Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEJIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah

MANAJEMEN STRATEJIK

DOSEN PENGAMPU : ADE FAUJI, SE. MM

NAMA : DEDEN NURHIDAYAT

NIM : 11150461

KELAS : 5 X MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS BINA BANGSA

SERANG BANTEN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis makalah ini dapat
menyelesaikanya tepat pada waktunya.
Penulis juga berterima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang menyekolahkan dan yang memenuhi segala kebutuhan
sehingga penulis dapat melanjutkan sekolah sampai sekarang.
2. Bapak Dosen yang mengasuh mata kuliah Manajemen Stratejik yang selama
ini memberikan masukan dan bimbingan sehingga penulis dapat memahami
dan mengerti tentang mata kuliah Manajemen Stratejik.
3. Semua teman-teman yang ikut serta berpatisipasi dalam penulisan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masi banyak
kesalahan dan kesilafan dalam penulisan makalah ini, untuk itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pembaikan dimasa yang akan datang.

Serang, 12 November 2017


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Strategik.........................................................................3
2.2 Ruang Lingkup Manajemen Strategik .................................................................4
2.3 Sejarah Dan Perkembangan Manajemen Strategik ...............................................5
2.4 Hirarki Strategik ................................................................................................6
2.5 Visi Perusahaan ................................................................................................8
2.6 Misi Perusahaan ...............................................................................................9
2.7 Tujuan Perusahaan............................................................................................9
2.8 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ........................................................ 11
2.9 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan Tujuan ............... 12
2.10 Pendekatan Pengambilan Keputusan .............................................................. 12
2.11 Pengertian Proses Manajemen Strategik .......................................................... 12
2.12. Tahap Manajemen Strategik .......................................................................... 13
2.13 Lingkungan Internal....................................................................................... 14
2.14. Lingkungan Eksternal ................................................................................... 15
2.15. Pengertian lingkungan internal....................................................................... 20
2.16. Analisis Internal (The Internal Assessment ) ................................................... 20
2.17. Lingkungan Eksternal Organisasi ................................................................... 24
2.19.Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat” .................................................... 29
2.20. Peramalan Lingkungan.................................................................................. 33
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 34
3.2 Saran .............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 35

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen strategik berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen
strategik adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan
bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif
untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.

Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi


dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya
informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian
dan revisi.

Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi
berubah. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk menelaah,
mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini
menyediakan kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam
mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik,
dan untuk melakukan perubahan antar waktu.

Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai untuk
mengevaluasi strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam
melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen
strategis bisa menghasilkan keputusan yang memiliki konsekuensi jangka panjang
yang signifikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Manajemen Startegik ?

2. Bagaimanakah Ruang Lingkup Manajemen Strategik ?

3. Bagaimanakah Sejarah dan Perkembangan Manajemen Strategik ?

4. Bagaimana bentuk Hirarki Strategik ?

5. Apa pengertian dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.?


6. Bagaimana proses dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaa.?
7. Apakah yang dimaksud dengan proses manajemen strategik
8. Apakah yang termasuk kepada lingkungan eksternal manajemen strategik
9. Apakah yang termasuk kepada lingkungan internal manajemen strategik
10. Apa sajakah tahap dari manajemen strategik

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Startegik

2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Strategik

3. Untuk Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Manajemen Strategik

4. Untuk Mengetahui Hirarki Strategik.

5. Memahami bagaimana pengertian dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.


6. Menggetahui bagaiman proses dari Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.
7. Untuk mengetahui proses manajemen strategik
8. Untuk mengethui lingkungan eksterens dari manajemen strategik
9. Untuk mengetahui lingkungn internal manajemen strategik
10. Untukmengetahi tahap dari manajemen strategik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Strategik


Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan
sumberdaya organisasi. Sedangkan strategic adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah pada penyusunan
strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, Manajemen
strategic dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian keputusan dan tindakan
yang menyangkut arah perjalanan perusahaan dimasa depan, penyelarasan sasaran
setiap bagian perusahaan, pengelolaan sumberdayanya sesuai dengan
lingkungannya, serta pembuatan siasat yang benar, yang dimaksudkan untuk
pencapaian sasaran-sasaran. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa yang mula-
mula harus di tetapkan dalam manajemen stratejik adalah arah perusahaan dimasa
depan. Arah ini dapat berupa misalnya, jenis usaha dalam mana perusahaan
melakukan kegiatan. Adapun pendapat yang lain tentang pengertian manajemen
stratejik adalah proses yang berkesinambungan dimulai dari perumusan strategi,
dilanjutkan dengan pelaksanaan kemudian bergerak ke arah suatu peninjauan
kembali dan penyempurnaan stratejik tersebut, karena keadaan dalam dan diluar
perusahaan atau organisasi yang selalu berubah. Pengertian manajemen stratejik
menurut para ahli :

1. Hunger & Wheelen

Manajemen stratejik adalah serangkaian dari pada keputusan manajerial dan


kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka
panjang.

2. Budiman CHR

3
Manajemen stratejik adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan –
tindakan yang menuju kepada penciptaan sebuah atau beberapa stratejik efektif
untuk mencapai tujuan perusahaan.

Secara umum dapat di simpulkan manajemen stratejik adalah cara yang akan
dilakukan para penyusun strategi menentukan tujuan-tujuan dan juga membuat
keputusan-keputusan strategik. Terdapat tiga elemen utama yang merupakan
jantung manajemen stratejik pertama manajemen stratejik yaitu:

a. Analisis: manajemen stratejik menitikberatkan pada analisis hirarki tujuan


stratejik (visi,misi, dan sasaran stratejik), bersama dengan analisis lingkungan
internal dan eksternal organisasi

b. Keputusan: menjawab dua pertanyaan dasar : dalam industry apa seharusnya


perusahaan bersaing? Bagaimana perusahaan berkompetisi dalam industry
tersebut?

c. Aksi: perusahaan harus membuat aksi-aksi yang dirasa perlu untuk


pengimplementsikan strategi.

