Anda di halaman 1dari 22

Contoh : Laporan Hasil Pemeriksaan Harian KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

Nomor : …………………… Tanggal : ……………………


Perihal : Hasil Pemeriksaan Nomor 1267/Menkes/SK/XII/2004

Yth. Tentang
…………………………..
Di.
……………………… STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/ KOTA
Disampaikan dengan hormat hasil pemeriksaan laboratorium kami, sebagai
berikut :

No. Kode / agenda : …………………………..


Sampel/ specimen : …………………………..

Diperiksa terhadap Hasil Batas Maksimal Satuan

Demikian hasil pemeriksaan kami untuk dapat digunakan seperlunya.

KEPALA LABKESDA KAB./KOTA


………………………………..
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
…………………………. JAKARTA
NIP. ……………………….
2007
Tembusan :
KATA PENGANTAR 4. Berkas rekam medis dengan keIainan jiwa disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat merupakan
salah satu uoaya penunjang untuk upaya kesehatan masyarakat Pemusnahan Dokumen
(UKM) yang mencakup upaya pemeliharaan kesehatan, Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak utama terlebih dahulu
menular, penyehatan lingkungan, pengamanan penggunaan zat
adiktif dalam makanan dan minuman, serta pengamanan Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara
narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya. yang berisi:
1. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
Sedang pelayanan labolatorium klinik adalah salah satu 2. Penanggung jawablotorisasi pemusnahan dokumen
upaya penunjang untuk kesehatan perorangan (UKP) yang
mencakup upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, XI. PENUTUP
pengobatan dan pemulihan kesehatan yang ditujukan terhadap Dengan adanya buku Standar Laboratorium Dinas Kesehatan
perorangan. Kabupaten/Kota ini, diharapkan dapat memacu dan
memotivasi Iaboratorium kesehatan untuk meningkatkan mutu
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, diharapkan setiap Pelayanannya agar dapat menyesuaikan dengan standar
Kabupaten/Kota mempunyai labolatorium kesehatan yang mampu yang ada, sehingga dengan demikian masyaraka akan
melakukan pemeriksaan laboratorium kesehatan masyarakat serta memperoleh jaminan mutu pelayanan laboratonum kesehatan.
pemeriksaan labolatorium klinik dalam rangka meningkatkan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin MENTERI KESEHATAN
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J.P (K)


dirasakan perlu dapat pula dikirimkan laporan sewaktu, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
untuk hal-hal yang bersifat khusus, seperti dalam hal 1267/Menkes/SK/XII.2004 tentang Standar Pelayanan
Kejadian Luar Biasa (KLB). Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Keputusan
Menteri Kesehatan RI ini disusun pada tahun 2005 melalui
Pelaporan hasil pemeriksaan agar dilaporkan ke instansi pembahasan yang melibatkan institusi terkait dan organisasi
terkait, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. profesi.Keputusan ini sebagai panduan begi laboratorium
Dinkes/Kota untuk makin meningkatkan mutu pelayanannya agar
Selain pencatatan dan pelaporan perlu diperhatikan juga sesuai dengan standar tanggung jawabnya kepada masyarakat.
penyimpanan dan pemusnahan dokumen.
Jakarta, Agustus 2007
Penyimpanan Dokumen.
DIREKTUR BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
Setiap laboratorium Laws menyimpan dokumen-dokumen
tersebut di bawah ini :
1. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Surat permintaan dan hail rujukan.
Dr. H. Abdul Rival, M.Kes
NIP. 140113707
Prinsip penyimpanan dokumen:
1. Semua dokumen yang disimpan harus asli.
2. Berkas rekam medis pasien berobat jahan disimpan
selama 5 tahun dan berkas rawatinap sekurang-
kurangnya 10 tahun.
3. Berkas anak-anak harus disimpan hingga batas usia
tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK - Nama/Instansi dan alamat penginim sampel/spesimen.
INDONESIA - Jenis sampel/spesimen yang diperiksa.
Nomor 1267/MENKES/SK/XII/2004 - Hasil pemeriksaan.
- Keterangan
TENTANG
Register Hasil Pemeriksaan
STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Jenis Hasil
Tanggal Tanggal Pengirim
No. Kode Sampel/ Pemeriksaan
diterima selesai
Nama Alamat Spesimen
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa setiap Kabupaten/Kota diharapkan


