Diterbitkan oleh :
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
TELKOMRisTI (R & D Center)
Jl. Gegerkalong Hilir No. 47
Bandung 40152
i
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Daftar Isi
ii
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
iii
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Daftar Gambar
iv
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
v
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Daftar Tabel
vi
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Tujuan Umum
! Memberikan wawasan sistem komunikasi yang bekerja pada frekuensi optik
dengan menggunakan media transmisi serat optik
! Memberikan wawasan tentang implementasi sistem komunkiasi serat pada
jaringan akses
Tujuan Khusus
! Memiliki pengetahuan dasar tentang Jarlokaf secara sistematis
! Mampu mengoperasikan sistem dasar Jarlokaf melalui supervisi
1
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
A. PENDAHULUAN
Penggunaan cahaya untuk komunikasi bukanlah suatu hal yang baru.
Komunikasi gerakan tangan sejak dulu telah digunakan dan mata sebagai
detektor dan otak sebagai prosesor. Orang indian menggunakan asap sebagai
alat komunikasi. Tahun 1880, Graham Bell menemukan sistem komunikasi
cahaya disebut photophone. Photophone menggunakan cahaya matahari yang
terpantul dari sebuah cermin tipis termodulasi voice. Di penerima cahaya
matahari termodulasi itu jatuh pada cell selenium photoconducting yang
langsung mengubahnya menjadi arus listrik.
Di samping itu, lampu dengan kode morse digunakan, yakni dengan mengedip-
kedipkan lampu tersebut sesuai informasi yang dikirim. Tahun 1960, LASER
dan serat optik ditemukan. Akan tetapi redaman dari serat optik tersebut masih
terlalu besar untuk dijadikan saluran transmisi. Tahun 1970, terjadi penemuan
serat optik yang mempunyai redaman rendah dan dapat digunakan sebagai
saluran transmisi.
Berikut adalah sejarah ringkas serat optik :
• 1970-an, Claude Chappe membangun telegraph optik di Perancis,
dengan jarak 230 km berupa manusia yang memberi sinyal dari atas
serangkaian menara.
• 1870, John Tyndall, English Natural Philosopher, mendemonstrasikan
prinsip pembimbingan cahaya melalui pantulan internal.
• 1880, Alexander Graham Bell membuat sistem komunikasi photophone.
• 1950-an, Brian O’Brien dan Narinder S. Kapany berhasil membuat serat
yang dapat mentransmisikan image dan digunakan sebagi fiberscope
(alat kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia).
• 1957, Gordon Gould, menjelaskan LASER sebagai sebuah sumber
cahaya intens
• 1960, Charles Townes mendemonstasikan Helium Neon LASER
• 1966, Charles Kao dan Charles Hockham, membuat teori bahwa serat
optik dengan redaman hingga 20 dB/km dapat dibuat dengan
memurnikan bahan pembuat serat optik.
• 1970, Robert Maurer membuat serat optik pertama dengan redaman di
bawah 20 dB/km dan 1972, serat optik 4 dB/km dibuat dan sekarang,
redamannya mencapai 0,2 dB/km.
2
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Message Transmitter
source
Transmission
Noise
Channel
Destination
Receiver
3
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
1460-1530 S-band
1530-1565 C-band
1360-1460 E-band 1565-1625 L-band
10 1260-1360 O-band 1625-1675 U-band
Monitoring
Atenuasi (dB/km)
Standard water peak fiber
1.0
Raman EDFA
DWDM
Low water peak fiber
1310 WWDM (>
>50nm) 1550
0.1
1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700
Panjang Gelombang (nm)
4
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Pada periode 1990 an terjadi pertumbuhan demand yang sangat tinggi pada
aset jaringan komunikasi untuk layanan seperti database, home shopping,
video-on-demand, remote education, telemedicine, dan video conferencing.
Berikut ini adalah contoh laju informasi untuk beberapa voice, video, dan
layanan data.
Untuk mengirimkan layanan ini dari satu user ke yang lainnya, penyedia
jaringan menyatukan sinyal-sinyal dari berbagai user dan mengirim sinyal
agregat melalui satu saluran transmisi. Skema ini dikenal sebagai Time Division
Multiplexing (TDM). Di sini, N buah data stream masing-masing dengan laju R
bps, di-interleaved secara elektris ke dalam satu information stream dengan laju
N x R bps. Beberapa level multiplexing digunakan di berbagai daerah untuk
mendapatkan laju data yang lebih besar.
Era berikutnya adalah era sistem komunikasi optik yang dimulai dengan
penemuan serat optik sebagai media komunikasi ini, hal ini berkaitan dengan
nilai lebih yang dimiliki oleh sistem komunikasi ini.
Kelebihan serat optik dibandingkan dengan kabel logam :
1. Rugi-rugi transmisi rendah dan bandwidth lebar. Dengan demikian data
yang dapat dikirim akan lebih banyak dan jarak tempuh yang lebih jauh.
Keuntungan ini akan mengurangi jumlah dan volume kabel dan repeater
5
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
1.0
0.1
1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990
Bit rate-distance product BL, di mana B adalah bit rate transmisi dan L adalah
spasi repeater, adalah ukuran kapasitas transmisi link serat optic. Generasi
pertama beroperasi di 850 nm dengan serat multimode dan bit rate 45 s.d. 140
Mbps dengan spasi repeater 10 km. Berikutnya penggunaan serat Single Mode
memungkinkan bit rate 155 Mbps, 622 Mbps, hingga 2,5 Gbps dengan spasi
repeater 40 km. Sistem 1550nm memberikan kapasitas sampai 10 Gbps
dengan spasi repeater hingga 90 km pada 2,5 Gbps.
Window Sistem Komunikasi Serat Optik; menunjukkan perkembangan
karakteristik redaman serat optik yang semakin rendah dan mencapai optimum
pada tiga window sbb :
• Window Pertama (800-900 nm) terutama digunakan pada tahun 1970-an
• Window Kedua(1300 nm) awal 1980-an
• Window Ketiga(1550 nm) akhir dekade 80-an
6
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Link transmisi serat optik terdiri dari elemen-elemen seperti yang terlihat dalam
gambar di bawah ini.
