Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 5
B. Rumusan masalah 5
C. Tujuan penelitian 5

BAB II ISI
A. Biografi Chairil Anwar 6
B. Pengertian puisi 8
C. pengklasifikasikan puisi 8
D. ciri-ciri puisi lama 9
E. Struktur puisi 9
F. macam”puisi 10
G. Makna puisi 11
H. unsur intrinsik 11
I. unsur ekstrinsik 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 13
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aku adalah sebuah puisi karya chairil anwar, karya ini adalah karya yang paling
terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari angkatan ’45. Puisi “ Aku “
memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisannya ingin hidup
seribu tahun lagi, namun ia menyadari keterbatasannya usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia
tidak ingin serang pun meratapinya. Dan permasalahan diatas penulis menganalisis:
bagaimana bentuk dalam kumpulan puisi aku, bagaimana makna dalam kumpulan puisi
aku.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka perumusan
masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis dalam kumpulan puisi “AKU’’ karya chairil anwar?
2. Bagaimana makna dalam kumpulan puisi “AKU’’ Karya chairil anwar?

C. Tujuan
Agar pembaca bisa memahami dan terinspirasi dengan setiap makna yang
terkandung dalam puisi “AKU’’yakni agar kita jangan mudah menyerah dalam setiap
perjuangan, bagaiamana serta kondisinya. Selain daripada itu penulis juga berkeinginan
memperkenalkan dan mengingatkan kembali tentang karya-karya sastra chairil anwar
yang sudah mulai dilupakan pada generasi-generasi saat ini.

BAB II

ISI
A. Biografi Chairil Anwar
Chairil Anwar adalah penyair legendaris yang dikenal juga sebagai “ binatang jalang “
Chairil Anwar meninggal karena sakit TBC di Jakarta, 28 April 1949. Dilahirkan di Medan, 26
Juli 1922. Chairil Anwar adalah anak tuggal. Ayahnya bernama Toeloes, seorang mantan
bupati Kabupaten Indragiri, Riau. Berasal dari Taeh Baruah, Limapuluh kota, Sumatra Barat.
Sedangkan ibunya bernama Saleha berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. Dia masih punya
pertalian keluarga dengan Sutan Syahrir perdana mentri pertama di Indonesia.

Dia dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis, ibu bapaknya bercerai dia
mengikuti ibunya setelah tamat SMA. Chairil Anwar dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang"
(dari karyanya yang berjudul AKU), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah
menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh
H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia. Dulu sebelum ia
pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, dimana ia mulai
menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil
terus menulis. Pusinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian,
individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Seperti yang kita ketahui Chairil Anwar dibesarkan dalam keluarga yang kurang
harmonis. Orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah  lagi. Ia merupakan anak satu-satunya
dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat. Sebagai anak tunggal, orang tuanya selalu memanjakannya. Namun, Chairil
cenderung bersikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apa pun sedikit cerminan dari
kepribadian orang tuanya. Chairil Anwar mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch-
Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan
Belanda. Ia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO). Saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa
sejak usia 15 tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman. Pada usia 19 tahun, setelah
perceraian orang tuanya, Chairil bersama ibunya pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dimana
ia berkenalan dengan dunia sastra; walau telah bercerai, ayahnya tetap menafkahinya dan
ibunya. Meskipun tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, ia dapat menguasai berbagai bahasa
asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Chairil Anwar juga mengisi jam-jamnya dengan
membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H.
Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J.Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-
penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan
kesusasteraan Indonesia. Semasa kecil di Medan, Chairil Anwar sangat dekat dengan neneknya.
Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil Anwar. Dalam hidupnya yang amat
jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat neneknya meninggal dunia. Chairil
melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih:Bukan kematian benar yang
menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan
duka maha tuan bertahtam Sesudah nenek, ibu adalah wanita kedua yang paling Chairil puja.
Dia bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda
menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar.
Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya. Sejak kecil, semangat
Chairil terkenal kedegilannya. Seorang teman dekatnya Sjamsul Ridwan, pernah membuat
suatu tulisan tentang kehidupan Chairil Anwar ketika semasa kecil. Menurut dia, salah satu
sifat Chairil pada masa kanak-kanaknya ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah dalam
suatu persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hatinya. Keinginan dan hasrat untuk
mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwanya selalu meluap-luap, menyala-nyala, boleh
dikatakan tidak pernah diam. Rakannya, Jassin pun punya kenangan tentang ini. “Kami pernah
bermain bulu tangkis bersama, dan dia kalah. Tapi dia tak mengakui kekalahannya, dan
mengajak bertanding terus. Akhirnya saya kalah. Semua itu kerana kami bertanding di depan
para gadis.”Wanita adalah dunia Chairil sesudah buku. Tercatat nama Ida, Sri Ayati, Gadis
Rasyid, Mirat, dan Roosmeini sebagai gadis yang dikejar-kejar Chairil. Dan semua nama gadis
itu bahkan masuk ke dalam puisi-puisi Chairil. Namun, kepada gadis Karawang, Hapsah,
Chairil telah menikahinya. Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi,
dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta pisah. Saat anaknya berumur 7
bulan, Chairil pun menjadi duda. Tak lama setelah itu, pukul 15.15 WIB, 28 April 1949, Chairil
meninggal dunia. Ada beberapa versi tentang sakitnya. Tapi yang pasti, TBC kronis dan
sipilis.Umur Chairil memang pendek, 27 tahun. Tapi kependekan itu meninggalkan banyak hal
bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. Malah dia menjadi contoh terbaik, untuk sikap
yang tidak bersungguh-sungguh di dalam menggeluti kesenian. Sikap inilah yang membuat
anaknya, Evawani Chairil Anwar, seorang notaris di Bekasi, harus meminta maaf, saat
mengenang kematian ayahnya, di tahun 1999, “Saya minta maaf, karena kini saya hidup di
suatu dunia yang bertentangan dengan dunia Chairil Anwar.

