MANAJEMEN STRATEJIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah
MANAJEMEN STRATEJIK
NIM : 11150461
KELAS : 5 X MANAJEMEN
SERANG BANTEN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis makalah ini dapat
menyelesaikanya tepat pada waktunya.
Penulis juga berterima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang menyekolahkan dan yang memenuhi segala kebutuhan
sehingga penulis dapat melanjutkan sekolah sampai sekarang.
2. Bapak Dosen yang mengasuh mata kuliah Manajemen Stratejik yang selama
ini memberikan masukan dan bimbingan sehingga penulis dapat memahami
dan mengerti tentang mata kuliah Manajemen Stratejik.
3. Semua teman-teman yang ikut serta berpatisipasi dalam penulisan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masi banyak
kesalahan dan kesilafan dalam penulisan makalah ini, untuk itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pembaikan dimasa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Strategik.........................................................................3
2.2 Ruang Lingkup Manajemen Strategik .................................................................4
2.3 Sejarah Dan Perkembangan Manajemen Strategik ...............................................5
2.4 Hirarki Strategik ................................................................................................6
2.5 Visi Perusahaan ................................................................................................8
2.6 Misi Perusahaan ...............................................................................................9
2.7 Tujuan Perusahaan............................................................................................9
2.8 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ........................................................ 11
2.9 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan Tujuan ............... 12
2.10 Pendekatan Pengambilan Keputusan .............................................................. 12
2.11 Pengertian Proses Manajemen Strategik .......................................................... 12
2.12. Tahap Manajemen Strategik .......................................................................... 13
2.13 Lingkungan Internal....................................................................................... 14
2.14. Lingkungan Eksternal ................................................................................... 15
2.15. Pengertian lingkungan internal....................................................................... 20
2.16. Analisis Internal (The Internal Assessment ) ................................................... 20
2.17. Lingkungan Eksternal Organisasi ................................................................... 24
2.19.Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat” .................................................... 29
2.20. Peramalan Lingkungan.................................................................................. 33
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 34
3.2 Saran .............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 35
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi
berubah. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk menelaah,
mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini
menyediakan kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam
mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik,
dan untuk melakukan perubahan antar waktu.
Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai untuk
mengevaluasi strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam
melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen
strategis bisa menghasilkan keputusan yang memiliki konsekuensi jangka panjang
yang signifikan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Manajemen Startegik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Budiman CHR
3
Manajemen stratejik adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan –
tindakan yang menuju kepada penciptaan sebuah atau beberapa stratejik efektif
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Secara umum dapat di simpulkan manajemen stratejik adalah cara yang akan
dilakukan para penyusun strategi menentukan tujuan-tujuan dan juga membuat
keputusan-keputusan strategik. Terdapat tiga elemen utama yang merupakan
jantung manajemen stratejik pertama manajemen stratejik yaitu:
1. Perencanaan Strategik
4
Kegiatan perencanaan strategik merupakan serangkaian pembuatan putusan yang
terdiri dari:
a. Pemberlakuan siasat
5
Ketika itu ada kecenderungan manajemen strategis versi ABRI ini hendak
dijadikan model untuk mendukung perencanaan strategis pembangunan nasional
versi pemerintah, akan tetapi hal ini tidak berkembang sebagai keputusan
manajerial, kecuali pro dan kontra kehendak masing-masing. Ketika lingkungan
mendadak berubah dalam suatu era reformasi menuju pemerintahan demokratis
(demokratic governance) yang mengandaikan semua itu dirumuskan dan
dilaksanakan dengan parameter prinsip supremasi otoritas politik (civilian
supremacy), mekanisme checks and balances dan tersedianya instrumen
transparansi kebijakan yang membuka peluang bagi akuntabilitas publik, maka
berkembanglah pemahaman dan pengetahuan praktis tentang perencanaan
strategis sehingga banyak pihak mulai melihat secara terbuka dan meragukan
kontribusi riil yang disumbangkan oleh manajemen strategis untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi yang overlap dengan tujuan ABRI.
