KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..........................................…………………………………….. 1
D. Tujuan ......................................................................……………............. 9
A. Pengertian ....................................................................……………........ 10
B. Manfaat ......................................................……...................................... 10
E. Implementasi ............................................................................................. 44
i
V. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ............................................................... 55
Lampiran
ii
PENGARAH
PENANGGUNG JAWAB
TIM PENYUSUN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Telemedicine Indonesia mulai dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan
sejak tahun 2012 merupakan pilot project. Telemedicine merupakan layanan konsultasi
jarak jauh yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
menggunakan transmisi dari informasi medis seperti teks, citra, biosinyal, video, suara
serta keahlian medis dan perawatan dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui hubungan
telekomunikasi berbasis sistem komputer dan jaringan internet.
Beberapa keadaan yang melatarbelakangi pembangunan layanan Telemedicine
antara lain :
1. Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coveage (UHC)
Pada tahun 2005, semua negara anggota WHO, termasuk Indonesia
berkomitmen untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health
Coveage (UHC). UHC adalah program yang memastikan masyarakat memiliki akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengahadapi kesulitan
finansial. Hal ini ditunjang dengan pelayanan fasilitas kesehatan yang berkualitas.
UHC bertumpu pada upaya promotif, preventif termasuk pengendalian penyakit serta
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif dengan mengarusutamakan pelayanan
kesehatan primer yang berkualitas. Dampak dari UHC adalah suatu konsep reformasi
pelayanan kesehatan yang mencakup beberapa aspek antara lain :
a. Aksesibilitas dan equitas pelayanan kesehatan,
b. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan komprehensif yang meliputi
pelayanan preventif, promotif, curatif sampai rehabilitatif dan
c. Mengurangi keterbatasan finansial dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
bagi setiap penduduk.
UHC merupakan tantangan bagi fasilitas pelayanan kesehatan baik FKTP
maupun FKTRL, dimana fasyankes dituntut untuk memberikan Pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan komprehensif yang meliputi pelayanan preventif, promotif,
kuratif sampai rehabilitative sehingga menjadi pilihan masyarakat dalam mengakses
layanan kesehatan.
2. Perubahan Pola Penyakit
Pelayanan kesehatan pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan
1
kesehatan tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja,
tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan
hanya puskesmas saja, tetapi juga bentuk- bentuk kegiatan luar gedung lainnya, baik
yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun
yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. Peran
program promotif dan preventif sangat penting dalam menghadapi pergerseran pola
penyakit saat ini.
Pergeseran pola penyakit yang dulunya lebih sering pada penyakit menular
atau tropik infeksi saat ini lebih banyak kasus penyakit tidak menular seperti
Hipertensi, Diabetes, Hiperlipidemia dll, dikarenakan pola makan dan pola hidup
yang kurang sehat. Pergeseran pola penyakit ini menjadi hambatan terhadap upaya
peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat dan semakin besarnya
biaya pengobatan yang dibutuhkan.
3. Distribusi SDM
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien adalah
tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional sesuai dengan
kompetensi personel. Rasio dokter spesialis adalah 12,6 per 100.000 penduduk (per
31 Desember 2015) sudah mencapai target rencana pengembangan tenaga
kesehatan Tahun 2011-2025 yakni sebesar 12,2 per 100.000 penduduk. Terdapat
disparitas yang cukup besar antar provinsi di Indonesia dan ketidakseimbangan
distribusi SDM yang terjadi antar kabupaten di dalam wilayah provinsi. Adapun
standar ideal WHO adalah 1 dokter melayani 2.500 penduduk. Masalah maldistribusi
tenaga kesehatan terutama dokter spesialistik merupakan salah satu tantangan yang
sedang dihadapi dunia kesehatan.
Terbatasnya lulusan tenaga dokter spesialis-subspesialis dan rendahnya minat
untuk bekerja di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan merupakan tantangan
bagi pemerintah untuk senantiasa mendorong dokter spesialis dan subspesialis
ditempatkan di daerah-daerah yang membutuhkan, untuk menjaga kecukupan dan
pemerataannya di seluruh tanah air.
Kementerian Kesehatan terus mengupayakan berbagai program untuk
memeratakan distribusi tenaga kesehatan, agar layanan kesehatan dapat lebih
dijangkau masyarakat salah satunya dengan pelayanan Telemedicine.
4. Kompetensi Fasyankes
Dalam upaya penguatan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses dan
2
mutu pelayanan dan mewujudkan penguatan sistem rujukan yang berkualitas dan
berkesinambungan maka setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi
kompetensi sesuai dengan kelas rumah sakitnya.
Dalam Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 35
disebutkan bahwa jenis dari fasilitas pelayanan kesehatan, adalah terdiri dari :
a. pelayanan kesehatan perorangan.
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
yang meliputi :
a. pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b. pelayanan kesehatan tingkat kedua.
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Saat ini Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis dimulai dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Dalam hal pasien
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan atas indikasi medis, maka
fasilitas kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjutan. Setiap rujukan yang diberikan maupun yang diterima berdasarkan
indikasi medis, bukan atas permintaan pasien. Harapannya pelayanan kesehatan
yang diberikan faskes semakin efektif sesuai kompetensi yang dimiliki. Kompetensi
Faskes terdiri dari kompetensi Klinis dan Kompetensi Manajerial, SDM, sarana
prasarana, dan alat kesehatan. Sehingga Kompetensi Faskes ini menjadi penting
bagi terwujudnya kemudahan dan kepastian jaminan pelayanan kesehatan bagi
pasien dalam memperoleh layanan di faskes disesuaikan dengan kompetensi, jarak
dan kapasitas rumah sakit tujuan rujukan, berdasarkan kebutuhan medis pasien
sehingga meminimalisir adanya rujukan berulang kepada pasien dengan alasan tidak
adanya SDM dan sarana yang dibutuhkan.
3
Jangkauan akses tak hanya merujuk pada jarak fasilitas kesehatan yang tersedia (di
daerah terpencil), tapi juga masalah ketidaktersediaan SDM yang kompeten,
keterjangkauan biaya pengobatan, harga obat-obatan dan lain sebagainya.
7. Arus Globalisasi
Globalisasi di berbagai sektor yang mengarah pada pasar bebas tidak bisa
dihindari oleh negara-negara lain termasuk Indonesia. Di era ini, batas lintas negara
semakin menghilang, sementara kemajuan teknologi dan informasi berkembang
demikian cepat. Globalisasi mempengaruhi perubahan di semua sektor, tidak
terkecuali di bidang kesehatan misal kepada sistem pelayanan, penyakit baru, hingga
kondisi sosial lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak globalisai harus
menjadi salah satu prioritas area yang difokuskan pada bidang kesehatan di
Indonesia.
Selain itu arus globalisasi yang bergerak sangat cepat membawa pengaruh di
bidang teknologi. Penemuan teknologi yang semakin canggih ditujukan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan sekaligus mempermudah pekerjaan
manusia. Saat ini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola
digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, internet of thing (IoT) dan lain
sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Bagi pelayanan
kesehatan disruptive in healthcare yang merupakan perubahan mendasar yang
sifatnya destruktif, menggantikan seluruh cara kerja yang lama dengan pembaruan
yang mendasar.
Penemuan teknologi ini juga dapat dirasakan setiap hari di mana kita bisa
dengan mudah berkomunikasi dengan siapapun meski berjarak puluhan ribu
kilometer. Hal tersebut tak lepas dari peranan gadget dan jaringan internet yang
4
menyambungkan setiap individu dengan cepat tanpa harus bertemu muka. Keadaan
ini dimanfaatkan oleh kementerian kesehatan dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam hal konsultasi jarak jauh yang disebut dengan
Telemedicine.
Layanan Telemedicine Indonesia merupakan bentuk strategi inovasi dalam
peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pemanfaatan
teknologi dan informasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses
pelayanan kesehatan. Kedepannya diharapakan Telemedicine Indonesia dapat
dimanfaatkan oleh seluruh Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merata dan
berkeadilan.
B. DASAR HUKUM
1. Regulasi Terkait
Dalam menyelenggarakan pelayanan Telemedicine Indonesia perlu
memperhatikan beberapa peraturan yang berhubungan dengan kebijakan
penyelenggaraan pelayanan Telemedicine diantaranya:
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
e. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
f. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem
dan Transaksi Elektronik
h. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
i. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis;
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi;
l. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin
Praktik Kedokteran;
5
m. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 92 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan
Terintegrasi;
n. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
o. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 90 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan Terpencil Dan
Sangat Terpencil
p. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu;
q. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
r. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Telemedicine Antar Fasyankes
s. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2019 tentang Klasifikasi dan
Perizinan rumah sakit.
t. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/VIII/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan;
u. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 854/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah;
v. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang
Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional;
w. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014 tentang
Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional;
x. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2020.
y. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/650/2017 tentang
Rumah Sakit dan Puskesmas Penyelenggaraa UJI COBA Program Pelayanan
Telemedicine
z. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/454/2018 tentang
Perubahan Keputusan Menkes Nomor HK.01.07/MENKES/650/2017 tentang
Rumah Sakit dan Puskesmas Penyelenggaraa UJI COBA Program Pelayanan
Telemedicine.