2.2 Ruang Lingkup Manajemen Strategik


Ruang lingkup manajemen strategik menunjukkan seluruh kegiatan yang dicakup
oleh manajemen strategik. Lingkup ini dapat anggap sebagai fungsi-fungsi
manajemen strategik yang akan membantu para pemimpin organisasi atau
perusahaan dalam merancangnya. Keseluruhan kegiatan manajemen strategik
mempunyai dua lingkup utama yaitu:

1. Perencanaan Strategik

Perencanaan strategik pada dasarnya merupakan perumusan putusan-putusan


strategik. putusan-putusan strategik adalah putusan-putusan yang mempunyai
pengaruh atau akibat jangka panjang atas misi, falsafah ,kebijakan, sasaran,
termasuk cara-cara pencapaian sasaran perusahaan.putusan-putusan strategik
dirumuskan sebagai persiapan untuk menyongsong peluang-peluang dan
ancaman-ancaman yang di ramalkan akan terwujud di masa yang akan datang.

4
Kegiatan perencanaan strategik merupakan serangkaian pembuatan putusan yang
terdiri dari:

a. Perumusan tujuan, misi, dan visi perusahaan

b. Perumusan nilai, keyakinan, falsafah, dan kebijakan perusahaan.

c. Penaksiran atau pengukuran kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang


berkaitan dengan perusahaan

d. Perumusan sasaran-sasaran strategik perusahaan

e. Perumusan siasat perusahaan

2. Pemberlakuan Dan Pengendalian Siasat

Pemberlakuan dan pengendalian siasat adalah pembuatan berbagai putusan


manajerial seperti jenis susunan organisasi, gaya kepemimpinan, sistem informasi
manajemen, serta pemantauan dan penilaian sistem yang di gunakan untuk
menjamin keberhasilan penggunaan siasat tersebut. Pemberlakuan dan
pengendalian siasat merupakan serangkaian kegiatan pembuatan putusan yang
terdiri dari:

a. Pemberlakuan siasat

b. Penilaian dan pengendalian siasat.

2.3 Sejarah Dan Perkembangan Manajemen Strategik


Untuk pertama kalinya manajemen strategik dikembangkan dalam kalangan
militer Indonesia pada awal dasawarsa tujuh puluhan, guna mewujudkan suatu
tatanan kekuatan nasional yang berperan melindungi keutuhan teritori serta
kedaulatan bangsa dan negara. Tatanan tersebut hingga saat ini dikenal sebagai
sistem manajemen sumberdaya pertahanan dan keamanan dengan Sistem
Perencanaan Strategis Pertahanan Keamanan Negara (Sisrenstra Hanneg) sebagai
perwujudan rencana tindakan dan kegiatan mendasar dalam pola impelementasi.

5
Ketika itu ada kecenderungan manajemen strategis versi ABRI ini hendak
dijadikan model untuk mendukung perencanaan strategis pembangunan nasional
versi pemerintah, akan tetapi hal ini tidak berkembang sebagai keputusan
manajerial, kecuali pro dan kontra kehendak masing-masing. Ketika lingkungan
mendadak berubah dalam suatu era reformasi menuju pemerintahan demokratis
(demokratic governance) yang mengandaikan semua itu dirumuskan dan
dilaksanakan dengan parameter prinsip supremasi otoritas politik (civilian
supremacy), mekanisme checks and balances dan tersedianya instrumen
transparansi kebijakan yang membuka peluang bagi akuntabilitas publik, maka
berkembanglah pemahaman dan pengetahuan praktis tentang perencanaan
strategis sehingga banyak pihak mulai melihat secara terbuka dan meragukan
kontribusi riil yang disumbangkan oleh manajemen strategis untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi yang overlap dengan tujuan ABRI.

Perkembangan manajemen strategik di negara maju melalui empat tahapan yaitu :

1. Anggaran dan kontrol keuangan.

2. Perencanaan Jangka Panjang

3. Perencanaan Strategik perusahaan

4. Manajemen Strategik

2.4 Hirarki Strategik


Dalam manajemen sebuah perusahaan maupun public, memeliki heirarki
(tingkatan) manajemen yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Manejemen Puncak

Ruang lingkup dari manajemen puncak (top management) adalah mengelola


perusahaan secara keseluruhan. Manajemen puncak menyusun kebijakan
perusahaan dalam jangkapanjang sekaligus mengevaluasi kinerja manajemen
tangah (middle management). Manajemen puncak menetapkan tujuan (goal) dan
untuk sasaran yang dicapai oleh perusahaan/organisasi serta menjalin kemitraan,

6
rencan investasi dalam rangka mengembangkan perusahaan serta menetapkan
SOP (Standard Operating Procedures) perusahaan/organiasasi. Level ini lebih
banyak waktunya untuk berfikir, menimbang, review analisa dan test.

Manajemen Tengah

Manajemen tengah (middle management) waktunya seimbang dipakai untuk


mennerjemahkan kebijakan strategis yang dikeluarkan oleh manajemen puncak,
dan waktunya dipakai untuk menerapkannya melalui manajemen garis pertama
dan operasional (first line management andoprational). Dengan demikian
tingkatan inilah memiliki tanggungjawab untuk memonitor hasil dari setiap
rencana (plan) dan mengusulkan penyesuaian (adjustment) yang diperlukan untuk
memastikan tujuan atau sasaran tercapai.

Manajemen Garis Pertama dan Operasional

Level ini menyusun jadwal dari setiap karyawan serta prosedur kinerja
dilapangan. Level ini juga bertanggungjawab untuk memonitor setiap individu
bekerja sebagaimana mestinya dan memastikan bahwa individu bekerja fit,
antusias, dan displin mematuhi tenggat waktu dan target individ u.

Hierarki Strategi

Dengan kemampuan analisa, diagnostic, dan implementasi hasil generic


lingkungan maka setiap peluang,gangguan dan ancaman diperlukan strategi untuk
mengekplorasi peluang dan mengatasi ancaman dan gangguan. Posisi strategi
seperti tersebut dalam hierarki strategi .

Bagan Hierarki Strategi

Startegi objectives 80:20. Top management menghabiskan 80% waktunya


mendesain dan memikirkan strategi, 20 % lagi menggunakan untuk mengerjakan
pekerjaan secara fisik.