7
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Transmitter
splice
Drive Sumber
Sinyal Circuit Cahaya
input connector Serat
elektrik
Regenerator optik
Optical coupler
RX
Electronic
Optical
Tx Ke perangkat lain
Sinyal
Receiver Output
Optical amplifier
Detektor prosesor elektrik
cahaya
Amplifier
Elemen kunci dari sistem komunikasi optik adalah transmitter optik, kabel optik,
dan receiver optik. Komponen tambahan adalah: optical amplifier, konektor,
splice, kopler, dan regenerator. Kabel optik adalah salah satu elemen terpenting
dalam link serat optik. Sebagai tambahan dalam melindungi serat gelas selama
instalasi dan layanan, kabel berisi kawat tembagai untuk memberi daya pada
amplifier atau regenerator sinyal.
Seperti pada kabel tembaga, kabel serat optik dapat diinstal baik di udara,
dalam duct, di bawah laut, atau dikubur langsung dalam tanah. Panjang
segmen kabel terpendek, cenderung digunakan dalam duct. Untuk segmen
yang lebih panjang digunakan dalam kabel udara, kubur langsung atau aplikasi
bawah laut. Setelah kabel diinstal, sumber cahaya yang secara dimensi
kompatibel dengan inti serat digunakan untuk memberikan daya optik ke dalam
serat. Untuk itu dapat digunakan LED atau LASER. Input sinyal elektrik dapat
berupa sinyal analog ataupun sinyal digital. Untuk sistem kecepatan tinggi ( > 1
Gbps), modulasi langsung dapat menyebabkan distorsi sinyal, untuk itu
digunakan modulator eksternal. Di dalam serat optik sinyal akan mengalami
redaman, dan dispersi.
Desain penerima optik lebih kompleks dibandingkan pengirim optik. Figure of
merit dari penerima optik adalah daya optik minimum yang dibutuhkan untuk
mendapatkan probabilitas error yang cukup untuk sistem digital atau Signal to
Noise ratio (SNR) yang cukup besar bagi sistem analog.
Gambar (6) hanya menggambarkan link optik secara point-to-point. Sistem
komunikasi serat optik yang lebih kompleks adalah jaringan komunikasi serat
optik.
8
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Aerial mounted
cable
Fiber cable
dalam gedung
manhole
Directly buried
Fiber in the
duct
regenerator
regenerator
Undersea optical cable
Gambar 8 adalah salah satu contoh konfigurasi jaringan optic untuk Wide Area
Network (WAN), regional network, dan local network dengan node yang
berbeda-beda.
Remote
Switch E1
Metro
DWDM E3 64K
STM-64/STM-16
DWDM
STM-1/4 Access
DCS /16 Network
Central Office Switch
E1
Remote
STM-1
Switch
E3 64K
10/100 Mbps
E1
9
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
B. TEORI CAHAYA
Secara umum, cahaya bisa dipandang dengan 3 pendekatan, yakni: melihat
cahaya sebagai sebuah ray atau geometrical optic, melihat cahaya sebagai
sebuah electromagnetic wave, dan melihat cahaya dengan sebuah pendekatan
teori kuantum.
y
e-αz
ρ
E
x ρ
H
10
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
11
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
12
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Dengan melihat cahaya sebagai sinar, maka konsep pantulan dan pembiasan
dapat diinterpretasikan dengan mudah. Ketika sebuah sinar memasuki
perbatasan dua media yang berbeda, sebagian sinar dipantulkan kembali.
n2
θt
Cahaya terus
n1
n2
2) Cahaya merambat dari medium 2 (n1) ke medium 1 (n1) dengan n2 > n1,
maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal
13
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
n1
n2
2
Sudut pantul = 4
3 90o
φ1
φ1
θi φ1
θI > θc
Sudut datang semakin besar, θi = θc
cahaya yang terus makin
menjauhi normal Bila sudut datang > sudut
Kondisi ini sudut datang
disebut sudut kritis kritis terjadi TIR
14
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Di sini, δN dan δP adalah perubahan fasa componen medan elektrik normal dan
paralel terhadap plane of incidence. n = n1/n2.
C. SERAT OPTIK
1. Gambaran Umum Serat Optik
Serat optik adalah suatu bumbung gelombang yang berisi dielektrik dengan
indeks bias tertentu yang digunakan untuk merambatkan energi elektro
magnetik pada frekuensi antara 300 – 600 Tera Hertz (frekuensi optik). Serat
optik terdiri dari core (inti) dan cladding (selubung inti).
cladding
Dari gelas
core atau plastik
15
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Fungsi inti adalah sebagai penyalur gelombang cahaya, dan cladding berfungsi
untuk memperkecil rugi-rugi permukaan serta mengarahkan gelombang cahaya
tersebut. Beberapa tipe Serat optik adalah sbb :
Core 8-12µm
Cladding
n1 n2
Profil Indeks bias
125-
Core 50-200µm 400µm
Cladding
n1 n2
Profil Indeks
125-
Core 50-100µm 140µm
Cladding
n1 n2
Profil Indeks bias
16
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
n2
θ0
θ1 φ
n1
Dalam inti :
Pada saat φ = φc cahaya sejajar sumbu serat optik, dan pada saat φ > φc
terjadi pantulan. Sehingga sin φc = n2/n1. Perhatikan segitiga ABC :
θI = 90 - φ → sin θI = sin (90 - φ) → sin θI = cos φ.
Dengan demikian pada saat φ = φc
n1
n1 − n2
2 2
θc
cos φ c =
n1
n2
Dihubungkan dengan sudut masuk luar
n0 sin θ0 = n1 sin θ1 → sin θ0 = (n1 / n2) cos φ
pada saat θ0 maksimum, sudut φ adalah sudut kritis (φc) sehingga :
n 2 −n 2
−1 2
θ 0 maks = sin 1
n0
dan NA adalah sin (θ0 maks) atau bila n0 adalah nudara maka n0 = 1 dan NA
menjadi :
sin θ0 = √(n12 – n22).
Numerical Aperture pada serat optik Graded Index berbeda karena indeks bias
inti serat optik GI merupakan fungsi jari-jari, n1 = n(r).
NA(r) = √(n(r)2 – n22),
untuk 0 ≤ r ≤ a
α
r
n(r ) = n1 1 − 2∆
a
n1 − n 2
2 2
∆= 2
2n1
di mana : r adalah jarak radial dari sumbu serat, a adalah jari-jari inti dan α
adalah konstanta profil indeks bias.
Bila cahaya melintasi sumbu inti (r = 0) maka NA(0) = √(n(0)2 – n22) = √(n12 –
n22) atau NA(0) = n1 √(2∆).