mempunyai laboratorium kesehatan yang
mampu melakukan pemeriksaan kimia
lingkungan, toksikologi, mikrobiologi,
imunologi dan patologi untuk menunjang B. PELAPORAN
diagnosa penyakit, dalam upaya penigkatan Pelaporan hasil pemeriksaan diberikan kepada pihak yang
kesehatan masyarakat dan sebagai meminta pemeriksaen atau dikirimkan kepada instansi
laboratorium rujukan wilayahnya. yang meminta pemeriksaan.Pelaporan hasil pemeriksaan
menggunakan formulir hasil pemeriksaan.Contoh formulir
b. bahwa untuk menigkatkan kemampuan hasil pemeriksaan dapat dilihat pda Form 1 dan Form 2
dalam melakukan pemeriksaan yang terlampir.
bermutu, efektif dan efisien diperlukan
adanya satu standar pelayanan bagi setiap Untuk keperluan monitoring, pelaporan kegiatan
laboratorium kesehatan Kabupaten/Kota pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan secara rutin
yakni bulanan, triwulan, semester atau tahunan.Apabila
- Nomor urut pengiriman atau penerimaan rujukan. yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
- Nomor kcde. Kesehatan.
- Nomor dan a!amat pengirim rujukan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
- Nama dan alamat penerima rujukan. terhadap Kesehatan (Lembaran Negara
- Jenis sampel/spesimen yang dirujuk. Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
- Jenis pemeriksaan yang dirujuk. Lembaran Negara Nomor 3495)
- Biaya rujukan.
- Tanggal selesal pemeriksaan rujukan. 2. Peraturan Pemerintahan Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Register Rujukan Pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran
Negara Nomor 153, Tambahan Lembaran
Tanggal Nomor Pengirim Negara Nomor 4161).
Jenis Tgl
Ala Jenis
Pengiri Peneri Pengi Peneri Smpl/ Biaya Sele
Kode Nama ma Pemb.
man maan riman maan spes. sai 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
t
1277.Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
2. Buku Register Hasil Pemeriksaan
Buku register hasil perneriksaan digunakan untuk 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
mencatat hasil pembacaan dan perhitungan dan tiap 907/Menkes/SK.XI.2002 tentang Syarat-
jenis perneriksaan yang dilakukan dan diisi oleh petugas syarat dan Pengawasan Kualitas Air minum.
teknis. Dalam buku register hasil pemeriksaan berisi hal-
hal sebagai berikut : 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
- Nomor urut sampel/spesirnen. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
- Nomor kode. Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
- Tanggal penerimaan sampel/spesimen. Kabupaten/Kota.
- Tanggal selesai pemeniksaan.
MEMUTUSKAN :
- Nomor urut/kode penerimaan sampel/spesimen.
Menetapkan : - Tanggal penerimaan sampel/spesimen.
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN - Nama/Instansi dan alamat pengirim
TENTANG STANDAR PELAYANAN sampel/spesimen.
LABORATORIUM DINAS KESEHATAN - Jenis sampel/spesimen.
KABUPATEN/KOTA - Pengambil sampel/spesimen.
- Paremeter pemeriksaan yang diminta.
Kedua : Standar Pelayanan Laboratorium Dinas - Biaya pemeriksaan.
Kesehatan Kabupaten/Kota dimaksud Diktum - Keterangan.
Kesatu sebagaimana terlampir dalam Lampiran
Keputusan ini. Register Penerimaan Sampel/ Spesimen

Ketiga : Standar Pelayanan Laboratorium Dinas Pengirim Jenis Pengambil Parameter


No. Tanggal Sampel/ Sampel/ yang Biaya Ket
Kesehatan Kabupaten/Kota dimaksud Diktum Nama Alamat
Spesimen Spesimen diperiksa
Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi
semua laboratorium kesehatan yang berada
diwilayah Kabupaten/Kota.

Keempat : Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan


standar pelayanan laboratorium sebagaimana
1. Buku Register Rujukan.
ditetapkan dalam keputusan ini dilakukan oleh
Buku register rujukan bersifat khusus untuk mencatat
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
kegiatan rujukan pemeriksaan. Buku register tersebut
berisi hal-hal sebagai berikut:
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
- Tanggal pengiriman atau penerimaan rujukan.
ditetapkan.
A. PENCATATAN.
Pencatatan dilaksanakan sesuai dengan jenis kegatan Ditetapkan di : Jakarta
yang dilaksanakan, yaitu Pada Tanggal : 8 Desember 2004
1. Pencatatan administrasi keuangan dilakukan sesuai
dengan peraturan administrasi keuangan yang berlaku.
2. Pencatatan kegiatan pelayanan pemeriksaan dilakukan MENTERI KESEHATAN
dengan bantuan buku register untuk masing-masing
kegiatan.

Pencatatan kegiatan pelayanan pemeriksaan dapat


dilakukan dengan buku register seperti contoh di bawah ini Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J.P (K)
:
1. Buku Register Penerimaan sampel/spesimen.
2. Buku Register Rujukan.
3. Buku Register Hasil Pemeriksaan.

Jumlah buku dan uraian jenis pemeriksaan pada masing-


masing buku disesuaikan dengan kondisi laboratorium
setempat.