6
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Disebutkan Penyelenggaraan Sistem Elektronik harus aman, andal, dan
bertanggung jawab dengan demikian Sistem Elektronik yang diselenggarakan pada
layanan kesehatan berupa inovasi layanan digital perlu diarahkan untuk
menghasilkan informasi dan layanan kesehatan digital yang andal, aman, dan
bertanggung jawab, serta mengutamakan perlindungan konsumen dan memiliki
manajemen risiko yang baik.
b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedoketran
Disebutkan Setiap Dokter Dan Dokter Gigi Yang Melakukan Praktik Kedokteran :
1) Wajib memiliki Surat Izin Praktik (pasal 36)
2) Wajib Memiliki Surat Tanda Registrasi (Pasal 38)
3) Ada Tempat Praktik
4) Mendapatkan Rekomendasi Organisasi Profesi
5) Wajib Membuat Rekam Medis (Pasal 46)
6) Wajib Menjaga Rahasia Kedokteran (Pasal 48)
7) Harus melaksanakan sesuai Standar Profesi & SOP (Pasal 50)
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Disebutkan bahwa pelaksaaan praktik dokter terdiri dari :
1) Praktik Kedokteran
Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan, meliputi :
- Anamnesis
- Pemeeriksaan Fisik dan Mental
- Pemeriksaan Penunjang
- Menegakkan Diagnosa
- Penatalaksanaan dan Pengobatan
- Tindakan Kedokteran
- Menuliskan resep dan alkes
- Menerbitkan surat keterangan dokter
- Menyimpan dan memberikan obat dalam jumlah dan jenis terbatas
- Meracik obat pada daerah tertentu
2) Standar Profesi
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran harus sesuai
dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki
7
3) Hubungan Dokter Pasien
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien rumah sakit
Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi :
1) Ketepatan identifikasi pasien;
2) Peningkatan komunikasi yang efektif;
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;dan
6) Pengurangan risiko pasien jatuh
e. Jenis Layanan Kedokteran Online
1) Komunikasi/Konsultasi Dan Supervisi Antara Staf Medis
- Tele Konsultasi
- Satu pihak staf medis melakukan interaksi tatap muka langsung dengan
pasien, staf medis lain yang dihubungi melalui layanan telemedis
- Antara perawat pustu/ home care dengan dokter
- Informed consent karena melibatkan pihak ketiga
2) Ekspertise
- Teleradiologi/Tele EKG dan Tele USG
- Pembacaaan pemeriksaan penunjang
- Kualitas Image harus baik
3) Konsultasi Antara Dokter Dan Pasien
- Interaksi jarak jauh Dokter-Pasien
- Konsultasi masalah kesehatan melalui internet atau aplikasi ponsel
- Rentan dengan masalah etik : keyakinan dokter terhadap informasi kondisi
pasien dan terbatas, perbedaan harapan dokter dan pasien, masalah
konfidensialitas
- Rentan msalah hukum
f. Etik Layanan Kedokteran Online
1) Keyakinan Dokter Terhadap Informasi Kondisi Pasien (KODEKI Pasal 7)
- Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang
telah diperiksa sendiri kebenarannya.
- Fakta Medis sesuai pertanggungjawaban profesi dokter dalam penegakan
diagnosis dan penentua tatalaksana
2) Perbedaan Harapan Dokter Dan Pasien
- Memberikan saran medis semata dan tidak bertujuan menggantikan
interaksi dokter-pasien
8
- Jangan sampai saran ini bersifat keliru (hoax)
- Mengiklankan produk tertentu
- Mengiklankan diri dokter sendiri secara berlebihan
- Sarannya tidak digunakan pasien untuk mendiagnosis dirinya sendiri
- Saran tidak dijadikan “senjata” bagi pasien tertentu untuk menyerang
sejawat lainnya seperti halnya dalam “cybermedicine”
3) Konfidensialitas Dan Kerahasiaan Informasi (KODEKI pasal 16)
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentangseorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Catatan
Layanan Online bagian rekam medik/rekam kesehatan. Pelayanan kedokteran tidak
akan maksimal bila ada informasi berkaitan yang tidak ditanyakan dokter, atau
sebaliknya dirahasiakan oleh sang pasien
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ini menjelaskan Secara umum tentang :
1. Pelayanan Telemedicine Indonesia
2. Pengembangan Pelayanan Telemedicine
3. Implementasi Pelayanan Telemedicine
4. Aplikasi Telemedicine Indonesia (TEMENIN)
5. Pembinaan dan Pengawasan
9
BAB II
PELAYANAN TELEMEDICINE INDONESIA
A. PENGERTIAN
Telemedicine Indonesia merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memberikan layanan telemedis
terintegrasi di wilayah Indonesia untuk Layanan Medis terpercaya yang dapat
mewujudkan pendekatan akses layanan kesehatan yang terjangkau secara online.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine antar Fasyankes, bahwa defenisi
Telemedicine adalah :
“Pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi
diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi,
dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan
peningkatan kesehatan individu dan masyarakat”
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelayanan Telemedicine adalah :
Telemedicine yang dilaksanakan antara fasilitas pelayanan kesehatan satu dengan
fasilitas pelayanan kesehatan yang lain berupa konsultasi untuk menegakkan
diagnosis, terapi, dan/atau pencegahan penyakit”.
B. MANFAAT
Pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum optimal, karena masih banyak
fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar pelayanan, ketersediaan fasilitas,
kelengkapan sarana, obat, alat kesehatan dan tenaga kesehatan. Untuk meningkatkan
kemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa, memenuhi kebutuhan kesehatan
dasar, memperkuat sinergi kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan
kebijakan sektor lain perlu meningkatkan kontribusi iptek. Tele-medisin (Telemedicine)
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan dasar. Tele-medisin menggunakan information and communication
technologies (ICT) untuk mengatasi hambatan geografis, dan meningkatkan akses ke
pelayanan kesehatan, serta sangat bermanfaat terutama bagi masyarakat pedesaan di
negara berkembang yang kurang mendapat akses ke pelayanan kesehatan (WHO,
2010). Tele-medisin merupakan suatu subjek yang terintegrasi yang memberikan
informasi dan jasa medis dengan menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh dan
teknologi multimedia komputer (Xiong and Jia., 2012).
10
Kementerian Kesehatan telah berkomitmen untuk mengembangkan Program
Telemedicine, hal ini dibuktikan dengan memasukkan program Telemedicine kedalam
Indikator Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 dan Renstra
2020 - 2024.
Adapun manfaat dari Telemedicine antara lain :
1. Mengatasi Keterbatasan Komunikasi Dokter/Dokter Spesialis
2. Menurunkan Angka rujukan/Memperkuat Sistem Rujukan
3. Meningkatkan Efisiensi/mencegah patient travelling
4. Wahana Pendidikan Kedokteran
5. Mengatasi keterlambatan Diagnostik dan keterbatasan Sarana Diagnostik
6. Mempermudah Monitoring Pasien
C. PRINSIP PELAYANAN
Telemedicine dilakukan Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Fasyankes, dan atas persetujuan
pasien (Inform Consent), sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagaimana pada gambar berikut :
Keterangan Gambar :
Tenaga Kesehatan (dokter spesialis, dokter, perawat, bidan) yang memiliki SIP/SIK yang
masih berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan mengirimkan file data dan atau image,
melalui Aplikasi Telemedicine Indonesia (TEMENIN) ke dokter, dokter spesialis di
Fasilitas Pelayanan lainnya untuk berkonsultasi guna menegakkan diagnosis, terapi,
dan/atau pencegahan penyakit.
11
D. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas Pelayanan Kesehatan penyelenggara Pelayanan Telemedicine merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang terdiri dari Fasyankes Pemberi Konsultasi dan Fasyankes Peminta Konsultasi yang
memenuhi persyaratan dan teregistrasi.
1. FASYANKES PEMBERI KONSULTASI
Fasyankes Pemberi Konsultasi merupakan fasyankes yang menerima permintaan
konsultasi dan memberikan jawaban konsultasi. Fasyankes pemberi konsultasi berupa
Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi
persyaratan Sarana, Prasarana, dan Peralatan sesuai dengan standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a. Persyaratan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh fasyankes pemberi konsultasi adalah
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Memiliki SDM diantaranya dokter, dokter spesialis/dokter subspesialis, tenaga
kesehatan lain dan tenaga lainnya yang kompeten di bidang teknologi
informatika dan ahli lain di bidang kesehatan yang memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) dan terlatih menggunakan
teknologi dan peralatan, serta memiliki keterampilan komunikasi dan perilaku
yang sesuai dalam Pelayanan Telemedicin
2) Sarana
Sarana merupakan bangunan/ruang yang digunakan dalam melakukan
Pelayanan Telemedicine, dapat berdiri sendiri atau terpisah dari area
pelayanan.
3) Prasarana
Prasarana merupakan perlengkapan penunjang untuk mendukung
terselenggaranya pelayanan Telemedicine. Prasana Pelayanan Telemedicine
paling sedikit meliputi :
- Listrik 24 jam
- Jaringan internet Provider minimal 2 Mbps Clear, dan
- prasarana lain yang mendukung Pelayanan Telemedicine.
4) Peralatan
Peralatan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendukung
terselenggaranya pelayanan Telemedicine. Peralatan Telemedicine paling
sedikit memiliki Alat Pengolah data berupa Software (Perangkat
Keras/pengolah data) dan Hardware (Perangkat lunak/Aplikasi) yang
12
digunakan dalam mendukung terselenggaranya pelayanan Telemedicine,
yaitu :
- Peralatan Perangkat Keras, meliputi :
PC dengan Spesifikasi minimal, yaitu :
Minimal Memori 4 Gb
Minimal 2.4 Ghz
Minimal Layar Monitor 4K, 22 inch -Hard Disk 500 GB
Webcam
Headset
- UPS
- Perangkat Lunak /Aplikasi
Aplikasi merupakan aplikasi Telemedicine dengan sistem keamanan dan
keselamatan data sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dapat memakai aplikasi yang dibangun Kementerian Kesehatan yaitu
Aplikasi ‘TEMENIN”
Dapat membangun dan mengembangkan aplikasi sendiri namun
harus teregistrasi di Kementerian Kesehatan dalam bentuk
interoperabilitas data secara otomatis dan realtime berupa data
agregat Pelayanan Telemedicine.
b. Registrasi
Setiap Fasyankes yang akan melakukan pelayanan Telemedicine harus
mendaftarkan dan melakukan registrasi Ke Kementerian Kesehatan. Bagi fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan mendaftarkan pelayanan Telemedicine
menggunakan aplikasi TEMENIN, dapat menyampaikan surat permohonan yang
ditujukan ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan mengirimkan
formulir pendaftaran (terlampir) disertai dengan Surat Keputusan Pimpinan
Fasyankes yang menunjuk SDM pelaksana pelayanan Telemedicine di fasyankes
tersebut dengan mencantumkan :
1) Nomor telepon (diutamakan no Hp terdaftar/memiliki WhatsApp)
2) Foto dokter dengan pakaian jas dokter dan name tag
3) Alamat email yang masih aktif,
4) Foto fasyankes tampak depan
c. Hak
1) menerima informasi medis berupa gambar, citra (image), teks, biosinyal, video
dan/atau suara yang baik dengan menggunakan transmisi elektronik untuk
menjawab konsultasi dan/atau memberi Expertise; dan
13
2) menerima imbalan jasa Pelayanan Telemedicine.
d. Kewajiban
1) menyampaikan jawaban konsultasi dan/atau memberikan Expertise sesuai
standar;
2) menjaga kerahasiaan data pasien;
3) memberikan informasi yang benar, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan
jujur mengenai hasil konsultasi dan/atau Expertise; dan
4) menyediakan waktu konsultasi 24 (dua puluh empat) jam dalam sehari, 7
(tujuh) hari dalam seminggu.
a. Persyaratan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh fasyankes pemberi konsultasi adalah
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam melaksanakan pelayanan Telemedicine harus memiliki sumber daya
manusia diantaranya dokter/dokter spesialis, tenaga kesehatan lain dan
tenaga lainnya yang kompeten di bidang teknologi informatika yang memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) dan terlatih
menggunakan teknologi dan peralatan, serta memiliki keterampilan
komunikasi dan perilaku yang sesuai dalam Pelayanan Telemedicin.