NA lokal : NA(r) = NA(0) √(1 – (r/a)α)
17
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
18
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
3.1. Redaman/Atenuasi
Dalam desain sistem komunikasi serat optik, redaman mempunyai peranan
yang sangat penting. Redaman menentukan jarak transmisi maksimum antara
transmitter dan receiver, juga akan menentukan banyaknya repeater dan
margin daya yang dibutuhkan dalam sebuah link.
Redaman (α) sinyal atau rugi-rugi serat didefinisikan sebagai perbandingan
antara daya output optik (Pout) terhadap daya input optik (Pin) sepanjang serat L.
Redaman dalam serat optik untuk berbagai panjang gelombang tidak selalu
sama karena redaman ini merupakan fungsi panjang gelombang (α(λ)).
10 Pin dB
α= log
m
L Pout
19
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
20
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Rugi-rugi Optik
Daya Daya tr
kirim
100
1978
Optical loss (dB/Km)
Absorbtion due to
OH ion
1 Ray Infrared
leig 1984 1979
hs absorption
cat
teri
“1st ng
los
window” s
0.5
Ultr
a “3rd
abs violet “2nd
orp window”
tion window”
loss
0.1
0.8 1.0 1.2 1.4 1.6
Gambar 26 Karakteristik Serat Optik Gelas Untuk Berbagai Macam Panjang Gelombang
3.2. Dispersi
Ada tiga macam dispersi pada serat, yang disebabkan oleh tiga mekanisme
yang berbeda, yaitu :
21
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
demikian Jarak yang ditempuh oleh tiap mode akan berbeda-beda. Jarak
terpendek adalah yang sejajar dengan sumbu inti. Karena kecepatan tiap mode
sama, maka tiap mode akan mempunyai waktu tempuh yang berbeda.
φ2 M2
φ1 M1
Vg1 Vg2
22
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
20
Dispersion (ps/nm km)
10 material dispersion
waveguide
waveguide dispersion
given
0 dispersion unshifted
controllable
−10 waveguide
dispersion shifted
−20
20
Dispersion (psnm km)
10 dispersion unshifted
0
dispersion shifted
−10
non-zero dispersion
−20 non-zero dispersion
Berikut ini adalah toleransi maksimum penerima optik terhadap adanya dispersi
kromatis.
23
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
T0
T
t
∆τ
fast axis
z, t
slow axis
∆τ
24
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
∆τ
t
fast axis
z, t
slow axis
∆τ
Pada serat optik mode tunggal yang masih tersisa adalah dispersi
material dan dispersi pemandu gelombang. Dispersi intermodal tidak terdapat di
serat optik single mode karena mode yang berjalan hanya satu mode yaitu
yang sejajar dengan sumbu inti.
Modifikasi serat optik single mode untuk mengatur dispersi adalah sbb :
• Serat optik Single mode 1300 nm optimized; dalam serat optik ini dispersi
material dibuat = 0, dan dispersi pemandu gelombang dibuat sekecil-
kecilnya.
• Matched-selubung; mempunyai indeks bias uniform pada selubung. MFD
: 9,5µm dan pebedaan indeks bias inti-selubung = 0.37 %.
• Depressed-selubung; bagian selubung yang terdekat dengan inti
mempunyai indeks yang lebih rendah daripada bagian selubung terluar.
MFD 9µm.
• Serat optik Single mode Dispersion-shifted; panjang gelombang = 1550 nm
menghasilkan atenuasi minimum namun dispersi material tidak sama
dengan 0. Prinsip dispersion-shifted adalah membuat dispersi pemandu
gelombang dibuat sama tapi berlawanan tanda dengan dispersi material.
• Serat optik Single mode Dispersion-flattened; dalam modifikasi ini harga
minimum dispersi diusahakan merata pada panjang gelombang antara 1300
nm sampai 1550 nm.
Karakteristik dispersi ini menentukan batas kapasitas informasi serat
optik. Sebuah ukuran kapasitas informasi dari sebuah bumbung gelombang
optik biasanya dinyatakan sebagai bandwidth distance product (perkalian
antara jarak dan lebar pita) dalam MHz.km. Untuk step index bandwidth
distance product-nya 20 MHz.km. Sedangkan serat optik graded index dapat
mencapai 2,5 GHz.km.
D. KABEL OPTIK
Berbeda dengan kabel metalik, kabel serat optik ukurannya kecil, + 3 cm, dan
lebih ringan sehingga instalasi kabel serat optik dapat dilakukan melalui
beberapa span secara sekaligus. Panjang kabel serat optik dalam satu haspel
biasanya mencapai 2 s/d 4 km.
25
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Outer Sheath
Corrugated Steel
Inner Sheath
Aerial Cable
Steel Messengger
Outer Sheath
Slotted Core
Pada saat ini, untuk mengatasi keterbatasan kapasitas kabel tembaga, maka
pembangunan junction menggunakan kabel serat optik jenis single mode. Ada
dua jenis kabel optik, yaitu loose tube dan slotted:
Pipa Longgar (Loose Tube).
Serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar (loose tube) yang terbuat dari
bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) dan berisi jelly. Saat ini sebuah kabel
optik maksimum mempunyai kapasitas 8 loose tube, di mana setiap loose tube
berisi 12 serat optik. Penampang kabel jenis Loose Tube di Gambar (34).
26
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Buffer Tube
Optical Fiber
Sloted Core
Polyaramid
Central Strength Member
Alluminium Tape
Sloted Core
Outer Sheath
Optical Fiber
Polyaramid
Central Loose Tube
Alluminium Tape
Optical Fiber
Strength Member
Steel Tape
Outer Sheath
Gambar 34 Kabel Fiber Optik Loose Tube, Sloted Core, Dan Central Tube
27
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
2. Alur (Slot)
Serat optik ditempatkan pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari
bahan PE (Polyethyiene). Pada saat ini di Jepang telah dibuat kabel jenis slot
dengan kapasitas 1.000 serat dan 3.000 serat. Contoh diameter dan berat
kabel optik jenis slot produk Jepang dan Penampang kabel optik jenis Slot
terdapat di tabel x dan Gambar (35).
28
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
4. Kode warna
Untuk memudahkan instalasi, coating masing-masing serat diberi warna.
Demikian pula dengan selongsong kabel baik pada jenis loose tube maupun
pada slotted cable. Kode warna tertera pada gambar (36).
