i
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Praktek
( Rizki Adriana)
Disahkan Oleh :
Head Manager R&D
PT.Sari Enesis Indah
(Heri Sutanto)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada saya sehingga
terwujudnya Laporan Hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang mana
telah diselesaikan selama kurang lebih 6 (enam) bulan terhitung semenjak
bulan Juli 2019 hingga bulan Desember 2019.
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang telah selesai ini
berjudul “Analisa Mutu Minuman Serbuk Effervescent” yang dilaksanakan
di PT.Sari Enesis Indah, Laboratorium Reserch & Development (R&D).
Prakerin dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat guna
penyelesaian semester akhir pada Sekolah Menengah Analis Kimia
Padang.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan dorongan, baik secara moril
maupun materil dalam pelaksanan Praktek Kerja Industri dan terwujudnya
Laporan hasil Praktek Kerja Industri ini. Penulis juga mengharapkan
terjalinya kerjasama yang lebih baik lagi kedepannya antara Sekolah
Menengah Kejuruan SMAK Padang dengan perusahaan sehingga dapat
menerima lagi kedepannya siswa siswi SMK SMAK Padang agar menjadi
siswa magang di perusahaan tersebut.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan semua kritik dan saran kepada
pembaca yang akan membangun untuk kesempurnaan laporan prakerin
ini.Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENERIMAAAN......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................................................1
B.Tujuan.................................................................................................................................................2
C.Manfaat..............................................................................................................................................3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN............................................................................................................4
A.Sejarah Perusahaan.........................................................................................................................4
B.Struktur Organisasi.........................................................................................................................12
C.Gambaran Proses Industri dan Komoditi.....................................................................................20
D.Ruang Lingkup Laboratorium........................................................................................................24
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN.................................................................................................27
A.Waktu dan Tempat Pelaksanaan..................................................................................................27
B.Pengujian yang dilakukan..............................................................................................................27
C.Tinjauan Pustaka Parameter Pengujian......................................................................................28
D.Metodologi Pengujian.....................................................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................59
A.Hasil Pengujian................................................................................................................................59
B.Pembahasan....................................................................................................................................66
BAB V PENUTUP..................................................................................................................................68
A.Kesimpulan......................................................................................................................................68
B.Saran................................................................................................................................................69
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................................................70
LAMPIRAN..............................................................................................................................................71
iv
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dasar pemikiran pelaksanaan Prakerin :
1) Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional
2) Undang – Undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(pasal 16) bahwa pembangunan industri dilakukan untuk
menghasilkan SDM kompeten yang meliputi wirausaha industi,
tenaga kerja industri, Pembina industri dan konsultan industri
3) Peraturan Pemerintahan No.41 Tahun 2015 tentang
pembangunan Industri (pasal 4) dilakukan melalui pendidkan
vokasi industri berbasis kompetensi dana tau spesialisasi,
pemagangan Industri, sertifikasi kompetensi oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP)
4) Kurikulum KTSP SMK SMAK Padang
B. Tujuan
2
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh selama pelaksanaan praktek kerja
lapangan(Prakerin), yaitu :
1. Meningkatkan kualitas SDM yang kompeten dan memiliki
daya saing di dunia kerja
2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan perserta didik
yang kompeten dan berpengalaman di lingkungan kerja
3. Meningkatkan kepercayaan industri terhadap kompetensi
calon lulusan sehingga mempercepat proses rekruitmen
4. Menjadikan sarana pengembangan dan transfer teknologi
secara mutakhir beserta penerapan standar kompetensi
khusus dari industri.
3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT.Sari Enesis Indah merupakan salah satu perusahaan yang berada
di bawah naungan Grup Enesis. Grup ini pertama kali dibentuk di
Jakarta,Indonesia Pada tahun 1998 yaitu suatu perusahaan yang
berpusat di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
VISI & MISI PT.Sari Enesis Indah
VISI :
Menjadi perusahaan yang berkembang pesat untuk mencapai
posisi leader dalam produk consumer good melalui inovasi,
perkembangan yang berkelanjutan dan memiliki pandangan yang jauh ke
masa depan.
MISI :
Berkomitmen dalam mengembangkan, memproduksi dan
memasarkan produk consumer goods yang unik dan berkembang dengan
pesat serta menjadi merk dengan status pemimpin (leader) dalam wilayah
regional.
4
Semua proses pembuatan produk dilengkapi dengan mesin-mesin
canggih dan sistem otomatis komputer dan selalu menjaga standar
untuk masing-masing produk yang dihasilkan. Keuntungan industri
farmasi yang telah melaksanakan CPOB antara lain menjamin obat
yang dihasilkan bermutu tinggi, menjamin masyarakat terhadap mutu
dan keamanan obat yang beredar, dan terus berusaha meningkatkan
dan memperbaiki teknologi produksi.
5
Enesis Group Ini memulai usahanya dengan mendirikan
perusahaan yang memproduksi lotion anti nyamuk yaitu Sari Puspa atau
Soffel. Produk ini telah terbukti menjadi produk yang sukses dan berhasil
memenangkan persaingan dalam pasar lotion anti nyamuk dengan
perusahaan multi nasional lainnya seperti Bayer, Johson & Son, Unilever
dan perusahaan lokal raksasa lainnya.
Menguasai 95% dari saham pasar, Soffel berhasil
mengembangkan produksi yang kritis dan menjadi produsen anti nyamuk
terbesar di luar Amerika Serikat.
Berkat kesuksesan inilah, pada tahun 1996, perusahaan ini
mengembangkan bisnisnya dengan menambah sektor minuman
kesehatan dengan menciptakan produk baru yaitu Adem Sari. Adem Sari
merupakan minuman herbal yang berbentuk serbuk yang berkhasiat
membantu meredakan gejala panas dalam seperti tenggorokan kering,
sariawan, dan bibir pecah-pecah.
Selain Adem Sari, perusahaan ini juga mempunyai produk lain
yang berhasil di pasaran yaitu vegeta. Produk ini dikeluarkan pada tahun
2000 yang diproduksi untuk memenuhi permintaan masyarakat yang
sudah menyadari pentingnya serat untuk tubuh. Vegeta merupakan
produk inovatif sebagai minuman berserat dalam bentuk serbuk yang
berfungsi sebagai suplemen serat untuk kebutuhan sehari-hari dan
merupakan produk kedua dari PT. Sari Enesis Indah. Peluncuran vegeta
mendapat sambutan yang baik dari konsumen sebagai minuman diet
untuk menambah kebutuhan serat dalam tubuh manusia damn menjadi
market liader brand hingga sekarang.
Keberhasilan Enesis Group yang terus menerus ini tidak membuat
perusahaan puas dan berhenti di produk ini saja, tetapi tetap melakukan
Riset and Development untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang
terus bertambah dan beragam. Usaha keras perusahaan ini juga
menghasilkan produk-produk yang berhasil di pasaran yaitu Esquis Fizz
dan Sensa Cools (untuk ekspor) serta produk dalam sediaan liquid seperti
Coolant dan Adem Sari Ching Ku.
6
Saat ini, Enesis Group telah mengembangkan jaringan produknya
kedalam berbagai kategori dan telah menjadi salah satu group FMCG
(Fast Moving Consumer Goods) yang menonjol di kawasan asia yang
berpusat di Singapore.