Tactical objectives 50:50. Middle Management menggunakan 50% waktunya


untuk menjabarkan dan menginformasikan strategi yang diterima dari top

7
management dan 50% untuk mengerjakan aktivitasnya secara factual operational
objective. Operational 20:80. First line management menggunakan 80% waktu
untuk bekerja, 20% untuk berfikir.

2.5 Visi Perusahaan


Menurut Ismail Solihin (2012:21) peryataan visi menunjukkan arah strategis
perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan
menuntun pengarahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan
tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki kaitan yang sangat erat
dengan Misi perusahaan, dalam arti strategis yang dinyatakan di dalam Visi masih
berada di dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Visi perusahaan
lebih menggambarkan “What do you want to become” sedangkan Misi
perusahaan lebih menunjukkan “What is our business.[1]
Ruben Mark, mantan CEO Colgate menyakini sebuah misi yang jelas harus
semakin masuk akal secara Internasional. Pemikran Mark tentang Visi adalah
sebagai berikut:
Visi juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
1. Memudahkan komitmen semangat kerja karyawan.
karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa
dia bekerja.
Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan
termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk
masyarakat.
2. Menumbuhkan rasa kebermaknaan.
salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan
pekerjaannya.
3. Menumbuhkan standar yang prima.
Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat
mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk
setiap pekerjaannya.
Adapun karakteristik visi yaitu sebagai berikut.
a. Diciptakan melalui permufakatan/konsesus.

8
b. Memberikan pandangan atas segala sesuatu yang terbaik di masa yang akan
datang.
c. Mempengaruhi orang untuk menuju ke misi.
d. Tanpa keterbatasan dimensi waktu.

2.6 Misi Perusahaan


Menurut David (2009:84), peryataan misi (mission statement) adalah sebuah
deklarasi tentang "alasan keberadaan" suatu organisasi. pertanyaan misi harus
menjawab pertanyaan paling penting, "apakah bisnis kita?". pertanyaan misi yang
jelas sangat penting untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi.
Terkadang juga diistilahkan sebagai pertanyaan keyakinan (creed statement),
sebuah pertanyaan filosofi, pernyataan kepercayaan, pernyataan prinsip-prinsip
bisnis, atau pernyataan yang "menentukan bisnis kita", pernyataan misi
menjelaskan ingin menjadi apa suatu organisasi dan siapa saja yang coba
dilayaninya. Semua organisasi memiliki alasan kenapa mereka ada, meskipun bila
para penyusun strategi tidak secara sadar mentranformasikan alasan ini kedalam
bentuk tulisan.
Adapun manfaat misi antara lain:
a. Memastikan tujuan dasar organisasi.
b. Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan SD di organisasi.
c. Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum.
d. Menjadikan titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan
arah organisasi.

2.7 Tujuan Perusahaan


Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan dijadikan
pedoman bagi manajemen perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan
yang dilakukan dengan dimensi waktu tertentu. Dengan demikian tujuan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan visi maupun misi di antaranya:[3]

9
1. Sesuai: tujuan selaras dengan visi dan misis.
2. Berdemendi wsktu: tujuan harus konkrit dan bisa diantisipasi kapan
terjadinya.
3. Layak: tujuan hendaknya merupakan suatu tekad yang bisa diwujudkan
4. Fleksibel: tujuan senantiasa bisa di sesuaikan atau peka terhadap perubahan
situasi dan kondisi
5. Mudah dipahami
Adapun empat alas an tujuan pentingnya tujuan bagi perusahaan dan bagi
menajemen strategi, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.Sebagai
besar organisasi perlu membenarkan keabsahan eksistensinya, untuk
mengabsahkan diri dalam pandangan pemerintah, kosumen, dan masyarakat luas.
Dengan menetapkan tujuan, perusahaan akan menarik orang mengelali tujuan ini
sehingga mau bekerja untuk mereka.
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambil
keputusan.Tujuan yang menyatakan mengarahkan perhatian karyawan kepada
norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam
pengambilan keputusan kalau semua karyawan mengetahui tujuannya. Tujuan
menjadi kehendak dalam keputusan.
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi
organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya.
Tanpa tujuan, oerganisasi tidak mempunyai dasar yang jelas untuk menilai
keberhasilannya.
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan visi dan
misi.
Menurut Gray dan Ricketts tujuan adalah lebih spesifik dibandingkan sasaran
jika sasaran menentukan arah jangka panjang maka tujuan menentukan target-
target khusus untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu periode yang akan
datang.
Secara tradisional dan historis suatu perusahaan dipandang sebagai lembaga
ekonomi sehingga tujuan perusahaan sifatnya sederhana yaitu dinyatakan dalam

10
ukuran efisiensi dan laba perusahaan memiliki tujuan tunggal yaitu mencari laba
atau memaksimalkan laba. Pada saat sekarang perumusan tujuan perusahaan harus
mempertimbangkan 3 faktor:
1. Realitas lingkungan dan salaing berhubungan kekuasaan ekternal.
2. Realitas sumbe-sumber dan saling berhubungan kekuatan internal
perusahaan
3. System nilai para eksekutif puncak.

2.8 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industry, perdagangan dan konsultasi
teknis sector pertanian/ perkembangan, PT. Bio Industri Nusantara memiliki misi,
visi dan tujuan perusahaan yakni:
Visi
Menjadi perusahaan yang tanggu di bidang penyediaan sarana dan jasa produksi
untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan perkebunan yang berazaskan
sustainabilitas.
Misi
1. Memproduksi pupuk non kimia, bioaktivator dan biopestisida yang rumah
lingkungan.
2. Menyediakan sarana penunjang usaha pertanian dan perkebunan.
3. Menyediakan jasa konsultasi untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian
dan perkebunan berbasis kelastarian lingkungan.
4. Melakukan kerja sama dengan mitra usaha yang saling menguntungkan.
Tujuan
Memupuk keuntungan melalui tata kelola bisnis yang baik dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan mitra usaha dan stakeholders lainnya.

11
2.9 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan
Tujuan
Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan kriteria.
Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain:
1. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
2. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan.
3. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman.
4. Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan.
5. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroprasi.