1 2 3 4 5 6
Biru Oranye Hijau Coklat Abu-
Abu-abu Putih
7 8 9 10 11 12
Merah Hitam Kuning Ungu Pink Turquoise
29
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
1. Sumber Optik
Ada dua jenis sumber optik yang sering digunakan, yakni LED (Light Emitting
Diode) dan LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation).
Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi oleh sumber optik adalah sbb :
• Ukuran dan konfigurasi kompatibel dengan cahaya yang dimasukkan ke
dalam serat.
• Mempunyai akurasi yang tinggi dalam mengkonversi sinyal listrik masukan
untuk mengurangi distorsi dan derau.
• Cahaya yang dihasilkan berada pada panjang gelombang di mana serat
mempunyai redaman dan dispersi rendah, dan di mana detektornya dapat
bekerja secara efisien.
• Kemudahan dalam memodulasi sinyal.
• Cahaya yang dihasilkan harus dapat di-couple ke dalam serat dengan
efisien agar menghasilkan daya optik yang cukup.
• Menghasilkan cahaya dengan lebar pita frekuensi yang cukup sempit untuk
meminimumkan dispersi.
• Cukup stabil terhadap pengaruh luar.
• Mempunyai keandalan tinggi dan harga yang cukup murah agar dapat
menandingi teknik transmisi konvensional.
Bahan sumber optik mempunyai kriteria antara lain merupakan formasi p-n
junction, efisien dalam transisi radioaktif dan panjang gelombang yang
30
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
dihasilkan digunakan sepenuhnya. Bahan yang cocok dengan kriteria ini adalah
golongan III dan golongan IV dalam sistem periodik.
Sebelum memasuki pembahasan mengenai LED dan LASER, peninjauan
mengenai semikonduktor perlu dilakukan.
Energi gap
Untuk menentukan sifat elektrik bahan, apakah suatu benda termasuk isolator
atau konduktor yang baik, ditentukan oleh 2 pita energi teratas yaitu : pita
konduksi dan pita valensi. Selisih antara pita konduksi dan pita valensi adalah
Egap (band_gap energy).
Egap = h f = h c/λ = 6,625 . 10-34 . 3 . 108 / 1,6 . 10-19 λ = 1,24/λ eV (λ
dalam µm)
Pita konduksi
Egap ~ 1 eV
Egap ~ 4 eV
Pita Valensi
Semikonduktor
Logam Isolator
Elektron
Hole
31
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
(2) Tipe p : pembawa muatan mayoritas hole. Contoh : silikon yang diberi boron
(valensi 3)
Pita konduksi Ev = energi tertinggi pada pita valensi
Ea = tingkat energi akseptor
EA Ea EA = Ea – Ev = energi untuk membebaskan hole.
Ev
Pita Valensi
1.2. LED
Bagian utama dari LED adalah p-n junction yang disebut sebagai daerah aktif.
LED memerlukan bias maju agar dapat beroperasi. Proses emisi cahaya pada
LED adalah sbb : bila p-n junction mendapatkan bias maju maka elektron dan
hole diinjeksikan ke daerah p dan n. Masing-masingnya sebagai pembawa
minoritas akan dapat bergabung kembali (rekombinasi) dengan melepaskan :
energi radiasi berupa foton memberikan cahaya keluaran dan energi non
radiasi berupa foton didisipasikan sebagai panas.
Hasil cahaya keluaran inkoheren dengan : spektrum lebar dan emisi tidak
terarah. Jenis LED yang digunakan :
a. Surface Emitter (dioda burrus) LED
Karakteristiknya : tipe high radiance, radiasi keluaran dengan sudut pancar
180o, bersifat lambertian source, memerlukan bias maju, emisi cahaya
melalui permukaan, daerah aktif berbentuk lingkaran dengan diameter 50
32
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
µm, kemasan pigtail dengan serat optik langsung pada daerah aktif
sepanjang 30 cm.
b. Edged Emitter LED.
Karakteristiknya : radiasi keluaran lebih terarah, daerah aktif berbentuk pipih
segi empat (stripe), spektrum pancaran berbentuk ellips, emisi cahaya ke
arah samping atau ujung, memerlukan bias maju, lebar spektrum keluaran
sudut paralel : 120o dan sudut yang tegak lurus = 25o – 35o.
Panjang gelombang emisi puncak ditentukan oleh bahan yang digunakan
dengan dopan yang ditambahkannya. Dengan mengatur komposisi bahan
dapat merubah harga Eg.
1.3. LASER
Laser merupakan sumber optik yang koheren. Bahan dasarnya berupa gas,
cairan, kristal dan semikonduktor. Pengoperasian laser harus menggunakan
arus bias yang besar di atas arus threshold.
Proses pembentukan laser :
1. Absorpsi foton; proses perpindahan elektron dari energi valensi ke energi
konduksi.
2. Emisi Spontan; proses di mana elektron dalam keadaan tereksitasi di energi
konduksi kembali ke energi dasar dengan melepas foton.
3. Emisi terangsang (stimulated); proses saat keadaan inversi populasi
elektron tereksitasi yang mendapat rangsangan (pacu) akan serentak
melepaskan foton dalam jumlah banyak.
Panjang gelombang emisi keluaran :
2nL
λ=
q
λ adalah panjang gelombang cahaya keluaran, n adalah indeks bias
daerah aktif, L adalah panjang rongga resonansi optik dan q adalah jumlah
mode yang berosilasi.
Jarak antar komponen cahaya keluaran :
λ2
∆λ =
(2 L )n
33
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
34
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
PLED ,GI = 2 Ps n1 ∆ 1 − rs ≤ a
α +2 a
2 2 rs
α
PLED ,GI = 2π a B0 n1 ∆ 1 −
2 2
rs > a
α +2 a
Lensa dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam me-launching daya dari
sumber ke serat sbb :
selubung Ujung serat
inti dibulatkan
Daerah
aktif
Ujung serat
selubung diruncingkan
inti
35
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
n n' n'−n
+ =
s s' r
di mana n adalah indeks bias bahan, n’
adalah indeks bias sekitar, dan r adalah
36
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
• Pergeseran lateral
Untuk serat step index
1
d d2 2
2 d
Fraksi daya cahaya = arccos − 1 − 2
π 2a πa 4a
a
Rugi-rugi dalam sambungan adalah :
Ls = -10 log (Fraksi daya cahaya)
• Pembentukan sudut
Untuk serat optik step index, rugi sambungan :
G
Gambar 43 Pembentukan Sudut
− 10 log a R < a E
Ls (a ) = aE
0 aR ≥ aE
• Perbedaan Numerical Aperture (aE = aR, NAE ≠ NAR dan αE = αR)
NAR (0)
2
37
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Receiving
cone
Transmitting
cone
• Perbedaan profil indeks bias (aE = aR, NAE = NAR dan αE ≠ αR)
α R (α E + 2 )
− 10 log α R < α E
Ls (α ) = α
E R (α + 2 )
0 αR ≥ αE
jika αR < αE, jumlah mode yang diteruskan R kurang dari yang ada pada
E
jika αR > αE, semua mode dari E dapat ditampung R.
