RAPAT
“Makalah”
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dalam Mata Kuliah Komunikasi
Bisnis dengan judul “Pengertian dan Hal-hal Mengenai Rapat” ini dengan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan serta
petunjuk sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini hingga selesai.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa
yang akan datang.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang membedakan rapat bisnis dengan rapat non-bisnis adalah
tujuan atau orientasi penyelenggaraan sebuat pertemuan. Dalam dunia ini rapat bisnis
tentu orientasi atau tujuan nya adalah bisnis yaitu dengan memperoleh keuntungan
(laba), disamping itu rapat bisnis umumnya bersifat resmi atau formal dan cenderung
protokoler seremonial.
Sedangkan non-bisnis orientasi atau tujuannya adalah untuk tujuan
kemasyarakatan, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan
sifatnya rapat non-bisnis bersifat formal dan tidak formal.
Dari ketiga macam tipe pimpinan rapat tersebut, ada dua tipe yang bisa
digunakan, yakni tipe otoriter dan demokratis. Tipe otoriter perlu digunakan ketika
rapat yang diadakan mulai kacau, tetapi ketika suasana jalannya rapat sudah lancar dan
tertib, maka hendaknya pimpinan rapat bersikap demokratis.
Artinya, seorang pimpinan rapat yang baik hendaknya memiliki kombinasi sikap
antara otoriter dan demokratis. Ia harus tahu persis kapan harus bersikap otoriter dan
kapan harus bersikap demokratis. Dengan demikian, ia bisa tampak berwibawa dalam
menjalankan rapat, tetapi tidak mengurangi kesopanan dari anggota rapat.
Tipe-tipe peserta rapat yang ideal dan perlu dikembangkan, adalah tipe
pemersatu, tipe perantara, tipe pemberi semangat, tipe inisiatif dan tipe pemberi
informasi. Sedangkan tipe penyerang dan pendengar sebaiknya tidak dikembangkan.
Yang terpenting, rapat dapat berjalan dengan lancar, menghasilkan keputusan yang
baik, serta para peserta aktif dalam mengikuti jalannya rapat.
Salah satu fasilitas pendukung yang perlu disiapkan panitia penyelenggara rapat
bisnis adalah pengaturan posisi tempat duduk (layout) yang nyaman dan
memungkinkan interaksi yang baik antara pimpinan dan peserta rapat bisnis. Menurut
Dobson, ada beberapa peraturan tempat duduk yang dapat digunakan untuk
penyelenggaraan rapat bisnis, antara lain:
1. Gaya persegi empat (Boardroom style)
Susunan tempat duduk yang berbentuk/gaya persegi empat (boardroom style) dapat
digunakan untuk rapat bisnis denan jumlah peserta rapat bisnis yang relative
terbatas.
2. Bentuk huruf “U” (“U” Shape Style)
Susunan tempat duduk yang berbentu huruf “U” (U shape) lebih sesuai digunakan
untuk jumlah peserta yang lebih banyak dari pada bentu persegi empat.
3. Gaya ruang kelas (classroom style)
Susunan tempat duduk yang bergaya ruang kelas (classroom style) dapat
digunakan untuk rapat bisnis yang dihadiri oleh para peserta rapat bisnis dalam
jumlah yang bisa mencapai ratusan orang.
4. Gaya melingkar (circular style)
Susunan gaya tempat duduk dengan gaya melingkar (circular style) memberikan
peluang interaksi antar peserta menjadi lebih baik dan dalam jumlah yang relative
sedikit.
Selain itu, susunan (layout) tempat duduk juga dapat disusun dalam berbagai gaya
(bentuk) lain,
1. Gaya chevron (chevron style), tempat duduk pada gaya ini pada dasarnya memberikan
keleluasaan bagi audiens untuk dapat lebih memuaskan perhatian atau fokus pada
3.1 Kesimpulan
Rapat merupakan bentuk pertemuan dua orang atau lebih disuatu tempat, baik
didalam maupun diluar kantor untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
bisnis tertentu. Tujuan diadakannya rapat secara umum yaitu untuk menyampaikan
informasi, memecahkan masalah, dan untuk berkoordinasi dalam merundingkan suatu
hal dengan beberapa pihak yang terkait untuk mendapatkan suatu solusi bersama.
Rapat yang baik yaitu rapat yang memiliki prinsip dan syarat-syarat rapat untuk
dapat menghasilkan kesimpulan yang baik. Dalam rapat pula, perlu adanya pemimpin
rapat yang dapat memimpin kelancaran suatu rapat dan juga peserta rapat yang dapat
memberikan partisipasinya seperti pendapat, ide, dan saran untuk memecahkan
permasalahan yang sedang dibicarakan dalam suatu rapat.
Rapat perlu dirancang sebaik mungkin agar menarik perhatian para peserta rapat
dan menghadiri rapat tersebut. Maka dari itu, perlu dibuatkan persiapan rapat yang baik
seperti menyiapkan undangan, waktu dan tempat acara, durasi acara berlansung, dan
lain-lain. Selain itu, pada saat pelaksanaan rapat, perlu pula dipersiapkan hal-hal
penunjang rapat seperti peralatan yang digunakan yaitu Laptop, LCD Projektor, dan
juga konsumsi agar rapat dapat berjalan baik dan lancar.
3.2 Saran
Menurut kami, penyelenggaraan suatu rapat akan lebih mudah apabila jumlah
peserta tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit. Suatu pendapat mengatakan
bahwa rapat yang ideal sebaiknya diikuti oleh tujuh orang peserta. Semakin banyak
peserta dalam suatu rapat, akan semakin banyak pula komentar dan pendapat yang
disampaikan sehingga rapat tidak efisien.
Sebaiknya, sebelum rapat diselenggarakan, pimpinan rapat harus menentukan
tahapan-tahapan untuk keberhasilan rapat tersebut. Untuk itu, ia harus menetapkan
perlu tidaknya penyelenggaraan rapat, menentukan tujuan, memilih peserta, menyusun
agenda, dan menyiapkan lokasi rapat berlangsung.
MBA, Drs. Djoko Purwanto. 2010. Komunikasi Bisnis Edisi Empat. [penyunt.] Adi
Maulana. Bandung : PT. Gelora Aksara Pratama, 2010.
iii