” merupakan salah satu puisi Chairil Anwar yang berisi seseorang

yang telah melewati lika – liku kehidupan. Chairil Anwar membuat puisi

tersebut seolah – olah kita juga ikut merasakan betapa sulitnya hidup. Di

puisi “Aku” Chairil Anwar menggambarkan sifat individual, puisi tersebut

seolah mencerminkan sang Chairil Anwar itu sendiri yang ingin memiliki

kebebasan dalam menghadapi hidup. Puisi “Aku” sangat cocok dibaca

untuk merasakan kehidupan yang sulit dijaman penjajahan pada saat itu.

Chairil Anwar menulis puisi “Aku” dilihat dari kehidupannya yang sudah
mengalami pahitnya kehidupan. Sehingga ia ingin membagi cerita

kehidupannya melalui syair puisi.

Puisi “Aku” menceritakan kehidupan Chairil Anwar yng merupakan

salah satu sastrawan di Indonesia yang hasil karyanya diakui oleh banyak

pihak. Chairil Anwar sempat dituduh melakukan plagiat di salah satu

karyanya. Biasanya puisi “aku” dibacakan dengan suasana bangga, karena

berhasil melewati kehidupan yang berat. Dalam segi morl puisi ini dapat

membangkitkan semangat seseorang terhadap dirinya sendiri. Karena

banyak kata – kata yang dapat memotivasi. Puisi ini cocok dibacakan saat

lomba bahasa, karena bahasanya yang memotivasi seseorang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang puisi karya Chairil Anwar yang berjudul

“Aku” dari segi moral, saya mengidentifikasi beberapa hal, yaitu :

1. Jumlah bait dalam puisi “Aku”

2. Jumlah baris dalam puisi “Aku”

3. Arti kalimat “Kalau sampai waktuku, Ku tak mau seorang kan merayu,

Tidak juga kau”

4. Arti kalimat “tak perlu sedu sedan, Aku Ini Binatang Jalang, Dari

kumpulan yang terbuang”


5. Arti kalimat “Biar peluru menembus kulitku, Aku tetap meradang

Menerjang, Luka dan bisa kubawa berlari, Berlari, Hingga hilang pedih

peri”

6. Arti kalimat “aku mau hidup seribu tahun lagi”

7. Tema puisi “Aku” karya Chairil Anwar

C. Tujuan Masalah

Tujuan masalah dari analisi puisi “Aku” karya Chairil Anwar adalah :

1. Mengetahui makna yang terkandung dalam puisi “Aku”

2. Memahami arti kalimat yang tidak dimengerti

3. Mengetahui pesan puisi “Aku” dalam segi moral


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

Menurut James Reeves, puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan

penuh daya pikat. (Think Smart Bahasa Indonesia : 65)

Menurut Herbert Spencer, puisi merupakan bentuk pengucapan

gagasan yang bersifat emosial dengan mempertimbangkan efek

keindahan (Think Smart Bahasa Indonesia : 65)

Menurut Thomas Carlyle, puisi merupakan ungkapan pikiran yang

bersifat musikal. (Think Smart Bahasa Indonesia : 65)

Menurut Dunton, puisi adalah pemikiran manusia secara konkret dan

artistik dalam bahasa serta berirama (seperti musik). (Think Smart Bahasa

Indonesia : 65)

Menurut Pradopo, puisi merupakan rekaman interpretasi

pengalaman manusia yang penting. (Think Smart Bahasa Indonesia : 65)

Menurut Herman J. Waluyo, “puisi adalah bentuk karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan

disusun dengan mengosentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengosentrasian struktur fisik dan struktur lainnya.” (Think Smart Bahasa

Indonesia : 65)
Menurut wikibuku, puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh

irama, rima dan penyusunan bait dan baris yang bahasanya terlihat indah

dan penuh makna.

(https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Puisi)

Munurut H.B. Jassin, puisi adalah suatu karya yang diucapkan dengan

seah perasaan yang didalamnya mengandung suatu pikiran – piiran dan

sebuah tanggapan – tanggapan.

(https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-puisi-adalah.html)

Menurut Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang

dipadatkan dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan

kata – kata bermakna kiasan (imajinatif).

