Anda di halaman 1dari 4

PELABUHAN HATI

Pengarang : Titis Basino P.I. (17 Januari 1939)


Penerbit : Pustaka Jaya
Tahun : 1978

Cinta Rani yang begitu besar kepada Ramelan, seorang mahasiswa fakultas teknik, telah
membuat gadis itu rela berkorban demi mewujudkan harapan cintanya itu. Ia rela membiayai
kuliah kekasihnya sampai Ramelan menyelesaikan studinya dan menjadi insinyur. Ia juga nekat
lari dari orang tuanya, kemudian kawin dengan Ramelan secara sederhana. Dari upahnya
menerima jahitan, semuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Masa-masa bahagia pun mereka rasakan. Ramelan kemudian bekerja di berbagai proyek,
di samping mengajar di beberapa perguruan tinggi. Satu per satu anaknya lahir; “Dua anak laki-
laki yang beringas dan dua gadis manis yang cerdik” (hlm. 8). Mereka hidup dalam curahan
kebahagiaan di sebuah rumah sederhana. Lambat-laun penghasilan Ramelan makin meningkat.
Secara pasti kehidupan mereka tak lagi kekurangan. Bahkan sebuah rumah gedung sedang
dipersiapkan secara diam-diam, walaupun Rani sendiri mengetahui rnacana itu.
Suatu hari, teman Rani, Sofia, mengundang Rani untuk datang ke rumahnya. Tanpa
sepengetahuan suaminya, Rani memenuhi undangan itu. Sofia kemudian mengajaknya ke tingkat
atas. Dari sana, tampak ada sebuah rumah yang sedang dibangun. Letaknya persis bersebelahan.
Saat itu, tampak jelas di hadapan mata Rani; suaminya sedang bergandengan tangan dengan
seorang wanita muda. Sebuah pemandangan yang membuat Rani percaya dan tidak percaya.
Ramelan yang dahulu ditolongnya hingga menjadi insinyur, suaminya yang sedang
mempersiapkan rumah impian untuk dirinya dan keempat anaknya, di hadapannya kini sedang
bermesraan dengan perempuan lain. Inilah awal keretakan rumah tangga mereka.
Sejak kejadian itu, Rani memutuskan untuk tinggal bersama keempat anaknya. Ia tak ingin
lagi bertemu dengan laki-laki yang telah mengkhianati cintanya. Sungguhpun begitu, Ramelan
sendiri masih tetap berusaha untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Untuk mengisi kekosongan
dan menambah biaya hidupnya sehari-hari, Rani kembali membuka usaha jahitan. Ia mulai terbiasa
dengan keadaannya sekarang. Para pelanggannya pun dari hari ke hari makin bertambah. Salah
seorang pelanggannya adalah Laksmi. Wanita cantik itu mulai akrab dengan Rani.
Namun, rupanya kedukaan Rani harus kembali terulang. Ketika hendak berbelanja
keperluan jahitannya di Blok M, ia melihat Laksmi, pelanggannya itu, sedang asyik bergandengan
tangan dengan Ramelan. Maka, kesimpulan pun jatuh sudah; Ramelan adalah laki-laki jalang yang
selalu berganti-ganti wanita. Belakangan diketahui bahwa sesungguhnya Ramelan sudah resmi
menjadi suami Laksmi. Namun, bagi Rani sendiri, peristiwa itu makin membuatnya tak lagi perlu
percaya kepada laki-laki.
Dari hasil jerih payahnya selama itu, Rani kemudian merombak rumahnya dan menambah
beberapa kamar untuk disewakan. Dari hasil menyewakan kamar-kamar itu, kehidupan Rani mulai
membaik walaupun bekas suaminya tak pernah lagi mengirimkan uang untuk biaya anak-anaknya
sekolah. Anak-anaknya pun mulai akrab dengan para penyewa kamar-kamar itu. Namun, rupanya
keakraban itu justru dilihat lain oleh para tetangganya. Gosip buruk pun berkembang hingga
sampai telinga bekas suaminya.
Rani sendiri tidak mau mempedulikan semua kabar busuk itu. Ramelan yang mencoba
menyuruh Rani untuk tidak lagi menyewakan kamar-kamarnya, juga tidak digubris. Ia yakin pada
jalannya sendiri yang memang tidak hendak ia nodai.
Lebih dari dua tahun Rani menjalani kehidupan seperti itu. Sampai akhirnya, Wastu dan
Pragantha, dua mahasiswa fakultas teknik yang sudah sejak lama tinggal di pondokan Rani,
meminta Rani agar menghadiri ujian skripsi mereka. Tentu saja Rani tidak berkeberatan. Pada hari
yang ditentukan, ia datang ke tempat kedua mahasiswa itu melangsungkan ujian akhirnya.
Hasilnya adalah mereka lulus dan berhak menyandang gelar insinyur.
Peristiwa itu bagi Rani, barangkali tidak lebih sebagai peristiwa biasa, sungguhpun
sebelum pulang, ia sempat berjumpa lagi dengan bekas kekasihnya dahulu sewaktu ia belum
berhubungan dengan Ramelan. Namun, seperti juga kejadian sehari-hari, ia kembali kepada
kesibukannya mengurusi anak-anaknya.
Sore harinya, datang telepon dari Laksmi yang mengabarkan bahwa Ramelan sakit keras
dan kini sedang dirawat di rumah sakit Petamburan. Dalam keadaan seperti itu, bagaimanapun,
hati nurani Rani tak tega melihat bekas suaminya dalam keadaan demikian. Ia pun memutuskan
untuk menjenguk bekas suaminya. Saat itu juga ia berangkat bersama keempat anaknya.
Laksmi rupanya sudah menunggu di sana. Kini Rani melihat, betapa orang yang pernah ia
cintai, ayah anak-anaknya itu, hanya terbaring tak berdaya. “Aku membaca surat Yasin yang ada
di tangan kiri dan tangan kananku memenggam erat tangan Ramelan. Tanpa kusadari, selama ayat-
ayat suci itu kubaca dengan khusyuk, Ramelan telah berhenti bernapas” (hlm. 129).
Ramelan telah mengakhiri hidupnya di hadapan Rani, bekas istrinya yang tabah; Laksmi,
istri mudanya yang masih menangis, dan keempat anaknya yang memandang kosong ke arah
kegelapan malam. Rani menyongsong keempat anaknya; melangkah ke masa depan.
ANALISIS STRUKTUR NOVEL
PELABUHAN HATI
Pengarang : Titis Basino P.I. (17 Januari 1939)
Penerbit : Pustaka Jaya
Tahun : 1978