2.10 Pendekatan Pengambilan Keputusan


Menurut Lawrence R. Jauch & W.F Glueck (1996) ada berbagai teori tentang
bagaimana pengambilan keputusan, mengambil suatu keputusan, namun sebagian
besar penulis memusatkan perhatiannya pada tiga cara pendekatan, yaitu rasional
analisi, intuitif emosional, dan perilaku politis (behavioral political)

2.11 Pengertian Proses Manajemen Strategik


Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena ia berlangsung
terus menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan
peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan dimasa depan. Salah satu alasan
utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu
organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah
pula.

Dengan perkataan lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi


satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil
adalah organisasi yang tingkat evektifitasnya dan produktivitasnya makin lama
makin tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan dan berbagai sasarannya dapat
tercapai dengan hasil yang memuaskan.

12
Proses Manajemen Strategik adalah proses enam langkah yang memandu
perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi. Walaupun empat langkah yang
pertama menjelaskan perencanaan yang harus dilakukan, implementasi dan
evaluasi juga sama pentingnya. Bahkan strategi terbaik pun dapat saja gagl bila
manajemen tidak mengimplementasikan atau mengevaluasinya secara layak.
Sedangkan menurut Ismail Solihin dalam bukunya “Pengantar Manajemen”
Proses manajemen strategi antara lain sebagai berikut :

2.12. Tahap Manajemen Strategik


1. Tahap Strategy formulation (perencanaan)
Proses ini mencangkup dari mulai penentuan tujuan hingga penyusunan strategi.
Pada tahap ini perusahaan secara berkala mengkaji kembali misi dan tujuan
perusahaan serta merumuskan strategi yng sesuai dengan misi dan tujuan
perusahaan. Misi dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan sesuai
dengan strategi yang dipilih oleh perusahaan. Perusahaan yang melakukan
perubahan secara radikal (radical change) dapat mengubah visi, misi, tujuan
perusahaan sesuai dengan strategi yang dipilih oleh pimpinan perusahaan.
2. Tahap Strategi Implementation (pelaksanaan)
Proses ini mencangkup implementasi yang dijalankan berdasarkan strategi yang
dipilih dan juga pengendalian atas implementasi yang dilakukan.
Tujuan dan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat diimplementasikan
dengan baik apabila tujuan dan strategi tersebut dituangkan kedalam rangkaian
kegiatan dalam bentuk program yang terjadwal dengan jelas serta memperoleh
alokasi sumber daya yang memadai yang telah dituangkan dalam bentuk anggaran
(butget) yang akan mendukung setiap program. Selain itu perusahaan harus
mengembangkan struktur organisasi yang akan memudahkan implementasi
strategi yang telah dipilih perusahaan.

13
3. Tahap Evaluation and Control
Pada tahap evaluasi perusahaan akan membandingkan kinerja aktual (actual
performance) yang dicapai perusahaan dengan standar kinerja. Hasil evaluasi akan
dijadikan dasar bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian, yakni apakah
kesenjangan yang terjadi antara actual performance dengan standard performance
masih berada dalam toleransi ataukah perbedaan antara kinerja aktual dengan
kinerja stantdar sudah menyimpang sangat jauh sehingga perlu dilakukan tindakan
koreksi.
Hasil evaluasi dan pengendalian selanjutnya akan menjadi umpan balik (feedback)
bagi perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan melakukan perbaikan dalam
setiap langkah langkah proses manajemen strategis mulai dari formulasi,
implementasi, hingga sampai ke tahap evaluasi dan pengendal

2.13 Lingkungan Internal


Merupakan hal yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan sehari-hari
organisasi dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program dan kebijakan
organisasi . Beberapa pihak yang termasuk dalam lingkungan internal organisasi
adalah :
a. Pemilik Organisasi, adalah para pemilik yang menyertakan modal, ide, ataupun
berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai pemilik organisasi.
b. Tim Manajemen, adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai pengelola
organisasi dalam aktivitas sehari-hari.
c. Para anggota atau para pekerja, adalah orang yang bekerja sebagai karyawan
pada perusahaan.
d. Sumber daya perusahaan lainnya seperti bahan baku, keuangan, termasuk
informasi.

14
2.14. Lingkungan Eksternal
Merupakan berbagai hal yang berada diluar orgamnisasi yang turut
mempengaruhi jalannya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan eskternal terbagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan makro.

Lingkungan Mikro perusahaan terdiri dari :


a. Pelanggan, adalah mereka yang secara langsung menggunakan barang dan jasa
yang dihasilkan perusahaan.
b. Pesaing, adalah organisasi lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan
bisnisyang kita jalankan
c. Pemasok, adalah perusahaan atau organisasi lain yang menyediakan bahan baku
bagi perusahaan kita.
d. Partner strategi, adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda
dengan perusahaan kita, tetapi secara menjadi mitra dalam menjalankan bisnis
yang saling menguntungkan.
Lingkugan Makro perusahaan terbagi dua yaitu lingkungan local dan
internasional. Termasuk kedalam lingkungan local adalah :
a. Pembuat peraturan, adalah pihak-pihak yang menciptakan peraturan agar
kegiatan bisnis adil dan aman bagi semua pihak.
b. Pemerintah, adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu disuatu negara,
diangkat dan bertugas untuk mewujudkan masyarakat kearah yang lebih baik.
c. Masyarakat, adalah keseluruhan pihak yang terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
Lingkungan Internasional merupakan lingkungan yang lebih luas dari sebuah
negara yang akan mempengaruhi perusahaan terutama perusahaan yang
melakukan kegiatan bisnis internasional

1. Tahapan Audit Manajemen

Penyelidikan yang akan dilakukan, data yang akan diuji, dan teknik yang akan
diterapkan akan bervariasi tergantung organisasinya. Meskipun demikian,

15
pekerjaan ini tetap perlu dilakukan secara professional. Tahapan-tahapan kerja
dalam mengaudit pada umumnya meliputi hal-hal berikut ini.

Usulan dan pengenalan.

Survei pendahuluan.

Penelaahan yang lebih rinci.

Pengujian detail.

Mengembangkan dan menelaah temuan audit.

Pelaporan.

Tindak lanjut setelah audit.

