Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

(SAP)
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
PADA IBU NIFAS
TUGAS PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Oleh
SRI YULIATI
NIM : SN 192062
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PREOFESI
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
PADA IBU NIFAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Ante Natal Care (ANC)


Sub Pokok Bahasan : Inisiasi Menyusui Dini Pada Masa Nifas
Sasaran : Ibu-ibu Hamil
Waktu : 30 Menit
Tempat                           : Posyandu atau kelas ibu hamil

A.      Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tentang inisiasi
menyusui dini yang baik dan dapat dilakukan sendiri dirumah.

B.       Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu dapat:
1.       Mengetahui pengertian Inisiasi Menyusui Dini
2.       Mengetahui manfaat dan tujuan Inisiasi Menyusui Dini
3.       Mengetahui akibat jika tidak dilakukan Inisiasi Menyusui Dini
4.       Mengetahui waktu pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
5.       Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Inisiasi Menyusui Dini
6.       Mengetahui langkah-langkah Inisiasi Menyusui Dini
7.       Mengetahui teknik Inisiasi Menyusui Dini

C.      Metode :
a.       Ceramah
b.       Tanya jawab

D.      Media
a.       Leaflet

E.       Kegiatan Penyuluhan
Wakt Tahap Kegiatan
No
u kegiatan Penyuluh Sasaran
·      Memberi salam Pembuka ·      menjawab salam
5
1 Pembukaan ·      Memperkenalkan diri ·      mendengarkan
menit
·      Kontrak waktu ·      memberi respon
2 15 Kegiatan Penjelasan : ·      Mendengarkan
Menit inti ·      Menjelaskan Pengertian ·      Memperhatikan
Inisiasi Menyusui Dini
·      Menjelaskan Manfaat dan
tujuan perawatan payudara
·      Menjelaskan Akibat jika tidak
dilakukan Inisiasi Menyusui
Dini
·      Menjelaskan Waktu
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui
Dini
·      Menjelaskan Hal-Hal Yang
Perlu Diperhatikan Dalam
Melakukan Inisiasi Menyusui
Dini
·      Menjelaskan Langkah-langkah
Inisiasi Menyusui Dini
·      Menjelaskan Teknik Inisiasi
Menyusui Dini

·      Tanya jawab
·      mengajukan
·      Menyimpulkan hasil
10 pertanyaan
3 Penutup penyuluhan
menit ·      memahami
·      membalas salam
·      Salam penutup

F.       Evaluasi
Prosedur               : Post Test
Bentuk                 : Lisan
Jenis                     : Tanya Jawab

Jenis pertanyaan:
1.      Sebutkan pengertian Inisiasi Menyusui Dini?
2.      Jelaskan bagaimana cara melakukan Inisiasi Menyusui Dini?
MATERI PENYULUHAN
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
PADA MASA NIFAS

A. MENGENAL INISIASI MENYUSUI DINI


1. Pengertian
Inisiasi Menyusui Dini (Early Initiation) atau permulaan menyusui dini adalah
bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir dan dibiarkan kontak kulit dengan kulit
ibunya ± selama 1 jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the
breast crawl atau merangkak mencari payudara.
Dalam praktek pemberian ASI pertama pada bayi baru lahir selama ini, seringkali
petugas atau seorang ibu membantu bayi dengan memasukkan putting susu ke dalam
mulut bayi, padahal bayi baru lahir belum siap langsung menyusu, kadang ketika
dimasukkan putting susu ke dalam mulutnya, ia hanya melihat dan menjilat putting susu
tersebut, bahkan kadang menolak tindakan yang mengganggu ini.
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk
mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya adalah obat kimiawi yang
diberikan kepada ibu, bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan ini kemungkinan
menyebabkan bayi sulit menyusu pada ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan
seperti SC, vakum, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomy
dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini.

