PENDEKATAN EKSPRESIF
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sastra
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
JULI 2021
ABSTRAK
Banyak beberapa masyarakat yang tentunya sudah mengenal tentang sebuah puisi
yang berjudul “Karawang-Bekasi” karya Chairil Anwar. Meski demikian tidak banyak yang
mengetahui latar belakang dari sosok pencipta puisi Karawang-Bekasi yakni Chairil Anwar.
Kita dapat memahami serta memaknai puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar,
sehingga kita dapat mengetahui gambaran pada saat itu, masyarakat Karawang-Bekasi
didalam mempertahankan kemerdekaan untuk melawan NICA (Nederlans Indies Civil Affair
Officier). Puisi yang diciptakan oleh Chairil Anwar merupakan bentunk luapan
pengungkapan isi batin dari Chairil Anwar, sehingga beliau menumpahkan isi pikirannya
kedalam puisi yang berjudul Karawang-Bekasi tersebut. Puisi tersebut bukan hanya sekedar
karya sastra semata, tetapi dibalik itu ada sebuah penggambaran tentang sebuah kejadian atau
peristiwa yang telah terjadi pada Karawang-Bekasi pada masa itu, didalam berusaha
mempertahankan kemerdekaannya.
PENDAHULUAN
Karya sastra adalah sebuah wujud luapan perasaan manusia yang dituang dalam
bentuk karya yang memiliki tujuan untuk menghibur atau sekedar memunculkan sebuah
karya yang indah untuk dinikmati. Karya sastra tersebut dibagi dalam dimensi waktu yakni
karya sastra lama dan karya sastra baru. Karya sastra lama memiliki kekuatan dalam
mengungkapkan bahasa dan karya sastra baru memiliki kelebihan berupa keberanian dalam
mengungkapkan pendapat dalam bentuk karya sastranya.
1
Wulandari (2019)
bentuk kata yang indah, di mana dalam hal ini puisi digunakan untuk mengungkapkan suatu
peristiwa dalam bentuk karya tulisan.2
Teori genre merupakan Prinsip keteraturan sastra dan sejarah sastra yang diklasifikasi
tidak berdasarkan waktu dan tempat (periodik) melainkan berdasarkan tipe struktur atau
susunan tertentu. Semua studi kritik sastra atau pun penilaian karya sastra tentunya terkait
dengan struktur semacam itu. Misalnya, penilaian terhadap puisi, tentu ditentukan oleh
pengalaman dan konsepsi yang deskriptif maupun normatif tentang puisi. (Di lain pihak
konsepsi tentang puisi juga diubah oleh pengalaman dan penilaian tentang puisi-puisi
tertentu).3
Puisi merupakan karya sastra yang memiliki ciri khas yakni bahaasanya padat,
sedangkan prosa memiliki kekuatan dari alur cerita, sedangkan drama pada dialoknya. Dalam
lingkupnya puisi mengungkapkan watak pengarang dengan kuat tidak hanya sekedar
memunculkan keindahannya saja. Dalam penciptaan puisi, mengutamakan aspek-aspek yang
dapat memunculkan keindahan dan berkesan. Untuk memperoleh keindahan dan
mengesankan perlulah unsur-unsur kuat dalam kebahasaan, tanda baca, paduan bunyi dan
lain sebagainya. Unsur-unsur btersebut merupakan hal yang akan dianalisis dalam sebuah
puisi.
2
Somad (Sulkifli, 2016, hlm. 4)
3
Renne Wellek, Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama) hal. 276
Dengan tujuan untuk 1). Menemukan makna atau nilai yang terkandung dalam puisi
“Krawang-Bekasi”, 2). Apa yang melatarbelakangi dari puisi “Krawang-Bekasi”.
METODE
“ KARAWANG-BEKASI ”
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Berdasarkan penjelasan pendekatan ekspresif yang telah dijelaskan diatas. Pada bait
pertama disini pengarang menceritakan bahwa sepanjang Karawang-Bekasi dan para
pahlawan yang telah dimakamkan disana, mereka seakan-akan sudah tidak dapat berteriak
lagi. Namun, mereka tetap yakin bahwa ada semangat yang selalu menderu dan tidak akan
pernah dilupakan perjuangannya dalam medan perang. Pada baris ke-3 “deru” disini
pengarang menggambarkan segala harapan dari pengarang sendiri dan seluruh isi hantinya
yang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata lagi.
Pada bait kedua disini pengarang menceritakan bahwa meskipun mereka meninggal di
umur yang masih muda, tetapi semangat mereka tetap sangat membara. Dan terus membara
dilangit malam yang sepi. Para pahlawan yang telah gugur pada masa itu berharap bahwa
pada suatu malam-malam yang sepi dan hening, keberadaan mereka nantinya tetaplah
terkenang di negara Indonesia ini sebagai sosok-sosok pejuang yang tidak pernah berhenti
untuk memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Para pejuang yang telah gugur mereka
menyadari bahwa hanyalah tulang-tulang yang berserakan, dan nantinya kita lah yang
menentukan arti nilai dari tulang-tulang tersebut.