Enesis Group berpegang teguh pada komitmen untuk
menghasilkan produk-produk inovatif. Serangkaian produk dari enesis
seperti soffel, Adem Sari, Sensa Cools, Vegeta, Kispray, Antis dan Force
Magic merupakan market leader di masing-masing kategori dan telah
menjadi merk rumah tangga yang unggul.
Produk-produk enesis telah dikenal sebagai merk yang terpercaya
dengan tekad untuk memberikan yang terbaik demi kepuasan pelanggan.
Selama bertahun-tahun, produk Enesis telah memenangkan berbagai
penghargaan seperti Top Brand dan ICSA (Indonesia Customer
Satisfaction Award).
Untuk memenuhi kualitas standar internasional, Enesis Group
memiliki 2 pabrik dengan standar GMP (Good Manufacturing Practice)
dan ISO 9001:2015, dengan dukungan lebih dari 3000 pegawai yang
ditempatkan di kawasan industri terdepan di indonesia, yaitu kawasan
Industri Cikarang. Dengan luas pabrik 30.000m2, pabrik di Cikarang ini
merupakan pabrik manufaktur terbesar untuk produksi berbentuk bubuk di
Indonesia. Pabrik ini memulai operasinya pada tahun 2002 dan
dikhususkan bagi produk minuman.
7
b. Vegeta
Vegeta adalah minuman berserat yang tersedia dalam kemasan
sachet. Minuman ini mensuplai kebutuhan akan serat yang
dibutuhkan tubuh setiap harinya. Serat dibutuhkan agar kebutuhan
akan serat berjalan dengan lancar, tetapi saat ini makanan yang
banyak mengandung serat bukan merupakan makanan natural
yang mengandung serat bukan merupakan makanan natural yang
mengandung serat lagi, melainkan makanan olahan yang mana
olahan tersebut menyebabakan hilangnya kandungan serat yang
dimilikinya, maka dari itu makanan yang dikonsumsi tidak dapat
memenuhi serat yang dibutuhkan per hari yaitu 30 gram setiap hari.
c. Esquis Fizz
Esquis Fizz merupakan sari larutan penyejuk yang mulai diproduksi
tahun 2010. Produk ini hampir sama dengan Adem Sari.Khasiat
dan kegunaan dari Esquis Fizz adalah sari larutan penyejuk untuk
meredakan panas dalam dan gejala-gejala : sariawan,
tenggorokan, bibir pecah-pecah dan susah buang air besar.
d. Sensa Cools
Sensa Cools adalah produk sari penyejuk yang berbentuk serbuk
yang tersedia dalam kemasan sachet. Produk ini banyak
mengandung vitamin C. Sensa Cools dibuat dalam dua versi yaitu
Sensa Cools Fizz Vietnam dan Sensa Cools Hongkong.
8
Sensa Cools Vietnam
Produk ini mirip dengan Adem Sari tetapi dikhususkan untuk di
eksport ke vietnam. Produk yang mengandung soda ini bisa
digunakan untuk mengobati gejala panas dalam dan
meringankan gejala sakit tenggorokan.
Sensa Cools Hongkong
Sensa Cools jenis ini dikhususkan untuk eksport ke hongkong.
Produk ini tidak mengandung soda.
e. Coolant
Coolant merupakan minuman RTD yang dibuat dengan ekstrak
Chrysanthemum dan bengkoang dipadukan dengan air
pegunungan yang memberikan rasa segar, adem dan cepet
menghilangkan haus. Pertama kali dibuat tahun 2010.
9
periodik, bukan hanya untuk mengukur performance dan potensi produk,
tetapi juga mengidentifikasi opportunity atau kesempatan baru dan pasar
potensial
Melihat keluasan pasar dan keterbatasan yang ditimbulkan karena
masalah dengan para penyalurnya maka dengan cara membina kemitraan
jangka panjang. Tujuan distribusi strategi adalah secara kontinyu menguji
dan berkembang bersama bertambahnya permintaan bagi setiap pasar
melalui perluasan perwakilan yang sudah ada atau membuat perwakilan
baru. Hubungan baik dibangun berdasarkan kepercayaan, dukungan dan
mekanisme kontrol inventory efektif yang merupakan faktor kesuksesan
dalam penyampain produk dari gudang regional ke rak-rak grosiran,
hipermarket, pasar swalayan, toko pangan dan pedagang jalanan.
Stategi yang digunakan oleh perusahaan ini adalah dengan
menawarkan produk yang tepat. Perusahaan ini juga mengembangkan
budaya bisnis untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal. Dua faktor
yang menjadi kunci kesuksesan mereka adalah kekuatan internal dari
perusahaan dan kemampuan yang jeli untuk mengidentifikasi opportunity
eksternal dari pasar.
Enesis Group memasang iklan secara kontinyu di stasiun televisi
nasional pada program-program yang populer di negeri ini. Media lain
yang digunakan yaitu radio dan media cetak, hal ini dilakukan untuk
menjangkau lapisan pasar tertentu. Untuk menambah daya jual terhadap
produk yang dihasilkan. Enesis Group juga menggunakan figur publik
yang sudah terkenal. Selain periklanan, hal ini yang digunakan untuk
menarik perhatian konsumen yaitu dengan membuat kemasan produk
yang dirancang dengan baik dapat memberi kesan yang baik juga
terhadap produk tersebut.
Awal tahun 2019 ini, Enesis Group meluncurkan tiga produk baru
inovasi yang menjawab kebutuhan para konsumen. Dari kategori
minuman serbuk teh, Enesis Group mengenalkan Tesona, teh premium
dengan ekstrak teh asli dari pengunungan tinggi Gunung Wuyi di
China. Sedangkan untuk minuman serbuk jeruk, terdapat Scrubber.,
Scrubber merupakan sari jeruk yang bisa membantu proses pencernaan,
10
ini sangat membantu untuk mereka yang tidak bisa makan sayur, dan
buah tetapi tetap ingin hidup sehat. Tak hanya itu, Enesis Group juga
menghadirkan minyak angin aromaterapy dengan memiliki konsep 4 in 1
yakni, pijat, kerok, roll on dan inhaler. Plossa Press and Sooth Aromatic
yang sekilas mirip pulpen sangat aman, praktis dibawa kemana dan
sangat modern dari segi bentuk.
B. Struktur Organisasi
a. Komisaris
Pemimpin tertinggi di perusahaan PT.Sari Enesis Indah.
Komisaris menjadi pemegang keputusan tertinggi yang akan
menentukan arah jalannya perusahaan.
b. Direktur
Pemimpin kegiatan operasional perusahaan yang tertinggi dan
pengendali strategi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Direktur juga dapat dikatakan merupakan posisi penghubung antara
perusahaan dengan Komisaris di mana jalannya perusahaan akan
dilaporkan kepada Komisaris dan keputusan Komisaris terhadap
perusahaan akan diberikan kepada Diektur untuk dijalankan.
c. General Manager
Tingkatan terpenting dibawah Direktur. General Manager
membawahi 10 Manager yang mengepalai 10 Departemen di dalam
perusahaan. General Manager mengawasi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh kesepuluh departemen tersebut, menjaga
kesinambungan kerja departemen-departemen ini dan memutuskan
kegiatan strategic bagi 10 departemen tersebut.
