Anda di halaman 1dari 24

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH RAPAT
(ETIKA DAN PROFESI)

Disusun oleh :
POPPI VAMELLA PUTRI
061340411657

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
TAHUN AJARAN 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Rapat ini dengan baik. Dan juga kami berterima kasih kepada
Bapak Yohandri Bow, S.T.,M.Si.. selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika dan
Profesi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gas bumi. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Palembang, Mei 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

2
Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3. Tujuan.......................................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................... 4
2.1 Pengertian Rapat.......................................................................................... 6
2.2 Tujuan Rapat................................................................................................ 7
2.3 Fungsi Rapat dalam Komunikasi................................................................. 7
2.4 Jenis-Jenis Rapat.......................................................................................... 8
2.5 Hal yang harus diperhatikan saat rapat........................................................ 11
2.6 Perencanaan Rapat....................................................................................... 12
2.7 Suasana Rapat.............................................................................................. 13
2.8 Jumlah Peserta Rapat................................................................................... 14
2.9 Tata Cara Pelaksanaan Rapat....................................................................... 15
2.10 Kriteria Pemimpin Rapat yang Baik........................................................... 18
2.11 Teknik Memimpin Rapat............................................................................. 18
2.12 Tipe-Tipe Pemimpin Rapat......................................................................... 19
2.13 Pengendalian Rapat..................................................................................... 20
2.14 Teknik Mengajukan Pendapat..................................................................... 21
2.15 Notula.......................................................................................................... 21

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 25


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 26

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Organisasi merupakan suatu komunitas yang terdiri dari kelompok-kelompok
individu yang dihimpun dalam berbagai departemen atau bagian. Meskipun demikian,
mereka merupakan satu kesatuan. Rapat merupakan sarana untuk mencapai kesepakatan

3
bersama. Sayangnya, tidak setiap orang menyukai rapat karena berbagai alasan. Rapat
yang efektif harus didukung oleh suatu strategi dan diselenggarakan di tempat yang
sesuai dengan penataan ruang sesuai standar. Keberhasilan rapat juga ditentukan oleh
pimpinan rapat yang baik. Rapat merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah
organisasi atau dalam suatu kelompok tertentu. Berbagai keputusan yang menyangkut
keberlangsungan organisasi akan dibahaskan dan diputsukan dalam rapat. Rapat
merupakan bentuk kegiatan yang banyak dapat menyelesaikan masalah-masalah
organisasi. Kesalahpahaman, perbedaan pendapat, penyamaan ide dapat diselesaikan
melalui rapat. Rapat adalah pertemuan untuk merundingkan sesuatu.
Mengingat pentingnya rapat bagi keberlangsungan sebuah organisasi, maka
suatu organisasi harus selalu memasukkan rapat ke dalam agenda organisasi. Berbagai
jenis rapat pun harus diperhatikan. Jenis rapat tertentut akan digunakan untuk
membahas masalah tertentu pula. Jenis rapat mencerminkan tujuan dari diadakannya
rapat itu sendiri.
Rapat yang efektif menghasilkan keputusan yang baik dan membangun rasa
kebersamaan. Sebaliknya, rapat yang tidak efektif hanya menyia-yiakan waktu. Rapat
bukan aktivitas yang dapat diselenggarakan tanpa biaya. Jadi, rapat yang tidak efektif
tidak menghasilkan sesuatu selain keputusan yang tidak tepat dan pemborosan waktu.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka syarat-syarat untuk terlaksananya rapat
yang baik pun harus diperhatikan. Selain itu, bagaimana tata cara pelaksanaan rapat juga
harus diatur, kemudian tipe pemimpin dalam suatu rapat juga sangat menentukan arah
berjalannya suatu rapat. Dan dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Rapat.
Supaya kita semua dapat mengetahui lebih luas lagi tentang apa saja yang termasuk
dalam manajemen rapat itu

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan rapat ?
2. Apakah tujuan yang ingin dicapai dari rapat ?
3. Apa saja fungsi-fungsi rapat ?
4. Apa sajakah jenis-jenis rapat ?
5. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam rapat ?
6. Bagaimana cara merencanakan rapat ?
7. Bagaimana suasana yang cocok saat rapat ?
8. Berapa jumlah peserta yang mengikuti rapat?
9. Bagaimana tata cara melaksanakan rapat secara efektif ?
10. Bagaimana kriteria pemimpin yang baik ?

4
11. Apa saja teknik-teknik dalam memimpin rapat ?
12. Bagaimana tipe pemimpin rapat ?
13. Bagaimana cara mengendalikan rapat ?
14. Bagaimana cara mengajukan pendapat yang baik pada saat mengikuti rapat?
15. Bagaimana cara menulis notulen ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rapat
2. Mengetahui tujuan yang dicapai dari rapat
3. Memahami fungsi-fungsi rapat
4. Mengetahui jenis-jenis rapat
5. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam rapat
6. Mengetahui bagaimana cara merencanakan rapat
7. Mengetahui bagaimana suasana yang cocok saat rapat
8. Mengetahui berapa jumlah peserta yang mengikuti rapat
9. Mengetahui tata cara melaksanakan rapat secara efektif
10. Mengetahui bagaimana kriteria pemimpin yang baik
11. Mengetahui teknik-teknik dalam memimpin rapat
12. Memahami tipe pemimpin rapat
13. Memahami cara mengendalikan rapat
14. Mengetahui cara mengajukan pendapat yang baik pada saat mengikuti rapat
15. Memahami cara menulis notulen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rapat


Rapat adalah berkumpulnya sekelompok orang untuk menyatukan pemikiran
guna melaksanakan urusan perusahaan. Dalam bab ini membahas rapat formal yang
melibatkan empat orang atau lebih, rapat organisasi dimaksudkan untuk berkomunikasi,
perencanaan, penetapan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, atau pemberian
motivasi kepada armada penjualan. Agar berlangsung efektif, penyelenggaraan rapat
perlu direncanakan.
Rapat adalah hal yang tak asing lagi di kalangan manajemen dan profesional.
Bahkan sebagian besar orang penting menghabiskan waktunya untuk rapat dan rapat.
Pada dasarnya rapat itu diadakan untuk mencapai persamaan persepsi, strategi, tujuan
serta merencanakan langkah-langkah yang akan diambil oleh manajemen. Tapi
sayangnya, jarang sekali rapat yang berlangsung efektif. Berdasarkan survei yang
dilakukan oleh Wall Street Journal, rapat justru membuat waktu tidak produktif di
kantor.