38
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
3
Teknik Splice dengan Fusion
Splicer
1
2
4
39
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Mechanical Splicing
3.3. Konektor
Penyambunagn serat optik menggunakan konektor bersifat tidak permanen,
artinya dapat dibongkar pasang. Konektor biasanya digunakan untuk kontak
dengan terminal perangkat aktif.
Syarat-syarat konektor yang baik adalah :
a. Kehilangan daya cukup rendah. Konektor yang dibentuk harus menjamin
dari kesalahan penyambungan dan dapat meminimumkan kesalahan secara
langsung.
b. Kemampuan pengulangan. Efisiensi kopling tidak berubah jika tidak ada
penyesuaian ulang.
c. Dapat diprediksi, artinya konektor memiliki efisiensi yang sama jika
beberapa konektor sejenis dikombinasi.
d. Umurnya panjang. Tidak ada penurunan efisiensi dalam waktu yang lama.
e. Kuat. Bahan konektor kuat terhadap tekanan.
f. Kompatibel dengan lingkungan. Penyambungan dapat dilakukan pada
variasi temperatur, tekanan tinggi, getaran, kelembaban dan kotoran.
g. Mudah mendapatkannya. Umum digunakan.
h. Mudah menggunakannya. Pemasangan dan penyesuaiannya mudah.
i. Ekonomis. Konektor yang presisi adalah mahal. Konektor murah, biasanya
plastik tetapi kualitasnya rendah.
40
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
3.4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang datang dan mengubahnya
ke besaran listrik. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sebuah detektor optik
adalah sbb :
1. Mempunyai sensitivitas tinggi.
2. Responnya cepat.
3. Derau yang dihasilkan kecil.
4. Tersedia cukup bandwidth untuk menyalurkan data rate yang diinginkan.
5. Tidak sensitif terhadap perubahan suhu.
6. Secara fisik kompatibel dengan dimensi kabel.
7. Mempunyai waktu operasi yang lama.
Dari bahan semikonduktor, ada 2 tipe detektor optik : (1) dioda PIN (P intrinsic
N), dan (2) dioda APD (Avalanche Photo Diode).
hf i
p i n
−
V RL V
41
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Pita konduksi
elektron bebas
terbentuk
Energi Elektron hf
Eg
Hole bebas
terbentuk
Pita
junction Valensi
Bila foton yang datang ≥ band gap energy bahan semikonduktor, foton
memberika energinya dan membangkitkan elektron dari pita valensi dan pita
konduksi. Proses ini membangkitkan pasangan elektron-hole bebas yang
disebut photo carrier. Photo carrier ini dihasilkan pada daerah deplesi. Medan
listrik yang tinggi timbul de daerah deplesi menyebabkan carrier terpisah dan
dikumpulkan melintasi reverse biased junction. Hal ini menimbulkan arus yang
mengalir pada sirkuit eksternal. Arus ini disebut photo current (Ip).
42
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Cahaya datang pada p+, kemudian diserap oleh bahan π yang bertindak
sebagai daerah penumpul untuk carrier cahaya yang dibangkitkan. Pada waktu
foton memberikan energinya, pasangan elektron-hole dibangkitkan, yang
kemudian dipisahkan oleh medan listrik pada daerah π. Elektron tadi berjalan
pada daerah π menuju pn+ junction di mana terjadi medan listrik yang tinggi. Di
sini carrier multiplication terjadi.
LED GaAs
LASER AlGaAs InGaAs
SOURCE
InGaAsP
DISPERSI MINIMUM
SI 3 dB/km GLASS < 1 dB/km
GRIN PCS, 10 dB/km
FIBER
SMF
Plastic, 500 dB/km
PIN Silicon
APD Germanium
DETECTOR
InGaAs
43
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
1. Pendahuluan
Dalam pembahasan sebelumnya, dibahas karakteristik-karakteristik
fundamental dari masing-masing komponen sistem komunikasi serat optik,
mulai dari serat optik sebagai medium transmisi, sumber optik, photodetector
dan penerima optik, serta konektor dan sambungan optik. Dalam bab ini akan
dibahas bagaimana tiap-tiap bagian ini digabungkan untuk membentuk sebuah
link transmisi serat optik.
Arsitektur yang dibentuk, dapat berupa link point to point, jaringan
distribusi atau broadcast, dan jaringan LAN (local area network).
44
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Tipe link seperti ini mengakomodasi kebutuhan terendah pada teknologi serat
optik yang kemudian merupakan dasar dalam menganalisis arsitektur yang
lebih kompleks.
Syarat kunci yang dibutuhkan oleh sistem yang dibutuhkan dalam menganalisis
sebuah link adalah :
1. Jarak transmisi yang mungkin
2. Kecepatan data (data rate) atau Bandwidth kanal
3. Bit Error Rate (BER)
Terlihat pada gambar di atas hubungan antara kecepatan bit dengan jarak pada
berbagai sistem berbasis serat optik. Untuk memenuhi persyaratan ini desainer
harus memilih komponen-komponen dengan karakteristik yang tepat.
Dua analisis yang biasa dilakukan untuk meyakinkan bahwa performansi sistem
yang diinginkan dapat dicapai adalah : Link Power Budget dan Rise-time
Budget. Dalam link power budget ditentukan margin daya antara keluaran
transmitter optik dan sensitivitas penerima minimum yang dibutuhkan untuk
mendapatkan BER tertentu. Margintersebut dialokasikan pada konektor, splice,
dan loss/redaman serat, ditambah dengan margin-margin tambahan akibat
degradasi komponen atau pengaruh suhu. Jika komponen-komponen yang
dipilih tidak memungkinkan diperoleh jarak transmisi, komponen-komponen
tersebut harus diganti atau digunakan repeater.