Usulan dan Pengenalan. Sebelum fase audit dilakukan, auditor dan manajemen
perusahaan sebaiknya dipertemukan dulu untuk menciptakan hubungan baik.
Dalam kesempatan itu, auditor dapat mengetahui tujuan perusahaan secara
keseluruhan untuk menilai tiap aktivitas unit atau fungsi dalam organisasi
perusahaan. Di samping itu, auditor harus mendapatkan dan menelaah informasi
lain seperti aktivitas yang dilaksanakan, tipe pengendalian yang
diimplementasikan, struktur organisasi, dan posisi unit organisasi dalam
organisasi secara keseluruhan. Fase ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi potensi-potensi masalah yang mungkin ada.

Survei Pendahuluan. Pada fase ini, auditor melakukan penilaian pendahuluan atas
aktivitas yang akan dinilai. Hasilnya adalah berupa informasi mengenai
fungsional perusahaan untuk memonitor kinerja perusahaan. Jadi, tujuan utama
fase ini adalah untuk memperoleh pandangan umum mengenai fungsional
perusahaan dan operasinya serta beberapa petunjuk dari aktivitas khusus yang
dapat menjamin dilakukannya penelaahan yang detail selama fase audit.

Penelaahan yang Lebih Rinci. Setelah aktivitas fungsional yang akan diaudit
diidentifikasi, selanjutnya ditentukan kriteria kinerjanya. Puncak fase ini adalah

16
merumuskan dan mendesain program kerja yang rinci untuk audit yang lebih
mendalam. Program kerja tersebut termasuk menentukan teknik audit khusus yang
akan dipakai.

Pengujian Detail. Pada fase ini, akan ditentukan kemutakhiran, kelengkapan, dan
akurasi data. Tujuan secara keseluruhan adalah mengidentifikasi area yang akan
menjamin perhatian manajemen. Pengujian audit yang lebih rinci, misalnya, dapat
diarahkan terhadap:

1. Apakah sasaran dan tujuan dalam anggaran telah diotorisasi?


2. Apakah informasi yang ada bagi manajemen telah dimanfaatkan?
3. Apakah aktivitas operasional mencapai hasil yang diharapkan?

Pengembangan dan Penelaahan Temuan Audit. Dalam menilai kinerja


operasional, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan standar
operasional atau kriteria penilaian. Auditor harus mempunyai cukup pengetahuan
dan pengalaman mengenai aktivitas yang diaudit agar dapat mengembangkan
kriteria evaluasi yang memadai.

Pelaporan. Keberhasilan pemeriksaan manajemen tergantung pada mutu laporan


yang dihasilkan. Laporan pemeriksaan manajemen adalah alat formal untuk
memberitahukan manajemen puncak tentang temuan auditor yang signifikan serta
rekomendasinya. Masalah atau temuan yang tidak signifikan hendaknya tidak
dilaporkan. Kalau manajemen dapat diyakinkan untuk bertindak sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan, audit secara keseluruhan barulah akan bermanfaat.

Tindak Lanjut Setelah Audit. Tujuan penelaahan tindak lanjut adalah untuk
memastikan bahwa rekomendasi yang dimasukkan dalam laporan audit benar-
benar telah dilaksanakan. Apabila manajemen tidak melakukan tindakan korektif
yang dimaksud, carilah penjelasan mengapa manajemen gagal melakukan hal itu.

17
2. Aktivitas sebagai Subjek Pemeriksaan

Setiap perusahaan mempunyai cara sendiri untuk melakukan operasinya. Berikut


adalah beberapa aktivitas utama yang umum dilakukan yang dapat dijadikan
subjek pemeriksaan manajemen. Contoh-contoh pertanyaan yang hendaknya
dijawab melalui audit untuk setiap area fungsional perusahaan menurut Fred R.
David disajikan berikut ini.

Manajemen dan SDM

Apakah perusahaan menggunakan konsep manajemen strategik?

Apakah sasaran dan tujuan perusahaan telah ditentukan dan dikomunikasikan


dengan baik?

Apakah para manajer dipilih secara objektif?

Apakah para manajer mendelegasikan wewenang secara baik?

Apakah struktur organisasi yang ada telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan?

Apakah job descriptions dan job specifications bagi para pekerja jelas?

Apakah para karyawan memiliki moral yang baik untuk bekerja?

Apakah turnover dan kebiasaan bolos kerja para karyawan rendah?

Apakah pelaksanaan reward dan mekanisme pengawasannya efektif?

Pemasaran

Apakah segmentasi pasar perusahaan telah sesuai?

Apakah posisi perusahaan di antara para pesaing telah berada pada posisi yang
baik?

Apakah pangsa pasar produk perusahaan meningkat?

18
Apakah saluran distribusi telah memuaskan dan biaya yang dikeluarkan telah
efektif?

Apakah perusahaan memiliki organisasi penjualan yang efektif?

Apakah perusahaan melaksanakan penelitian pasar?

Apakah kualitas produk dan pelayanan baik?

Apakah produk dan jasa perusahaan diberikan harga yang telah sesuai?

Apakah promosi, iklan, dan publikasi yang ada telah efektif?

Apakah rencana pemasaran berikut biayanya efektif?

Apakah para manajer pemasaran memiliki pengalaman dan pelatihan yang cukup?

Keuangan

Apakah kondisi keuangan perusahaan diketahui secara cermat?

Mampukah perusahaan menaikkan modal jangka pendek jika diperlukan?

Mampukah perusahaan menaikkan modal jangka panjang melalui utang dan/atau


equity?

Apakah perusahaan memiliki modal kerja yang cukup?

Apakah prosedur mengenai capital budgeting-nya efektif?

Apakah kebijakan dividend payout-nya logis?

Apakah perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan investor dan


pemegang sahamnya?

Apakah para manajer keuangan perusahaan bekerja secara professional?

19
2.15. Pengertian lingkungan internal
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan
dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi
kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal perusahaan
itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan
betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan
faktor eksternal.

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam


mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber
daya dan kapabilitas yang dimilikinya.

Lingkungan internal:

Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur
organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.

2.16. Analisis Internal (The Internal Assessment )


Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara
tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai
kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.

20
Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi
kekuatan dan kelemahannya, yang meliputi:

Relationships among the functional areas of business

Management

Marketing

Finance/Acounting

Production/operation

Research and development

Computer information system

Human Resources

Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi,


yang meliputi:

Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.

Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan pendidikan


maupun amsyarakat.

Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta


menjadikan budaya belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang
berkesinambungan (continuous quality improvement) sebagai falsafah hidup.

Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia tanpa


membedakan agama dan suku bangsa.

Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.

21
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing
perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal
perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.

Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang
memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan
keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini
mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung
oleh kegiatan utama dan penunjang.

Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :

Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan,


penyimpanan, informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.

Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi


menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan,
pengepakan, dan pemeliharaan mesin/peralatan.

Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan,


penyimpanan, dan distribusi produk ke konsumen.

Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat


membeli produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan,
penentuan harga, jalur distribusi, dan promosi.

Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari
produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan
dan pemeliharaan.

22
Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :

Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua


prosedur pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.

Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal


mesin dan proses saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Termasuk didalamnya semua aktivitas


perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.

Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan


keuangan, pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan
mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam
mencapai keunggulan bersaing.

Komponen utama untuk mencapai keunggulan bersaing adalah kompetensi inti


perusahaan yang mengandalkan asset atau skill. Prahalad menggambarkan
kompetensi inti sebagai akar pendukung sebuah pohon, dahannya adalah produk
inti dan rantainya adalah bisnis. Dengan kompetensi inti yang merepresentasikan
kesatuan asset dan teknologi, perusahaan akan mampu membentuk nilai optimal
bagi konsumen maupun perusahaan, memposisikan diri secara khas atas pesaing,
kemampuan memperluas pasar, dan antisipasi proaktif terhadap perusahaan.

Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor Strategik Intern

Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang
perlu dievaluasi secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan
sebagai landasan bagi strategi.

WT strategi merupakan taktik defensi yang langsung dimaksudkan untuk


mengurangi kelemahan dan menghindari tantangan lingkungan.

Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan
analisis situasi sebagai beriktut:

23
Internal Situation Analisys

Internal Strategic Factors Weighted Rating Weighted Scor Comments

STRENGHT

1.

3.

4.

Dst.

WEAKNESS

1.

2.

3.

4.

Dst.

2.17. Lingkungan Eksternal Organisasi


Lingkungan eksternal merupakan factor penting yang perlu dikaji dalam
penentuan pengambilan suatu keputusan. Pengenalan dan pemahaman tentang
berbagai kondisi serta dampaknya menjadi hal mutlak yang harus ditelaah lebih
lanjut dikarenakan oleh beberapa hal diantranya :

a. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-
ubah.

b. Intensitas dampaknya beraneka ragam.

24
c. Faktor tersebut bisa menajadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan
sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.

d. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk


mengendalikannya

Teori manajemen strategic mengatakan bahwa faktor-faktor lingkungan yang


berpengaruh terhadap pengambilan keputusan strategik tentang arah yang hendak
ditempuh, dapat di kategorikan dalam 2 kategori yaitu :

1. Faktor –faktor eksternal yang “Jauh”

2. Faktor-faktor eksternal; yang “Dekat”

2.18. Lingkungan Eksternal Yang “ Jauh”

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” pada intinya merupakan faktor-


faktor yang bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari
situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi
mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi (
perusahaan) tersebut. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” meliputi
beberpa faktor yaitu :

Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi

Pertimbangan ekonomi yang perlu dianalisa dalam pengambilan suatu kebijakan/


keputusan adalah berbagai faktor di bidang ekonomi dalam lingkungan mana
suatu perusahaan bergerak atau beroperasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhitu
ngkan dan dipertimbangkan dalam pengambilan suatu keputusan yaitu :

1. Perkembangan global di bidang ekonomi


2. Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan
3. Kehadiran korporasi multinasional
4. “Kejutan” di bidang energi,dan
5. Pendanaan .

25
b. Faktor-faktor Politik

Faktor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain
berarti adalah para pengambil keputusan stratejik perlu memahami percaturan
kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan
mana ia bergerak, termasuk percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di
kalangan para politisi dan para negarawan. Hal ini berkaitan dengan kebijkan-
kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak, serta penentuan
kebijakan-kebijakan dalam suatu sistem-sistem tertentu yang diambil oleh para
pemegang kekuasaan pada suatu periode tertentu.

Indonesia yang menganut paham demokrasi dengan ciri utamanya antara lain
ialah bahwa kedaulatan nasional berada di tangan rakyat secara berkala di
selenggarakan pemilihan umum yang merupakan mekanisme politik bagi rakyat
untuk menentukan pilihan kekuatan sosial yang akan dipercaya untuk
menjalankan roda pemerintahan pada kurun waktu tertentu. Hasil dari pemilihan
umum tersebut dapat mengakibatkan dua situasi yang dilematis yakni :

1. Partai politik yang sedang berkuasa memperoleh kepercayaan lagi untuk


memegang kendali pemerintahan negara untuk kurun waktu berikutnya, atau,

2. Terjadi pergantian partai yang yang dipercayakan menjalankan roda


pemerintahan negara untuk periode berikutnya.

Selain pengenalan terhadap dampak dari faktor-faktor politik domestik, tentunya


penting pula untuk mengetahui dan mengenal dampak dari faktor-faktor politik
yang timbul secara regional, bahkan global. Pemahaman tersebut mutlak
diperhitungkan dan diperlukan karena mempunyai implikasi yang harus
diperhitungkan terhadap berbagai segi perekonomian secara domestik. Contohnya
seperti hal-hal yang menyangkut kegiatan ekspor-impor, penanaman modal asing,
pemanfaatan teknologi, kebijaksanaan tarif, penggunaan tenaga kerja asing, serta
persyaratan mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan secara regional dan
internasional .

