KEWIRAUSAHAAN
MODUL 2 :
KONSEPSI DASAR
KEWIRAUSAHAAN
02
FASILKOM SISTEM INFORMASI B31183EL MATSANI, S.E, M.M
Abstract Kompetensi
Mata kuliah menjelaskan mengenai Mampu membuat bisnis plan,
bidang kewirausahaan, entrepreneur. menentukan bisnis apa yang dipilih dan
Mengembangkan mental dan pola kerja mendapatkan pengalaman pengelolaan
pribadi seorang wirausahawan, jiwa bisnis. Kemudian, Mampu
kepemimpinan, manajemen resiko dan mengendalikan bisnis sederhana,
pengawasan serta bagaimana mengetahui dan mengaplikasikan
mengindentifikasi peluang dalam usaha manajemen pemasaran, sumber daya
baru. manusia dan manajemen keuangan,
mempunyai pandangan akan potensi
berwirausaha sebagai pilihan masa
depan.
Hasil wawancara dan kuisioner yang dilakukan kepada 500 mahasiswa sepanjang tahun
2005 di enam perguruan tinggi Jakarta, masing masing mewakili berbagai kelas yaitu kelas
bawah, kelas menengah dan kelas atas menunjukkan hasil yang memprihatikan mengenai
motivasi untuk berwirausaha itu sendiri di kalangan mahasiswa. Pertanyaan yang diajukan
kepada mahasiswa adalah Apa yang mereka lakukan setelah menyelesaikan pendidikan
atau setelah memperoleh gelar sarjana? Mencari pekerjaan (menjadi pegawai)? Menjadi
pengusaha? Menjadi karyawan sambil berwirausaha?
Sebagian besar sekitar 76 persen menjawab akan melamar kerja atau dengan kata lain
menjadi pegawai (karyawa). Kemudian, hanya sekitar 4 persen yang menjawab ingin
berwirausaha. Selebihnya menjawab menjadi karyawan sambil berwirausaha. Hasil
wawancara dengan para mahasiswa itu pun menunjukkan hasil yang tidak jauh berarti.
Artinya, orientasi para mahasiswa setetlah lulus hanya untuk mencari kerja, bukan
menciptakan lapangan pekerjaan. (Kasmir, 2006)
Memang perlu kita pahami perbedaan dalam pengetahuan, minat dan budaya, serta faktor
lingkungan dimana seseorang berada, akan menentukan karier seperti apa yang mereka
inginkan di masa depan. Sebagian orang mungkin lebih tertarik untuk menjadi pegawai atau
banyak juga yang menjadi ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS) walaupun mungkin
awalnya gaji yanng tidak terlalu besar, namun ada harapan jika nantinya menjadi pejabat
dengan fasilitas yang memadai dan mendapatkan uang pensiun. Sebagian orang lainnya
tertarik untuk menjadi pegawai swasta profesional yang umumnya menjanjikan gaji besar,
tunjangan dan fasilitas lain yang menarik, serta uang pesangon. Hanya sebagian kecil yang
tertarik untuk terjun menjadi wirausahawan mungkin karena penghasilan wirausaha tidak
menentu, risiko terlalu besar, dan alasan paling klasik yaitu tidak mempunyai modal.
Kenyataan seperti ini ternyata sudah berlangsung cukup lama terutama di Indonesia dengan
berbagai sebab. Jadi tidak mengherankan jika setiap tahun jumlah orang yang menganggur
terus bertambah. Sementara itu, pertumbuhan lapangan kerja semakin sempit. Hasil
wawancara dan kuisioner yang dilakukan oleh Dr. Kasmir (2006) memang belum
menunjukkan secara utuh cita cita mahasiswa setelah lulus kuliah. Namun, paling tidak hasil
ini sudah memberikan sedikit gambaran betapa pola pikir untuk menjadi wirausaha di
kalangan mahasiswa masih sangat kecil.
‘15 KEWIRAUSAHAAN 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Dosen : Matsani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
Pola pikir yang diwujudkan dalam cita-cita untuk menjadi pegawai sebenarnya sudah ada di
berbagai belahan dunia sejak puluhan tahun yang lalu. Seorang penulis buku tentang
motivasi yang sangat terkenal yaitu Max Gunther pernah mengkriitik sistem pendidikan di
Amerika Serikat tahun 70 an yang katanya hanya akan melahirkan lulusan “Sanglaritis” yang
artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai
swasta. Mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri. Bahkan untuk
kasus di Indonesia hal itu masih akan terjadi sampai sekarang.