Dalam hal Fasyankes Peminta Konsultasi tidak memiliki dokter/dokter
spesialis, maka konsultasi dapat dilakukan oleh bidan atau perawat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sarana
Sarana merupakan bangunan/ruang yang digunakan dalam melakukan
Pelayanan Telemedicine, dapat berdiri sendiri atau terpisah dari area
pelayanan
3) Prasarana
Prasarana merupakan perlengkapan penunjang untuk mendukung
terselenggaranya pelayanan Telemedicine. Prasana Pelayanan Telemedicine
14
paling sedikit meliputi :
- Listrik 24 jam
- Jaringan internet Provider minimal 2 Mbps Clear, dan
- prasarana lain yang mendukung Pelayanan Telemedicine
4) Peralatan
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendukung terselenggaranya
pelayanan Telemedicine. Peralatan Telemedicine paling sedikit memiliki
Peralatan paling sedikit meliputi peralatan medis dan nonmedis, yaitu :
Alat Medis adalah alat kesehatan digital yang digunakan untuk mendukung
terselenggaranya pelayanan Telemedicine, meliputi :
Elektrokardiography (EKG) Digital
Ultrasonography (USG) Digital
Computerized Radiography (CR)
Alat Non Medis merupakan peralatan pengolah data berupa Software
(Perangkat Keras/pengolah data) Hardware (Perangkat lunak/Aplikasi)
yang digunakan dalam mendukung terselenggaranya pelayanan
Telemedicine Perangkat Keras, meliputi :
PC dengan Spesifikasi minimal, yaitu :
- Minimal Memori 4 G
- Processor 2.4 Ghz
- Minimal Layar Monitor 14”
- Hard Disk 500 GB
WebCam
Headset
UPS
Aplikasi
Aplikasi merupakan aplikasi Telemedicine dengan sistem keamanan
dan keselamatan data sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dapat memakai aplikasi yang dibagun Kementerian Kesehatan
yaitu Aplikasi ‘TEMENIN”
Dapat membangun dan mengembangkan aplikasi sendiri namun
harus teregistrasi di Kementerian Kesehatan dalam bentuk
interoperabilitas data secara otomatis dan real time. berupa data
agregat Pelayanan Telemedicine.
b. Registrasi
Setiap Fasyankes yang akan melakukan pelayanan Telemedicine harus
15
mendaftarkan dan melakukan registrasi Ke Kementerian Kesehatan. Bagi fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan mendaftarkan pelayanan Telemedicine
menggunakan aplikasi TEMENIN, dapat menyampaikan surat permohonan yang
ditujukan ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan mengirimkan
formulir pendaftaran (terlampir) disertai dengan Surat Keputusan Pimpinan
Fasyankes yang menunjuk SDM pelaksana pelayanan Telemedicine di fasyankes
tersebut dengan mencantumkan :
1) Nomor telepon (diutamakan no Hp terdaftar/memiliki WhatsApp)
2) Foto dokter dengan pakaian jas dokter (diupayakan memakai name tag)
3) Alamat email yang masih aktif,
4) Foto fasyankes tampak depan
c. Hak
1) Memperoleh jawaban konsultasi dan/atau menerima Expertise sesuai
standar; dan
2) Menerima informasi yang benar, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan
jujur mengenai hasil konsultasi dan/atau Expertise.
d. Kewajiban
1) Mengirim informasi medis berupa gambar, pencitraan, teks, biosinyal, video
dan/atau suara dengan menggunakan transmisi elektronik sesuai standar
mutu untuk meminta jawaban konsultasi dan/atau memperoleh Expertise;
2) Menjaga kerahasiaan data pasien; dan
3) Memberikan informasi yang benar, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan
jujur mengenai hasil konsultasi dan/atau Expertise kepada pasien;
E. PELAYANAN TELEMEDICINE
Telemedicine dapat diklasifikasikan menjadi asynchronous and synchronous, yaitu :
1. Asynchronous (Store-and-forward Telemedicine):melibatkan pertukaran data yang
telah direkam sebelumnya (pre-recorded data), antara dua individu atau lebih pada
waktu yang berbeda.
2. Synchronous (Real time Telemedicine): mengharuskan individu yang terlibat untuk
hadir secara bersamaan untuk pertukaran informasi segera, seperti konferensi video.
Jenis pelayanan Telemedicine dipilih berdasarkan jenis penyakit yang umum ada pada
masyarakat Indonesia dan kesediaan alat medis serta teknologi yang dapat
diimplementasikan dengan prinsip mudah, efisien dan dapat digunakan dimanapun di
seluruh NKRI selama memiliki jaringan telekomunikasi dan listrik yang dilaksanakan
sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan
16
Secara umum Pelayanan Telemedicine dimulai dari Fasyankes Peminta Konsultasi
melalui Dokter/Tenaga Kesehatan yang melakukan praktek kedokteran dengan tahapan:
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang
- Menegakkan diagnosis
- Penatalaksanaan dan Pengobatan
- Tindakan Kedokteran
- Menuliskan Resep
17
Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti gambar diagram dibawah ini:
LABORATORIUM
PENDAFTARAN PASIEN
BARU/PASIEN LAMA
FOTO RONTSEN
HASIL
PEMERIKSAAN
USG/EKG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG MEMERLUKAN
LAINNYA KONSULTASI VIA
TELEMEDICINE ??
PENGIRIMAN
PERMINTAAN SELESAI
KONSULTASI KLINIS
18
Adapun jenis pelayanan Telemedicine saat ini yang tersedia :
1. Teleradiologi
Merupakan pelayanan radiologi diagnostik dengan menggunakan transmisi
elektronik image dari semua modalitas radiologi beserta data pendukung dari
Fasyankes Peminta Konsultasi yang tidak memiliki dokter Spesialis Radiologi ke
Fasyankes Pemberi Konsultasi yang memiliki dokter spesialis Radiologi, untuk
mendapatkan Expertise dalam hal penegakan diagnosis.
Bagi rumah sakit yang telah dipenuhi dari penugasan dokter residen senior radiologi,
maka teleradiologi dilaksanakan untuk second opinion dan menunjang proses
pembelajaran selama masa pendidikan.
Dalam implementasinya, pelayanan teleradiologi dapat dikaitkan dengan sistem
informasi radiologi dan sistem informasi rumah sakit yang diharapkan mampu
memberikan kualitas pelayanan pasien dan mendukung pekerjaan administratif
sehingga memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelayanan di rumah sakit.
Penyelenggraan Pelayanan Teleradiologi harus memenuhi persyaratan, antara lain:
19
- Fasyankes pemberi konsultasi harus memiliki:
alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari PC All in one
dengan layar monitor 4K (fokus retina), WebCam, Headset, UPS.
- Aplikasi Telemedicine
4) SDM
- Operator
- Dokter untuk Fasyankes Peminta Konsultasi
- Dokter Spesialis Radiologi untuk Fasyankes Pemberi Konsultasi
- Tenaga IT
5) Pelayanan
- Peminta Konsultasi/Peminta Ekspertise Radiologi
- Pemberi Konsultasi/Pemberi Ekspertise Radiologi
6) Administrasi
- Surat Keputusan Pimpinan/Kepala Fasyankes untuk penunjukan SDM
Penyelenggara Pelayanan Telemedicine
- Standar Operasional Prosedur Pelayanan TeleRadiologi.
b. Standar Proses, meliputi :
1) Fasyankes Peminta Konsutasi
a) Permintaan Foto X-Ray oleh dokter ke Bagian Radiologi
b) Log in Aplikasi Temenin input data pasien oleh Operator/Radiografer
c) Alat Radilogi (X-Ray) dan CR serta Meja Kerja (Komputer Work Station)
Radiologi disiapkan
d) Komputer/Laptop dinyalakan (Komputer Work Station dan Laptop
Aplikasi Temenin terhubung)
e) Siapkan Pasien untuk melakukan pemeriksaan Radiologi pada pasien
f) Hasil Pemeriksaan radiologi langsung disimpan di dalam Komputer Work
Station/Laptop Aplikasi Temenin atau disimpan di SIM-RS atau RME.
g) Bila diperlukan ekspertise Hasil Foto Ronsen Radiologi untuk
menentukan Diagnosa, maka perlu dilakukan pengiriman hasil Foto
Ronsten dalam bentuk file Pdf atau Dicom ke fasyankes Pemberi
Konsultasi (Teleradiologi) melalui Aplikasi “TEMENIN”
h) Dokter melakukan Log in Aplikasi Temenin
i) Dokter Sebelum melakukan pengiriman perlu diinformasikan kepada
pasien bahwasanya akan dilakukan teleradiologi ke dokter spesialis
untuk mendapat hasil ekspertise foto Ronsten dan mendapatkan
persetujuan pasien melalui Inform Consent.
20
j) Dokter melakukan input data pasien atau mencari data pasien yang
sudah di input oleh operator/radiografer
k) Mengirimkan data/image ke fasyankes pemberi konsul melalui Aplikasi
“TEMENIN”
l) Bila perlu berkomunikasi secara langsung maka dapat dilakukan video
Call atau Chatting ke dokter Spesialis melalui Aplikasi “TEMENIN”
m) Jika terdapat permintaan foto Ronsten ulang oleh Fasyankes Pemberi
Konsultasi, maka dilakukan foto Ronsten ulang, dan pengiriman kembali
hasil foto Ronsten ulang melalui Aplikasi “TEMENIN”
n) Jawaban konsultasi hasil foto Ronsten dicatat dalam rekam mesis pasien
dan dijaga kerahasiaanya.