26
c. Faktor-faktor Sosial

Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam
kelompok masyarakat yang dilayaninya, dampak dari faktor-faktor sosial sangat
penting untuk di sadari oleh para pengambil keputusan. stratejik. Berbagai faktor
seperti keyakinan, system nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup
harus dikenali secara tepat. Kondisi sosial yang selalu berubah-ubah menjadi
suatu hal penting yang harus di respon sedemikian rupa oleh para pengambil
keputusan guna memanfaatkan peluang-peluang yang muncul maupun
mengendalikan resiko usaha yang terjadi. Perubahan yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat tercermin dalam beberapa hal diantaranya:

a. Pandangan tentang pemanfaatan waktu senggang.

b. Gaya memilih dan menggunakan busana.

c. Penggunaan produk yang sedang “trendy”

d. Bahan bacaan yang disenangi

e. Bentuk hiburan yang diminati

f. Pola interaksi dalam keluarga,seperti antara suami dan istri, orang tua dan anak-
anaknya.

g. Preferensi sekolah dan bidang ilmu yang ditekuni.

h. Makna kehidupan kekaryaan.

Berbagai implikasi daloam bidang social yang ada kaitannya dengan manajemen
strategic terlihat pada lima hal yaitu :

1) Pendidikan

2) Fakto kultur

27
3) Konfigurasi ketenagakerjaan

4) Faktor demografi

5) Etos kerja sebagai faktor sosial.

d. Faktor Teknologi

Pengambilan keputusan stratejik mutlak perlu memahami perkembangan


teknologi yang sudah, sedang dan akan terjadi sehingga mampu mengetahui dan
menetapkan teknologi mana yang tepat untuk diterapkan dalam segi dan proses
bisnis yang akan di lakukan.

Kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi tentunya memberikan sumbangan besar


bagi kemajuan serta hasil produksi suatu perusahaan, apalagi jika orientasi para
pengambil keputusan stratejik semata-mata orientasi efisiensi, pemanfaatan
teknologi akan cenderung semakin meluas dan meliputi makin banyak segi dan
proses organisasional. Namun orientasi terhadap kecanggihan teknologi harus di
imbangi dengan kemajuan serta pemanfaatan SDM yang tepat, karena tanpa di
dukung SDM yang tepat teknologi secanggih apapun tidak dapat beroperasi secara
maksimal . Justru terkadang bisa menimbulkan masalah baru bagi usaha tersebut

e. Industri Sebagai Faktor Lingkungan Eksternal yang Turut Berpengaruh

Manajemen stratejik dalam suatu organisasi mutlak untuk mengenali dalam


bidang mana perusahaan bergerak dan faktor lingkungan eksternal mana yang
turut berpengaruh terhadap jalannya roda perusahaan yang bersangkutan.

Para pakar manajemen stratejik menyoroti lima hal dalam kondisi industri yang
harus dikenali dan diperhitungkan, yaitu:

a. Ancaman dari para pendatang baru

b. Faktor Pemasok

c. Faktor Pembeli

28
d. Faktor Produksi

e. Faktor Persaingan

2.19.Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat”


Faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” mempunyai dampak langsung pada
operasionalisasi berbagai strategi dan kebijaksanaan suatu perusahaan. Kaitan erat
tersebut bukan hanya karena adanya suasana kompetitif dalam suatu usaha, akan
tetapi juga berkaitan dengan peluang yang dapat dimanfaatkan, khususnya dalam
perolehan sumber dana dan sumber daya yang diperlukan dan dalam memasarkan
produk yang dihasilkan. Selain itu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal yang
”dekat” pada umumnya dapat dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh
perusahaan yang bersangkutan.

Adapun faktor-faktor eksternal yang ”dekat” dan perlu diperhatikan dalam


pengambilan suatu keputusan adalah sebagai berikut :

Kedudukan Kompetitif Perusahaan

Dalam kondisi dan iklim persaingan,suatu perusahaan perlu melakukan analisis


tentang kedudukannya dalam suatu percaturan usaha. Untuk mengetahui
kedudukan kompetitif suatu perusahaan, dapat dikaji dan di analisis dengan
menggunakan pendekatan ”SWOT”. Dengan mengetahui berbagai hasil analisa
tersebut para pengambil keputusan (Top Manajement) harus mampu menentukan
kebijkan yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya.

b. Profil para Pelanggan

Para pengambil keputusan stratejik perlu mengetahui profil yang tepat tentang
para pelanggan terutama para calon pengguna produk yang dihasilkan. Para pakar
menekankan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada profil para konsumen
yang perlu dikenali dan dianalisis antara lain ialah

1. Faktor Geografi

2. Faktor Demografi

29
3. Faktor Psikografi.

Jika dilihat secara sepintas, faktor ini tidak mempunyai kaitan dengan cara-cara
yang seyogianya ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik dalam suatu
perusahaan. Secara langusng memang tidak, akan tetapi tetap penting untuk
dikenali karena faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku mereka
dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya, yang pada gilirannya
tercermin pada cara-cara mereka memuaskan berbagai kebutuhan mereka,
termasuk cara mereka mengambil keputusan membeli suatu produk atau tidak.

c. Perilaku Pembeli

Pada umumnya, para pembeli suatu produk tertentu pasti menggunakan berbagai
pertimbangan dalam membeli/ tidak membeli suatu produk. Pertimbangan antar
pembeli yang satu dengan yang lain juga tentunya berbeda. Apakah karena produk
itu bersifat primer, sekunder maupun tersier bagi mereka, atau hanya karena
adanya gaya hidup ataupun pertimbangan lain yang membuat mereka
membutuhkan barang/jasa tersebut. Yang jelas di sini bahwa perilaku para
pembeli tidak pernah konsisten dan beragam. Inkonsisten itulah yang menjadi
salah satu penyebab utama mengapa profil para pembeli dan calon pembeli-perlu
dikenali dengan baik oleh para pengambil keputusan/perusahaan.

d. Faktor Pemasok

Posisi para pemasok memiliki peran penting sebagai salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor industri,
khususnya sektor di mana satu perusahaan bergerak. Selain sebagai faktor
eksternal yang ”Jauh”, faktor ini juga masuk dalam faktor lingkungan eksternal
’Dekat” mengingat pengenalan terhadap faktor ini memiliki dampak langsung
terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa para
manajer dalam suatu perusahaan mutlak perlu menumbuhkan dan memelihara
hubungan khusus yang didasarkan pada saling mempercayai dengan para
pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan.