(https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-puisi-adalah.html)

Menurut Panuti Sudjiman, puisi adalah suatu kara sastra yang

bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, dalam penyusunan lark

dan baitnya. (https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-puisi-

adalah.html)

Menurut Furdyartanta, moral adalah kumpulan nilai dan norma

sebagai pedoman tingkah laku masyarakat. (Gerakan Moral : dalam upaya

revolusi mental : 65)

Menurut Wikipedia, moral adalah istilah manusia menyebut ke

manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/moral)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , moral adalah baik buruk

yang diterima umum mengenai perbatan, sikap, kewajiban, dan

sebagainya. (https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/moral.html)

Menurut Buku Pilar Islam bagi Pluralisme Modern, moral adalah

suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran – ukuran tindakan yang

diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

(Pilar Islam bagi Pluralisme Modern : 85)

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti

manusia yang beradab.

(https://imungblog.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-dan-

moral.html?m=l)

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teori diatas, saya membuat kerangka berpikir

sebagai berikut :

Puisi adalah bentuk karya sasta yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan manusia secara konkret dan artistik. Dibuat dengan

menggunakan imajinatif seseorang dan disusun dengan

mengosentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengosentrasian

struktur fisik dan struktur lainnya. Serta merupakan rekaman interpretasi

pengalaman seseorang atau manusia yang penting. Diucapkan dengan

sebuah perasaan yang didalamnya mengandung pikiran – pikiran dan


sebuah tanggapan. Serta berisi ekspresi bahasa yang kaya dan penuh

daya pikat.

Puisi mempertimbangkan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat

emosional dengan efek keindahan.Puisi terikat oleh irama, rima dan

penyusunan bait dan baris. Bahasanya dipadatkan, dipersingkat dan

diberi irama dengan bunyi yang padu sehingga dapat dijadikan kata- kata

bermakna kiasan, sehingga puisi bersifat musikal. Puisi biasanya dibuat

sang penyair untuk menyalurkan pikiran yang tidak dapat langsung

diucapkan, sehingga dituangkan melalui sebuah puisi. Puisi dipersingkat

agar makna yang terkandung disetiap kalimat mengandung makna yang

dapat dimengerti seseorang.

Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang

lainnya yang berisi kumpulan nilai dan norma. Moral sebagai pedoman

tingkah laku masyarakat yang merupakan gabungan perbuatan yang

mampu dilakukan secara bebas serta sikap, kewajiban yang baik buruknya

diterima umum. Serta menyangkut pengetahuan budi pekerti manusia

yang beradab. Sehingga dapat disesuaikan dengan ukuran – ukuran yang

diterima oleh umum, meliputi sosial atau lingkungan tertentu.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian saya bertempat dirumah

2. Waktu

Waktu penelitian saya dimulai pada hari Senin, 18 Maret 2019 –

Jum’at, 22 Maret 2019

B. Metode Penelitian

Metode penelitian analisis puisi “Aku” karya Chairil Anwar

menggunakan metode penelitian analisis deskriptif.

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa melakukan analilis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum.

Dengan kata lain penelitian analisis deskriptif mengambil masalah

atau memusatkan perhatian kepada masalah – malasah sebagaimana

adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian

diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.


Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata – kata

secara jelas dan terperinci (KBBI, 2001:258). Analisis deksriptif merupakan

analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data

secara umum. Analisis deskriptif ini meliputi beberapa hal, yakni distribusi

frekuensi, pengukuran tendensi pusat, dan pengukuran variabilitas

(Wiyono, 2001). Penggunaan analisis deskriptif dalam analisis ini yaitu

untuk menggambarkan serta menjelaskan isi dari puisi “Aku” atau arti

dalam baris puisi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKU

Karya : Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku

'Ku mau tak seorang 'kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi!

A. Jumlah bait dalam puisi “Aku”

Bait atau baris merupakan salah satu unsur yang menyusun sebuah

karangan. Bait merupakan unsur yang sangat penting dalam menyusun

puisi. Dalam menulis suatu puisi, biasanya kita membagnya ke dalam

bagian yangkita sebut sebagai bait.

Biasanya satubait puisi terdiri dari empat baris. Namun, ada juga puisi

yang satu baitnya berisi lebh dari empat baris. Dalam puisi “Aku” karya

Chairil Anwar terdapat jumlah bait 7 secara keseluruhan.

