Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C.

NOOR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PRAGMATIS

Lazuar Yula Tanura


NPM 19416001
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
Lazuaryula1234@gmail.com

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan moral dalam drama “Matahari Di Sebuah Jalan
Kecil” karya Arifin C. Noor. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
pengamatan langsung terhadap drama “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil”. Hasil menunjukkan
bahwa: (1) Terdapat pesan moral dalam drama; (2) Terdapat peranan pembaca dalam menerima,
memahami, dan menghayati drama; (3) Terdapat gambaran dari kondisi lingkungan dalam drama
yang telah dipentaskan.

Kata kunci: drama,pendekatan pragmatik, matahari di sebuah jalan kecil, pesan moral

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendekatan merupakan suatu usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan objek yang diteliti atau metode-metode untuk mencapai
pengertian masalah penelitian. Pendekatan analisis drama merupakan suatu strategi untuk
memahami dan menjelaskan temuan tentang fiksi yang diselidiki. Analisis drama
dinyatakan sebagai kegiatan ilmiah karena didalamnya berlaku prinsip-prinsip kerja
ilmiah yang mendasarinya. Analisis drama bertujuan untuk menemukan keadaan unsur-
unsur drama dan karakteristik hubungan antar unsur tersebut sehingga ditemukan suatu
kesimpulan sebagai hasil penilaian terhadap drama tersebut.
Drama merupakan bentuk dari karya sastra berupa gambaran seni yang datang dari
nyanyi dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog
dramatis, sebuah konflik dan penyelesaian digambarkan di atas panggung. Sebuah karya
sastra tidak lagi indah dan bebas untuk diimajinasikan, karena adanya batasan
terorganisasi yang diselesaikan di atas panggung, sebaliknya drama menjadi seni yang
dapat menghancurkan persepsi seseorang terhadap suatu karya sastra.
Shklovsky (dalam Firdaus, 2007) menjelaskan “Seni berarti menghancurkan
persepsi dari yang tadinya otomatis menjadi tidak otomatis, tujuan dari imaji bukanlah
untuk menghadirkan makna dari objek yang dideskripsikan pada pemahaman kita,
melainkan untuk membentuk suatu persepsi khusus dari objek tersebut”. Pernyataan
tersebut mencerminkan bahwa karya sastra yang dipertunjukkan akan membuat imajinasi
seseorang terhambat, pembaca tidak dapat mengeksplorasi imajinasinya dengan bebas.
Namun perkembangan karya sastra menjadi sebuah seni pertunjukkan menjadikan karya
sastra tersebut tidak stagnan atau tidak cenderung pada teks tertulis. Keunggulan drama
dibandingkan dengan karya sastra lainnya, seperti cerpen, novel, dan puisi terletak pada
tujuannya, yaitu drama diciptakan untuk dipentaskan dan dinikmati bersama-sama.
Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Dewojati (2010:15) bahwa drama sebagai
sebuah karya sastra diciptakan untuk dipentaskan dan nikmati secara bersama-sama, serta
menjadikan sebuah teks drama lebih hidup karena diperagakan di atas panggung.
Drama merupakan suatu karangan, kini biasa dalam prosa disusun buat pertunjukan
dan dimaksimalkan untuk memotret kehidupan atau tokoh suatu cerita dengan gerak dan
biasanya dengan dialog yang bermaksud memetik beberapa hal berdasarkan cerita dan
sebagainya yaitu lakon. Di Indonesia drama dipandang sebagai penggambaran
permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan disetiap drama harus
mengandung pesan moral yang dapat dipetik oleh penonton setelah menyaksikan drama,
termasuk drama “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” karangan Arifin C. Noor.
2. Kajian Teori
a. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan
kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati
karya sastra. Pembaca memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
sebuah karya merupakan karya sastra atau bukan.
Horatius dalam art poetica menyatakan bahwa tujuan penyair ialah berguna
atau memberi nikmat, ataupun sekaligus memberikan manfaat dalam kehidupan. Dari
pendapat inilah dimulai pendekatan pragmatik (Siswanto, 2008: 181-191).
b. Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai
kelebihandibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan
yangmengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum.
Dapat diartikan drama sebagai bentuk seni yang berusaha mengungkapkan perihal
kehidupan manusia melalui gerak atau action, percakapan atau dialog. Sebagai suatu
genre sastra drama mempunyai kekhususan dibanding dengan genre puisi ataupun
genre fiksi. Kesan dan kesadaran terhadap drama lebih difokuskan kepada bentuk
karya yang bereaksi langsung secara konkret.
Pengertian tentang drama yang dikenal selama ini, misalnya dengan
menyebutkan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang
dipentaskan tidaklah salah. Hal ini disebabkan jika ditinjau dari makna kata drama
