Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah : Kontrasepsi Dan Keluarga Berencana

Tahapan Skenario Kasus Aksseptor KB


Dan Contoh Informed Consent
Penelitian Dismenore Pada Siswi SMP

DISUSUN OLEH :
Izmi Fadhilah Nasution
(1920332011)

DIBIMBING OLEH :
Dr. Dr. Ariadi, SpOG

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
I. Tahapan skenario kasus aksseptor ingin ber KB mulai dari :
a. Konseling Alat Kontrasepsi dan jelaskan efek samping KB yg dipilih
b. Teknik pemasangan sampai selesai pemasangan dan Kunjungan
Ulang(Bila di perlukan)

Seorang perempuan umur 26 tahun datang ke PMB. Ia mengatakan baru melahirkan seorang
anak hidup 40 hari yang lalu. Sebelumnya ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi.
Hasil anamnesis TD 120/80 mmhg, P 24x/m, N 82 x/m, S 36,50 C. ingin menunda
kehamilan agar menjarangkan kehamilan berikutnya tanpa menggagu pemberian ASI. Ibu
menanyakan ke bidan jenis kontrasepsi yang tepat digunakan pada kasus tersebut diatas
adalah :

Tindakan yang dilakukan bidan :


a. Konseling Keluarga Berencana
NO. LANGKAH / KEGIATAN
KONSELING AWAL
1. Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan
Kedatangannya
 Disini bidan melakukan tehnik Konseling KB dengan GATHER

2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana


 Pemilihan kontrasepsi terbagi dalam tiga fase: sebelum usia 20 tahun, 20-
35 tahun, dan di atas 35 tahun. Semuanya berhubungan dengan tiga tujuan
penggunaan kontrasepsi
 Ada cukup banyak metode kontrasepsi, sehingga setiap pasangan dapat
memilih metode yang terbaik untuk keadaannya masing-masing. Misalnya
saja KB Hormonal ( pil KB, suntik, implan),Non Hormonal ( kondom,
IUD, steril), dan lain sebagainya.
 Intinya, apa pun jenis kontrasepsi yang dipilih, harus disesuaikan dengan
keadaan pasien. Atas dasar itu, Anda tidak bisa sembarangan pilih dan
memutuskan secara sepihak.
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko/
efeksamping serta keuntungan dari masing- masing kontrasepsi
termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversibel :

 Bidan menjelaskan Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi Beserta Kelebihan dan


Kekurangannya

Untuk mencegah kehamilan, tidak sedikit pasangan yang lebih


mengandalkan penggunaan alat kontrasepsi. Berbagai jenis alat
kontrasepsi yang dapat digunakan meliputi:

1. Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan. Alat
kontrasepsi ini mengandung hormon progestin dan estrogen untuk
mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet
yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau secara berkelanjutan.

Kelebihan:
 Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar
8%
 Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis
pil KB yang dapat menghentikan haid

Kekurangan:
 Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
 Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah,
pembekuan darah, keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras
 Tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti
penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim,
migrain, serta tekanan darah tinggi

2. Kondom pria
Tak hanya pil KB, kondom pria juga umum digunakan untuk mencegah
kehamilan. Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks dan bekerja dengan
cara menghalangi sperma masuk ke vagina dan mencapai sel telur.

Kelebihan:
 Harga terjangkau
 Praktis dan mudah digunakan
 Dapat mencegah dari penyakit menular seksual
 Mudah diperoleh di toko atau apotek

Kekurangan:
 Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika penggunaan kondom
kurang tepat
 Hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti setelah ejakulasi

3. Suntik KB
Suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progestin dan mampu menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan
periode penggunaannya, ada dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3 bulan
dan 1 bulan.

Kelebihan:
 Lebih efektif dan praktis dari pil KB
 Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar

Kekurangan:
 Harga relatif mahal
 Perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
 Dapat menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah
 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung

4. Implan
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil dan
berbentuk seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara
mengeluarkan hormon progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah
kehamilan selama 3 tahun. Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara
dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan bagian atas.

Kelebihan:
 Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%
 Tahan lama hingga 3 tahun

Kekurangan:
 Biaya relatif mahal
 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

5. IUD
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan
berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD dapat
mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak membuahi
sel telur.

Ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari
tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung
hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun sekali.

Kelebihan:
 Tidak memerlukan perawatan yang rumit
 Tahan lama
Kekurangan:
 IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar
 Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya
 Risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan
pertama pemakaian
 Biaya mahal

6. Kondom wanita
Kondom wanita berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungi
vagina. Terdapat cincin plastik di ujung kondom, sehingga posisinya mudah
disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan
kondom pria.

Kelebihan:
 Memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual
 Menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria

Kekurangan:
 Kurang efektif daripada kondom pria
 Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan
 Hanya sekali pakai
 Tingkat kegagalan mencapai 21%

7. Kontrasepsi Mantap (Kontab)


Jika Anda dan pasangan sudah yakin untuk tidak ingin memiliki anak
kembali, KB permanen bisa menjadi pilihan. Metode kontrasepsi ini
memiliki efektivitas yang tinggi atau hampir 100% efektif untuk mencegah
kehamilan.

