MAKALAH RAPAT
(ETIKA DAN PROFESI)
Disusun oleh :
POPPI VAMELLA PUTRI
061340411657
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Rapat ini dengan baik. Dan juga kami berterima kasih kepada
Bapak Yohandri Bow, S.T.,M.Si.. selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika dan
Profesi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gas bumi. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
2
Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3. Tujuan.......................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................... 4
2.1 Pengertian Rapat.......................................................................................... 6
2.2 Tujuan Rapat................................................................................................ 7
2.3 Fungsi Rapat dalam Komunikasi................................................................. 7
2.4 Jenis-Jenis Rapat.......................................................................................... 8
2.5 Hal yang harus diperhatikan saat rapat........................................................ 11
2.6 Perencanaan Rapat....................................................................................... 12
2.7 Suasana Rapat.............................................................................................. 13
2.8 Jumlah Peserta Rapat................................................................................... 14
2.9 Tata Cara Pelaksanaan Rapat....................................................................... 15
2.10 Kriteria Pemimpin Rapat yang Baik........................................................... 18
2.11 Teknik Memimpin Rapat............................................................................. 18
2.12 Tipe-Tipe Pemimpin Rapat......................................................................... 19
2.13 Pengendalian Rapat..................................................................................... 20
2.14 Teknik Mengajukan Pendapat..................................................................... 21
2.15 Notula.......................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
3
bersama. Sayangnya, tidak setiap orang menyukai rapat karena berbagai alasan. Rapat
yang efektif harus didukung oleh suatu strategi dan diselenggarakan di tempat yang
sesuai dengan penataan ruang sesuai standar. Keberhasilan rapat juga ditentukan oleh
pimpinan rapat yang baik. Rapat merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah
organisasi atau dalam suatu kelompok tertentu. Berbagai keputusan yang menyangkut
keberlangsungan organisasi akan dibahaskan dan diputsukan dalam rapat. Rapat
merupakan bentuk kegiatan yang banyak dapat menyelesaikan masalah-masalah
organisasi. Kesalahpahaman, perbedaan pendapat, penyamaan ide dapat diselesaikan
melalui rapat. Rapat adalah pertemuan untuk merundingkan sesuatu.
Mengingat pentingnya rapat bagi keberlangsungan sebuah organisasi, maka
suatu organisasi harus selalu memasukkan rapat ke dalam agenda organisasi. Berbagai
jenis rapat pun harus diperhatikan. Jenis rapat tertentut akan digunakan untuk
membahas masalah tertentu pula. Jenis rapat mencerminkan tujuan dari diadakannya
rapat itu sendiri.
Rapat yang efektif menghasilkan keputusan yang baik dan membangun rasa
kebersamaan. Sebaliknya, rapat yang tidak efektif hanya menyia-yiakan waktu. Rapat
bukan aktivitas yang dapat diselenggarakan tanpa biaya. Jadi, rapat yang tidak efektif
tidak menghasilkan sesuatu selain keputusan yang tidak tepat dan pemborosan waktu.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka syarat-syarat untuk terlaksananya rapat
yang baik pun harus diperhatikan. Selain itu, bagaimana tata cara pelaksanaan rapat juga
harus diatur, kemudian tipe pemimpin dalam suatu rapat juga sangat menentukan arah
berjalannya suatu rapat. Dan dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Rapat.
Supaya kita semua dapat mengetahui lebih luas lagi tentang apa saja yang termasuk
dalam manajemen rapat itu
4
11. Apa saja teknik-teknik dalam memimpin rapat ?
12. Bagaimana tipe pemimpin rapat ?
13. Bagaimana cara mengendalikan rapat ?
14. Bagaimana cara mengajukan pendapat yang baik pada saat mengikuti rapat?
15. Bagaimana cara menulis notulen ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rapat
2. Mengetahui tujuan yang dicapai dari rapat
3. Memahami fungsi-fungsi rapat
4. Mengetahui jenis-jenis rapat
5. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam rapat
6. Mengetahui bagaimana cara merencanakan rapat
7. Mengetahui bagaimana suasana yang cocok saat rapat
8. Mengetahui berapa jumlah peserta yang mengikuti rapat
9. Mengetahui tata cara melaksanakan rapat secara efektif
10. Mengetahui bagaimana kriteria pemimpin yang baik
11. Mengetahui teknik-teknik dalam memimpin rapat
12. Memahami tipe pemimpin rapat
13. Memahami cara mengendalikan rapat
14. Mengetahui cara mengajukan pendapat yang baik pada saat mengikuti rapat
15. Memahami cara menulis notulen
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dr. Peter Drucker, dalam bukunya The Effective Executive, mengatakan: Kita
menyelenggarakan rapat karena orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang
berbeda-beda harus bekerja sama untuk melaksanakan tugas khusus. Kita rapat karena
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan dalam suatu situasi tertentu tidak terdapat
di dalam pikiran satu orang, melainkan terbagi dalam pikiran beberapa orang.