5
Dr. Peter Drucker, dalam bukunya The Effective Executive, mengatakan: Kita
menyelenggarakan rapat karena orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang
berbeda-beda harus bekerja sama untuk melaksanakan tugas khusus. Kita rapat karena
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan dalam suatu situasi tertentu tidak terdapat
di dalam pikiran satu orang, melainkan terbagi dalam pikiran beberapa orang.

A. Arti Rapat dalam Organisasi


Rapat merupakan sarana komunikasi dalam organisasi. Meskipun demikian,
rapat tidak selalu menghasilkan keputusan yang efektif. Oleh karena itu, rapat perlu
diselenggarakan dengan efisien mengingat pentingnya arti waktu bagi pelaku bisnis.
Setiap hari suatu organisasi atau perusahaan menerima informasi dari berbagai
organisasi lain. Kecepatan arus informasi memerlukan keputusan yang tepat. Keputusan
yang diambil berdasarkan informasi akan berpengaruh pada aspek perusahaan.
Informasi yang diterima dijadikan dasar perencanaan dan pengambilan
keputusan. Untuk mengantisipasi derasnya arus informasi yang masuk, diperlukan rapat
yang kritis, efisien dan efektif. Rapat harus diselenggarakan pada waktu yang tepat.
Dengan rapat yang efektif, perusahaan dapat menyusun strategi untuk merespon
perkembangan. Dibawah ini ada beberapa pengertian rapat dari beberapa sumber,
namun pada dasarnya memiliki makna yang sama, antara lain :
1. Rapat adalah pertemuan atau. Kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan,
instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk
membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil
kesepakatan bersama

2. Rapat (pengertian luas) rapat dapat menjadi sebuah permusyawaratan,


yang melibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahan penting.

3. Rapat (pengertian sempit) rapat dapat berupa diskusi yang hanya


melibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana. Dalam Sub
bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan
lebih kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.

6
4. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang
bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta
maupun pemerintah.

5. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah


kelompok.

6. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan


keputusan secara musyawarah untuk mufakat

2.2 Tujuan Rapat


Tujuan rapat adalah:
1. Untuk memecahkan atau mancari jalan keluar suatu masalah
2. Untuk menyampaikan informasi
3. Sebagai sarana koordinasi
4. Agar peserta dapat ikut berpartisipasi kepada masalah-masalah yang sedang
dikemukakan

2.3 Fungsi Rapat dalam Komunikasi


1. Penyelenggaraan rapat harus didasarkan pada perlu atau tidaknya suatu persoalan
untuk dirapatkan. Jika tidak, rapat hanya akan menyia-yiakan waktu, dan dengan
demikian, menghindarkan eksekutif dan manajer dari anggapan bahwa setiap rapat
merupakan bagian dari fungsi kemampulabaan.
2. Fungsi rapat adalah mengikuti informasi yang berkembang dengan cepat. Manajer
menerima informasi melalui sistem komunikasi yang sangat cepat dari berbagai
perusahaan dan individu dari berbagai penjuru. Pengambilan keputusan yang
didasarkan pada informasi berpengaruh pada setiap aspek perusahaan: penjualan,
pemasaran, manufaktur, keuangan dan perencanaan.
3. Informasi yang diperoleh disampaikan kepada staf dan manajer sebagai dasar
pengambilan keputusan, pengembangan produk, pengembangan perusahaan,
perubahan atau penyempurnaan kebijakan. Antisipasi arus masuk informasi yang
demikian cepat menuntut diselenggarakannya rapat yang efektif. Rapat harus
diselenggarakan dengan baik agar dapat mengambil manfaat dari perkembangan
informasi yang cepat dan tepat.

2.4 Jenis-Jenis Rapat

7
Dalam setiap kegiatan rapat tentu mempunyai tujuan rapat dan jenis rapat yang
berbeda. Rapat terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi
peninjauannya :
1. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, rapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Rapat Resmi. Yaitu rapat yang diselengggarakan untuk membahas masalah yang
sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat pemberitahuan terlebih dahulu
melalui surat undangan.
b) Rapat tidak resmi. Yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pemimpin dengan stafnya
serta diadakan di ruang kantor pipmpinan atau ruang rapat untuk membahas masalah
yang mendesak atau terjadi tiba-tiba. Pada rapat ini biasanya terjadi diskusi dan tukar
pendapat atau informasi untuk mengakrabkan pimpinan dengan stafnya.