11
General Manager membawahi 10 Departemen, antara lain :
1. Departemen Export
12
4. Departemen Logistik
Manager Logistik mengepalai departemen ini dengan Supervisor yang
bertanggung Jawab terhadap manager serta beberapa orang staff
dibawah supervisor. Departemen ini mempunyai tugas yang
berhubungan dengan pengaturan system logistic perusahaan, yaitu
pengaturan terhadap bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi.
6. Departemen Purchasing
Departemen purchasing ini dikepalai oleh seorang manager dan
dibantu oleh Asisten Manager serta para staff Purchesing dibawahnya.
Departemen ini bertanggung jawab dalam hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pembelian bahan baku yang diperlukan dalam
produksi, mulai dari pemilihan supplier atau pemasok sampai proses
pembelian bahan baku dijalankan.
7. Deptartemen Marketing
Departemen Marketing dikepalai oleh seorang Manager Senior yang
membawahi 5 sub-departemen. Masing-masing departemen dipimpin
oleh seorang manager dan memiliki sejumlah orang staff dibawahnya.
I. Sub-departemen Cabang yang dikepalai oleh seorang manager
dan beberapa Kepala Cabang Bertanggung jawab terhadap
masing-masing cabang yang dipeganya.
13
II. Sub-departemen Coustumer Service bertugas dalam hal-hal yang
menyangkut pelanggan, memberikan pelayanan kepada
pelanggan, mengatur system saran dan kritik yang disampaikan
pelanggan terhadap produk-produk perusahaan. Kegiatan
pelayanan terhadap konsumen ini merupakan alat yang penting
bagi perusahaan demi tujuan peningkatan kualitas produk dan
tercapainya kepuasan pelanggan.
III. Sub-departemen HCO adalah sub-departemen yang mengatur
kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan dalam skala
besar kepada pasar-pasar yang bersifat grosir, seperti Goro,
Hero, Carrefour serta menjaga hubungan antara kedua belah
pihak.
IV. Sub-departemen Produksi bertanggung Jawab untuk menjamin
kesuksesan peluncuran setiap produk baru, yaitu dengan
berbagai program promosi untuk memperkenalkan produk baru
kepada masyarakat luas.
V. Sub-departemen Sales adalah sub-departemen yang mengatur
penjualan produk-produk yang dilakukan oleh para sales kepada
pasar atau toko-toko pengecer.
8. Departemen R&D/QC
Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager dan membawahi
beberapa bagian fungsional yang berbeda-beda.
I. Penanggung Jawab CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik) dengan para staff di bawahnya bertanggung Jawab
terhadap inspeksi secara berkala mengenai ketepatan
pelaksanaan aturan-aturan dalam CPOB yang
14
dikeluarkan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)
di dalam perusahaan.
II. Head Mikrobiologi dengan dibantu oleh beberapa staff
dibawahnnya bertugas mengatur pelaksanaan pengujian
mikrobiologi terhadap produk perusahaan.
III. Bagian Quality Control yang dikepalai oleh seorang
supervisor QC membawahi 4 orang coordinator QC
dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda,
yaitu :
15
packing, misalnya mengenai ketepatan jumlah dalam satu karton,
pelabelan tanggal kadaluarsa. Sedangkan QC Packing Return
Finished Goods akan melakukan pemeriksaan terhadap produk-
produk yang dikembalikan setelah dilempar ke pasar.
Koordinator QC Proses, Bertanggung Jawab terhadap kegiatan
inspeksi dalam proses produksi yang berlangsung. Kegiatan QC
Proses dibagi menjadi 2 bagian, yaitu QC Proses dan QC Filling.
QC Proses tersebar pada bagian-bagian proses yang memerlukan
inspeksi terhadap proses, produk yang dihasilkan dari proses
tersebut agar sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. QC Filling
bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan filling
mencakup proses filling dan sealing dari proses yang dihasilkan.
Coordinator QC Sampling, bertugas dalam pelaksanaan sampling
yang dilakukan terhadap bahan baku dan bahan packaging segera
setelah bahan yang dimaksud diterima dan sebelum pengujian oleh
QC Analis. 2 bagian QC Sampling adalah QC Sampling Ingredients
yang melakukan inspeksi terhadap bahan baku dan QC Sampling
Packaging yang melakukan Inspeksi terhadap bahan pengemasan
dan packaging.
9. Departemen Plant
Departemen Plant dikepalai oleh seorang Manager senior dan
membawahi beberapa manager dalam 4 sub-departemen yang berada
dibawah naungannya. Posisi di bawah manager berbeda-beda pada
setiab sub-departemennya.
I. Sub-departemen Building & Tehnique
Sub-departemen ini dikepalai oleh seorang Mnager yang dibantu
oleh seorang Asisten Manager. Supervisor dibawah asisten
Manager mempunyai beberapa coordinator yang membantunya.
Coordinator pun mempunya sejumlah Leader yang bertugas
16
memimpin para staff masing-masing. Sub-departeen ini
bertanggung Jawab terhadap pelaksanaan system pengaturan
bangunan dan fasilitas-fasilitas perusahaan.
II. Sub-departemen Packing
Manager sub-departemen ini dibantu oleh Supervisor yang juga
mengepalai beberapa coordinator terdapat Leader yang memimpin
para pekerja packing. Tugas sub-departemen ini adalah
melaksanakan kegiatan packing sesuai dengan target yang telah
ditentukan, sehingga produk-produk telah siap dalam kemasan
baik pada saat pengiriman produk dilakukan.
III. Sub-departemen PPIC
Manager PPIC langsung mengepalai posisi structural dan di
bawahnya dengan tingkatan yang sama seperti pada sub-
departemen Building &Technique. Di bawah manager terdapat
asisten manager dengan supervisor di bawahnya. Supervisor
mengepalai sejumlah coordinator di bawahnya. Coordinator
mempunyai Leader yang memimpin para staff PPIC. Sub-
departemen ini bertugas dalam melakukan penjadwalan dan
rencana pembelian bahan baku dan bahan packaging yang
diperlukan dan juga trhadap jadwal pelaksanaan produksi untuk
dapat memenuhi permintaan produk tepat pada waktu dan jumlah
tertentu.
IV. Sub-departemen Produksi
Sub-departemen ini bertanggung jawab terhadap klancaran proses
pada setiap urutan proses dan lini produksi yang berlangsung.
17
mulai dari perhitungan pajak perusahaan sampai pada pembayaran
pajak.
18
Setelah proses inspeksi pertama dilakukan, bahan – bahan yang
dinyatakan sesuai dengan spesifikasi akan diberi label kuning yang
menandakan bahwa bahan tersebut sedang berada dalam masa
karantina. Dalam masa karantina ini, bahan – bahan tersebut diinspeksi
untuk kedua kalinya oleh QC analis. Masa karantina bagi bahan baku
adalah 2 hari, sedangkan masa karantina bagi bahan packaging hanya 1
hari.
19
dilakukan selama 15 menit. Proses ini kemudian segera dilanjutkan
dengan proses pengeringan (drying) selama 1 jam. Pengujiaan pada
proses pengeringan dilakukan setelah proses berlangsung, yaitu pada
menit ke- 60 setelah bahan mulai dikeringkan. Bahan yang telah
dikeringkan ini pun telah siap untuk dimasukkan ke dalam mesin filling.