6
4. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang
bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta
maupun pemerintah.
7
Dalam setiap kegiatan rapat tentu mempunyai tujuan rapat dan jenis rapat yang
berbeda. Rapat terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi
peninjauannya :
1. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, rapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Rapat Resmi. Yaitu rapat yang diselengggarakan untuk membahas masalah yang
sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat pemberitahuan terlebih dahulu
melalui surat undangan.
b) Rapat tidak resmi. Yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pemimpin dengan stafnya
serta diadakan di ruang kantor pipmpinan atau ruang rapat untuk membahas masalah
yang mendesak atau terjadi tiba-tiba. Pada rapat ini biasanya terjadi diskusi dan tukar
pendapat atau informasi untuk mengakrabkan pimpinan dengan stafnya.
2. Berdasarkan Hasil
Menurut hasilnya, rapat dibagi menjadi dua macam:
a) Rapat Mengikat. Bentukya adalah sebagai berikut:
Kongres, musyawarah, muktamar, konferensi. Adalah suatu rapat yang diadakan oleh
orang-orang tertentu untuk memutuskan sesuatu yang hasilnya mengikat peserta
rapat.
Rapat musyawarah kerja, konferensi kerja. Adalah suatu rapat yang diadakan oleh
suatu organisasi untuk membicarakan masalah-masalah program kerja yang sudah
dilaksanakan dan menentukan langkah lanjutan.
Perundingan. Adalah suatu rapat yang membicarakan secara mendalam.
b) Rapat tidak mengikat. Bentuknya adalah sebagai berikut:
Debat, yaitu diskusi yang dilakukan secara mendetail tentang suatu masalah.
Polemik, yaitu diskusi yang dilakukan tentang hal bertentangan dan biasanya
dilakukan secara tertulis.
Diskusi Panel, yaitu suatu diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang dan diikuti
oleh sejumlah massa.
Simposuium, hampir sama dengan diskusi panel, hanya jangkauannya lebih luas.
Temu Karya, yaitu forum tukar pengalaman tentang hal-hal yang bersifat teknis.
Seminar, yaitu suatu diskusi yang membicarakan suatu masalah secara alamiah dan
didampingi ahli.
Loka Karya, yaitu suatu diskusi yang diadakan oleh sejumlah orang yang memiliki
keahlian teretntu (bergerak di bidang tertentu) dengan maksud dan tujuan untuk
menyempurnakan konsep/sistem yang ada.
Sarasehan, yaitu suatu forum terbuka untuk menyampaikan perasaan / unek-unek.
8
Temu Wicara, yaitu forum tempat menyalurkan ide-ide, unek-unek, atau usul,
biasanya dilakukan dengan pejabat.
Penataran, yaitu kegiatan pendidikan dalam rangka menyempurnakan/meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Penataran Loka Karya (Penlok), yaitu kegiatan pendidikan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan sambil menyempurnakan konsep pengetahuan yang
bersifat teknis.
3. Berdasarkan Tujuan
a) Rapat Penjelasan ( Teaching Conference ). Adalah rapat yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada anggota tentang kebijaksanaan yang diambil oleh
pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk mendapatkan kesenangan
kerja.
b) Rapat Pemecahan Masalah ( Problem Sulfing Conference ). Adalah rapat yang
bertujuan untuk mrncari pemecahan masalah tentang suatu masalah yang sedang di
hadapi.
c) Rapat Perundingan ( Negotiation Conference ). Adalah rapat yang menghindari
timbulnya suatu perselisihan. Mencari jalan tengah agar tidak selalu merugikan
kedua belah pihak.
4. Berdasarkan Sifat
a) Rapat formal. Adalah rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih
dahulu. Menurut ketentuan yang berlaku dengan persetujuan secara resmi mendapat
undangan.
b) Rapat informal. Adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan
formal. Rapat terjadi setiap saat, kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja.