2. Berdasarkan Hasil
Menurut hasilnya, rapat dibagi menjadi dua macam:
a) Rapat Mengikat. Bentukya adalah sebagai berikut:
Kongres, musyawarah, muktamar, konferensi. Adalah suatu rapat yang diadakan oleh
orang-orang tertentu untuk memutuskan sesuatu yang hasilnya mengikat peserta
rapat.
Rapat musyawarah kerja, konferensi kerja. Adalah suatu rapat yang diadakan oleh
suatu organisasi untuk membicarakan masalah-masalah program kerja yang sudah
dilaksanakan dan menentukan langkah lanjutan.
Perundingan. Adalah suatu rapat yang membicarakan secara mendalam.
b) Rapat tidak mengikat. Bentuknya adalah sebagai berikut:
Debat, yaitu diskusi yang dilakukan secara mendetail tentang suatu masalah.
Polemik, yaitu diskusi yang dilakukan tentang hal bertentangan dan biasanya
dilakukan secara tertulis.
Diskusi Panel, yaitu suatu diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang dan diikuti
oleh sejumlah massa.
Simposuium, hampir sama dengan diskusi panel, hanya jangkauannya lebih luas.
Temu Karya, yaitu forum tukar pengalaman tentang hal-hal yang bersifat teknis.
Seminar, yaitu suatu diskusi yang membicarakan suatu masalah secara alamiah dan
didampingi ahli.
Loka Karya, yaitu suatu diskusi yang diadakan oleh sejumlah orang yang memiliki
keahlian teretntu (bergerak di bidang tertentu) dengan maksud dan tujuan untuk
menyempurnakan konsep/sistem yang ada.
Sarasehan, yaitu suatu forum terbuka untuk menyampaikan perasaan / unek-unek.

8
Temu Wicara, yaitu forum tempat menyalurkan ide-ide, unek-unek, atau usul,
biasanya dilakukan dengan pejabat.
Penataran, yaitu kegiatan pendidikan dalam rangka menyempurnakan/meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Penataran Loka Karya (Penlok), yaitu kegiatan pendidikan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan sambil menyempurnakan konsep pengetahuan yang
bersifat teknis.

3. Berdasarkan Tujuan
a) Rapat Penjelasan ( Teaching Conference ). Adalah rapat yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada anggota tentang kebijaksanaan yang diambil oleh
pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk mendapatkan kesenangan
kerja.
b) Rapat Pemecahan Masalah ( Problem Sulfing Conference ). Adalah rapat yang
bertujuan untuk mrncari pemecahan masalah tentang suatu masalah yang sedang di
hadapi.
c) Rapat Perundingan ( Negotiation Conference ). Adalah rapat yang menghindari
timbulnya suatu perselisihan. Mencari jalan tengah agar tidak selalu merugikan
kedua belah pihak.

4. Berdasarkan Sifat
a) Rapat formal. Adalah rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih
dahulu. Menurut ketentuan yang berlaku dengan persetujuan secara resmi mendapat
undangan.
b) Rapat informal. Adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan
formal. Rapat terjadi setiap saat, kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja.
Rapat informal dapat terjadi scr kebetulan karena para pesertanya bertemu dan
membicarakan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
c) Rapat terbuka. Adalah rapat yang dapat di hadiri oleh setiap anggota menteri yang
dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
d) Rapat tertutup. Adalah rapat yang di hadiri oleh peserta khusus atau tertentu, yang
dibahas menyangkut masalah-masalah yang bersifat rahasia.

5. Berdasarkan Jangka Waktu


a) Rapat mingguan. Adalah rapat yang diadakan sekali dalam seminggu, yang
membahas masalah-masalah rutin yang di hadapi oleh masing-masing peserta rapat.
b) Rapat bulanan. Adalah rapat yang diadakan sebulan sekali, tiap akhir bulan. Untuk
membahas hal-hal/ peristiwa pada bulan yang lalu.

9
c) Rapat semester. Adalah rapat yang diadakan tiap semester, yang bertujuan untuk
mengadakan evaluasi hasil kerja selama 6 bulan yang lalu dan mengambil langkah
selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan berikutnya.
d) Rapat tahunan. Adalah rapat yang diadakan sekali dalam setahun (maksudnya rapat
pemegang saham).

6. Berdasarkan Frekuensi
a) Rapat rutin. Adalah rapatyang telah ditentukan waktunya (mingguan, bulanan,
tahunan).
b) Rapat insidental. Adalah rapat yang tidak berdasrkan jadwal, tergantung pada
masalah yang di hadapi. Biasanya rapat ini diadakan apabila ada masalah yang
sangat ungeril yang harus segera dipecahkan bersama.

7. Berdasarkan Nama
a) Rapat kerja. Adalah rapat yang membicarakan keseluruhan unit kerja dan rapat ini
biasnya di adakan satu tahun sekali.
b) Rapat dinas. Adalah rapat yang diadakan untuk kepentingan pembicaraan urusan
kantor sehari-hari yang menyangkut kedinasan.
c) Musyawarah kerja.

2.5 Hal yang harus diperhatikan saat rapat


Agar tujuan rapat sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam rapat. Rapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut
1. Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik
Pimpinan yang baik adalah : seorang yang aktif, berwawasan luas, cakap, dapat
memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat rapat berlangsung. Dapat berbicara
dengan jelas, bersikap tegas, tidak mendominasi pembicaraan, tidak otoriter,
memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota untuk memberikan suaranya.
Check list berikut dapat membantu seorang pimpinan rapat/ pertemuan :
Menjelaskan sasaran dan tujuan?
Menetapkan prioritas
Mendorong proses pembuatan keputusan
Mengarahkan orang-orang pada kemampuan terbaik mereka => berkomunikasi
dengan baik dengan peserta, melempar pertanyaan-pertanyaan, mendorong peserta
membuat asumsi, mendengar, menjelaskan persoalan, memotivasi pertemuan untuk

