Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUISI SEMANGAT KARYA CHAIRIL ANWAR DARI SISI PENGARANG

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KAJIAN


PUISI

Dosen Pengampu : Septina Lisdayanti,M.Pd

Disusun Oleh :

Tensi Evialena (2288201051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Kajian Puisi yang berjudul "Puisi Semangat Karya Chairil Anwan ". Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Puisi semester III dengan
dosen pengampu Septina Lisdayanti,M.Pd

Kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,dan kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dengan segala kerendahan hati
saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pemboca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Bengkulu, 6 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang lahir dari perasaan serta pemikiran
sastrawan atas pengalaman diri dan kondisi masyarakat yang terjadi pada saat itu. Begitupun
bentuk karya sastra Indonesia yang juga merupakan potret diri serta kebudayaan masyarakat
Indonesia. Tentunya sudah tak asing lagi mendengar nama Chairil Anwar. Sebagai pelopor
angkatang 45, Chairil muncul dengan karyanya yang bernafas baru. Lain dengan angkatan
sebelumnya, karangan Chairil disajikan dengan menggunakan bahasa yang lekat dengan
kehidupan sehari-hari. Namun, hal ini tidak menjadikan karangan tersebut menjadi tak
berarti. Selain itu, terdapat sajak-sajak terjemahan, serta sejumlah prosa yang dihimpun oleh
H.B. Jassin dalam buku Chairil Anwar pelopor angkatan 45 itu memberikan sumbangan besar
tidak saja pada puisi dan sastra Indonesia, melainkan juga kepada budaya Indonesia secara
umum. Dia pelopor angkatan 45 yang turut menyunbangkan pikiran dan tenaga jiwa raga
ketika di tahun 1940-an Indonesia tengah berjuang merebut kemerdekaan.

Seiring dengan perkembangan zaman puisi karya Chairil Anwar sudah sulit ditemukan
dan bahkan hampir hilang dari peredaran. Hanya beberapa orang saja yang bisa mengetahui
puisi-puisi Chairil Anwar di tengah-tengah bermunculan karya-karya puisi lainnya oleh para
penyair saat ini. Pada hal sebagai tokoh penyair Chairil Anwar telah melahirkan sejumlah
karya puisi yang mendasar dalam sejarah sastra Indonesia. Ia telah menciptakaan kurang
lebih sebanyak 74 puisi karya sendiri, 4 puisi saduran, 10 puisi terjemahan, 6 prosa karya
sendiri, dan 4 prosa terjemahan. Akan tetapi karya puisinya tersebut sulit untuk di akses oleh
para pelajar atau mahasiswa sastra serta masyarakat lainnya yang membutuhkan informasi
karena belum tersusun secara sistematis dalam bentuk indeks puisi. Untuk menyikapi realita
tersebut maka, perlu dibuatkan indeks puisi karya Chairil Anwar. Agar puisi karya Chairil
Anwar tidak dilupakan oleh masyarakat dan untuk memudahkan masyarakat khususnya
generasi muda terutama bagi pelajar, dan mahasiswa sastra dalam mencari informasi tentang
berbagai macam puisi karya Chairil Anwar.