1. Buku Register Penerimaan sampel/spesimen.


Buku register penerimaan sampel/spesimen berisi data
sampel/spesimen yang diterima. Buku ini diisi dan
disimpan di Bagian Loket Penerimaan Sampel/
Spesimen. Buku register tersebut sekurang-kurangnya
memuat hal-hal sebagai berikut:
Lampiran IIC : Harga bell (Innitial lnvesmentCost)
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 1267/Menkes/SK/XII/2004
i : Laju inflasi rata-rata
Tanggal : 8 Desember 2004 t : Masa pakai
L : Perkiraan umur barang (life time)
STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM DINAS
KESEHATAN KABUPATEN/KOTA AIC dihitung tiap tahun.
Biaya peraiatan umum diperoleh dan besarnya AIC dibagi
I. PENDAHULUAN jumlah seluruh pemeriksaan dalam 1 tahun.
Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kcta
merupakan laboratorium kesehatan daerah yang berada di Biaya investasi peralatan laboratorium diperoleh dan
Kabupaten/Kota yang berperan dalam pelayanan besarnya AC dibagi jumlah pemeriksaan yang
pembangunan kesehatan sebagai upaya kesehatan menggunakan alat tersebut
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP),
berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, Catatan:
penyediaan dan pengelolaan air bersih dan penyehatan Dalammenentukan besaran tarif, komponen yang
Iingkungan pemukiman serta kegiatan lain yang ada di mendapat subsdi tidak diperhitungkan.
wilayahnya.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, diharapkan setiap X. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Kabupaten/Kota mempunyai laboratorium kesehatan yang Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratonium diperukan
mampu melakukan pemeriksaan laboratorium kimia dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta
lingkungan, toksikologi, mikrobiologi serta pemeriksaan pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan
laboratorium klinik untuk menunjang diagnosa penyakit laboratonium. Untuk itu kegiatan ini harus diiakukan secará
sebagai salah satu upaya untuk peningkatan kesehatan cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan
masyarakat maupun perorangan di wilayahnya. pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan
suatu tindakan.
2 = Resiko sedang Untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di
3 = Resiko berat wilayah Kabupaten/ kota maka perlu disusun suatu Standar
Pelayann Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
d. Profesionalitas, dengan nilai: yang dapat dipakai sebagai acuan dalam merencanakan
1 = Profesionalitas rendah peningkatan dan pengembangan pelayanan késehatan di
2 = Profesionalitas sedang bidang laboratorium.
3= Profesionalitas tinggi Ruang lingkup standar pelayanan ini dibatasi pada
standar minimal pelayanan laboratorium Dinas Kesehatan
3. Biaya Sarana. Kabupaten/Kota yang meliputi sarana prasarana ketenagaan,
Biaya sarana merupakan penjumlahan biaya operasional kemampuan pemeriksaan, peralatan, reagen, pemantapan
(kendaraan, peralatan umum, pendidikan pegawai, mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, tarif dan pencatatan-

kekurangan gaji pegawai, honor, insentif, biaya listrik, pelaporan.


telepon, air, administrasi) termasuk biaya investasi serta
biaya pemeliharaan. II. SARANAPRASARANA
Bangunan laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/
Untuk menghitung biaya investasi baik untuk peralatan Kota harus mernpunyai tata ruang yang baik, sesuai dengan
laboratorium maupun peralatan umum dapat digunakan alur pelayanan yang dilakukan dan memiliki tata ruang dalam
rumus, sebagai berikut: jumlah yang cukup, sesual dengan jenis kelengkapan yang
diperlukan.
Persyaratan minimal sarana prasarana sebagaimana
( )
AIC = tercantum pada tabel 1dibawahini :

AIC : Biaya investasi (Annualized invesment Cost)


Tabel 1 b. Jenis dan volume bahan berdasarkan metoda yang
Persyaratan Minimal Sarana Prasarana digunakan dan tertulis dalam protap setiap jenis
pemeriksaan.
No Jenis Kelangkaan Persyaratan Minimal
1 Gedung c. Harga bahan dihitung dan harga tertinggi pada tahun
Tata Ruang :
2
berjalan.
a. Ruang tunggu 6m
2
b. Ruang pemeriksaan/pengambilan spesimen 12 m
2
c. Ruang pemeriksaan teknis*) masing-masing 20 m 2. Jasa Pelayanan.
2 2
d. Ruang sterilisasi media/reagensia 20 m
e. Ruang administrasi dan pengambilan hasil 6m
2 Jasa pelayanan merupakan imbalan yang diberikan dengan
2
f. Ruang cuci 4m memperhatikan tingkat kesulitan, waktu, resiko dan
2 2
g. WC (petugas dan pasien) @ 5m 10 m
3 Penerangan/lampu 5 watt/m
2 profesionalitas tenaga dalam proses pemeriksaan
4 Daya listrik 5,5 KVA laboratorium. Kemudian dilakukan pembobotan dengan
Ventilasi 1/3 x luas lantai atau AC
5 2 nilai 1-3, sebagai berikut :
1 PK/20 m
6 Air mengalir/bersih 50 L/karyawan/hari
7 Tempat penampungan dan pengolahan limbah cair Ada
Tempat penampungan dan pengolahan sederhana a. Tingkat kesulitan, dengan nilai:
8 Ada
limbah padat 1 = Rendah
9 Generator Sesuai daya listrik
2 = Sedang
*) pemeriksaan patologi, imunologi, mikrobiologi, kimia lingkungan dan
toksikologi 3 = Tinggi
Persyaratan lain yang perlu diperhatikan :
1. Ruangan mudah dibersihkan b. Waktu, dengan nilai:
2. Permukaan meja pemeriksaan tidak tembus air, tahan 1 = Pemeriksaan kurang 1 jam
asam alkali dan larutan organic 2 = Pemeriksaan 1-3 jam
3. Koridor dan lantai harus bersih 3 = Pemeriksaan Iebih dan 3 jam
4. Apabila belum dapat mengolah limbah sendiri, agar Catatan:
memanfaatkan / bekerjasama dengan instansi yang telah Waktu inkubasi tidak diperhitungkan.
memiliki instalasi pengolah limbah c. Resiko, dengan niai :
1 = Resiko ringan
Dasar perhitungan tarif pemeriksaan laboratorium Dinas III. KETENAGAAN
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengacu pada Kepmenkes Dalam penentuan standar ketenagaan perlu
RI No. 359.Menkes/SKJIV/2002 tentang Pedoman diperhatikan, antara lain:
perhitungan tarif laboratorium kesehatan dan Kep.Dirjen 1. Kualifikasi tenaga berdasarkan pendidikan.
Pelayanan Medik Depkes RI No.HK.OO.06.7. 1.759 tentang 2. Ada penanggung jawab teknis untuk setiap bidang
Petunjuk teknis pedoman perhitungan tarif laboratorium pemeriksaan.
kesehatan. 3. Jumlah tenaga teknis yang dibutuhkan tergantung pada
besarnya beban kerja
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 4. Jumlah tenaga administrasi adalah 1/3 dan jumlah tenaga
359.Menkes/SKIIV/2002 tentang Pedoman perhtungan tcrif teknis, minimal 2 orang.
laboratorium kesehatan, rumus perhitungan tarif adalah
sebagai berikut: Standar ketenagaan laboratorium Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sebagai berikut:
Tarif = Harga Satuan + Jasa Lain 1) Penanggung Jawab.
Minimal seorang Sarjana Kedokteran, Sarjana Farmasi,
Sarjana Biologi, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana
Harga Satuan = Biaya Bahan + Jasa Pelayanan + Biaya Sarana Kimia, Sarjana Biokimia yang mempunyai pengalaman
kerja 3 tahun di laboratorium kesehatan.
1. Biaya Bahan.
2) Tenaga Teknis.
Biaya bahan merupakan penjumlahan biaya reagen, bahan
a. Analis Kesehatan.
kontrol, bahan katibrasi dan bahan habis pakai untuk
Minimal 3 (tiga) orang analis kesehatan dengan
mendukung pemeriksaan.
ketentuan I(satu) orang diantaranya dapat diganti
Perhitungan biaya bahan dilakukan dengan ketentuan:
dengan Asisten Apoteker atau Analis Kimia.
a. Data pemeriksaan diambil dan beban kerja seIam 1
b. Sanitarian.
(satu) tahun.
1 (satu) orang minimal D3.
3) Tenaga Administrasi 1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang
2 (dua) orang minimal lulusan SMA atau yang mudah terbakar di sekitar peralatan listrik.
setara.Jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk laboratorium 2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
Dinkes Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum pada d. Yang berkaitan dengan limbah.
tabel 2 dibawah ini. 1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius
dan toksis (sisa sampel dan sisa bahan reagen,
Tabel 2 barang/alat bekas pakai) dan tidak infeksius (cair
Standar Tenaga dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sampel, tampung daam
No Jenis Kelengkapan Persyaratan Minimal
wadah berisi kaporit (Natrium Hipochiorit),
diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
Sarjana Kedokteran/Farmasi/Biologi/Kesehatan
1
Masyarakat/Kimia
1 3) Netralisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu
2 Analisa (SMAK/D3) 3 penambahan air sampai netral (tidak bersifat
3 Sanitarian 1 asam/basa kuat).
4 SMA/Setara 2
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium.