10
mencapai tujuan utama rapat/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi yang
tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya
Merangsang hal-hal terbaik dari peserta
Mengatur waktu dengan baik
Menyimpulkan dengan dibantu oleh seorang Notulis [lihat tentang notulis]
2. Suasana rapat terbuka
Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap anggota rapat berbicara
secara terbuka, obyektif sehingga tidak menimbulkan prasangka yang negatif terhadap
peserta rapat yang lain.
3. Tiap peserta rapat berpartisipasi aktif dan hindari terjadinya monopoli
pembicaraan
4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan
Pimpinan rapat berfungsi sebagai pemberi bimbingan, pengarahan, kemudahan
terhadap para peserta rapat. Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan terhadap
jalannya rapat, pengawasan terhadap para peserta rapat, baik secara kelompok, maupun
secara individu, agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan rapat.
5. Hindari perdebatan
Suatu rapat tidak efektif apabila terjadi debat yang berkepanjangan tanpa arah,
sehingga menghabiskan waktu dan tujuan rapat tidak tercapai.
6. Pertanyaan singkat dan jelas

2.6 Perencanaan Rapat


Perencanaan rapat perlu memperhatikan empat unsur: tujuan, peserta, agenda,
dan tempat penyelenggaraan rapat. Dengan memperhatikan keempat unsur tersebut,
rapat dapat merupakan aktivitas bisnis yang produktif. Sebelum mengundang orang
untuk mengikuti rapat, perlu dipertimbangkan dengan matang tentang perlu atau
tidaknya menyelenggarakan rapat.
a. Menentukan tujuan
Sebelum rapat diselenggarakan, perlu ditetapkan bahwa rapat merupakan cara terbaik
untuk mencapai tujuan.
b. Memilih peserta rapat
Peserta rapat terdiri atas orang-orang yang di pandang penting dan merupakan kunci
bagi pembahasan pokok pembicaraan rapat. Jumlah peserta harus mencerminkan
tujuan rapat.
c. Menyusun agenda
Meskipun sifat rapat kadang-kadang menyulitkan penyusunan agenda yang baku,
setidaknya disiapkan daftar materi yang akan dibahas dalam rapat.

11
2.7 Suasana Rapat
Suasana rapat dapat bersifat positif, negatif, atau netral. Dalam suasana yang
netral, rapat diselenggarakan dalam suasana yang kurang membangkitkan minat peserta
untuk memberikan masukan. Rapat yang diselenggarakan dalam suasana negatif hanya
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang kurang signitifikan. Sebaliknya, rapat
yang didukung oleh suasan yang positif membangkitkan perasaan dan pikiran positif
berupa rasa percaya bahwa pokok-pokok bahasan dalam rapat dapat direalisasikan.
Faktor yang mendukung terciptanya suasana positif ialah tempat
penyelenggaraan rapat dan bobot materi rapat. Suasana positif merupakan paduan antara
penataan fisik dan perilaku peserta rapat. Suasana rapat mudah berubah menjadi negatif
oleh pengaruh kejadian-kejadian kecil sebagai berikut:
a. Pimpinan rapat datang terlambat
b. Ruang rapat tidak dipersiapkan dengan baik
c. Pimpinan membuka rapat dengan berkelakar
d. Pimpinan kurang siap atau memulai rapat dengan kata-kata yang bernada ragu
e. Peserta rapat datang terlambat
f. Rapat sering disela dengan pembicaraan telepon
g. Peserta menunjukkan ketidaksiapan
Sebaliknya, suasana rapat yang positif ditentukan oleh pihak penyelenggara
yang mengundang rapat. Agar rapat berlangsung dengan baik, pimpinan rapat harus
meneliti semua persiapan dengan cermat. Disamping itu, beberapa hal berikut ini perlu
diperhatikan untuk menciptakan suasana rapat yang positif.
Melakukan pemeriksaan sebelum rapat dimulai jika ada sesuatu yang meragukan
peserta rapat. Jika keterlambatan penundaan dapat merugikan efektivitas rapat,
pembatalan dapat dilakukan untuk menghindari kekecewaan peserta rapat karena
merasa dirugikan dalam hal waktu.
a. Melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa agenda telah diterima oleh peserta
rapat.
b. Rapat diselenggarakan tepat pada waktu yang telah ditetapkan tanpa harus menunggu
kehadiran seluruh peserta rapat.
c. Memberikan indikasi bahwa agenda rapat diikuti dan rapat akan selesai pada waktu
yang telah ditetapkan.
Suasana rapat harus kondusif dan menyenangkan. Peserta rapat dapat bergurau
untuk sekedar menyegarkan suasana selama tidak dilakukan dalam rapat.Apabila

12
gurauan dan ungkapan humor mewarnai suasana rapat, nilai rapat sebagai sarana
komunikasi bisnis mengalami degradasi yang serius.

2.8 Jumlah Peserta Rapat


Jumlah peserta rapat ditentukan berdasarkan jenis rapat. Rapat diklasifikasikan
dalam dua jenis, yaitu presentasi dan rapat kerja.
1. Presentasi
Presentasi merupakan komunikasi satu arah. Informasi disampaikan kepada
audiensi oleh pembicara. Secara keseluruhan, keberhasilannya ditentukan oleh cara
penyajian presentasi: irama, ilustrasi, logika, dan kesimpulan akhir presentasi. Jika
penyajian presentasi lamban dan tidak menarik perhatian, tujuan presentasi tidak
tercapai. Sebaliknya, jika presentasi terlaksana dengan baik, audiensi dapat memetik
manfaatnya.
Jumlah peserta yang sesuai untuk jenis rapat ini ditentukan berdasar fasilitas rapat yang
tersedia. Sepanjang setiap peserta dalam ruang rapat dapat melihat dan mendengar
presentasi dengan jelas, jumlah tersebut dapat dianggap sesuai.