Padahal berdasarkan pengalaman, ternyata banyak pengusaha sukses yang bisa kita ambil
cerita hidupnya. Ternyata menjadi pengusaha juga menjanjikan masa depan yang sangat
cemerlang, penghasilan tidak terbatas dan dapat mengatur waktunya sendiri. Meskipun
banyak tantangan yang dihadapi para pengusaha tapi tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi
pengusaha juga ternyata memberikan manfaat dan keuntungan yang luar biasa bagi
kehidupan pengusaha itu sendiri. Pertanyaan yang mucul kemudian adalah “mengapa
semakin banyak dibutuhkan wirausahaan baru?” Jawabannya karena tingkat pengangguran
di setiapp jenjang pendidikan sudah semakin parah dan diperlukan untuk dicari
pemecahannya melalui penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor usaha.
Berdasarkan data BPS yang penulis dapatkan di tahun 2014 menunjukkan bahwa angka
pengangguran per Februari 2014. Tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 5,7%
atau 7,15 juta jiwa. Bahkan seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini (sumber :
www.bps.go.id ) menunjukkan bahwa di Indonesia sendiri sepanjang bulan Februari hingga
Agustus 2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta
orang meningkat 7,24 juta orang. Dengan jumlah ini, tingkat ini diprediksi akan bertambah
karena pertumbuhan ekonomi yang melambat di 5,01%
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87
juta orang, yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120,17 juta orang. Tetapi
peningkatan ini juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka Februari hingga Agustus
2014 sebesar 5,70% naik 5,94%.
Dari data-data di atas, lalu pertanyaannya adalah, siapa yang salah, mahasiswa kah, orang
tua ataukah pemerintah?. Jawabannya tentu tergantung pada sudut mana kita menilai.
Masing-masing memiliki peran tersendiri, baik langsung maupun tidak langsung akibat pola
pikir yang belum atau tidak mau diubah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha
dengan alasan mereka tidak diajar atau tidak dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal ini juga
didukung oleh lingkungan budaya masyarakat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin
anaknya menjadi orang gajian alias pegawai. Di sisi lain, para orang tua kebanyakan tidak
memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk berusaha. Oleh karena itu, mereka lebih
cenderung mendorong anak-anak mereka untuk mencari pekerjaan atau menjadi karyawan.
Orang tua juga merasa lebih bangga, bahkan sebagian merasa terbebas bila anaknya yang
telah selesai kuliah mampu menjadi pegawai. Dan faktor yang tidak kalah pentingnya adalah
tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha.
Mengapa harus berwirausaha? Tentu kita semua masih ingat, saat Indonesia mengalami
krisis pada tahun 1997-1998. Banyak perusahaan besar yang tumbang khususnya di sektor
perbankan, properti dan pabrikan berbahan baku impor. Siapa yang menyelamatkan bangsa
Indonesia dari krisis? Anda tentu sudah tahu, yaitu banyaknya pengusaha kecil dan
menengah yang berdiri kokoh di tengah krisis. Pengusaha-pengusaha ini mampu bertahan
karena memproduksi barand an jasa dengan bahan baku dalam negeri dan berorientasi
ekspor, tenaga kerja yang efisien dan biaya tetap yang kecil.
Merupakan tantangan bagi para sarjana di saat ini, yaitu di tengah-tengah terbatasnya
lapangan kerja dan sulitnya mencari pekerjaan, terdapat peluang yang sangat besar untuk
mengembangkan usaha, baik usaha kecil, menengah, maupun besar untuk menciptakan
lapangan kerja bagi diri sendiri, bagi orang lain yang memperoleh pekerjaan, maupun bagi
bangsa dan negara sebagai salah satu sumber pertumbuhan eknomi.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha
untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumberdayasumberdaya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkatakata tetapi juga berbuat,
merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang
baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Hal tersebut dapat
digambarkan pada skema berikut:
PROSES, PASAR,
PRODUK, DLL
Seorang wirausaha yang sukses harus mempunyai karakteristik yang baik dan menarik,
karakteristik seorang wirausaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu pengetahuan,
pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
Jadi, wirausaha adalah sebuah permainan, di mana kita harus tahu betul aturan mainnya
lalu menjalankan usaha secara cerdik, dan akhirnya menikmati keuntungannya. Oleh karena
itu, keuntungan menjadi wirausahawan adalah mempunyai kemampuan dalam mengatur
waktu sehingga tidak bergantung pada jam kerja kantor, dapat mengatur kondisi usaha
sendiri, menentukan aturan main dalam usaha sendiri dengan sangat hati-hati dan sesuai
dengan karakter diri dan pekerjaan, serta mengalami masa-masa saat berhasil dan gagal.
