Anda di halaman 1dari 5

TRAUMA THORAKS

Oleh Asep Suryadin


Akper Kabupaten Cianjur

Tujuan
Mampu mengenal dan melakukan pertolongan awal pada cedera toraks
Khusus
1. Cedera thoraks yang ditemukan pada pemeriksaan pertama kali:
a. Sumbatan jalan nafas
b. Tension pneumotoraks
c. Pneumotoraks terbuka
d. Fail Chest
e. Hemotoraks massif
f. Tamponade jantung
2. Cedera toraks lanjutan
a. Pneumotoraks sederhana/simple
b. Hemotoraks
c. Kontusio paru
d. Cedera pada diafragma
e. Cedera pada aorta
f. Cedera tumpul pada jantung
3. Indikasi, komplikasi dan tindakan
a. Dekompresi toraks dengan jarum
b. Pemasangan drain toraks
c. Perikardiosintesis

A. Pendahuluan
1. Insiden
a. Mortalitas cedera toraks : 10 %
b. 4 kematian →1 adalah oleh cedera toraks
c. Pasien meninggal di rumah sakit
d. Tindakan < 10% torakotomi
e. Mayoritas → pertolongan dan tindakan sederhana
2. Fatofisiologi
a. Hipoksia, hiperkarbia dan asidosis
b. Syok hipopolemik →hipoksia jaringan

Trauma Thoraks Page 1


c. Pneumotoraks, kontusio paru menyebabkan hipoksia jaringan
d. Asidosis metabolic terjadi oleh karena perfusi jaringan menurun
3. Pemeriksaan dan pengelolaan
a. Pemeriksaan awal
b. Resusitasi fungsi vital
c. Pemeriksaan lanjutan
d. Perawatan definitive

B. Pemeriksaan awal
1. Jalan nafas (air way) dikenal dan dikoreksi:
a. Sumbatan didaerah orofaring
b. Retraksi otot interkostal dan supraklavikular
c. Suara tambahan: gargeling, ngorok
2. Pernafasan (Breating)
a. Dada dan leher
b. Pemeriksaan: infeksi, palpasi,dan auskultasi
c. Gejala: hipoksia, perubahan frekuensi nafas
3. Sirkulasi
PEA: Pulselass Electric Activity ditemukan pada keadaan: tamponade jantung, tension
pneumotoraks.
Cedera toraks yang mempengaruhi sirkulasi dan harus ditemukan pada pemeriksaan awal:
a. Hemotoraks massif
Perdarahan intra pleura > 1500 cc → hipoksia berat
Terapi awal: infuse kristaloid, darah, drain toraks
Terapi definitive: torakotomi
b. Tamponade jantung
Trias beck: peningkatan tekanan vena leher, penurunan tekanan darah, dan suara
jantung yang menjauh
Tindakan : perikardiosintesis

C. Jenis trauma toraks yang mempengaruhi pernafasan


1. Tension pneumotoraks
a. Mekanisme ventil
b. Tekanan udara dalam toraks tinggi
c. Paru kolaps, mediastinum terdorong jantung →vena kava terdorong dan terjepit
d. Penyebab: cedera toraks, penggunaan ventilator, pemasangan kateter subklavikula
e. Diagnosis: berdasarkan klinis, bukan radiologis

Trauma Thoraks Page 2


f. Gejala: nyeri dada, sesak, distress nafas, takikardi, hipotensi, deviasi trakea,
hilangnya suara nafas
g. Tindakan: menusuk dada pada sela iga kedua, dengan jarum besar 12-14 F
2. Pneumotoraks terbuka
Tindakan awal: menutup defek dengan kasa steril yang diplester hanya pada 3 sisi saja.
Tindakan definitive adalah memasang drain dan menutup defek
3. Fail Chest
Patah tulang iga lebih dari dua pada level yang sama
Diperbesar dengan adanya cedera parencim paru/ kontusio paru
Tindakan awal: oksigenasi, analgetik
4. Hemotoraks massif
Tindakan awal dengan pemasangan drain toraks

D. Resusitasi fungsi vital


Penderita cedera toraks tajam dengan PEA, merupakan calon untuk torakotomi resusitasi
segera.
Torakotomi anteropateral, akses ke jantung:
1. Evakuasi darah di pericardium
2. Kontrol langsung dari sumber perdarahan
3. Pijat jantung terbuka
4. Bila perlu klem aorta

E. Pemeriksaan lanjutan
Dilakukan: foto toraks, analisa gad darah, monitoring pulse oksimeter, EKG
Fraktur iga multiple atau iga pertama dan keduamenyebabkan trauma berat untuk jaringan
lunak dibawahnya.
Beberapa cedera toraks yang dapat mematikan:
1. Pneumotoraks sederhana
2. Hemotoraks
3. Kontusio paru
4. Cedera tumpul jantung
5. Cedera aorta
6. Cedera diafragma
7. Cedera saluran nafas

F. Akibat lain cedera toraks

Trauma Thoraks Page 3


1. Emfisema kutis
Bila penyebabnya oleh karena kebocoran parenkim paru→insersi CTT
2. Traumatic asfiksia
Kompresi mendadak pada vena kava superior
3. Patah tulang iga, sternum dan scapula
a. Fraktur iga 1 sampai 3: scapula atau sternum→cedera yang luas
b. Fraktur iga 10: curiga cedera pada hepatosplenik
c. Diagnosis: nyeri tekan, krepitasi
d. Tindakan : yang penting menghilangkan rasa sakit
4. Trauma tumpul esophagus
a. Jarang tapi dapat mematikan
b. Oleh gaya kompresi pada gaster
c. Robekan memanjang pada esophagus
d. Terjadi mediastinitis berlanjut ke pleura→terjadi empiema
Trauma esophagus dicurigai pada:
a. Adanya pneumotoraks / hemotoraks kiri tanpa ada fraktur iga
b. Trauma langsung di efigastrium
c. Didapatkan sisa makanan pada drain toraks
Tindakan :
a. Drainase rongga pleura
b. Penjahitan langsung esophagus

G. Permasalahan
1. Pneumotoraks sederhana tidak boleh dibiarkan Karena bisa terjadi tension pneumotoraks
2. Hematoraks sederhana, tidak dievakuasi darah membeku, terjadi infeksi akan menjadi
empiema
3. Cedera diafragma terlewat menyebabkan gangguan ventilasi. Isi peritoneum
terperangkap/ strangulasi
4. Evaluasi terlambat pelebaran mediastinum menyebabkan hematom kemudian pecah
5. Fraktur iga: control dengan anti nyeri
6. Kontusio paru: monitoring tetap terhadap ventilas, oksigenasi dan cairan

H. Kesimpulan
1. Cedera toraks terdapat pada multiple trauma sehingga mengancam jiwa
2. Tindakan: intubasi, ventilasi, drain toraks, atau perikardiosintesis
3. Kemampuan mengenal dan menangani cedera toraks→keselamatan nyawa penderita

Trauma Thoraks Page 4


Trauma Thoraks Page 5

Anda mungkin juga menyukai