2. Rapat Kerja
Berbeda dengan presentasi, rapat kerja merupakan komunikasi dua arah berupa
diskusi. Setiap peserta dilibatkan dalam pembahasan subyek rapat. Pemecahan
permasalahan, pengambilan keputusan, dan rapat pencarian fakta tergolong dalam
kategori rapat kerja.
Keberhasilan rapat kerja ditentukan oleh kemampuan pimpinan rapat
menciptakan dan memandu diskusi. Peserta rapat kerja dibatasi dalam jumlah tertentu
karena semakin banyak peserta semakin sulit untuk mengambil keputusan.
Penyusunan daftar orang-orang yang perlu diundang dalam rapat perlu
berpedoman pada jenis rapat yang akan diselenggarakan.
a. Untuk presentasi, perlu dipertimbangkan pemilihan peserta yang memerlukan
informasi.
b. Untuk rapat pengambilan keputusan atau pemecahan masalah, jumlah peserta
maksimum lima orang.
c. Untuk rapat identifikasi permasalahan, jumlah peserta maksimum sepuluh orang.
d. Untuk rapat informasional, jumlah peserta maksimum tiga puluh orang.

13
e. Untuk rapat panitia, jumlah peserta maksimum yang efektif tidak lebih dari tujuh
orang.
Sebagai pedoman pimpinan rapat, rapat hanya diikuti oleh orang-orang yang
berkompeten dengan subyek rapat.

2.9 Tata Cara Pelaksanaan Rapat


A. Tahap persiapan
Satu hal yang harus dilakukan sebelum rapat dilaksanakan adalah melakukan
persiapan. Ada beberapa saran yang perlu dipersiapkan oleh seorang pemimpin rapat
untuk pelaksanaan rapat yang baik dan efektif.
Pertama, seorang pemimpin rapat harus menetapkan tujuan. Apa yang ingin
dicapai dari rapat harus ditetapkan lebih dulu. Hal ini bertujuan supaya rapat benar-
benar fokus pada hasil akhir yang ingin dicapai.
Kedua, membuat agenda rapat. Kita harus menuliskan apa saja kegiatan atau
acara yang akan dilakukan dalam rapat. Agenda rapat yang telah dibuat harus segera
diedarkan jauh hari sebelum rapat dilaksanakan. Selain itu, apabila ada sebuah salinan
dokumen yang akan dibahas sebaiknya juga diberikan jauh hari sebelum rapat di mulai.
Hal ini bertujuan supaya semua anggota dalam rapat bisa bisa membaca salinan
dokumen tersebut. Jadi, ketika rapat mereka sudah menguasai bahan yang akan dibahas.
Ketiga, menentukan batasan waktu. Ingat rapat yang baik harus memiliki waktu
yang jelas, sehingga rapat tidak ngelantur atau molor. Rapat yang tidak memiliki
batasan waktu akan cenderung bias dan membuat anggota rapat bosan atau mereka
merasa telah membuang waktu sia-sia.
Keempat, membagi tugas. Sebagai pemimpin rapat Anda jelas tidak bisa
melakukan segala hal sendiri. Misalnya untuk menuliskan hasil rapat, menuliskan hasil
diskusi atau yang lain. pastikan Anda sudah menunjuk seseorang yang bertugas untuk
itu. Supaya ketika rapat selesai Anda mempunyai hasil tertulis sebagai bukti nyata hasil
rapat yang sudah dilaksanakan.

B. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ada beberapa saran yang perlu dilakukan oleh pemimpin
rapat.
1. Membuka rapat

14
Dalam ini pemimpin rapat bisa membuka kegiatan rapat dengan memberikan
salam, menjelaskan maksud dan tujuan rapat diadakannya rapat. Hal ini supaya anggota
tahu dari awal apa yang ingin dicapai dari rapat tersebut dan mengapa rapat itu
diadakan. Kemudian bisa dilanjutkan dengan membacakan agenda kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Memastikan setiap agenda dapat dilaksanakan dengan baik
Sebagai pemimpin rapat, kita harus memastikan juga bahwa semua agenda yang
akan disajikan dalam rapat dapat dilaksanakan dengan baik dan terstruktur. Selain itu
pastikan juga setiap anggota tahu bahwa setiap agenda atau kegiatan yang dilakukan
memiliki batasan waktu.
3. Memastikan anggota memperoleh kesempatan yang sama dalam berpendapat
Salah satu tujuan umum rapat adalah untuk mengambil sebuah keputusan atau
penyelesaian sebuah masalah. Untuk itu kita sebagai pemimpin rapat harus memastikan
bahwa setiap anggota rapat memperoleh hak yang sama untuk berpendapat.
4. Memastkan tidak ada salah seorang anggota yang mendominasi diskusi
Hal yang paling umum terjadi dalam rapat adalah munculnya satu atau beberapa
pihak yang mendominasi diskusi. Hal ini sering kali membuat pemimpin rapat
kuwalahan, terlebih jika orang yang mendominasi diskusi adalah orang yang dianggap
memiliki kompetensi atau wewenang tertentu. Ini jelas harus dikendalikan. Sebagai
pemimpin kita harus tahu kapan kita menghentikan seseorang dalam berbicara kalau
dirasa ia ingin mendominasi. Dalam hal ini keberanian dan ketegasan sangat diperlukan.
Supaya tidak berat dalam memimpin diskusi, pastikan sudah menjelaskan waktu yang
diberikan kepada tiap orang dalam berpendapat dan berapa kali mereka memiliki
kesempatan berpendapat. Jadi seandainya ada yang berbicara bertele-tele atau ingin
mendominasi bisa memotong karena alasan waktu. Dan mengalihkan ke anggota lain
dengan alasan batasan berpendapatnya sudah habis. Ini jelas lebih baik. Selain orang
dipaksa untuk disiplin waktu mereka juga dipaksa untuk berpendapat secara efisien
karena jika tidak mereka malah bisa kehilangan kesempatan berpendapat.
5. Memaparkan keputusan yang telah diambil
Jika sudah final maka pemimpin rapat harus membuat keputusan dan
memaparkan hasil keputusan yang diambil dalam rapat. Setiap keputusan yang diambil
pastikan adalah keputusan yang paling baik dan bijak untuk kesejahteraan semua