B. Pengertian Puisi
Secara Etimologis (Bahasa) istilah Puisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Poesis yang
memiliki arti membangun, membentuk, membuat, atau menciptakan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ( KBBI ) istilah puisi memiliki arti salah satu bentuk karya sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, rima, matra, serta penyusunan bait dan larik. Sedangkan puisi
secara umum adalah suatu karya sastra yang dibentuk atau dibuat oleh seorang penyair dalam
menyampaikan sebuah pesan melalui pola tertulis dan diksi menurut para ahli :

1. Herman Waluyo
Puisi adalah suatu karya satra yang dibentuk untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan dari seorang penyair, secara imajinatif, yang tersusun dengan memfokuskan
kekuatan bahasa dalam bentuk sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

2. H.B Jasin

Puisi adalah suatu karya sastra yang diungkapkan dengan sebuah perasaan yang
didalamnya mengandung sebuah fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan dari seorang
penyair.

3. Soemardi

Puisi adalah suatu karya sastra yang dibentuk dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberikan irama dengan bunyi yang berpadu dan kata-kata yang
memiliki makna kiasan (imajinatif).

4. Theodore Watts Dunton

Puisi adalah suatu karya sastra yang dibentuk berupa ekpresi yang kongkret dan
bersifat artistik, yang tertulis dalam pikiran manusia dengan bahasa emosional dan
memiliki irama.

5. James Reevas

Puisi adalah suatu karya sastra yang diungkapkan melalui ekspresi, kaya akan
bahasa dan memiliki sebuah daya pikat tersendiri.

C. Pengklasifikasian Puisi

Puisi diklasifikasikan menurut masa penciptaannya oleh penyair. Terdapat dua kategori
puisi yang secara umum sering digunakan sebagai metode penentuan jenis puisi. Puisi lama dan
puisi baru adalah dua jenis puisi yang dikategorikan dari masa pembuatannya serta struktur
teknisnya. Terdapat satu jenis puisi lain yaitu puisi kontemporer yang menjadi kategori bentuk
puisi paling bebas saat ini.

D. Ciri-ciri Puisi
1. Ciri-Ciri Puisi Umum :
a. Penggunaan bait dalam sebuah puisi memiliki bentuk yang terdiri dari baris-baris.
b. Penggunaan diksi dalam sebuah puisi memiliki bentuk yang bersifat kiasan
(Imajinatif), padat dan indah.
c. Penggunaan majas dalam sebuah puisi memiliki bentuk yang sangat dominan dalam
penggunaan gaya bahasa.
d. Penggunaan diksi dalam sebuah puisi mempertimbangkan adanya rima dan
persajakan dalam bentuknya.
e. Penggunaan setting, alur, dan tokoh dalam sebuah puisi tidak begitu ditonjolkan
dalam pengungkapannya

2. Ciri-Ciri Puisi Lama :


a. Tidak diketahui nama pengarang pada sebuah puisi (Anonim).
b. Pada pembentukan puisi terikat pada jumlah baris, irama, rima, diksi, intonasi, dll.
c. Puisi memiliki bentuk gaya bahasa yang tetap (Statis) dan klise.
d. Dalam pembentukan puisi memiliki isi yang cenderung fantastis dan istanasentris.
e. Puisi merupakan karya sastra lisan yang disampaikan dan diajarkan dari mulut ke
mulut.