Banyak orang yang terdorong menjadi wirausahawan karena mereka memiliki banyak
peluang mencapai tujuan yang dikehendakinya sendiri, memperoleh laba yang maksimal,
dan banyak lagi. Kenyataan menunjukkan bahwa bila kita bekerja keras maka kita akan
mendapatkan lebih banyak uang dan tentunya akan merasa lebih mampu untuk memenuhi
sebagian besar kebutuhan hidupnya. Beberapa peluang sebagai keuntungan yang
memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha adalah sebagai berikut :
Berdasarkan ciri ciri wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatan seari-harinya sebagai berikut :
Dalam memulai usaha baru kita harus mempelajari situasi pasar maupun keadaan industri
yang akan dimasuki. Keadaan pasar tersebut mungkin telah dipenuhi oleh para pesaing
lainnya sehingga tidak mudah untuk dimasuki, mungkin juga pasar yang dituju tersebut telah
jenuh. Era orientasi produksi dan orientasi pemasaran tampaknya akan segera berlalu
memasuki era baru yaitu era persaingan (competition era). Untuk itu perlu sekali
menganalisis situasi kekuatan-kekuatan pesaing yang ada di pasar dengan cermat.
Michael Porter (1895) mengungkapkan adanya lima kekuatan persaingan yang menentukan
di sektor industri yaitu :
1) Ancaman dari pendatang baru
2) Ancaman dari barang atau jasa substitusi
3) Kekuatan tawar menawar dari pemasok
4) Kekuatan tawar menawar dari pembeli, dan
‘15 KEWIRAUSAHAAN 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Dosen : Matsani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
5) Persaingan diantara para pesaing yang ada
Untuk menghadapi situasi pasar dalam industri tersebut Porter juga mengemukakan
beberapa dasar strategi yang generik. Untuk pasar industri dengan target yang lebih luas
dapat diterapkan strategi :
a) Produk yang berbeda (product differentiation)
b) Keunggulan biaya (cost leadership)
c) Biaya fokus (cost focus)
d) Perbedaan fokus (focused differentiation)
Perusahaan dapat meluncurkan produk yang berbeda dari pesaing lainnya dengan
memproduksi produk inovatif atau paling tidak ada perbedaan yang lebih bermanfaat
dibandingkan denganproduk pesaing lainnya. Strategi lain adalah dengan memanfaatkan
keunggulan biaya. Keungguklan biaya ini dapat mengakibatkan biaya produksi kita lebih
rendah sehingga dapat menjual dengan harga yang lebih kompetitif. Sedangkan nuntuk
pasar industri dengan target yang lebih sempit kita dapat menggunakan strategi dengan
memfokuskan keunggulan biaya atau memfokuskan differensiasi produk pada segmen
pasar tertentu yang mampu dikuasai.
Banyak pendapat mengenai kunci sukses usaha kecil baik yang dikemukakan oleh kalangan
akademik maupun dari para praktisi usaha. Prof. David McClelland dari Harvard University
merumuskan kunci sukses usaha kecil sebagai berikut:
1. Pengembalian resiko yang tepat
2. Kerja keras
3. Penentuan sasaran yang tepat
4. Orientasi prestasi
5. Inovasi.
Sam Walton pendiri Walmart yaitu retailer terbesar di Amerika mengisahkan kunci sukses
menjalankan usaha dalam bukunya Sam Walton Made in America yang dikenal dengan The
Ten Commandments of Business, yaitu :
1. KOMIT terhadap usaha anda
2. BERBAGI KEUNTUNGAN dengan semua yang membantu anda.
3. MOTIVASI mitra anda.
4. KOMUNIKASI segala sesuatunya kepada mitra anda.
5. MENGHARGAI semua orang yang membantu anda.
6. RAYAKAN keberhasilan perusahaan.
‘15 KEWIRAUSAHAAN 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Dosen : Matsani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
7. DENGARKAN setiap orang yang ada di perusahaan.
8. LAMPAU harapan pelanggan.
9. KONTROL pengeluaran perusahaan agar lebih efisien dari pesaing.
10. BERBEDA cara dari yang lain (Walton dan Huey, 1992)