Radiografer/Operator Dokter
INPUT/SEARCH
PERMINTAAN PERMINTAAN DATA UMUM DAN
PEMERIKSAAN X-RAY
PEMERIKSAAN X-RAY DATA KLINIS
MENGGUNAKAN FLAT EKSPERTISE MELALUI
PASIEN/FOTO
OLEH DOKTER PANEL CR (DIGITAL) TELERADIOLOGI
SELESAI
Coffee Grinder
21
2) Bila ada notifikasi permintaan konsultasi/ekspertise yang belum ditindak
lanjut oleh dokter Spesialis Radiologi, maka operator mengingatkan
dokter Spesialis Radiologi untuk merespon notifikasi tersebut.
3) Dokter Spesialis Radiologi merespon notifikasi dengan melakukan
pembacaan Foto Rontsen
4) Bila hasil Foto Ronsten Radiologi tidak layak dibaca Dokter Spesialis
Radiologi mengisi kolom saran untuk dilakukan pemeriksaan Foto
Ronsten ulang oleh fasyankes peminta konsul dengan memberikan
arahan untuk pengambilan data yang tepat dan sesuai standar.
5) Bila hasil Foto Ronsten Radiologi layak dibaca maka dokter Spesialis
Radiologi akan mengisi kolom kesan, saran dan tindak lanjut dari hasil
pemeriksaan Foto Ronsten adiologi dan mengirimkan kembali hasil
pembacaan/konsultasi/ekspertise ke fasyankes peminta konsul.
Seperti gambar di bawah ini :
PERMINTAAN PERMINTAAN
START/LOGIN
EKSPERTISE TELE EKSPERTISE MELALUI
TEMENIN
RADIOLOGI TELERADIOLOGI
DAPAT DIBACA
No Yes
KIRIM KEMBALI
UNTUK FOTO ULANG TANPA EKSPERTISE KIRIM EKSPERTISE
SELESAI
22
2. Teleelektrokardiografi;
Merupakan pelayanan elektrokardiografi dengan menggunakan transmisi elektronik
gambar dari semua modalitas elektrokardiografi beserta data pendukung dari
fasyankes peminta konsultasi ke fasyankes pemberi konsultasi, untuk mendapatkan
expertise dalam hal penegakan diagnosis.
Upaya pencegahan kematian akibat serangan jantung dapat dilakukan dengan
menerapkan teknik pemeriksaan jarak jauh, disebut tele-elektrokardiografi (teleEKG).
Penyelenggraan Pelayanan Teleelektrokardiographi (Tele–EKG) harus memenuhi
persyaratan, antara lain :
a. Standar Input, meliputi :
1) Sarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- ruangan khusus untuk menyelenggarakan Telemedicine yang didalamnya
terdapat terdapat alat kesehatan dan perangkat keras atau peralatan
pengolah data, atau;
- ruangan yang bergabung dengan ruangan lain seperti poliklinik dan ruangan
lainnya.
2) Prasarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- pasokan listrik 24 jam
- koneksi internet minimal 2 Mbpps dengan kualitas baik
- pendingin ruangan.
3) Peralatan
- Fasyankes peminta konsultasi harus memiliki :
Alat Medis/Kesehatan yaitu alat Elektrokardiography (EKG) Digital
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari Laptop, PC Monitor,
WebCam, Headset, UPS
- Fasyankes pemberi konsultasi harus memiliki :
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari PC All in one
dengan 4K (fokus retina), Monitor, WebCam, Headset, UPS
- Aplikasi Telemedicine
4) SDM
- Operator
- Dokter/Perawat untuk Fasyankes Peminta Konsultasi
23
- Dokter Spesialis Jantung dan atau dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk
Fasyankes Pemberi Konsultasi
- Tenaga IT
5) Pelayanan
- Peminta Konsultasi/Peminta Ekspertise hasil pemeriksaan EKG
- Pemberi Konsultasi/Pemberi Ekspertise hasil pemeriksaan EKG
6) Administrasi
- Surat Keputusan Pimpinan/Kepala Fasyankes untuk penunjukan SDM
Penyelenggara Pelayanan Telemedicine
- Standar Operasional Prosedur Pelayanan Tele-EKG
b. Standar Proses, meliputi :
1) Fasyankes Peminta Konsutasi
a) Permintaan Pemeriksaan Rekam EKG oleh dokter
b) Pasien dan Alat EKG disiapkan (Komputer/Laptop dinyalakan dan
terhubung dengan Alat EKG melalui Kabel LAN jika mempunyai kabel
LAN)
c) Hasil Rekam EKG langsung disimpan di dalam Laptop/Komputer yang
telah disiapkan untuk penggunaan Aplikasi Temenin atau disimpan di SIM-
RS atau RME
d) Log in Aplikasi Temenin input data pasien oleh Operator/Perawat
e) Bila diperlukan ekspertise Hasil rekam EKG untuk menentukan Diagnosa,
maka dilakukan pengiriman hasil rekam EKG dalam bentuk file Pdf atau
JPEG ke fasyankes Pemberi Konsultasi (TeleEKG) melalui Aplikasi
“TEMENIN”
f) Dokter melakukan Log in Aplikasi Temenin
g) Sebelum melakukan pengiriman, dokter menginformasikan kepada pasien
bahwasanya hasil rekam EKG akan dikonsultasikan ke dokter Spesialis
Penyakit Dalam atau Spesialis Jantung untuk mendapatkan ekspertise/
Diagnosa/ penatalaksanaan melalui Telemedicine (Tele-EKG) dan
mendapatkan persetujuan pasien melalui Inform Consent.
h) Dokter melakukan input data pasien atau mencari data pasien yang sudah
di input oleh operator/perawat
i) Dokter Mengirimkan hasil rekam EKG ke fasyankes pemberi konsul melalui
Aplikasi “TEMENIN”
j) Bila diperlukan komunikasi secara langsung maka dapat dilakukan video
Call atau Chatting ke dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Spesialis
Jantung melalui Aplikasi “TEMENIN”
24
k) Jika terdapat permintaan rekam ulang EKG oleh Fasyankes Pemberi
Konsultasi, maka dilakukan rekam ulang EKG, dan pengiriman kembali
hasil rekam ulang EKG melalui Aplikasi “TEMENIN”
l) Jawaban konsultasi hasil rekam EKG dicatat dalam rekam mesis pasien
dan dijaga kerahasiaanya
Seperti gambar dibawah ini
Perawat/Operator Dokter
START/LOGIN INFORMED
INPUT DATA START/LOGIN CONSENT
TEMENIN UMUM PASIEN TEMENIN TELE-EKG
INPUT/SEARCH DATA
PERMINTAAN PEMERIKSAAN EKG UMUM DAN DATA
MENGGUNAKAN EKG KLINIS /FOTO EKG
PEMERIKSAAN EKG
(DIGITAL) PASIEN
OLEH DOKTER
PERMINTAAN
EKSPERTISE MELALUI
Jika telah RME TELE-EKG
PENGIRIMAN
INPUT DATA EKG PERMINTAAN EKSPERTISE
MENYIMPAN/INPU TELE - EKG
DALAM DATA PASIEN
T FILE/IMAGE DI PADA APLIKASI
REKAM MEDIS TEMENIN
ELEKTRONIK
SELESAI
Coffee Grinder
25
d) Bila hasil rekam EKG tidak layak dibaca Dokter Spesialis
Jantung/Spesialis Penyakit Dalam mengisi kolom saran untuk dilakukan
pemeriksaan ulang rekam EKG oleh fasyankes peminta konsul dengan
memberikan arahan untuk pengambilan rekam EKG yang tepat.
e) Bila hasil rekam EKG layak dibaca maka Dokter Spesialis
Jantung/Spesialis Penyakit Dalam akan mengisi kolom kesan, saran dan
tindak lanjut dari hasil pemeriksaan rekam EKG dan mengirimkan kembali
hasil pembacaan/ konsultasi/ekspertise ke fasyankes peminta konsul.
PERMINTAAN PERMINTAAN
START/LOGIN
EKSPERTISE EKSPERTISE MELALUI
TEMENIN
TELE -EKG TELE-EKG
CEK HASIL
PEMERIKSAAN EKG
DAPAT DIBACA
KIRIM KEMBALI No
UNTUK PERIKSA ULANG
Yes
TANPA EKSPERTISE
KIRIM
EKSPERTISE
SELESAI
26
3. Teleultrasonografi
Merupakan pelayanan ultrasonografi obstetrik dengan menggunakan transmisi
elektronik gambar dari semua modalitas ultrasonografi obstetrik beserta data
pendukung dari Fasyankes Peminta Konsultasi ke Fasyankes Pemberi Konsultasi,
untuk mendapatkan Expertise dalam hal penegakan diagnosis.
Penyelenggraan Pelayanan Teleultrasonografi (Tele–USG) harus memenuhi
persyaratan, antara lain :
a. Standar Input, meliputi :
1) Sarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- ruangan khusus untuk menyelenggarakan Telemedicine yang
didalamnya terdapat terdapat alat kesehatan dan perangkat keras atau
peralatan pengolah data, atau;
- ruangan yang bergabung dengan ruangan lain seperti poliklinik dan
ruangan lainnya.
2) Prasarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- pasokan listrik 24 jam
- koneksi internet minimal 2 Mbpps dengan kualitas baik
- pendingin ruangan.