20
Para pekerja bagian packing ini juga melakukan tes terhadap produk
akhir selama melaksanakan kegiatan packing. Tes yang dilakukan adalah
tes yang dapat dengan cepat terindikasi, yaitu produk kempes, produk
bocor, cacat pada packaging. Secara periodic, pengujian juga dilakukan
untuk mengecek hal – hal seperti isi hanger yang harus berisi 24 sachet
untuk masing – masing hanger, berat satu karton adem sari yang berisi 24
hanger dan tanggal kadaluarsa. Pengecekan akan dilakukan oleh checker
secara periodic untuk memastikan bahwa setiap karton yang telah terisi
dengan jumlah produk yang sesuai, yaitu 8 batch atau 24 hanger. Karton
– karton yang telah terisi kemudian dibawa kemeja periksa dimana semua
karton akan ditimbang dan diberi tanggal kadaluarsa.
Setelah karton – karton terisi dan selesai dikemas, maka semua karton
tersebut dikirim ke gudang bahan jadi. Pengiriman dan penyusunan
produk jadi ini dilakukan secara FIFO. Pengaturan terhadap bahan
ataupun produk secara FIFO ini termasuk ke dalam tanggung jawab
bagian QC.
21
D. Ruang Lingkup Laboratorium
Ruang lingkup Laboratorium Research and Development (R&D), PT.Sari
Enesis Indah Meliputi :
1. Product Design
1.1. Product Feature
Memberikan gambaran keseluruhan dari produk yang
dikembangkan meliputi health claim, target pasar, kemasan, dan
kelebihan produk tersebut. Product Feature merupakan design input
dalam pengembangan produk baru. Bilamana product feature diubah
oleh karena satu dan lain hal, misalnya kecendrungan dipasar berubah
atau target konsumennya berbeda, dengan demikian product feature
tersebut sudah tidak sesuai lagi, maka perlu dibuatkan product feature
yang baru atau product feature yang direvisi. Tahap-tahap kegiatan
yang dilaksanakan berdasarkan product feature yang baru atau yang
direvisi perlu ditentukan dan digambarkan dalam bentuk timeline.
1.2. Bech Mark
Membandingkan produk yang dibuat dengan produk competitor.
1.3. Literature Study
Merupakan pengumpulan data-data dan informasi penting yang
diperlukan dalam proses research.
2. Prototype
Merupakan contoh produk yang dibuat dalam skala laboratorium
prototype merupakan output product design untuk skala laboratorium.
3. Reformulation
Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan meliputi formula,
metoda pembuatan, dan lain-lain.
22
4. Internal panel test
Internal panel test dapat dilakukan diruang lingkup R&D saja atau
melibatkan karyawan PT.Sari Enesis Indah. Internal panel test
dilakukan untuk meninjau setiap tahap perkembangan produk dan
dapat digunakan sebagai acuan dasar untuk melanjutkan ke tahap
production trial. Laporan dari internal panel test yang melibatkan
karyawan dari berbagai department, diperiksa oleh R&D Manager.
6. Consumer Test
Bekerja sama dengan Marketing Riset, panel test yang dilakukan
melibatkan para konsumen. Consumer test umumnya dilakukan
bilamana terdapat produk competitor dipasar atau berdasarkan saran
dari pemilik.
7. Production trial
Melakukan trial skala produksi dengan tujuan untuk menyesuaikan
parameter-parameter yang digunakan dari scale-up pilot plant ke skala
produksi. Agar dapat menjamin produk yang dihasilkan memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan, lakukan verifikasi, dimana selama
production trial, verifikasi dilakukan mulai dari proses awal hingga ke
proses lifting dengan melakukan pengambilan sampel pada titik yang
berbeda dan selanjutnya dianalisa.
23
8. Shelf life Test
Menentukan shelf life produk dengan berdasarkan pada perubahan-
perubahan yang terjadi meliputi kadar bahan aktif, penampilan produk,
dan lain-lain. Studi stabilitas dilakukan dengan menggunakan metode
stabilitas dipercepat dan metode stabilitas jangka lama.
9. Master formula
Formula yang dikembangkan melalui tahapan di atas dan telah
mendapat persetujuan direktur sesuai dengan SOP Marketing , dibuat
formula skala produksinya untuk dibagikan ke Departemen QC dan
PPIC.
24
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN
25
C. Tinjauan Pustaka Parameter Pengujian
26
Tanda dan gejala panas dalam pada setiap orang dapat berbeda-
beda, tetapi sebagian besar gejala-gejala yang dapat terjadi adalah sebagai
berikut :
Gangguan pada mulut seperti sariawan, bibir pecah-pecah, bau
mulut.
Gangguan pencernaan seperti ambeien dan sembelit.
Gangguan tenggorokan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan
tenggorokan kering.
Tubuh terasa tidak fit seperti bersin-bersin dan badan meriang.
27
Pengertian serbuk minuman tradisional menurut SNI 01-4320-1996
adalah pokok bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang dibuat
dengan campuran gula dan rempah-rempah dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain atau bahan tambahan makanan yang diijinkan.
Rancangan SNI minuman serbuk tradisional dilakukan untuk melindungi
konsumen dari segi kesehatan dan keselamatan dan juga melindungi
prosedur, mendukung perkembagan industri hasil pertanian, serta
mendukung ekspor non migas.
Minuman serbuk yang telah diolah dalam penyajian bentuk bubuk
(instan) merupakan suatu alternatif yang baik untuk menyediakan minuman
menyehatkan dan praktis. Permasalahan yang umum terjadi pada
pembuatan bubuk instan adalah kerusakan akibat proses pengeringan yang
umumnya memerlukan suhu pemanasan tinggi (lebih 60 OC) seperti hilang
atau rusaknya komponen flavor serta terjadinya pengendapan pada saat
bubuk dilarutkan dalam air, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
menggunakan metode pengeringan yang baik dan penggunaan bahan
penstabil yang berfungsi melapisi komponen flavor serta mencegah
kerusakan komponen-komponen bahan akibat proses pengeringan (Intan,
2007).
Penyajian minuman instan tak lagi memerlukan penyeduhan dengan
air mendidih, namun cukup dengan air suam-suam kuku atau bahkan dengan
air dingin. Bahan serbuk yang telah diberi perlakuan instan akan menjadi
mudah larut dan terdispersi. Serbuk instan memiliki ciri tidak higroskopis
(menyerap air) sehingga tidak menggumpal dan apabila dibasahi maka
serbuk instan akan terdispersi, melarut, serta stabil (tetap instan). Pembuatan
produk pangan secara instan mempermudah dalam penyajian, transportasi
maupun masalah penyimpanan. Pada minuman instan dalam kemasan
jumlah air dikurangi sehingga mutu produk lebih terjaga dan tidak mudah
kotor serta terjangkit bibit penyakit (Widiatmoko dan Hartomo, 1993).