B. Jumlah baris dalam puisi “Aku”

Larik bisa berupa satu kata saja, bisa berbentuk frase atau bisa pula

seperti kalimat utuh. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik

biasanya empat baris atau larik, tapi pada puisi baru tak ada batasan.

Baris dalam puisi ini berisikan kata atau kalimat yang nantinya berkaitan

satu sama lain yang jika disatukan dapat membentuk kalimat yang
harmonis. Berdasarkan puisi “Aku” karya Chairil Anwar jumlah baris

terdapat 13.

C. Arti kalimat “Kalau sampai waktuku, Ku tak mau seorang kan merayu,

tidak juga kau”

Arti dari kalimat tersebut seolah mencerminkan watak sang Chairil

Anwar bahwa beliau ingin membuang semua semua kekhawatirannya

akan kematian. Dan juga tidak peduli terhadap siapa pun yang

merayunya, bahkan tidak juga kekasihnya sendiri. Waktu yang

dimaksudkan adalah sebuah tujuan yang dibatasi oleh waktu. Chairil juga

memberikan awalan ‘kalau’ yang berarti sebuah pengandaian. Jadi Chairil

berandai – andai tentang suatu masa saat ia sampai pada apa yang ia cari

selama ini, yaitu penemuan bahasa ucap yang berbeda dengan ditanda

keluarnya puisi terebut. Dengan menuliskan puisi ni Chairil tau banyak

protes dari berbagai kalangan penyair.

Chairil tak menanggapi pembicaraan tentang karya ini. ‘Tidak juga

kau’ yang dimaksud adalah pembaca atau penyimak dari puisi ini. Ini

menunjukan betapa tidak peduliny Chairil dengan semua orang yang

pernah mendengarkan atau pun membaca puisi tersebut, entahitu baik,

atau pun buruk.


D. Arti kalimat Arti kalimat “tak perlu sedu sedan, Aku Ini Binatang Jalang,

Dari kumpulan yang terbuang”

Memiliki arti bahwa beliau memberika pesan kepada orang – orang

terdekatnya supaya melepaskanna, jika saatnya untuk menghadap khalk

telah tiba. Bahkan beliau menyebut dirinya sebagai binatang jalang,

sebagai simbol kehinaan akan dirinya. Sahabat Chairil Anwar pernah

bercerita bahwa ia pernah mencuri baju Chairil Anwar dan menjualnya.

Ketika Chairil mengetahui perbuatan sahabatnya, Chairil hanya berkata

“mengapa aku begit bodoh sampai bisa tertipu oleh kau”. Ini mennjukkan

suatu sikap hidup Chairil yang tidak mempersoalkan baik – buruknya suat

perbuatan, baik itu dari segi ketetapan masyarakat, maupun agama.

Menurut Chairil, yang perlu diprhatikan justru lemah atau kuatnya orang.

Ia menggunakan kata ‘binatang jalang’ karena ia ingin menggambar

seolah seperti binatang yang hidup dengan bebas, sekehendaknya sendiri,

tanpa sedikitpun ada yang mengatur. Lebih tepatnya adalah binatang liar.

Karena itulah ia ‘dari kumpulan terbuang’. Dalam suatu kelompok pasti

ada sebuah ikatan, ia ‘dari kumpulan terbuang’ karena tidak ingin

mengkuti ikatan dan aturan dalam kumpulannya.


E. Arti kalimat “Biar peluru menembus kulitku, Aku tetap meradang

Menerjang, Luka dan bisa kubawa berlari, Berlari, Hingga hilang pedih

peri”

Memiliki arti bahwa beliau telah berterus terang tentang apa yang

telah dideritanya, akan tetapi beliau tetap mecoba untuk menanggungnya

sendiri. Karena jika saatnya tiba rasa sakit yang dideritanya akan hilang.

Peluru tak akan pernah lepas dari pelatuknya, yaitu pistol. Sebuah pistol

seringkali digunakan untuk melukai sesuatu. Bait terebut tergambar

Chairil sedang ‘diserang’ dengan adanya ‘peluru menembus kulit’, tetapi

ia tidak memperdulikan peluru yang merobek kulitnya itu, ia berkata

“Biar”. Meskipun dalam keadaan diserang dan terluka, Chairil masih

memberontak, ia ‘tetap meradang menerjang’ seperti binatang iar yang

sedang diburu. Selain itu, ini menunjukkan sikap Chairil Anwar yang tidak

mau mengalah. Semua cacian dan berbagai pembicaraan tentang baik

buruk tidak ia perdulikan.