3. Pertimbangan Sistem
Penentuan fotodetektor harus dipilih berdasarkan parameter:
# Daya terima optik minimum yang sesuai dengan BER yang diinginkan
# kompleksitas
Penentuan sumber optik ditentukan oleh parameter :
# Dispersi sinyal
# Data rate
# Jarak transmisi
# Biaya
45
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Tentukan kinerja
Menghitung Kinerja
photodetector dan serat optik
BER, Biaya, BW-
kemudian cari sumber optik
distance product
yang sesuai
terpenuhi
kinerja ?
Selesai
Splice (αsp)
Tx Rx
(sumber (detektor
optik) Optik)
46
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Daya optik yang diterima bergantung pada jumlah cahaya yang dikopel ke
dalam serat optik dan redaman yang terjadi selama cahaya berada di serat,
konektor dan splices.
P
loss = 10 log out (dB)
Pin
di mana Pin dan Pout adalah daya optik menembus dalam dan ke luar elemen
meredam. Sebagai tambahan pada loss, biasanya ditambahkan margin untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul pada link, seperti umur komponen,
fluktuasi suhu dan redaman-redaman muncul dari komponen yang akan
ditambahkan suatu hari.
PT = Ps − PR
= 2l c + α f L + margin sistem
di mana PT adalah redaman daya optik total, Ps adalah daya optik yang keluar
dari fiber flylead, dan PR adalah sensitivitas penerima, lc adalah redaman
konektor, αf adalah redaman serat (dB/km), L adalah jarak transmisi, serta
margin sistem diambil harga 6 dB. Dalam persamaan di atas diasumsikan
bahwa konektor hanya dipakai di ujung link, tidak di tengah-tengah link.
Contoh perhitungan:
Dispesifikasikan data rate 20 Mbps dan BER 10-9. Untuk penerima dipilih pin
photodiode silikon yang beroperasi pada 850 nm. Dalam gambar terlihat bahwa
sinyal input penerima yang dibutuhkan adalah –42 dBm (42 dB di bawah 1mW).
Pilih sebuah LED GaAlAs yang mampu mengkopel level daya optik rata-rata 50
µW (-13 dBm) ke dalam flylead serat dengan diameter core 50 µm.
PT = Ps − PR
= −13 − (− 42 )
= 29 dB
Asumsikan bahwa di masa depan terjadi redaman 1 dB ketika flylead serat
dihubungkan ke kabel dan 1 dB lagi terjadi redaman konektor pada antarmuka
47
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
-10
Daya terkopel-flylead dari LED
Loss konektor
Daya terkopel-kabel
-20
Level daya (dBm)
margin 6 dB D
-40
Loss konektor
Sensitivitas penerima pin
-50
Input
0V
ON
Respon divais
Terhadap input
Off
48
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Secara umum, degradasi waktu transisi total sebuah link digital tidak melebihi
70 % dari sebuah perioda bit NRZ (Non-Return to Zero) atau 35 % sebuah
perioda bit RZ (Return to Zero).
(
t sys = t TX + t mat + t mod + t RX 2
2 2 2 2
) 1
# tTX adalah rise-time transmitter, yaitu bergantung dari sumber cahaya dan
rangkaian drive-nya.
# tRX adalah rise-time receiver dihasilkan oleh respon fotodetector dan
bandwidth 3 dB penerima.
350
t RX = ndetik ; BRX adalah bandwidth listrik 3 dB penerima (MHz).
B RX
! tmat adalah dispersi material. Untuk sumber laser, dispersi ini dapat
diabaikan.
! t mat = D mat σ λ L
2 2 2 2
; Dmat adalah faktor dispersi material serat
(ns/nm.km), σλ adalah lebar spektral sumber optik (nm) dan L adalah
panjang serat (km).
! tmod adalah rise-time dispersi modal.
440 Lq
! t mod = ; B0 adalah Bandwidth pada panjang kabel optik 1 km, q
B0
adalah parameter panjang serat yang bernilai antara 0,5 sampai 1.
Transmitter Receiver
tmat tmod
tTX tRX
Contoh perhitungan:
Asumsikan bahwa LED beserta rangkaian drive-nya mempunyai rise time 15
ns. Dengan lebar spektral 40 nm dan link sepanjang 6 km diperoleh degradasi
rise-time akibat dispersi material 21 ns. Diasumsikan penerima mempunyai
bandwidth 25 MHz, maka diperoleh degradasi rise-time sebesar 14 ns. Jika
serat dipilih mempunyai parameter bandwidth-length-product sebesar 400
MHz.km dengan q = 0,7; maka dispersi modal adalah 3,9 ns. Sehingga akan
diperoleh degradasi rise-time total adalah :
(
t sys = t TX + t mat + t mod + t RX
2 2 2 2
) 1
2
= [(15) ] 1
+ (21) + (3,9) + (14)
2 2 2 2 2
= 30 ns
Nilai ini masih di bawah nilai maksimum yang diperbolehkan, yaitu : 70% dari
perioda bit NRZ. Dalam soal Bit Rate = 20 Mbps, sehingga perioda bit = 50 ns
dan 70%-nya adalah 35 ns.
49
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
4. Line Coding
Dalam desain link serat optik, penting untuk mempertimbangkan format sinyal
optik yang ditransmisikan, karena dalam link data serat optik digital rangkaian
keputusan di penerima harus dapat mengekstrak informasi waktu dari sinyal
optik yang datang. Tujuan informasi waktu (pewaktuan) adalah agar sampling
sinyal tepat, mempertahankan spasi pulsa dan mengindikasikan awal dan akhir
tiap interval pewaktuan.
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
Baseband (NRZ-L)
data
Sinyal clock
data Unipolar RZ
biphase atau
data Manchester
transisi
Kode biner merupakan salah satu line coding yang paling banyak digunakan
karena merupakan kode yang bermanfaat dalam komunikasi optik. Tiga tipe
dasar line code biner 2 level adalah NRZ (non-return to zero), RZ (return to
zero), dan PE (phased encoded). Salah satu fungsi sebuah line code adalah
memberikan redundansi pada aliran data untuk meminimalisir kesalahan yang
dihasilkan dari efek interferensi kanal.
1. Pendahuluan
Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat
premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah ada selama beberapa
dekade. Supaya konsep ini menjadi kenyataan, terdapat beberapa masalah
yang harus ditangani, termasuk di bawah ini:
• Ketersediaan perangkat multiplexing yang murah.