4. Manajemen Strategik
Manejemen Puncak
6
rencan investasi dalam rangka mengembangkan perusahaan serta menetapkan
SOP (Standard Operating Procedures) perusahaan/organiasasi. Level ini lebih
banyak waktunya untuk berfikir, menimbang, review analisa dan test.
Manajemen Tengah
Level ini menyusun jadwal dari setiap karyawan serta prosedur kinerja
dilapangan. Level ini juga bertanggungjawab untuk memonitor setiap individu
bekerja sebagaimana mestinya dan memastikan bahwa individu bekerja fit,
antusias, dan displin mematuhi tenggat waktu dan target individ u.
Hierarki Strategi
7
management dan 50% untuk mengerjakan aktivitasnya secara factual operational
objective. Operational 20:80. First line management menggunakan 80% waktu
untuk bekerja, 20% untuk berfikir.
8
b. Memberikan pandangan atas segala sesuatu yang terbaik di masa yang akan
datang.
c. Mempengaruhi orang untuk menuju ke misi.
d. Tanpa keterbatasan dimensi waktu.
9
1. Sesuai: tujuan selaras dengan visi dan misis.
2. Berdemendi wsktu: tujuan harus konkrit dan bisa diantisipasi kapan
terjadinya.
3. Layak: tujuan hendaknya merupakan suatu tekad yang bisa diwujudkan
4. Fleksibel: tujuan senantiasa bisa di sesuaikan atau peka terhadap perubahan
situasi dan kondisi
5. Mudah dipahami
Adapun empat alas an tujuan pentingnya tujuan bagi perusahaan dan bagi
menajemen strategi, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.Sebagai
besar organisasi perlu membenarkan keabsahan eksistensinya, untuk
mengabsahkan diri dalam pandangan pemerintah, kosumen, dan masyarakat luas.
Dengan menetapkan tujuan, perusahaan akan menarik orang mengelali tujuan ini
sehingga mau bekerja untuk mereka.
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambil
keputusan.Tujuan yang menyatakan mengarahkan perhatian karyawan kepada
norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam
pengambilan keputusan kalau semua karyawan mengetahui tujuannya. Tujuan
menjadi kehendak dalam keputusan.
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi
organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya.
Tanpa tujuan, oerganisasi tidak mempunyai dasar yang jelas untuk menilai
keberhasilannya.
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan visi dan
misi.
Menurut Gray dan Ricketts tujuan adalah lebih spesifik dibandingkan sasaran
jika sasaran menentukan arah jangka panjang maka tujuan menentukan target-
target khusus untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu periode yang akan
datang.
Secara tradisional dan historis suatu perusahaan dipandang sebagai lembaga
ekonomi sehingga tujuan perusahaan sifatnya sederhana yaitu dinyatakan dalam
10
ukuran efisiensi dan laba perusahaan memiliki tujuan tunggal yaitu mencari laba
atau memaksimalkan laba. Pada saat sekarang perumusan tujuan perusahaan harus
mempertimbangkan 3 faktor:
1. Realitas lingkungan dan salaing berhubungan kekuasaan ekternal.
2. Realitas sumbe-sumber dan saling berhubungan kekuatan internal
perusahaan
3. System nilai para eksekutif puncak.
11
2.9 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan
Tujuan
Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan kriteria.
Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain:
1. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
2. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan.
3. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman.
4. Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan.
5. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroprasi.
12
Proses Manajemen Strategik adalah proses enam langkah yang memandu
perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi. Walaupun empat langkah yang
pertama menjelaskan perencanaan yang harus dilakukan, implementasi dan
evaluasi juga sama pentingnya. Bahkan strategi terbaik pun dapat saja gagl bila
manajemen tidak mengimplementasikan atau mengevaluasinya secara layak.