3) Peralatan
- Fasyankes peminta konsultasi harus memiliki :
Alat Medis/Kesehatan yaitu Ultrasonography (USG) Digital
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari Laptop, PC
Monitor, WebCam, Headset, UPS
- Fasyankes pemberi konsultasi harus memiliki :
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari PC All in one
dengan 4K (fokus retina), Monitor, WebCam, Headset, UPS
- Aplikasi
4) SDM
- Operator
- Dokter/Bidan untuk Fasyankes Peminta Konsultasi
- Dokter Spesialis Jantung dan atau dokter Spesialis Obstetri Gynekologi
(OBGYN) untuk Fasyankes Pemberi Konsultasi
- Tenaga IT
27
5) Pelayanan
- Peminta Konsultasi/Peminta Ekspertise hasil pemeriksaan USG
- Pemberi Konsultasi/Pemberi Ekspertise hasil pemeriksaan USG
6) Administrasi
- Surat Keputusan Pimpinan/Kepala Fasyankes untuk penunjukan SDM
Penyelenggara Pelayanan Telemedicine
- Standar Operasional Prosedur Pelayanan Tele-USG
b. Standar Proses, meliputi :
1) Fasyankes Peminta Konsutasi
a) Permintaan Pemeriksaan Ultrasonographi (USG) oleh dokter
b) Pasien dan Alat USG disiapkan (Komputer/Laptop dinyalakan dan
terhubung dengan Alat USG melalui Kabel LAN jika mempunyai kabel
LAN atau USB)
c) Hasil Rekam USG langsung disimpan di dalam Laptop/Komputer yang
telah disiapkan untuk penggunaan Aplikasi Temenin melalui Kabel LAN
atau USB atau dapat disimpan di SIM-RS atau RME.
d) Log in Aplikasi Temenin input data pasien oleh Operator/Bidan
e) Bila diperlukan ekspertise Hasil pemeriksaan USG untuk menentukan
Diagnosa, maka dilakukan pengiriman hasil pemeriksaan USG dalam
bentuk file Pdf atau JPEG atau video/AVI ke fasyankes Pemberi
Konsultasi (TeleUSG) melalui Aplikasi “TEMENIN”
f) Dokter melakukan Log in Aplikasi Temenin
g) Sebelum melakukan pengiriman, dokter menginformasikan kepada
pasien bahwasanya hasil Pemeriksaan USG akan dikonsultasikan ke
dokter Spesialis Penyakit ObGyn untuk mendapatkan ekspertise/
Diagnosa/ penatalaksanaan melalui Telemedicine (Tele-USG) dan
mendapatkan persetujuan pasien melalui Inform Consent.
h) Dokter melakukan input data pasien atau mencari data pasien yang
sudah di input oleh operator/Bidan
i) Dokter Mengirimkan hasil Pemeriksaan USG ke fasyankes pemberi
konsul melalui Aplikasi “TEMENIN”
j) Bila diperlukan komunikasi secara langsung maka dapat dilakukan
video Call atau Chatting ke dokter Spesialis ObGyn melalui Aplikasi
“TEMENIN”
k) Jika terdapat permintaan pemeriksaan ulang USG oleh Fasyankes
Pemberi Konsultasi, maka dilakukan pemeriksaan ulang USG, dan
28
pengiriman kembali hasil pemeriksaan ulang USG melalui Aplikasi
“TEMENIN”
l) Jawaban konsultasi hasil rekam USG dicatat dalam rekam mesis pasien
dan dijaga kerahasiaan
Bidan/Operator Dokter
START/LOGIN INFORMED
INPUT DATA START/LOGIN CONSENT
TEMENIN UMUM PASIEN TEMENIN TELE-USG
INPUT/SEARCH DATA
PERMINTAAN PERMINTAAN UMUM DAN DATA
PEMERIKSAAN USG PEMERIKSAAN USG EKSPERTISE MELALUI KLINIS /FOTO USG
OLEH DOKTER MENGGUNAKAN USG TELE-USG PASIEN
(DIGITAL)
MENYIMPAN/INPU PENGIRIMAN
INPUT DATA USG PERMINTAAN EKSPERTISE
T FILE/IMAGE DI TELE - USG
DALAM DATA PASIEN
REKAM MEDIS PADA APLIKASI
ELEKTRONIK TEMENIN
SELESAI
29
4) Bila hasil pemeriksaan USG tidak layak dibaca Dokter Spesialis Obgyn, maka dokter
dapat mengisi kolom saran untuk dilakukan pemeriksaan ulang USG oleh fasyankes
peminta konsul dengan memberikan arahan untuk pengambilan USG yang tepat.
5) Bila hasil Pemeriksaan USG layak dibaca maka Dokter Spesialis OBGYN akan
mengisi kolom kesan, saran dan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan USG dan
mengirimkan kembali hasil pembacaan/ konsultasi/ekspertise ke fasyankes peminta
konsul
PERMINTAAN PERMINTAAN
START/LOGIN
EKSPERTISE EKSPERTISE MELALUI
TEMENIN
TELE - USG TELE-USG
CEK HASIL
PEMERIKSAAN USG
DAPAT DIBACA
No
Yes
KIRIM KEMBALI
UNTUK PERIKSA ULANG
TANPA EKSPERTISE KIRIM
EKSPERTISE
SELESAI
30
4. Telekonsultasi Klinis
Merupakan pelayanan konsultasi klinis jarak jauh untuk membantu menegakkan
diagnosis, dan/atau memberikan pertimbangan/saran tata laksana dilakukan secara
tertulis, suara, dan/atau video dan harus terekam dan tercatat dalam rekam medis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Standar Input, meliputi :
1) Sarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- ruangan khusus untuk menyelenggarakan Telemedicine yang
didalamnya terdapat terdapat alat kesehatan dan perangkat keras atau
peralatan pengolah data, atau;
- ruangan yang bergabung dengan ruangan lain seperti poliklinik dan
ruangan lainnya.
2) Prasarana
Fasilitas pelayanan kesehatan peminta konsultasi dan pemberi konsultasi
dapat menyediakan :
- pasokan listrik 24 jam
- koneksi internet minimal 2 Mbpps dengan kualitas baik
- pendingin ruangan.
3) Peralatan
- Fasyankes peminta konsultasi harus memiliki :
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari Laptop, PC
Monitor, WebCam, Headset, UPS
- Fasyankes pemberi konsultasi harus memiliki :
Alat Pengolah Data/Perangkat Keras yang terdiri dari PC All in one
dengan 4K (fokus retina), Monitor, WebCam, Headset, UPS
- Aplikasi
4) SDM
- Operator
- Dokter/Bidan/Perawat untuk Fasyankes Peminta Konsultasi
- Dokter/ Dokter SpA, SpTHT, SpM, SpS, SpB, SpJ, SpKK dan Spesialis
lainnya untuk Fasyankes Pemberi Konsultasi
- Tenaga IT
5) Pelayanan
- Peminta Konsultasi Klinis Medis
31
- Pemberi Konsultasi Klinis Medis
6) Administrasi
- Surat Keputusan Pimpinan/Kepala Fasyankes untuk penunjukan SDM
Penyelenggara Pelayanan Telemedicine
- Standar Operasional Prosedur Pelayanan Tele- Konsultasi Klinis Medis
b. Standar Proses, meliputi :
1) Fasyankes Peminta Konsutasi
a) Registrasi Pasien
b) Operator /dokter Log in Aplikasi Telemedicine “TEMENIN”
c) Operator/dokter input data administrasi pasien
d) Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik Pasien dan melakukan permintaan
pemeriksaan Penunjang jika dibutuhkan.
e) Dokter Input data Klinis/Medis Pasien
f) Bila diperlukan konsultasi untuk menentukan Diagnosa, Second Opinion
maka dilakukan konsultasi online jarak jauh ke fasyankes Pemberi
Konsultasi (Telekonsultasi) melalui Aplikasi “TEMENIN”
g) Sebelum Tele Konsultasi dilakukan perlu diinformasikan kepada pasien
bahwasanya akan dilakukan konsultasi online jarak jauh (Tele Konsultasi)
ke dokter/dokter Spesialis untuk mendapatkan
Diagnosa/saran/penatalaksanaan dan mendapatkan persetujuan pasien
melalui Inform Consent.
h) Tele konsultas dapat dilakukan melalui video Call atau Chatting melalui
Aplikasi “TEMENIN”
i) Tele konsultasi Medis/Klinis dilakukan oleh
j) Jawaban konsultasi dicatat dalam rekam mesis pasien dan dijaga
kerahasiaan
32
FASYANKES PEMINTA KONSULTASI
Bidan/Perawat/Operator Dokter
PEMERIKSAAN KLINIS
INPUT/SEARCH DATA
PASIEN DAN DIPERLUKAN
UMUM DAN DATA
KONSULTASI KLINIS KLINIS PASIEN
PENYIMPANAN DATA
DI SIMRS / RME VIDEO CALL
/CHAT
PENGIRIMAN
PERMINTAAN KONSULTASI
KLINIS
SELESAI
33
FASYANKES PEMBERI KONSULTASI
Operator SpA/SpTHT/SpM/SpB/SpKK/SpJ,dst
PERMINTAAN PERMINTAAN
START/LOGIN
KONSULTASI KONSULTASI
TEMENIN
KLINIS KLINIS
CEK DATA
START/LOGIN UMUM/DATA
TEMENIN KLINIS PASIEN
No
Yes
JAWAB KOSNULTASI
KLINIS DENGAN
TEMENIN
SELESAI
34
F. BIAYA DAN PENDANAAN
Pelayanan TELEMEDICINE diupayakan dapat digunakan oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia tanpa harus terkendala dalam aspek pembiayaan. Bagi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk pelayanan Telemedicine merupakan salah satu
cara pola pembiayaan pelayanan kesehatan bagi peserta yang memilki kesulitan akses
pelayanan kesehatan, seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 tahun
2018 tentang Jaminan Kesehatan pasal 64 - 65 disebutkan
“Dalam hal di suatu Daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi
syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan
wajib memberikan kompensasi.”
“Besaran biaya /tarif Pelayanan Telemedicine bagi pasien – pasien yang bukan
peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ditetapkan melalui kesepakatan
antar Fasyankes Pemberi Konsultasi dan Fasyankes Peminta Konsultasi dan
dibebankan kepada fasyankes peminta konsultasi.”
35
Dalam masa Ujicoba, sebelum terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
besaran tarif pelayanan Telemedicine maka untuk biaya konsultasi ditetapkan
berdasarkan usulan organisasi Profesi sebesar Rp 15.000/kali baca (perkali pemberian
ekspertise) dan dibayarkan oleh peminta Konsultasi melalui Perjanjian Kerjasama.