Rapat informal dapat terjadi scr kebetulan karena para pesertanya bertemu dan
membicarakan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
c) Rapat terbuka. Adalah rapat yang dapat di hadiri oleh setiap anggota menteri yang
dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
d) Rapat tertutup. Adalah rapat yang di hadiri oleh peserta khusus atau tertentu, yang
dibahas menyangkut masalah-masalah yang bersifat rahasia.
9
c) Rapat semester. Adalah rapat yang diadakan tiap semester, yang bertujuan untuk
mengadakan evaluasi hasil kerja selama 6 bulan yang lalu dan mengambil langkah
selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan berikutnya.
d) Rapat tahunan. Adalah rapat yang diadakan sekali dalam setahun (maksudnya rapat
pemegang saham).
6. Berdasarkan Frekuensi
a) Rapat rutin. Adalah rapatyang telah ditentukan waktunya (mingguan, bulanan,
tahunan).
b) Rapat insidental. Adalah rapat yang tidak berdasrkan jadwal, tergantung pada
masalah yang di hadapi. Biasanya rapat ini diadakan apabila ada masalah yang
sangat ungeril yang harus segera dipecahkan bersama.
7. Berdasarkan Nama
a) Rapat kerja. Adalah rapat yang membicarakan keseluruhan unit kerja dan rapat ini
biasnya di adakan satu tahun sekali.
b) Rapat dinas. Adalah rapat yang diadakan untuk kepentingan pembicaraan urusan
kantor sehari-hari yang menyangkut kedinasan.
c) Musyawarah kerja.
10
mencapai tujuan utama rapat/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi yang
tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya
Merangsang hal-hal terbaik dari peserta
Mengatur waktu dengan baik
Menyimpulkan dengan dibantu oleh seorang Notulis [lihat tentang notulis]
2. Suasana rapat terbuka
Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap anggota rapat berbicara
secara terbuka, obyektif sehingga tidak menimbulkan prasangka yang negatif terhadap
peserta rapat yang lain.
3. Tiap peserta rapat berpartisipasi aktif dan hindari terjadinya monopoli
pembicaraan
4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan
Pimpinan rapat berfungsi sebagai pemberi bimbingan, pengarahan, kemudahan
terhadap para peserta rapat. Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan terhadap
jalannya rapat, pengawasan terhadap para peserta rapat, baik secara kelompok, maupun
secara individu, agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan rapat.
5. Hindari perdebatan
Suatu rapat tidak efektif apabila terjadi debat yang berkepanjangan tanpa arah,
sehingga menghabiskan waktu dan tujuan rapat tidak tercapai.
6. Pertanyaan singkat dan jelas
11
2.7 Suasana Rapat
Suasana rapat dapat bersifat positif, negatif, atau netral. Dalam suasana yang
netral, rapat diselenggarakan dalam suasana yang kurang membangkitkan minat peserta
untuk memberikan masukan. Rapat yang diselenggarakan dalam suasana negatif hanya
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang kurang signitifikan. Sebaliknya, rapat
yang didukung oleh suasan yang positif membangkitkan perasaan dan pikiran positif
berupa rasa percaya bahwa pokok-pokok bahasan dalam rapat dapat direalisasikan.
Faktor yang mendukung terciptanya suasana positif ialah tempat
penyelenggaraan rapat dan bobot materi rapat. Suasana positif merupakan paduan antara
penataan fisik dan perilaku peserta rapat. Suasana rapat mudah berubah menjadi negatif
oleh pengaruh kejadian-kejadian kecil sebagai berikut:
a. Pimpinan rapat datang terlambat
b. Ruang rapat tidak dipersiapkan dengan baik
c. Pimpinan membuka rapat dengan berkelakar
d. Pimpinan kurang siap atau memulai rapat dengan kata-kata yang bernada ragu
e. Peserta rapat datang terlambat
f. Rapat sering disela dengan pembicaraan telepon
g. Peserta menunjukkan ketidaksiapan
Sebaliknya, suasana rapat yang positif ditentukan oleh pihak penyelenggara
yang mengundang rapat. Agar rapat berlangsung dengan baik, pimpinan rapat harus
meneliti semua persiapan dengan cermat. Disamping itu, beberapa hal berikut ini perlu
diperhatikan untuk menciptakan suasana rapat yang positif.