Jenis KB permanen untuk masing-masing orang berbeda, tergantung


jenis kelaminnya. Pada pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi,
sedangkan pada wanita bisa dengan tubektomi atau proses pengikatan tuba
falopi.

Mencegah Kehamilan dengan Cara Alami


Selain beberapa alat kontrasepsi di atas, sebagian pasangan mungkin memilih
cara alami untuk mencegah kehamilan. Berikut ini adalah beberapa metode
yang tergolong sebagai KB alami:

Menghitung kalender masa subur


Metode perhitungan kalender ini dilakukan dengan cara mencatat masa
subur setiap bulan dan menghindari hubungan seks di masa tersebut. Wanita
bisa menentukan masa subur atau ovulasinya dengan cara memeriksa suhu
tubuh dan melihat perubahan cairan vagina.

Kelebihan: tidak memerlukan biaya, alat, maupun obat-obatan

Kekurangan:
 Harus membatasi hubungan seks selama beberapa hari
 Sering terjadi kesalahan dalam perhitungan masa subur, sehingga
peluang untuk hamil tetap ada
 Tidak cocok untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur

Menarik penis keluar sebelum ejakulasi


Anda dan pasangan juga dapat mencegah kehamilan dengan menarik penis
keluar sebelum ejakulasi saat melakukan penetrasi.

Kelebihan: sangat efektif dengan tingkat kegagalan 4%

Kekurangan:
 Sulit dilakukan bila pasangan kerap mengalami ejakulasi dini
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh
 Bagi wanita yang telah menikah dan tak ingin punya anak banyak,
menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan,, pengetahuan soal
cara memilih metode kontrasepsi harus dimiliki. Pasalnya, jika asal-
asalan dalam memilih metode, itu bisa memberikan efek yang tak baik
buat tubuh.
KONSELING METODE KHUSUS
1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien
2. Kumpulkan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang
penggunaan salah satu metode KB
5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
 Disini Bidan melakukan Shared Decission Model dimana bidan
mengarahhkan pasien dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan
memperhatikan aspek psikologis/ keadaan dan kebutuhan klien
(usia klien 26 tahun ,Klien masih ingin Menyusui bayinya dan ingin
menjarangkan kehamilan) dimana bidan mengarahkan menggunakan
AKDR namun tetap menghargai keputsan pasien.
7. Bila klien memilih AKDR, jelaskan bahwa diperlukan pemeriksaan
panggul
KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan
tidak ada masalah kondisi kesehatan, misal klien memilih AKDR maka:
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Ht < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS )
atau infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks
2. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan
jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan (khusus untuk klien yang memilih AKDR, bila
klien memilih
kontrasepsi lain maka tidak perlu pemeriksaan panggul kecuali curiga
hamil)
3. Biarkan klien menentukan kapan pemasangan dilakukan dan izin
TINDAKAN PRA PEMASANGAN (contoh bila klien memlih AKDR)
1. Jelaskan proses pemasangan dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan.
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
b. Pemasangan AKDR
NO. LANGKAH / KEGIATAN
KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS )
atau infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks
2. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan
apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan
pertanyaan
3. Memulai persiapan pemasangan
Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya menggunakan sabun
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya
didaerah supra pubik
PEMERIKSAAN PANGGUL
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan spesimen. Bila
tidak, dilakukan pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya dengan khasa + larutan
betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula
dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
- Pastikan gerakan serviks bebas
- Tentukan besar dan posisi uterus
- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
11. Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi :
- Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
- Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan rendam
dalam keadaan terbalik
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan.
2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda
tidak steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke
pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari
bawah lipatan lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR
yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
 Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan dengan ukuran
kavum uteri
 Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR
AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri

Gambar 1. Teknik Memasukkan lengan AKDR CuT380A dalam kemasan steril

TINDAKAN PEMASANGAN AKDR


1. Pakailah sarung tangan yang baru
2. Pasanglah spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
5. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak menyentuh” (no touch tehnique)
yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa
menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum.
6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
7. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan
sterilnya dengan menggeser leher biru pda tabung inserter, kemudian
buka seluruh plastik penutup kemasan
8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyetuh permukaan yang tidak
steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong.
9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar lengan AKDR).
Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung
inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya
tahanan.
10. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawl yaitu menarik keluar
tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong
12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks
sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih
3-4 cm
14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan
dengan kasa selama 30-60 detik
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali
pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat sampah medik)
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus
dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
I. Contoh Informed Consent Penellitan Mengenai Dismenorhea Pada
Siswi SMP.

INFORMED CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
Izmi Fadhilah Nasution dengan judul Pengaruh Pemberian Bantalan Elektrik terhadap
Penurunan Dismenore Primer pada Siswi SMP N 1 Padangsidimpuan Tahun 2021.

Nama : ..............................................
Alamat : ..............................................
No. Telepon/HP : .............................................

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Padangsidimpuan 11 Februari 2021

Saksi Yang memberi persetujuan

(...................................................) (...................................................)

Mengetahui,Ketua Pelaksana Penelitian

(Izmi Fadhilah Nasution S.Tr.Keb)

Anda mungkin juga menyukai