DISUSUN OLEH :
Izmi Fadhilah Nasution
(1920332011)
DIBIMBING OLEH :
Dr. Dr. Ariadi, SpOG
Seorang perempuan umur 26 tahun datang ke PMB. Ia mengatakan baru melahirkan seorang
anak hidup 40 hari yang lalu. Sebelumnya ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi.
Hasil anamnesis TD 120/80 mmhg, P 24x/m, N 82 x/m, S 36,50 C. ingin menunda
kehamilan agar menjarangkan kehamilan berikutnya tanpa menggagu pemberian ASI. Ibu
menanyakan ke bidan jenis kontrasepsi yang tepat digunakan pada kasus tersebut diatas
adalah :
1. Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan. Alat
kontrasepsi ini mengandung hormon progestin dan estrogen untuk
mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet
yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau secara berkelanjutan.
Kelebihan:
Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar
8%
Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis
pil KB yang dapat menghentikan haid
Kekurangan:
Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah,
pembekuan darah, keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras
Tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti
penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim,
migrain, serta tekanan darah tinggi
2. Kondom pria
Tak hanya pil KB, kondom pria juga umum digunakan untuk mencegah
kehamilan. Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks dan bekerja dengan
cara menghalangi sperma masuk ke vagina dan mencapai sel telur.
Kelebihan:
Harga terjangkau
Praktis dan mudah digunakan
Dapat mencegah dari penyakit menular seksual
Mudah diperoleh di toko atau apotek
Kekurangan:
Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika penggunaan kondom
kurang tepat
Hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti setelah ejakulasi
3. Suntik KB
Suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progestin dan mampu menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan
periode penggunaannya, ada dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3 bulan
dan 1 bulan.
Kelebihan:
Lebih efektif dan praktis dari pil KB
Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar
Kekurangan:
Harga relatif mahal
Perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
Dapat menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah
Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung
4. Implan
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil dan
berbentuk seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara
mengeluarkan hormon progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah
kehamilan selama 3 tahun. Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara
dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan bagian atas.
Kelebihan:
Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%
Tahan lama hingga 3 tahun
Kekurangan:
Biaya relatif mahal
Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
5. IUD
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan
berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD dapat
mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak membuahi
sel telur.
Ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari
tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung
hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun sekali.
Kelebihan:
Tidak memerlukan perawatan yang rumit
Tahan lama
Kekurangan:
IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar
Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya
Risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan
pertama pemakaian
Biaya mahal
6. Kondom wanita
Kondom wanita berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungi
vagina. Terdapat cincin plastik di ujung kondom, sehingga posisinya mudah
disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan
kondom pria.
Kelebihan:
Memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual
Menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria
Kekurangan:
Kurang efektif daripada kondom pria
Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan
Hanya sekali pakai
Tingkat kegagalan mencapai 21%
Kekurangan:
Harus membatasi hubungan seks selama beberapa hari
Sering terjadi kesalahan dalam perhitungan masa subur, sehingga
peluang untuk hamil tetap ada
Tidak cocok untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur
Kekurangan:
Sulit dilakukan bila pasangan kerap mengalami ejakulasi dini
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh
Bagi wanita yang telah menikah dan tak ingin punya anak banyak,
menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan,, pengetahuan soal
cara memilih metode kontrasepsi harus dimiliki. Pasalnya, jika asal-
asalan dalam memilih metode, itu bisa memberikan efek yang tak baik
buat tubuh.
KONSELING METODE KHUSUS
1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien
2. Kumpulkan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang
penggunaan salah satu metode KB
5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
Disini Bidan melakukan Shared Decission Model dimana bidan
mengarahhkan pasien dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan
memperhatikan aspek psikologis/ keadaan dan kebutuhan klien
(usia klien 26 tahun ,Klien masih ingin Menyusui bayinya dan ingin
menjarangkan kehamilan) dimana bidan mengarahkan menggunakan
AKDR namun tetap menghargai keputsan pasien.
7. Bila klien memilih AKDR, jelaskan bahwa diperlukan pemeriksaan
panggul
KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan
tidak ada masalah kondisi kesehatan, misal klien memilih AKDR maka:
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
Riwayat kehamilan ektopik
Nyeri yang hebat setiap haid
Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Ht < 30 )
Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS )
atau infeksi panggul
Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
Kanker serviks
2. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan
jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan (khusus untuk klien yang memilih AKDR, bila
klien memilih
kontrasepsi lain maka tidak perlu pemeriksaan panggul kecuali curiga
hamil)
3. Biarkan klien menentukan kapan pemasangan dilakukan dan izin
TINDAKAN PRA PEMASANGAN (contoh bila klien memlih AKDR)
1. Jelaskan proses pemasangan dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan.
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
b. Pemasangan AKDR
NO. LANGKAH / KEGIATAN
KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
Riwayat kehamilan ektopik
Nyeri yang hebat setiap haid
Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS )
atau infeksi panggul
Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
Kanker serviks
2. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan
apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan
pertanyaan
3. Memulai persiapan pemasangan
Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya menggunakan sabun
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya
didaerah supra pubik
PEMERIKSAAN PANGGUL
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan spesimen. Bila
tidak, dilakukan pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya dengan khasa + larutan
betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula
dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
- Pastikan gerakan serviks bebas
- Tentukan besar dan posisi uterus
- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
11. Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi :
- Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
- Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan rendam
dalam keadaan terbalik
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan.
2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda
tidak steril
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke
pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari
bawah lipatan lengan
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR
yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan dengan ukuran
kavum uteri
Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR
AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri
INFORMED CONSENT
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
Izmi Fadhilah Nasution dengan judul Pengaruh Pemberian Bantalan Elektrik terhadap
Penurunan Dismenore Primer pada Siswi SMP N 1 Padangsidimpuan Tahun 2021.
Nama : ..............................................
Alamat : ..............................................
No. Telepon/HP : .............................................
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
(...................................................) (...................................................)