1) Bila ruangan laboratoriurn menggunakan AC,
IV. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN maka bak pencuci harus terpisah atau mempunyai
Kemampuan pemeriksaan !aboratorium Dinas penyedot udara, terutama untuk ruangan
Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi jenis pemeriksaan yang laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan
dibutuhkan untuk menunjang upaya kesehatan masyarakat menggunakan bahan mudah menguap.
(UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara 2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan
terpadu yang mencakup upaya pomeliharaan kesehatan, menggunakan kipas angin.
pencegahan dan pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, penyehatan Iingkungan, IX. TARIF
pengamanan penggunaan zat adiktif (bahan ambahan
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan makanan) datarn makanan dan minuman, serta pengamanan
dengan desinfektan. narkotika, psikotropika zat adikt dan bahan berbahaya.
e. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan Jenis pemeriksaan dikelompokkan ke dalam kegiatan
infeksius. pemeriksaan kimia kesehatan, mikrobiologi, imunologi dan
patologi.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus. Jenis pemeriksaan dan metoda sebagarnana tercantum
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme. pada tabel 3 dibawah ini.
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat
bantu pipet. Tabel 3
2) Jangan meniup pipet. Kemampuan Pemerikaan Laboratorium Dinkes Kabupaten/Kota
3) Jangan menuangkan cairan yang telah
terkontaminasi langsung ke dalam pipa saluran. No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan
4) Menutup kembali jarum suntik. I. KIMIA KESEHATAN
A. Kimia Lingkungan
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia 1. Fisika
1 Bau AM/AB Organoleptik
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama,
2 Warna AM/AB Visual
konsentrasi, tanggal penerimaan, tanggal 3 Jumlah zat padat terlarut AM/AB Gravimetri
pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ (TDS)
4 Kekeruhan AM/AB Nephelometric
peringatan tentang bahaya banan.
5 Rasa AM/AB Organoleptik
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang, 6 Suhu AM/AB Pemuaian
tidak kena sinar matahari Iangsung, dalam 7 Kejernihan AKR Visual
lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat 2. kimia
a Arsen AM/AB spektrofotometri
corrosive harus diletakkan di tempat rendah.
b Fluorida AM/AB Spektrofotometri
3) Gunakan lemari asam setiap melakukan reaksi c Kromium-vall.6 AM/AB Kolorimetri
kimia yang membahayakan. d Kadmium AM/AB Ditizarin
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik. e Nitrit, sbg-N AM/AB Kolorimetri
No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan yang direncanakan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan serta dilakukan pemantauan.
f Nitrat, sbg-N AM/AB Brusin
g Sianida AM/AB Kolorimetri
h Selenium AM/AB Kolorimetri VIII. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
i Alumunium AM/AB Eriokromsianin LABORATORIUM
j Besi AM/AB Fenantrolin
k Kesadahan AM/AB Titrimetri
l Khlorida AM/AB Argentrometri Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Dinas
m Mangan AM/AB Persulfat Kesehatan Kabupaten/Kota, mulai dan persiapan pasien
n PH AM/AB Elektrometrik sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap
o Seng AM/AB Ditizon l
p Sulfat AM/AB Turbidimetri
petugas yang berada di dalam laboratorium.
q Tembaga AM/ABAM/AB Neokuproin
r Sisa Khlor AM/AB Visual Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap
s Amonia AM/AB Spektrofotometri
petugas laboratorium harus melaksanakan pekerjaan
t COD AL Spektrofotometri Titrimetri
u BOD/DO/oksigen AL/AB/AKR Potentiometri/ Titrimetri dengan hati-hati mengenai bahan potensial berbahaya dan
terabsorbsi penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang
v kebasaan AKR Titrimetri berlaku.Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan
Keterangan :
AM/AB/AL/AKR : Air Minum/Air Bersih/Air Limbah/Air Kolam Renang keselamatan kerja di laboratorium.
B. Toksikologi : Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
a Amphetamine Darah, urine, cairan Immunochromatografi 1. Kesehatan dan Kesetamatan Kerja yang bersifat umum.
lambung/muntahan, Enzym
sisa bahan Immunoassay Kromatografi
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium,
b Barbiturate Darah, urine, cairan Immunochromatografi sarung tangan dan masker di ruangan Iaboratorium.
lambung/muntahan, Enzym b. Tidak diperbolehkan makanminumdan merokok di
sisa bahan Immunoassay Kromatografi
dalam ruangan laboratorium.
c benzodiazopin Darah, urine, cairan Immunochromatografi
lambung/muntahan, Enzym c. Tidak boeh menyimpan makanan dan minuman di