15
anggota. Supaya tidak menimbulkan ketidakpuasan pada beberapa anggota yang kurang
setuju dengan keputusan yang diambil pastikan kita sudah memaparkan alasan kenapa
keputusan itu diambil. Ini akan lebih baik dari pada tidak dijelaskan alasannya.
6. Menutup rapat
Setelah hasil keputusan diambil, selanjutnya adalah menutup rapat. Dalam
penutupan ada beberapa saran yang bisa Anda lakukan. Melakukan evaluasi segera dari
hasil rapat. Anda bisa mengatakan bahwa rapat berjalan dengan baik, diskusi berjalan
dengan efektif, setiap agenda bisa diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga akhirnya
menghasilkan sebuah keputusan. Setelah itu Anda bisa menyampaikan keputusan yang
telah diambil. Kemudian dilanjutkan dengan ajakan untuk menindaklanjuti keputusan.
Setelah itu tutup.
Catatan:
Jika akan ada rapat lanjutan pastikan memberitahukan hal ini kepada semua anggota
sebelum rapat ditutup.
7. Follow up atau tindak lanjut
Setiap rapat yang efektif akan selalu memunculkan tindakan nyata untuk
menindaklanjuti keputusan yang telah diambil. Untuk itu pastikan setelah rapat selesai
setiap anggota rapat segera diberikan notulen dalam bentuk draf. Hal ini untuk
memastikan setiap anggota rapat memegang hasil rapat. Karena ada kemungkinan
beberapa anggota tidak mencatat apa-apa yang sudah diputuskan. Follow upjuga
penting untuk mengevaluasi jalannya rapat atau hasil rapat

2.10 Kriteria Pimpinan Rapat yang Baik


Keberhasilan suatu rapat sangat ditentukan oleh efektivitas pimpinannya. Rapat
akan produktif jika pimpinan dipersiapkan dan dipilih dengan cermat. Pimpinan rapat
adalah orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan rapat. Seorang pimpinan
rapat yang baik tidak mendominasi seluruh rapat sehingga mengurangi kesempatan
peserta untuk memberikan saran atau masukan, tetapi juga tidak bersikap pasif sehingga
kehilangan kendali atas rapat yang dipimpinnya. Untuk menjadi pimpinan rapat yang
baik, perhatikan beberapa kriteria berikut:
a. Mengetahui apa dan siapa yang hadir sebagai peserta rapat.

16
b. Berbicara menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dipahami oleh peserta
rapat.
c. Membangkitkan minat peserta rapat.
d. Mengetahui dengan tepat yang perlu diutarakan dan hasil dari rapat pendahuluan.
e. Menyajikan materi secara sederhana dan ringkas. Bila perlu, dapat digunakan alat
bantu visual.
f. Menjaga ketenangan sikap dan rasa percaya diri.
g. Berbicara dengan suara yang jelas, dapat didengar oleh setiap peserta rapat.
h. Hindari tingkah laku yang dapat mengganggu suasana.
i. Memperhatikan dan mempertimbangkan saran dan pendapat setiap peserta rapat.
j. Mengikuti agenda rapat langkah demi langkah.
k. Menjaga arah rapat agar tidak menyimpang dari tujuan.

2.11 Teknik Memimpin Rapat


Pemimpin rapat yang baik tidak mendominasi kesempatan berbicara dan
mengutarakan pendapatnya kepada forum peserta rapat, melainkan membawa forum ke
dalam diskusi untuk mendapatkan masukan, opini dan pemikiran peserta rapat. Diskusi
merupakan inti sebuah rapat yang baik. Rapat akan terhenti apabila pimpinan
mendominasi diskusi dan tidak memberikan kesempatan berpartisipasi kepada peserta
rapat. Selama rapat berlangsung, untuk membawa forum ke arah diskusi dan
mengendalikannya, pimpinan rapat dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengajukan petanyaan terbuka, yakni prtanyaan yang tidak cukup dijawab dengan
sekedar ucapan ya atau tidak.
b. Memberdayakan dan menguatkan pertanyaan peserta rapat yang sesuai dengan
tujuan rapat.
c. Menyampaikan pertanyaan peserta yang ditujukan kepada peserta lain melalui
pimpinan rapat.
d. Mengabaikan pernyataan yang tidak relevan dengan tujuan rapat.
e. Menyatakan kembali butir-butir agenda ketika diskusi menyimpang dari tujuan yang
telah ditetapkan.
f. Bersikap tegas terhadap peserta yang mendominasi diskusi.
g. Menggunakan contoh yang relevan dengan hati-hati untuk memberikan dorongan
kepada kelompok agar berpikir pada satu alur pemikiran yang sama.
h. Mengajukan pertanyaan, baik kepada orang per orang atau kepada seluruh kelompok,
yang relevan dengan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.
i. Pada waktu subyek dari luar topik diskusi muncul dan dipandang penting, pimpinan
menawarkan kepada peserta apakah subyek tersebut ditambahkan pada agenda atau
akan dibicarakan pada rapat pada kesempatan lain.

17
2.12 Tipe-Tipe Pemimpin Rapat
A. Tipe Otoriter
Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan rapat/ pertemuan tidak
hidup, statis, hanya menunggu perintah dari atas.
Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa,
paling mengetahui
Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter
Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan oleh
kelompok
Para peserta rapat tidak diberi kesempatan untuk memberikan
pandangan atau pendapat atau saran-saran
Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta
Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai apa
yang harus dikerjakan.