Pada bait ketiga pengarang juga menggambarkan sebuah pesan tersirat dari puisi
tersebut bahwa sampai kapanpun semangat mereka tetaplah bergelora, walau pada akhirnya
para pejuang harus gugur terlebih dahulu pada saat masih muda. Akan tetapi semangat
perjuangan mereka tak. Setiap waktu saat peperangan rasanya mereka tetaplah bangkit dan
ikut berjuang didalam medan perang. Para pahlawan tersebut sudah berusaha sekuat
tenagannya untuk nagaranya ini, meskipun akhirnya ajal sudah menjemput mereka terlebih
dahulu.
Selanjutnya bait keempat Chairil Anwar sang pengarang menuliskan bahwa, kenang
lah kami (para pahlawan yang telah gugur) merupakan harapan yang sangat tulus. Mereka
berharap bahwa keberadaan mereka nantinya tetap dikenang serta tidak dilupakan begitu saja
di negeri ini meskipun mereka sudah gugur.
Pada bait kelima pengarang Chairil Anwar menceritakan bahwa pengharapan untuk
para pahlawan tidak akan pernah ada batasnya. Mereka tetap berharap untuk menjaga Bung
Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir. Mereka ingin bahwa semoga para
pemimpin dinegeri ini tidak mengalami hal-hal buruk yang tidak mereka inginkan. Oleh
karena itu, mereka berdoa dan berharap agar para pemimpin tetaplah terjaga.
Selanjutnya bait yang terakhir pengarang memberi pesan bahwa meskipun para
pejuang yang telah gugur tersebut dimedan perang yang pemakamannya disepanjang
Karawang-Bekasi tersebut dan mereka hanyalah tinggal tulang dan belulangnya saja, tetapi
semangat mereka sampai kapanpun tidak akan pernah redup dan tidak akan pernah terlupakan
semangat mereka yang selalu membara tersebut semangat yang tidak akan pernah ada
habisnya sampai kapanpun.
Ekspresi sang pengarang pada saat itu yaitu pengarang yang sudah berjuang sekuat
tenaga dan pikiran pada saat itu untuk kemerdekaanya, meskipun masih belum berhasil juga
pada masa itu. Chairil Anwar, dalam puisinya tersebut, berusaha untuk mengenang peristiwa
pembantaian tersebut untuk mengenang para pahlawan dan pejuang yang telah gugur pada
saat itu. Pada puisi yang berjudul Karawang-Bekasi ini juga menggambarkan sebuah
semangat untuk mempertahankan NKRI serta semangat yang tetap hidup didalam jiwa
pejuang-pejuang yang lainnya. Puisi ini selain menggambarkan tentang perjuangan para
pahlawan untuk meraih kemerdekaan tetapi mereka rela untuk berkorban jiwa dan raganya.
Meskipun belum sampai kemerdekaan mereka harus gugur dalam medan perang.
Dari puisi yang sudah dituliskan diatas tadi bahwa suatu peristiwa pada masa itu serta
kondisi keadaan masyarakat di Karawang-Bekasi khususnya pada saat karya sastra tersebut
diciptakan oleh pengarangnya. Dalam puisi tersebut “Karawang-Bekasi” karya Chairil Anwar
ini sudah bisa lihat bahwa dari judulnya ini merupakan tempat peristiwanya, yaitu di daerah
Karawang-Bekasi. Puisi tersebut ditulis oleh Chairil Anwar pada tahun 1948, pada saat
setahun setelah dari peristiwa Karawang-Bekasi tersebut terjadi. Apa yang terjadi pada saat
itu di Karawang-Bekasi? Yang terjadi pada masa itu di Karawang-Bekasi didesa Rawagede
Jawa Barat adalah peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Belanda (NICA)
secara besar-besaran. Pembantaian terbesar yang dilakukan oleh tentara Belanda di Sulawesi
Selatan. Pesan dalam puis karya Chairil Anwar ini yang berjudul Karawang-Bekasi memberi
pesan untuk generasi muda dan penerus bangsa untuk selalu mengenang jasa-jasa para
pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita serta melajutkan perjuangan para pahlawan
yang telah gugur tersebut. Walaupun untuk saat ini tidak dengan berperang seperti pada masa
itu, tetapi dengan memajukan negara yaitu dengan melakukan apa yang diperintahkan negara
dan mematuhi peraturan-peraturanya serta belajar yang rajin agar kelak menjadi generasi
penerus yang baik.
KESIMPULAN
SARAN
Diharapkan para pembaca nantinya dapat mengatahui dan mengenal secara lebih jauh
mengenai sastrawan Indonesia., yaitu Chairil Anwar. Beliu merupakan salah satu tokoh
kesustraan yang sangat terkenal di Indonesia. Dari penulisan ini penulis juga berharap agar
pembaca bisa lebih mengatahui sejarah khususnya puisi yang berjudul “Karawang-Bekasi”.
Semoga dari penulisan ini nantinya dapat menguntungkan bagi diri kita sendiri dan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, Monicha. 2020. Menelaah Puisi “Aku” Karya Chairil Anwar Melalui Pendekatan
Ekspresif dan Pragmatik. http://zonalingua.unja.ac.id > 2020/03 Menelaah Puisi
“Aku” karya Chairil Anwar Melalui Pendekatan. Diakses pada 11 Juli 2021