Sedangkan menurut Ismail Solihin dalam bukunya “Pengantar Manajemen”
Proses manajemen strategi antara lain sebagai berikut :
13
3. Tahap Evaluation and Control
Pada tahap evaluasi perusahaan akan membandingkan kinerja aktual (actual
performance) yang dicapai perusahaan dengan standar kinerja. Hasil evaluasi akan
dijadikan dasar bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian, yakni apakah
kesenjangan yang terjadi antara actual performance dengan standard performance
masih berada dalam toleransi ataukah perbedaan antara kinerja aktual dengan
kinerja stantdar sudah menyimpang sangat jauh sehingga perlu dilakukan tindakan
koreksi.
Hasil evaluasi dan pengendalian selanjutnya akan menjadi umpan balik (feedback)
bagi perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan melakukan perbaikan dalam
setiap langkah langkah proses manajemen strategis mulai dari formulasi,
implementasi, hingga sampai ke tahap evaluasi dan pengendal
14
2.14. Lingkungan Eksternal
Merupakan berbagai hal yang berada diluar orgamnisasi yang turut
mempengaruhi jalannya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan eskternal terbagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan makro.
Penyelidikan yang akan dilakukan, data yang akan diuji, dan teknik yang akan
diterapkan akan bervariasi tergantung organisasinya. Meskipun demikian,
15
pekerjaan ini tetap perlu dilakukan secara professional. Tahapan-tahapan kerja
dalam mengaudit pada umumnya meliputi hal-hal berikut ini.
Survei pendahuluan.
Pengujian detail.
Pelaporan.
Usulan dan Pengenalan. Sebelum fase audit dilakukan, auditor dan manajemen
perusahaan sebaiknya dipertemukan dulu untuk menciptakan hubungan baik.
Dalam kesempatan itu, auditor dapat mengetahui tujuan perusahaan secara
keseluruhan untuk menilai tiap aktivitas unit atau fungsi dalam organisasi
perusahaan. Di samping itu, auditor harus mendapatkan dan menelaah informasi
lain seperti aktivitas yang dilaksanakan, tipe pengendalian yang
diimplementasikan, struktur organisasi, dan posisi unit organisasi dalam
organisasi secara keseluruhan. Fase ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi potensi-potensi masalah yang mungkin ada.
Survei Pendahuluan. Pada fase ini, auditor melakukan penilaian pendahuluan atas
aktivitas yang akan dinilai. Hasilnya adalah berupa informasi mengenai
fungsional perusahaan untuk memonitor kinerja perusahaan. Jadi, tujuan utama
fase ini adalah untuk memperoleh pandangan umum mengenai fungsional
perusahaan dan operasinya serta beberapa petunjuk dari aktivitas khusus yang
dapat menjamin dilakukannya penelaahan yang detail selama fase audit.
Penelaahan yang Lebih Rinci. Setelah aktivitas fungsional yang akan diaudit
diidentifikasi, selanjutnya ditentukan kriteria kinerjanya. Puncak fase ini adalah
16
merumuskan dan mendesain program kerja yang rinci untuk audit yang lebih
mendalam. Program kerja tersebut termasuk menentukan teknik audit khusus yang
akan dipakai.
Pengujian Detail. Pada fase ini, akan ditentukan kemutakhiran, kelengkapan, dan
akurasi data. Tujuan secara keseluruhan adalah mengidentifikasi area yang akan
menjamin perhatian manajemen. Pengujian audit yang lebih rinci, misalnya, dapat
diarahkan terhadap:
Tindak Lanjut Setelah Audit. Tujuan penelaahan tindak lanjut adalah untuk
memastikan bahwa rekomendasi yang dimasukkan dalam laporan audit benar-
benar telah dilaksanakan. Apabila manajemen tidak melakukan tindakan korektif
yang dimaksud, carilah penjelasan mengapa manajemen gagal melakukan hal itu.
17
2. Aktivitas sebagai Subjek Pemeriksaan
Apakah struktur organisasi yang ada telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan?
Apakah job descriptions dan job specifications bagi para pekerja jelas?
Pemasaran
Apakah posisi perusahaan di antara para pesaing telah berada pada posisi yang
baik?