Besaran biaya tersebut akan disesuaikan setelah dilakukan costing kewajaran biaya oleh
P2JK Kemenkes dan BPJS yang kemudian dituangkan dalam Surat Ketetapan Menteri
Kesehatan tentang Tarif Telemedicine.
Adapun tatacara pembayaran dituangkan didalam Perjanjian Kerjasama antara
fasyankes peminta Konsultasi dan Fasyankes Pemberi Konsultasi.
36
BAB III
PENGEMBANGAN JEJARING LAYANAN TELEMEDICINE INDONESIA
37
A. PEMETAAN FASYANKES
Untuk membangun pelayanan Telemedicine maka harus dilakukan pemetaan fasyankes
yang membutuhkan pelayanan Telemedicine dengan Konsep Jejaring. Pemetaan
Fasyankes dilakukan beberapa tahapan antara lain :
1. Seleksi Fasyankes, yang meliputi :
a) Fasyankes Peminta Konsultasi :
Puskesmas, Klinik atau FKTP
Rumah Sakit D Pratama
Rumah Sakit Kelas D dan C
Fasyankes di daerah DTPK
Fasyankes yang tidak memiliki dokter Spesialis
Fasyankes yang jauh dari rumah sakit rujukan
b) Fasyankes Pemberi Konsultasi :
RS Rujukan Nasional
RS Rujukan Provinsi
RS Rujukan Regional
RS kelas A atau B
Tersedia dokter spesialis 24 jam
Diutamakan RS Pendidikan
Infrastruktur jaringan listrik baik
Infrasruktur jaringan internet baik
2. Survey lokasi (Kunjungan Lapangan), untuk dilakukan pengamatan dan
pendataan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Dinas Kesehatan Provinsi atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membentuk
Tim survey, tim terdiri dari :
Tenaga IT
Pemegang program
b) Dalam melaksanakan survey ada 4 hal yang harus diperhatikan (Form
terlampir) dengan maksud agar mempermudah pemegang program melakukan
intervensi terkait kebutuhan untuk implementasi pelayanan Telemedicine yaitu:
Jaringan Internet dan Ketersediaan Listrik
- Mendata fasyankes telah memiliki Jaringan Internet, besaran
kapasitas internet, Penyedia layanan internet seperti provider,
moodem, Vsat, Fiber Optik dll
- Mendata fasyankes memiliki ketersediaan listrik 24 jam, sumber listrik
PLN dan atau Genset dll
Alat Kesehatan
38
- Mendata ketersediaan Alat Kesehatan Digital seperti USG Digital,
EKG Digital dan CR (Computerized Radiography) yang mampu
mentranfer hasil pemeriksaan dalam bentuk file (softcopy) untuk
pengiriman file gambar/video yang akan dilakukan pembacaan oleh
RS Pemberi Konsultasi.
Perangkat Keras
- Mendata memiliki Komputer/Laptop? Jumlah yang tersedia
- Mendata ketersediaan Headset
- Mendata ketersediaan Webcam
- Mendata ketersediaan UPS, dan sebagainya.
SDM
- Dokter Sepesialis yang dimiliki, jumlahnya perjenis spesialisasi
- Dokter Umum
- Perawat dan atau Bidan
- Radiografer
- Tenaga kesehatan lainnya
- Tenaga IT, atau tenaga yang ditugaskan sebagai IT.
B. Penetapan Fasyankes
Setelah dilakukan survey kemudian seluruh Tim Survey melakukan rapat untuk
merumuskan hasil pendataan survey dan menetapkan fasyankes yang membutuhkan
Telemedicine melalui Keputusan Menteri/Gubernur/Bupati/Kepala Dinas Kesehatan
39
sesuai dengan kepemilikan fasyankes. Fasyankes yang ditetapkan terdiri dari :
a) Fasyankes Peminta Konsultasi
b) Fasyankes Pemberi Konsultasi
Untuk contoh :
Form Survey (Lampiran 1 dan lampiran 2)
Surat Pernyataan (Lampiran 3)
Contoh Surat Keputusan Gubernur/Bupati/Kepala Dinas Kesehatan tentang
Penetapan Fasyankes sebagai penyelenggara pelayanan Telemedicine
(Lampiran 4)
40
Keterangan seperti gambar dibawah ini
2. Pelatihan
Setelah dilakukan pemetaan, penetapan, dan pendaftaran fasyankes dan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai penyelenggara pelayanan Telemedicine maka
tahapan selanjutnya adalah dilakukan pelatihan bagi SDM peyelenggara
Telemedicine yang telah ditunjuk.
SDM penyelenggara pelayanan Telemedicine Indonesia yang berkompeten
diharapkan dapat memberikan pelayanan Telemedicine sesuai standar dan
berkualitas, perlu diperhatikan syarat dan kriteria yang harus dipenuhi SDM dari
suatu fasilitas pelayanan kesehatan agar Telemedicine berjalan/bermanfaat sesuai
dengan harapan dan peraturan perundang-undangan.
Ketersediaan SDM yang terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggerakan pelayanan Telemedicine diiperlukan agar memahami
pelaksanaan pelayanan Telemedicine sesuai dengan jenis Telemedicine yang
tersedia di aplikasi . Di era global dan digital ini dibutuhkan kompetensi tenaga
kesehatan yang lebih kompleks, dibutuhkan kompetensi profesional, yang selalu
meningkatkan kompetensi baru melalui pengayaan literasi data, literasi teknologi
dan literasi komunikasi dilengkapi dengan kompetensi interprofesional agar dapat
membangun kultur pelayanan kesehatan secara interdisiplin. Diharapkan dengan
diberikannya pelatihan pelayanan Telemedicine bagi SDM akan lebih meningkatkan
kompetensi SDM tersebut secara teknis dan manajerial dalam pelayanan
telemdicine.
Adapun Strategi yang dilakukan dalam pemenuhan SDM terlatih adalah dengan
peserta dari fasyanakes dan SDM yang terdaftar, terdiri dari :
1) Dokter pelaksana pelayanan Telemedicine
2) Tenaga IT/Petugas Pengelola IT
Persyaratan peserta harus melengkapi :
1) Laptop/Notebook.
2) Surat/SK Penunjukan Tenaga Kesehatan yang akan melaksanakan Pelayanan
Telemedicine yang sudah di tandatangani oleh Pimpinan Fasyankes
3) Formulir Pendaftaran Pelayanan Telemedicine yang sudah di isi dan
ditandatangani oleh Pimpinan Fasyankes
42
4) Formulir Monitoring Pelayanan Telemedicine Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah di isi oleh Peserta dari Dinas Kesehatan.
5) Bila pembiayaan pelatihan dari instansi pemerintah maka perlu di siapkan
dokumen pertanggungjawab seperti : surat tugas, tiket pp, dan boarding pass
berangkat.
43
16.00 – 18.00 Lanjutan Pelatihan
18.00 – 19.00 ISHOMA
19.00 – 20.00 Simulasi Pengiriman Data, Gambar dan Konsultasi
menggunakan Aplikasi Temenin
20.00 – 20.30 Rencana Tindak Lanjut
20.30 – 21.00 Penyerahan Sertifikat dan Penutupaan
Hari Ke-3 (Ketiga)
08.00 – 09.00 Administrasi/Kepulangan Peserta dan Panitia
Catatan :
Materi pelatihan dapat ditambahkan sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
G. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan dengan cara melakukan ujicoba onsite di fasyankes yang
ditunjuk sebagai fasyankes penyelenggara Telemedicine. Ujicoba dilakukan agar
pelaksanaan pelayanan Telemedicine anatar pemberi konsultasi dan peminta konsultasi
dapat berjalan tanpa kendala.
Tujuan dilakukannya ujicoba untuk implementasi pelayanan Telemedicine adalah :
a. Memastikan alat kesehatan dan perangkat pengolah data tersedia di fasyankes
penyelenggara pelayanan Telemedicine
b. Memastikan alat kesehatan dan perangkat pengolah data berfungsi baik.
c. Memastikan pengguna pelayanan telemedicin (dokter/operator) mampu
menggunakan aplikasi dalam hal pengiriman dan penerimaan data serta konsultasi
dengan menggunakan video call melalui aplikasi TEMENIN dengan alamat akses
www.temenin.kemkes.go.id.
Ujicoba untuk implementasi pelayanan Telemedicine dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Pengecekan alat kesehatan dan perangkat pengolah data
1. Memeriksa alat kesehatan dan perangkat pengolah data dengan membuka
satu persatu dan di cek untuk memastikan keutuhan peralatan, dan peralatan
dalam kondisi baik tanpa ada yang rusak.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan alat kesehatan dan peralatan pengolah data
kemudian dilakukan instalasi dan fungsi sesuai dengan standar fungsi alat
tersebut.
b. Ujicoba/ujifungsi/implementasi penggunaan alat medis
1. EKG (Electrocardiography)
Dilakukan Instalasi alat
44
Dilakukan Instal Aplikasi EKG di Laptop
Mencoba fungsi alat EKG dengan praktik ke pasien untuk mendapatkan
hasil pemeriksaan EKG
Hasil pemeriksaan EKG kemudian melalui kabel LAN ditransfer ke Laptop
dalam bentuk PDF atau dapat juga ditransfer file softcopy hasil EKG
menggunakan USB.
2. Computed Radiography (CR)
Dilakukan Instalasi alat
Dilakukan Instal Aplikasi CR di Laptop
Mencoba fungsi alat CR dengan praktik ke pasien untuk mendapatkan
hasil pemeriksaan CR
Hasil pemeriksaan CR kemudian melalui kabel LAN ditransfer ke Laptop
dalam bentuk PDF atau dapat juga ditransfer file softcopy hasil CR
ditransfer menggunakan USB.
c. Ujicoba/ujifungsi/implementasi penggunaan alat non medis
1. Laptop (untuk Puskesmas dan RS Diampu)
Dilakukan menghidupkan dan mematikan Laptop
Dilakukan pengisian daya baterai Laptop
Dilakukan Instalasi Aplikasi Google Chrome
Mengakses Aplikasi TEMENIN melalui websearch google chrome dengan
alamat akses: https://temenin.kemkes.go.id/
2. PC All in One (untuk RS Pengampu)
Dilakukan menghidupkan dan mematikan PC
Dilakukan pengisian Baterai PC
Dilakukan Instal Aplikasi Google Chrome
Dilakukan Instal Dicom Viewer
Mengakses Aplikasi TEMENIN melalui websearch google chrome dengan
alamat akses : www.temenin.kemkes.go.id
3. Printer
Dilakukan menghidupkan dan mematikan Printer
Dilakukan pemasangan kertas cetak hasil
Dilakukan pemasangan tinta untuk cetak hasil
Dilakukan Setting Printer ke laptop menggunakan kabel USB
Ujicoba pencetakan dengan berbagai warna berhasil.