30
e. Faktor Penyandang Dana

Penyandang dana sangat penting dikenali sebagai faktor lingkungan eksternal


yang ”dekat” sebab dampaknya yang bersifat langsung. Hubungan dengan pihak
penyandang dana pun perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara atas
dasar saling percaya. Pengenalan terhadap penyandang dana adalah jawaban atas
beberapa permasalahan yang muncul sepert:

1. Penilaian harga saham perusahaan secara tepat.

2. persepsi yang digunakan para penyandang dana terkait dengan kredibilitas


perusahaan peminjam.

3. Informasi yang tepat tentang situasi permodalan perusahaan

4. persyaratan peminjaman yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam


guna meraih keuntungan pada tingkat yang wajar.

5. sikap dan kebijakan para penyandang dana tenatng kemungkinan perpanjangan


masa waktu pinjaman.

6. tingkat suku bunga yang dikenakan atas kredit.

f. Situasi pasaran kerja sebagai faktor lingkungan

Sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dan paling mennetukan
dalam berhasil tidkanya suatu organisasi, termsuk organisasi bisnis, pencapaian
tujuan dan sasarannya, terutama dalam hal organisasi yang bergerak dalam iklim
yang sangat kompetitif. Betapa pun pentingnya perhatian yang harus diberikan
oleh para pengambil keputusan stratejik pada unsur-unsur yang lain, perhatian
terbesar tetap harus diberikan kepada unsur manusia dalam suatu organisasi/
bisnis.

Dalam suatu organisasi, semua proses manajeman sumber daya manusia harus
ditempuh secara benar dan tepat dimana kesemuanya itu berangkat dari

31
pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Adapun proses
sumber daya manusia yang menyangkut perencanaan ketenagakerjaan meliputi :

1. Penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi sumber daya manusia,

2. Rekrutmen,

3. Seleksi,

4. Orientasi dan penempatan,

5. Sistem imbalan,

6. Pendidikan dan pelatihan,

7. Perencanaan dan pengembangan karier,

8. Pemutusan hubungan kerja,

9. Pemeliharaan hubungan industrial,dan

10. Pemensiunan.

Langkah-langkah yang diambil dalam proses manajeman sumber daya manusia


merupakan faktor internal dan mungkin tidak tepat untuk dibahs sebagai bagian
dari pengenalan lingkungan eksternal yang ”dekat. Akan tetapi, pengambilan
langkah-langkah tersebut secara tepat mutlah perlu dilakukan, mengingat beberpa
implikasi yang melandasinya:

a. mampu menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya, baik dari
segi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat, dan intelektualitas
sehinggan mampu membangun reputasi perusahaan yang lebih bona fide dan
mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan alinnya.

b. Langkah –langkah tersebut lebih menjamin perusahaan untuk tetap


mempertahankan tenaga kerja yang secara kulaitatif memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan, sehingga para karyawan memiliki sikap positif terhadap
perusahaan karena tingkat kepuasan kerja yang tinggi.

32
c. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, hakikat pasaran tenaga kerja dikenali
dengan baik dan dengan segera jugadapat menentukan sumber-sumber tenaga
kerja mana yang harus mendapat perhatian utama dalam penggarapannya.

2.20. Peramalan Lingkungan


Para pengambil keputusan stratejik perlu memiliki dan mengembangkan
keterampilan dalam memperkirakan dan meramalkan perubahan-perubahan yang
akan terjadi pada lingkungan eksternalnya. Ketrampilan yang dimaksud berkaitan
erat dengan kemampuan memanfaatkan peluang dan mengenali berbagai kendala
yang diperkirakan akan dihadapi. Untuk melakukan hal tersebut langkah-langkah
yang perlu diambil antara lain adalah :

1. Memilih berbagai variabel yang bersifat kritikal bagi perusahaan

2. Menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan

3. Memahami dan menilai berbagai pendekatan dan teknik peramalan

4. Mengintegrasikan hasil peramalan ke dalam proses manajemen

5. Memantau aspek-aspek kritikal dari pengelolaan peramalan.

Tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah tersebut merupakan tanggung


jawab manajemen puncak dalam suatu perusahaan, meskipun para manajer pada
tingkat yang lebih rendah perlu pula dilibatkan.Perubahan-perubahan lingkungan
eksternal yang harus diantisipasi dan diramalkan menyangkut berbagai segi bisnis,
pendekatan dan teknis yang digunakan pun harus mencakup aspek ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan bahkan juga keperilakuan..

Pengenalan berbagai faktor lingkungan eksternal yang ”Jauh” dan ”Dekat” dalam
lingkungan industri tertentu secara tepat pada intinya diinkorporasikan pada
keseluruhan upaya dalam menciptakan citra atau profil perusahaan.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan
sumberdaya organisasi. Sedangkan strategic adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah pada penyusunan
strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum dapat di
simpulkan manajemen stratejik adalah cara yang akan dilakukan para penyusun
strategi menentukan tujuan-tujuan dan juga membuat keputusan-keputusan
strategik. Ruang lingkup manajemen strategik menunjukkan seluruh kegiatan
yang dicakup oleh manajemen strategik. Lingkup ini dapat anggap sebagai fungsi-
fungsi manajemen strategik yang akan membantu para pemimpin organisasi atau
perusahaan dalam merancangnya. Keseluruhan kegiatan manajemen strategik
mempunyai dua lingkup utama yaitu Pertama Perencanaan Strategic dan Kedua
Pemberlakuan Dan Pengendalian Siasat.

3.2 Saran

Saran kami untuk mengembangkan suatu organisasi perlunya tahap-tahap yaitu


perumusan seperti menentukan visi danm misi dan mengimplementasikan serta
mengevaluasi apakah yang kita lakukan tersebut sesuai dengan yang kita
rencanakan atau tidak.

34
DAFTAR PUSTAKA

Akdon,2011, Strategic Management,Bandung,Alfabeta.


Hariadi Bambang, 2005,Strategi Manajemen,Jakarta : Bayumedia Publishing,
Lawrence Jauch,1989,Manajemen Dan Strategis Kebijakan Perusahaan, Jakarta :
Erlangga.
Nilasari Senja,2014,Manajemen Strategi itu Gampang,Jakarta: Dunia Cerdas.
Rangkuti, F,2006 Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta
Siagian Sondang P, 2006 Sistem Informasi Manajemen,Jakarta: PT Bumi Aksara.

35

Anda mungkin juga menyukai