B. Rumusan Masalah

1. Siapa itu Chairil Anwar ?

2. Kenapa Chairil Anwar Memilih Puisi Yang Berjudul Semangat ?

3. Apa Makna Puisi Semangat Karya Chairil Anwar ?

4. Apa Itu Puisi ?

5.
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Biografi Chairil Anwar

Chairil Anwar kecil menghasilkan masa -masa awal hidupnya di kota Medan,
Sumatera Utara. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya, yakni Toeloes dan Saleha.
Kedua orang tua Chairil ini berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera
Barat.ayah Chairil adalah orang yang cukup ternama. Ia pernah menduduki jabatan
terakhir sebagai bupati Inderagiri, Riau. Bahkan, Chairil ini juga masih memiliki
ikatan keluarga dengan Soetan Sjahrir, yang merupakan Perdana Menteri pertama
Indonesia.Chairil sendiri merupakan putra tunggal mereka. Sebagai anak tunggal,
Chairil kecil banyak dimanjakan oleh orang tuanya. Karenanya, ia tumbuh menjadi
sosok yang keras kepala. Ia bahkan sering tidak ingin menikmati kehilangan apa pun
yang diinginkan atau disukainya. Sikap ini rupanya adalah sikap yang diturunkan dari
kedua orang tuanya.dari segi pendidikan, Chairil Anwar sempat mendapatkan
pendidikan di sebuah sekolah dasar khusus untuk kaum pribumi, Hollandsch-
Inlandsche School (HIS). Ini adalah sekolah dasar yang dibangun khusus untuk orang-
orang pribumi masa penjajahan Belanda. Setelah lulus pendidikan dasar dari sana,
Chairil melanjutkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).Jalan
pendidikan Chairil berhenti setelahnya. Ia berhenti sekolah ketika usianya 18 tahun.
Meski telah berhenti sekolah, tidak berarti Chairil tidak memiliki cita -cita. Saat itu ia
sudah memutuskan untuk menjadi seorang seniman. Keinginannya menjadi seniman
bahkan sudah diungkapkannya sejak usia 15 tahun.

Chairil kecil telah tumbuh dewasa. Ketika ia mulai beranjak dewasa, kehidupan
Chairil banyak berubah. Ayah dan ibunya bercerai. Chairil memutuskan untuk ikut
bersama ibunya. Mereka pun pindah ke Batavia atau kota yang kini kita kenal sebagai
ibu kota Indonesia. Meskipun telah berpisah dari ayahnya, Chairil tetap mendapatkan
nafkah dari ayahnya.di kota Batavia inilah, Chairil mulai lebih akrab dengan dunia
sastra. Otak Chairil Anwar terbilang encer. Sekali pun pendidikan yang dia tekuni
tidak tinggi, tapi dia mampu menguasai beberapa bahasa asing dengan baik, seperti
bahasa Belanda, bahasa Jerman dan bahasa Inggris.Chairil juga senang membaca
buku. Seringkali ia menghabiskan waktu untuk menikmati bacaan dari karya para
pengarang ternama internasional. Beberapa pengarang ternama yang karyanya senang
i abaca misalnya, Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Edgar du
Perron, Hendrik Marsman, dan J. Slaurhoff. Jiwa seni Chairil Anwar memang begitu
sehat dan memukau. Namun sayang, hal ini tidak sejalan dengan kondisi fisik Chairil
Anwar. Semasa hidupnya, ia harus menghadapi banyak penyakit. Hingga pada
akhirnya, ia harus menyerah pada kehidupan.nafas terakhir Chairil Anwar
dihembuskan di usianya yang ke 27 tahun. Usia yang sungguh pendek bukan?
Berakhirnya usia Chairil tentu juga menandai berakhirnya pula upayanya untuk
menghasilkan karya sastra. Meski begitu, aneka karya sastra yang sempat ia lahirkan
tetap banyak dikenal dan dikagumi hingga sekarang ini.mengenai penyebab pasti
kematian Chairil Anwar masih belum dapat dikonfirmasi. Banyak dugaan yang
menyatakan bahwa penyebab kematiannya adalah penyakit TBC. Namun, catatan
rumah sakit menyatakan ia dirawat karena penyakit tifus.Chairil memang sudah lama
mengidap penyakit paru -paru dan infeksi. Penyakit inilah yang membuat fisik Chairil
Anwar menjadi lemah hingga akhirnya ia menderita penyakit usus. Ususnya yang
rusak pecah dan membuatnya meninggal. Ketika hendak meninggal, suhu tubuhnya
sangat tinggi hingga membuat ia mengigau “Tuhanku … tuhanku …”Ia meninggal di
Rumah Sakit CBZ atau sebuah rumah sakit yang sekarang dikenal sebagai Rumah
Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Di rumah sakit ini, ia dirawat dari tanggal 22
hingga 28 April 1949.lalu, pada 28 April 1949, jam setengah tiga sore Chairil Anwar
meninggal. Sehari kemudian, Chairil Anwar baru dimakamkan di TPU Karet Bivak.
Dari RSCM, ada banyak pemuda dan para Republikan terkemuka yang turut
mengantarkannya menuju ke Karet.meski masa hidup dan masa berkarirnya singkat,
nama Chairil Anwar sudah sempat sukses menarik perhatian banyak orang. Ia juga
telah memiliki banyak penggemar. Karenanya, ketika ia dimakamkan, banyak
penggemar yang berziarah. Makamnya hingga kini juga masih sering dikunjungi oleh
para penggemarnya. Bahkan, hari di mana Chairil meninggal juga diperingati para
penggemarnya sebagai Hari Chairil Anwar.