2. Beberapa penelitian tentang IMD


a. Dr. Lennart Rigchard dan seorang bidan Margareta Alade, 1990.
Penelitian dilakukan pada 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke- 72 pasangan
ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lahir normal dan lahir dengan obat-
obatan (tindakan). Kelompok yang normal dibagi dua lagi, dengan hasil sebagai
berikut :
 Bayi yang begitu lahir, tali pusat di potong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu,
segera diletakkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu
dibiarkan selama satu jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak
kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik.
 Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan
dari ibunya untuk di timbang, di ukur, dan dibersihkan, hasilnya 50 % bayi tidak
dapat menyusu sendiri.
 Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera lahir diletakkan di dada
ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu. Hasilnya, tidak semua bayi dapat
menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibupun umumnya menyusu dengan
lemah.
 Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tak
satupun yang dapat menyusu sendiri.
 Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan dalam beberapa minggu
 Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu selama sekitar
satu jam, kemudian di pisahkan untuk di timbang dan diukur. Pada usia 10 jam, saat
bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu
dengan baik.

B. KEUNGGULAN INISIASI MENYUSUI DINI


Mengapa kontak kulit bayi dengan kulit ibu segera setelah bayi lahir dalam satu jam pertama
kehidupan bayi penting?
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara.
Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan ( hypotermi)
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi menjadi lebih stabil.
Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan, ia
akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” dari kulit ibu. Bakteri “baik” ini akan
berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri “jahat”
dari lingkungan.
4. Bonding ( ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga, setelah itu bayi akan tidur dalam waktu yang lama.
5. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan
lebih lama di susui.
6. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya,
emutan dan jilatan bayi pada putting ibu merangsang pengeluaran hormone oksitosin
yang berguna untuk :
a. Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari (plasenta) dan
mengurangi perdarahan ibu.
b. Merangsang produksi hormone lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih
mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaa bahagia
c. Menenangkan ibu dan bayi dan mendekatkan mereka berdua. Oleh karena itu
dinamakan juga hormone “kasih sayang”.
d. Merangsang pengaliran ASI dari payudara
7. Bayi mendapatkan ASI kolostrum ( ASI yang pertama kali keluar). Cairan emas ini
disebut juga The Gift Of Life. Kolostrum merupakan ASI istimewa yang kaya akan daya
tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus,
bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi
dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus.
8. Inisiasi Menyusui Dini berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Developments
Goals (MDGs). Berikut tujuannya :
a. Membantu mengurangi kemiskinan
Inisiasi Menyusui Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif
selama 6 bulan dan lama menyusui. Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam
setahun telah disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama, berarti mengurangi
pengeluaran biaya untuk pembelian susu formula.
b. Membantu mengurangi kelaparan
Bagi anak usia 2 tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi
kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A 45%, vitamin C 95%. ASI masih
memenuhi kebutuhan kalori 70% untuk bayi 6-8 bulan, 55% untuk bayi 9-11 bulan,
dan 40% untuk bayi 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi
kebutuhan makanan bayi sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI membantu mengurangi
angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi
pada usia bayi dan balita.
Bayi yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusui dini, persentase
menyusunya bayi usia 6 bulan adalah 59% dan bayi usia 12 bulan adalah 38%. Pada
bayi yang tidak di beri kesempatan inisiasi menyusui dini, persentase masih
menyusunya hanya 19% untuk bayi usia 6 bulan dan 8% untuk bayi usia 12 bulan.
Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini 8 x lebih berhasil dalam menyusu
eksklusif, berarti bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusui dini akan lebih
memungkinkan disusui sampai usia 2 tahun bahkan lebih.

c. Membantu mengurangi Angka Kematian Anak Balita


Sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi.
Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28hari. Berarti inisiasi
menyusui dini mengurangi angka kematian balita 8,8%
Inisiasi menyusui dini meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan
lama sampai 2 tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak
secara menyeluruh

C. PENGHAMBAT PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI


Berikut beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak kulit dini kulit ibu dengan
kulit bayi
1. Bayi kedinginan – tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu. Suhu ibu
meningkat 0,5 derajat dalam dua menit setelah bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan
penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan
1⁰C kebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan di dada ibu kepanasan, maka suhu dada ibu akan turun 1⁰C. Jika bayi
kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2⁰C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada
ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur
yang canggih dan mahal.
2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya – tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ibu ke kulit bayi segera setelah lahir serta saat bayi menyusu,
membantu menenangkan ibu.
3. Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak benar
Jika bayi ada di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan pekerjaannya. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah dan keluarga terdekat untuk
menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan.
Beri kesempatan [ada bayi untu meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusui
dini.