Melakukan pemeriksaan sebelum rapat dimulai jika ada sesuatu yang meragukan
peserta rapat. Jika keterlambatan penundaan dapat merugikan efektivitas rapat,
pembatalan dapat dilakukan untuk menghindari kekecewaan peserta rapat karena
merasa dirugikan dalam hal waktu.
a. Melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa agenda telah diterima oleh peserta
rapat.
b. Rapat diselenggarakan tepat pada waktu yang telah ditetapkan tanpa harus menunggu
kehadiran seluruh peserta rapat.
c. Memberikan indikasi bahwa agenda rapat diikuti dan rapat akan selesai pada waktu
yang telah ditetapkan.
Suasana rapat harus kondusif dan menyenangkan. Peserta rapat dapat bergurau
untuk sekedar menyegarkan suasana selama tidak dilakukan dalam rapat.Apabila
12
gurauan dan ungkapan humor mewarnai suasana rapat, nilai rapat sebagai sarana
komunikasi bisnis mengalami degradasi yang serius.
2. Rapat Kerja
Berbeda dengan presentasi, rapat kerja merupakan komunikasi dua arah berupa
diskusi. Setiap peserta dilibatkan dalam pembahasan subyek rapat. Pemecahan
permasalahan, pengambilan keputusan, dan rapat pencarian fakta tergolong dalam
kategori rapat kerja.
Keberhasilan rapat kerja ditentukan oleh kemampuan pimpinan rapat
menciptakan dan memandu diskusi. Peserta rapat kerja dibatasi dalam jumlah tertentu
karena semakin banyak peserta semakin sulit untuk mengambil keputusan.
Penyusunan daftar orang-orang yang perlu diundang dalam rapat perlu
berpedoman pada jenis rapat yang akan diselenggarakan.
a. Untuk presentasi, perlu dipertimbangkan pemilihan peserta yang memerlukan
informasi.
b. Untuk rapat pengambilan keputusan atau pemecahan masalah, jumlah peserta
maksimum lima orang.
c. Untuk rapat identifikasi permasalahan, jumlah peserta maksimum sepuluh orang.
d. Untuk rapat informasional, jumlah peserta maksimum tiga puluh orang.
13
e. Untuk rapat panitia, jumlah peserta maksimum yang efektif tidak lebih dari tujuh
orang.
Sebagai pedoman pimpinan rapat, rapat hanya diikuti oleh orang-orang yang
berkompeten dengan subyek rapat.
B. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ada beberapa saran yang perlu dilakukan oleh pemimpin
rapat.
1. Membuka rapat
14
Dalam ini pemimpin rapat bisa membuka kegiatan rapat dengan memberikan
salam, menjelaskan maksud dan tujuan rapat diadakannya rapat. Hal ini supaya anggota
tahu dari awal apa yang ingin dicapai dari rapat tersebut dan mengapa rapat itu
diadakan. Kemudian bisa dilanjutkan dengan membacakan agenda kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Memastikan setiap agenda dapat dilaksanakan dengan baik
Sebagai pemimpin rapat, kita harus memastikan juga bahwa semua agenda yang
akan disajikan dalam rapat dapat dilaksanakan dengan baik dan terstruktur. Selain itu
pastikan juga setiap anggota tahu bahwa setiap agenda atau kegiatan yang dilakukan
memiliki batasan waktu.
3. Memastikan anggota memperoleh kesempatan yang sama dalam berpendapat
Salah satu tujuan umum rapat adalah untuk mengambil sebuah keputusan atau
penyelesaian sebuah masalah. Untuk itu kita sebagai pemimpin rapat harus memastikan
bahwa setiap anggota rapat memperoleh hak yang sama untuk berpendapat.
4. Memastkan tidak ada salah seorang anggota yang mendominasi diskusi
Hal yang paling umum terjadi dalam rapat adalah munculnya satu atau beberapa
pihak yang mendominasi diskusi. Hal ini sering kali membuat pemimpin rapat
kuwalahan, terlebih jika orang yang mendominasi diskusi adalah orang yang dianggap
memiliki kompetensi atau wewenang tertentu. Ini jelas harus dikendalikan. Sebagai
pemimpin kita harus tahu kapan kita menghentikan seseorang dalam berbicara kalau
dirasa ia ingin mendominasi. Dalam hal ini keberanian dan ketegasan sangat diperlukan.