4. Webcam
Dilakukan pemasangan Webcam pada laptop melalui kabel USB
45
Dilakukan ujiocoba fungsi kamera
5. Headset dan Microphone
Dilakukan pemasangan Headset pada laptop dengan menggunakan kabel
USB
Dilakukan Ujicoba Headset dengan menggunakan Telekonsultasi
(Videocall) pada Aplikasi Temenin
d. Ujicoba/ujifungsi/implementasi Aplikasi TEMENIN
Dilakukan praktik menggunakan aplikasi temenin
Dilakukan Login Aplikasi temenin dengan menggunakan ID Password untuk
ujicoba.
Dilakukan entri data umum, data medis dan hasil pemeriksaan EKG pasien
Mengirimkan data ke Rumah Sakit Pengampu untuk meminta Ekpertise
Ujicoba beberapa fitur yang ada di aplikasi temenin yakni chat, tele konsultasi,
tanya dokter, tele ekg dan tele radiologi.
46
BAB IV
APLIKASI TEMENIN
47
A. GAMBARAN UMUM APLIKASI
Aplikasi TEMENIN merupakan aplikasi berbasis web browser memiliki format input
data pembacaan alat kesehatan berupa pdf, jpg,m jpeg, mp4, wmv, rar, zip, dicom.
mudah dioperasikan dan user friendly dan mobile friendly (dapat menyesuaikan dengan
web browser smartphone)
Aplikasi TEMENIN selalu mengutamakan kinerja keamanan informasi data pasien
(patient safety), sedangkan keamanan data dan keamanan transmisi data (cyber security)
dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
Secara Fungsional Aplikasi TEMENIN memilki fungsi :
1) Dapat memproses data dan informasi pelayanan Telemedicine yang berupa data
pasien, data hasil pemeriksaan dari alat kesehatan dalam bentuk file di fasyankes
peminta konsultasi, penyajian data dan informasi di fasyankes pemberi konsultasi,
hingga tersimpan pada pusat data (data centre) di Kementerian Kesehatan
2) Dapat menyajikan informasi sistem monitoring pelayanan di Kementerian Kesehatan
(dashboard) mencakup kegiatan layanan Telemedicine di daerah termasuk lokasi
pelayanan, jenis layanan, utilisasi per lokasi, keterangan waktu (jam, tanggal)
layanan, respond time yang disajikan secara real time dalam bentuk tabel/grafik.
3) memiliki Interface user friendly dan ringan, pemakaian bandwitdth kecil
4) dapat digunakan untuk konsultasi secara online dengan dokter spesialis baik dengan
chat maupun video call
5) dapat digunakan pada alat medis dengan tekhnologi terkini dengan kemampuan
digital.
48
- Fitur menu :
Menu dashboard
Tabel data pelayanan
Data pasien ekspertise
Menu pasien
Fitur data pasien :
o Pasien belum dilayani
o Serach
o Nama pasien
o Tanggal input
o Fitur search
Fitur input pasien :
o Data nomor pasien
o Data pribadi pasien
o Detail data pasien (data medis/klinis)
Menu Tele EKG
Menu Tele USG
Menu Tele Radiologi
Menu Tele Konsultasi
Fitur ekspertise konsultasi
Fitur nama pasien (list pasien yang belum dapat ekspertise)
Fitur hasil ekspertise konsultasi
Fitur nama pasien (list pasien sudah dapat ekspertise)
Menu Tanya dokter
Fitur Search
Fitur Daftar dokter
Fitur Video Call
Fitur Chat
Menu Hubungi Kami
Fitur Chat
Fitur pilih admin
3. Modul pemberi konsultasi Tele EKG
- Fitur notifikasi permintaan exspertise
- Fitur notifikasi panggilan video call
- Fitur log out
- Fitur edit password (merubah password)
49
- Fitur menu :
Menu dashboard
Tabel data pelayanan
Data pasien ekspertise
Menu pasien
Data pasien
Input pasien
Menu Tele EKG
Menu Tele Konsultasi
Menu Tanya dokter
Menu hubungi
- Modul pemberi konsultasi Tele USG
- Fitur notifikasi permintaan exspertise
- Fitur notifikasi panggilan video call
- Fitur log out
- Fitur edit password (merubah password)
- Fitur menu :
Menu dashboard
Menu pasien
Data pasien
Input pasien
Menu Tele USG
Menu Tele Konsultasi
Menu Tanya dokter
Menu hubungi
4. Modul pemberi konsultasi Tele Radiologi
- Fitur notifikasi permintaan exspertise
- Fitur notifikasi panggilan video call
- Fitur log out
- Fitur edit password (merubah password)
- Fitur menu :
Menu dashboard
Fitur pasien belum dilayani
Menu pasien
Data pasien
Input pasien
Menu Tele Radiologi
50
Menu Tele Konsultasi
Menu Tanya dokter
Menu hubungi admin
B. OPERASIONAL APLIKASI
1. Fasyankes Peminta Konsultasi
Fasyankes peminta konsultasi yang telah terdaftar/teregistrasi di Kementerian
Kesehatan, selanjutnya SDM pelaksana pelayanan Telemedicine yang telah diajukan
oleh kepala/pimpinan fasyankes melalui Surat Keputusan Pimpinan/Pelayanan
Kesehatan akan mendapatkan user name dan password untuk Login ke Aplikasi
TEMENIN melalui email dan atau telepon masing – masing SDM. Tata cara
mengoperasionalkan aplikasi TEMENIN, yaitu :
Dokter dan operator dapat melakukan login melalui :
a. Username dan password operator
b. Username dan password dokter
Menginput data nomor pasien dan data pribadi pasien oleh dokter dan operator
Menginput detail data pasien (data medis/klinis) oleh dokter
Melalukan permintaan konsultasi tele EKG oleh dokter
- Search pasien yang sudah di input di pendaftaran.
- Menginput detail data pasien yang akan dilakukan tele EKG.
- Melakukan pemeriksaan rekam ekg.
- Mengupload hasil pemeriksaan EKG ke aplikasi.
- Dan mengirimkan permintaan konsultasi tele EKG ke fasyankes pemberi
konsultasi.
Melakukan permintaan konsultasi tele USG oleh dokter
- Search pasien yang sudah di input di pendaftaran.
- Menginput detail data pasien yang akan dilakukan teleUSG.
- Melakukan pemeriksaan USG.
- Mengupload hasil pemeriksaan USG ke aplikasi.
- Dan mengirimkan permintaan konsultasi tele USG ke fasyankes pemberi
konsultasi
Melakukan permintaan konsultasi tele radiologi oleh dokter
- Search pasien yang sudah di input di pendaftaran.
- Menginput detail data pasien yang akan dilakukan tele radiologi.
- Melakukan pemeriksaan foto rontgen.
- Mengupload hasil pemeriksaan foto rontgen ke aplikasi.
51
- Dan mengirimkan permintaan konsultasi tele radiologi ke fasyankes pemberi
konsultasi
Melakukan permintaan tele konsultasi klinis oleh dokter
- Search pasien yang sudah di input di pendaftaran.
- Menginput detail data pasien, kondisi penyakit pasien dan atau foto status
lokalis yang akan dilakukan tele konsultasi.
- Dan mengirimkan data klinis pasien untuk permintaan konsultasi ke fasyankes
pemberi konsultasi
Melakukan tanya dokter
- Search dokter spesialis yang akan dilakukan chating atau video call untuk
berkonsultasi.
- Melakukan komunikasi dengan dokter spesialis melalui chating atau video call.
52
2. Fasyankes Pemberi Konsultasi
Setelah fasyankes pemberi konsultasi dan pemberi konsultasi terdaftar/teregistrasi di
Kementerian Kesehatan, maka SDM pelaksana pelayanan Telemedicine yang
diajukan oleh kepala/pimpinan fasyankes melalui Surat Keputusan
Pimpinan/Pelayanan Kesehatan akan mendapatkan user name dan password melalui
email dan telepon masing – masing SDM.
Tata cara mengoperasionalkan aplikasi TEMENIN, yaitu :
Dokter dan operator dapat melakukan login melalui :
a. Username dan password operator
b. Username dan password dokter
Melakukan input jawaban expertise/konsultasi tele EKG oleh dokter
- Search pasien yang masuk melalui notifikasi.
- Menginput jawaban pada kolom hasil expertise, saran dan tindak lanjut.
- Dan mengirimkan jawaban expretise/konsultasi tele EKG ke fasyankes
peminta konsultasi.
Melakukan input jawaban expertise/konsultasi tele USG oleh dokter
- Search pasien yang masuk melalui notifikasi.
- Menginput jawaban pada kolom hasil expertise, saran dan tindak lanjut.
- Dan mengirimkan jawaban expretise/konsultasi tele USG ke fasyankes
peminta konsultasi.
Melakukan input jawaban expertise/konsultasi tele Radiologi oleh dokter
- Search pasien yang masuk melalui notifikasi.
- Menginput jawaban pada kolom hasil expertise, saran dan tindak lanjut.
- Dan mengirimkan jawaban expretise/konsultasi tele Radiologi ke fasyankes
peminta konsultasi.
Melakukan input jawaban expertise/konsultasi tele Konsultasi oleh dokter
- Search pasien yang masuk melalui notifikasi.
- Menginput jawaban pada kolom hasil expertise, saran dan tindak lanjut.
- Dan mengirimkan jawaban expretise/konsultasi tele Konsultasi ke fasyankes
peminta konsultasi.
Melakukan tanya dokter
Search dokter pada fasyankes peminta konsultasi yang akan dilakukan chating
atau video call untuk mendapatkan informasi lebih lanjut data pasien yang
dikonsultasikan.
Melakukan komunikasi dengan dokter peminta konsultasi melalui chating atau
video call.