18
Apakah saluran distribusi telah memuaskan dan biaya yang dikeluarkan telah
efektif?
Apakah produk dan jasa perusahaan diberikan harga yang telah sesuai?
Apakah para manajer pemasaran memiliki pengalaman dan pelatihan yang cukup?
Keuangan
19
2.15. Pengertian lingkungan internal
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang
berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan
dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi
kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal perusahaan
itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan
betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan
faktor eksternal.
Lingkungan internal:
Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur
organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.
20
Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi
kekuatan dan kelemahannya, yang meliputi:
Management
Marketing
Finance/Acounting
Production/operation
Human Resources
Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.
21
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing
perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal
perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang
memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan
keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini
mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung
oleh kegiatan utama dan penunjang.
Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari
produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan
dan pemeliharaan.
22
Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :
Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang
perlu dievaluasi secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan
sebagai landasan bagi strategi.
Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan
analisis situasi sebagai beriktut:
23
Internal Situation Analisys
STRENGHT
1.
3.
4.
Dst.
WEAKNESS
1.
2.
3.
4.
Dst.
a. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-
ubah.
24
c. Faktor tersebut bisa menajadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan
sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.
Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi
25
b. Faktor-faktor Politik
Faktor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain
berarti adalah para pengambil keputusan stratejik perlu memahami percaturan
kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan
mana ia bergerak, termasuk percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di
kalangan para politisi dan para negarawan. Hal ini berkaitan dengan kebijkan-
kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak, serta penentuan
kebijakan-kebijakan dalam suatu sistem-sistem tertentu yang diambil oleh para
pemegang kekuasaan pada suatu periode tertentu.
Indonesia yang menganut paham demokrasi dengan ciri utamanya antara lain
ialah bahwa kedaulatan nasional berada di tangan rakyat secara berkala di
selenggarakan pemilihan umum yang merupakan mekanisme politik bagi rakyat
untuk menentukan pilihan kekuatan sosial yang akan dipercaya untuk
menjalankan roda pemerintahan pada kurun waktu tertentu. Hasil dari pemilihan
umum tersebut dapat mengakibatkan dua situasi yang dilematis yakni :
26
c. Faktor-faktor Sosial
Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam
kelompok masyarakat yang dilayaninya, dampak dari faktor-faktor sosial sangat
penting untuk di sadari oleh para pengambil keputusan. stratejik. Berbagai faktor
seperti keyakinan, system nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup
harus dikenali secara tepat. Kondisi sosial yang selalu berubah-ubah menjadi
suatu hal penting yang harus di respon sedemikian rupa oleh para pengambil
keputusan guna memanfaatkan peluang-peluang yang muncul maupun
mengendalikan resiko usaha yang terjadi. Perubahan yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat tercermin dalam beberapa hal diantaranya:
f. Pola interaksi dalam keluarga,seperti antara suami dan istri, orang tua dan anak-
anaknya.
Berbagai implikasi daloam bidang social yang ada kaitannya dengan manajemen
strategic terlihat pada lima hal yaitu :
1) Pendidikan
2) Fakto kultur
27
3) Konfigurasi ketenagakerjaan
4) Faktor demografi
d. Faktor Teknologi
Para pakar manajemen stratejik menyoroti lima hal dalam kondisi industri yang
harus dikenali dan diperhitungkan, yaitu:
b. Faktor Pemasok
c. Faktor Pembeli
28
d. Faktor Produksi
e. Faktor Persaingan
Para pengambil keputusan stratejik perlu mengetahui profil yang tepat tentang
para pelanggan terutama para calon pengguna produk yang dihasilkan. Para pakar
menekankan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada profil para konsumen
yang perlu dikenali dan dianalisis antara lain ialah
1. Faktor Geografi
2. Faktor Demografi
29
3. Faktor Psikografi.
Jika dilihat secara sepintas, faktor ini tidak mempunyai kaitan dengan cara-cara
yang seyogianya ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik dalam suatu
perusahaan. Secara langusng memang tidak, akan tetapi tetap penting untuk
dikenali karena faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku mereka
dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya, yang pada gilirannya
tercermin pada cara-cara mereka memuaskan berbagai kebutuhan mereka,
termasuk cara mereka mengambil keputusan membeli suatu produk atau tidak.