• Produksi kabel optik dalam jumlah yang cukup sehingga bisa menawarkan
pelayanan yang baik.
• Kesiapan penyedia layanan untuk menawarkan layanannya.
Selain itu, suatu pasar harus dikembangkan untuk menggunakan kapasitas
bandwidth serat optik.
50
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
2. Definisi
Jaringan akses adalah bagian dari public switched network yang
menghubungkan titik akses dengan pelanggan. Lebih sederhana lagi, jaringan
akses adalah penghubung akhir dalam suatu jaringan antara customer premise
dan titik penghubung pertama ke infrastruktur jaringan, PoP atau CO. Jaringan
akses selama ini didominasi oleh kabel tembaga twisted-pair.
JARINGAN
JARINGAN TRANSMISI JARINGAN
AKSES AKSES
User User
51
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Coax. Coax.
CP /
Fiber DP
Microwave
Fixed
Radio
RBS
Radio
base station
3. Sistem Jarlokaf
Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu
satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik
di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan
selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti
batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi
konversi sinyal optik ke sinyal elektronik. Terminal pelanggan biasanya
dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga.
Daerah di mana para pelanggan terhubung ke suatu TKO disebut Daerah
Akses Fiber. Pada jaringan lokal tembaga dikenal tiga buah daerah cakupan
yaitu daerah cakupan sentral, daerah cakupan Rumah Kabel (RK) dan daerah
cakupan Kotak Pembagi (KP), sedangkan Daerah Akses Fiber sebanding
dengan daerah cakupan RK atau daerah cakupan KP pada lokasi yang sudah
ada jaringan kabel tembaganya.
4. Aplikasi Jarlokaf
52
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
LE
2f
CT RT
Basement
Konfigurasi (1) DLC
2f/4f 2f/4f
ADM
LE
ADM ADM PM
2f/4f 2f/4f
ADM
LE
2f ONU
OLT
PS
2f 2f
ONU ONU
LE
2f 4f
OLT
PS
Konfigurasi (4)
PON
2f 2f
ONU ONU
LE path protection
OLT 4f
PS
2f 2f ONU
2/4f ONU
2/4f
ADM 2f 2f
LE ONU ONU
ADM
2/4f ADM OLT 2f
2/4f PS PS
ADM
53
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
LE
terminal
2f
pelanggan
CT
CT RT
RT
DP
Konfigurasi DLC
I.
Gambar 66 Modus Aplikasi FTTZ
curb
LE
terminal
2f
2f
OLT
OLT ONU
ONU
pelanggan
PS
2f
curb
LE
2f terminal
OLT ONU pelanggan
ONU
2f PS
54
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
2f
LE
2f
OLT
OLT ONU
2f
PS
5. Konfigurasi Sistem
Beberapa konfigurasi dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat opto
elektronik di sisi sentral dengan perangkat opto elektronik di sisi pelanggan
(TKO). Sudut pandang dalam menentukan konfigurasi adalah berdasarkan
topologi jaringan yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi pelanggan.
Konfigurasi pelanggan yang dapat digunakan dalam sistem JARLOKAF meliputi
konfigurasi di bawah ini.
CT1
RT
CTn
55
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
awal lebih murah. Kekurangan konfigurasi ini adalah perangkat tambahan pada
titik star kedua baik komponen pasif maupun perangkat opto elektronik,
sehingga membatasi privacy dan membutuhkan perawatan tambahan. Jenis
teknologi yang menggunakan konfigurasi ini antara lain adalah OAN (Optical
Access Network) berdasarkan teknologi PON (Passive Optical Network)
ataupun AON (Active Optical Network).
FDF
LE
ONU
RT1 RT2
CT1
ONU
CT2
PS
OLT
56
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Rt1 Rt2
LOCAL FDF
EXCHANGE
CT ONU
ONU
CT
PS
OLT
6. Teknologi Jarlokaf
Teknologi yang dapat diterapkan dalam jaringan lokal akses fiber sampai saat
ini antara lain Digital Loop Carrier (DLC), Passive Optical Network (PON),
Synchronous Digital Hierarchy (SDH) dan Hybrid Fiber Coax (HFC). Namun
yang akan dijelaskan hanya tiga yaitu DLC, PON dan SDH.
57
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
DLC
LE
V5.x C RT
T
PON PS
V5.x O
L
ONU
T
ONU
AON ASP
V5.x O
L
T ONU
ONU
58
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
sinyal keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan
kecepatan 2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri
maka diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi
pelanggan.
Konfigurasi DLC terdiri dari:
a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari:
- Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde
pertama multiplexer (PM).
- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral
yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2
Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.
b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari:
- Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde
pertama multiplexer (PM).
- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan
yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE
dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps.
Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak
antara CT-DLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk
daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km.
CAS, V5.x
LE CT RT
Keterangan :
LE = Local Exchange
CT = Central Terminal
RT = Remote Terminal
Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan
kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap
titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan
menggunakan transmisi SDH.
59
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
ACCES LINK
Network Subscriber
Optical Network
VF A D VF
P O O P
/ M M /
M L L M
D U U A
T optic T
X X
E E
2M 2M
SDH Network
Ru : Antarmuka sisi jaringan & antarmuka sisi pelanggan SDF : Subcrober Distribution Frame
Rw : Antarmuka antara HOM & jaringan optik FDF : Fiber Distribution Frame
MDF : Main Distribution Frame DDF : Digital Distribution Frame
60
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
6.312 (1)
DS-2 C-2 VC-2 TU-2 TUG-2 (7)
Mbps
(7)
44.763 DS-3 VC-32 AU-3
C-3
Mbps VC-3 TU-3 (1) TUG-3 (3)
(3)
(n)
139.264 DS-4E C-4 VC-4 AU-4 AU-4 STM-n
Mbps (1)
155.5 X n Mbps
34.368 DS-3E
Mbps
Regenerator
3 Overhead (SOH)
1 AU Pointer
STM - Payload
Multiplex
5 Overhead (SOH)
125 µ s
Terlihat bahwa ukurannya 9 x 270n byte diulang dengan tiap 125 µ s dalam laju
bit menjadi 9 x 270n x 8 x 8000 = 155,52 Mbps dengan n = 1, 4, 16. Frame
dasar SDH adalah STM-1, kapasitas yang lebih tinggi merupakan perkalian n
kali dari STM-1. Dalam suatu STM-1 terdiri dari 63 saluran 2 Mbps. Sedangkan
61
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
dalam satu saluran 2 Mbps terdiri dari 30 saluran informasi (64 kbps) dan 2
saluran sinyal.