B. Alasan Chairil Anwar Memilih dan Menciptakan Puisi Berjudul Semangat

Puisi "Semangat" karya Chairil Anwar menggambarkan semangat, keberanian,


dan keteguhan seorang individu dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui
penggambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana namun bermakna, penyair
mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari semangat perjuangan
dan keteguhan mental dalam menghadapi segala kondisi. Puisi ini memberikan
inspirasi untuk tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan dan untuk terus berjuang
dengan penuh semangat.

“Puisi Semangat Karya Chairil Anwar”

Kalau sampai waktuku


'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu!

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari

Hingga hilang pedih peri.


Puisi "Semangat" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang
mencerminkan semangat perjuangan, keteguhan, dan keberanian dalam menghadapi
tantangan hidup. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan keberanian untuk
menghadapi kesulitan tanpa merasa takut atau menyerah.

Alasan Chairil Anwar memilih dan Menciptakan Puisi Semangat adalah sebagai
berikut :

A. Semangat dan Keberanian: Tema utama dalam puisi ini adalah semangat
dan keberanian dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan. Penyair
mengekspresikan keinginan untuk mempertahankan semangat meskipun
dihadapkan pada situasi yang sulit. Bahkan jika peluru menembus kulitnya,
subjek puisi tetap berani meradang dan melawan. Puisi ini menciptakan
gambaran tentang seorang individu yang tidak gentar dalam menghadapi
bahaya dan siap untuk menghadapinya dengan penuh semangat.

B. Pengorbanan dan Keuletan: Penyair juga menyoroti pengorbanan dan


keuletan subjek dalam perjuangannya. Dia menggambarkan dirinya sebagai
"binatang jalang" yang terbuang dari kumpulannya, namun tetap berjuang dan
melawan dengan gigih. Penggunaan kata-kata "Berlari / Hingga hilang pedih
peri" menunjukkan keteguhan dan keuletan subjek untuk terus berusaha
bahkan di tengah penderitaan dan kesulitan.

C. Penolakan dan Kekuatan Mental: Pada awal puisi, penyair menolak untuk
merayu atau terjebak dalam emosi sedih dan duka. Ini mencerminkan
kekuatan mental subjek untuk mengatasi kelemahan emosional dan tetap fokus
pada semangat perjuangan. Penolakan ini juga menunjukkan tekad subjek
untuk tidak tergoyahkan oleh keadaan atau tekanan eksternal.

C. Makna Dari Puisi Semangat Karya Chairil Anwar

Puisi "Semangat" karya Chairil Anwar menggambarkan semangat, keberanian, dan


keteguhan seorang individu dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui
penggambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana namun bermakna, penyair
mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari semangat perjuangan
dan keteguhan mental dalam menghadapi segala kondisi. Puisi ini memberikan
inspirasi untuk tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan dan untuk terus berjuang
dengan penuh semangat.
BAB III

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair
dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh
makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur
batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang
mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan
memadatkan segala unsur bahasa.

Beberapa pengertian puisi menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Herman Waluyo : Pengertian puisi menurut herman waluyo ialah karya


sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

2. Sumardi : Pengertian puisi menurut sumardi ialah karya sastra dengan


bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang
padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

3. Thomas Carlye : Pengertian puisi menurut thomas carley ialah ungkapan


pikiran yang bersifat musikal.

4. James Reevas : Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi
ialah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat

5. Pradopo : Pengertian puisi ialah rekaman dan interpretasi pengalaman


manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.

6. Herbert Spencer : Pengertian puisi ialah bentuk pengucapan gagasan yang


bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan.

B. Ciri – Ciri Puisi

Puisi ialah seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya


(keindahan). Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan juga puisi baru.

A. Puisi Lama

Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai
berikut ini :

1. Jumlah kata dalam 1 baris


2. Jumlah baris dalam 1 bait

3. Persajakan (rima)

4. Banyak suku kata di tiap baris

5. Irama

Ciri-Ciri Puisi Lama adalah sebagi berikut :

1. Tak diketahui nama pengarangnya

2. Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga merupakan


sastra lisan.

3. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata ataupun rima.

B. Puisi Baru Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang
mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata,
ataupun rima.

Ciri-Ciri Puisi Baru adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris

2. Persajakan akhir yang teratur

3. Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain

4. Umumnya puisi 4 seuntai

5. Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis) 6. Ditiap gatranya


terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata

C. Jenis-jenis Puisi

Jenis-jenis puisi adalah sebagai berikut :

1. Puisi Naratif

Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke
dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi
cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang-orang
Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi cerita
yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi
perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik

Puisi Lirik adalah Puisi lirik tidak bercerita, tidak sebagaimana puisi naratif yang
berbasis pada narasi. Menurut Nyoman Kutha Ratna (2013:203), esensi narasi adalah
peristiwa, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan sebagainya. Menurut Maman S.
Mahayana (2016), jejak puisi naratif di Indonesia tidak lain adalah syair.

Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan serenade.

1. Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misal Elegi Jakarta
karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.

2. Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata


“serenada” bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Rendra banyak menciptakan serenada dalam 4 Kumpulan Sajak. Misalnya
“Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada
Kelabu”, “Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warna-warna di belakang
serenade itu menggambarkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih,
dan kecewa.

3.Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh
yang dikagumi contohnya seperti Teratai (karya Sanusi Pane), Diponegoro
(karya Chairil Anwar), dan Ode buat Proklamator (karya Leon Agusta).

3. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang
termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik
sosial.

1. Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak puasan penyair


terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan
keadaan sebaliknya.

2. Puisi kritik sosial ialah puisi yang juga menyatakan ketidak puasan penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut.
Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisipuisi impresionistik
yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

D. Unsur Dalam Puisi


Ada dua unsur yang membangun suatu puisi, yakni Unsur intrinsik Unsur
entrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan
mempengaruhi puisi sebagai karya sastra.

A. Unsur Intrinsik

Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan
tema.

1. Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya


memilih kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna,
komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks
kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.

2. Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji
ketika membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas
yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.

3. Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif
dalam puisi ialah bahasa yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu
dengan cara yang tidak biasa atau memakai kata-kata yang bermakna kiasan
atau lambing.

4. Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu


sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.

5. Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.

6. Ritme : Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak
dirasa monoton bagi penikmat puisi.

7. Tema : Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin
disampaikan oleh pengarang melalui puisinya. Unsur ekstrinsik Unsur
ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan
mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni.

B. Unsur Ekstrinsik

Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek historis, psikologis,
filsafat, dan religious.

1. Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang


terkandung dalam puisi.

2. Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam


puisi.
3. Aspek filsafat Beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan
erat dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling
terkait satu sama lain.

4. Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam
puisi oleh pengarang.

E. Struktur Dalam Puisi

Struktur Batin Struktur batin puisi bisa disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,
yang terdiri dari beberapa hal, seperti :

1. Tema/ Makna (sense) Ini ialah unsur utama dalam puisi karena dapat
menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana
medianya berupa bahasa.

2. Rasa (feeling) Ini ialah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan
latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis
kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

3. Nada (tone) Nada adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta
sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat
menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang
rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

4. Tujuan (intention) Tujuan/ maksud/ amanat ialah suatu pesan yang ingin
disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

A.Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi bisa disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu
puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini :

1. Perwajahan Puisi (tipografi)

Tipografi ialah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi
kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwujutan puisi ini sangat
berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.

2. Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam
mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang
diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang
ingin disampaikan oleh sipenyair.
3. Imaji

Imaji ialah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman
indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat
mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret

Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia
sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang dipakai umumnya berbentuk
kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan
kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan
konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak
makna. Gaya bahasa ini bisa disebut juga dengan majas (metafora, ironi,
repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama

Irama/ rima ialah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di
awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yakni :
Onomatope, yakni tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang
mengandung efek magis. Bentuk intern pola bunyi, yakni aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak
penuh, repetisi, dan sebagainya. Pengulangan kata, yakni penentuan tinggi-
rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.

Anda mungkin juga menyukai