B. Tipe Laissez-faire
Disebut juga tipe liberal
Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para peserta untuk mengambil
langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu.
Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para peserta [penentuan tujuan,
langkah-langkah, kegiatan-kegiatan yang akan diambil, serta sarana atau alat yang
akan dipergunakan]
Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, tidak
mengambil inisiatif apapun
Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton saja, meskipun ia berada di
tengah-tengah para peserta.
C. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis sering dibedakan dengan dengan tipe open
management. Perbedaannya terletak pada pengambilan keputusan.
Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan kepada para anggota untuk ikut berperan
aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, berperan sebagai pembimbing.
Memberi pengarahan, memberi petunjuk, memberi bantuan kepada para peserta,
terlibat langsung dalam interaksi rapat, ikut serta dalam kegiatan kelompok
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah

18
2.13 Pengendalian Rapat
A. Pengendalian rapat secara bebas terbatas ( Over Head )
Adalah pengendalian rapat dengan cara membiarkan para peserta berbicara
secara bergantian, mengadu argumentasi dan berlangsung tanpa pimpinan rapat.
Pimpinan rapat hanya memperhatikan untuk mengambil inti pembicaraan dan setelah
dipandang cukup pimpinan segera mengambil kesimpulan untuk dijadikan keputusan.
B. Pengendalian rapat secara ketat ( Closed Controlled )
Peserta hanya boleh berbicara, bertanya atau menjawab dengan seizin pimpinan
rapat dan bila perlu waktu dibatasi.
C. Pengendalian rapat secara kombinasi ( 1 dan 2 )
Cara pengendalian rapat secara bebas terbatas dan secara ketat, digunakan secara
bergantian disesuaikan dengan situasi jalannya rapat
2.14 Teknik Mengajukan Pendapat
Seorang pimpinan rapat hendaknya dapat mengendalikan rapat dan pandai
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta rapat. Dalam hal ini pimpinan harus
menguasai teknik bertanya. Teknik bertanya akan berhasil bila pertanyaan dari peserta
rapat mempunyai nilai tambah dan berisi ide-ide yang berguna.
Pada dasarnya ada 4 teknik bertanya :
a. Pertanyaan langsung ( Direct question )
Yaitu pertanyaan yang ditujukan langsung pada seorang peserta rapat.
Pertanyaan ini dapat diajukan bila pimpinan mengetahui bahwa orang yang ditunjuk
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
b. Pertanyaan tidak langsung ( Overhead question )
Yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada semua peserta, dimana pimpinan
menebar pandangannya ke segala penjuru.
c. Pertanyaan mengembalikan ( Reverse question )
Pertanyaan yang diajukan kepada seorang peserta yang mengajukan pertanyaan
tersebut.
d. Pertanyaan dilemparkan ( Relay question )

19
Pertanyaan yang diajukan kepada seseorang atau sekelompok orang dimana
pimpinan mengharapkan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
Tujuan dari pelemparan kembali pertanyaan adalah :
1. Untuk merangsang diskusi dalam rapat.
2. Membahas masalah secara lebih terperinci dan terbuka.
3. Menuju ke arah kesepakatan bersama.

2.15 Notula
Notula adalah catatan laporan singkat tentang pembicaraan atau keputusan
dalam rapat. Notula berfungsi sebagai bukti telah diadakan rapat, sumber informasi bagi
peserta rapat, landasan bagi rapat berikutnya, alat pengingat peserta rapat.
Maksud pembuatan notula adalah agar apa yang telah dibahas dalam rapat baik
rapat untuk pemecahan masalah atau rapat untuk pengambilan keputusan dapat menjadi
acuan bagi rapat selanjutnya. Dan bagi peserta rapat yang tidak hadir, notula dapat
menjadi informasi atas materi yang dibahas dan kesimpulan yang diperoleh. Notula
dapat juga untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Notula dapat
dibagikan kepada peserta rapat bila telah disetujui oleh pimpinan. Notula dibuat oleh
sekretaris organisasi atau seseorang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas itu, dan
posisi duduknya dekat pimpinan agar sekretaris dapat menebar pandangan ke seluruh
peserta.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan notula :
a. Ringkas tapi jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda.
b. Dibuat bukan berdasarkan pemikiran notulis
c. Bila ada usulan dan tanggapan terhadap masalah, dapat dipisahkan cara penulisannya
agar tidak membingungkan
d. Dalam penyusunan notula dibedakan mana saja materi yang berupa penyajian
informasi, materi yang menyangkut pertimbangan khusus, serta materi yang berupa
keputusan
e. Menggunakan bahasa yang lugas dan langsung pada pokok pembicaraan
Notula yang dibuat saat rapat berlansung merupakan notula awal. Notula ini
perlu disempurnakan dengan tidak mengubah isi materi semula, kemudian diketik rapi
dan dimintakan persetujuan pada pimpinan untuk menjadi notula akhir.