c. Perilaku Pembeli
Pada umumnya, para pembeli suatu produk tertentu pasti menggunakan berbagai
pertimbangan dalam membeli/ tidak membeli suatu produk. Pertimbangan antar
pembeli yang satu dengan yang lain juga tentunya berbeda. Apakah karena produk
itu bersifat primer, sekunder maupun tersier bagi mereka, atau hanya karena
adanya gaya hidup ataupun pertimbangan lain yang membuat mereka
membutuhkan barang/jasa tersebut. Yang jelas di sini bahwa perilaku para
pembeli tidak pernah konsisten dan beragam. Inkonsisten itulah yang menjadi
salah satu penyebab utama mengapa profil para pembeli dan calon pembeli-perlu
dikenali dengan baik oleh para pengambil keputusan/perusahaan.
d. Faktor Pemasok
Posisi para pemasok memiliki peran penting sebagai salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor industri,
khususnya sektor di mana satu perusahaan bergerak. Selain sebagai faktor
eksternal yang ”Jauh”, faktor ini juga masuk dalam faktor lingkungan eksternal
’Dekat” mengingat pengenalan terhadap faktor ini memiliki dampak langsung
terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa para
manajer dalam suatu perusahaan mutlak perlu menumbuhkan dan memelihara
hubungan khusus yang didasarkan pada saling mempercayai dengan para
pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan.
30
e. Faktor Penyandang Dana
Sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dan paling mennetukan
dalam berhasil tidkanya suatu organisasi, termsuk organisasi bisnis, pencapaian
tujuan dan sasarannya, terutama dalam hal organisasi yang bergerak dalam iklim
yang sangat kompetitif. Betapa pun pentingnya perhatian yang harus diberikan
oleh para pengambil keputusan stratejik pada unsur-unsur yang lain, perhatian
terbesar tetap harus diberikan kepada unsur manusia dalam suatu organisasi/
bisnis.
Dalam suatu organisasi, semua proses manajeman sumber daya manusia harus
ditempuh secara benar dan tepat dimana kesemuanya itu berangkat dari
31
pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Adapun proses
sumber daya manusia yang menyangkut perencanaan ketenagakerjaan meliputi :
2. Rekrutmen,
3. Seleksi,
5. Sistem imbalan,
10. Pemensiunan.
a. mampu menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya, baik dari
segi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat, dan intelektualitas
sehinggan mampu membangun reputasi perusahaan yang lebih bona fide dan
mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan alinnya.
32
c. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, hakikat pasaran tenaga kerja dikenali
dengan baik dan dengan segera jugadapat menentukan sumber-sumber tenaga
kerja mana yang harus mendapat perhatian utama dalam penggarapannya.
Pengenalan berbagai faktor lingkungan eksternal yang ”Jauh” dan ”Dekat” dalam
lingkungan industri tertentu secara tepat pada intinya diinkorporasikan pada
keseluruhan upaya dalam menciptakan citra atau profil perusahaan.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan
sumberdaya organisasi. Sedangkan strategic adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah pada penyusunan
strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum dapat di
simpulkan manajemen stratejik adalah cara yang akan dilakukan para penyusun
strategi menentukan tujuan-tujuan dan juga membuat keputusan-keputusan
strategik. Ruang lingkup manajemen strategik menunjukkan seluruh kegiatan
yang dicakup oleh manajemen strategik. Lingkup ini dapat anggap sebagai fungsi-
fungsi manajemen strategik yang akan membantu para pemimpin organisasi atau
perusahaan dalam merancangnya. Keseluruhan kegiatan manajemen strategik
mempunyai dua lingkup utama yaitu Pertama Perencanaan Strategic dan Kedua
Pemberlakuan Dan Pengendalian Siasat.
3.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
35