F. Arti kalimat “Dan aku akan lebih tidak peduli, Aku mau hidup seribu tahun

lagi”

Bait ini seolah menjadi penutup dari puisi tersebut. Sebagaimana

karya tulis, penutup terdiri atas kesimpulan dan harapan. Kesimpulannya

adalah ‘dan aku akan lebih tidak perduli’ ia tetap tidak mau perduli.

Chairil berharap bahwa ia masih hidup seribu tahun lagi agar ia tetap bisa

mencari – cari apa yang diinginkannya. Disamping chairil ingin


menujukkan ketidakpeduliannya kepada pembaca, dalam puisi ini juga

terdapat pesan lain dari Chairil, bahwa manusia adalah mahluk yang tidak

pernah lepas dari salah.. oleh karena itu, janganlah memandang

seseorang dari baik – buruknya saja, karena kedua hal tersebut pasti

ditemui setiap manusia. Chairil juga ingin menyampaikan agar pembaca

tidak perlu ragu dalam berkarya. Berkaryalah dan biarkan orang lain

menilainya, seperti apa pun bentuk penilaian itu. Jadi pada intinya puisi

“Aku” mengndung makna pengepresian seseorang yang kental sekali

dengan emosionalnya menyatakan tegas dan lantang bahwa igin sekali

hidup lebih lama lagi.

G. Tema puisi “Aku” karya Chairil Anwar

Tema puisi “Aku” kaya Chairil Anwar adalah menggamar kegigihan

dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan hanya

tanpa merugikan rang lain, walaupun banyak rintangan yan ia hadapi.

Dari judulnya sudah terlihat bahwa puisi ini menceritakan kisah ‘Aku’

yang mencari tujuan hidup.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap seniman atau sastrawan

dalam membuat suatu karyanya dapat menggunakan berbagai macam

cara. Salah satu caranya dengan mengekspresikan karyanya sebagai

kegundahan, gejolak, pengalaman, bayang – bayang, sebagai media

penyaluran karyanya untuk dapat dinikmati oleh umum. kiasan – kiasan

yang dilontarkan oleh Chairil Anwar dalam puisinya menunjukkan bahwa

di dalam puisinya menunjukkan bahwa didalam dirinya mencoba

mencetuskan bahasa langsung dari jiwa terdalamnya. Cetusan itu

digambarkan “Aku” seolah dapat merasakan rasa sakit, seolah rasa sakit

itu dapat dinyatakan. Serta banyaknya kiasan, salah satunya “aku mau

hidup seribu tahun lagi” terlihat gambaran bahwa penuh dengan

keinginan, sehingga dapat diartikan ‘hidup seribu tahun lagi’ merupakan

kiasan bahwa yang hidup adalah semangatnya bukan fisik.

Puisi yang berjudul “AKU” puisi ini dibuat sekitar bulan Maret 1943,

ada banyak hal yang bisa dipelajarai dari puisi “Aku” karya Chairil Anwar.

Khususnya, bagi generasi yang akan datang. Tentu tidak pernah hidup dan

mengalami apa yang pernah terjadi di era awal kemerdekaan indonesia,

seperti wujud kesetian dan keteguhan hati atas pilihan yang diyakininya,
keberanian berjuang meskipun banyak resiko, serta semangat yang tak

pernah padam.

B. Saran

Kita sebagai penerus bangsa janganlah mudah menyerah bila

menghadapi tantangan serta penolakan,beranilah melakukan sesuatu

yang berbeda namun berdampak positif bagi sekitarnya, contohnya

seperti Chairil Anwar yang memunculkan suatu karya yang belum pernah

ada sebelumnya. Ia mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak

karena tidak sesuai sebagaimana puisi – puisi pada zaman itu. Puisi

tersebut tentu bukan Chairil buat tanpa tujuan, hanya saja tujuan

tersebutbelum diketahui oleh masyarakat. Janganlah menilai sesuatu

tanpa informasi yang jelas akan kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai