Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN TEORITIS COMBUSTIO

A. PENGERTIAN
Combustio adalah luka yang terjdi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik ) atau zat yang bersifat
membakar ( asam kuat asam basa).

B. ETIOLOGI
Combustio disebabkan oleh 3 golongan yaitu :
1. Panas ( thermis ) misalnya :
a. Api e. Pasir
b. Air panas f. Aliran listrik
c. Minyak panas g. Suhu yang tinggi
d. Logam panas
2. Zat kimia ( Chemist ) misalnya :
a. Lisol e. Prostek
b. Alkohol f. Zat phosper
c. Kreolin g. Pepsida
d. Nitrat argentin h. Asam kuat
3. Sinar ( Radiasi ) misalnya :
a. Sinar matahari
b. Sinar laser
c. Sinar X ( Rontgen )

C. PATHOFISIOLOGI
Akibat yang terlihat pada individu yang mengalami luka bakar merupakan hasil
dari penyebab efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek dari panas terhadap elemen darah
atau pembuluh darah serta kelainan metabolik yang terjadi secara umum.
Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah terjadi infeksi
menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilang bertambah banyak.
Efek terhadap pembuluh darah adalah berupa permeabilitas kapiler yang
meningkat sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan hipovolemi dan syok. Fase
syok sering terjadi dalam 24 jam pertama.

D. GAMBARAN KLINIK
Untuk mengetahui gambaran klinik tentang Combustio maka perlu mempelajari :
1. Luas luka bakar
Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara “ Role of nine “ yaitu dengan tubuh
dianggap 9 % yang terjadi antara :
a. Kepala dan leher : 9%
b. Dada dan perut : 18 %
c. Punggung hingga pantat : 18 %
d. Anggota gerak atas masing-masing : 9%
e. Anggota gerak bawah masing-masing : 18 %
f. Perineum : 9%
2. Derajat luka bakar
Untuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Grade I
- Jaringan yang rusak hanya epidermis.
- Klinis ada nyeri, warna kemerahan, kulit kering.
1
- Tes jarum ada hiperalgesia.
- Lama sembuh + 7 hari.
- Hasil kulit menjadi normal.
b. Grade II
Grade II a
- Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel, rambut, dan kelenjar keringat utuh.
- Rasa nyeri warna merah pada lesi.
- Adanya cairan pada bula.
- Waktu sembuh + 7 - 14 hari.
Grade II b
- Jaringan yang rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringan yang utuh.
- Eritema, kadang ada sikatrik.
- Waktu sembuh + 14 – 21 hari.
c. Grade III
- Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis.
- Kulit kering, kaku, terlihat gosong.
- Terasa nyeri karena ujung saraf rusak.
- Waktu sembuh lebih dari 21 hari.
d. Grade IV
Luka bakar yang mengenai otot bahkan tulang.
3. Pengelolaan luka bakar
a. Luka bakar ringan
- Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 15 % pada orang dewasa.
- Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 10 % pada anak
- Luka bakar grade III luasnya kurang 2 %
b. Luka bakar sedang
- Luka bakar grade II luasnya 15 – 25 % pada orang dewasa
- Luka bakar grade II luasnya 10 – 20 % pada anak
- Luka bakar grade II luasnya kurang 10 %
c. Luka bakar berat
- Luka bakar grade II luasnya lebih dari 25 % pada orang dewasa
- Luka bakar grade II luasnya lebih dari 20 % pada anak
- Luka bakar grade III luasnya lebih dari 10 %
- Luka bakar grade IV mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kulit,
genetalia serta persendian ketiak, semua penderita dengan inhalasi luka bakar
dengan konplikasi berat dan menderita DM.

E. KOMPLIKASI
Combustio dapat menyebabkan masalah atau komplikasi pada pasien antara lain :
1. Curling Ulcer
Curling Ulcer ( Tukak Curling ) merupakan komplikasi yang muncul pada hari ke
5 – 10, terjadi ulkur pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai
hematemesis, antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang
hingga berat.
2. Infeksi
Infeksi merupakan masalah utama, bila infeksi berat maka penderita dapat
mengalami sepsis antibiotik dengan spektrum luas perlu diberikan.
3. Gangguan jalan nafas
Paling muncul dini pada hari pertama, terjadi karena lnhalasi aspirasi, oedema
paru-paru infeksi, penanganan dengan cara membersihkan jalan nafas, memberikan
oksigen traceostomi, pemberian kortikosteroid dosisi tinggi dan antobiotik.
4. Konvulsi
Ini adalah komplikasi yang paling unik karena sering terjadi pada anak-anak.
Konvulsi disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi obat-obatan
( Aminopillin, Dipenhidramin ) dan 33 % oleh sebab tidak diketahui.

2
Komplikasi luka bakar lain adalah timbulnya kontraktur gangguan kosmotik.

F. PATHWAYS
Combustio

Kerusakan pembuluh darah Kerusakan kulit dan saraf

Permeabilitas kapiler Resiko tinggi Nyeri panas Volume cairan


meningkat infeksi hilang berlebihan

Cairan dan protein Kekakuan sendi Gangguan Dehidrasi Kerusakan ginjal


merembes keluar aktivitas

Kejang Syok hipovolemik Gangguan Oedema


Aktivitas

Produksi urin
Gangguan nutrisi berkurang

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pertolongan pertama
a. Penderita dijauhkan dari sumber trauma dan bila masih ada api
padamkan dengan air dan menutup dengan kain basah, bila zat kimia maka dianjurkan
untuk membilas dengan air mengalir, untuk listrik harus dilakukan pemutusan aliran
listrik.
b. Mengurangi rasa nyeri dengan cara :
- Mendinginkan luka
- Obat-obatan analgetik
- Memberikan posisi yang benar dengan meletakkan luka yang lebih
tinggi
c. Menjaga jalan nafas
d. Mencegah infeksi
Luka yang terjadi ditutup dengan kain bersih atau steril.
2. Tindakan di instalasi gawat darurat
Penderita yang dirawat dirumah sakit adalah :
a. Luka bakar grade II kurang dari 2 %
b. Luka mengenai muka, ekstrimitas dan perineum
c. Luka bakar grade III lebih dari 2 %
d. Luka bakar pada anak-anak grade I lebih ari 10 %

3
e. Luka bakar akibat listrik tegangan tinggi
f. Luka bakar disertai trauma jalan nafas
g. Luka bakar dengan penyakit lain
PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR
a. Pastikan “ Air way dan breathing “ sudah optimal.
b. Pemberian cairan. Ada beberapa formula :
- Formula Baxter
Hanya memakai cairan RL dengan jumlah luas luka bakar X BB ( dalam Kg ) + 4
CC, diberikan ½ : 8 jam pertama dan ½ nya : 16 jam berikutnya, untuk hari kedua
tergantung keadaan.
- Formula Evans
Cairan yang diberikan adalah :
a) Elektrolit dosis : 1 CC X BB Kg X % luka bakar
b) Koloid dosis : 1 CC X BB X % luka bakar
Dosis 2000 CC dewasa dan 1000 CC untuk anak.
Semua dijumlahkan dan diberikan ½ nya dalam 8 jam pertama dan sisanya 16
jam berikutnya. Untuk hari kedua tergantung keadaan, elektrolit disini Evans
menggunakan Nacl 0,9 %.
- Formula Brook
a) Elektrolit : ½ CC X BB Kg X % luka bakar ( biasanya
RL )
b) Koloid : ½ CC X BB X % luka bakar
c) Dextros : dewasa 2000 CC dan untuk anak 1000 CC
Semua diberikan ½ nya dalam 8 jam pertama dan sisanya 16 jam berikutnya.
c. Pencegahan tetanus dengan pemberian ATS atau toxoid

4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
DI RUANG MELATI RSUD KALISARI KAB. BATANG
I. PENGKAJIAN
Tanggal pasien masuk : 17 April 2003
Tanggal pengkajian : 20 April 2003 Pukul : 09.35 WIB
1. Identitas Klien
Nama : Nn. T
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Kawin
No. Register : 62614
Diagnosa Medis : Combustio
Dokter Penanggungjawab : dr. H. Chamid T, SpB
Bangsal / Kamar No. : Melati / II

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Alamat : Limpung - Batang

II. PENGKAJIAN 11 POLA FUNGSI GORDON


1. Persepsi Tentang Kesehatan dan Management Kesehatan
a) Keluhan Utama

5
Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor dari perut ke
kepala.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit
seperti ini dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.

c) Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan
tubuh terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan
berkurang, lemah, Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30 C , Nadi : 84
kali/menit, Pernafasan : 18 kali/menit.
d) Riwayat Pengobatan keluarga bila sakit
Klien dan keluarga biasa memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit. Anggota
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular
e) Pengobatan yang Sedang Dijalani
Klien sedang menjalani rawat inap di ruang Melati RSUD Kalisari Kabupaten
Batang dengan diagnosa Combustio.
f) Allergi
Klien tidak mempunyai riwayat allergi terhadap obat-obatan maupun
makanan.
g) Preventif Kesehatan Lingkungan
Lingkungan sekitar klien aman, jauh dari trauma mekanik, elektrik dan termal.
h) Preventif Gaya Hidup
Klien tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.

2. Nutrisi – Metabolik
a) Suhu Tubuh
- Keadaan kulit : Lembab
- Temperatur : 37.30 C
b) Nutrisi
Status Nutrisi
- Karakteristik fisik : Turgor Baik
- Penampilan umum : KU : sedang/sedang
Sebelum sakit Selama sakit
Kebiasaan makan 3 x sehari 1 porsi 3 x sehari ¼ porsi
Jenis makanan Nasi, sayur, lauk pauk Sesuai diit
Kebiasaan minum 7 gelas/hari 5 gelas/hari
Jenis minuman Air putih, teh manis Air putih, teh manis
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Minuman pantangan Tidak ada Tidak ada
Selera makan Baik Kurang

3. Pola Eliminasi
a) BAK
Kebiasaan BAK +6 x sehari +4 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning
Kelancaran Baik/lancar Baik/lancar
Faktor yang mempengaruhi BAK klien adalah jenis makanan atau minuman
dan jumlah cairan yang masuk.

b) BAB
Kebiasaan BAB 1 x sehari 2 x sehari
Konsistensi Lunak Agak keras
Kelancaran Baik Baik
Warna Kuning tengguli Kuning kecoklatan
Faktor yang mempengaruhi BAB klien adalah jenis makanan dan mobolisasi
fisik.

4. Aktivitas dan latihan

6
a) Sebelum Sakit
Klien melaksanakan aktivitas dengan baik, baik sebagai istri maupun sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
b) Selama sakit
Mobilisasi klien selama sakit berkurang kerena klien merasa pusing, klien
hanya tiduran. Sehingga dalam melaksanakan aktivitas dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.
c) Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Muka : Lesu, terdapat lepuhan luka
Ranbut : Bersih, hitam tidak rontok
Telinga : Bersih tidak ada om dan serumen, pendenga
ran baik
Hidung : Tidak ada polip dan epitaksis
Mata : Tidak ada ikterik, konjungtiva normal
Dada : Simetris, gerakan dada normal
Perut : Terdapat lepuhan luka bakar
Kulit : Bersih, terdapat luka, turgor jelek
Kuku : Bersih, pendek
Ekstrimitas Atas : Baik, terpasang infus sebelah kiri
Ekstrimitas bawah : Baik, tidak ada odem dan Varises
2. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Abdomen : Nyeri pada kulit perut
Ekstrimitas : Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur
3. Perkusi
Dada : Tidak ada krepitasi
Perut : Tidak kembung
4. Auskultasi
Dada : Bunyi jantung normal
Abdomen : Peristaltik baik
d) Pernafasan
1. Jalan Nafas
Bersih tidak ada sumbatan
2. Respon Serebral
- Kesadaran : Compos Mentis
- Orientasi ruangan dan fasilitas baik
3. Sirkulasi dan Pernafasan
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Pernafasan : 18 X/menit
- Nadi : 84 X/menit
- Suhu tubuh : 37,30 C

5. Pola Istirahat dan Tidur


Kebiasaan tidur Malam + 8 jam Malam + 4 jam se-
Siang hanya istirahat ring terbangun.
Biasa.
Klien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun
Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur klien adalah karena nyeri yang
dialaminya dan lingkungan tempat klien dirawat

6. Pola Persepsi dan konsep diri


a) Body Image
Klien merasa tubuhnya jelek.
b) Identitas Diri
Karakter kepribadian klien baik dan tenang.
c) Harga Diri
Klien berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan pengunjung.

7
7. Pola Peran Hubungan – Sosial
- Hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis, begitu juga
dengan masyarakat sekitarnya. Banyak tetangga, saudara klien yang
menjenguk dan menunggu secara bergantian.
- Klien dapat diajak kerjasama dalam prosedur tindakan perawatan
dan pengobatan dengan tim kesehatan.
- Status dalam keluarga klien merupakan anak ke dua dari lima
bersaudara.

8. Pola Kognitif – Persepsi


Pola kognitif klien baik, dapat berespon dengan lingkungan sekitar.

9. Pola Seksual
Klien berjenis kelamin perempuan dan belum pernah mengalami ganguan dengan
alat reprodukasinya.

10. Pola Koping Toleransi Stres


Klien dalam menghadapi suatu masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.

11. Pola nilai Kepercayaan


Klien dan keluarga beragama Islam, klien percaya bahwa penyakitnya akan segera
sembuh.

III. DATA PENUNJANG


Therapy tanggal 20April 2003
- Infus NaCl 32 tetes/menit
- Injeksi Ampicillin 1gr/8 jam
- Injeksi Cimetidin 1 gr/8 jam
- Injeksi Orasic 100 gr/12 jam
- Injeksi Gentamicyn 80 ge/12 jam

IV. PENGELOMPOKAN DATA


DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Klien - Luka baker dari
mengatakan sakit bila bergerak. perut ke kepala.
- Klien - Klien
mengatakan nyeri pada dearah menyeringai kesakitan.
luka baker. - Oedem pada
- Klien daerah luka baker.
mengatakan cemas terhadap - Terpasang infuse
penyakitnya. NaCl 32 tetes/menit
- Luka masih
basah, terdapat bula.

V. ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
.
1. DS : Klien mengatakan sakit bila Risiko kurangnya Perpindahan
bergerak. volume cairan tubuh. cairan dari
DO : Odem pada daerah luka bakar ( intravaskuler ke
perut ke kepala ), terpasang dalam rongga
infus NaCl 32 tts/mnt. intestinal.

2. DS: Klien mengatakan nyeri pada Gangguan rasa nya Kerusakan ujung
daerah luka bakar. man nyeri – ujung saraf
DO: Klien menyeringai kesakitan, kulit akibat luka
oedema pada daerah luka bakar.
bakar.

8
3. DS: Klien mengatakan cemas Potensial terjadi Hilangnya lapisan
terhadap penyakitnya. infeksi pelindung kulit
DO: terdapat luka bakar di daerah sekunder
perut ke kepala, luka masih terhadap luka
basah, terdapat bula pada luka baker.
tersebut.

VI. PERENCANAAN PERAWATAN


No DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TTD
TUJUAN TINDAKAN
1. Risiko kurangnya volume cairan Kekurangan 1. Moniyor
tubuh berhubungan dengan volume cairan KU dan TTV
Perpindahan cairan dari dapat diatasi 2. Monitor
intravaskuler ke dalam rongga setelah dikakukan pemasukan dan
intestinal, ditandai dengan : tindakan pengeluaran.
DS : Klien mengatakan sakit bila keperawatan 3. Monitor
bergerak. selama 3x24 jqm, cairan per infus
DO : Odem pada daerah luka baker dengan criteria : 4. Anjurkan
( perut ke kepala ), terpasang - Volume cairan untuk banyak
infus NaCl 32 tts/mnt. kembali normal. istirahat.
- Tidak ada 5. Anjurkan
oedem
untuk minum 8
gelas per hari.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri Klien dapat
berhubungan dengan kerusakan mengan
1. Kaji
tingkat nyeri.
ujung – ujung saraf kulit akibat luka tisipasi rasa nyeri
bakar, ditandai dengan : setelah dilakukan 2. Atur
DS: Klien mengatakan nyeri pada tindakan posisi klien
daerah luka bakar. keperawatan senyaman
DO: Klien menyeringai kesakitan, dengan criteria : mungkin.
oedema pada daerah luka - nyeri 3. Alihkan
bakar. hilang atau perhatian klien
berkurang. 4. Kolaboras
- Klien i dengan dokter
merasa tenang. untuk
pemberian
3. Potensial terjadi infeksi Infeksi dapat analgetik.
berhubungan dengan Hilangnya dicegah setelah
lapisan pelindung kulit sekunder dilakukan 1. Kaji luka
terhadap luka bakar ditandai tindakan selama
dengan : keperawatan mengganti
DS: Klien mengatakan cemas selama 3x24 jam balutan.
terhadap penyakitnya. dengan criteria : 2. Gunakan
DO: terdapat luka baker di daerah - Infeksi teknik sterillisasi
perut ke kepala, luka masih tidak ada. saat merawat
basah, terdapat bula pada luka - Luka luka..
tersebut. kering/sembuh 3. Kaji
. adanya sepsis,
- Tidak perubahan
ada perluasan neurology..
luka karena 4. Bersihkan
infeksi. luka dengan
- Tidak larutan steril.
terjadi 5. Observasi
peningkatan luka : purulen
suhu tubuh. 6. Pemberia
- Terbentu n antibiotic.
k jaringan 7. Memberit
granulasi.
ahukan pada
keluarga tentang
perawatan lanjut