sisa bahan Immunoassay Kromatografi dalam lemari es bersama reagen.
d Cannabinoid Darah, urine, cairan Immunochromatografi
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan
secara kritis berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam
lambung/muntahan, Enzym
laboratorium. sisa bahan Immunoassay Kromatografi
Audit terdiri dari : e Cocain Darah, urine, cairan Immunochromatografi
1. Audit internal. lambung/muntahan, Enzym
sisa bahan Immunoassay Kromatografi
Dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior, f Digitalis Darah, urine, cairan Immunochromatografi
untuk mengukur berbagai indikator penampilan lambung/muntahan, Enzym
laboratorium. sisa bahan Immunoassay Kromatografi
g Morfin Darah, urine, cairan Immunochromatografi
2. Audit eksternal. lambung/muntahan, Enzym
Dilakukan oleh pihak lain di luar laboratonium atau sisa bahan Immunoassay Kromatografi
pemakai jasa laboratonium untuk memperoleh h Methadone Darah, urine, cairan Immunochromatografi
lambung/muntahan, Enzym
masukan terhadap pelayanan dan mutu laboratonium. sisa bahan Immunoassay Kromatografi
i Metamphetamine Darah, urine, cairan Immunochromatografi
lambung/muntahan, Enzym
sisa bahan Immunoassay Kromatografi
II MIKROBIOLOGI
E. Validasi Hasil a BTA (Mycobacterium Dahak Mikroskopis
Tuberculase)
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk b. BTA (Mycobacterium Kerokan jaringan Mikroskopis
Leprae)
mernantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah c Diplococcus gram - Sekret vagina Mikroskopis
diperoleh melalui pemeriksaan ulang olefi laboratorium negative (Neisseria - Sekret uretra
rujukan. gonorrhoeae) - Sekret mata
d Plasmodium sp Darah tepi Mikroskopis
e Mikrofolaria Darah tepi Mikroskopis
F. Pendidikan dan Latihan. f Parasit saluran Tinja Mikroskopis
Pendidikan dan latihan tenaga laboratorium merupakan hal pencernaan (telur cacing,
amuba, B.Coli)
yang sangat penting dalam program pemantapan mutu
g Jamur permukaan Kerokan kulit Mikroskopis
No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan C. Verifikasi.
h Coliform AM, AB, air badan,
air, air pemandian Biakan dan identifikasi Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya
umum kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai
i E. Coli Tinja, muntahan, air dari tahap pra analitik sampai dengan melakukan
minum, makanan
minuman, usap dubur
Biakan dan identifikasi pencegahan ulang setiap tindakan/proses pemeriksaan.
dan usap alat
j Salmonella spp Tinja, muntahan, air Verifikasi yang harus dilakukan, sebagai berikut:
minum, makanan
minuman, usap dubur
Biakan dan identifikasi 1. Tahap pra analitik.
dan usap alat a. Formulir permintaan pemeriksaan.
k Shigella spp Tinja, muntahan, air b. Persiapan pasien.
minum, makanan
minuman, usap dubur
Biakan dan identifikasi c. Pengambilan dan penerimaan spesimen.
dan usap alat d. Penanganan spesimen.
l Vibrio cholera Tinja, muntahan, air e. Persapan sampel untuk analisa.
minum, makanan
minuman, usap dubur
Biakan dan identifikasi 2. Tahap analitik.
dan usap alat a. Persiapan reagen/media.
m TEC/Angka kuman Usap tangan, usap
Hitung kolomi b. Pipetasi reagen dan sampel.
alat
c. Inkubasi.
III IMUNOLOGI
a Tes kehamilan Urine *) Simple/rapid d. Pemeriksaan alat.
b Golongan darah Darah kapiler/EDTA Aglutinasi 3. Tahap pasca analitik.
c Widal Serum Aglutinasi a. Pembacaan hasil.
d VDRL Serum Flokulasi
e HbsAg Serum, plasma Simple/rapid
b. Pelaporan hasil.
f Anti HVC Serum, plasma Simple/rapid
g DBD Darah, serum Simple/rapid D. Audit.
h Anti HIV Serum, plasma Simple/rapid
*) sebaiknya
Pengolahan specimen antara lain sentrifungsi, No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan
destruksi, homogenisasi, dsb.
menggunakan urine pagi
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Harus dilakukan secara teratur dab terjadwal. IV PATOLOGI
c. Pemeriksaan specimen menurut metoda dan a Kimia Klinik :
Albumin Serum 1. Bromchresol green
prosedur sesuai protap masing-masing (photometric end point)
Dalam rangka persiapan akreditasi, Iaboratoriun-i 2. Bromchresol purple
parameter. Jendrassik Groff
Bilirubin (total, direk, Serum (photometric point)
d. Lakukan pengendalian mutu harian. indirek) Perhitungan
Serum Kinetik (photometric UV)
3. Yang dimaksud tahap pasca analtik adalah tahap Glublin Serum Biuret (photometric)
Phospatase alkali Serum Photometric (UV)
mulai dari mencatat hasil pemeriksaan, melakukan Protein total Serum Photometric (UV)
verifikasi dan validasi hasil serta memberikan SGOT Serum Photometri UV
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan. SGPT Serum Jaffe
Asam urat Serum Berthelot (photometric)
Kreatinin Serum Kolesterol oksidase-PAP
B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Ureum Serum Kolesterol oksidase-PAP