Supaya tidak berat dalam memimpin diskusi, pastikan sudah menjelaskan waktu yang
diberikan kepada tiap orang dalam berpendapat dan berapa kali mereka memiliki
kesempatan berpendapat. Jadi seandainya ada yang berbicara bertele-tele atau ingin
mendominasi bisa memotong karena alasan waktu. Dan mengalihkan ke anggota lain
dengan alasan batasan berpendapatnya sudah habis. Ini jelas lebih baik. Selain orang
dipaksa untuk disiplin waktu mereka juga dipaksa untuk berpendapat secara efisien
karena jika tidak mereka malah bisa kehilangan kesempatan berpendapat.
5. Memaparkan keputusan yang telah diambil
Jika sudah final maka pemimpin rapat harus membuat keputusan dan
memaparkan hasil keputusan yang diambil dalam rapat. Setiap keputusan yang diambil
pastikan adalah keputusan yang paling baik dan bijak untuk kesejahteraan semua
15
anggota. Supaya tidak menimbulkan ketidakpuasan pada beberapa anggota yang kurang
setuju dengan keputusan yang diambil pastikan kita sudah memaparkan alasan kenapa
keputusan itu diambil. Ini akan lebih baik dari pada tidak dijelaskan alasannya.
6. Menutup rapat
Setelah hasil keputusan diambil, selanjutnya adalah menutup rapat. Dalam
penutupan ada beberapa saran yang bisa Anda lakukan. Melakukan evaluasi segera dari
hasil rapat. Anda bisa mengatakan bahwa rapat berjalan dengan baik, diskusi berjalan
dengan efektif, setiap agenda bisa diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga akhirnya
menghasilkan sebuah keputusan. Setelah itu Anda bisa menyampaikan keputusan yang
telah diambil. Kemudian dilanjutkan dengan ajakan untuk menindaklanjuti keputusan.
Setelah itu tutup.
Catatan:
Jika akan ada rapat lanjutan pastikan memberitahukan hal ini kepada semua anggota
sebelum rapat ditutup.
7. Follow up atau tindak lanjut
Setiap rapat yang efektif akan selalu memunculkan tindakan nyata untuk
menindaklanjuti keputusan yang telah diambil. Untuk itu pastikan setelah rapat selesai
setiap anggota rapat segera diberikan notulen dalam bentuk draf. Hal ini untuk
memastikan setiap anggota rapat memegang hasil rapat. Karena ada kemungkinan
beberapa anggota tidak mencatat apa-apa yang sudah diputuskan. Follow upjuga
penting untuk mengevaluasi jalannya rapat atau hasil rapat
16
b. Berbicara menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dipahami oleh peserta
rapat.
c. Membangkitkan minat peserta rapat.
d. Mengetahui dengan tepat yang perlu diutarakan dan hasil dari rapat pendahuluan.
e. Menyajikan materi secara sederhana dan ringkas. Bila perlu, dapat digunakan alat
bantu visual.
f. Menjaga ketenangan sikap dan rasa percaya diri.
g. Berbicara dengan suara yang jelas, dapat didengar oleh setiap peserta rapat.
h. Hindari tingkah laku yang dapat mengganggu suasana.
i. Memperhatikan dan mempertimbangkan saran dan pendapat setiap peserta rapat.
j. Mengikuti agenda rapat langkah demi langkah.
k. Menjaga arah rapat agar tidak menyimpang dari tujuan.
17
2.12 Tipe-Tipe Pemimpin Rapat
A. Tipe Otoriter
Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan rapat/ pertemuan tidak
hidup, statis, hanya menunggu perintah dari atas.
Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa,
paling mengetahui
Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter
Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan oleh
kelompok
Para peserta rapat tidak diberi kesempatan untuk memberikan
pandangan atau pendapat atau saran-saran
Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta
Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai apa
yang harus dikerjakan.
B. Tipe Laissez-faire
Disebut juga tipe liberal
Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para peserta untuk mengambil
langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu.
Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para peserta [penentuan tujuan,
langkah-langkah, kegiatan-kegiatan yang akan diambil, serta sarana atau alat yang
akan dipergunakan]
Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, tidak
mengambil inisiatif apapun
Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton saja, meskipun ia berada di
tengah-tengah para peserta.
C. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis sering dibedakan dengan dengan tipe open
management. Perbedaannya terletak pada pengambilan keputusan.
Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan kepada para anggota untuk ikut berperan
aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, berperan sebagai pembimbing.