Peralatan transmisi SDH saat ini telah menggantikan peralatan PDH
(Plesiochronous Digital Hierarchy) pada jaringan transmisi, hal ini disebabkan
oleh banyaknya keuntungan dari jaringan SDH. Sistem transmisi PDH
merupakan sistem yang mentransmisikan sinyal mulai dari tingkat 1 dengan
kecepatan bit 2 Mbps (teoritis 2,048 Mbps) sampai tingkat 4 (teoritis 139,264
Mbps) dan sebaliknya melalui proses multiplexing dan demultiplexing yang
lengkap (bertingkat). PDH mempunyai tiga standar dunia untuk struktur
multiplexing dan transmisi kecepatan bit yang berbeda satu sama lainnya, yaitu
standar Eropa, Amerika Utara, dan Jepang.
Karena adanya ketidakseragaman dan keterbatasan transmisinya, maka
muncul dan berkembanglah sistem transmisi SDH yang mampu
mentransmisikan sinyal dari 155 Mbps (teoritis 155,52 Mbps) sampai 2,5 Gbps
(teoritis 2488,22 Mbps) tanpa harus melakukan proses multiplexing dan
demultiplexing yang lengkap. Mempunyai sistem manajemen terpusat
(misalnya untuk satu tingkat STM-n pada konfigurasi ring hanya memerlukan
satu sistem manajemen).
Penggunaan teknologi SDH di jaringan lokal dengan topologi ring
dimaksudkan untuk meningkatkan kehandalan jaringan dan mengurangi
kebutuhan kabel fiber optik. Mempunyai sistem proteksi yang lebih handal
karena memiliki Self Healing Ring (SHR), bila terjadi gangguan maka dengan
byte-byte kontrol yang dimilikinya dapat mengatasi secara otomatis dan cepat.
SDH biasanya diterapkan bagi kelompok-kelompok pelanggan dengan
permintaan yang tinggi serta membutuhkan jenis pelayanan dengan laju bit
cepat.
Sistem SDH juga dipersiapkan untuk menghadapi perubahan dari
jaringan pita sempit menuju sistem jaringan pita lebar sehingga dapat
mendukung teknologi Asynchronous Transfer Mode (ATM).
62
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
OLT berfungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektris menjadi sinyal optik
dan sebaliknya. Dalam sebuah OLT bisa terdiri atas beberapa ODN.
Sedangkan ONU berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektris
dan sebaliknya dari sinyal elektris menjadi sinyal optik. Di dalam perencanaan
jaringan dengan PON yang utama adalah skenario penggelaran ONU.
CAS, V5.x
PS / AS ONU
subscriber
OLT
ONU
LE
FIBER
Keterangan : subscriber
LE = Local Exchange
OLT = Optical Line Terminal
ONU = Optical Network Unit
PON = Passive Optical Network
AON = Active Optical Network
PS = Passive Splitter
AS = Active Splitter
1 1 1
. . .
. . . CB
30 30 30
Konfigurasi PON
ONU
DDF DDF 1 ODF
. PS
OLTE
BRA . CB
14
PRA
ONU
63
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
Ass/Deass
Card Plg
ODF (NxE1)
Pack
N x 30 Plg
OLTE
V5.1 E1 2
POTS
Battery
Konfigurasi PON
(NxE1) ONU
ODF
PS N x 30 Plg
OLTE
POTS
ONU
V5.1 E1 N
Packed
ODF
OLTE
OLTE
E1 Battery
V5.2
Konfigurasi PON
ONU
ODF
PS 1440 Plg POTS
OLTE
(k = 6)
Controller
ONU
8 None 8
E1
64
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
ab wire ab wire 1
..
1 Channel Bank 1 1
..
ab wire
ab wire 30 E1 E1 30 ab wire
1 1
2 2 ..
..
30 30
Transport
V5.1
1 ab wire
1xE1 Interface ID 1 1 1 ..
1xE1 Interface ID 2 2 2 30
1xE1 Interface ID 3 3 3 E1
ab wire
1xE1 Interface ID n n n
1
..
30
Transport
N N 512 / 720
Transport k=4 / k=6
N = max 16
65
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik-PL-1 Optical Access Network
kirim dan satu serat untuk sinyal terima serta cara kedua menggunakan satu
serat untuk sinyal kirim dan satu serat untuk sinyal terima.
Teknik transmisi dengan dua serat optik, teknik multiplexing dan akses yang
digunakan adalah Time Division Multiplexed (TDM) untuk arah downstream dan
Time Division Multiple Access (TDMA) untuk arah upstream. Sedangkan teknik
transmisi dengan satu serat optik menggunakan Wavelength Division
Multiplexing (WDM).
Teknik transmisi yang digunakan oleh PT. Telkom pada sistem JARLOKAF
adalah menggunakan dua fiber optik dengan panjang gelombang 1310 nm.
Sedangkan fiber optik yang digunakan adalah jenis singlemode. Terdapat
beberapa komponen yang dapat memberikan pengaruh terhadap redaman fiber
optik secara keseluruhan. Komponen tersebut meliputi fiber optik, konektor,
splice dan splitter. Persyaratan redaman masing-masing komponen tersebut
adalah sebagai berikut:
- fiber optik : 0,4 ± 0,05 dB/km
- splice : 0,2 ± 0,15 dB/splice
- konektor : 0,5 ± 0,2 dB/konektor
- splitter :
Tabel 13 Splitter
InteractiveService Distributive Service
Rasio Redaman Rasio Redaman
1:2 2,7 - 4,1 dB 1:2 2,8 - 4,0 dB
1:4 5,9 – 7,8 dB 1:4 5,8 – 7,5 dB
1:8 8,1 – 11,4 dB 1:8 8,8 – 11,0 dB
1:16 10,5 – 14,9 dB 1:16 11,7 – 14,4 dB
1:32 13,1 – 18,6 dB 1:32 14,6 – 18,0 dB
Jenis Jasa
Interaktif Distributif
Jenis Jasa Retrieve
(IS) (DS)
Narrowband Broadband
Interaktif Interaktif
Simetris Asimetris
Klasifikasi berdasarkan
Lebar bandwidth Klasifikasi berdasarkan
Sifat interaksi komunikasi
Gambar 81 Layanan
66