Kolesterol total Serum Kolesterol oksidase-PAP
Kolesterol HDL Serum Tes warna enzimatik (GPO-
PMEadalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain Kolesterol LDL Serum PAP)
di luar laboratorium secara periodic untuk memantau Trigliserida (photometric end point)
ketepatan hasil pemeriksaan dan menilai kemampuan Enzymatic UV test
Serum (photometric Hexokinase)
laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Glukosa Enzymatic (GOD-PAP)
b Hematologi
Dalam rangka persiapan akreditasi, laboratorium Dinas Hematokrit Daerah EDTA Mikrohematokrit
Lekosit (Hitung Jumlah) Daerah EDTA Manual (Hemocytometer)
Kesehatan Kabupaten/Kota harus mengikuti PME yang Trombosit (Hitung Daerah EDTA Manual (Hemochtometer
diselenggarakan baik secara nasional maupun regional. Jumlah) Rees)
Daerah EDTA Manual (Wright Giemsa)
No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan f. Penyimpanan spesimen.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa
Hitung Jenis Leukosit Daerah EDTA Manual (BCB, New MB)
Jumlah Retikulosit Daerah EDTA Westergreen dapat disimpan dengan memperhatikan jenis
Laju Endap Darah Daerah EDTA Cyanment Hb, BCC*) pemeriksaan yang akan diperiksa.
Hemoglobin Daerah EDTA Manual (glass test tube) Beberapa cara penyimpanan spesimen, antara lain
Retraksi Bekuan
Rumple Leede : Darah Duke :
Waktu perdarahan (BT) Darah Lee dan White - Disimpan pada suhu kamar.
Waktu pembekuan (CT) Misalnya penyimpanan usap dubur dalam
c Urinalisis
Makroskopis Carry dan Blair untuk pemeriksaan vibrio
Urine Visual cholera.
Warna/Kejernihan - Disimpan dalam lemari es dengan suhu
BJ Urine Carik celup
PH Urine Carik celup 0°- 8°C.
Mikroskopis - Dapat diberikan bahan pengawet.
Sedimen Urine Mikroskopis - Penyimpanan spesimen darah sebaiknya
Urine kimiawi dalam Lentuk serum
Benda keton Urine Carik celup
Bilirubin Urine Carik celup g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media
Darah samar Urine Carik celup
Glukosa Urine Benedik dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Protein semi kuantitatif Urine Carik celup
Urobilinogen Urine Wallace Diamond 2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dan
Protein Bence Jones Urine Osgood atau Toluen
Sulfonik Acid mengolah spesimen, mengkalibrasi dan memelihara
Protein Kuantitatif Urine - Sulfo salicylic alat laboratorium dan melakukan pemeriksaan.
acid a. Pengolahan specimen
Turbidimetry
Tinja - Esbach Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan
Warna, lendir, darah Tinja pengolahan terlebih dahulu.
Konsistensi Tinja Makroskopis
antara lain volume, warna, kekeruhan dan No Jenis Pemeriksaan Sampel/Spesimen Metode Pemeriksaan
konsistensi.
Darah samar Tinja Makroskopis
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi Lemak Tinja Benzidine atau Hema test
syarat hendaknya ditolak. Sisa pencernaan Tinja Sudan III
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak Telur cacing Tinja Mikroskopis
Amuba Tinja Mikroskopis
dapat ditolak (karena diterima melalui pos) maka
perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen
V. PERALATAN
dan formulir hasil pemeriksaan.
Dalam menyusun standar peralatan perlu diperhatikan
kebutuhan pemeriksan, efisiensi dan efektititas.
d. Pemberian identitas.
Jenis dan jumlah peralatan ditentukan berdasarkan jenis
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen
dan kelompok kegiatan pemeriksaan, jumlah beban kerja dan
merupakan hal yang penting, baik pada saat
metoda serta teknologi yang dipakai.
pengisian surat pengantar/formulir permintaan
Peralatan laboratorium sebagaimana tercantum dalam
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
tabel 4 terdiri dari
spesimen maupun pada formulir hasil
1. Peralatan teknis.
pemeriksaan.
a. Peralatan Dasar:
Peralatan laboratorium yang dapat digunakan secara
e. Pengiriman spesimen --
bersama untuk semua bidang pemeriksaan.
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa
b. Peralatan khusus
dikirimkan kepada bagian pemeriksaan sesuai
Peralatan laboratarium yang hanya digunakan pada
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
bidang pemeriksaan tertentu.
laboratorium kesehatan Kabupaten/Kota tidak
2. Peralatan/ perlengkapan Kesehatan Keselamatan Kerja
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen
(K3).
dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dalam
bentuk yang relatif stabil.
Tabel 4 mengirim spesrnen rujukan, menyimpan spesimen
Standar Peralatan sampai dengan menguji kualitas air/reagen/antigen-
antisera/media.
No Jenis Alat Jumlah
PERALATAN TEKNIS
I
A. Peralatan Dasar :
1 Autoclave 1
2 Balance, analytica electric 1 a. Persiapan pasien.
3 Blender Steinless Steel 1
Sebelum spesimen diambil harus penjelasan