Memberi pengarahan, memberi petunjuk, memberi bantuan kepada para peserta,
terlibat langsung dalam interaksi rapat, ikut serta dalam kegiatan kelompok
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah
18
2.13 Pengendalian Rapat
A. Pengendalian rapat secara bebas terbatas ( Over Head )
Adalah pengendalian rapat dengan cara membiarkan para peserta berbicara
secara bergantian, mengadu argumentasi dan berlangsung tanpa pimpinan rapat.
Pimpinan rapat hanya memperhatikan untuk mengambil inti pembicaraan dan setelah
dipandang cukup pimpinan segera mengambil kesimpulan untuk dijadikan keputusan.
B. Pengendalian rapat secara ketat ( Closed Controlled )
Peserta hanya boleh berbicara, bertanya atau menjawab dengan seizin pimpinan
rapat dan bila perlu waktu dibatasi.
C. Pengendalian rapat secara kombinasi ( 1 dan 2 )
Cara pengendalian rapat secara bebas terbatas dan secara ketat, digunakan secara
bergantian disesuaikan dengan situasi jalannya rapat
2.14 Teknik Mengajukan Pendapat
Seorang pimpinan rapat hendaknya dapat mengendalikan rapat dan pandai
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta rapat. Dalam hal ini pimpinan harus
menguasai teknik bertanya. Teknik bertanya akan berhasil bila pertanyaan dari peserta
rapat mempunyai nilai tambah dan berisi ide-ide yang berguna.
Pada dasarnya ada 4 teknik bertanya :
a. Pertanyaan langsung ( Direct question )
Yaitu pertanyaan yang ditujukan langsung pada seorang peserta rapat.
Pertanyaan ini dapat diajukan bila pimpinan mengetahui bahwa orang yang ditunjuk
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
b. Pertanyaan tidak langsung ( Overhead question )
Yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada semua peserta, dimana pimpinan
menebar pandangannya ke segala penjuru.
c. Pertanyaan mengembalikan ( Reverse question )
Pertanyaan yang diajukan kepada seorang peserta yang mengajukan pertanyaan
tersebut.
d. Pertanyaan dilemparkan ( Relay question )
19
Pertanyaan yang diajukan kepada seseorang atau sekelompok orang dimana
pimpinan mengharapkan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
Tujuan dari pelemparan kembali pertanyaan adalah :
1. Untuk merangsang diskusi dalam rapat.
2. Membahas masalah secara lebih terperinci dan terbuka.
3. Menuju ke arah kesepakatan bersama.
2.15 Notula
Notula adalah catatan laporan singkat tentang pembicaraan atau keputusan
dalam rapat. Notula berfungsi sebagai bukti telah diadakan rapat, sumber informasi bagi
peserta rapat, landasan bagi rapat berikutnya, alat pengingat peserta rapat.
Maksud pembuatan notula adalah agar apa yang telah dibahas dalam rapat baik
rapat untuk pemecahan masalah atau rapat untuk pengambilan keputusan dapat menjadi
acuan bagi rapat selanjutnya. Dan bagi peserta rapat yang tidak hadir, notula dapat
menjadi informasi atas materi yang dibahas dan kesimpulan yang diperoleh. Notula
dapat juga untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Notula dapat
dibagikan kepada peserta rapat bila telah disetujui oleh pimpinan. Notula dibuat oleh
sekretaris organisasi atau seseorang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas itu, dan
posisi duduknya dekat pimpinan agar sekretaris dapat menebar pandangan ke seluruh
peserta.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan notula :
a. Ringkas tapi jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda.
b. Dibuat bukan berdasarkan pemikiran notulis
c. Bila ada usulan dan tanggapan terhadap masalah, dapat dipisahkan cara penulisannya
agar tidak membingungkan
d. Dalam penyusunan notula dibedakan mana saja materi yang berupa penyajian
informasi, materi yang menyangkut pertimbangan khusus, serta materi yang berupa
keputusan
e. Menggunakan bahasa yang lugas dan langsung pada pokok pembicaraan
Notula yang dibuat saat rapat berlansung merupakan notula awal. Notula ini
perlu disempurnakan dengan tidak mengubah isi materi semula, kemudian diketik rapi
dan dimintakan persetujuan pada pimpinan untuk menjadi notula akhir.