itu sendiri, pengertian tentang drama diatas dianggap tepat. Kata drama berasal dari
kata Yunani draomai (Haryamawan, 1988, 1) yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak, bereaksi, dan sebagainya, jadi drama berarti perbuatan atau tindakan.
Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan
dengan menyampaikan konflik melalui dialog. Menurut Damono dan Hasanudin
(dalam Dewojati, 2010:1) drama memiliki karakteristik yang khusus, yaitu satu sisi
berdimensi sastra dan sisi lain sebagai seni pertunjukan. Kedua sisi tersebut,
memiliki kebermanfaatan bagi pembaca dan penonton. Drama dikatakan bermanfaat
bagi pembaca jika pembaca melihat teks drama dan bermanfaat bagi penonton jika
penonton tersebut menyaksikan sebuah pertunjukan drama.
Kajian tentang drama pada saat sekarang dapat dikatakan sulit ditemukan
karena pembaca teks drama hanya menikmati cerita di dalamnya tanpa ada sikap
kritis, bahkan penonton drama pun terkesan acuh akan pertunjukkan yang dilihatnya
karena ketidakpahaman penonton terhadap teks drama sebelum dipentaskan. Drama
memiliki tiga unsur yang terkandung di dalamnya, yaitu teks drama, unsur
pementasan, dan unsur penonton.
c. Pesan Moral Atau Amanat
Amanat atau pesan pengarang yang hendak disampaikan pengarang melalui
dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Amanat adalah maksud yang
terkandung dalam suatu drama. Menurut Sudjiman (1992:52) bahwa tema merupakan
gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra. Dari sebuah
karya sastra adakalanya dapat diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang ingin
disampaikan pengarang, itulah yang disebut amanat. Jika permasalahan yang
diajukan juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, makan jalan keluarnya itulah
yang disebut amanat.
Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra, bisa secara implisit ataupun
secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral diisyaratkan dalam
tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit jika pengarang pada tengah
atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, dan nasehat (Sudjiman,
1992: 57).
Amanat berkaitan dengan pesan yang hendak disampaikan oleh seorang penulis
kepada pembaca untuk bisa memaknai dari keseluruhan isi naskah drama. Amanat
berisi pesan moran dan nilai kehidupan yang dapat dijadikan renungan berpikir dan
implementasi bertindan pembaca nantinya sesuai dengan kaidah atau norma yang
berlaku.
B. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di Kampus UDINUS di gedung Kapling UKM Teater pada
tanggal 8 November 2019 pukul 15.00 WIB.
2. Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan drama dan
pencatatan inti dari drama secara langsung di kampus UDINUS.
C. Hasil Penelitian
Drama “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” ini menceritakan tentang kisah nyata yang
terjadi pada masyarakat kita. Berbagai masalah yang timbul dalam bermasyarakat dan juga
liku-liku kehidupan yang mengikuti perkembangan zaman yang semakin membuat
masyarakat kecil semakin tercekik.
Amanat yang coba ditampilkan dalam naskah drama di atas, yaitu:
a. Bagi Pemerintah, kehidupan rakyat saat ini sudahlah sangat berat dan menderita
hendaknya jangan ditambah susah lagi dengan naiknya harga kebutuhan pokok dalam
masyarakat. Meski sekarang sangatlah berbeda dengan zaman Belanda dulu, tetapi beban
hidup jauh lebih berat saat ini. Orang miskin tambah miskin (buruh dan kaum pinggiran)
dan yang kaya tambah kaya (ketimpangan sosial). Dibuktikan dengan adanya kutipan
sebagai berikut.
SI KACAMATA : Kemarin sore istriku berbelanja ke warung nyonya pungut. Pulang-
pulang ia menghempaskan nafasnya yang kesal. Harga beras naik lagi, katanya.
SI PECI : “Apa yang tidak naik?”
SI TUA : “Semua naik.”
SI KURUS : :Gaji kita tidak naik.”
SI TUA : “Uang seperti tidak ada harganya sekarang.”
SI KURUS : “Tidak seperti dulu…. Ah memang tak ada harganya.”
b. Bagi semua kalangan, bahwasanya tindakan berbohong atau menipu orang lain
sangatlah tidak baik. Sepandai-pandainya seorang penipu pasti suatu saat akan terjebak
juga dalam aksinya tersebut. Selain itu, kita harus selektif dalam menilai seseorang,
ucapan kata di bibir sekarang bukanlah menjadi jaminan utama seseorang tersebut baik,
bisa saja orang tersebut adalah penjahat yang busuk yang nantinya akan melukai atau
menjatuhkan diri kita sendiri.
“Dengarkan! Dulu waktu sehabis perang saya juga pernah menjadi pencopet, tanpa
perduli lagi. Tapi malang rupanya tangan ini terlampau kasar sehingga tangan ini lebih
suka diborgol, dalam penjara. Nah, di tempat yang sepi itu aku mengakui bahwa aku
telah menyakiti orang, menyakiti hati dari tanah yang kita cintai ini dan pasti Tuhan
akan menutup pintuNya bagi orang semacam aku. Sebab itulah setelah aku keluar dari
rumah yang baik dan mulia itu, kemudian aku menjadi lebih maklum bahwa kita tak
boleh berbuat jahat.”