Keuntungan dari suatu bahan ketika dijadikan minuman serbuk adalah
mutu produk dapat terjaga dan tanpa pengawet. Semua hal tersebut
dimungkinkan karena minuman serbuk instan merupakan produk dengan
kadar air yang cukup rendah . Melalui proses pengolahan tertentu, minuman
serbuk instan tidak akan mempengaruhi kandungan atau khasiat dalam
bahan (Rengga dan Handayani, 2004). Standar mutu serbuk minuman
penyegar dapat dilihat pada Tabel 1
28
Tabel 1 SNI Minuman Serbuk
NO Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Warna Normal
2 Bau Khas
3 Rasa Khas
4 Kadar Air (b/b) % Max 3,0
5 Kadar Abu (b/b) % Max 1,5
6 Jumlah Gula (dihitung sebagai % Max 85,0
sakarosa),b/b
7 Bahan tambahan makanan
7.1 Pemanis buatan -
-sakarin Tidak boleh ada
-siklamat Tidak boleh ada
7.2 Pewarna tambahan - Sesuai SNI 01-0222-1995
8 Cemaran logam :
8.1 Timbal (Pb) mg/kg Max 0,2
8.2 Tembaga(Cu) mg/kg Max 2,0
8.3 Seng (Zn) mg/kg Max 50
8.4 Timah (Sn) mg/kg Max 40,0
9 Cemaran arsen (As) mg/kg Max 0,1
10 Cemaran mikroba
10.1 ALT koloni/gr 3x103
10.2 coliform APM/gr <3
Tabel SNI 01-4320-1996 Standar Mutu Minuman Serbuk
29
3. Bahan Baku Penyusun Adem Sari
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Adem Sari dibedakan
atas dua yaitu bahan baku produksi dan bahan baku pengemasan. Bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan Adem sari meliputi Ekstrak Citrus
aurontifolia 5%, Ekstrak Alyxia stellate Ret. Cortex 15%, Ekstrak
Cinamommum burmanni BI cortex 0,15%, Vitamin C, sukrosa dan bahan lain
hingga mencapai komposisi 100%. Bahan baku pengemasan yang
digunakan dalam pembuatan Adem Sari dibedakan atas hanger, inner, dan
show box.
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat,
misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral,
limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat,
aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga
mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-
rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin
bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis
prostaglandin. Hesperidin juga menghambat azoxymethane (AOM) yang
menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci, dan juga menghambat N-
butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada
kandung kemih tikus (Chang, 2001).
Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung
citral, limonen, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya. Guo, et
al. (2006) telah meneliti bahwa D-Limonene dapat menghambat proliferasi
dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562.Buah jeruk nipis
berkhasiat sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegal linu.
Selain itu, buah jeruk nipis juga bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit,
ambeien, haid tidak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak
batuk, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe,
flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok, amandel, penyakit anyang-
anyangan, mimisan, radang hidung (getahnya), dan lain sebagainya.Dahulu
asam sitrat ini diisolasi dari buah-buahan yang mempunyai rasa asam seperti
buah jeruk. Asam sitrat dihasilkan dalam bentuk Kristal monohidrat
(C6H8O7H2O) yang tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai rasa yang
sangat asam, dan mudah larut dalam air dingin (Suriawira,1985).
30
Stuktur Kimia dari Asam Askorbat / Vitamin C ( C 6H8O6 )
31
Kulit kayu manis memiliki bau yang khas, banyak digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti penyedap rasa makanan atau kue (Abdurachman
dan Hadjib, 2011). Kayumanis berbau wangi dan berasa manis sehingga
dapat dijadikan bahan pembuat sirup dan rasa pedas sebagai penghangat
tubuh. Kayu dari batang kayumanis dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar (Ferry, 2013).
Al-Dhubiab (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayumanis
adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosinin dan
minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan
lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang
Cinnamomum burmanii mengandung senyawa antioksidan utama berupa
polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol.
Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa
sinamaldehida dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011)
menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada
daun Cinnamomum burmanii adalah transsinamaldehid (60,17%), eugenol
(17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang C.
burmannii dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama
sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-
catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan diantara 4 spesies
cinnamon yaitu C. burmannii, C. verum, C. aromaticum, dan C. Loureiroi
semua ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang
membedakannya C. burmannii memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti
C. cassia and C. loureiroi. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan
bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya
(Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa cinnamon
memiliki kemampuan antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor,
penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak.
Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan
antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004)
Cinnamommum burmanni atau kayu manis mengandung zat-zat
cinnamic aldehid, cinnamic asetat, cinnzeylanine, phenilpropil asetat, tannin,
dan safrol. Fungsi dari kayu manis tersebut sebagai pencegah demam, diare,
batuk, flu, dan gangguan pencernaan. Fungsi dari kayu manis tersebut terkait
dengan zat-zat yang terdapat dalam kayu manis tersebut, terutama cinnamic
aldehid, cinnamic asetat, dan cinnamil alcohol yang memiliki aktivitas anti
clotting darah atau penggumpal darah.
32
Sukrosa merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan. Senyawa ini dalam jaringan tumbuhan tertentu seperti
tebu dan bit disimpan sebagai cadangan makanan. Pada tanaman aren
sukrosa ditransfer dari daun ke empulur batang dalam bentuk sukrosa.
Sakarosa merupakan gula pereduksi. Sifat pereduksi dari sakarosa
ditentukan oleh adanya gugus hidroksil (OH) bebas. Molekul gula yang
tergolong dalam sakarosa adalah glukosa, fruktosa, laktosa, dan sebagainya.
Reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amina dan protein disebut
dengan reaksi Mailard. Hasil dari reaksi ini adalah terbentuknya pencoklatan
atau browning.Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan
rumus molekul C12H22O11.Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta
dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan
Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber
karbon.Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet.Unit
glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi
alpha.Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa
dan lima cincin fruktosa.Proses fermentasi sukrosa melibatkan
mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan
melepaskan karbondioksida dan produk samping berupa senyawaan alkohol.
Stuktur kimia Sukrosa (C12H22O11)
33
A. Pengujian Vitamin C metode Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran energy cahaya oleh suatu
system kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar UV mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak mempunyai
panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektofotometri menggunakan
alat spektrofotometer yang melibatkan energy elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih
banyak dipakai untuk analisa kuantitatif dibanding kualitatif.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer
merupakan gabungan dari alat optic dan elektrik serta sifat-sifat kimia
fisiknya. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel
pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan
blanko ataupun pembanding. Spektrofotometer Uv-Vis merupakan
spektrofotometer yang digunakan untuk pengukuran didaerah ultra violet dan
didaerah tampak. Semua metode spektrofotometri berdasarkan pada
serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan, sinar yang digunakan adalah
sinar yang semonokromatis mungkin.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu
senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya
dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya
dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode
analisa. Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup
besar saat analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri UV-vis adalah
pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar
tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya
tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
tereksitasi berenergi lebih tinggi.Dimana detector dapat mengukur intensitas
cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi.
Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
34
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.Spektrofotometri UV-
Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini
menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya
UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar
ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam
larutan tersebut.Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan
dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan
transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa
pembatasan,yaitu :
Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai
penampang yang sama
Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung
terhadap yang lain dalam larutan tersebut
Tidakterjadifluorensensiataufosforisensi
Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
35
Kegunaan Spektrofotometri UV-VIS
1. Sumber cahaya
36
2. Wadah Sampel
37
itu, bahan kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang
digunakan. Gunanya agar dapat melewatkan daerah panjang gelombang
yang digunakan.