53
54
BAB V
TUGAS TANGGUNG JAWAB
55
b. menetapkan standar prosedur operasional Pelayanan Telemedicine melalui keputusan
kepala/direktur rumah sakit;
c. mendokumentasikan Pelayanan Telemedicine dalam rekam medis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. merespon setiap keluhan/usul/kritik atas Pelayanan Telemedicine dari Fasyankes
Peminta Konsultasi.
Salah satu tugas yang sangat penting adalah Pembinaan dan Pengawasan. Pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine dilakukan oleh :
1. Kementerian Kesehatan,
2. Dinas Kesehatan daerah provinsi, dan Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota; dan
dapat melibatkan
3. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan bidang komunisasi dan
informasi dan
4. Organisasi profesi terkait.
56
BAB VI
PENUTUP
57
Lampiran 1 : Form Survey Peminta Konsutasi/Diampu
INSTRUMEN SURVEI KEBUTUHAN DAN KESIAPAN PROGRAM TELEMEDICINE RUMAH SAKIT/PUSKESMAS PENERIMA KONSULTASI
A. DATA DASAR
A.1 Nama Rumah Sakit/Puskesmas : .........................................................................
A.2 No. Registrasi : .........................................................................
A.3 Alamat : .........................................................................
A.4 Kelas RS : D / C / B / A
A.5 Jenis Puskesmas : Perawatan/Non Perawatan
A.6 Tenaga Dokter Umum : Ada / Tidak
Jumlah : ………………… Orang Pelatihan EKG dasar : Sudah/Belum
Pelatihan USG dasar : Sudah/Belum
Pelatihan Radiologi : Sudah/Belum
58
B. PELAYANAN/JENIS PELAYANAN
B.1 Sistem informasi kesehatan RS : Ada / Tidak
Fungsi : Lancar / Kurang
Membantu / Tidak membantu Pelayanan
Nama Aplikasi : .................................................
Aplikasi yg ada berfungsi utk : Administrasi / Pelayanan / Pendidikan
59
C. SARANA PENUNJANG DAN JARINGAN KOMUNIKASI
C.1 Akses internet - Speedy/Astinet/Indihome : Ada / Tidak Kecepatan : ......... Mbps
- Modem portable/mobile : Ada / Tidak Kecepatan : ......... Mbps
- VPN Kemenkes : Ada / Tidak Kecepatan : ......... Mbps
- lainnya........................ : Ada / Tidak Kecepatan : ......... Mbps
- Jenis Router (pengatur jaringan) : Ada / Tidak Merk/jenis :
- Penanggungjawab Lokal dan Provider : Ada / Tidak Kontak :
- Surat Kontrak(Service Level Agreement) : Ada / Tidak Fotocopy untuk arsip
- Sistem Kontrak : Bulanan/Tahunan
- Kapasitas Internet : Kuota ……….Mbps
Unlimited ……….Mbps
C.2 Komputer (berfungsi) : Jumlah : ............................................................
: Merk : ............................................................
: Ruangan : ........................................................
Sistem Operasi : Microsoft/Windows/IOS
Anti Virus : : Ada / Tidak Merk/jenis :
Penanggungjawab Lokal dan Vendor : Ada / Tidak Kontak :
60
C.5 Jaringan Listrik : Ada / Tidak
Lama aliran : 24 jam / kurang
Daya listrik :.........................KVH
Genset : Ada / Tidak Daya Genset:………..
UPS : Ada / Tidak Jumlah……………….
61
Lampiran 2 : Form Survey Pemberi Konsultasi/Pengampu
INSTRUMEN SURVEI KEBUTUHAN DAN KESIAPAN PROGRAM TELEMEDICINE RUMAH SAKIT PEMBERI KONSULTASI
(TELE-KONSULTASI, TELE-EKG, TELE-RADIOLOGI, TELE-USG)
A. DATA DASAR
A.1 Nama Rumah Sakit : .........................................................................
A.2 No Registrasi : .........................................................................
A.3 Alamat : .........................................................................
A.4 Kelas Rumah Sakit : D / C / B / A
A.5 Status RS sesuai Rujukan : Provinsi /Regional /Kabupaten/Kota
A.6 Tenaga Dokter Umum : Ada / Tidak
Jumlah : ……………………………… Orang
62
B. PELAYANAN
B.1 Sist Informasi kesehatan RS : Ada / Tidak
Fungsi : Lancar / Kurang
Membantu / Tidak membantu Pelayanan
Nama Aplikasi : .................................................
Aplikasi yg ada berfungsi utk : Administrasi / Pelayanan / Pendidikan
63
C.4 Server : Ada / Tidak
Ruangan : ........................................................
Spesifikasi : ........................................................
Sistem Operasi :
Anti Virus : : Ada/tidak Merk/jenis : ....................
Remote Management : Ada/tidak
Penanggungjawab Lokal dan Vendor : Ada/tidak Kontak : ................
64
Lampiran 3 : Form Surat Pernyataan
COP SURAT
SURAT PERNYATAAN
(Nama Lengkap)
NIP …………………
65
Lampiran 4 : Formulir pendaftaran terlampir dalam lampiran
66
67
Lampiran 5
Contoh Surat Keputusan Tim Pelaksana Pelayanan Telemedicine (Pemberi Konsultasi/Pengampu)
68
69
70
Lampiran 6
Contoh Surat Keputusan Tim Pelaksana Pelayanan Telemedicine (Peminta Konsultasi/Diampu)
71
72
73
Lampiran 7 : contoh SOP Pemberi Konsultasi/Pengampu
NO DOKUMEN
NO REVISI HALAMAN 1/1
……………………………….
TANGGAL TERBIT
dr. ……………………………….
NIP………………………………….
Pengertian Adalah urutan proses diagnosa Ultra Sonograf Ibu hamil yang dihubungkan dengan dokter Spesialis
Obgyn melalui Aplikasi Telemedicine Indonesia (TEMENIN) yang disediakan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Tujuan Sebagai panduan kepada Dokter Spesialis Obgyn dan Tenaga Medis lainnya di RSU
…………………………. dalam memberikan pelayanan Tele-USG
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/650/2017
Kebijakan
Tentang Rumah Sakit dan Puskesmas Penyelenggara Uji Coba Program Pelayanan
TELEMEDICINE
2. SK Direktur ………………. .
1. Operator dan Dokter Spesialis Obgyn di RS Pengampu Telemedicine
Prosedur
a. Log in ke aplikasi Temenin
b. Bila ada notifikasi penerimaan konsul yang belum ditindak lanjut oleh dokter Spesialis Obgyn,
maka operator mengingatkan dokter Spesialis Obgyn untuk merespon notifikasi tersebut.
2. Dokter Spesialis Obgyn merespon notifikasi dengan melakukan pembacaan hasil USG.
a. Bila hasil USG tidak layak dibaca dilakukan pemeriksaan USG ulang oleh fasyankes peminta
konsul. Dokter Spesialis Obgyn mengisi kolom saran untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan
memberikan arahan untuk pengambilan data yang tepat dan sesuai standar.
b. Bila hasil USG layak dibaca maka dokter Spesialis Obgyn akan mengisi kolom kesan, saran dan
tindak lanjut dari hasil pemeriksaan USG dan mengirimkan kembali hasil pembacaan ke
fasyankes peminta konsul.
3. Departemen Obgyn
4. Bagian Keuangan
5. SIMRS
74
Lampiran 8 : contoh SOP Peminta Konsultasi/Diampu
75
Lampiran 9: contoh Inform Consen
II. TUJUAN : Tujuan dari formulir ini adalah untuk mendapatkan persetujuan/penolakan Anda untuk
dikonsultasikan melalui Telemedicine sehubungan dengan prosedur dan / atau layanan berikut ini
___________________ (SOP)
a. Rincian dari riwayat medis Anda, pemeriksaan, Rontgen, EKG, USG dan data medis yang akan
didiskusikan dengan profesional kesehatan lainnya melalui penggunaan video interaktif, audio, dan
teknologi telekomunikasi.
c. Teknisi non-medis dapat hadir di ruangan Telemedicine untuk membantu transmisi video.
d. Video, rekaman audio dan / atau foto dapat diambil dari Anda selama prosedur atau layanan
IV. INFORMASI & REKAM MEDIS : Semua undang-undang yang ada mengenai akses Anda ke informasi
medis dan salinan catatan medis Anda berlaku untuk konsultasi Telemedicine ini. Harap dicatat, tidak
semua telekomunikasi dicatat dan disimpan. Selain itu, penyebaran gambar atau informasi yang
dapat diidentifikasi pasien untuk interaksi Telemedicine ini dengan para peneliti atau pihak lain tidak
boleh terjadi tanpa persetujuan Anda.
V. KERAHASIAAN : Upaya yang wajar dan tepat telah dilakukan untuk menghilangkan risiko kerahasiaan yang
terkait dengan konsultasi Telemedicine, dan semua data yang mendapat perlindungan sesuai peraturan
perundang-undangan, kerahasiaan ini berlaku untuk informasi yang diungkapkan selama konsultasi
Telemedicine.
VI. HAK : Anda dapat menolak atau menarik persetujuan untuk konsultasi pengobatan jarak jauh kapan saja tanpa
memengaruhi hak Anda untuk perawatan atau perawatan di masa yang akan datang, atau berisiko kehilangan
atau penarikan manfaat program apa pun yang berhak Anda dapatkan.
VII. KEPUTUSAN : Anda setuju bahwa setiap sengketa yang datang dari konsultasi Telemedicine akan diselesaikan
sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
76
VIII. RESIKO, KONSEKUENSI & MANFAAT : Anda telah diberitahukan tentang semua risiko potensial,
konsekuensi dan manfaat dari Telemedicine. Praktisi perawatan kesehatan Anda telah mendiskusikan dengan
Anda informasi yang diberikan di atas. Anda memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang disajikan pada formulir ini dan konsultasi Telemedicine. Semua pertanyaan Anda telah dijawab,
dan Anda memahami informasi tertulis yang diberikan di atas.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam konsultasi Telemedicine untuk prosedur yang dijelaskan di atas.
Saya menolak berpartisipasi dalam konsultasi Telemedicine untuk prosedur yang dijelaskan di atas.
SAKSI: _______________________________________
77