4 Bunsen byrner set 2
5 Buret, micro 2 kepada pasien mengenai persiapan dan tindakan
6 Buret, macro 2 hendak yang dilakukan.
7 Centrifuse 1
8 Densitometer 1 b. Pengambilan spesimen.
9 Distillation app, aqudestilator 1 Pengambilan spesimen yang berasai dan pasien
10 Incubator 1
harus mendapat persetujuan dan pasien dan
11 Lancet Sesuai kebutuhan
12 Microscope bincculer 2
spesimen harus diambil secara benar dengan
13 Oven 1 memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara,
14 pH meter 2 peralatan, wadah spesimen, pengawet/
15 Pipet, automatic macro set 2 antikoagulan.
16 Pipet, automatic micro set 2
17 Rak tabung kecil diameter 10-14 mm Sesuai kebutuhan
c. Penerimaan spesimen.
18 Refrigerator 1
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa
19 Stopwatch 1
20 Termometer 2 kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan
21 Waterbath dengan temostat 1 formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat
22 Alat Gelas : Sesuai kebutuhan kondisi spesimen tersebut pada saat diterima
a Beaker glass : 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml,
5. Reagen yang diunakan harus mempunyai keunggulan, No Jenis Alat Jumlah
antara lain : 600 ml
- Sensitifitas dan spesifitas tinggi b Erlenmeyer flask : 100 ml, 250 ml, 500 ml
- Mudah diperoleh c Object glass, deck glass
- Mudah digunakan d Gelas pengaduk
- Ringan dalam pembiayaan. E Gelas arloji : 80 ml, 100 ml, 150 ml
VII. PEMANTAPAN MUTU F Petri disc
G Pipet takar/Maat pipet
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah
H Pipet volumetric : 1-10 ml
keseluruhan proses atau semua tindakan yang dilkukan untuk I Tube, Nessler : 50 ml, 100 ml
menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan J Tube, test (tabung reaksi)
laboratorium. Volumetric flask : 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml,
k
Kegiatan pemantapan mutu ini meliputi kegiatan 500 ml
pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal, B. Peralatan Khusus :
1 BOD, apparatus 1
verifikasi, audit, validasi hasil, pendidikan dan latihan.
2 BOD, incubator 1
3 Biological safety cabinat class II 1
A. Pemantapan Mutu Internal (PMI) 4 Capilarry tube, microhematocrite Sesuai kebutuhan
PMI adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas 5 Centrifuse mikrohematocrite 1
laboratorium untukmenjamin mutu pemeriksaan dengan 6 KLT 1
mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini 7 COD, apparatus 1
8 Comporator, Hellige 1
mungkin bila terjadi kesalahan.
9 Compressor, Pressure pump 1
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan 10 Conductivity meter 1
sejak tahap praanalitik, tahap analitik sampai pasca analtik 11 Counter colony 1
12 Counter differential cell 1
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap 13 Counter, Tally 1
mulai rnempersiapkan pasien, mengambil spesimen. 14 Dessicator 1
menerima spesimen, memberi identitas spesimen, 15 Disolved oxigen meter 1
No Jenis Alat Jumlah No Jenis Alat Jumlah
16 Dryer 1 Kaca mata google (kaca mata pelindung) Sesuai kebutuhan
17 Evapator, rotary 1 Shower 1
18 Fotometer 1 Eye wash 1
19 Fume hood/lemari asam 1 VI. REAGEN
20 Furnace Mufle 1 Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
21 Hemacytometer 1
laboratorium harus mempunyai kualitas yang baik untuk
22 Hot plate + thermostat 1
23 Hot plate + stirrer 1
memperoleh hasil pemeriksaan yang cepat, tepat dan dapat
24 Illuminator, UV lamp 1 dipercaya. Untuk pengadaan reagen harus mengikuti
25 Loop, inoculating 1 ketentuan sebagal berikut:
26 Rotator 1
27 Sanger Blck, apparatus 2 1. Semua alat termasuk reagen untuk segala jenis
28 Shaker 2
pemeriksaan laboratorium harus sudah terdaftar pada
29 Spektrofometer, UV visible 1
Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes
30 Strrer, magnetic 1
31 Westergren apparatus Sesuai kebutuhan RI sebelum diedarkan/dijual di Indonesia.
PERALATAN PERLENGKAPAN KESEHATAN 2. Telah dievaluasi oleh WHO Collaborating Centre dan
II
DAN KESELAMATAN KERJA (K3) atau telah diizinkan beredar di negara asal.
1 Alat bantu pipet/bulb 1 3. Sesuai dengan metoda yang dipilih.
Alat pemadam api 1
Mengingat setiap metoda pemeriksaan memiliki referensi
Klem tabung (tube horder) 1
Masker Sesuai kebutuhan
mengenal reagen yang sesual maka pemilihan reagen
Jas laboratorium Sesuai kebutuhan harus memperhatikan metoda yang akan dpergunakan.
Pemotong jarum dan wadah pembuangan Sesuai kebutuhan 4. Jenisreagen.
Perlengkapan PPPK 1 set Jenis reagen harus disesuaikan dengan jumah dan jenis
Pipet container/tempat merendam pipet 1 pemeriksaan yang dilakukan, serta memperhatikan
Sarung tangan Sesuai kebutuhan
kemungkinan pemeriksaan yang akan dilakukan.
Waskom/wastafel untuk cuci tangan 1

Anda mungkin juga menyukai