Silika 150-3000
Gelas 375-2000
Plastik 380-800
3. Monokromator
a) Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
c) Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat,
38
maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang
gelombang yang diharapkan.
d) Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.
4. Detektor
- Detector fotosel
- Detector tabung foton hampa
- Detector tabung penggandaan foton ( photomultiplier tube)
5. Visual display/recorder
39
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
PRINSIP KERJA
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian
akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis
(tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan
dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi
tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada
pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh
detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan
mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap
sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga
akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.
40
B. Moisture Analyzer
Moisture Analizer merupakan satu dari sekian banyak alat-alat
laboratorium yang perlu diketahui fungsi utamanya. Alat ini digunakan untuk
mengukur kadar kelembaban pada suatu sample, sample yang bisa diukur
kelembabannya bisa berupa serbuk cair, maupun granular.Hal ini kadang
masih menjadi perbincangan di antara para praktisi dan laboran. Karena
sebagian orang menganggap kelembaban selalu berorientasi pada air,
sebagian yang lainnya berorientasi pada zat cair, bisa air, alkohol, minyak
atau pelarut jenis lainnya.
41
Bobot jenis serbuk dinyatakan dengan bulk density, sedangkan bobot
jenis murni dan bobot jenis granul dapat dinyatakan sebagai bobot jenis
partikel. Digunakan alat tap volumeter yang terdiri dari gelas ukur, penahan
gelas ukur silinder, penahan, landasan, dan poros (sumbu) penggerak, alat
dapat digerakkan secara mekanis sedemikian rupa dengan hentakan yang
dapat dihitung, alat ini dilengkapi dengan system penghitung hentakan, yaitu
250 hentakan dalam satu menit.
42
D. Ukuran partkel (partikel size) metode pengayakan
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal
diayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih bisa melintasi
ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas (Voigt, 1994). Teknik pemisahan
dengan menggunakan pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini
dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa
padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam
campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh (Zulfikar, 2010).
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan,
umumnya dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan
sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang
tertentu. Sekelompok partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu
jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa
sisa diayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal dari ukuran partikel
(Voigt, 1994).
Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran,
guncangan atau kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya
mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang
berlainan. Bahan yang dipak, bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan
melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda.
Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau ellipsoid
terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan yang statis, bahan yang
diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang
atau juga air deras (Voigt, 1994).
43
tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul
dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas
penggoyangan.
44
terkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran
tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik
mewakili semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud
adalah keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke
yang paling kasar.
E. pH dan Brix
45
menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam
suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di
dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+
dan semakin banyak ion OH- di dalam air.Keasaman dalam suatu larutan
dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai
pH yang artinya –log [H+].
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang
akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja
mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih
berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital
stabil
46
pengukuran. Hal ini dikarenakan telah dikalibrasi oleh pihak pabrik dengan
hasil kalibrasi dilampirkan dalam kotak dus. Untuk mengetahui apakah suatu
larutan mengandung ion H+ atau ion OH-, Anda dapat mengujinya dengan
cara yang paling sederhana yang biasa dilakukan di laboratorium, yaitu
dengan menggunakan PH meter dan kertas lakmus.
Derajat Brix (simbol ° Bx) adalah kandungan gula dari larutan berair.
Satu derajat Brix adalah 1 gram sukrosa dalam 100 gram larutan dan
mewakili kekuatan larutan sebagai persentase berdasarkan massa. Jika
larutan mengandung padatan terlarut selain sukrosa murni, maka ° Bx hanya
mendekati kandungan padatan terlarut. ° Bx secara tradisional digunakan
dalam industri anggur, gula, minuman berkarbonasi, jus buah, sirup maple
dan industri madu.Skala yang sebanding untuk menunjukkan kandungan
sukrosa adalah derajat Plato (° P), yang banyak digunakan oleh industri
pembuatan bir, dan derajat Balling, yang merupakan tertua dari tiga sistem
dan oleh karena itu sebagian besar ditemukan dalam buku teks yang lebih
tua, tetapi juga masih digunakan di beberapa bagian dunia.Solusi sukrosa
dengan gravitasi spesifik yang jelas (20 ° / 20 ° C) dari 1,040 akan menjadi
9,99325 ° Bx atau 9,99359 ° P sementara badan gula yang representatif,
Komisi Internasional untuk Metode Seragam Analisis Gula (ICUMSA), yang
mendukung penggunaan fraksi massa, akan melaporkan kekuatan solusi
sebagai 9,99249%. Karena perbedaan antara sistem adalah sedikit
signifikansi praktis (perbedaannya kurang dari presisi instrumen yang paling
umum) dan penggunaan historis yang luas dari unit Brix, instrumen modern
menghitung fraksi massa menggunakan rumus resmi ICUMSA tetapi
melaporkan hasilnya sebagai ° Bx.
47
D. Metodologi Pengujian
48
Larutan Buffer Ph 4,7,dan 10
b. Bahan Non Kimia
Aquades
3. Cara Kerja
3.1.2. Pemeriksaan ph
Timbang sebanyak 3 gram sampel dengan neraca
konvensional
Masukkan ke gelas piala 250 ml, larutkan dengan dengan
100 ml Aquades
Aduk hingga rata,ukur segera dengan menggunakan ph
meter yang telah dikalibrasi
Sesuai dengan instruksi kerja alat ph meter, catat nilai ph
yang diperoleh.
49
- Waktu Analisa : Switch of criterion 3
- Jenis Analisa : Standar
Bobot sampel(gram)
Tap Density (gr/ml) =
vol sampel setelah ketukan selesai (ml)
50
pastikan metode yang digunakan adalah dengan
parameter berikut :
- Suhu : 90o C
- Waktu Analisa : Switch of criterion 3
- Jenis Analisa : Standar
Bobot sampel(gram)
Tap Density (gr/ml) =
vol sampel setelah ketukan selesai (ml)
51
Tumpuk mesh dari yang terbesar hingga yang paling
kecil, timbang 100 gram sampel pada mesh yang paling
atas
Pasang penutup dengan rapat dan tekan kedua handle
secara bersamaan agar terkunci
Pastikan pada layar alat amplitude dan waktu yang tertera
adalah 1,50 mm/g dan 10 menit
Operasikan alat sesuai dengan instruksi kerja
pengoperasian alat analytical sieve shaker
Setelah selesai, buka penutupnya dan timbang kembali
satu per satu mesh
Hitung persentasi partikel yang tertinggal disetiap test sive
dengan rumus :
52
Segera periksa dengan alat ph dan Brix sesuai dengan
instruksi kerja pengoperasian alat
Catat hasil yang didapat
53
Berat netto = Berat bruto – Berat sachet kosong
54
2) Encerkan dengan pelarut hingga diperoleh vol
akhir seperti dalam table diatas, homogenkan.
55
3) Pipet 1 ml filtrat dan masukkan ke labu ukur 50
ml, encerkan dengan pelarut hingga tanda batas,
homogenkan.