20
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan notula :
a. Bila rapat tersebut rapat rutin, sebaiknya diberi nomor urut rapat, bulan, dan tahun
rapat. Misalnya : Rapat Pengurus Yayasan Amal Maret 2007
b. Perlu diinformasikan pada judul notula rapat; apakah rapat tersebut merupakan rapat
pemberian informasi, rapat pemecahan masalah atau rapat pengambilan keputusan.
c. Susunan notula lengkap : dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan
pimpinan dan notulis rapat
d. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu
disebutkan namanya, misalnya Ibu Meynar memberikan usulan tentang .........
e. Keputusan yang diambil dalam rapat hendaknya dicatat secara lengkap
f. Waktu dimulai dan berakhirnya rapat dituliskan dalam notula
Persiapan dalam pembuatan notula :
a. Sediakan alat tulis dan kertas, tapi sekarang sudah umum digunakan Personal
Computer ataupun Note Bookatau Laptop untuk penyusunan notula.
b. Sediakan kaset rekaman bila ada pembicaraan yang tidak dapat ditulis.
c. Memahami prosedur rapat sebelum rapat dimulai
d. Sediakan buku-buku referensi yang menunjang materi rapat
Isi Notula Rapat
a. Judul notula beserta nama organisasi atau unit organisasi yang menyelenggarakan
rapat.
b. Hari, tanggal, tempat serta waktu dimulai dan berakhirnya rapat.
c. Pemimpin rapat
d. Sifat rapat.
e. Nama peserta baik peserta yang hadir maupun yang tidak hadir.
f. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya.
g. Susunan Acara rapat /agenda rapat (tulis secara berurutan)
h. Jalannya rapat (pembukaan sampai dengan penutup)
i. Ringkasan jalannya rapat.
j. Hasil rapat.
k. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat.
l. Tempat, tanggal, bulan dan tahun pemnuatan
m. Catatan khusus.
n. Nama dan tandatangan pimpinan dan notulis rapat dibagian akhir.
o. Pembuat notula (sekretaris)
p. Pengesahan notula oleh ketua rapat
21
BAB III
PENUTUP
22
tersebut, rapat dapat merupakan aktivitas bisnis yang produktif. Sebelum
mengundang orang untuk mengikuti rapat, perlu dipertimbangkan dengan matang
tentang perlu atau tidaknya menyelenggarakan rapat.
Pimpinan rapat yang efektif membuka rapat dengan pernyataan ringkas
tentang tujuan penyelenggaraan rapat. Kata-kata dalam pernyataan pembuka rapat
harus singkat dan to the point. Pendapat pribadi tentang rapat yang diselenggarakan
tidak perlu diutarakan di depan forum peserta. Uraian mengenai perihal yang
menjadi topik bahasan rapat disampaikan secara rinci dalam agenda sehingga
efektivitas dan efisiensi dapat direalisasikan.
Pada akhirnya sebuah rapat, pimpinan harus dapat menutup rapat pada saat
yang tepat. Apabila semua pokok bahasan yang tersebut dalam agenda telah
tercakup dalam rapat, ada kecenderungan peserta untuk mulai membuat rekapitulasi.
Mereka kembali ke butir bahasan yang telah dibahas, memulai diskusi baru, dan
mengulangi pokok pembicaraan yang telah dibahas dalam rapat. Apabila
kecenderungan ini tidak dicek kembali, waktu rapat menjadi lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Machfoedz, Mahmud. 2005. Rapat dan Presentasi Lisan yang Efektif. Yogjakarta: C.V.
ANDI OFFSET
Waworuntu, Tony. 1994. Pedoman Kerja Perkantoran dan Kesekretarisan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
23
Panglaykim, Tanzil Hazil. 1981. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: GHALIA
INDONESIA
Pocker Mentor. 2008. Menyelenggarakan Rapat. Harvard Bussiness School, Erlangga
http://rtn-alwaysforyou.blogspot.com, diakses pada hari Jumat, 28 April 2017
http://dedidwitagama.wordpress.com/2009/03/31/belajar-rapat-yang-efektif, diakses
pada hari Jumat, 28 April 2017
http://hensyam.wordpress.com/2007/08/15/teknik-bersidangrapat, diakses pada hari
Jumat, 28 April 2017
http://www.psikologizone.com/mempersiapkan-rapat-kerja-efektif-dan-efisien, diakses
pada hari Jumat, 28 April 2017
http://guruvalah.20m.com, diakses pada hari Jumat, 28 April 2017
24