Anda di halaman 1dari 4

Tujuan:

Neraca Analitik harus dikalibrasi internal/pengecekan antara secara rutin untuk memastikan bahwa
pembacaan hasil pengukuran massa benar/tepat.
Tujuan kalibrasi neraca analitik:

Mempertahankan keakuratan dan ketelitian dari sebuah timbangan agar memperoleh hasil
penimbangan yang akurat.

Jenis-jenis uji yang dilakukan pada kalibrasi neraca analitik:

• Uji range bobot neraca

• Uji eksentrisitas

• Uji pengulangan

• Uji penimbangan

• Uji minimum

Kalibrasi sendiri merupakan sebuah cara untuk mempertahankan keakuratan dan ketelitian dari sebuah
timbangan. Kalibrasi dari sebuah timbangan analitik perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke
waktu. Hal ini dikarenakan banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi fungsi sebuah timbangan
analitik.

Jenis² nya adalah

1. Uji eksentrisitas/kenormalan (apakah lokasi beban pada timbangan memengaruhi hasil)

2. Uji pengulangan (apakah beban yang sama akan terukur sama terus)

3. Uji beban (apakah tepat pengukuran beban pada jangkauan massanya)

4. Uji minimum (mengecek massa terkecil yang terukur)

Biasanya ada pengukuran kalibrasi rutin untuk menjaga keakuratan neraca. Terus kalibrasi juga dilakuin
sebelum proses pengukuran pada percobaan

• Uji terlebih dahulu dengan menempatkan bobot dekat dengan instrumen maksimum dari jangkauan
pada instrumen untuk memastikannya bekerja secara normal.

• Uji eksentrisitas (dilakukan untuk menguji pengaruh lokasi penempatan beban)

o Bobot referensi ditempatkan di lokasi tertentu

o Beban uji harus sekurang-kurangnya sepertiga dari beban maksimal neraca

o Gunakan beban yang sama untuk diuji. Pindahkan beban antara lokasi 1-5 dan rekam atau catat
indikasi.

o Terakhir, letakkan beban uji pada posisi 1 dan periksa drift.


• Uji pengulangan (ketika beban yang sama ditimbang beberapa kali, hasilnya tidak selalu persis sama.
Untuk menemukan uji pengulangan neraca, lakukan pengulangan penimbangan)

o Tempatkan beban yang sama pada posisi yang sama pada reseptor beban beberapa kali selama
kondisi konstan dengan penanganan yang identic.

o Instrumen pertama kali dinolkan, kemudian beban ditempatkan pada reseptor beban dan indikasi
dicatat setelah distabilkan.

o Beban dilepaskan dan indikasi nol diperiksa dan dinolkan jika perlu. Beban kembali ke tempatnya, dan
seterusnya

o Lakukan minimal 5 kali pengulangan

• Uji penimbangan (untuk menguji keakuratan neraca melalui seluruh jangkauannya dalam beberapa
langkah, dengan menambah dan mengurangi beban)

o Mulai dengan menolkan neraca tanpa beban

o Atur beban titik uji pertama, tunggu stabilisasi, dan catat indikasinya

o Lanjutkan dengan meningkatkan bobot beban melalui seluruh poin tes yang meningkat

o Biasanya, 5 hingga 10 beban berbeda digunakan

o Setelah beban maksimum dicatat, kurangi beban

• Uji minimum (dibutuhkan dalam beberapa industry, seperti industry farmasi. Tujuan uji minimum ini
adalah untuk menemukan muatan terkecil yang dapat diukur hingga capaian hasil yang akurat)

• Bersihkan timbangan

• Periksa kondisi timbangan secara visual

• Perjelas spesifikasi teknik timbangan

• Perjelas prosedur kalibrasi

• Biarkan timbangan memanas

• Miliki anak timbangan referensi yang dikalibrasi secara akurat

 Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang

dibutuhkan dalam penimbangan.

Langkah kerja penimbangan meliputi:

a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan yaitu siapkan alat

seperti sendok/spatula dan zat yang akan ditimbang, kaca arloji

atau botol timbang, dan kertas isap.

b. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca yang meliputi: periksa


kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan

kesetimbangan neraca.

c. Penimbangan dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang

pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah

penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula

Uji Range

• Uji terlebih dahulu dengan menempatkan bobot dekat dengan instrumen maksimum dari jangkauan
pada instrumen untuk memastikannya bekerja secara normal.

• Uji eksentrisitas (dilakukan untuk menguji pengaruh lokasi penempatan beban)

o Bobot referensi ditempatkan di lokasi tertentu

o Beban uji harus sekurang-kurangnya sepertiga dari beban maksimal neraca

o Gunakan beban yang sama untuk diuji. Pindahkan beban antara lokasi 1-5 dan rekam atau catat
indikasi.

o Terakhir, letakkan beban uji pada posisi 1 dan periksa drift.

• Uji pengulangan (ketika beban yang sama ditimbang beberapa kali, hasilnya tidak selalu persis sama.
Untuk menemukan uji pengulangan neraca, lakukan pengulangan penimbangan)

 Tempatkan beban yang sama pada posisi yang sama pada reseptor beban beberapa kali selama
kondisi konstan dengan penanganan yang identic.
 O Instrumen pertama kali dinolkan, kemudian beban ditempatkan pada reseptor beban dan
indikasi dicatat setelah distabilkan.
 Beban dilepaskan dan indikasi nol diperiksa dan dinolkan jika perlu. Beban kembali ke
tempatnya, dan seterusnya
 O Lakukan minimal 5 kali pengulangan

• Uji penimbangan (untuk menguji keakuratan neraca melalui seluruh jangkauannya dalam beberapa
langkah, dengan menambah dan mengurangi beban)

 Mulai dengan menolkan neraca tanpa beban


 O Atur beban titik uji pertama, tunggu stabilisasi, dan catat indikasinya
 Lanjutkan dengan meningkatkan bobot beban melalui seluruh poin tes yang meningkat
 O Biasanya, 5 hingga 10 beban berbeda digunakan
 Setelah beban maksimum dicatat, kurangi beban
• Uji minimum (dibutuhkan dalam beberapa industry, seperti industry farmasi. Tujuan uji minimum
ini adalah untuk menemukan muatan terkecil yang dapat diukur hingga capaian hasil yang akurat)

Anda mungkin juga menyukai