9
di rumah.
ÿÿdthBÿÿÿÿÿÿsWidÿÿA3ÿÿÿÿofÿÿÿÿtrpaddl108ÿÿÿddÿÿ3ÿÿÿÿbllklastrow
VII. IMPLEMENTASI
N TGL JAM No. JENIS TINDAKAN RESPON TTD
o DX KLIEN
1 20-05 11.30 1 1. Moniyor KU dan TTV S: 36,5 o C N: 92
2003 x/mnt Rr : 20
x/mnt Td:
110/80 mmHg
11.30 2 Monitor Klien minum
pemasukan dan pengeluaran. 1500 cc gelas /
hari.
11.30 3. Monitor cairan per Infus lancar 32
infus tts/ mnt.
11.45 Klien tenang
4. Menganjurkan
11.45 untuk banyak istirahat. Klien
5. Menganjurkan untuk mengangguk.
minum 8 gelas per hari.
2 20-05 12.00 2 Klien merasa
2003 12.00 nyaman.
1. Mengkaji tingkat nyeri. klien
12.15 2. Mengatur posisi klien Klien mau diajak
senyaman mungkin. ngobrol.
12.15 3. Mengalihkan perhatian klien Injeksi novalgin
0,3 ( extra ).
4. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik
3 20-05 10.00 3 untuk pemberian analgetik. Kondisi luka
2003 masih basah.
10.00 1. Mengkaji luka selama Sterilisasi
mengganti balutan. terjaga.
10.00 2. Menggunakan teknik sterillisasi Suhu 37oC.
saat merawat luka..
10.20 3. Mengkaji adanya sepsis, Luka tetap
perubahan neurology.. bersih.
11.00 4. Membersihkan luka dengan Purulen tidak
larutan steril. ada.
5. Mengobservasi luka : purulen Drainase (-)
12.30 drainase. Injeksi
Ampicilin 1 gr/8
6. Memberikan antibiotic. jam
Cimetidhim 1
amp/8jam
Orasic 100 gr
/8jam
Gentamicin 80
gr /8jam
13.00 Kuluarga
mengerti tentang
7. Memberitahukan pada keluarga Prosedur
tentang perawatan lanjut di perawatan luka.
rumah.

VIII. EVALUASI
No. TGL JAM No. CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
DX
1. 20-05 14.00 1 S : Klien mengatakan nyeri berkurang
2003 O : Oedema mulai berkurang pada daerah luka
bakar, infuse NaCl aff, klien minum 2000 cc
gelas/hari.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan mondisi klien agar tetap stabil.

10
2. 20-05 14.10 2 S : Klien mangatakan nyeri mulai berkurang.
2003 O: Klien tampak tenang.
A: Masalah belum taratasi
P: Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2, 4

3. 20-05 14.30 3 S: Klien mengatakan kulit agak bersih


2003 O: Luka belum kering.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan rencana tindakan no. 2, 4, 6, 7

IMPLEMENTASI II
N TGL JAM No. JENIS TINDAKAN RESPON TTD
o DX KLIEN
1 21-05 09.00 2 1. Mengkaji tingkat nyeri. Klien Klien merasa
2003 nyaman
09.16 2. Mengatur posisi klien Klien tenang
senyaman mungkin.
12.30 4. Kolaborasi dengan dokter untuk Klien minum
pemberian analgetik untuk obat.
pemberian analgetik.

2 21-05 10.00 3 2. Menggunakan teknik sterillisasi Kondisi luka


2003 saat merawat luka.. kering.
10.00 4. Membersihkan luka dengan Strerilitas
larutan steril. terjaga.
6. Memberikan antibiotic. Injeksi masuk.
12.00 7. Memberitahukan pada keluarga Keluarga
tentang perawatan lanjut di mengerti tentang
rumah. prosedur
perawatan luka.

EVALUASI II
No. TGL JAM No CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
.
DX
1. 21-05 14.00 1 S : Klien mengatakan nyeri berkurang atau
2003 hilang.
O : Klien tenang.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil

2. 21-05 14.00 2 S : Klien mengatakan kulitnya bersih.


2003 O : Luka kering
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil

Mengetahui,
Kepala Ruang Melati

Agus Sri Hartati, AMK

11

Anda mungkin juga menyukai