- Orientasi
Pada orientasi ini menceritakan besarnya cinta Rani sampai rela berkorban untuk kekasihnya
kuliah sampai menjadi insinyur. Dan memiliki empat orang anak, dua orang putra, dan dua
orang putri.
Berikut kutipannya :
“Cinta Rani yang begitu besar kepada Ramelan, seorang mahasiswa fakultas teknik, telah
membuat gadis itu rela berkorban demi mewujudkan harapan cintanya itu. Ia rela
membiayai kuliah kekasihnya sampai Ramelan menyelesaikan studinya dan menjadi
insinyur...”

- Pengungkapan Peristiwa
Pada pengungkapan peristiwa ini menceritakan pada saat itu Sofia, temannya Rani,
mengundang untuk kerumahnya. Sofia, mengajak Rani ke lantai paling atas, Rani melihat
rumah yang sedang dibangun dan melihat suaminya sendiri dengan gados muda, saat itu juga
ia pergi bersama keempat anaknya.
Berikut kutipannya :
“... Sofia kemudian mengajaknya ke tingkat atas. Dari sana, tampak ada sebuah rumah yang
sedang dibangun... Saat itu nampak jelas dihadapan mata Rani, suaminya sedang
bergandengan tangan dengan wanita muda... “

- Menuju Konflik
Menuju konflik pada cerita ini Rani membuat beberapa kamar untuk disewakan hasil jerih
payahnya. Anak – anaknya akrab dengan beberapa penyewa kamar sampai timbul gosip buruk
dari tetangganya, tetapi Rani tak peduli hal itu.
Berikut kutipannya :
“Dari hasil jerih payahnya Rani merombak rumahnya dan menambah beberapa kamar
untuk disewakan... Anak – anaknya mulai akrab dengan para penyewa kamar, sampai
timbul gosip buruk dari tetangganya sampai ke telinga suaminya...”

- Puncak Konflik
Puncak konfliknya pada saat Rani mendapar telepo dari Laksmi bahwa Ramelan sakit keras
dan dirawat dirumah sakit petamburan, karena Rani tidak tega melihat bekas suaminya sakit,
ia bersama keempat anaknya pergi menemuinya. Rani membaca surat yasin sambil memegang
tangan Ramelan, tanpa disadari Ramelan telah berhenti bernapas.
Berikut kutipannya :
“Sore harinya datang telepon dari Laksmi yang mengabarkan bahwa Ramelan sakit keras
dan kini sedang dirawat di rumah sakit Petamburan...
“Aku membaca surat Yasin yang ada ditangan kiri dan kananku menggenggam erat tangan
Ramelan. Tanpa kusadari, selama ayat – ayat suci itu kubaca khusyuk, Ramelan telah
berhenti bernapas:...”

- Resolusi
Resolusi cerita ini Ramelan mengakhiri hidupnya dihadapan Rani. Rani menyongsong
keempat anaknya menuju masa depan.
Berikut kutipannya :
“Ramelan telah mengakhiri hidupnya dihadapan Rani, bekas istrinya yang tabah, Laksmi,
istri mudanya yang masih menangis... Rani menyongsong keempat anaknya melangkah ke
masa depan....”

Anda mungkin juga menyukai