3. Ciri-Ciri Puisi Baru :


a. Nama pengarang pada sebuah puisi diketahui.
b. Pada pembentukan puisi tidak terikat pada jumlah baris, irama dan rima.
c. Puisi memiliki gaya bahasa yang berubah-ubah (Dinamis).
d. Dalam pembentukan puisi memiliki isi yang cenderung bersifat simetris.
e. Pada pengucapan puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
f. Pada pembentukan puisi biasanya tersusun dengan empat seuntai.
g. Pada pembentukan puisi terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra yang memiliki 4
sampai 5 suku kata.
h. Pada penulisan isi puisi mengenai tentang kehidupan yang terjadi pada umumnya.

E. Struktur puisi

Dalam pembentukan sebuah karya sastra puisi memiliki struktur-struktur yang terdapat
didalamnya, agar pembentukannya menjadi tersusun dengan baik, secara singkat struktur-
struktur puisi terbentuk sebagai berikut :

1. Kata

Kata merupakan struktur pertama pada pembentukan sebuah puisi, karena


pemilihan kata (Diksi) yang tepat dalam pembentukan sebuah puisi, sangat menentukan
suatu kesatuan dan keutuhan pada struktur-struktur yang lainnya dalam sebuah puisi,
kata-kata ini akan ditentukan lalu kemudian diformulasikan menjadi sebuah larik.

2. Larik

Larik merupakan kalimat prosa dalam sebuah puisi yang memiliki beraneka
ragam bentuknya. Larik pada puisi bisa berupa satu kata saja, bisa berupa frase, atau
bisa pula terbentuk dalam sebuah kalimat.

3. Bait

Bait merupakan kumpulan dari sebuah larik yang tersusun secara harmonis. Bait
pada puisi inilah yang biasanya memiliki suatu kesatuan makna.

4. Bunyi

Bunyi pada sebuah puisi terbentuk oleh rima dan irama. Rima merupakan suatu
persajakan yang terdapat didalam sebuah karya sastra puisi berupa nada-nada yang
disebabkan oleh kalimat atau kata-kata dalam larik dan bait.

Sedangkan irama merupakan pergantian tinggi atau rendah, panjang atau pendek,
dan keras atau lembut pengucapan pada sebuah puisi. Irama ini disebabkan karena
terjadinya perulangan pengucapan secara berturut-turut dan bervariasi (contohnya
karena adanya sebuah rima, perulangan kata, perulangan bait).

F. Macam-Macam Puisi Ada Dua Yaitu: Puisi Lama, dan Baru.

1. Macam-Macam Puisi Lama :

a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.


b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai
isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
d. Seloka adalah pantun berkait.
e. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat
f. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-
a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
g. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
2. Macam-Macam Puisi Baru

Ada beberapa macam puisi modern yang dikemukakan oleh Waluyo (dalam Suroto,
1989: 74) puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut. :

a. Puisi Kamar, ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu dua orang
pendengar saja di kamar.

b. Puisi Auditorium, ialah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium, di mimbar
yang jumlah pendengarnya bisa ratusan orang.

c. Puisi Fisikal, puisi yang bersifat realitas artinya menggambarkan kenyataan apa
adanya.

d. Puisi Platonik, ialah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual
kejiwaan.

e. Puisi Metafisikal, ialah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca untuk
merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.

f. Puisi Subjektif, ialah puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dan
suasanadalam diri penyair sendiri.

g. Puisi Objektif, ialah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair itu
sendiri.

h. Puisi Diafan, ialah puisi yang sedikit sekali menggunakan pengimajinasian kata-
kata yang digunakan sangat konkret dan bahasa bersifat figuratif, sehingga
puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.

i. Puisi Prismatis, ialah puisi yang memunculkan berbagai  macam makna berkat
kemampuan penyair yang mampu menciptakan majas, versifikasi, diksi dan
pengimajinasian secara serasi dan seimbang. Dengan demikian puisi tersebut
seolah memancarkan sinar makna dari sebuah prisma.

j. Puisi Parnaisan, ialah puisi yang mengandung nilai-nilai keilmuan.

k. Puisi Demonstratif, ialah puisi yang melukiskan dan merupakan hasil refleksi
demonstrasi. Puisi jenis ini pada umumnya bersifat kelompok, jadi bukan
menyuarakan gejolak individu. Misalnya puisi demonstrasi yang muncul tahun
’66 yang berjudul Hati Nurani karangan Sandy Tyas.
l. Puisi Pamflet, ialah puisi yang mengungkapkan protes sosial. Puisi jenis satire
masuk dalam jenis puisi ini.

m. Puisi Inspiratif, ialah puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion.
Suasana batin benar-benar terlibat dalam puisi ini. Misalnya, Senja di Pelabuhan
Kecil karya Chairil Anwar.

Anda mungkin juga menyukai