5. Ibu harus di jahit – tidak masalah


Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah
bagian bawah tubuh ibu.
6. Suntikan vitamin k dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus
segera diberikan setelah lahir – tidak benar
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology and Academy Breastfeeding
Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam
setelah inisiasi menyusui dini
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan di ukur – tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain
itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi
dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat di tunda
sampai proses Inisiasi menyusui dini selesai
8. Bayi kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga ( alert). Setelah itu bayi
tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk karena obat yang di konsumsi ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
bonding.
9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan
lain (cairan prelaktal) – tidak benar
Kolostru tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Kolostrum sangat
diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan
mengurangi ikterik pada bayi, kolostrum melindungi dan mematangkan usus yang masih
muda.

D. TAHAPAN PERILAKU BAYI DALAM PROSES INISIASI MENYUSUI DINI


Semua bayi dalam proses inisiasi menyusui dini akan melalui lima tahapan perilaku (free-
feeding behavior) sebelum ia berhasil menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. 30 menit pertama
Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga
(rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali mata terbuka lebar melihat
ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan
dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding ( hubungan kasih sayang)
merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan
kepercayaan ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri
ayahpun menjadi bagian keberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-sama ibu.
2. 30 – 40 menit
Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium,
dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya.
Bau ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan
membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu.
3. Mengeluarkan air liur
Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara
Aerola merupakan sasaran bagi bayi. Dengan kaki menekan perut ibu, ia menjilat-jilat
kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta
menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang
mungil.
5. Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar dan melekat dengan
baik

E. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI


1. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini pada persalinan pervaginam
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan.
Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau
hypnobirthing.
c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan
normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
d. Setelah lahir, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan dengan segera kedua kedua
telapak tangan. Lemak putih (vernix) sebaiknya dibiarkan
e. Bayi ditengkurapkan di dada dan perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah
menyusu awal selesai. Bayi di atas dada dan perut ibu diselimuti dan diberi topi.
f. Bayi didibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke putting ibu
g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan
lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi
bersentuhan kulit dengan kulit ibu, walaupun ia telah berhasil menyusu kurang dari
satu jam. Jika bayi beum berhasil menemukan putting payudara ibu dalam waktu satu
jam, biarkan bayi tetap di perut dan dadan ibu sampai berhasil menyusu pertama.
h. Dianjurkan untuk member kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang
melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar walaupun kemungkinan
berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
i. Bayi di timbang, di ukur, dan di cap setelah satu jam atau menyusu awal selesai.
Prosedur yang invasif misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat
ditunda.
j. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar.

2. Tatalaksana inisiasi Menyusui Dini pada operasi Caesar


a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang supportif
b. Di usahakan suhu ruangan 20-25⁰C. Disediakan selimut untuk menutup punggung
bayi dan badan ibu, juga topi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
c. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana persalinan pervaginam. Jika
keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan segera setelah lahir, maka bayi diberikan
kepada ibu saat kesempatan tercepat.
d. Jika dilakukan anastesi local, maka sambil tim operasi melakukan penjahitan
abdomen, bayi dengan dibantu petugas kesehatan dapat di letakkan di dada ibu
dengan posisi menyamping. Jika dilakukan anastesi umum, kontak ibu dan bayi dapat
terjadi diruang pulih saat ibu sudah sadar dan dapat merespon walaupun masih
mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar
sepenuhnya, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan
kulit bayi sehingga bayi tetap dalam keadaan hangat, atau bayi di masukkan kedalam
inkubator (penghangat) sampai ibu sadar.

Anda mungkin juga menyukai