20
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan notula :
a. Bila rapat tersebut rapat rutin, sebaiknya diberi nomor urut rapat, bulan, dan tahun
rapat. Misalnya : Rapat Pengurus Yayasan Amal Maret 2007
b. Perlu diinformasikan pada judul notula rapat; apakah rapat tersebut merupakan rapat
pemberian informasi, rapat pemecahan masalah atau rapat pengambilan keputusan.
c. Susunan notula lengkap : dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan
pimpinan dan notulis rapat
d. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu
disebutkan namanya, misalnya Ibu Meynar memberikan usulan tentang .........
e. Keputusan yang diambil dalam rapat hendaknya dicatat secara lengkap
f. Waktu dimulai dan berakhirnya rapat dituliskan dalam notula
Persiapan dalam pembuatan notula :
a. Sediakan alat tulis dan kertas, tapi sekarang sudah umum digunakan Personal
Computer ataupun Note Bookatau Laptop untuk penyusunan notula.
b. Sediakan kaset rekaman bila ada pembicaraan yang tidak dapat ditulis.
c. Memahami prosedur rapat sebelum rapat dimulai
d. Sediakan buku-buku referensi yang menunjang materi rapat
Isi Notula Rapat
a. Judul notula beserta nama organisasi atau unit organisasi yang menyelenggarakan
rapat.
b. Hari, tanggal, tempat serta waktu dimulai dan berakhirnya rapat.
c. Pemimpin rapat
d. Sifat rapat.
e. Nama peserta baik peserta yang hadir maupun yang tidak hadir.
f. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya.
g. Susunan Acara rapat /agenda rapat (tulis secara berurutan)
h. Jalannya rapat (pembukaan sampai dengan penutup)
i. Ringkasan jalannya rapat.
j. Hasil rapat.
k. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat.
l. Tempat, tanggal, bulan dan tahun pemnuatan
m. Catatan khusus.
n. Nama dan tandatangan pimpinan dan notulis rapat dibagian akhir.
o. Pembuat notula (sekretaris)
p. Pengesahan notula oleh ketua rapat

21
BAB III
PENUTUP

Rapat mencerminkan esensi dari organisasi. Rapat menyingkap kondisi dari


orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Rapat yang dikelola dan
dipimpin dengan baik akan mencerminkan efektifitas dari suatu organisasi.
Rapat merupakan media komunikasi kelompok, yang pada prinsipnya untuk
mendapatkan saling pengertian. Dari pihak pemimpin, rapat bertujuan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat, saran, ide-ide
langsung kepada pemimpin. Dari pihak bawahan, rapat merupakan kesempatan baik
untuk bertatap muka dengan pimpinan sekaligus dengan para staf lainnya. Demi
keberlangsungan suatu organisasi, rapat harus selalu daiagendakan dalam
memmbahas setiap kebijakan dan atau permasalahan.
Sebelum rapat diselenggarakan, pimpinan rapat harus menentukan tahapan-
tahapan untuk keberhasilannya. Untuk itu, ia harus menetapkan perlu tidaknya
penyelenggaraan rapat, menentukan tujuan, memilih peserta, menyusun agenda, dan
menyiapkan lokasi rapat.
Penyelenggaraan suatu rapat akan lebih mudah apabila jumlah peserta tidak
banyak. Suatu pendapat mengatakan bahwa rapat yang ideal sebaiknya diikuti oleh
tujuh orang peserta. Semakin banyak peserta dalam suatu rapat, akan semakin
banyak pula komentar dan pendapat yang disampaikan sehingga rapat tidak efisien.
Alasan penyelenggaraan rapat adalah untuk menerima laporan dari peserta
rapat, untuk mencapai keputusan bersama, untuk menganalisis atau memecahkan
permasalahan, untuk mencapai kesamaan pikiran, program, atau keputusan, untuk
mencapai tujuan tujuan pelatihan, untuk menyatukan pandangan yang berbeda,
untuk menyampaikan informasi penting kepada audiensi, untuk memastikan bahwa
setiap audiensi sependapat tentang informasi yang mereka peroleh dari rapat.
Perencanaan rapat perlu memperhatikan empat unsur: tujuan, peserta,
agenda, dan tempat penyelenggaraan rapat. Dengan memperhatikan keempat unsur

22
tersebut, rapat dapat merupakan aktivitas bisnis yang produktif. Sebelum
mengundang orang untuk mengikuti rapat, perlu dipertimbangkan dengan matang
tentang perlu atau tidaknya menyelenggarakan rapat.
Pimpinan rapat yang efektif membuka rapat dengan pernyataan ringkas
tentang tujuan penyelenggaraan rapat. Kata-kata dalam pernyataan pembuka rapat
harus singkat dan to the point. Pendapat pribadi tentang rapat yang diselenggarakan
tidak perlu diutarakan di depan forum peserta. Uraian mengenai perihal yang
menjadi topik bahasan rapat disampaikan secara rinci dalam agenda sehingga
efektivitas dan efisiensi dapat direalisasikan.
Pada akhirnya sebuah rapat, pimpinan harus dapat menutup rapat pada saat
yang tepat. Apabila semua pokok bahasan yang tersebut dalam agenda telah
tercakup dalam rapat, ada kecenderungan peserta untuk mulai membuat rekapitulasi.
Mereka kembali ke butir bahasan yang telah dibahas, memulai diskusi baru, dan
mengulangi pokok pembicaraan yang telah dibahas dalam rapat. Apabila
kecenderungan ini tidak dicek kembali, waktu rapat menjadi lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Machfoedz, Mahmud. 2005. Rapat dan Presentasi Lisan yang Efektif. Yogjakarta: C.V.
ANDI OFFSET
Waworuntu, Tony. 1994. Pedoman Kerja Perkantoran dan Kesekretarisan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

23
Panglaykim, Tanzil Hazil. 1981. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: GHALIA
INDONESIA
Pocker Mentor. 2008. Menyelenggarakan Rapat. Harvard Bussiness School, Erlangga
http://rtn-alwaysforyou.blogspot.com, diakses pada hari Jumat, 28 April 2017
http://dedidwitagama.wordpress.com/2009/03/31/belajar-rapat-yang-efektif, diakses
pada hari Jumat, 28 April 2017
http://hensyam.wordpress.com/2007/08/15/teknik-bersidangrapat, diakses pada hari
Jumat, 28 April 2017
http://www.psikologizone.com/mempersiapkan-rapat-kerja-efektif-dan-efisien, diakses
pada hari Jumat, 28 April 2017
http://guruvalah.20m.com, diakses pada hari Jumat, 28 April 2017

24

Anda mungkin juga menyukai