3.5.6.3. Lakukan tahap 3.5.5.6. hingga 3.5.5.5.8
Hasil Analisa
Parameter Analisa Spesifikasi
MS/TMS*
Bentuk Granula Halus MS
Warna Putih Kekuningan berbintik Kuning MS
Aroma(Larutan 3%) Asam dan 'peely' MS
*MS = Masuk Syarat ; TMS = Tidak Masuk Syarat
1.2. Hasil Analisa ph,Moisture Content, dan Tap Density
56
Bentuk Larutan MS
Warna Tidak Berwarna (Bening) MS
Aroma Tidak Berbau MS
Parameter Analisa Spesifikasi Hasil analisa
pH Larutan Pengikat 3,30 - 4,10 3,80
*MS= Masuk Syarat ; TMS= Tidak Masuk Syarat
3. Tahapan Proses Pembuatan Granula/Alkalis Adem Sari
3.1. Hasil Analisa Pemeriksaan Moisture Content setelah proses
drying
57
Ukuran
A C B
Test Hasil (%)
(gram) (gram) (gram)
Sieve
312,6
30 308,19 4,45 4,45
4
327,8
45 295,89 31,96 31,95
5
304,9
60 279,19 25,79 25,78
8
286,4
80 271,36 15,10 15,10
6
276,6
100 269,39 7,29 7,29
8
277,7
120 272,83 4,90 4,90
3
140 275,15 278,25 3,10 3,10
276,0
200 272,60 3,43 3,43
3
261,3
325 258,60 2,71 2,71
1
Pan 357,35 358,65 1,30 1,30
Total 100,03 100,00
Tertahan pada mesh 100 84,56%
Lolos dari mesh 100 15,44%
Catatan :
B= C –A
Hasil (%) =
(B/Berat total)*100%
58
4. Tahapan Proses Pencampuran Akhir
4.1. Hasil Analisa Pemeriksaan Organoleptik
Hasil
Parameter Analisa Spesifikasi Analisa
MS/TMS*
Bentuk Granula halus hingga agak kasar MS
Warna Putih Berbintik kuning MS
Aroma Asam dan 'peely' MS
Rasa Manis Asam MS
Gas Ada MS
Kelarutan dalam air Larut MS
*MS=Masuk Syarat ; TMS=Tidak Masuk Syarat
Titik pH Brix
Sampling Syarat : 5,40 - 5,80 Syarat : 2,5 - 3,7
1 5,80 3,1
2 5,74 3,1
3 5,65 3,1
4 5,74 3,1
5 5,62 3,1
6 5,66 3,1
7 5,65 3,1
8 5,60 3,1
9 5,62 3,1
10 5,76 3,1
Rata-rata 5,68 3,1
Nilai Min 5,60 3,1
Nilai Maks 5,80 3,1
59
5. Tahapan Produk Jadi
5.1. Hasil Analisa Organoleptik
Hasil
Parameter Analisa Spesifikasi Analisa
MS/TMS*
Bentuk Granula Halus hingga agak kasar MS
Warna Putih berbintik kuning MS
Aroma Asm dan 'peely' MS
Rasa Manis Asam MS
Gas Ada MS
Kelarutan dalam air Larut MS
*MS=Masuk Syarat ; TMS= Tidak Masuk Syarat
60
5.3. Hasil Analisa Kadar Vit C dan Keseragaman Kandungan
Penetapan Kadar Vit C
Larutan Induk (LI) : Vitamin C 0,25 mg/ml
Pembuatan LI : 25 mg dilarutkan dalam 100 ml
pelarut
Kurva Standar Vitamin C
Abs
0.4 Linear
(Abs)
0.2
0
0 0.01 0.01 0.02 0.02
Konsentrasi (mg/ml)
Linearitas :Y=Bx + A
Kode Konsentrasi
B (Slope) 55,4
Standar (mg/ml) Absorbansi
A (Intersep) -0,0037
A 0,005 0,272
r (Korelasi) 0,99997
B 0,010 0,553
R (Koefisien Korelasi) 0,99993
C 0,015 0,826
Presisi Vitamin C
Pengulan Absorb
gan ansi
1 0,553
2 0,553
3 0,554
4 0,553
5 0,554
6 0,554
Rata - 0,5535
61
rata
SD 0,0005
RSD (%) 0,10%
Hasil Pengujian Penetapan Kadar Vit C dan Keseragaman Kandungan
a) Kadar Vit C
No Berat Absorbans C2 C3
Sampe (gram i C1 (mg/200ml (mg/Sachet Vit.C Label Klaim Kadar
l ) (mg/ml) ) ) (mg/Sachet) (%)
1 7,0985 0,494 0,00898 89,83 89,83 99,81
2 7,0985 0,501 0,00911 91,10 91,10 90 101,22
3 7,0985 0,499 0,00907 90,73 90,73 100,82
Rata - rata 0,50 0,01 90,55 90,55 Rata - rata 100,62
SD 0,00 0,00 0,65 0,65 SD 0,72
RSD (%) 0,72% 0,72 0,72% 0,72% RSD (%) 0,72%
b) Keseragaman Kandungan
Berat
Berat Vit.C Label
Berat Sache C1 C2 C3
No Isi Simpanga Absorban Klaim Kada
Total t (gram/m (mg/200m (mg/Sache
Sampel (gram n (%) si (mg/Sache r (%)
(gram) (gram l) l) t)
) t)
)
0,901 7,027
1 7,9289 0,39 0,446 0,00812 81,17 81,17 90,19
9 0
0,918 7,176
2 8,0950 2,53 0,466 0,00848 84,78 84,78 94,20
1 9
0,923 7,141 102,4
3 8,0650 2,02 0,507 0,00922 92,18 92,18
9 1 2
0,920 7,185 103,0
4 8,1057 2,65 0,510 0,00927 92,72 92,72
4 3 2
0,912 7,171 102,4
5 8,0842 2,45 0,507 0,00922 92,18 92,18
7 5 2
90
0,948 7,107 100,6
6 8,0564 1,54 0,498 0,00906 90,55 90,55
8 6 2
0,929 7,121
7 8,0516 1,74 0,493 0,00897 89,65 89,65 99,61
7 9
0,921 7,149 101,0
8 8,0710 2,14 0,500 0,00909 90,91 90,91
3 7 2
0,937 7,139 101,2
9 8,0766 1,99 0,501 0,00911 91,10 91,10
6 0 2
0,924 7,033 102,2
10 7,9581 0,48 0,506 0,00920 92,00 92,00
4 7 2
Rata - 0,923 7,125
8,0492 0,0179 0,4934 0,00897 89,72 89,72 Rata - rata 99,69
rata 8 3
0,012 0,055
SD 0,0585 0,0079 0,0201 0,00038 3,7692 3,7692 SD 4,19
9 6
RSD 0,78 4,20
0,73% 1,40% 44,34% 4,23% 4,20% 4,20% 4,20% RSD (%)
(%) % %
K 2,4
62
T 100
AV 10,05
Catatan :
1) C1= Kadar Vitamin C yang terukur dalam satuan mg/ml = (absorban terbaca – intersep) /
slpoe
2) C2 = Kadar Vitamin sesungguhnya dalam satuan mg/200ml = C1 x FP x 200ml (Diket :
FP=50)
3) C3 = Kadar Vitamin C sesungguhnya dalam satuan mg/Sachet = C2
4) Kadar dalam satuan % adalah kadar vitamin C yang dihitung terhadap nilai label klaim
Vitamin C
5) Pembuatan Larutan sampel produk jadi : 1 Sachet Produk jadi dalam 200ml air
Kriteria Penerimaan :
1) Kadar vitamin C dalam produk jadi harus 90,0 – 150,0% terhadap label
klaim atau 81,0 – 135,0 mg/Sachet
2) Keseragaman kandungan Vitamin C produk jadi harus 75,0 – 125,0%
terhadap label klaim atau 67,5 – 112,5 mg/Sachet
3) AV (Acceptance Value) kurang dari 15%
63
B. Pembahasan
Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang
menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam
larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida
(CO2).Serbuk effervescent merupakan salah satu bentuk bahan
pangan kering. Suatu bahan pangan kering yang dapat diterima harus
mempunyai rasa, bau, dan kenampakan yang sebanding dengan
produk segar, dapat direkonstruksi dengan mudah dan mempunyai
stabilitas penyimpanan baik.Dasar formula tablet effervescent adalah
reaksi antara senyawa asam dengan karbonat atau bikarbonat
menghasilkan karbondioksida. Bila serbuk dimasukkan ke dalam air,
maka akan terjadi reaksi kimia secara spontan antara asam dan
natrium membentuk garam natrium, CO 2, serta air. Reaksi ini
memberikan efek sparkle atau rasa seperti pada rasa minuman soda
dan berjalan cukup cepat, umumnya selesai dalam waktu kurang dari
satu menit dan menghasilkan larutan yang jernih. Produk jenis ini
banyak digemari karena penggnaannya memerlukan segelas air dingin
dan tidak perlu mengaduknya agar cepat larut, serta menghasilkan
larutan yang jernih. Formula minuman serbuk biasanya disesuaikan
dengan rasa dalam bentuk cairnya. Minuman dalam bentuk serbuk ini
memiliki keunggulan yaitu kestabilan produk dan massanya lebih kecil
serta bisa memenuhi permintaan dalam skala besar.
Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang
menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas
yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida
sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda)
(Lieberman dkk., 1992). Komponen utama minuman effervescent ialah
asam dan senyawa karbonat. Asam yang sering digunakan dapat
diperoleh dari tiga macam sumber yaitu asam makanan, asam
anhidrat, dan garam asam. Asam makanan merupakan jenis asam
64
yang paling sering digunakan karena secara alami terdapat dalam
bahan pangan. Asam-asam yang sering digunakan antara lain asam
sitrat dan asam tartrat (Lieberman dkk., 1992).Basa (natrium
bikarbonat) mempunyai peranan penting dalam memformulasi suatu
sediaan effervescent karena natrium bikarbonat merupakan sumber
karbondioksida utama (sebesar 52% CO2) yang menentukan sistem
effervescent yang dihasilkan (Purwandari, 2007).Dalam serbuk
effervescent biasanya sering ditambahkan bahan pemanis dan
pewarna untuk memperbaiki penampilan dan rasa serbuk. Tetapi yang
paling penting untuk diperhitungkan adalah bahan tersebut harus
mudah larut dalam airagar tidak meninggalkan residu.
Pada analisa Vitamin C dan Keseragaman kandungan
menggunakan pelarut Asam Oksalat 0,2% penggunaan pelarut ini
bertujuan agar sampel yang dianalisa titak terjadinya penurunan atau
terjadinya peningkatan ph, karena selain menjadi pelarut, Asam
oksalat 0,2% digunakan sebagai buffer pada larutan sampelnya..
Presisi atau precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada
sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi
diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien
variasi). Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability
(keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan) (Riyanto, 2014).
Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali
oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu
yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan
terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari
batch yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi
yang normal. Sedangkan reproducibility adalah keseksamaan metode
jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan
dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan
peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis
dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik
dari batch yang sama. Reproducibility dapat juga dilakukan dalam
laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi,
dan analis yang berbeda (Riyanto, 2014).
65
sebagian yang lainnya berorientasi pada zat cair, bisa air, alkohol,
minyak atau pelarut jenis lainnya. Prinsip kerja dari alat moisture
analyzer berfokus pada pengukuran massa sample sebelum dan
sesudah di panaskan. Teknis pemanasan pada sample dilakukan
dengan beberapa cara, salah satu yang biasa dilakukan adalah
dengan memanaskannya dengan lampu Halogen.Proses pemanasan
sample dengan lampu halogen pada moisture analyzer akan
menyebabkan massa dari sample berkurang, proses ini akan berakhir
ketika massa sample tidak dapat lagi berkurang.Dalam hubungannya
dengan pengukuran tingkat kelembaban suatu zat, akan berhubungan
dengan istilah LOD((Loss Of Drying) atau metode Karl Fisher
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan Prakerin selama 6 bulan di PT.Sari Enesis Indah ini
penulis sudah menjalankan program uji mutu untuk minuman serbuk
effervicent dari awal proses pembuatan acid hingga produk jadi yang telah di
kemas dengan sebaik – baiknya.
Dari hasil analisa yang dilakukan dari proses awal pemeriksaan mutu
minuman serbuk effervicent hingga akhir yang terdiri dari beberapa proses.
Berikut hasil dari pengujian anlisa mutu meliputi :
1) Tahapan proses pembuatan acid
Dari data dan hasil yang didapatkan bahwa sampel acid yang
dianalisa sudah memenuhi standar pabrik yang sudah ditetapkan
seperti uji organoleptic, Ph, Moisture content, serta tap density
semua proses pengujian tersebut sudah terbukti masuk syarat dan
bisa dilanjutkan untuk proses selanjutnya.
Uji Organoleptik : Sesuai dengan spesifikasi (Masuk Syarat)
Uji ph : 2,063 (Masuk Syarat)
Uji moisture content : 0,576% (Masuk Syarat)
Uji tap density : 0,8547 gram/ml (Masuk syarat)
66
Sampel granula dianalisa dengan uji Moisture content,
organoleptic, tap density, dan partikel size
Uji moisture content : 0,26% (Masuk Syarat)
Uji organoleptic : Sesuai dngan Spesifikasi (Masuk Syarat)
Uji tap density : 0,6549 gram/ml (Masuk Syarat)
Uji partikel size : Sesuai dengan spesifikasi
B. Saran
67
DAFTAR KEPUSTAKAAN
68
Arny, N., Putri, A. N.,
Andina, L. (n.d.). Analisis
Kuantitatif Vitamin C Dalam
Injeksi Whitening
Menggunakan Metode
Spektrofotometri Uv-
Vis.
Badan Standarisasi Nasional. 1996. Syarat Mutu Serbuk Minuman
Tradisional Menurut Standar Nasional Indonesia 01-4320-1996
https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/
akses tanggal 23/09/2019 waktu 09:30 WIB
Winarno, F.G dan Surono. 2002. “GMP Cara Pengolahan Pangan yang Baik”.
M-Brio Pres. Bogor.
69
LAMPIRAN
A. Foto Perusahaan
Sumber (Anonimi,2019)
70
B. Stuktur Organisasi
71
72
C. Foto Laboratorium
73
D. Diagram Alir Proses industri
1. Proses Input – Output Produksi Adem Sari
74
2. Peta Proses Operasi Adem Sari
75
E. Foto Peralatan
Alat Ph Meter
76
Alat Brix Meter Atago PR-201α
77
Alat Partikel Size Retsch
78