Secara umum dari naskah drama “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” diatas memiliki
amanat yaitu kita dilarang untuk berbohong karena kebohongan tersebut dapat
mencelakakan diri kita sendiri dan juga orang lain. Hal ini dapat terlihat ketika Pemuda
tersebut dihakimi oleh banyak orang dan kemudian terkuaklah kebohongannya. Jadi ketika
kita telah merugikan orang lain kita juga harus bertanggung jawab dengan perbuatan yang
telah kita lakukan. Dan kita tidak boleh mudah percaya dengan orang lain hanya karena
tampang kasian maupun cerita-cerita yang didramatisir oleh orang tersebut. Hal ini bisa
terlihat pada bagian akhir naskah drama ini si Pemuda menceritakan tentang kisah hidupnya
lalu simbok merasa kasian dan akhirnya simbok percaya dan mengembalikan lagi baju
pemuda tersebut. Akan tetapi setelah diketahui ternyata pemuda tersebut berbohong.
Kondisi masyarakat terhadap keadaan atau peristiwa yang terjadi secara umum di
masyarakat. Pemahaman latar belakang masyarakat dapat berupa pengkajian terhadap
ideologi negara keadaan politik pemerintah, kondisi sosial masyarakat, penghidupan atau
tingkat ekonomi masyarakat peradaban atau kebudayaan, sistem pertahanan wilayah dalam
suatu negara. Pemahaman terhadap semua unsure tersebut dapat dilakukan melalui
pemahaman terhadap sejarah atau perjalanan kehidupan bangsa.
D. Daftar Pustaka
Rosmawaty. 2014. Kajian Drama. Universitas Negeri Medan
Burhan, Nurgiantoro. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.
Dewojati, Cahyaningrum. 2010. Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Jabrohim. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sastromiharjo, Andoyo. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Jakarta: Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai